Anda di halaman 1dari 8

PENGARUH KETERLAMBATAN MATERIAL TERHADAP

RISIKO PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG PARKIR

Arief Subakti Ariyanto 1), Krissabel Anggriawan Putri Kamila 1), Supriyadi 1), Marchus Budi
Utomo1), Wildana Latif Mahmudi 1)
1)
Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Semarang
Jl. Prof. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275
Email: arief.subakti.ariyanto@polines.ac.id

ABSTRAK

Supplier tidak dapat dipisahkan dari dunia konstruksi. Kedatangan material dapat mempengaruhi
risiko keterlambatan dalam proyek konstruksi. Penelitian ini bertujuan guna mengetahui risiko
yang ditimbulkan jika material tidak datang sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan
terhadap proyek konstruksi dan cara yang efektif untuk mengatasinya. Penelitian ini dilakukan
dengan cara mengobservasi proyek konstruksi yang mengalami gangguan karena keterlambatan
pengiriman material. Hasil penelitian menunjukan bahwa keterlambatan pengiriman dapat
meningkatkan risiko terhadap keterlambatan dari sebuah proyek konstruksi. Untuk dapat
mencegah keterlambatan sebuah proyek konstruksi, cara yang paling efektif adalah dengan
mempercepat dan mengusahakan pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana.

Kata kunci: Keterlambatan material, supplier, konstruksi, mempercepat .

PENDAHULUAN proyek menjadi mundur atau


terlambat.
Latar Belakang
Di samping itu pada tahap
Keterlambatan proyek
pelaksanaan proyek masih terdapat
konstruksi dapat terjadi karena salah
adanya hambatan dalam hubungan
dalam melakukan estimasi waktu yang
koordinasi baik yang melibatkan pihak
dibutuhkan untuk menyelesaikan
internal dan eksternal proyek,
pekerjaan proyek dalam tahap
keterlibatan tersebut membentuk
perencanaan, atau kemungkinan lain
sebuah jaringan supply chain
seperti manajemen yang tidak tepat,
konstruksi. Seperti pada proses
masalah bahan material, tenaga kerja,
pengadaan material masih adanya
peralatan, keuangan, serta lingkungan
ketidakpastian dalam kinerja supply
yang tidak mendukung. Keterlambatan
chain konstruksi yang dapat
proyek bagi pihak kontraktor akan
menimbulkan risiko keterlambatan
mengalami kerugian waktu dan biaya,
pada proyek. Untuk pada tahap supply
karena keuntungan yang diharapkan
salah satu masalah muncul dari
oleh Kontraktor akan berkurang, atau
supplier seperti pelanggaran waktu
bahkan tidak mendapatkan keuntungan
pengiriman yang telah disepakati,
yang diharapkan oleh Kontraktor. Bagi
kuantitas atau kualitas, salah
pihak pengguna jasa, keterlambatan
dokumentasi pengiriman, kemasan
penyelesaian pekerjaan proyek akan
tidak benar dan kerusakan pada
menyebabkan kerugian terhadap
waktu operasi hasil proyek, sehingga kemasan atau pengiriman produk.
penggunaan hasil pembangunan Pengamatan ini dilaksanakan
pada Proyek Pembangunan Gedung

Bangun Rekaprima Vol.05/2/Oktober/2019 51


Parkir BK Semarang Tahap II, dimulai dengan hasil akhir adalah sebuah
dari tanggal 26 Juni 2018 sampai bangunan.
dengan tanggal 28 Agustus 2018.
Supply Chain Konstruksi
TINJAUAN PUSTAKA Menurut Mudita (2015), supply
Proyek Konstruksi Gedung chain konstruksi adalah suatu istilah
yang digunakan untuk menjelaskan
Menurut Husen (2011), proyek
hubungan dari organisasi-organisasi
konstruksi memiliki kegiatan
atau perusahaan-perusahaan dalam
utamanya adalah studi kelayakan,
kaitannya terhadap perubahan suatu
design engineering, pengadaan dan
material dasar, barang atau jasa
konstruksi dengan hasilnya berupa
menjadi sebuah barang jadi berupa
gedung, jembatan, gedung, pelabuhan,
bangunan konstruksi seperti gedung,
jalan raya yang menyerap kebutuhan
jalan, jembatan, dan lainnya bagi
sumber daya yang besar serta dapat
pelanggan. Dalam pengadaan secara
dimanfaatkan oleh orang banyak.
tradisional pun supply chain telah ada
Menurut Ervianto (2008) proyek namun belum matangnya manajemen
konstruksi dapat di bedakan menjadi yang baik dalam hubungan koordinasi
dua jenis kelompok bangunan yaitu: 1) yang terjalin secara internal maupun
Bangunan gedung dengan ciri-ciri eksternal di sepanjang supply chain.
antara lain proyek konstruksi
menghasilkan tempat orang bekerja
atau tinggal, pekerjaan di laksanakan
pada lokasi yang relatif sempit,
manajemen di butuhkan, terutama
untuk progressing pekerjaan. 2)
Bangunan sipil dengan cirri-ciri antara
lain proyek konstruksi di laksanakan Gambar 1. Struktur supply chain
untuk mengendalikan alam agar konstruksi (Dewiyustia, 2007)
berguna bagi kepentingan manusia, Berdasarkan gambar struktur
pekerjaan dilaksanakan pada lokasi supply chain bahwa sub kontraktor
yang luas atau panjang, dan dan pemasok dalam prakteknya di
maanajemen. lapangan mengikuti semua aturan
Kompleksitas proyek tergantung yang telah ditentukan oleh kontraktor
dari jumlah macam kegiatan di dalam dikarenakan kontraktor memiliki
proyek, macam dan jumlah hubungan tanggung jawab terbesar untuk
antar kelompok (organisasi) di dalam keberhasilan suatu proyek. Sehingga
proyek itu sendiri, macam dan jumlah kontraktor menjadi mata rantai untuk
hubungan antar kegiatan (organisasi) mengkoordinasikan pelaku yang
di dalam proyek dengan pihak luar. terlibat dalam kegiatan supply chain
konstruksi
Dikarenakan tingginya tingkat
kompleksitas untuk proyek gedung FRAMEWORK IDENTIFIKASI
terlihat dari proses kegiatan dalam RISIKO
pelaksanaan proyek gedung yang
membutuhkan sumber daya yang Langkah untuk memulai
kompleks dan harus dikelola dengan identifikasi risiko dalam penelitian
benar membentuk suatu kegiatan risiko yang timbul dari suatu proses
atau kegiatan dari suatu

Bangun Rekaprima Vol.05/2/Oktober/2019 52


ketidakpastian. Untuk itu, sebaiknya Keterlambatan Proyek
perlu diketahui terlebih dahulu Keterlambatan proyek
perbedaan antara ketidakpastian dan konstruksi berarti bertambahnya waktu
risiko. Menurut (Bramantyo, 2008) pelaksanaan penyelesaian proyek yang
dalam skripsi (Ismail, 2013), telah direncanakan dan tercantum
Ketidakpastian diartikan dengan dalam dokumen kontrak. Penyelesaian
keadaan dimana ada beberapa pekerjaan tidak tepat waktu adalah
kemungkinan kejadian yang akan merupakan kekurangan dari tingkat.
menyebabkan hasil yang berbeda,
tetapi tingkat kemungkinan atau produktifitas dan sudah barang
probabilitas kejadiannya tidak tentu kesemuanya ini akan
diketahui secara kuantitatif, sedangkan mengakibatkan pemborosan dalam
risiko adalah proses karena adanya pembiayaan, baik berupa pembiayaan
ketidakpastian (uncertainty) yang langsung mapun tidak langsung. Peran
timbul karena tingkat aktif manajemen merupakan salah satu
ketidakpastiannya terukur secara kunci utama keberhasilan pengelolaan
kuantitatif, apabila kita dapat proyek. Pengkajian jadwal proyek
memperoleh informasi. Berikut ini diperlukan untuk menentukan langkah
adalah gambar framework identifikasi perubahan mendasar agar
risiko, yaitu: keterlambatan penyelesaian proyek
dapat dihindari atau dikurangi.
Menurut Levis dan Atherley,
1996 (dalam Suyatno, 2010), jika
suatu pekerjaan sudah ditargetkan
harus selesai pada waktu yang telah
Gambar 2. Framework dalam ditetapkan namun karena suatu alasan
identifikasi risiko supply chain tertentu tidak dapat dipenuhi maka
material (adopsi dari Gosling dkk, dapat dikatakan pekerjaan itu
2013) menglami keterlambatan. Hal ini akan
berdampak pada perencanaan semula
Menurut Ervianto (2004) serta pada masalah keuangan.
terdapat hubungan antara pihak-pihak Keterlambatan yang terjadi dalam
yang terlibat dalam suatu proyek, yang suatu proyek konstruksi akan
pada umumnya dibedakan atas memperpanjang durasi proyek atau
hubungan fungsional, yaitu pola meningkatnya biaya maupun
hubungan yang berkaitan dengan keduanya. Adapun dampak
fungsi dari pihak-pihak tersebut dan keterlambatan pada klien atau
juga hubungan kerja formal, yaitu pola pengguna jasa adalah hilangnya
hubungan yang berkaitan dengan kesempatan untuk menempatkan
kerjasama antara pihak-pihak yang sumber dayanya ke proyek lain,
terlibat dalam proyek konstruksi yang meningkatkan biaya langsung yang
dikukuhkan dengan suatu dokumen dikeluarkan yang berarti bahwa
kontrak. Secara fungsional terdapat 3 bertambahnya pengeluaran untuk gaji
pihak yang sangat berperan dalam karyawan, sewa peralatan dan lain
suatu proyek konstruksi, yaitu pihak sebagainya serta mengurangi
pemilik proyek, pihak konsultan dan keuntungan.
pihak kontraktor.

Bangun Rekaprima Vol.05/2/Oktober/2019 53


Faktor Penyebab Keterlambatan proyek dan daerah sekitar proyek,
Pekerjaan Proyek sehingga perencana mengetahui
keadaan lokasi untuk selanjutnya
Keterlambatan proyek dapat
menjadi bahan pertimbangan dalam
dilihat dalam dua hal yaitu aspek yang
merencanakan bahan material yang
terpengaruh dan faktor yang
akan digunakan pada proyek. Dengan
mempengaruhi atau yang menjadi
mengadakan survey di lokasi, maka
penyebab.
perencana dapat mengetahui
Adapun faktor yang terpengaruh kebijakan-kebijakan yang dapat
yang menyebabkan proyek terlambat menghindari keterlambatan proyek
adalah: 1) Keterlambatan terkait akibat bahan, sehingga masalah
material. 2) Keterlambatan terkait keterlambatan pengiriman bahan,
tenaga kerja. 3) Keterlambatan terkait ketidaktepatan waktu pemesanan,
peralatan. 4) Perencanaan yang tidak kekurangan bahan, kerusakan bahan
sesuai. 5) Lemahnya kontrol waktu ditempat penyimpanan, perubahan
proyek 6) Keterlambatan Sub- material, kelangkaan karena
kontraktor. 7) Koordinasi yang lemah. kekhususan, dan keterlambatan
8) Pengawasan yang tidak memadai. pabrikasi dapat di hindari sedikit
9) Metode pelaksanaan yang tidak mungkin.
sesuai. 10) Kurangnya personil secara
Keterlambatan penyediaan
teknikal. 11) Komunikasi yang
alat/material akibat kelalaian
lemah.
kontraktor. Salah satu faktor yang
HASIL DAN PEMBAHASAN mendukung dalam pelaksanaan proyek
secara langsung adalah tersediannya
Keterlambatan Penyediaan Alat / peralatan dan material yang akan
Material digunakan. Keterlambatan penyedian
alat dan material diproyek dapat
Pembelian dan pengadaan bahan dikarenakan keterlambatan pengiriman
merupakan salah satu unsur dari supplier, kesulitan untuk
sistem perencanaan dan pengendalian mendapatkannya, dan kekurangan
yang saling berhubungan pada suatu material itu sendiri. Penyediaaan alat
proyek, yang harus selalu sesuai antara dan material yang tidak sesuai dengan
yang satu dengan yang lainnya. kebutuhan dan waktu yang
Keterlambatan proyek akibat bahan direncanakan, akan membuat
yang terjadi pada proyek adalah akibat produktivitas pekerja menurun karena
dari kesalahan dalam perencanaan dan banyaknya jam nganggur sehingga
penjadwalan pengadaan bahan menghambat laju pekerjaan.
konstruksi. Pengadaan bahan
konstruksi mencakup kegiatan Dari observasi yang dilakukan,
perencanaan jumlah dan jenis bahan faktor penyebab keterlambatan
yang digunakan. Pembelian, pekerjaan proyek pembangunan
pengangkutan, dan pengiriman, gedung parkir Balai Kota Semarang
penentuan rute untuk pengangkutan tahap II, yaitu: 1) Pengadaan tiang
dan pengiriman, mengatur persediaan pancang tidak sesuai dengan jadwal
bahan serta penyimpanan bahan yang telah direncanakan. 2) Adanya
konstruksi yang tepat. Sebelum perubahan design gambar pada bagian
melaksanakan proyek disarankan pekerjaan pondasi.
untuk mengadakan survey di lokasi

Bangun Rekaprima Vol.05/2/Oktober/2019 54


Analisa Faktor Penyebab bergantian dengan jumlah yang
Keterlambatan berbeda tiap supplier.
Dari beberapa faktor penyebab Setelah dua supplier selesai
keterlambatan proyek di atas, dapat mengirimkan seluruh tiang pancang
dikatakan bahwa ketelambatan terjadi yang dipesan sesuai dengan surat
pada pekerjaan tanah. Berikut analisis kontrak pembelian, tersisa satu
dari beberapa faktor tersebut: supplier guna memenuhi kebutuhan
tiang pancang. Pihak Supplier yang
Pengadaan Tiang Pancang Tidak
tersisa ini menyebabkan terjadinya
Sesuai Dengan Jadwal Yang Telah
keterlambatan dalam pengadaan tiang
Direncanakan
pancang, karena supplier ini tidak
Prosedur pengadaan kebutuhan mengirimkan tiang pancang sesuai
tiang pancang pada Proyek jadwal dan jumlah yang telah
Pembangunan Gedung Parkir Balai disepakati di awal kontrak. Masalah
Kota Semarang tahap II ini dimulai ini terjadi karena, terjadi pembludakan
dari pihak kontraktor yang telah pesanan beton pracetak di supplier
memenangkan tender mencari tersebut, akibatnya proyek ini harus
beberapa calon supplier guna menunggu supply tiang pancang cukup
memberikan supply material tiang lama.
pancang. Agar suatu harga yang
Keterlambatan dalam
bersaing, pihak kontraktor
pengiriman material ini akan
mengadakan lelang dengan beberapa
menganggu jadwal pemancangan tiang
calon supplier. Setelah itu diadakan
pancang yang telah disusun oleh
persentasi dari beberapa calon supplier
kontraktor sebelumnya. Dikarenakan
mengenai penawaran yang diajukan
pekerjaan pemancangan tiang pancang
dihadapan pengguna jasa, kontraktor,
ini termasuk ke dalam lintasan kritis,
dan MK dari Proyek Pembangunan
sehingga mengakibatkan proyek tidak
Gedung Parkir Balai Kota Semarang
ada pekerjaan (kosong) selama
tahap II.
beberapa hari.
Kontraktor dan pihak supplier
yang terpilih dalam lelang membuat Adanya Perubahan Design Gambar
surat kontrak pembelian. Terdapat tiga Pada Pekerjaan Pondasi
supplier dalam penyediaan tiang Perubahan design gambar terjadi
pancang pada proyek pembangunan karena terdapat penambahan jumlah
gedung parkir Balai Kota Semarang titik tiang pancang sehingga
tahap II. Adanya tiga supplier dalam menyebabkan perubahan dimensi pada
pengadaan tiang pancang ini pile cap. Tiang pancang pada design
dimaksudkan agar pengadaan tiang awal sebanyak 248 titik. Perubahan
pancang dapat selesai lebih cepat. terjadi setelah dilakukan PDA Test,
Pada surat kontrak tersebut, terdapat dimana daya dukung tanah setelah
perjanjian di awal pemesanan dilakukan pemancangan belum
mengenai jadwal pengiriman tiang memenuhi persyaratan daya dukung
pancang ke lokasi proyek. Kontraktor
tanah yang terdapat pada dokumen
telah menjadwalkan pengiriman tiang kontrak. Melalui rapat, maka pihak
pancang dari ketiga pihak Supplier pengguna jasa, kontraktor, dan MK
setiap hari untuk mengirimkan tiang memutuskan untuk melakukan
pancang. Pengiriman dilakukan secara penambahan titik tiang pancang

Bangun Rekaprima Vol.05/2/Oktober/2019 55


dibeberapa area yang memiliki daya memenuhi daya dukung tanah yang
dukung tanah rendah. disyaratkan. Hal ini dapat terjadi
karena data tanah yang didapatkan
Perubahan design gambar
sebelumnya guna merencanakan
seperti ini akan memperpanjang waktu
pondasi tiang pancang kurang akurat,
pelaksanaan pekerjaan tanah. Karena
sehingga pada tahap pelaksanaan,
kontraktor harus kembali membuat
pondasi yang direncanakan tidak dapat
pemesanan beberapa tiang pancang
memenuhi daya dukung yang telah
tambahan. Tidak ada pekerjaan di
disyaratkan. Karena ketidakakuratan
lapangan selama beberapa hari,
data tanah yang ada inilah penyebab
dikarenakan proyek menunggu supply
dari mundurnya jadwal pekerjaan
material tiang pancang tambahan
pondasi.
tersebut. Setelah pemancangan
tambahan selesai dilakukan pun, pihak
Solusi Guna Mengatasi Penyebab
kontraktor masih harus melakukan
Keterlambatan Proyek
beberapa tes pada tiang pancang
apakah sudah memenuhi daya dukung Pengadaan Tiang Pancang Tidak
tanah yang telah disyaratkan. Untuk Sesuai Dengan Jadwal Yang Telah
melakukan tes pun perlu menunggu Direncanakan
beberapa hari dulu setelah Keterlambatan ini disebabkan
pemancangan dilakukan. Kegiatan ini karena pihak supplier kurang bisa
yang membuat pelaksanaan pekerjaan mengatur pesanan beton pracetak yang
tanah menjadi lama, dikarenakan masuk dan akhirnya beberapa
pekerjaan ini termasuk dalam lintasan customer harus menelan kekecewaan
kritis sehingga pekerjaan utama dikarenakan perjanjian di awal
lainnya tidak bisa berjalan apabila pemesanan tidak dapat berjalan
pekerjaan ini belum selesai. sebagaimana mestinya. Mencari
Perubahan jumlah tiang pancang supplier lain guna memenuhi
yang digunakan juga akan kebutuhan tiang pancang pada proyek
mempengaruhi dimensi pile cap yang akan memakan waktu lebih lama,
akan digunakan. Dimensi pile cap dikarenakan harus adanya proses
akan menjadi lebih besar daripada persentasi dan lelang lagi bersama
perencanaan awal. Perubahan dimensi pihak pengguna jasa, kontraktor, dan
pile cap akan memperpanjang durasi MK. Jadi solusi atas permasalahan
pekerjaan pondasi karena bobot pertama adalah menghubungi pihak
pekerjaan pile cap akan berubah supplier tiang pancang dan melakukan
sehingga durasi pekerjaan akan negosiasi atas pengadaan tiang
menjadi lebih panjang daripada pancang yang telah dipesan agar
perencanaan di awal. Pekerjaan pile pengiriman bisa dipercepat.
cap juga termasuk ke dalam lintasan Permasalahan ini tentu saja akan
kritis sehingga akan mengakibatkan menyebabkan pekerjaan pemancangan
pekerjaan yang lain tertunda karena tiang pancang terlambat dari rencana
pekerjaan yang lain tidak dapat awal. Terlebih lagi pekerjaan ini
dilakukan apabila pekerjaan pile cap masuk ke dalam lintasan kritis. Jadi,
belum selesai dilaksanakan. penanggulangan yang tepat agar
Adanya perubahan design keterlambatan pekerjaan ini tidak
gambar terjadi karena gambar dari mempengaruhi keterlambatan proyek
pihak perencana tidak dapat adalah dengan mempercepat pekerjaan

Bangun Rekaprima Vol.05/2/Oktober/2019 56


struktur atas. Percepatan dapat Percepatan dapat dilakukan dengan
dilakukan dengan cara menyediakan cara menyediakan bekisting balok dan
bekisting balok dan plat lantai lebih plat lantai lebih banyak dari yang telah
banyak dari yang telah direncanakan. direncanakan. Bila rencana awal
Bila rencana awal bekisting hanya bekisting hanya disediakan untuk 2
disediakan untuk 2 lantai saja. Maka lantai saja. Maka dikarenakan harus
dikarenakan harus mengejar mengejar ketelambatan, pihak
ketelambatan, pihak kontraktor kontraktor menyediakan bekisting
menyediakan bekisting balok dan plat balok dan plat lantai untuk 4 lantai.
lantai untuk 4 lantai. Penyediaan Penyediaan bekisting lebih ini akan
bekisting lebih ini akan sangat sangat berpengaruh, dikarenakan pihak
berpengaruh, dikarenakan pihak kontraktor tidak perlu menunggu
kontraktor tidak perlu menunggu beton pada lantai sebelumnya kering
beton pada lantai sebelumnya kering terlebih dahulu. Jadi pekerjaan struktur
terlebih dahulu. Jadi pekerjaan struktur atas akan cepat selesai dibandingkan
atas akan cepat selesai dibandingkan dengan rencana awal.
dengan rencana awal.
PENUTUP
Adanya Perubahan Design Gambar Simpulan
Pada Bagian Pekerjaan Pondasi
Berdasarkan hasil pembahasan
Terjadinya perubahan design dapat disimpulkan:
gambar terjadi dikarenakan
ketidakakuratan data tanah yang 1. Keterlambatan proyek dapat
digunakan oleh pihak perencana untuk berasal dari beberapa faktor.
merancang pondasi pada proyek Faktor yang mempengaruhi
sehingga rancangan pondasi yang telah keterlambatan pekerjaan pada
dirancang tersebut tidak memasuki proyek ini yaitu kelalaian dari
persyaratan yang ada. Solusi atas pihak supplier. Kelalaian dari
permasalahan ini adalah dari pihak pihak suppllier dan pihak
pengguna jasa, perencana, kontraktor, perencana ini dapat
dan MK merapatkan mengenai mengakibatkan durasi pekerjaan
masalah design pondasi ini. Hasil dari bertambah panjang dan beberapa
rapat tersebut didapatkan bahwa hari proyek tidak ada pekerjaan
terjadi penambahan jumlah titik tiang dikarenakan pekerjaan pondasi
pancang, sehingga ukuran pile cap merupakan pekerjaan yang
pondasi harus berubah dimensinya. berada pada lintasan kritis.
Sama halnya dengan 2. Apabila satu pekerjaan telah
permasalahan pertama, pada mengalami keterlambatan, untuk
permasalahan kedua ini akan dapat mengejar keterlambatan
menyebabkan pekerjaan pondasi agar proyek tidak mengalami
terlambat dari rencana awal. Terlebih keterlambatan secara
lagi pekerjaan ini masuk ke dalam keseluruhan adalah dengan
lintasan kritis. Jadi, penanggulangan mempercepat pekerjaan struktur
yang tepat agar keterlambatan atas. Salah satu caranya adalah
pekerjaan ini tidak mempengaruhi dengan menyediakan bekisting
keterlambatan proyek adalah dengan untuk lantai yang lebih, sehingga
mempercepat pekerjaan struktur atas. pekerjaan struktur atas dapat
selesai lebih cepat.

Bangun Rekaprima Vol.05/2/Oktober/2019 57


3. Melakukan percepatan pada Husen Abrar. 2011, Manajemen
pelaksanaan pekerjaan struktur Proyek. Yogyakarta: ANDI.
atas tentu saja kontraktor harus
mengeluarkan budget yang lebih Levis dan Atherley. 1996. Delay
banyak daripada rencana awal. Construction. Langford

Saran Mudita, Kumarayasa, P. 2015.


Analisis Faktor-Faktor yang
Adapun saran yang yang dapat Mempengaruhi Waktu Tunggu
diberikan, antara lain: Pengadaan Material Konstruksi
1. Kontrak dengan pihak supplier Pada Proyek Gedung di
lebih detail dan rinci, serta Kabupaten Badung. p.11-16,
membahas penalty yang akan Tesis pada Undayana Bali:
didapatkan apabila ada pihak tidak diterbitkan, Bali.
yang dapat memenuhi perjanjian
yang tertera pada kontrak.
2. Data tanah yang digunakan
harus akurat. Pengujian tanah
guna mendapatkan berbagai
macam data tanah harus akurat
dan setidaknya mewakili tanah
yang sekiranya memiliki
karakteristik berbeda atau
dengan kata lain perencana
harus memperbanyak titik
pengujian agar data tanah yang
didapatkan bisa lebih akurat.
3. Kontrakror harus
mempersiapkan berbagai metode
pelaksanaan cadangan, apabila
pelaksanaan tidak berjalan
sesuai dengan rencana awal.

DAFTAR PUSTAKA
Bramantyo Djohanputro. 2008.
Manajemen Resiko Korporat.
Jakarta.

Dewiyustia. 2007. Proses Jaminan


Mutu Dalam Rantai Pasok
Pada Industri Konstruksi. Tesis
pada Institut Teknologi
Bandung: tidak diterbitkan,
Bandung.

Ervianto, Wulfram I. 2004. Teori–


Aplikasi Manajemen Proyek
Konstruksi. Yogyakarta.

Bangun Rekaprima Vol.05/2/Oktober/2019 58

Anda mungkin juga menyukai