Anda di halaman 1dari 6

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Perancangan


Menurut Daryanto (1997:544), sekolah adalah bangunan atau lembaga untuk belajar
serta tempat menerima dan memberi pelajaran. Terdapat beberapa jenis sekolah
berdasarkan jenjang atau sistem pendidikan yang diterapkan di Indonesia. Salah satuya
adalah SMAK PENABUR Gading Serpong, yang merupakan sekolah swasta jenjang SMA
(Sekolah Menengah Keatas) dan berada di bawah yayasan BPK PENABUR Jakarta.
SMAK PENABUR Gading Serpong atau SMAK GS berokasi di Jalan Kelapa
Gading Barat Raya, Gading Serpong, Kabupaten Tangerang, Banten. SMAK GS adalah
kelanjutan dari SMAK 6 PENABUR yang didirikan pada tahun 1999 dan berada di wilayah
Modern Land, Tangerang. Pada tahun ajaran 2002/2003 proses kegiatan belajar mengajar
berpindah di komplek BPK PENABUR Serpong. Sedangkan bangunan SMA berlantai
enam baru diresmikan pada tahun 2007.
Seiring dengan peningkatan jumlah siswa dan tenaga pengajar dari setiap tahun
ajaran menyebabkan kebutuhan akan sarana fasilitas seperti ruang kelas meningkat. pada
tahun 2019, SMAK GS meresmikan bangunan SMA yang baru dan juga melakukan proses
pembangunan ruang kelas baru pada gedung yang lama. Peningkatan jumlah ruang kelas
baru, membutuhkan desain yang menyesuikan dengan citra sekolah.
Beberapa fasilitas sekolah lainnya juga memerlukan perancangan ulang,
dikarenakan jumlah pengguna yang terus meningkat. Perancangan ulang ruangan yang
bersifat efektif, fungsional dan tetap mempertahankan citra sekolah.

1.2.Identifikasi Masalah Perancangan


1) Pembangunan ruang kelas baru membutuhkan desain ruang kelas yang
menyesuaikan dengan citra sekolah.
2) Beberapa ruang fasilitas sekolah memerlukan perancangan ulang.

1.3.Batasan Masalah Perancangan


Batasan perancangan yang sudah ditentukan oleh dosen adalah:
1) Merupakan fasilitas publik yang dapat berupa; hunian, perkantoran, akomodasi,
lembaga pendidikan, tempat ibadah, tempat rekreasi, sarana kesehatan, dan
sarana transportasi.
2) Memiliki jumlah pengguna sebanyak 500 hingga 1000 orang.
3) Memiliki besaran ruang sebesar 1200 – 2000 m2.
4) Memiliki sistem organisasi yang kompleks.

1.4.Tujuan Perancangan
Perancangan ini bertujuan untuk menciptakan rancangan baru yang efektif,
fungsional serta memiliki nilai estetik pada ruang publik yang terpilih. Selain itu,
perancangan ini juga bertujuan sebagai salah satu tugas dalam kelas perancangan Desain
Interior V.

1.5.Metode Perancangan
Perancangan ini menggunakan metode observasi dan studi literatur. Metode
observasi dilakukan melalui survei lapangan untuk mendapatkan informasi mengenai
kondisi lokasi survei. Studi literatur dilakukan untuk mengumpulkan semua informasi yang
berkaitan dengan perancangan ruang publik yang terkait.

(DAFTAR LITERATUR)
BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Perancangan


Menurut The American Hotel and Motel Association (AHMA) sebagaimana dikutip
oleh Steadmon dan Kasavana, hotel dapat didefinisikan sebagai sebuah bangunan yang
dikelola secara komersial dengan memberikan fasilitas penginapan untuk umum dengan
fasilitas pelayanan makan dan minum, pelayanan kamar, pelayanan barang bawaan,
pencucian pakaian dan dapat menggunakan fasilitas atau perabotan dan dapat menikmati
hiasan-hiasan yang ada di dalamnya. Terdapat berbagai jenis hotel berdasarkan kategori
tertentu, Horison Grand Serpong adalah salah satu hotel yang berada di Tangerang.
Horison Grand Serpong merupakan hotel berbintang empat yang berlokasi di Jalan
M.H. Thamrin KM. 2,7, Kebon Nanas, Cikokol, Serpong, Pusat Kota Tangerang,
Tangerang, Banten. Hotel ini sudah melalui beberapa pengelola properti, sebelum sekarang
dikelola oleh Metropolitan Golden Management dengan nama Horison Grand Serpong.
Bangunan hotel bergabung dengan bangunan apartemen yang tertulis dibangun pada tahun
2014 dan mengalami renovasi pada tahun 2015.
Horison merupakan salah satu brand hotel tekemuka yang sudah memiliki citra
tersendiri, namun interior bangunan Horison Grand Serpong kurang menunjukan citra yang
sesuai dengan identitas pengelola hotel. Perancangan ulang diperlukan untuk memberikan
citra baru yang dapat merepresentasikan identitas hotel.

1.2.Identifikasi Masalah Perancangan


1) Rancangan interior hotel kurang menunjukan citra pengelola hotel.
2) Rancangan interior hotel memberikan kesan lampau, sehingga dibutuhkan
pembaharuan desain yang lebih kekinian dan menarik.

1.3.Batasan Masalah Perancangan


Batasan perancangan yang sudah ditentukan oleh dosen adalah:
1) Merupakan fasilitas publik yang dapat berupa; hunian, perkantoran, akomodasi,
lembaga pendidikan, tempat ibadah, tempat rekreasi, sarana kesehatan, dan
sarana transportasi.
2) Memiliki jumlah pengguna sebanyak 500 hingga 1000 orang.
3) Memiliki besaran ruang sebesar 1200 – 2000 m2.
4) Memiliki sistem organisasi yang kompleks.
1.4.Tujuan Perancangan
Perancangan ini bertujuan untuk menciptakan rancangan baru yang efektif,
fungsional serta memiliki nilai estetik pada ruang publik yang terpilih. Selain itu,
perancangan ini juga bertujuan sebagai salah satu tugas dalam kelas perancangan Desain
Interior V.

1.5.Metode Perancangan
Perancangan ini menggunakan metode observasi dan studi literatur. Metode
observasi dilakukan melalui survei lapangan untuk mendapatkan informasi mengenai
kondisi lokasi survei. Studi literatur dilakukan untuk mengumpulkan semua informasi yang
berkaitan dengan perancangan ruang publik yang terkait.

(DAFTAR LITERATUR)
BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Perancangan


Menurut Ensiklopedia Nasional Indonesi, museum adalah institusi permanen dalam
hal melayani dan mengembangkan masyarakat, terbuka untuk umum yang mempelajari,
mengawetkan, melakukan penelitian, melakukan penyampaian, rekreasi, dan memberikan
tahukan aset-aset barang berharga yang nyata dan “tidak nyata tentang lingkungannya
kepada masyarakat. Banyak museum yang terdapat di Indonesia, salah satunya adalah
Museum Fauna Indonesia Komodo dan Taman Reptil.
Museum Fauna Indonesia Komodo dan Taman Retil atau yang biasa disingkat
dengan Museum Komodo, merupakan salah satu museum yang berlokasi di Taman Mini
Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur. Museum Komodo adalah museum yang
bertemakan dunia satwa Indonesia dalam bentuk awetan. Bangunan museum sangat unik
karena ruang pameran berbentuk Komodo, jenis reptile purba yang hidup di habitat aslinya
Pulau Komodo, Nusa Tenggara Timur.
Museum ini diresmikan pada tanggal 20 April 1978 dan mengalami renovasi untuk
beberapa area museum pada tahun 2015. Perancangan kembali interior belum sepenuhnya
dilakukan, mengingat usia museum yang sudah cukup lama. Penggunaan konsep yang lebih
kekinian dan menarik dapat meningkatkan ketertarika masyarakat untuk berkunjung ke
museum tersebut.

1.2.Identifikasi Masalah Perancangan


Rancangan interior museum memberikan kesan lampau, sehingga dibutuhkan
pembaharuan desain yang lebih kekinian dan menarik.

1.3.Batasan Masalah Perancangan


Batasan perancangan yang sudah ditentukan oleh dosen adalah:
1) Merupakan fasilitas publik yang dapat berupa; hunian, perkantoran, akomodasi,
lembaga pendidikan, tempat ibadah, tempat rekreasi, sarana kesehatan, dan
sarana transportasi.
2) Memiliki jumlah pengguna sebanyak 500 hingga 1000 orang.
3) Memiliki besaran ruang sebesar 1200 – 2000 m2.
4) Memiliki sistem organisasi yang kompleks.
1.4.Tujuan Perancangan
Perancangan ini bertujuan untuk menciptakan rancangan baru yang efektif,
fungsional serta memiliki nilai estetik pada ruang publik yang terpilih. Selain itu,
perancangan ini juga bertujuan sebagai salah satu tugas dalam kelas perancangan Desain
Interior V.

1.5.Metode Perancangan
Perancangan ini menggunakan metode observasi dan studi literatur. Metode
observasi dilakukan melalui survei lapangan untuk mendapatkan informasi mengenai
kondisi lokasi survei. Studi literatur dilakukan untuk mengumpulkan semua informasi yang
berkaitan dengan perancangan ruang publik yang terkait.

(DAFTAR LITERATUR)

Anda mungkin juga menyukai