Anda di halaman 1dari 2

Tugas resume 5

Pengantar arsitektur
Da184102
Kelas b
Nama : Nadia Devi Pancaranti
Nrp : 5013201014

Estetika atau keindahan adalah nilai-nilai yang menyenangkan pikiran mata dan telinga. Lantas
apabila yang tidak menyenangkan indera, apakah tidak termasuk estetika? Banyak pendapat yang
berbeda mengenai ini. Seperti pada Socrates keindahan dapat ditangkap apabila sesuai dengan tujuan
atau fungsinya. Selain itu terdapat pendefinisian laindari para filsuf lain. Arsitektur sendiri memiliki
pendefinisian sendiri mengenai estetika. Dalam arsitektur, estetika juga berarti kekuatan dan
kenyamanan.
Orang dapat menilai suatu estetika dalam arsitektur berbeda-beda. Satu objek dapat
menghadirkan lebih dari satu ekspresi kepada penikmatnya. Bahkan sangat mungkin suatu bangunan
gagal menghadirkan estetika. Ada yang mengartikan estetika sebagai nilai subjektif karena tiap objek
dapat dilihat dari berbagai cara. Ada juga yang menilai estetika sebagai objektifitas. Mungkin apabila
yang dipandang adalah satu objek bangunan, maka iya dianggap indah. Namun ketika dilihat dari aspek
pendukung seperti lingkungan dan kebersihan, seseorang menilai bahwa itu tak lagi indah.
Sebuah karya seni akan dinilai tinggi apabila seorang apresiator dapat menangkap makna
flosofis atau konsep yang berusaha dihadirkan oleh si seniman. Dalam hal ini, arsitek dan arsitektur
adalah layaknya seniman dan karya seni.
Pendekatan unity dapat hadir melalui pengulangan bentuk, warna, dan material. Pengulangan
tak harus berarti simetris. Dapat juga suatu bentuk mengalami modifikasi sehingga terbentuk
keseimbangan asimetris. Karena memiliki pola atau irama, maka keseimbangan atau unity dapat
terbentuk. Prinsip perancangan selanjutnya dalah proporsi. Proporsi terjadi kalau dua buah
perbandingan adalah sama. Ada juga skala, sebuah bangunan dikatakan mempunyai skala jika
bangunan tersebut memiliki perbandingan yang sama dengan wujud aslinya dengan apa yang ada dalam
gambar.
Irama. Adalah pengulangan ciri secara sistematis dari unsur-unsur perancangan bangunan,
seperti kolom, perbedaan warna, dan garis. Pengulangan yang dimaksud bukan berarti monoton.
Keharmonisan dalam perbedaan yang sistematis diperlukan untuk memunculkan dinamika. Tak hanya
berupa bentuk namun juga bisa berupa material dan warna sehingga irama dapat hadir dalam arsitektur.
Lotus Temple New Delhi
Sumber: https://www.makemytrip.com/travel-guide/delhi/lotus-temple-bahai-house-of-worship-religious.html

Di sini saya ingin menghubungkan irama yang dimaksud dalam arsitektur dengan studi kasus
Lotus Temple. Dalam bangunan tersebut, besar bagian bangunan yang merepresentasikan kelopak
bunga teratai dibuat memiliki dinamika ukuran. Pada bagian luar ia dibuat lebih mekar keluar dan makin
kuncup ke dalam. Dinamika tersebut memunculkan irama sehingga timbul pengalaman estetika dari
apresiator.
Karya arsitektur yang terwujud didasari atas pemikiran yang dilandasi oleh kaidah-kaidah
estetika disamping pemikiran logis dan rasional. Arsitektur dituntut indah karena benar wawasan estetika
dalam arsitektur selalu bersentuhan dengan mata dan perasaan, diamati wujud arsitekturnya, baru
dirasakan kesan estetisnya.

Anda mungkin juga menyukai