Anda di halaman 1dari 15

Apa itu ekuipartisi energi ?

Dalam mekanika statistika klasik, teorema ekuipartisi adalah sebuah rumusan

umum yang merelasikan temperatur suatu sistem dengan energirata-ratanya.

Teorema ini juga dikenal sebagai hukum

ekuipartisi, ekuipartisi energi, ataupun

hanya ekuipartisi. Gagasan dasar teorema ekuipartisi

adalah bahwa dalam keadaan kesetimbangan termal,

energi akan terdistribusikan secara merata ke semua

bentuk-bentuk energi yang berbeda;

contohnya energi kinetik rata-rata per derajat kebebasan pada gerak translasi

sebuah molekul haruslah sama dengan gerak rotasinya.

Teorema ekuipartisi mampu memberikan prediksi-prediksi yang kuantitatif.

Seperti pada teorema virial, teorema ekuipartisi dapat memberikan hasil perhitungan

energi kinetik dan energi potensial rata-rata total suatu sistem pada satu

temperatur tertentu, yang darinya kapasitas kalor sistem dapat dihitung. Namun,

teorema ekuipartisi juga memberikan nilai rata-rata komponen individual energi

tersebut, misalnya energi kinetik suatu partikel ataupun energi potensial suatu dawai.

Contohnya, teorema ini dapat memberikan prediksi bahwa setiap molekul dalam

suatu gas ideal monoatomikmemiliki energi kinetik rata-

rata sebesar (3/2)kBT dalam kesetimbangan termal,

dengan kB adalah tetapan

Boltzmann dan T adalah temperatur. Secara umum,

teorema ini dapat diterapkan ke semua sistem-sistem

fisika klasik yang berada dalam kesetimbangan termal tak

peduli seberapa rumitnya sekalipun sistem tersebut.

Teorema ekuipartisi dapat digunakan untuk

menurunkan hukum gas ideal dan hukum Dulong-Petit untuk kapasitas kalor jenis

benda padat. Teorema ini juga dapat digunakan untuk memprediksi sifat dan

ciri bintang-bintang, bahkan berlaku juga untukkatai putih dan bintang neutron,

karena teorema ini berlaku pula ketika efek-efek relativitas diperhitungkan.


The basic concept

Kata "ekuipartisi" berarti "terbagi secara merata". Kata ini diturunkan

dari bahasa Latin æquus ("setara atau sama rata"), dan partitionem ("pembagian,

porsi"). Konsep awal ekuipartisi adalah bahwa energi kinetik total suatu sistem akan

terdistribusikan secara merata ke semua

bentuk-bentuk energinya (dilihat secara rata-

rata), seketika sistem tersebut telah mencapai

kesetimbangan termal. Teorema ekuipartisi

juga memberikan prediksi kuantitatif bentuk-

bentuk energi ini. Contohnya, teorema ini

memprediksikan bahwa tiap atom gas mulia yang berada dalam kesetimbangan

termal T memiliki energi kinetik translasi sebesar (3/2)kBT,

dengan kB adalah tetapan Boltzmann. Sebagai konsekuensinya, oleh karena energi

kinetik sama dengan 1/2*mass*kecepatan2, atom yang lebih berat seperti xenonakan

memiliki kecepatan rata-rata yang lebih lambat daripada atom yang lebih ringan

seperti helium pada temperatur yang sama. Gambar di bawah menunjukkan distribusi

Maxwell-Boltzmann kecepatan atom dari keempat gas mulia tersebut.

Fungsi rapatan probabilitas kecepatan

molekul dari empat gas

mulia pada temperatur298,15 K (25 °

C). Keempat gas mulia tersebut

adalah helium (4He), neon (20Ne), argo

n(40Ar)

dan xenon (132Xe). Dimensi dari fungsi

rapatan probabilitas adalah

probabilitas dikali dengan kecepatan

invers. Oleh karena probabilitas tidak

berdimensi, maka fungsi ini dapat

diekspresikan dalam satuan detik per

meter (s/m).
Macam macam energi dalam ekuipartisi energi

 Energi Translasi
Energi kinetik suatu partikel bermassa m dan berkecepatan v adalah

dengan vx, vy dan vz adalah komponen Kartesius dari kecepatan v. Di

sini, H adalah Hamiltonian dan digunakan sebagai simbol energi

karena formalisme Hamiltonian memainkan peran pusat dalam perumusan

umum teorema ekuipartisi.

Oleh karena energi kinetika

bersifat kuadratis terhadap

komponen-komponen kecepatan,

berdasarkan prinsip kedistribusian

merata (ekuipartisi), ketiga

komponen ini akan memberikan

kontribusi sebesar 1⁄2kBT terhadap energi kinetik rata-rata pada

kesetimbangan termal. Sehingga energi kinetik rata-rata partikelnya adalah

(3/2)kBT, sebagaimana yang diberikan pada contoh gas mulia di atas.

Selanjutnya kapasitas kalor gas adalah (3/2) N kB, dan sehingganya

kapasitas kalor satu mol partikel gas ideak tersebut adalah (3/2)NAkB =

(3/2)R, dengan NA adalah tetapan Avogadro dan R adalahtetapan gas. Oleh

karena R ≈ 2 cal/(mol·K), teorema ekuipartisi memprediksikan

bahwa kapasitas kalor molar gas ideal adalah kira-kira 3 cal/(mol·K). Prediski

ini telah berhasil dikonfirmasikan melalui eksperimen.

Energi kinetik purata memungkinkan kita juga untuk

menghitung kecepatan akar purata kuadrat vrms dari partikel gas:

dengan M = NAm adalah massa satu mol partikel gas. Hasil turunan ini dapat

diterapkan ke dalam hukum Graham mengenai efusi.


 Energi rotasi dan pergulingan molekul dalam larutan
Mirip dengan contoh di atas, molekul yang berotasi sesuai

dengan prinsip momen inersia I1, I2 dan I3 memiliki energi rotasi sebesar

dengan ω1, ω2, dan ω3 adalah

komponen kecepatan sudut. Dengan prinsip yang

sama pada kasus translasi sebelumnya, teorema

ekuipartisi mengharuskan bahwa dalam

kesetimbangan termal, energi rotasi rata-rata

tiap partikel adalah (3/2)kBT. Teorema ini juga memungkinkan kita

menghitung kecepatan sudut rata-rata molekul.

 Energi potensial dan osilator harmonik


Teorema ekuipartisi juga berlaku kepada energi potensial. Contohnya

pada osilator harmonik seperti dawai yang memiliki energi potensial kuadratik

dengan a menunjukkan kekakuan dawai dan q adalah penyimpangan dari

kesetimbangan. Jika sistem berdimensi satu ini bermassa m, maka energi

kinetik H-nya adalah

dengan v dan p = mv menunjukkan kecepatan dan momentum

osilator. Dengan menggabungkan kedua persamaan di atas akan

menghasilkan energi total

Teorema ekuipartisi mengyiratkan bahwa pada

kesetimbangan termal, osilator memiliki energi rata-rata


dengan tanda kurung menunjukkan rata-rata dari nilai yang

dikurungkan.

Hasil penurunan ini berlaku untuk segala jenis osilator harmonik,

misalnya pada bandul, molekul yang bergetar, maupun pada osilator

elektronik pasif. Menggunakan teorema ekuipartisi, tiap-tiap osilator

menerima energi total rata-rata kBT dan sehingganya berkonrtibusi

sebesar kB terhadap kapasitas kalor sistem tersebut. Hal ini kemudian dapat

digunakan untuk menurunkan rumus derau Johnson–Nyquist dan hukum

Dulong–Petit untuk kapasitas kalor benda padat.

Kapasitas kalor jenis benda padat


Salah satu penerapan teorema ekuipartisi

yang penting adalah untuk menurunkan

kapasitas kalor jenis benda kristal padat.

Tiap-tiap atom pada benda padat ini dapat

berosilasi ke
Atom-atom dalam sebuah kritsal dapat bergetar pada
posisi kesetimbangannya dalam kekisi kristal tersebut.
Getaran ini bertanggung jawab terhadap kapasitas
kalor dari dielektrikkristal. Pada logam, elektron juga
tiga arah secara
berkontribusi terhadap kapasitas

bebas dan independen, sehingga


logam.terhadap kapasitas kalor dari dielektrikkristal.
Pada logam, elektron juga berkontribusi terhadap
kapasitas logam.

padatan dapat dipandang sebagai sistem

yang memiliki 3N osilator harmonik sederhana, dengan N menunjukkan jumlah

atom dalam kekisi kristal tersebut. Oleh karena tiap osilator harmonik

memiliki energi rata-rata kBT, energi total rata-rata padatan itu adalah

sebesar 3NkBT, dan kapasitas kalornya adalah 3NkB.

Dengan mengambil nilai N sebagai tetapan Avogadro NA, dan

menggunakan hubungan R = NAkB antara tetapan gas R dengan tetapan

Boltzmann kB, hal ini akan menjelaskan hukum Dulong-

Petit mengenai kapasitas kalor jenis benda padat, yang menyatakan bahwa

kapasitas kalor jenis (per satuan massa) suatu benda padat berbanding
terbalik terhadap bobot atomnya. Dalam versi modernya, kapasitas kalor

molar suatu benda padat adalah 3R ≈ 6 cal/(mol·K).

Namun, hukum ini menjadi tidak akurat pada

temperatur yang rendah. Hal ini disebabkan oleh efek-

efek kuantum. Selain itu, hukum ini juga tidak konsisten

dengan hukum ketiga termodinamika, yang menurutnya

kapasitas kalor molar zat apapun haruslah menuju nilai

nol seiring dengan temperatur sistem menuju nol

mutlak. Teori yang lebih akurat kemudian dikembangkan oleh Albert

Einstein (1907) dan Peter Debye(1911) dengan memasukkan pertimbangan

efek-efek kuantum.

Sedimentasi partikel

Energi potensial tidaklah selalu bersifat kuadratis. Teorema

ekuipartisi menunjukkan bahwa jika derajat kebebasan x hanya berkontribusi

sebesar xs terhadap energinya, maka dalam kesetimbangan termal, rata-rata

energi bagian tersebut adalah kBT/s.

Contoh penerapan turunan ini misalnya pada sedimentasi partikel-

partikel yang disebabkan oleh gravitasi. Bir dapat

menjadi kabur disebabkan oleh

gumpalan protein yang menghamburkan cahaya. Lam

a kelamaan, gumpalan-gumpalan ini akan bergerak

menuju dasar tabung oleh karena gravitasi. Walau

demikian, partikel juga dapat berdifusi melawan gaya gravitasi dan seketika

kesetimbangan antara keduanya tercapai, teorema ekuipartisi dapat

digunakan untuk menentukan posisi rata-rata suatu gumpalan partikel

tertentu yang bermassa apung mb. Untuk sebuah botol bir yang tinggi

botolnya tak terhingga, energi potensial gravitasi dirumuskan


dengan z adalah ketinggian gumpalan protein dalam botol

dan g adalah percepatan gravitasi. Oleh karena s = 1, rata-rata energi

potensial suatu gumpalan protein adalah sama dengan kBT. Sehingganya,

suatu gumpalan protein dengan massa apung 10 MDa (kira-kira

sebesar virus) akan mengakibatkan kaburan dengan tinggi rata-rata

sekitar 2 cm pada kesetimbangan. Proses sedimentasi menuju

kesetimbangan ini dapat dihitung menggunakan persamaan Mason-Weaver.


Perumusan umum teorema ekuipartisi
Bentuk paling umum teorema ekuipartisi menyatakan bahwa di bawah
asumsi tertentu, pada suatu sistem fisik yang berfungsi energi Hamiltonian H dan
berderajat kebebasan x, persamaan ekuipartisi berikut akan berlaku pada
kesetimbangan termal untuk semua indeks m dan n:

δmn di sini merupakan delta Kronecker, yang nilainya sama dengan satu

apabila m = n atau nol apabila sebaliknya. Tanda kurung pererataan


diasumsikan sebagai rerata ensembel atas ruang fase ataupun, di bawah
asumsi ergodisitas, sebagai rata-rata waktu suatu sistem tunggal.

Teorema ekuipartisi umum ini


berlaku baik pada ensembel
mikrokanonis, yakni ketika energi total
sistemnya adalah konstan, maupun
pada ensembel kanonis, yakni
ketika sistemnya tersambung
kepada penangas kalor yang dapat
bertukar energi.

Rumusan umum di atas setara dengan dua rumus berikut:

1.

2.
Apabila derajat kebebasan xn hanya memiliki suku kuadratis anxn2 pada
Hamiltonian H, maka rumus pertama di atas mengimplikasikan

yang nilainya dua kali lebih besar daripada kontribusi yang diberikan oleh derajat

kebebasan ini terhadap energi rata-rata . Sehingga teorema ekuipartisi


untuk sistem yang memiliki energi kuadratis akan mudah diturunkan dari rumus
umum di atas. Dengan argumen yang sama, apabila 2 digantikan dengan s,
rumus di atas berlaku untuk energi bentuk anxns.
Derajat kebebasan xn adalah koordinat-koordinat dalam ruang sistem dan
umumnya dibagi lagi ke dalam koordinat posisi rampatan gk dan koordinat
momentum rampatan pk, dengan pk adalahmomentum konjugat terhadap qk.
Pada situasi ini, rumus pertama di atas berarti bahwa untuk semua k,

Menggunakan persamaan mekanika Hamiltonian,[6] rumus ini dapat juga


ditulis sebagai

Dengan cara yang sama, menggunakan rumus kedua

dnm

Hubungan dengan teorema virial


Teorema ekuipartisi umum adalah perpanjangan dari teorema

virial (yang diajukan pada tahun 1870), yang menyatakan bahwa

dengan t adalah waktu. Perbedaan

antara kedua teorema ini adalah

teorema virial

menghubungkan penjumlahan rata-rata

energi total terhadap satu sama lainnya

daripada rata-rata energi individual

pada teorema ekuipartisi. Teorema virial juga tidak menghubungkan

penjumlahan energi ini terhadap temperatur T. Selain itu, penurunan teorema


virial biasanya diekspresikan sebagai rata-rata energi terhadap waktu,

sedangkan pada teorema ekuipartisi, penurunannya diekspresikan sebagai

rata-rata energi terhadap ruang fase.


Penerapan teorema ekuipartisi
 Hukum gas ideal
Teorema ekuipartisi dapat diterapkan untuk menurunkan rumus gas

ideal. Berawal dari persamaan

untuk menghitung rata-rata energi kinetik per

partikel. Teorema ekuipartisi dapat digunakan

untuk menurunkan hukum gas ideal dari

mekanika klasik.[5] Jika q = (qx, qy, qz) dan p =

(px, py, pz) menandakan vektor letak dan

momentum partikel gas, dan F adalah resultan

gaya pada partikel, maka

di mana kesamaan pertama adalah hukum kedua Newton, dan kesamaan kedua

menggunakan persamaan Hamilton dan rumus ekuipartisi. Dengan mentotalkan

seluruh sistem yang berpartikel N akan menghasilkan:

Menurut hukum ketiga Newton dan asumsi bahwa gas berperilaku

ideal, resultan gaya yang bekerja pada suatu sistem bergas ideal akan

bermuasal dari gaya yang diterapkan oleh dinding penampung gas. Gaya ini

kemudian bermanifestasi sebagai tekanan gas P. Sehingga


dengan dS adalah luas infinitesimal permukaan dinding penampung. Oleh

karena divergensi vektor letak q adalah

maka menutur teorema divergensi

dengan dV adalah volume infinitesimal penampung dan V adalah total volume

penampunga.

Dengan menggabungkan kedua persamaan ini akan didapatkan

yang secara langsung memberikan persamaan gas ideal berpartikel N:

dengan n = N/NA adalah jumlah mol gas dan R = NAkB adalah tetapan

gas. Walaupun teorema ekuipartisi memberikan contoh penurunan hukum gas

ideal yang simpel, hasil yang sama juga dapat diturunkan menggunakan metode

alternatif seperti fungsi partisi.

Energi kinetik partikel tertentu dapat


saja berfluktuasi dengan bebas, namun
teorema ekuipartisi memungkinkan kita
untuk menghitung energi rata-
rata keseluruhan partikel dalam sistem
pada temperatur apapun. Teorema ini
juga dapat digunakan untuk
menurunkan hukum gas ideal yang
menghubungkan tekanan gas
dengan volume dantemperaturnya.
(Lima partikel yang berwarna merah di
atas digunakan untuk membantu
pemantauan gerak partikel tersebut.)
 Gas diatomik
Sebuah partikel gas diatomik dapat dimodelkan sebagai dua

massa m1 dan m2 yang dihubungkan oleh pegas dengan konstanta Hooke a.

Pemodelan ini disebut sebagai pendekatan rotor tegar osilator

harmonik. Sistem ini akan memiliki energi sebesar

dengan p1 dan p2 adalah momentum dua

atom dan q adalah deviasi jarak antar

dua atom pada kesetimbangannya. Tiap

derajat kebebasan energi ini bersifat

kuadratik dan sehingganya haruslah

berkontribusi sebesar 1⁄2kBT terhadap

energi rata-rata total

dan 1⁄2kB terhadap kapasitas kalornya. Sehingga kapasitas kalor gas

bermolekul diatomik sebanyak N akan diprediksikan bernilai sebesar

7N·1⁄2kB (momentum p1 dan p2 masing-masing berkontribusi sebanyak tiga

derajat kebebasan dan q berkontribusi satu derajat kebebasan). Selanjutnya

pula, kapasitas kalor satu mol molekul diatomik akan memiliki (7/2)NAkB =

(7/2)R dan sehingganya kapasitas kalor molarnya haruslah kira-kira

7 cal/(mol·K). Namun nilai kapasitas kalor molar yang didapatkan dari hasil

percobaan biasanya berkisar sebesar 5 cal/(mol·K) dan menurun menjadi

3 cal/(mol·K) pada temperatur yang sangat

rendah. Ketidakcocokan antara hasil prediksi

berdasarkan teorema ekuipartisi dengan nilai hasil

percobaan ini tidak dapat dijelaskan menggunakan

model molekul yang lebih kompleks oleh karena dengan

menambahkan lebih banyak derajat kebebasan hanya

akan meningkatkan kalor jenis yang

diprediksi. Ketidakcocokan ini kemudian menjadi bukti


nyata diperlukannya perlakuan teori kuantum untuk menyelesaikan masalah ini.

 Gas ideal pada kondisi relativistik ekstrem


Teorema ekuipartisi yang digunakan di atas untuk menurunkan hukum
gas ideal berdasarkan mekanika Newton klasik tidak dapat digunakan
apabila efek-efek relativitas menjadi dominan dalam sistem yang dikaji, seperti
misalnya katai putih dan bintang neutron. Oleh karenanya persamaan gas ideal
harus dimodifikasi. Teorema ekuipartisi memungkinkan kita untuk dengan mudah
menurunkan hukum gas ideal yang berlaku pada kondisi relativistik ekstrem.
Pada kasus ini, energi kinetik suatu partikel tunggal adalah sebesar

Dengan menurunkan H terhadap px akan menghasilkan rumus

Penurunan yang sama terhadap py dan pz akan menghasilkan rumus


yang sama dan dengan menambahkan ketiganya akan menghasilkan

dengan kesamaan terakhir mengikuti rumus ekuipartisi. Sehingganya energi total


rata-rata pada sistem gas relativistik ekstrem adalah dua kali lebih besar
daripada energi total rata-rata gas non-relativistik. Untuk gas relativistik
berpartikel N, nilai energinya adalah 3 NkBT.

Citra gabungan sinar-X dan


optik Nebula Kepiting. Di tengah inti
nebula ini terdapat bintang
neutron yang berotasi dengan cepat.
Bintang ini bermassa satu setengah
kali lebih besar
daripada Matahari namun hanya
berukuran 25 km. Teorema
ekuipartisi dapat digunakan untuk
memprediksikan sifat-sifat bintang
neutron seperti ini.
 Gas non-ideal
Dalam kasus gas ideal, partikel-partikel gas diasumsikan hanya

berinteraksi secara tumbukan. Teorema ekuipartisi dapat pula digunakan

untuk menurunkan energi dan tekanan "gas non-ideal" yang partikel-

partikelnya dapat berinteraksi melalui gaya-gaya konservatif yang

potensial U(r)-nya bergantung hanya pada jarak r antar partikel. Ini dapat

dideskripsikan secara sederhana dengan pertama-tama menyempitkan fokus

kita pada satu partikel tunggal gas dan melakukan pendekatan pada gas-gas

lainnya menggunakan distribusi simetri bola. Kemudian, dengan

menggunakan fungsi distribusi radial g(r) sehingganya rapatan

probabilitas menemukan partikel lainnya dalam ruang lingkup r dari suatu

partikel adalah sama dengan 4πr2ρg(r), dengan ρ = N/V adalah rapatan rata-

rata atau massa jenis rata-rata gas. Energi potensial rata-rata kemudian

berhubungan dengan interaksi partikel tunggal tersebut dengan gas lainnya

dan secara matematis diekspresikan sebagai

Energi potensial rata-rata total gas oleh karenanya

adalah , dengan N adalah jumlah partikel dalam gas dan

faktor 1⁄2 diperlukan karena penjumlahan keseluruhan partikel akan membuat

interaksi antar partikel yang diperhitungkan dihitung dua kali. Dengan

menambahkan energi kinetik dan potensial, dan menerapakn teorema

ekuipartisi, kita akan mendapatkanpersamaan energi

Dengan cara yang sama, kita juga dapat menurunkan persamaan

tekanan sebagai

Anda mungkin juga menyukai