Puji syukur patut kami naikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
tuntunanNya, kami sebagai mahasiswa/i Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas
Sam Ratulangi Manado telah berhasil menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu dan
tidak kurang satu apapun.
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini, selain untuk memenuhi tugas yang
diberikan, juga sebagai media pembelajaran bagi kita semua untuk memahami dan
mengerti tentang Sistem Pembiayaan Asuransi Kesehatan.
Untuk itu kami mengucapkan banyak terima kasih kepada saudara/i yang telah
membantu dalam penyelesaian tugas makalah ini. Penulis juga mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari semua pihak yang membaca makalah ini. Jika ada salah kata
atau penulisan, kami sebagai penulis sebelumnya minta maaf yang sebesar-besanya.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi dunia pendidikan pada umumnya
dan proses pembelajaran Survailens Epidemiologi pada khususnya.
Penulis
1
DAFTAR ISI
halaman
LEMBAR JUDUL ............................................................................... i
KATA PENGANTAR ....................................................................... 1
DAFTAR ISI ....................................................................................... 2
I.PENDAHULUAN ........................................................................... 3
1.1.Latar Belakang .......................................................................... 3
1.2.Tujuan Penulisan ....................................................................... 3
II.PEMBAHASAN .............................................................................. 4
2.1.Pengertian Pembiayaan Kesehatan ............................................ 4
2.1.1.Sumber Biaya Kesehatan.................................................. 4
2.1.2.Perubahan Pembiayaan..................................................... 4
2.2.Pengertian Asuransi Kesehatan ................................................. 5
2.2.1.Jenis Asuransi Kesehatan ................................................. 5
2.2.2.Model Asuransi Kesehatan ............................................... 6
2.3.Organisasi Asuransi Kesehatan ................................................. 6
2.4.Peserta Asuransi Kesehatan....................................................... 7
2.5.Pembiayaan Asuransi Kesehatan............................................... 7
2.6.Prinsip Asuransi Kesehatan ....................................................... 8
2.7.Manfaat Asuransi Kesehatan ..................................................... 8
2.8.Jenis Pelayanan yang dijamin PT Askes ................................... 9
2.8.1.TinjauanUmum Tentang Golongan .................................. 9
2.8.2.Tinjauan Umum Tentang Iuran Biaya .............................. 10
III PENUTUP....................................................................................... 11
3.1.Kesimpulan ................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 12
LAMPIRAN ......................................................................................... 13
2
BAB I PENDAHULUAN
3
Oleh karena itu perlu dikembangkan suatu sistem pemeliharaan kesehatan yang
memadai bagi masyarakat yang dapat melindungi mereka terhadap beban biaya yang
tinggi. Sistem ini harus dapat mengatasi masalah-masalah dibidang pembiayaan dan
sekaligus dapat mengarahkan system pemeliharaan kesehatan kesuatu pelaksanaan
yang lebih terkoordinir.
Menurut UU RI 2 Tahun 1992 tentang asuransi disebutkan bahwa program asuransi
yang diselenggarakan secara wajib berdasarkan suatu undang-undang dengan tujuan
untuk memberikan dasar bagi kesejahteraan masyarakat (Thabrany, 2001). Olehnya itu,
maka pemerintah mengembangkan system asuransi kesehatan (ASKES) yaitu PT.
(Persero) Asuransi Kesehatan Indonesia, pengembang tugas dari pemerintah untuk
menyelenggarakan jaminan kesehatan bagi pegawai negeri sipil (PNS), penerimaan
pensiunan, veteran, dan perintis kemerdekaan serta anggota keluarganya.
4
BAB II PEMBAHASAN
5
Penyakit infeksi/kronik, wabah Flu burung,DBD, AIDS, SARS, kecelakaan.
4. Perubahan Sosial Budaya
Pendidikan, komunikasi, transportasi, gaya hidup, gizi, struktur sosial/keluarga.
5. Perubahan Politik
Demokrasi, kebijakan,organisasi, manajemen, pelayanan
6
2.2.2 Model Asuransi Kesehatan
Pembiayaan kesehatan semakin meningkat dari waktu ke waktu dan dirasakan berat
baik oleh pemerintah, dunia usaha terlebih-lebih masyarakat pada umumnya. Untuk itu
berbagai Negara memilih model sistem pembiayaan kesehatan bagi rakyatnya, yang
diberlakukan secara nasional. Berbagai model yang dominan yang implementasinya
disesuaikan dengan keadaan di Negara masing-masing. Beberapa model yang dominan
adalah:
1) Model asuransi kesehatan sosial (Social Health Insurance). Model ini dirintis
sejak Jerman dibawah Bismarck pada tahun 1882. Model inilah yang
berkembang di beberapa Negara Eropa, Jepang (sejak 1922) dan kemudian ke
Negara-negara Asia lainnya yakni Philipina, Korea, Taiwan dll. Kelebihan
sistem ini memungkinkan cakupan 100% penduduk dan relatif rendahnya
peningkatan biaya pelayanan kesehatan.
2) Model asuransi kesehatan komersial (Commercial/Private Health Insurance).
Model ini berkembang di AS. Namun sistem ini gagal mencapai cakupan 100%
penduduk. Sekitar 38% penduduk tidak tercakup dalam sistem. Selain itu terjadi
peningkatan biaya yang amat besar karena terbukanya peluang moral hazard.
Sejak tahun 1993; oleh Bank Dunia direkomendasikan pengembangan model
Regulated Health Insurance dimana kepesertaan berdasarkan kelompok dengan
syarat jumlah minimal tertentu sehingga mengurangi peluang moral hazard
3) Model NHS (National Health Services) yang dirintis pemerintah Inggris sejak
usai perang dunia kedua. Model ini juga membuka peluang cakupan 100%
penduduk. Namun pembiayaan kesehatan yang dijamin melalui anggaran
pemerintah akan menjadi beban yang berat.
7
1.Pemerintah (Departemen Keuangan )
2.Pemotongan 2% Gaji Bruto PNS dan 5% pensiunan TNI/Polri
2.2.3.2 Alokasi dan Penggunaan Dana
Yang dibahas dalam makalah ini adalah Alokasi dan penggunaan dana PT Askes
dalam empat program yaitu:
1. Jamkesmas
Dana yang dikelola oleh PT Askes (Persero) dalam program jamkesmas
digunakan untuk:
1. Pelayanan Kesehatan Langsung yang meliputi:
a. Pelayanan rawat jalan tingkat pertama (RJTP);
b. Pelayanan rawat inap tingkat pertama (RITP);
c. Pelayanan rawat jalan tingkat lanjutan (RJTL);
d. Pelayanan rawat inap tingkat lanjutan (RITL) di kelas III rumah sakit;
e. Pelayanan obat dan pelayanan kesehatan lainnya.
2. Pelayanan Kesehatan Tidak langsung yang meliputi:
a. Sosialisasi dan Penyuluhan Program;
b. Koordinasi Pelaksanaan dan Pembinaan Program;
c. Administrasi Kartu Peserta;
d. Pelayanan Kesehatan tidak langsung lainnya.
3. Biaya Operasional Manajemen PT Askes (Persero).
a. Jumlah dana yang digunakan untuk Pelayanan Kesehatan Langsung dan
PelayananKesehatan Tidak Langsung bagi Masyarakat Miskin adalah sebesar
95% dari alokasi dana yang tersedia dalam DIPA tahun berkenaan ditambah
dengan sisa dana tahun anggaran sebelumnya.
b. Jumlah dana yang digunakan untuk biaya operasional manajemen PT Askes
(Persero) adalah sebesar 5 % dari alokasi dana yang tersedia dalam DIPA tahun
berkenaan.
c. Dana yang berasal dari DIPA tahun berkenaan dicairkan 2 (dua) tahap dalam
tahun berjalan. Pencairan tahap pertama sebesar 40% dari total dana dilakukan
setelah PT Askes (Persero) menyampaikan laporan pemanfaatan dana sekurang-
8
kurangnya sebesar 70% dari sisa dana tahun anggaran sebelumnya, sesuai data
yang disampaikan oleh PT Askes (Persero) atas dasar rekap rekening koran yang
berasal dari bank.
Pencairan tahap kedua sebesar 60% dari total dana dilakukan setelah PT
Askes (Persero) menyampaikan laporan pemanfaatan dana sekurang-kurangnya
sebesar 70% dari dana yang dicairkan pada tahap pertama sesuai data yang
disampaikan oleh PT Askes (Persero) atas dasar rekap rekening koran yang berasal
dari bank. Biaya operasional manajemen PT Askes (Persero) dibayarkan pada setiap
tahap pencairan dana.
9
b. Rawat Inap
a. Rawat Inap di ruang perawatan sesuai hak Peserta.
b. Pemeriksaan, pengobatan oleh dokter spesialis.
c. Pemeriksaan Penunjang Diagnostik : Laboratorium, Rontgen/ Radiodiagnostik,
Elektromedik dan pemeriksaan alat kesehatan canggih
d. Tindakan medis operatif.
e. Perawatan intensif (ICU, ICCU,HCU, NICU, PICU).
f. Pelayanan rehabilitasi medis.
g. Pelayanan obat sesuai Daftar dan Plafon Harga Obat (DPHO)
3. Pemeriksaan kehamilan, gangguan kehamilan dan persalinan
4. Pelayanan Transfusi Darah dan Cuci Darah.
5. Pelayanan Canggih
6. Pelayanan Alat Kesehatan
Apabila ada sisa dana Pelayanan Kesehatan Langsung dan Tidak Langsung pada
akhir pernjian, maka sisa dana tersebut dikembalikan kepada Pemerintah Daerah.
Apabila terjadi defisit dana Pelayanan Kesehatan Langsung dan Tidak Langsung,
maka menjadi tangguangjawab Pemerintah Daerah untuk memenuhinya.
10
e. Tindakan medis ringan/kecil. Pelayanan Keluarga Berencana dan upaya
penyembuhan efek samping kontrasepsi.
f. Pemberian obat sesuai dengan kebutuhan medis (termasuk vitamin dan
sejenisnya mengikuti ketentuan PT Askes (Persero).
g. Pemberian rujukan atas indikasi medis.
11
4. Pelayanan gigi dan mulut meliputi :
a. Penyuluhan.
b. Pemeriksaan.
c. Penunjang diagnosa.
d. Pengobatan.
e. Tindakan.
12
diganti sesuai dengan hak peserta dalam waktu 7 (tujuh) hari kerja terhitung
sejak klaim diajukan.
c. Pelayanan alat kesehatan implan dan mesh merupakan bagian dari manfaat
pelayanan rawat inap.
d. Penggantian kaca mata maksimal senilai Rp. 3.000.000,- (tiga juta rupiah) per
dua tahun.
e. Penggantian protese gigi maksimal senilai Rp. 3.000.000,- (tiga juta rupiah)
per dua tahun.
f. Penggantian anggota gerak maksimal senilai Rp. 3.000.000,- (tiga juta rupiah)
per dua tahun.
g. Penggantian Intra Ocular Lens (IOL) maksimal senilai Rp. 1.500.000,- (satu
juta lima ratus ribu rupiah) per tindakan.
13
e. Pemberian manfaat mengacu pada protokoler yang berlaku bagi Menteri dan
Pejabat tertentu.
f. Peserta membayar terlebih dahulu kemudian mengajukan klaim perorangan
dan diganti untuk pelayanan medik dalam waktu 7 (tujuh) hari kerja terhitung
sejak klaim diajukan.
14
b. Kedaruratan system jantung dan pembuluh darah : shock, Dengue Shock
Syndrome, payah jantung akut, krisis Hipertensi, Infark Jantung Akut, cidera
vascular (edema,nyeri yang bertambah), keluhan lain : nyeri dada, pusing
kepala hebat, vertigo, migran, panas tinggi.
c. Kedaruratan sistem syaraf pusat : koma, kejang, gangguan peredaran darah
(stroke), cidera/trauma system saraf pusat, Keluhan lain : cidera kepala, leher,
tulang belakang.
d. Kedaruratan sistem saluran cerna : muntah darah dan berak darah (melena dan
hematemesis), gastroenteritis, dehidrasi, Akut Abdomen, cidera perut, keluhan
lain : nyeri perut hebat, tidak bisa BAB dan tidak bisa buang angin.
e. Kedaruratan sistem saluran kemih : gagal ginjal akut, retensi urine, cidera
saluran kemih, kolik renal, uriter, keluhan lain : nyeri perut, nyeri pinggang
hebat, tidak bisa buang air kecil, bengkak seluruh tubuh, kencing darah.
f. Kedaruratan sistem musculoskeletal : patah tulang, cidera anggota badan
(ekstremitas), cidera sendi/dislokasi, cidera tulang belakang, sindroma
kompartemen.
g. Kedaruratan mata : glaukoma akut, ulcus cornea, uveitis anterior, cidera mata,
penyumbatan pembuluh darah nadi/balik sentralis retinae, retinal
detachment/ablatio retinae, keluhan lain : nyeri mata, kelopak mata sulit
membuka, luka mata, penglihatan gelap mendadak.
h. Kedaruratan akibat agent lain : luka bakar, shock listrik, trauma
dingin/panas,tenggelam.
i. Keracunan, alergi dan gigitan/sengatan.
j. Lain-lain : panas lebih dari 39 derajat, perdarahan oleh sebab apapun.
k. Pelayanan dan tindakan kosmetika.
l. Program dalam rangka ingin mempunyai anak.
m. Kecanduan narkoba (narkotika/obat-obatan/zat adiktif lain) dan kecanduan
alkohol, serta obat berbahaya lainnya.
15
n. Pengobatan dan tindakan medis yang masih dikategorikan eksperimen.
o. Hal-hal lain yang ditentukan oleh Tim Dokter Menteri dan Pejabat Tertentu.
Kasus Gawat Darurat (Emergency) adalah : Pelayanan kesehatan tingkat lanjutan
yang harus diberikan secepatnya untuk mengurangi resiko kematian atau cacat, tanpa
memperhitungkan jumlah kunjungan dan pelayanan yang diberikan kepada peserta atau
anggota keluarganya.
16
2.3 Organisasi Asuransi Kesehatan
Asuransi kesehatan pada awalnya bernama Badan Penyelenggara Dana Pemeliharaan
Kesehatan (BPDPK) dan berada dalam lingkungan Departemen Kesehatan (DEPKES).
Selanjutnya dirubah menjadi Perum Husada Bhakti, kemudian menjadi PT. (Persero)
Asuransi Kesehatan (ASKES) sampai sekarang ini. (Thibrany. 2001).
17
mengklaim pada ASKES sesuai dengan perjanjian, sedangkan BPK menerima
pembayaran premi dari peserta ASKES (Sulastomo. 2003).
Menurut Keputusan Presiden No. 8 Tahun 1997 Pegawai negeri sipil dan penerima
pensiun wajib membayar iuran setiap bulan yang besarnya 2% dari gaji pokok pegawai
negeri sipil. (Thabrany.2001)
18
pelayanan pekerjaan perencanaan dan ataupun penilaian berbagai program
kesehatan lainnya.
19
2.8.2 Tinjauan Umum Tentang Iuran Biaya (Cost Sharing)
Cost sharing atau iuran biaya adalah pembebanan sebagian biaya pelayanan kesehatan
pada peserta dan anggota keluarganya yang dibayarkan pada rumah sakit. (PT. ASKES,
2003). Iuran biaya merupakan sumber dana tambahan dan tak dapatdihindari di dalam
penyelenggaraan program kesehatan, khususnyaprogram asuransi. Hal ini disebabkan
oleh karena mengendalikan biaya pemeliharaan kesehatan telah meningkat dengan
drastis melampauikenaikan angka inflasi dan kenaikan barang konsumsi
lainnya.(www.kompas.com, 2001)
Pada iuran biaya setiap program kesehatan, sebagaimana yangtelah dianut PT. ASKES
Indonesia, prinsip gotong royong sangat menyeluruh tidak saja kegotong-royongan
antara yang sakit dengan sehat, antara orang kaya dan miskin, tua dan muda, bahkan
yang memiliki resiko yang sangat tinggi. Karena itu, iuran biaya dalam program
ASKES hendaklah memiliki landasan pemikiran sebagai berikut:
1. Iuran biaya tidak boleh berakibat menjadi penghalang seorang peserta ASKES
untuk memperoleh pelayanan kesehatan karena tidak mampu membayar iuran
biaya itu.
2. Iuran biaya yang ditetapkan harus menimbulkan “rasa adil” peserta asuransi yang
bersangkutan.
3. Tidak merubah prinsip dasar pada sebuah program asuransi yang menganut
prinsip berubah-ubah “ketidak-pastian” menjadi suatu kepastian di dalam
menanggung resiko ekonomi.
4. Iuran biaya merupakan sumber dana tambahan bagi penyelenggara ASKES
(www.kompas.com , 2001)
20
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Asuransi kesehatan adalah asuransi yang memberikan santunan kepada
seseorang (tanggungan) berupa sejumlah untuk biaya pengobatan dan
perawatan, bila diluar kehendak ia diserang penyakit. Dimana tertanggung
membayar premi kepada penanggung secara berkala seumur hidup atau selama
waktu tertentu sebagaimana ditutup asuransinya. (Djojosoedrajat, 1999).
Jenis asuransi kesehatan, yaitu :
a. Pengelola dana : Pemerintah (government health insurance), Swasta(private
health insurance)
b. Keikutsertaan anggota : Asuransi kesehatan wajib setiap penduduk (national
health insurance) Asuransi kesehatan sukarela
3.2 Saran
Agar pembiayaan kesehataan dapat berguna untuk membantu masyarakat perlu
adanya bantuan dari pemerintah melalui PT. Askes dan PT. Jamsostek. Juga diperlukan
dukungan dari masyarakat yang pengguna PT. Askes dan PT. Jamsostek. Dengan
demikian dapat menuju pada derajat kesehatan masyarakat yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
21
Azwar, A. Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan, Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan.
_______, 2010.Pengantar Administrasi kesehatan. Binarupa Aksara. Jakarta.
Fayol, H. 2002. Fungsi-Fungsi Manajerial. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Notoadmojo, S.1993. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: PT.Rineka Cipta.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2002 Tentang Perubahan
Ketiga Atas Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1993 Tentang Penyelenggaraan
Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja.
LAMPIRAN I
22
Beberapa model yang dominan adalah: Perbandingan Berbagai Model Asuransi
Kesehatan
Asuransi Asuransi Kesehatan
Asuransi Kesehatan
Kesehatan Komersial Komersial dengan
Aspek Sosial (Social
(Commercial/ Private regulasi (Regulated
Health Insurance)
Health Insurance) Health Insurance)
Sukarela/ Perorangan/
1. Kepesertaan wajib /pokok Sukarela/ kelompok
kelompok
group rating/ Rating by class, sex,
2.Perhitungan premi Community rating
community rating age dll
Menyeluruh/
3.Santunan/Benefit Sesuai kontrak Sesuai kontrak
komprehensif
4. Premi/ iuran Persentasi gaji Angka absolute Angka absolut
- Kaya - miskin
- Sehat - sakit - Sehat - sakit
5. Kegotong-royongan
- Tua - muda Sehat - sakit - High risk - low risk
(solidaritas sosial)
- High risk - low - Tua - muda
risk
6. Kenaikan biaya + +++ ++
7. Peran pemerintah +++ + ++
Not for profit /
8. Pengelolaan For profit / laba For profit /laba
nirlaba
LAMPIRAN II
23
Laporan Penelitian Sistem Pembiayaan Asuransi Kesehatan
Narasumber : Andry Budianjo
24