KELOMPOK USAHA
BERSAMA (KUBE)
i
Kelompok Usaha Bersama
UNIVERSITAS
(KUBE)
MATARAM
“Kelompok Usaha Bersama (KUBE)”
_____________________
Penulis: Editor:
Penerbit:
ISBN: Proses
ii
Kelompok Usaha Bersama
(KUBE)
KATA PENGANTAR
P
uji syukur pada Allah SWT atas berkat nikmat
yang telah diberikan kepada kami sehingga kami
dapat menyelesaiakan buku tentang “Kelompok
Usaha Bersama (KUBE)” tahun akademik 2019/2020 di Desa
Kuripan Utara kecamatan Kuripan Kabupaten Lombok Barat.
Buku ini disusun berdasarkan keadaan Desa, program kerja dan
hasil pelaksanaan KKN Tematik Universitas Mataran tahun
ajaran 2019/2020, pada tanggal 23 Desember 2019 sampai
dengan 6 Februari 2020. KKN Tematik “Peningkatan
Produktifitas Masyarakat melalui Pembentukan KUBE dengan
Pemanmfaatan Limbah Pertanian” ini tidak akan berjalan
dengan baik dan lancar tanpa bantuan dari segenap pihak, baik
secara langsung maupun tidak lansung, oleh karenanya kami
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya Kepada :
iv
Kelompok Usaha Bersama
(KUBE)
KATA PENGANTAR LPPM
A
lhamdulillah, segala puji dan syukur kita
panjatkan kehadirat Allah SWT sehingga buku
luaran KKN Tematik ini bisa diselesaikan tepat
pada waktunya. Buku ini merupakan aktualisasi dari pemikiran,
konsep, dan teori, berdasarkan peta masalah dan potensi yang
diimplementasikan selama proses pengabdian kepada
masyarakat di desa mitra.
Mengetahui,
Ketua LPPM Unram,
v
Kelompok Usaha Bersama
(KUBE)
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
BAB II KUBE
BAB VI PENUTUP
5.2 Saran........................................................................ 48
vii
Kelompok Usaha Bersama
(KUBE)
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Kelompok usaha Bersama 1 11
Tabel 1.2 Kelompok usaha Bersama 2 11
Tabel 1.3 Kelompok usaha Bersama 3 12
Tabel 1.4 Kelompok usaha Bersama 4 12
Tabel 1.5 Kelompok usaha Bersama 5 13
Tabel 1.6 Kelompok usaha Bersama 6 13
Tabel 1.7 Kelompok usaha Bersama 7 14
viii
Kelompok Usaha Bersama
(KUBE)
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1 Surat Undangan Sosialisasi 8
Kube
Gambar 1.2 Pengantaran Surat Undangan 9
Sosialisasi Kube
Gambar 1.3 Registrasi Peserta Sosialisasi 9
Kube Kependudukan
Gambar 1.4 sosialisasi Pengenalan Kube 9
Gambar 1.5 pendataan calon anggota kube 10
ix
Kelompok Usaha Bersama
(KUBE)
Ooh KUBE yah Rendi, KUBE itu
singkatan dari Kelompok Usaha
Bersama, yang dapat meningkatkan
Arni
taraf hidup masyarakat miskin. Kalau
kamu ingin tahu lebih lanjut, mari sebenernya
kita sama-sama baca buku yang KUBE itu apa
berjudul sih? Karena
“KUBE (Kelompok Usaha Bersama” kata itu saja
berikut
x
Kelompok Usaha Bersama
(KUBE)
BAB I
PENDAHULUAN
P
rovinsi Nusa Tenggara Barat adalah salah satu
provinsi yang kaya akan sumber daya alam yang
melimpah. Akan tetapi kekayaan alam yang
melimpah itu tidak bertolak belakang dengan kemampuan
penduduknya yang masih rendah untuk memanfaatkan kekayaan
dan potensi alam yang ada, sehingga meskipun Provinsi Nusa
Tenggara Barat adalah wilayah yang kaya, tingkat
kemiskinannya masih cukup tinggi.
Angka kemiskinan yang masih cukup tinggi yang terjadi di
provinsi Nusa Tenggara Barat dapat ditanggulangi dengan
membentuk kelompok-kelompok usaha bersama, dengan
melihat potensi yang ada pada tiap daerah/desa. Kelompok
Usaha Bersama (KUBE) merupakan kelompok keluarga miskin
yang dibentuk, tumbuh, dan berkembang atas prakarsanya
dalam melaksanakan Usaha Ekonomi Produktif (UEP) untuk
meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan sosial keluarga.
Usaha Ekonomi Produktif (UEP) adalah bantuan sosial yang
1
Kelompok Usaha Bersama
(KUBE)
diberikan kepada kelompok usaha bersama untuk meningkatkan
pendapatan dan kesejahteraan sosial keluarga. Baik KUBE
maupun UEP merupakan salah satu program pemerintah yang
ada pada Kementerian Sosial RI khususnya di Direktorat
Jenderal Pemberdayaan Sosial dan Penanggulangan
Kemiskinan.
Kuripan Utara merupakan salah satu desa yang berada di
kecamatan Kuripan, kabupaten Lombok Barat, provinsi Nusa
Tenggara Barat, Indonesia. Desa ini merupakan satu dari 4 desa
yang berada di kecamatan Kuripan. Desa Kuripan Utara
memiliki 13 dusun dengan sebagian besar potensinya berada di
sektor pertanian dan peternakan, serta sebagian kecil di bidang
industri genting dan batu bata. Terletak di bagian barat pulau
Lombok, Kuripan utara tercatat pada Dinas Sosial sebagai desa
miskin. Program pengabdian kepada masyarakat merupakan
salah satu program kemitraan melalui pola Kuliah Kerja Nyata
(KKN) mahasiswa. Dimana program kemitraan dilaksanakan,
baik oleh Dosen maupun Mahasiswa juga dengan berlandaskan
kompetensi akademik maupun jiwa kewirausahaan yang dimana
dapat menghasilkan program pegabdian kepada masyarakat
yang bermutu, relevan dan sinergis dalam meningkatkan
pemberdayaan masyarakat.
2
Kelompok Usaha Bersama
(KUBE)
Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang dilaksanakan
Universitas Mataram ini merupakan salah satu bentuk
pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh Mahasiswa
maupun Dosen. KKN ini di laksanakan pada desa Kuripan Utara
untuk membantu masyarakat yang tercatat pada dinas sosial
untuk membentuk KUBE sebagai salah satu cara meningkatkan
ekonomi masyarat pada desa tersebut.
4
Kelompok Usaha Bersama
(KUBE)
BAB II
KUBE
2.1 Pengertian dan Tujuan Kelompok Usaha Bersama
(KUBE)
K
elompok Usaha Bersama (KUBE) merupakan media
pemberdayaan sosial yang diarahkan untuk
terciptanya, aktifitas sosial ekonomi keluarga
masyarakat miskin agar dapat meningkatkan kesejahteraan
sosial mereka. Melalui kelompok dapat berinteraksi, saling
tolong menolong dalam memecahkan permasalahan dan
memenuhi kebutuhan (Kementerian RI, 2016: 115).
5
Kelompok Usaha Bersama
(KUBE)
Kelompok Usaha Bersama (KUBE) memiliki tujuan menurut
Kementerian Sosial RI (2016:115-116) adalah sebagai berikut:
6
Kelompok Usaha Bersama
(KUBE)
b. Meningkatkan kemampuan anggota KUBE dalam mencegah
dan mengatasi masalah yang terjadi baik dalam keluarga
maupun dengan lingkungan sosialnya.
c. Meningkatkan kemampuan anggota kelompok KUBE dalam
melaksanakan peran sosialnya.
A. Tahap Persiapan
7
Kelompok Usaha Bersama
(KUBE)
Gambar 1.2 Pengantaran Surat Undangan Sosialisasi
Kube.
8
Kelompok Usaha Bersama
(KUBE)
Gambar 1.4 Sosialisasi Pengenalan Kube.
9
Kelompok Usaha Bersama
(KUBE)
B. Tahap Pembinaan
C. Tahap Pelaksanaan
10
Kelompok Usaha Bersama
(KUBE)
Kelompok 1
Kelompok 2
11
Kelompok Usaha Bersama
(KUBE)
Kelompok 3
Kelompok 4
12
Kelompok Usaha Bersama
(KUBE)
Kelompok 5
Kelompok 6
13
Kelompok Usaha Bersama
(KUBE)
Kelompok 7
14
Kelompok Usaha Bersama
(KUBE)
E. Tahap kemitraan usaha
15
Kelompok Usaha Bersama
(KUBE)
c. Telah menikah dan/ atau berusia 18 tahun sampai dengan
60 tahun dan masih produktif.
d. Belum pernah mendapat bantuan KUBE.
e. Membentuk kelompok beranggotakan 5 sampao 20
orang yang tinggal berdekatan dan berdomisili tetap.
f. Mendapat rekomendasi dari Dinas Sosisal
Kabupaten/Kota setempat
16
Kelompok Usaha Bersama
(KUBE)
g. Kepala Dinas Sosial Kabupaten/ Kota menandatangani
Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM)
KUBE.
a) Keanggotaan KUBE
(1) Kriteria anggota
(a) Kepala keluarga fakir miskin yang mempunyai
pendapatan di bawah garis kemiskinan (tingkat
pengeluaran sama dengan 480 kg setara beras
untuk
perkotaan dan 320 kg untuk pedesaan).
(b) Warga masyarakat yang berdomisili tetap.
(c)Menyatakan kesediaan bergabung dalam
kelompok.
(d) Memiliki potensi dan keterampilan di bidang
usaha ekonomi tertentu.
(2) Jumlah anggota KUBE 10 kepala keluarga
(3) Pembentukan KUBE mempertimbangkan:
(a) Kedekatan tempat tinggal
(b) Jenis usaha atau keterampilan anggota
(c) Ketersediaan sumber/keadaan geografis
(d) Latar belakang kehidupan budaya
(e) Memiliki motivasi yang sama
(f) Keberadaan kelompok-kelompok masyarakat
yang sudah tumbuh berkembang lama.
17
Kelompok Usaha Bersama
(KUBE)
(4) Struktur dan kepengurusan KUBE
(a) Struktur organisasi merupakan suatu bentuk
tanggung jawab yang harus dijalankan. Dengan
struktur dapat diketahui “siapa mengerjakan
apa”, siapa berkewajiban dan bertanggung
jawab apa”.
(b) Struktur KUBE sangat tergantung pada
kegiatan atau jenis usaha yang dijalankan oleh
KUBE tersebut. Tidak ada suatu struktur yang
baku tentang struktur KUBE, strukturnya
diserahkan sepenuhnya pada kelompok
KUBE.
(c) Kepengurusan dipilih berdasarkan hasil
musyawarah atau kesepakatan anggota
kelompok.
18
Kelompok Usaha Bersama
(KUBE)
STRUKTUR ORGANISASI KUBE
KETUA
SEKERTARIS BENDAHARA
ANGGOTA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
19
Kelompok Usaha Bersama
(KUBE)
A) Ketua
B) Sekretaris
C) Bendahara
20
Kelompok Usaha Bersama
(KUBE)
D) Kewajiban anggota
E) Hak Anggota
21
Kelompok Usaha Bersama
(KUBE)
2.7 Kategori Kelompok Usaha Bersama (KUBE)
A) KUBE Tumbuh
B) KUBE Berkembang
1. Administrasi lengkap
2. Berkembangnya organisasi
22
Kelompok Usaha Bersama
(KUBE)
3. Bertambahnya jangkauan pemasaran
4. Berkembangnya akses
5. Berkembangnya asset
C) KUBE Mandiri
1. Administrasi lengkap.
2. Berkembangnya organisasi.
4. Berkembangnya asset
a) Pengelolaan Kelompok
24
Kelompok Usaha Bersama
(KUBE)
(5) Menyusun rencana program dan kegiatan, serta rencana
anggaran biaya.
25
Kelompok Usaha Bersama
(KUBE)
2.10 Unsur Pengelolaan KUBE
1) Administrasi
a. Membuat program kegiatan secara jelas dan rinci.
b. Membuat struktur organisasi dan pembagian tugas
bagi semua anggota KUBE
c. Membuat fungsi masing-masing anggota KUBE
sesuai dengan struktur organisasi yang ada.
d. Melakukan pencatatan kegiatan dan administrasi
pembukuan yang meliputi:
1. Buku Daftar Anggota Kelompok,
2. Buku Tamu,
3. Buku Kegiatan/Agenda Kelompok,
4. Buku Kas/Keuangan,
5. Buku Inventaris,
6. Buku Simpan Pinjam.
e. Menyusun Laporan Periodik yang memuat tentang
kondisi kelembagaan, usaha ekonomi produkif,
social anggota KUBE, yang disampaikan kepada
Dinas/Instansi Sosial Kabupaten/Kota.
2) Sosial
a. Melaksanakan pertemuan rutin bulanan anggota (atau
sesuai kebutuhan) yang dihadiri oleh pendamping dan
aparat desa.
b. Melaksanakan pertemuan rutin anggota sesuai dengan
kesepakatan yang sudah ditentukan.
c. Menumbuhkan kesadaran dan kemauan anggota
kelompok untuk merubah kondisi/keadaan kearah
kondisi kehidupan yang lebih baik.
26
Kelompok Usaha Bersama
(KUBE)
d. Merintis pelaksanaan Iuran Kesetiakawanan Sosial
(IKS) dan usaha simpan pinjam untuk kesejahteraan
anggota keluarga KUBE.
e. Mendorong anggota KUBE untuk aktif dalam
kegiatan keagamaan dan kemasyarakatan.
f. Ikut aktif dalam kegiatan-kegiatan kemasyarakatan,
seperti: kerja bakti lingkungan, gotong royong,
siskamling dan lain-lain.
g. Mengaktifkan/menggerakkan para istri anggota
KUBE untuk terlibat dalam kegiatan-kegiatan, seperti
kegiatan posyandu, PKK, dan lain-lain.
h. Menumbuhkan kesadaran pada anggota tentang
pentingnya pendidikan bagi anggota keluarga dan
masyarakat.
i. Menumbuhkan kesetiakawanan di antara sesame
anggota maupun dengan lingkungannya, melalui
partisipasi aktif dalam berbagai kegiatan-kegiatan
social kemasyarakatan.
j. Menggagasi dan membentuk embrio koperasi tingkat
desa/kelurahan.
k. Meningkatkan keterampilan kerja anggota KUBE.
l. Meningkatkan kesadaran dan kepedulian para
anggota KUBE untuk terlibat dalam penanganan
permasalahan sosial yang ada di daerah masing-
masing.
27
Kelompok Usaha Bersama
(KUBE)
(3) Ekonomi
28
Kelompok Usaha Bersama
(KUBE)
2.11 Indikator keberhasilan Kelompok Usaha Bersama
(KUBE)
29
Kelompok Usaha Bersama
(KUBE)
➢ Secara khusus perkembangan KUBE ditunjukkan
oleh:
1. Berkembangnya kerjasama diantara sesama
anggota KUBE dan antar KUBE dengan
masyarakat sekitarnya.
2. Mantapnya usaha KUBE.
3. Berkembangnya jenis kegiatan KUBE.
4. Meningkatnya pendapatan KUBE.
5. Tumbuh berkembangnya kesadaran dan rasa
tanggungjawab sosial dalam bentuk pengumpulan dana
iuran kesetiakawanan sosial (IKS)
30
Kelompok Usaha Bersama
(KUBE)
BAB III
DASAR HUKUM KUBE
31
Kelompok Usaha Bersama
(KUBE)
2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2011 tentang
Penanganan Fakir Miskin (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 83, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5235);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2012 tentang
Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 68,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5294);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2013 tentang
Pelaksanaan Upaya Penanganan Fakir Miskin melalui
Pendekatan Wilayah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2013 Nomor 157, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5449);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2015 tentang
Tata Cara Pengumpulan dan Penggunaan Sumbangan
Masyarakat bagi Penanganan Fakir Miskin (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 53,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5677);
6. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang
Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8);
32
Kelompok Usaha Bersama
(KUBE)
7. Peraturan Presiden Nomor 46 Tahun 2015 tentang
Kementerian Sosial (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 86);
8. Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2017 tentang
Penyaluran Bantuan Sosial Secara Non Tunai (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 156);
9. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 254/PMK.05/2015
tentang Belanja Bantuan Sosial Pada Kementerian
Negara/Lembaga (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 2047) sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
228/PMK.05/2016 tentang Perubahan atas Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 254/PMK.05/2015 tentang
Belanja Bantuan Sosial pada Kementerian
Negara/Lembaga (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2016 Nomor 2147);
10. Peraturan Menteri Sosial Nomor 20 Tahun 2015 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Sosial (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1845)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
Sosial Nomor 22 Tahun 2018 tentang Perubahan Kedua
atas Peraturan Menteri Nomor 20 Tahun 2015 tentang
33
Kelompok Usaha Bersama
(KUBE)
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Sosial (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1517);
11. Peraturan Menteri Sosial Nomor 15 Tahun 2017 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Pengumpulan dan Penggunaan
Sumbangan Masyarakat Bagi Penanganan Fakir Miskin
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor
1126);
34
Kelompok Usaha Bersama
(KUBE)
BAB IV
Faktor Pendukung dan
Penghambat Kelompok Usaha
Bersama (KUBE)
K
elompok Usaha Bersama (KUBE) dalam proses
kegiatannya ada faktor pendung dan
penghambatnya. Menurut Haryati (2011: 128-
132) menyatakan bahwa faktor pendukung dan faktor
penghambat pelaksanaan KUBE sebagai berikut:
36
Kelompok Usaha Bersama
(KUBE)
berupa, semangat anggota kelompok tinggi, kuatnya
persaudaraan, adanya pendamping, adanya dukunganMdari
tokoh masyarakat, minat masyarakat tinggi, interaksi sosial,
sumber daya alam melimpah, banyak dukungan,
berfungsinya jaringan kelembagaan, kearifal lokal dan
adanya dasar hukum. Dengan berbagai faktor pendukung ini
diharapkan dapat meningkatkan kegiatan KUBE.
37
Kelompok Usaha Bersama
(KUBE)
5. Adanya sikap iri hati dari masyarakat yang tidak menjadi
anggota KUBE sehingga dapat mempengaruhi/menghambat
anggota KUBE dalam melakukan kegiatan program yang
telah disepakati.
6. Kurangnya keterbukaan antar pengurus dan anggota KUBE
dalam mengelola usaha bersama yang pada akhirnya
mendorong terjadinya rendahnya partisipasi dan semangat
kebersamaan diantara para anggota KUBE dan kurang
kondusifnya iklim kerja di kelompok.
7. Kendala budaya berupa adanya rasa kurang saling percaya di
antara para anggota KUBE yang berasal dari marga yang
berbeda. Apabila anggota KUBE terdiri dari berbagai etnis
dan beragam karakter, budaya dan istiadat yang berbeda,
berimplikasi pada perbedaan strategi dalam mengembangkan
usaha KUBE.
8. Kondisi geografis yang kurang mendukung sehingga
komunikasi menjadi kurang lancar antara KUBE dengan
Pembina dan atau pendamping.
9. Proses pembentukan KUBE yang relatif lemah dalam
asessmen, sehingga kegiatan KUBE kadang tidak
berdasarkan kebutuhan riil anggota KUBE dan tidak
sepenuhnya diawali dengan pemberian kegiatan bimbingan
penyuluhan sosial, pelatihan manajemen
usaha, UEP, IKS, dan UKS. Muatan kegiatan lebih banyak
bermaterikan tertib administrasi organisasi.
10. Kelemahan anggota KUBE dalam merencanakan
program kegiatan usaha, manajemen organisasi, dan
rendahnya kemampuan mendistribusikan hasil produksi
38
Kelompok Usaha Bersama
(KUBE)
KUBE ke berbagai institusi ekonomi sebagai akibat dari
lemahnya kemampuan menjalin relasi kerja (networking).
11. Masih lemahnya community organizing yang dimiliki
pendamping KUBE terhadap dinamika kerja organisasi
KUBE.
12. Masih belum ditemukannya pola komunikasi yang efektif
dalam membangun kerjasama antara anggota KUBE.
13. Sistem sosial budaya masyarakat yang belum sepenuhnya
memahami esensi/urgensi KUBE.
14. Sistem kerja kelompok yang belum tertata dengan baik
ditingkat internal dan anggota belum secara penuh dilibatkan
dalam setiap kegiatan.
15. Manajemen pengelolaan dan sistem pengadministrasian
KUBE yag relatif masih sederhana, meskipun di beberapa
KUBE telah ada sistem yang relatif baik.
16. Kesibukan. Adanya kesibukan atau urusan pribadi masing-
masing anggota.
39
Kelompok Usaha Bersama
(KUBE)
membiasakan melakukan kegiatan, berdiskusi dengan
pendamping KUBE, melakukan hal baik selagi tidak
menyinggung orang lain, meluangkan waktu untuk
kegiatan.
40
Kelompok Usaha Bersama
(KUBE)
BAB V
PERAN KELOMPOK USAHA
BERSAMA (KUBE)
elompok usaha Bersama dibentuk dengan tujuan
41
Kelompok Usaha Bersama
(KUBE)
1) Secara umum keberhasilan KUBE tercermin pada
meningkatnya taraf kesejahteraan masyarakat disekitarnya.
42
Kelompok Usaha Bersama
(KUBE)
1. Peran Kelompok Usaha Bersama (KUBE) dalam
meningkatkan kemampuan intelektual
43
Kelompok Usaha Bersama
(KUBE)
3. Peran KUBE dalam meningkatkan keterampilan
44
Kelompok Usaha Bersama
(KUBE)
kebutuhan pokok bagi anggota. Interaksi yag terjadi
antara pengelola dan anggota berjalan dengan baik.
Meningkatkan kemampuan dalam menghadapi
masalah melalui saling bertukar pendapat, dan sebisa
mungkin memberikan solusi. Adanya kerjasama
antara anggota, pengelola dan masyarakat, karena
KUBE tidak akan berjalan dengan baik tanpa
kerjasama dengan berbagai pihak.
5. Upaya Untuk Mengoptimalkan Peran Kube
Dalam menunjukkan suatu program perlunya
sinergi antara pengelola, anggota, tokoh masyarakat,
masyarakat dan juga kondisi lingkungan sekitar.
sehingga dapat disimpulkan bahwa upaya untuk
mengoptimalkan peran Kelompok Usaha Bersama
adalah memotivasi anggota supaya bersemangat
menjalankan program, menjalin silaturahmi dengan
baik antar anggota, anggota dengan masyarkat, jika
ada masalah langsung dicari solusinya, dan selalu
memantau perkembangan usaha tersebut.
45
Kelompok Usaha Bersama
(KUBE)
Pengelola dan anggota KUBE merasa tidak ada
dampak negatif yang dirasakan dengan adanya KUBE.
Kalau dibilang mengganggu pastimengganggu,
misalnya saja saat ada jadwal piket atau rapat kebetulan
ada keperluan pribadi secara tiba-tiba, jadi hal ini
malah melatih untuk bisa membagi waktu dan tau mana
yang harus diprioritaskan. Tapi hal ini tidak menjadi
hal yang berpengaruh negatif dengan kegiatan KUBE.
46
Kelompok Usaha Bersama
(KUBE)
BAB VI
PENUTUP
5.1 SIMPULAN
47
Kelompok Usaha Bersama
(KUBE)
anggota menjadi disiplin khususnya dalam hal piket
mencari bahan, bertambahnya pengalaman, dan
pengelola dan anggota bersemangat karena adanya
harapan yang akan mereka dapatkan.
5.2 Saran
Kami ingin menyampaikan beberapa saran
terkait peran Kelompok Usaha Bersama (KUBE)
dalam menangani kemiskinan di KUBE Kuripan
Utara, sebagai berikut:
48
Kelompok Usaha Bersama
(KUBE)
karenanya diperlukan kesabaran untuk
menghadapinya.
49
Kelompok Usaha Bersama
(KUBE)
DAFTAR PUSTAKA
Haryati Roebyantho, dkk. (2011). Dampak Sosial Ekonomi
Program Penanganan Kemiskinan melalui KUBE.
Jakarta: P3KS
50
Kelompok Usaha Bersama
(KUBE)
Buku ini berisi tentang gambaran umum
mengenai Desa Kuripan Utara Kecamatan Kuripan
Kabupaten Lombok Barat serta beragam potensi
yang dapat dikembangkan. Selain itu buku ini juga
berfokus membahas kelompok usaha Bersama
(KUBE) yang harapannya dapat menambah
wawasan bagi pembaca
Team
Universtas Mataram