Anda di halaman 1dari 61

KKN TEMATIK

DESA KURIPAN UTARA


2019/2020

KELOMPOK USAHA
BERSAMA (KUBE)

i
Kelompok Usaha Bersama
UNIVERSITAS
(KUBE)
MATARAM
“Kelompok Usaha Bersama (KUBE)”

_____________________

Penulis: Editor:

Siti Atikah SE., Ak., M.Si. Muhammad Kurniawan


Ahmad Baehaqi
Arniwati
Marsinah

Layout: Design Sampul:

Marsinah dan Arniwati Ahmad Baehaqi


Arniwati

Penerbit:

LPPM Universitas Mataram Jln. Pendidikan No. 37 Mataram-NTB


Telp. (0370) 641552, 638265, Fax. (0370) 638265, Mobile Phone
+6285339349756 e-mail: sentra-hki@unram.ac.id website:
www.lppm.unram.ac.id

Cetakan Pertama, 2020

LPPM Universitas Mataram: Data Katalog Dalam Terbitan (KDT)

“Kelompok Usaha Bersama (KUBE)”

= Siti Atikah SE., Ak., M.Si., Ahmad Baehaqi, Arniwati, dan


Marsinah=
LPPM Universitas Mataram, 2020
+ x hlm. cm 14.8 cm x 21 cm

ISBN: Proses

Hak cipta dilindungi oleh undang-undang. Dilarang memperbanyak,


sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk dan dengan cara
apapun, tanpa izin penulis dan penerbit

ii
Kelompok Usaha Bersama
(KUBE)
KATA PENGANTAR

P
uji syukur pada Allah SWT atas berkat nikmat
yang telah diberikan kepada kami sehingga kami
dapat menyelesaiakan buku tentang “Kelompok
Usaha Bersama (KUBE)” tahun akademik 2019/2020 di Desa
Kuripan Utara kecamatan Kuripan Kabupaten Lombok Barat.
Buku ini disusun berdasarkan keadaan Desa, program kerja dan
hasil pelaksanaan KKN Tematik Universitas Mataran tahun
ajaran 2019/2020, pada tanggal 23 Desember 2019 sampai
dengan 6 Februari 2020. KKN Tematik “Peningkatan
Produktifitas Masyarakat melalui Pembentukan KUBE dengan
Pemanmfaatan Limbah Pertanian” ini tidak akan berjalan
dengan baik dan lancar tanpa bantuan dari segenap pihak, baik
secara langsung maupun tidak lansung, oleh karenanya kami
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya Kepada :

1. Ketua LPPM Universitas Mataram Bapak Muhammad Ali,


Ph. D.
2. Rektor Universitas Mataram, Bapak Prof. Dr. H. Lalu
Husni, S.H., M. Hum
3. Dosen Pembimbing Lapangan Kelompok KKN Tematik
Desa Kuripan Utara Ibu Siti Atikah, SE.,Ak.,M.Si.
4. Kepala Desa Kuripan Utara Bapak H. Ihsan Nur
5. Kepala Dusun Pesongoran
6. Kepala Dusun Pemangket
7. Kepala Dusun Kumbung Barat
8. Kepala Dusun Kumbung Tengah
9. Kepala Dusun Kumbung Timur
10. Kepala Dusun Iting Langgem
iii
Kelompok Usaha Bersama
(KUBE)
11. Kepala Dusun Perengge Luar
12. Kepala Dusun Perengge Dalam
13. Kepala Dusun Lendang Bile
14. Kepala Dusun Pelulan
15. Kepala Dusun Lendang Sambe
16. Kepala Dusun Pede Anyar
17. Kepala Dusun Gerepek
18. Ketua Karang Taruna Sukar Harianto Dusun Pesongoran
19. Serta anggota-anggota KKN Tematik Universitas Mataram
Desa Kuripan Utara. Semua pihak yang tidak dapat kami
sebutkan satu persatu kami mengucapkan banyak terima
kasih. Penyusun menyadari bahwa buku ini masih jauh dari
kata sempurna, oleh karena itu penyusun sangat
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun
demi kesempurnaan buku ini.
Akhir kata penyusun berharap buku ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi semua pihak yang terkait.

Kuripan Utara, 2 Februari 2020

KKN-T Kuripan Utara

iv
Kelompok Usaha Bersama
(KUBE)
KATA PENGANTAR LPPM

A
lhamdulillah, segala puji dan syukur kita
panjatkan kehadirat Allah SWT sehingga buku
luaran KKN Tematik ini bisa diselesaikan tepat
pada waktunya. Buku ini merupakan aktualisasi dari pemikiran,
konsep, dan teori, berdasarkan peta masalah dan potensi yang
diimplementasikan selama proses pengabdian kepada
masyarakat di desa mitra.

Kehadiran buku ini diharapkan berkontribusi bagi


pembangunan dan pemberdayaan masyarakat yang
berkelanjutan. Juga sebagai informasi bagi para pihak dalam
menggali potensi sumber daya di desanya. Kita pun menyadari
jika di dalam penyusunan buku ini mempunyai kekurangan,
namun kita meyakini sepenuhnya bahwa sekecil apapun buku
ini tetap akan memberikan sebuah manfaat bagi pembacanya.

Semoga buku ini dapat memberikan manfaat bagi para


pembaca dan penulis khususnya.

Mengetahui,
Ketua LPPM Unram,

Muhammad Ali, Ph. D.

v
Kelompok Usaha Bersama
(KUBE)
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR .......................................................iii

KATA PENGANTAR LPPM ............................................v

DAFTAR TABEL ..............................................................vi

DAFTAR ISI ......................................................................vii

DAFTAR GAMBAR ......................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ......................................................1

1.2 Potensi Unggulan Desa Kuripan Utara .................3

1.3 Program Usulan.....................................................4

BAB II KUBE

2.1 Pengertian dan Tujuan Kelompok Usaha Bersama


(KUBE) ................................................................5

2.2 Tahapan Pembentukan Kelompok Usaha Bersama


(KUBE) ................................................................7

2.3 Syarat Pembentukan Kube ....................................15

2.4 Tahapan Pengusulan Bansos Kube .......................16

2.5 Struktur Kube ........................................................17


vi
Kelompok Usaha Bersama
(KUBE)
2.6 Kategori Kube .......................................................18

2.7 Sumber Pendanaan Kube ......................................22

2.8 Pengelolaan Jenis Usaha .......................................24

2.9 Unsur Pengelolaan Kube.......................................24

2.10 Indikator Keberhasilan Kube ..............................26

2.11 Peran Kube ..........................................................29

BAB III DASAR HUKUM KUBE

BAB IV Faktor Pendukung dan Penghambat Kelompok Usaha


Bersama (KUBE)

4.1 Faktor Pendukung .................................................35

4.2 Faktor Penghambat ............................................... 37

BAB V Peran Kelompok Usaha Bersama

BAB VI PENUTUP

5.1. Kesimpulan ........................................................... 47

5.2 Saran........................................................................ 48

DAFTAR PUSTAKA .......................................................... 50

vii
Kelompok Usaha Bersama
(KUBE)
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1.1 Kelompok usaha Bersama 1 11
Tabel 1.2 Kelompok usaha Bersama 2 11
Tabel 1.3 Kelompok usaha Bersama 3 12
Tabel 1.4 Kelompok usaha Bersama 4 12
Tabel 1.5 Kelompok usaha Bersama 5 13
Tabel 1.6 Kelompok usaha Bersama 6 13
Tabel 1.7 Kelompok usaha Bersama 7 14

viii
Kelompok Usaha Bersama
(KUBE)
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1.1 Surat Undangan Sosialisasi 8
Kube
Gambar 1.2 Pengantaran Surat Undangan 9
Sosialisasi Kube
Gambar 1.3 Registrasi Peserta Sosialisasi 9
Kube Kependudukan
Gambar 1.4 sosialisasi Pengenalan Kube 9
Gambar 1.5 pendataan calon anggota kube 10

ix
Kelompok Usaha Bersama
(KUBE)
Ooh KUBE yah Rendi, KUBE itu
singkatan dari Kelompok Usaha
Bersama, yang dapat meningkatkan
Arni
taraf hidup masyarakat miskin. Kalau
kamu ingin tahu lebih lanjut, mari sebenernya
kita sama-sama baca buku yang KUBE itu apa
berjudul sih? Karena
“KUBE (Kelompok Usaha Bersama” kata itu saja
berikut

x
Kelompok Usaha Bersama
(KUBE)
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

P
rovinsi Nusa Tenggara Barat adalah salah satu
provinsi yang kaya akan sumber daya alam yang
melimpah. Akan tetapi kekayaan alam yang
melimpah itu tidak bertolak belakang dengan kemampuan
penduduknya yang masih rendah untuk memanfaatkan kekayaan
dan potensi alam yang ada, sehingga meskipun Provinsi Nusa
Tenggara Barat adalah wilayah yang kaya, tingkat
kemiskinannya masih cukup tinggi.
Angka kemiskinan yang masih cukup tinggi yang terjadi di
provinsi Nusa Tenggara Barat dapat ditanggulangi dengan
membentuk kelompok-kelompok usaha bersama, dengan
melihat potensi yang ada pada tiap daerah/desa. Kelompok
Usaha Bersama (KUBE) merupakan kelompok keluarga miskin
yang dibentuk, tumbuh, dan berkembang atas prakarsanya
dalam melaksanakan Usaha Ekonomi Produktif (UEP) untuk
meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan sosial keluarga.
Usaha Ekonomi Produktif (UEP) adalah bantuan sosial yang
1
Kelompok Usaha Bersama
(KUBE)
diberikan kepada kelompok usaha bersama untuk meningkatkan
pendapatan dan kesejahteraan sosial keluarga. Baik KUBE
maupun UEP merupakan salah satu program pemerintah yang
ada pada Kementerian Sosial RI khususnya di Direktorat
Jenderal Pemberdayaan Sosial dan Penanggulangan
Kemiskinan.
Kuripan Utara merupakan salah satu desa yang berada di
kecamatan Kuripan, kabupaten Lombok Barat, provinsi Nusa
Tenggara Barat, Indonesia. Desa ini merupakan satu dari 4 desa
yang berada di kecamatan Kuripan. Desa Kuripan Utara
memiliki 13 dusun dengan sebagian besar potensinya berada di
sektor pertanian dan peternakan, serta sebagian kecil di bidang
industri genting dan batu bata. Terletak di bagian barat pulau
Lombok, Kuripan utara tercatat pada Dinas Sosial sebagai desa
miskin. Program pengabdian kepada masyarakat merupakan
salah satu program kemitraan melalui pola Kuliah Kerja Nyata
(KKN) mahasiswa. Dimana program kemitraan dilaksanakan,
baik oleh Dosen maupun Mahasiswa juga dengan berlandaskan
kompetensi akademik maupun jiwa kewirausahaan yang dimana
dapat menghasilkan program pegabdian kepada masyarakat
yang bermutu, relevan dan sinergis dalam meningkatkan
pemberdayaan masyarakat.

2
Kelompok Usaha Bersama
(KUBE)
Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang dilaksanakan
Universitas Mataram ini merupakan salah satu bentuk
pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh Mahasiswa
maupun Dosen. KKN ini di laksanakan pada desa Kuripan Utara
untuk membantu masyarakat yang tercatat pada dinas sosial
untuk membentuk KUBE sebagai salah satu cara meningkatkan
ekonomi masyarat pada desa tersebut.

1.2 Potensi Unggulan Desa Kuripan Utara


Potensi unggulan yang berada di Desa Kuripan Utara yaitu
di bidang pertanian. Dimana sektor pertanian merupakan sektor
paling dominan, sehingga mata pencaharian bagi warga sekitar
dominan sebagai petani dan buruh tani. Selain sebagai petani
dan buruh tani, mata pencaharian masyarakat Desa Kuripan
Utara yang lainnya adalah pedagang keliling, Pegawai Negeri
Sipil, Montir, Industri Rumah Tangga (Genteng, Bata) dan
peternak. Desa Kuripan Utara merupakan daerah yang cukup
subur, sehingga banyak ditemukan tanaman seperti jagung, ubi,
pisang, padi, dan lain-lain.

1.3 Program Usulan


Dalam hal ini, program Kuliah Kerja Nyata sejatinya
dirancang sebagai upaya mendorong keterlibatan perguruan
3
Kelompok Usaha Bersama
(KUBE)
tinggi dalam pemberdayaan masyarakat yang kurang mampu.
Salah satu bentuk pemberdayaan yang dilakukan adalah
pembentukan suatu kelompok usaha bersama (KUBE),
khususnya pada dusun yang memiliki permasalahan ekonomi
dengan memperhatikan letak geografis dan potensi yang
dimiliki pada desa. Pembentukan KUBE dilakukan setelah
melakukan pendataan masyarakat miskin dengan syarat yang
ditentukan dari Dinas Sosial. Oleh karena itu, maka diusulkan
sebuah program untuk memanfaatkan dan mengoptimalkan
potensi yang ada di Desa Kuripan Utara yakni dengan
pemanfaatan limbah hasil pertanian berupa bonggol jagung
sebagai media tanam jamur. Terlihat pada desa Kuripan Utara
hasil dari panen Jagung diproduksi sebagai makanan ataupun
dijual langsung ke pasaran, sedangkan bonggol jagung sebagai
limbah pertanian tidak dimanfaatkan dengan baik. oleh karena
itu dengan adanya KKN bertemakan KUBE ini kami
memanfaatkan bonggol jagung sebagai media tanam jamur.
Jamur ini bernama jamur Janggel, dan penampakan fisiknya
seperti jamur yang tumbuh pada jerami yaitu seperti jarum, dan
jamur tersebut bisa diolah menjadi berbagai macam produk
dengan nilai jual yang cukup tinggi.

4
Kelompok Usaha Bersama
(KUBE)
BAB II
KUBE
2.1 Pengertian dan Tujuan Kelompok Usaha Bersama
(KUBE)

K
elompok Usaha Bersama (KUBE) merupakan media
pemberdayaan sosial yang diarahkan untuk
terciptanya, aktifitas sosial ekonomi keluarga
masyarakat miskin agar dapat meningkatkan kesejahteraan
sosial mereka. Melalui kelompok dapat berinteraksi, saling
tolong menolong dalam memecahkan permasalahan dan
memenuhi kebutuhan (Kementerian RI, 2016: 115).

Menurut Khatib Pahlawan Kayo (2008: 15) yang


dimaksud Kelompok Usaha Bersama (KUBE) adalah suatu
kelompok yang dibentuk oleh warga-warga/keluarga-keluarga
binaan sosial yang terdiri dari orang-orang/keluarga-keluarga
miskin (pra sejahtera) yang menerima pelayanan sosial melalui
kegiatan Prokesos.

Dari kedua pengertian diatas maka Kelompok Usaha


Bersama (KUBE) dapat diakatakan sebagai kelompok keluarga
miskin yang dibentuk, tumbuh, dan berkembang atas
prakarsanya dalam melaksanakan Usaha Ekonomi Produktif
(UEP) untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan sosial
keluarga.

5
Kelompok Usaha Bersama
(KUBE)
Kelompok Usaha Bersama (KUBE) memiliki tujuan menurut
Kementerian Sosial RI (2016:115-116) adalah sebagai berikut:

a. Meningkatkan dan memperkuat kesetiakawanan sosial warga


miskin dan masyarakat dalam menanggulangi berbagai
permasalahan kesejahteraan sosial.
b. Meningkatkan taraf kesejahteraan keluarga miskin.
c. Mewujudkan kemandirian usaha sosial-ekonomi keluarga
miskin.
d. Meningkatkan aksesbilitas keluarga miskin terhadap
pelayanan sosial dasar, fasilits pelayanan publik dan sistem
jaminan kesejahteraan sosial.
e. Meningkatkan kepedulian dan tanggung jawab social
masyarakat dan dunia usaha dalam penanggulangan
kemiskinan.
f. Meningkatkan ketahanan sosial masyarakat dalam mencegah
masalah kemiskinan.
g. Meningkatkan kualitas manajemen pelayanan kesejahteraan
sosial bagi keluarga miskin.

Selain yang disebutkan diatas Kementeian Sosial RI


(2010: 13) menyebutkan tujuan Kelompok Usaha Bersama
(KUBE) adalah:

a. Meningkatkan kemampuan anggota KUBE dalam memenuhi


kebutuhan hidup sehari-hari.

6
Kelompok Usaha Bersama
(KUBE)
b. Meningkatkan kemampuan anggota KUBE dalam mencegah
dan mengatasi masalah yang terjadi baik dalam keluarga
maupun dengan lingkungan sosialnya.
c. Meningkatkan kemampuan anggota kelompok KUBE dalam
melaksanakan peran sosialnya.

2.2 Tahapan Pembentukan Kelompok Usaha Bersama


(KUBE)

Tahapan pembentukan Kelompok Usaha Bersama


(KUBE), menurut Kementerian Sosial RI (2010: 15-16) adalah:

A. Tahap Persiapan

Kegiatan ini terdiri dari: orientasi, observasi, registrasi,


identifikasi, perencanaan program penyuluhan sosial, fasilitasi
pengenalan masalah, pengembangan motivasi, dan evaluasi
persiapan. Pelaksana: aparat desa, pendamping sosial, penyelia.

Gambar 1.1 Surat Undangan Sosialisasi Kube.

7
Kelompok Usaha Bersama
(KUBE)
Gambar 1.2 Pengantaran Surat Undangan Sosialisasi
Kube.

Gambar 1.3 Registrasi Peserta Sosialisasi Kube.

8
Kelompok Usaha Bersama
(KUBE)
Gambar 1.4 Sosialisasi Pengenalan Kube.

Gambar 1.5 pendataan calon kube

9
Kelompok Usaha Bersama
(KUBE)
B. Tahap Pembinaan

Pembinaan dimaksudkan sebagai upaya untuk


meningkatkan dayaguna dan hasil guna penumbuhan dan
pengembangan KUBE, disamping meningkatkan motivasi dan
kemampuan pelaksanaan dilapangan serta kapasitas manajemen
pengelola KUBE. Pembinaan dilaksanakan oleh petugas sosial
wilayah mulai dan tingkat propinsi, kabupaten / kodya,
kecamatan dan desa / kelurahan secara berjenjang.

C. Tahap Pelaksanaan

Kegiatan ini meliputi seleksi calon penerimaan


pembentukan pra kelompok dan kelompok,
pemilihan/penentuan jenis usaha, pelatihan pendamping,
pelatihan keterampilan anggota KUBE,
pemberian bantuan stimulan permodalan, pendampingan dan
evaluasi. Pelaksana; aparat desa, penyedia, pendamping sosial
dan dinas sosial.

Setelah diseleksi calon penerimaan kelompok KUBE


dengan berbagai macam persyaratan, didapatkan 7 kelompok
KUBE dari 13 dusun di desa Kuripan, dimana 7 kelompok ini
terdiri dari usaha batu bata, kerupuk, jamur tiram, ayam betet,
dan tiga kelompok lagi usah bakulan. Adapun data dari 7
kelompok ini sebagai berikut.

10
Kelompok Usaha Bersama
(KUBE)
Kelompok 1

NAMA KELOMPOK NO NAMA


Maju Bersama 1 K MAHAYANUN
2 S MARNIATI
3 B ERNAWATI
4 A MURNI
5 INAQ SELEMIN
6 SITI MARYAM
7 TOHORIAH
8 MISNAH
9 SALMIN
10 MURNAH

Kelompok 2

NAMA KELOMPOK NO NAMA


BATA PESONGORAN 1 K SUHAILI
2 S MURDAN
3 B MURIDUN
4 A RUSLI
5 PUASIH
6 AMIN
7 RAMAN
8 MUSLIMAN
9 KAHARUDIN
10 MULIANAH

11
Kelompok Usaha Bersama
(KUBE)
Kelompok 3

NAMA KELOMPOK NO NAMA


1 K SITI NURHAYATI
2 S HERNI
3 B JAMILAH
DIAN WIDIA
4 A
KUSUMA
5 APSAH
6 SUKAIYAH
7 FITRIANI
NURHALIMATUSSA
8
DIAH
9 AMINAH
10 SAMINAH

Kelompok 4

NAMA KELOMPOK NO NAMA


1 K DESI WIRASANTI
2 S SARIMAH
3 B SAMISAH
4 A SURYAH
5 MUKMINAH
6 SAHRAM
7 MUNISAH
8 FATIMAH
9 INAH
10 SAMNAH

12
Kelompok Usaha Bersama
(KUBE)
Kelompok 5

NAMA KELOMPOK NO NAMA


MURNIATI /
1 K
SAPARUDIN
2 S ERNI WATI
3 B SUMARNI
4 A HUSNIAH
5 AISAH
6 SITI AMINAH, S.PD.I
7 SAHIR
8 MEGAWATI
9 SAHRON
10 NURILAH

Kelompok 6

NAMA KELOMPOK NO NAMA


1 K MAYA ROSITA
2 S FARLIANA
ROSNA HIDAYATI,
3 B
S.Pd.
4 A HALIMAH
5 PAUZIAH
6 SITI YOPIANA
7 WIRZAH
8 NURLINDA
9 NILA WAHYUNI
10 IDA -MAYANI

13
Kelompok Usaha Bersama
(KUBE)
Kelompok 7

NAMA KELOMPOK NO NAMA


1 K MUHAMMAD HAFIZ
2 S NAZAR
3 B SITI AMINAH
4 A MUHAMMAD SAHID
5 ATIM
6 MUAZAM
7 FAUZIAH
8 SALMAN
9 MISBAH
10 SAHRUN

Masing-masing kelompok memilik nama tersendiri, dan


setiap nama melambangkan cita-cita serta harapan mereka ke
depannya. Selain itu juga setiap orang memiliki tanggung jawab
sendiri, mulai dari ketua, sekertaris, bendahara dan anggota. Hal
ini akan dibahas lebih rinci pada poin 2.5 tentang strukutr
KUBE.

D. Tahap pengembangan usaha

Kegiatan pada tahap ini meliputi: fasilitasi


pengembangan usaha, pemberian bantuan pengembangan usaha,
pendampingan dan evaluasi. Pelaksana: pendamping sosial, dan
Dinas Sosial di instansi terkait.

14
Kelompok Usaha Bersama
(KUBE)
E. Tahap kemitraan usaha

Kegiatan pada tahap ini meliputi:

1. Inventarisasi sumber-sumber yang ada (sumber daya


alam, sumber daya ekonomi, dan sumber daya
manusia).
2. Membuat kesepakatan-kesepakatan.
3. Pelaksanaan kemitraan usaha.
4. Perluasan jaringan kemitraan usaha.
5. Evaluasi Pelaksana: pendamping sosial dan penyelia

F. Tahap monitoring dan evaluasi

Kegiatan pada tahap ini meliputi: pengendalian dan


monitoring proses pelaksanaan yang sedang berjalan dan
evaluasi terhadap keberhasilan yang sudah dicapai. Pelaksana:
pendamping sosial dan penyelia. Dari uraian di atas dapat
disimpulkan tahapan pembentukan Kelompok Usaha Bersama
(KUBE) adalah tahap persiapan, tahap pelaksaaan, tahap
pengembagan usaha, tahap kemitraan dan tahap monitoring dan
evaluasi.

2.3 Syarat Pembentukan Kube

a. Rumah tangga miskin yang terdaftar dalam Data


Terpadu Penanganan Fakir Miskin dan Orang Tidak
Mampu (DTPFMOTM).
b. Memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu
Keluarga (KK).

15
Kelompok Usaha Bersama
(KUBE)
c. Telah menikah dan/ atau berusia 18 tahun sampai dengan
60 tahun dan masih produktif.
d. Belum pernah mendapat bantuan KUBE.
e. Membentuk kelompok beranggotakan 5 sampao 20
orang yang tinggal berdekatan dan berdomisili tetap.
f. Mendapat rekomendasi dari Dinas Sosisal
Kabupaten/Kota setempat

2.4 Tahapan Pengusulan Bansos Kube

a. Perorangan, masyarakat, atau lembaga kesejahteraaan


social dapat mengusulkan proposal Ke Dinas Sosial
Kabupaten/ Kota melalui Kepala Desa.
b. Dinas Sosial Kabupaten/ Kota melakukan verifikasi dan
validasi calon penerimaKUBE sesuai Data Terpadu
Penanganan Fakir Miskin dan Orang Tidak Mampu
(DTPFMOTM).
c. Dinas Sosial Kabupaten/ Kota mengusulkan proposal
kepada Menteri Sosial Melalui Direktur Penanganan Fakir
Miskin Wilayah I dengan tembusan disampaikan ke Kepala
Dinas Sosial Provinsi.
d. Direktorat Penanganan Fakir Miskin Wilayah I melakukan
verifikasi dan validasi atas usulan proposan Dinas Sosial
Kabupaten/ Kota.
e. Direktur Penanganan Fakir Miskin Wilayah I menetapkan
lokasi dan penerima KUBE.
f. Hasil penetapan lokasi dan penerima KUBE disampaikan
kepada Dinas Sosial Kabupaten/ Kota.

16
Kelompok Usaha Bersama
(KUBE)
g. Kepala Dinas Sosial Kabupaten/ Kota menandatangani
Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM)
KUBE.

2.5 Kelembagaan Kelompok Usaha Bersama (KUBE)

Kementerian Sosial RI (2010: 17-21) menjelaskan bahwa:

a) Keanggotaan KUBE
(1) Kriteria anggota
(a) Kepala keluarga fakir miskin yang mempunyai
pendapatan di bawah garis kemiskinan (tingkat
pengeluaran sama dengan 480 kg setara beras
untuk
perkotaan dan 320 kg untuk pedesaan).
(b) Warga masyarakat yang berdomisili tetap.
(c)Menyatakan kesediaan bergabung dalam
kelompok.
(d) Memiliki potensi dan keterampilan di bidang
usaha ekonomi tertentu.
(2) Jumlah anggota KUBE 10 kepala keluarga
(3) Pembentukan KUBE mempertimbangkan:
(a) Kedekatan tempat tinggal
(b) Jenis usaha atau keterampilan anggota
(c) Ketersediaan sumber/keadaan geografis
(d) Latar belakang kehidupan budaya
(e) Memiliki motivasi yang sama
(f) Keberadaan kelompok-kelompok masyarakat
yang sudah tumbuh berkembang lama.
17
Kelompok Usaha Bersama
(KUBE)
(4) Struktur dan kepengurusan KUBE
(a) Struktur organisasi merupakan suatu bentuk
tanggung jawab yang harus dijalankan. Dengan
struktur dapat diketahui “siapa mengerjakan
apa”, siapa berkewajiban dan bertanggung
jawab apa”.
(b) Struktur KUBE sangat tergantung pada
kegiatan atau jenis usaha yang dijalankan oleh
KUBE tersebut. Tidak ada suatu struktur yang
baku tentang struktur KUBE, strukturnya
diserahkan sepenuhnya pada kelompok
KUBE.
(c) Kepengurusan dipilih berdasarkan hasil
musyawarah atau kesepakatan anggota
kelompok.

2.6 Struktur KUBE

Di bawah ini ditawarkan struktur organisasi KUBE yang


relatif sederhana yang dapat dijadikan acuan dalam perumusan
struktur organisasi KUBE, yang terdiri dari; Ketua, Sekretaris,
Bendahara. Jika diperlukan dapat dibentuk urusan/seksi. Secara
skematis dapat digambarkan seperti berikut:

18
Kelompok Usaha Bersama
(KUBE)
STRUKTUR ORGANISASI KUBE

KETUA

SEKERTARIS BENDAHARA

ANGGOTA
1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

19
Kelompok Usaha Bersama
(KUBE)
A) Ketua

Ketua merupakan otak atau kepala dari kelompok


KUBE yang memiliki tugas diantaranya:
1. Mengkoordinir kegiatan KUBE.
2. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian KUBE.
3. Memimpin rapat/pertemuan.
4. Mensyahkan hasil keputusan musyawarah kelompok.
5. Menandatangani dokumen yang menjadi kewenangan
dan tanggung jawab ketua.

B) Sekretaris

Sekertaris adalah orang yang mendukung ketua yang


memiliki tugas diantaranya:

1. Mendukung pelayanan administrasi KUBE.


2. Mewakili tugas ketua pada saat berhalangan.
3. Menandatangani dokumen yang menjadi kewenangan
dan tanggung jawab sekretaris.

C) Bendahara

Bendahara adalah orang yang bertanggung jawab untuk


mengurus keuangan yang memiliki tugas diantaranya yaitu:

1. Melaksanakan administrasi keuangan KUBE.


2. Menandatangani dokumen yang menjadi
kewenangan dan tanggung jawab bendahara.
3. Mengatur, serta mengelola keuangan KUBE

20
Kelompok Usaha Bersama
(KUBE)
D) Kewajiban anggota

1. Mengikuti dan mentaati semua ketentuan ketentuan yang


sudah disepakati.
2. Mewujudkan tujuan yang ingin dicapai bersama.
3. Membangun kerjasama dengan berbagai pihak.
4. Memanfaatkan dana bantuan modal usaha dengan penuh
tanggung jawab.
5. Membayar iuran dana kesetiakawanan sosial (IKS) setiap
bulan sesuai kesepakatan bersama yang sudah
ditentukan.
6. Menghimpun dana untuk memperkuat modal usaha
melalui Lembaga Keuangan Mikro.
7. Memanfaatkan peghasilan untuk meningkatkan
kesejahteraan anggota keluarganya.

E) Hak Anggota

1. Mengajukan usul atau saran-saran yang dapat


memperbaiki kinerja KUBE.
2. Memperoleh pinjaman bantuan modal usaha yang
diterima KUBE dari pihak lain.
3. Mendapatkan kentungan yang diperoleh dari pembagian
hasil KUBE.

21
Kelompok Usaha Bersama
(KUBE)
2.7 Kategori Kelompok Usaha Bersama (KUBE)

Kementerian Sosial RI (2010: 21-24) menjelaskan


tentang kategori Kelompok Usaha Bersama (KUBE) yaitu:

A) KUBE Tumbuh

KUBE tumbuh merupakan KUBE yang baru dibentuk


baik pemerintah maupun masyarakat, untuk menjawab
permasalahan fakir miskin atas dasar kebutuhan dan potensi
setempat, dengan bimbingan Dinas Sosial setempat, Organisasi
Sosial/LSM, aparat desa dan pendamping. Ciri KUBE tumbuh:

1. Sudah ada pengadministrasian kegiatan


2. Memiliki struktur organisasi
3. Jangkauan pemasaran terbatas
4. Asset terbatas
5. Usia KUBE kurang dari setahun.

B) KUBE Berkembang

KUBE berkembang merupakan KUBE yang sudah


mengalami perkembangan dibidang sosial, ekonomi maupun
kelembagaan meliputi peningkatan usaha ekonomi produktif,
peningkatan pendapatan, anggota sudah mengalami pembangian
keuntungan, jangkauan usaha berkembang atas dasar
kemampuan dan peluang usaha, dengan bimbingan Dinas Sosial
setempat, aparat desa dan pendamping. Ciri KUBE berkembang
adalah:

1. Administrasi lengkap
2. Berkembangnya organisasi
22
Kelompok Usaha Bersama
(KUBE)
3. Bertambahnya jangkauan pemasaran
4. Berkembangnya akses
5. Berkembangnya asset

C) KUBE Mandiri

KUBE mandiri merupakan KUBE yang telah mengalami


kemajuan dibidang sosial, ekonomi maupun kelembagaan
dengan ciri diantaranya sebagai berikut:

1. Administrasi lengkap.

2. Berkembangnya organisasi.

3. Bertambahnya jangkauan pemasaran.

4. Berkembangnya asset

5. Dapat mengakses lembaga keuangan komersial.

6. Sembilan kunci sukses KUBE:

a. Usaha ekonomi berdasarkan rencana usaha dan anggaran


belanja yang disepakati bersama
b. Usaha ekonomi berorientasi pasar.
c. Menggunakan modal usaha sesuai dengan kebutuhan
usaha.
d. Menggunakan bahan baku yang mudah diperoleh di
lingkungan setempat.
e. Melakukan usaha sesuai dengan keterampilan yang
dimiliki.
f. Sistem pengelolaan usaha ekonomi dapat dilaksanakan
semua anggota,
23
Kelompok Usaha Bersama
(KUBE)
g. Ada komitmen dan kerjasama yang kuat dari setiap
anggota untuk berhasil.
h. Harga yang ditawarkan menguntungkan dan bersaing di
pasar.
i. Adanya kebersamaan dalam mengahadapi berbagai
hambatan usaha.

2.8 Sumber Pendanaan KUBE

1. Pemerintah/Pemerintah Daerah melalui APBN/APBD


2. Dunia Usaha
3. Organisasi Sosial dalam dan luar negeri
4. Masyarakat perorangan atau kelompok
5. Dan sumber lainnya yang tidak meningkat

2.9 Pengelolaan Jenis Usaha

Kementerian Sosial RI (2010: 28-31) menyebutkan pengelolaan


Kelompok Usaha Bersama (KUBE) sebagai berikut:

a) Pengelolaan Kelompok

(1) Menetapkan struktur organisasi dan menyusun uraian


tugas yang jelas dan rinci.

(2) Menata administrasi kegiatan kelompok dengan baik.

(3) Mengidentifikasi potensi dan sumber-sumber yang


dimiliki oleh anggota KUBE.

(4) Mengidentifikasi kemampuan dan keterampilan yang


dimiliki oleh anggota KUBE.

24
Kelompok Usaha Bersama
(KUBE)
(5) Menyusun rencana program dan kegiatan, serta rencana
anggaran biaya.

(6) Menggalang kebersamaan dan kekompakan di antara


sesama anggota KUBE dan juga dengan tokoh-tokoh
kunci masyarakat serta lingkungan yang lebih luas.

(7) Membangun komitmen bersama yang dapat


menumbuhkan
semangat motivasi kerja para anggota KUBE dalam
mengembangkan jenis usaha yang dipilih.

(8) Mengembangkan jenis usaha lebih dari satu yang sesuai


dengan potensi dan sumber-sumber yang ada dalam
lingkungan masing-masing.

(9) Melakukan inovasi-inovasi baru dalam pengelolaan jenis


usaha yang dikembangkan.

(10) Melakukan kegiatan-kegiatan sosial yang dapat


menumbuhkan kepercayaan anggota dan lingkungan
sekitarnya.

(11) Membangun jaringan kerja dengan berbagai pihak yang


dapat menguntungkan kelompok KUBE

25
Kelompok Usaha Bersama
(KUBE)
2.10 Unsur Pengelolaan KUBE

1) Administrasi
a. Membuat program kegiatan secara jelas dan rinci.
b. Membuat struktur organisasi dan pembagian tugas
bagi semua anggota KUBE
c. Membuat fungsi masing-masing anggota KUBE
sesuai dengan struktur organisasi yang ada.
d. Melakukan pencatatan kegiatan dan administrasi
pembukuan yang meliputi:
1. Buku Daftar Anggota Kelompok,
2. Buku Tamu,
3. Buku Kegiatan/Agenda Kelompok,
4. Buku Kas/Keuangan,
5. Buku Inventaris,
6. Buku Simpan Pinjam.
e. Menyusun Laporan Periodik yang memuat tentang
kondisi kelembagaan, usaha ekonomi produkif,
social anggota KUBE, yang disampaikan kepada
Dinas/Instansi Sosial Kabupaten/Kota.
2) Sosial
a. Melaksanakan pertemuan rutin bulanan anggota (atau
sesuai kebutuhan) yang dihadiri oleh pendamping dan
aparat desa.
b. Melaksanakan pertemuan rutin anggota sesuai dengan
kesepakatan yang sudah ditentukan.
c. Menumbuhkan kesadaran dan kemauan anggota
kelompok untuk merubah kondisi/keadaan kearah
kondisi kehidupan yang lebih baik.

26
Kelompok Usaha Bersama
(KUBE)
d. Merintis pelaksanaan Iuran Kesetiakawanan Sosial
(IKS) dan usaha simpan pinjam untuk kesejahteraan
anggota keluarga KUBE.
e. Mendorong anggota KUBE untuk aktif dalam
kegiatan keagamaan dan kemasyarakatan.
f. Ikut aktif dalam kegiatan-kegiatan kemasyarakatan,
seperti: kerja bakti lingkungan, gotong royong,
siskamling dan lain-lain.
g. Mengaktifkan/menggerakkan para istri anggota
KUBE untuk terlibat dalam kegiatan-kegiatan, seperti
kegiatan posyandu, PKK, dan lain-lain.
h. Menumbuhkan kesadaran pada anggota tentang
pentingnya pendidikan bagi anggota keluarga dan
masyarakat.
i. Menumbuhkan kesetiakawanan di antara sesame
anggota maupun dengan lingkungannya, melalui
partisipasi aktif dalam berbagai kegiatan-kegiatan
social kemasyarakatan.
j. Menggagasi dan membentuk embrio koperasi tingkat
desa/kelurahan.
k. Meningkatkan keterampilan kerja anggota KUBE.
l. Meningkatkan kesadaran dan kepedulian para
anggota KUBE untuk terlibat dalam penanganan
permasalahan sosial yang ada di daerah masing-
masing.

27
Kelompok Usaha Bersama
(KUBE)
(3) Ekonomi

a. Pengelolaan Usaha Ekonomi Produktif (UEP) yang


sudah ada sehingga dapat berhasil dan meningkatkan
kesejahteraan para anggota KUBE.
b. Pengembangkan jenis Usaha Ekonomi Produktif
(UEP) yang sebelumnya hanya satu menjadi beberapa
jenis usaha.
c. Penggalian sumber-sumber dan potensi yang dapat
dimanfaatkan untuk pengembangan dan
kesejahteraan anggota KUBE.
d. Melakukan pembaharuan atau inovasi terhadap teknik
pengelolaan UEP untuk tercapainya keberhasilan
KUBE yang optimal.
e. Mewujudkan usaha koperasi yang dapat mendukung
pengelolaan Usaha Ekonomi Produktif (UEP) dan
peningkatan kesejahteraan keluarga para anggota
KUBE.
f. Pengembalian dana pengguliran secara utuh kepada
kelompok lain yang membutuhkan.
g. Membangun kerjasama dan jaringan kemitraan
dengan berbagai pihak yang dapat mempercepat
keberhasilan KUBE.

Pengelolaan Kelompok Usaha Bersama (KUBE) di Desa


Kuripan Utara mengacu pada uraian di atas, akan tetapi tidak
sama persis dengan kata lain disesuaikan dengan kondisi,
kemampuan anggota dan pengelola.

28
Kelompok Usaha Bersama
(KUBE)
2.11 Indikator keberhasilan Kelompok Usaha Bersama
(KUBE)

a. Kementerian Sosial RI (2016: 120) menyatakan


indicator keberhasilan KUBE adalah:
Meningkatnya taraf pendapatan keluarga miskin.
b. Meningkatnya kemandirian usaha sosial-ekonomi
keluarga miskin.
c. Meningkatnya aksesbilitas keluarga miskin terhadap
pelayanan sosial dasar dan fasilitas pelayanan publik.
d. Meningkatnya kepedulian dan tanggung jawab social
masyarakat dan dunia usaha dalam penanggulangan
kemiskinan meningkatnya ketahanan sosial masyarakat
dalam mencegah masalah kemiskinan.
e. Meningkatnya kualitas manajemen pelayanan
kesejahteraan sosial bagi keluarga miskin.
Menurut Hermawati (2012: 17-18) bahwa kriteria atau
indikator keberhasilan KUBE sebagai berikut:
➢ Secara umum keberhasilan KUBE tercermin pada
meningkatnya taraf kesejahteraan masyarakat
disekitarnya.
1. Meningkatnya kemampuan dalam memenuhi
kebutuhan dasar manusia (pangan, sandang dan
papan).
2. Meningkatnya dinamika sosial.
3. Meningkatnya kemampuan dan keterampilan
pemecahan masalah.

29
Kelompok Usaha Bersama
(KUBE)
➢ Secara khusus perkembangan KUBE ditunjukkan
oleh:
1. Berkembangnya kerjasama diantara sesama
anggota KUBE dan antar KUBE dengan
masyarakat sekitarnya.
2. Mantapnya usaha KUBE.
3. Berkembangnya jenis kegiatan KUBE.
4. Meningkatnya pendapatan KUBE.
5. Tumbuh berkembangnya kesadaran dan rasa
tanggungjawab sosial dalam bentuk pengumpulan dana
iuran kesetiakawanan sosial (IKS)

30
Kelompok Usaha Bersama
(KUBE)
BAB III
DASAR HUKUM KUBE

P eraturan Menteri Sosial Nomor 25 Tahun 2015


tentang Kelompok Usaha Bersama (Berita Negara
Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2016),
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Digantikan dengan
Peraturan Menteri Sosial Nomor 2 Tahun 2019 tentang Bantuan
Sosial Usaha Ekonomi Produktif Kepada Kelompok Usaha
Bersama Untuk Penanganan Fakir Miskin.

Melandasi terbitnya Peraturan Menteri Sosial Nomor 2


Tahun 2019 tentang Bantuan Sosial Usaha Ekonomi Produktif
Kepada Kelompok Usaha Bersama Untuk Penanganan Fakir
Miskin adalah:

1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang


Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 12, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4967);

31
Kelompok Usaha Bersama
(KUBE)
2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2011 tentang
Penanganan Fakir Miskin (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 83, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5235);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2012 tentang
Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 68,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5294);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2013 tentang
Pelaksanaan Upaya Penanganan Fakir Miskin melalui
Pendekatan Wilayah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2013 Nomor 157, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5449);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2015 tentang
Tata Cara Pengumpulan dan Penggunaan Sumbangan
Masyarakat bagi Penanganan Fakir Miskin (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 53,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5677);
6. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang
Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8);
32
Kelompok Usaha Bersama
(KUBE)
7. Peraturan Presiden Nomor 46 Tahun 2015 tentang
Kementerian Sosial (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 86);
8. Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2017 tentang
Penyaluran Bantuan Sosial Secara Non Tunai (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 156);
9. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 254/PMK.05/2015
tentang Belanja Bantuan Sosial Pada Kementerian
Negara/Lembaga (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 2047) sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
228/PMK.05/2016 tentang Perubahan atas Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 254/PMK.05/2015 tentang
Belanja Bantuan Sosial pada Kementerian
Negara/Lembaga (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2016 Nomor 2147);
10. Peraturan Menteri Sosial Nomor 20 Tahun 2015 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Sosial (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1845)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
Sosial Nomor 22 Tahun 2018 tentang Perubahan Kedua
atas Peraturan Menteri Nomor 20 Tahun 2015 tentang

33
Kelompok Usaha Bersama
(KUBE)
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Sosial (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1517);
11. Peraturan Menteri Sosial Nomor 15 Tahun 2017 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Pengumpulan dan Penggunaan
Sumbangan Masyarakat Bagi Penanganan Fakir Miskin
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor
1126);

34
Kelompok Usaha Bersama
(KUBE)
BAB IV
Faktor Pendukung dan
Penghambat Kelompok Usaha
Bersama (KUBE)

K
elompok Usaha Bersama (KUBE) dalam proses
kegiatannya ada faktor pendung dan
penghambatnya. Menurut Haryati (2011: 128-
132) menyatakan bahwa faktor pendukung dan faktor
penghambat pelaksanaan KUBE sebagai berikut:

4.1 Faktor Pendukung

Beberapa faktor yang menjadi pendukung akan


keberhasilan usaha kesejahteraan sosial keluarga miskin melalui
program KUBE, yakni:

1. Semangat anggota kelompok yang cukup tinggi dalam upaya


peningkatan kesejahteraan sosial melalui program KUBE,
seperti keaktifan anggota KUBE dalam mengadakan
kegiatan/pertemuan rutin, kedisiplinan anggota KUBE dalam
pengelolaan administrasi dan keuangan serta penambahan
sarana dan prasarana untuk menunjang kegiatan KUBE.
2. Kuatnya rasa ikatan persaudaraan di antara anggota KUBE
(tercermin dari sikap saling membantu/tolong-menolong,
gotong royong dan kerjasama yang baik). semangat
kerjasama dang tong royong tersebut dapat dilihat dari
semakin tingginya tingkat kepercayaan masyarakat kepada
35
Kelompok Usaha Bersama
(KUBE)
kelompok, yang diwujudkan dalam bentuk keikut sertaan
masyarakat dalam kegiatan kelompok, seperti arisan dan
simpan pinjam.
3. Adanya pendamping sosial yang selalu berusaha menjalin
relasi sosial di antara pendamping, anggota KUBE dan
masyarakat dalam memecahkan masalah, memperkuat akses
dan mendayagukan potensi dan sumber kesejahteraan sosial
di lokasi penelitian.
4. Ada dukungan dari tokoh masyarakat lokal di sekitar KUBE,
baik berupa tenaga, waktu dan pembinaan.
5. Masih tingginya minat masyarakat miskin untuk dapat
berkembangMbersama dalam program KUBE.
6. Interaksi sosial yang tinggi atas dasar kesamaan visi dan
pandangan untuk merubah kehidupan yang lebih baik.
7. Terdapatnya sumber potensi sumber daya alam yang masih
dapat dikembangkan secara bersama.
8. Dukungan segenap elemen dan tokoh masyarakat dalam
pembentukan KUBE ditingkat desa/kelurahan.
9. Terdapatnya sistem atau jaringan kelembagaan serta
keberfungsian pendamping dalam mengarahkan dan
membimbing KUBE sehingga kinerja KUBE relatif
meningkat/lebih baik di masa mendatang.
10. Kearifan lokal masyarakat yang terus dapat dikembangkan
secara bersama-sama.
11. Adanya Perda No 14/Tahun 2011 tentang keterlibatan semua
sector dalam penanganan kemiskinan namun dalam
implementasinya perlu peningkatan koordinasi program
lintas sektor terkait. Dari pemaparan diatas dapat dilihat
bahwa dalam proses kegiatan KUBE terdapat faktor pendung

36
Kelompok Usaha Bersama
(KUBE)
berupa, semangat anggota kelompok tinggi, kuatnya
persaudaraan, adanya pendamping, adanya dukunganMdari
tokoh masyarakat, minat masyarakat tinggi, interaksi sosial,
sumber daya alam melimpah, banyak dukungan,
berfungsinya jaringan kelembagaan, kearifal lokal dan
adanya dasar hukum. Dengan berbagai faktor pendukung ini
diharapkan dapat meningkatkan kegiatan KUBE.

4.2 Faktor Penghambat

Faktor yang menjadi penghambat dalam


penyelenggaraan kegiatan usaha kesejahteraan sosial melalui
program KUBE ini adalah:

1. Rendahnya tingkat pendidikan anggota kelompok yang


sebagian lulusan SD, yang menyebabkan kemampuan untuk
pengelolaan KUBE relative kurang, hal ini mengakibatkan
usaha yang dilakukannya kurang bisa berkembang secara
optimal.
2. Belum terbiasa dengan hal baru. Anggota masih terbiasa degan
keadaan sebelumnya, yang biasanya banyak waktu luang.
3. Terbatasnya kemampuan diversifikasi usaha, responden
terbiasa dalam kondisi sebelumnya dan tidak berani
berspekulasi untuk membuka yang baru.
4. Rendahnya mobilitas yang menyebabkan sempitnya
pemasaran hasil usaha, kondisi ini merupakan penyebab
kecilnya daya serap dana bantuan secara maksimal. Dana
bantuan yang diperoleh cenderung dimanfaatkan untuk
keperluan konsumtif disbanding usaha produktif.

37
Kelompok Usaha Bersama
(KUBE)
5. Adanya sikap iri hati dari masyarakat yang tidak menjadi
anggota KUBE sehingga dapat mempengaruhi/menghambat
anggota KUBE dalam melakukan kegiatan program yang
telah disepakati.
6. Kurangnya keterbukaan antar pengurus dan anggota KUBE
dalam mengelola usaha bersama yang pada akhirnya
mendorong terjadinya rendahnya partisipasi dan semangat
kebersamaan diantara para anggota KUBE dan kurang
kondusifnya iklim kerja di kelompok.
7. Kendala budaya berupa adanya rasa kurang saling percaya di
antara para anggota KUBE yang berasal dari marga yang
berbeda. Apabila anggota KUBE terdiri dari berbagai etnis
dan beragam karakter, budaya dan istiadat yang berbeda,
berimplikasi pada perbedaan strategi dalam mengembangkan
usaha KUBE.
8. Kondisi geografis yang kurang mendukung sehingga
komunikasi menjadi kurang lancar antara KUBE dengan
Pembina dan atau pendamping.
9. Proses pembentukan KUBE yang relatif lemah dalam
asessmen, sehingga kegiatan KUBE kadang tidak
berdasarkan kebutuhan riil anggota KUBE dan tidak
sepenuhnya diawali dengan pemberian kegiatan bimbingan
penyuluhan sosial, pelatihan manajemen
usaha, UEP, IKS, dan UKS. Muatan kegiatan lebih banyak
bermaterikan tertib administrasi organisasi.
10. Kelemahan anggota KUBE dalam merencanakan
program kegiatan usaha, manajemen organisasi, dan
rendahnya kemampuan mendistribusikan hasil produksi

38
Kelompok Usaha Bersama
(KUBE)
KUBE ke berbagai institusi ekonomi sebagai akibat dari
lemahnya kemampuan menjalin relasi kerja (networking).
11. Masih lemahnya community organizing yang dimiliki
pendamping KUBE terhadap dinamika kerja organisasi
KUBE.
12. Masih belum ditemukannya pola komunikasi yang efektif
dalam membangun kerjasama antara anggota KUBE.
13. Sistem sosial budaya masyarakat yang belum sepenuhnya
memahami esensi/urgensi KUBE.
14. Sistem kerja kelompok yang belum tertata dengan baik
ditingkat internal dan anggota belum secara penuh dilibatkan
dalam setiap kegiatan.
15. Manajemen pengelolaan dan sistem pengadministrasian
KUBE yag relatif masih sederhana, meskipun di beberapa
KUBE telah ada sistem yang relatif baik.
16. Kesibukan. Adanya kesibukan atau urusan pribadi masing-
masing anggota.

Dari uraian diatas dapat dilihat bahwa dalam proses


kegiatan KUBE terdapat faktor penghambat berupa,
rendahnya tingkat pendidikan, kemampuan yang terbatas,
rendahnya mobilitas, adanya sikap iri, kurang keterbukaan,
perbedaan budaya, kondisi geografis tidak mendukung,
proses pembentukan lemah, lemah dalam merencanakan
program, dan administrasi yang masih sederhana. Dari
faktor penghambat ini diharapkan dapat diatasi dengan
mencari solusi bersama-sama sehingga program KUBE
dapat berjalan dengan baik, yaitu dengan mengadakan
pelatihan, saling bertukar ilmu dengan yang lain,

39
Kelompok Usaha Bersama
(KUBE)
membiasakan melakukan kegiatan, berdiskusi dengan
pendamping KUBE, melakukan hal baik selagi tidak
menyinggung orang lain, meluangkan waktu untuk
kegiatan.

40
Kelompok Usaha Bersama
(KUBE)
BAB V
PERAN KELOMPOK USAHA
BERSAMA (KUBE)
elompok usaha Bersama dibentuk dengan tujuan

K untuk mengatasi berabagai macam permasalahan


sosial mulai dari kemiskinan, kesenjangan sosial,
intelektual dan masih banyak lagi lainnya. Zulkarnain (2013: 10)
peran menjamin bahwa dalam menjalankannya, setiap anggota
saling berinteraksi sehingga tujuan kelompok dapat tercapai.
Sedangkan Kelompok Usaha Bersama (KUBE) menurut
Kementerian RI (2016: 115) “merupakan media pemberdayaan
sosial yang diarahkan untuk terciptanya, aktifitas social ekonomi
keluarga masyarakat miskin agar dapat meningkatkan
kesejahteraan sosial mereka. Melalui kelompok dapat
berinteraksi, saling tolong menolong dalam memecahkan
permasalahan dan memenuhi kebutuhan.” Dari uraian di atas
dapat disimpulkan bahwa peran Kelompok Usaha Bersama
(KUBE) adalah perilaku seseorang baik dalam individu maupun
kelompok sesuai dengan kedudukan dalam sebuah
posisi serta interaksinya dengan yang lain dalam usahanya
mencapai tujuan dan dapat mencapai sesuatu yang ingin dicapai
oleh Kelompok Usaha Bersama (KUBE). Mengacu pada
indikator keberhasilan Kelompom Usaha Bersama (KUBE)
menurut Herawati, maka peran Kelompok Usaha Bersama
(KUBE) adalah:

41
Kelompok Usaha Bersama
(KUBE)
1) Secara umum keberhasilan KUBE tercermin pada
meningkatnya taraf kesejahteraan masyarakat disekitarnya.

a. Meningkatnya kemampuan dalam memenuhi kebutuhan


dasar manusia (pangan, sandang dan papan).
b. Meningkatnya dinamika sosial.
c. Meningkatnya kemampuan dan keterampilan
pemecahan masalah.

2) Secara khusus perkembangan KUBE ditunjukkan oleh:

a. Berkembangnya kerjasama diantara sesama anggota


KUBE dan antar KUBE dengan masyarakat sekitarnya,
serta dapat menyambung tali silaturrahmi antar sesame.
b. Mantapnya usaha KUBE.
c. Berkembangnya jenis kegiatan KUBE.
d. Meningkatnya pendapatan KUBE.
e. Tumbuh berkembangnya kesadaran dan rasa
tanggungjawab sosial dalam bentuk pengumpulan dana
iuran kesetiakawanan sosial (IKS).

Bersarkan indikator yang telah diuraikan maka dipaparkan


beberapa peran kelompok usaha bersama, sebegai berikut.

42
Kelompok Usaha Bersama
(KUBE)
1. Peran Kelompok Usaha Bersama (KUBE) dalam
meningkatkan kemampuan intelektual

Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor


Per- 19/Pb/2005 menyebutkan Kelompok Usaha Bersama
(KUBE) merupakan himpunan dari keluarga yang
tergolong miskin yang dibentuk oleh masyarakat, tumbuh
dan berkembang atas dasar prakarsanya sendiri, sehingga
berinteraksi antara satu dengan yang lain dan tinggal
dalam satu wilayah tertentu dengan tujuan untuk
meningkatkan relasi sosial yang harmonis, dalam
memenuhi kebutuhan anggotanya, memecahkan masalah
sosial ekonomi yang dialaminya dan menjadi wadah
pengembangan usaha bersama guna meningkatkan
kualitas anggota dan kesejahteraan.

2. Peran KUBE dalam meningkatkan kemampuan


sosial psikologi
Meningkatnya kemampuan sosial psikologi
mengacu pada departemen Sosial RI (2005: 24) dapat
dilihat dari terjalin hubungan yang baik satu dengan
yang lain, adanya motivasi yang diberikan pengelola
untuk menyemangati anggota, adanya rasa saling
percaya satu dengan yang lain, menjaga hubungan
baik antara pengelola dan anggota, adanya dukungan
dari berbagai pihak, adanya kemitraan yang terjalin.

43
Kelompok Usaha Bersama
(KUBE)
3. Peran KUBE dalam meningkatkan keterampilan

Program Kelompok Usaha Bersama (KUBE)


tidak hanya berperan dalam hal ekonomi juga dalam
meningkatkan keterampilan, mengacu pada
Departemen Sosial RI (2005: 24). Dapat dilihat
dengan adanya pelatihan juga bagi siapa saja yang
memiliki keterampilan lain menularkan pada yang
lain, dalam kegiatan rapat juga sebagai ajang untuk
meningkatkan keterampilan berbicara, memberikan
semangat pada anggota, menyesuaikan kegiatan
dengan kemampuan anggota.

4. Peran KUBE dalam meningkatkan taraf kesejahteraan


anggota

Melalui program Kelompok Usaha


Bersama (KUBE) pengelola dan anggota dapat
meningkatkat taraf hidupnya, mengacu pada Herawati
tentang indicator keberhasila KUBE. Bahwa KUBE
berperan dalam meningkatkan taraf kesejahteraan
anggota, dari peningkatan pendapatan yang didapat,
membantu untuk memenuhi kebutuhan dan
menjadikan adanya kesibukan yang bersifat positif.
Usaha dalam meningkatkan kemampuan memenuhi
kebutuhan dasar melalui koperasi dan hasil dari
pengemukan kambing, dalam koperasi disediakan

44
Kelompok Usaha Bersama
(KUBE)
kebutuhan pokok bagi anggota. Interaksi yag terjadi
antara pengelola dan anggota berjalan dengan baik.
Meningkatkan kemampuan dalam menghadapi
masalah melalui saling bertukar pendapat, dan sebisa
mungkin memberikan solusi. Adanya kerjasama
antara anggota, pengelola dan masyarakat, karena
KUBE tidak akan berjalan dengan baik tanpa
kerjasama dengan berbagai pihak.
5. Upaya Untuk Mengoptimalkan Peran Kube
Dalam menunjukkan suatu program perlunya
sinergi antara pengelola, anggota, tokoh masyarakat,
masyarakat dan juga kondisi lingkungan sekitar.
sehingga dapat disimpulkan bahwa upaya untuk
mengoptimalkan peran Kelompok Usaha Bersama
adalah memotivasi anggota supaya bersemangat
menjalankan program, menjalin silaturahmi dengan
baik antar anggota, anggota dengan masyarkat, jika
ada masalah langsung dicari solusinya, dan selalu
memantau perkembangan usaha tersebut.

6. Dampak Kelompok Usaha Bersama


Kelompok usaha bersama (KUBE) memiliki
dampak positif yaitu, menambah pendapatan,
bertambahnya pengalaman, rasa memilikinya kuat,
bisa membagi waktu antara urusan pribadi dengan
kegiatan Kelompok Usaha Bersama (KUBE), menjadi
disiplin, menambah kesibukan dan kegiatan yang
positif dan semangat karena adanya harapan yang akan
di dapatkan.

45
Kelompok Usaha Bersama
(KUBE)
Pengelola dan anggota KUBE merasa tidak ada
dampak negatif yang dirasakan dengan adanya KUBE.
Kalau dibilang mengganggu pastimengganggu,
misalnya saja saat ada jadwal piket atau rapat kebetulan
ada keperluan pribadi secara tiba-tiba, jadi hal ini
malah melatih untuk bisa membagi waktu dan tau mana
yang harus diprioritaskan. Tapi hal ini tidak menjadi
hal yang berpengaruh negatif dengan kegiatan KUBE.

46
Kelompok Usaha Bersama
(KUBE)
BAB VI
PENUTUP

5.1 SIMPULAN

Berdasarkan uraian dan pembahasan yang telah


dijelaskan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:

Kelompok Usaha Bersama (KUBE) dapat


dikatakan sebagai kelompok keluarga miskin yang
dibentuk, tumbuh, dan berkembang atas prakarsanya
dalam melaksanakan Usaha Ekonomi Produktif (UEP)
untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan
sosial keluarga.

Peran Kelompok Usaha Bersama (KUBE) dalam


menangani kemiskinan di Kuripan Utara antara lain
yaitu, kemampuan intelektual, kemampuan mengatasi
social psikologi, meningktakan keterampilan, serta
meningkatkan taraf kesejahtraan anggota KUBE

Dampak positif KUBE antara lain yaitu, ada rasa


memiliki pada KUBE, dapat membagi waktu dengan
baik antara kehidupan pribadi dengan kegiatan KUBE,
menambah kesibukan dan kegiatan positif, menambah
penghasilan atau meningkatkan ekonomi, pengelola dan

47
Kelompok Usaha Bersama
(KUBE)
anggota menjadi disiplin khususnya dalam hal piket
mencari bahan, bertambahnya pengalaman, dan
pengelola dan anggota bersemangat karena adanya
harapan yang akan mereka dapatkan.

5.2 Saran
Kami ingin menyampaikan beberapa saran
terkait peran Kelompok Usaha Bersama (KUBE)
dalam menangani kemiskinan di KUBE Kuripan
Utara, sebagai berikut:

1. Dalam memilih anggota kelompok usaha bersama


(KUBE) sebaiknya dipilih orang yang bisa membaca
dan menulis.
2. Dalam memilih anggota kelompok usaha bersama
(KUBE) sebaiknya bekerja sama dengan perangkat
desa, agar lebih mudah.
3. Dalam membentuk kelompok usaha bersama (KUBE)
sebaiknya lebih teliti lagi dalam memilih anggota,
paling tidak sudah ada ID BDT (Basis Data Terpadu).
4. Dalam membentuk kelompok usaha bersama (KUBE),
sebaiknya dalam memlih anggota menggunakan
metode Door to Door (Rumah ke Rumah), karena
dengan menggunakan metode ini kita dapat lebih
mudah mengetahui kondisi masyarakat serta dapat
berbaur dengan masyarakat sehingga tali silaturrahmi
terjalin dengan baik.
5. Dilapangan sering kali dijumpai masyarakat yang tidak
bisa baca tulis serta berbahasa Indonesia, oleh

48
Kelompok Usaha Bersama
(KUBE)
karenanya diperlukan kesabaran untuk
menghadapinya.

49
Kelompok Usaha Bersama
(KUBE)
DAFTAR PUSTAKA
Haryati Roebyantho, dkk. (2011). Dampak Sosial Ekonomi
Program Penanganan Kemiskinan melalui KUBE.
Jakarta: P3KS

Istiana, dkk. (2012). Evaluasi Program KUBE. Yogyakarta:


B2P3KS Press.

Kayo, Khatib Pahlawan. (2008). Kube Sebagai Wahana


Intervensi Komunitas Dalam Praktek Pekerjaan Sosial.
Padang: BBPPKS

Republik Indonesia. (2010). PEDOMAN Kelompok Usaha


Bersama. Jakarta: Kementerian Sosial RI

Zulkarnain, Wildan. (2013). Dinamika Kelompok (Latihan


Kepemimpinan Pendidikan). Jakarta: PT Bumi Aksara.

50
Kelompok Usaha Bersama
(KUBE)
Buku ini berisi tentang gambaran umum
mengenai Desa Kuripan Utara Kecamatan Kuripan
Kabupaten Lombok Barat serta beragam potensi
yang dapat dikembangkan. Selain itu buku ini juga
berfokus membahas kelompok usaha Bersama
(KUBE) yang harapannya dapat menambah
wawasan bagi pembaca

Team

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat


(LPPM)

Universtas Mataram

Anda mungkin juga menyukai