Jae
CONTENTS
1 Pengertian Qasas (Kisah-Kisah al-
Qur’an)
“
Secara bahasa kata “kisah” berasal dari bahasa Arab, yaitu qishshah, bentuk jamaknya qashash.
Sementara kata qishash merupakan bentuk infinitif (mashdar) dari kata qashsha-yaqushshu yang
bisa berarti menceritakan dan mengikuti jejak. Ini mengingat bahwa ketika kita sedang bercerita
seolah kita sedang mengikuti alur dan jejak cerita yang diceritakan. Dalam Kamus Bahasa Indonesia,
kisah diartikan sebagai“kejadian, cerita atau riwayat”.
Menurut Istilah, Qashashul-Qur’an adalah pemberitaan Qur’an tentang hal Ihwal umat terdahulu,
tentang kenabian, dan peristiwa-peristiwa yang telah terjadi. Dalam Qur’an banyak terdapat
keterangan tentang kejadian dimasa lampau, sejarah bangsa-bangsa, keadaan negeri-negeri dan
peninggalan atau jejak umat.
”
Lanjutan
Menurut ulama ada empat pengertian kisah, secara bahasa dalam al-Qur’an :
1.Kisah berarti mengikuti jejak. Mengikuti disini secara amaliah (perbuatan), tapi kadang-kadang juga secara fikiran.
Pengertian ini dapat dilihat dari firman Allah :
ِ ﺎر َﺗﺪا ﻋَ ﻠَﻰ آ َﺛ
ﺎر ِﻫ َﻤﺎ َﻗ َﺼ ًﺼﺎ َ َﻗ
ْ ﺎل َذ ِﻟ َﻚ َﻣﺎ ﻛُﻨﺎ َﻧ ْﺒ ِﻎ َﻓ
Artinya Musa berkata itulah tempat yang kita cari. Lalu keduanya kembali, mengikuti jejak mereka semula. ( al- Kahfi:
64)
2.Kisah berarti juga untuk mengurangi prinsip- prinsip tertentu jadi tidak mengetahui peristiwanya. Pengertian ini
dapat dilihat dari firman Allah :
....ﻮن ﻋَ ﻠَ ْﻴﻜُ ْﻢ َآﻳﺎ ِﺗﻲ
َ َﻳ ُﻘﺼ....
Artinya: mereka yang menceritakan kepada kamu ayat-ayat-Ku. (Al-A’raf)
...........ان ِ ْاﻟ ُﺤﻜْ ُﻢ اﻻ ِ ِ َﻳ ُﻘﺺ ْاﻟ َﺤﻖ
Artinya: Yang menetapkan hukum itu hanyalah hak Allah (Al-An’am:57)
LANJUTAN
3.Kisah berarti pula mengungkapan mimpi yang mengandung kisah. Pengertian ini dapat dilihat dari
firman Allah :
Artinya : Ayahnya berkata: “ Hai anakku, janganlah kamu menceritakan mimpimu kepada saudara-
saudaramu,
Maka mereka membuat makar (untuk membinasakanmu). (Yusuf :5)
4.Tapi dalam surah Yusuf juga, kisah dapat diartikan sebagai penuturan cerita Allah berfirman :]
Artinya: Kami menceritakan kepadamu kisah yang paling baik dengan mewahyukan Al-Qur’an ini
kepadamu. (Yusuf : 3)
Lanjutan
Dari pengertian-pengertian kisah berdasarkan kandungan makna yang diambil dari al-Quran itu ulama
mencoba merumuskan pengertian kisah dalam al-Quran, yaitu uraian yang bersifat kronologis tentang
kejadian-kejadian atau peristiwa-peristiwa.
Al-Qur’an menceritakan penciptaan manusia pertama Nabi Adam dan kehidupannya, menerangkan
kenikmatan yang ada di surga dan siksaan api neraka di akhirat kelak, menjelaskan keadaan hari kiamat
dan lain sebagainya. Kisah-kisah itu didengarkan oleh bangsa Arab dan pakar-pakar sejarah dari para ahli
kitab, orang-orang Yahudi dan Nasrani serta orang kafir Quraisy. Bagi orang-orang kafir, cerita-cerita Al-
Qur’an itu menjadi bahan fitnahan, sedangkan bagi orang-orang mukmin kisah-kisah tersebut makin
mempertebal keimanan mereka. Al-Qur’an menceritakan semua hal-hal tersebut dengan trik-trik yang
cantik, menarik nan mempesona.
Macam-Macam Kisah Dalam Al-Qur’an
1.Ditinjau Dari Sisi Pelaku
TUJUAN
1. Tokoh (ashkhāṣ)
Tokoh (ashkhāṣ) kisah dalam al-Qur’an sangat beragam, antara lain, berupa: manusia, makhluk
halus, burung dan serangga. Tokoh-tokoh kisah tersebut adalah para pemeran utama kisah dimana
semua pembicaraan, peristiwa, dan pemikiran mengenai hal-hal yang terjadi dalam kisah berputar
pada dirinya. Disamping itu , al-Qur’an terkadang tidak menyebutkan tokoh, tetapi hanya
karakternya saja. Unsur tokoh akan tampak menonjol dalam kisah-kisah yang mempunyai tujuan
member sugesti atau sebagai penyebar semangat dan pada saat tertentu untuk meneguhkan hati
para nabi dan orang-orang yang beriman. Tokoh-tokoh dalam kisah al-Qur’an pun tidak semuanya
berwujud manusia. Ada beberapa kisah yang tokohnya sosok hewan, akan tetapi peran mereka
tidak berbeda layaknya manusia biasa. Seperti kisah burung hud-hud dan nabi Sulaiman.
LANJUTAN
2. Peristiwa (aḥdāth)
Keterkaitan antara berbagai peristiwa dengan para tokoh dalam satu kisah adalah faktor
terpenting untuk menarik perhatian pembaca atau pendengar kisah. Keduanya adalah faktor
terpenting untuk menarik perhatian pembaca atau pendengar kisah. Keduanya adalah unsur
penting yang tidak dapat ditinggalkan dalam satu kisah. Unsur kejadian atau peristiwa sering
ditonjolkan dalam kisah-kisah yang dimaksudkan untuk memberikan ancaman atau peringatan.
Dalam mentukan atau menggambarkan peristiwa, al-Qur’an menempuh beberapa cara:
a.al-Qur’an kadang-kadang menggunakan kata-kata yang berat dan padat, yang memiliki getaran
yang kuat.
b.Terkadang al-Qur’an juga menggunakan kata-kata yang menuturkan peristiwa secara cepat, agar
dapat membekas di jiwa dan menghentakkan hati.
3. Dialog (ḥiwār)
Kisah-kisah dalam al-Qur’an seringkali ditampilkan dalam ragam dialog. Lafal-lafal yang
sering digunakan antara lain: qala (ل ق,(()ون ﻗﻮل يyaqūlūn), )ﻗﻮل يqālū Dialog yang
ditampilkan itu dapat ( ق ال وا,(qālat ( ل ﺗﻖ ا,(qulnā ( ق ل ﻧﺎ,(yaqūlu berupa lintasan pikiran pada
diri seseorang. Atau dialog antara dua orang atau lebih. Meskipun demikian, bukan berarti
keseluruhan kisah ditampilkan dalam ragam dialog. Ragam dialog ini biasanya dipergunakan
pada kisah yang panjang atau koteks pembelaan akidah yang haqq dan penolakan akidah
yang Batil. Sedangkan pada kisah-kisah pendek biasanya jarang sekali memuat dialog.
3 Hikmah dan Urgensinya Dalam Al-Quraan
Hikmah dari kisah-kisah yang diceritakan dalam al Quran sangat banyak sekali, di antaranya yang paling
penting adalah:
1. Pertama, sebagaimana yang Allah sebutkan dalam firmanNya "Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-
kisah itu agar mereka berfikir" (QS Al A'raf 176).
ل ل ﻧﺆ س ﻳﻦ وت ﻏﺮى
وﻣﻮﻋﻈﺔ ال ﺣﻖ ﻫﺬه ف ي وﺟﺎﻋﻚ ف ؤادك ب ه ت ﻧﺖ ﻣﺎ ال ر ﺳﻞ أث ﻧﺎء ﻣﻦ ع ل ﻳﻚ ن ف ﺳﻦ وق ت
2. Kedua, untuk menguatkan hati Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, sebagaimana firman
ي ت ف ﻛﺮون ل ع ﻟﻬﻢ ال ق ﺻﺺ ف ال ﺻﺺ
"Dan semua kisah dari rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan
hatimu; dan dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-
orang yang beriman" (QS. Huud: 120).
Peneguhan hati dengan kisah Al Quran ini selain untuk Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, juga untuk
selain beliau. Betapa banyak para ulama dan orang-orang beriman memetik manfaat dari kisah para nabi dan
yang lainnya. Betapa banyak kisah kisah Quran tersebut menjadi penerang yang memberikan petunjuk kepada
manusia.
Lanjutan
3. Ketiga, dalam kisah-kisah al Quran terdapat hikmah bagi orang-orang yang berfikir.
4. Keempat, mengambil hikmah dan pesan dari kondisi umat-umat sebelumnya. Jika
mereka adalah orang-orang yang binasa, maka umat ini pun perlu diberitahu dan
waspada terhadap apa yang membuat umat-umat terdahulu binasa. Jika mereka
termasuk orang orang yang sukses, maka umat ini pun perlu mengambil pelajaran
dengan meniti jejak kesuksesan mereka.
Lanjutan
5. Kelima, mengenal bagaimana kemampuan Allah memberikan berbagai macam
hukuman kepada orang-orang yang menyimpang, sesuai dengan hikmah yang telah
ditetapkanNya.
6. Keenam, mengenal penegakkan hujjah kepada manusia dengan diutusnya para Rasul, dan diturunkannya
kitab-kitab. Mengenal bagaimana para umat terdahulu menghadapi Rosul mereka, apa yang terjadi ketika
mereka ingkar kepada para Rasul dan apa yang terjadi ketika mereka menerima seruan para Rasul.
Sebagaimana yang Allah firmankan setelah menceritakan sejumlah RasulNya:
ح ك ي ﻧﺎ
ﻋﺰي زا ﻫﻠﻼ وﻛﺎن ال ر ﺳﻞ ب ﻋﺪ ﺣﺠﺔ ﻫﻠﻼ ع ﻟﻰ ل ل ﻧﺎس ي ﻛﻮن ل ﺋﺎل و ش ن ﺗﺮي ن م ن ﺗﺮي ن ر ﺳﺎل
ت ك ل ﻳﻤﺎ ﻣﻮ ﺳﻰ ﻫﻠﻼ وع ﻟﻢ ع ل ﻳﻚ ن ق ص ﺻﻬﻢ ل م ور ﺳﺎل ق ﺗﻞ ﻣﻦ ع ل ﻳﻚ ق ص ص ن ﻧﺎﻫﻢ ق د ور ﺳﺎل
"Dan (Kami telah mengutus) rasul-rasul yang sungguh telah Kami kisahkan tentang mereka kepadamu dahulu,
dan rasul-rasul yang tidak Kami kisahkan tentang mereka kepadamu. Dan Allah telah berbicara kepada Musa
dengan langsung. (Mereka Kami utus) selaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar
supaya tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya rasul-rasul itu. Dan adalah Allah
Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana" (OS An Nisaa: 164-165).
Hikmah Pengulangan kisah dalam Al quraan
b)Memberikan perhatian yang besar terhadap kisah untuk menguatkan kesan dalam jiwa.
Sesungguhnya pengulangan ini merupakan salah satu cara menunjukkan perhatian yang besar.
Hal itu umpamanya dapat dilihat dalam kisah Nabi Musa dengan Fir’aun, kisah ini
menggambarkan pertentangan antara kebenaran dan kebatilan dalam format penyajian yang
sempurna walaupun sering diulang-ulang.
Hikmah pengulangan kisah-kisah dalam Al-Qur’an