Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

ILMU QASHASH AL-QUR’AN


Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
“Studi Al-Qur’an”

Dosen Pengampu:
Drs. H. M. Faisol Munif, M.Hum

Disusun Oleh:
1) Alvi Nuur Rasyidah (08040420097)
2) Alysia Qotrunnada (08040420099)
3) Amirotul Humairo (08040420100)
4) Fadila Sarah Sehan (08040420115)

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS NEGERI ISLAM SUNAN AMPELSURABAYA
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Allah SWT yang telah memberikan kesehatan rohani dan
jasmani sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Sholawat serta salam senantiasa
tercurahkan kepada teladan Nabi kita Muhammad SAW yang telah menunjukkan kita jalan
yang harus berupa ajaran agama yang sempurna dan menjadi rahmat bagi seluruh semesta.

Dalam makalah ini kami menguraikan mengenai penjabaran “Ilmu Qashash Al-
Qur’an”. Penyusunan makalah ini merupakan tugas mata kuliah Studi Al-Qur’an dan dosen
pengajarlah yang telah memberikan kesempatan untuk membuat makalah kepada kelompok
kami.

Atas terselesainya tugas ini kami mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Masdar Hilmy. S.Ag. M.A., Ph.D selaku Rektor UIN Sunan Ampel
Surabaya.
2. Bapak Dr. H. AH. Ali Arifin, M.M selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
UIN Sunan Ampel Surabaya.
3. Bapak Achmad Room Fitrianto, S.E., M.E.I selaku Kepala Program Studi Ekonomi
Syariah.
4. Drs. H. M. Faisol Munif, M.Hum. selaku Dosen mata kuliah Studi Al-Qur’an UIN Sunan
Ampel Surabaya.
5. Orang tua yang selalu mendukung dan memberi semangat serta tak pernah lelah memberi
do’a dan motivasi.
6. Serta teman-teman yang membantu.

Akhir penyusun sangat kami harapkan,semoga dari pembuatan makalah ini dapat
diambil manfaatnya dan penulis memahami. Jika makalah ini tidak jauh dari kesempurnaan,
maka kritik dan saran sangat kami butuhkan. Harapan kami semoga makalah ini bermanfaat
dan memiliki harapan dari pembaca.

Surabaya, Oktober 2020

penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... 2


DAFTAR ISI.................................................................................................................................... 3
BAB I ............................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ............................................................................................................................ 4
1.1. Latar Belakang ......................................................................................................................... 4
1.2. Rumusan Masalah .................................................................................................................... 4
1.3. Tujuan ....................................................................................................................................... 5
BAB II .............................................................................................................................................. 6
PEMBAHASAN .............................................................................................................................. 6
2.1. Pengertian Qashshasil Quran ................................................................................................... 6
2.2. Macam-Macam Qashshashil Quran......................................................................................... 8
1. Ditinjau dari Segi Waktu .................................................................................................... 8
2. Ditinjau dari Segi Materi .................................................................................................. 11
3. Ditinjau dari Segi Pelaku .................................................................................................. 12
4. Ditinjau dari Segi Panjang dan Pendeknya ........................................................................ 13
5. Ditinjau dari Segi Jenisnya ............................................................................................... 13
2.3. Faedah Qashshashil Quran .................................................................................................... 13
2.4. Hikmah Pengulangan Qashash Dalam Al-Qur’an ................................................................ 16
2.5. Perbedaan Kisah dalam Al-Qur’an dengan Lainnya ............................................................ 17
2.6. Pengaruh Qashshil Qur’an dalam Pendidikan ...................................................................... 19
KESIMPULAN.............................................................................................................................. 23
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................... 24

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Al-Qur’an merupakan kalamullah yang diwahyukan Allah SWT kepada Nabi


Muhammad SAW sebagai Rasul terakhir melalui Malaikat Jibril yang tepercaya
dijadikan sebagai pedoman hidup bagi umat manusia. Serta barang siapa yang
membacanya adalah ibadah. Selain berisi petunjuk hidup bagi umat manusia. Al-Qur’an
juga berisikan pula mengenai kisah-kisah (qashash) baik itu kisah dari masa lalu maupun
kisah pada masa yang akan datang. Tujuan Allah SWT mewahyukan kisah-kisah dalam
Al-Qur’an ini adalah untuk memberikan kita gambaran terhadap kehidupan umat-umat
terdahulu maupun memberikan gambaran mengenai masa depan. Dengan tujuan kita
bisa mengambil pelajaran dari kisah-kisah tersebut guna menjadikan diri kita menjadi
seorang muslim yang lebih baik.

Kandungan Al-Qur’an tentang sejarah atau kisah-kisah disebut dengan istilah


Qashash Al-Qur’an, bahkan ayat-ayat yang berbicara tentang kisah jauh lebih banyak
daripada ayat-ayat yang berbicara tentang hukum. Hal ini memberikan isyarat bahwa Al-
Qur’an sangat perhatian terhadap masalah kisah, yang memang di dalamnya
mengandung pelajaran (ibrah). Sesuai firman Allah pada Surat Yusuf ayat 111 yang
artinya: Sungguh pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang yang
mempunyai akal. (Al-Qur’an) itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, tetapi membenarkan
(kitab-kitab yang sebelumnya), menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan
rahmat bagi orang yang beriman.

Oleh karena itu, dalam makalah ini kami akan membahas lebih dalam mengenai
qashash dalam Al-Qur’an dan kami berharap setelah disusunya makalah ini dapat
menambah wawasan kita mengenai qashash dalam Al-Qur’an.

1.2. Rumusan Masalah

1) Apa pengertian dari ilmu Qashash Al-Qur’an?


2) Apa saja macam-macam Qashash Al-Qur’an?
3) Apa faedah Qashash Al-Qur’an?
4) Bagaimana hikmah pengulangan Qashash dalam Al-Qur’an?

4
1.3. Tujuan

1) Mengetahui pengertian dari ilmu Qashash Al-Qur’an.


2) Mengetahui macam-macam Qashash Al-Qur’an.
3) Mengetahui faedah Qashash Al-Qur’an.
4) Mengetahui hikmah pengulangan Qashash dalam Al-Qur’an.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Qashshasil Quran


Menurut bahasa, kata qashshash berupa bentuk jamak dari kata qishah, yang
berarti mengikuti jejak atau menelusuri bekas, atau cerita/kisah 1. Di dalam Al-Qur’an,
kata qashshash juga mempunyai tiga arti tersebut, seperti terlihat dalam ayat-ayat
sebagai berikut:

1. Ayat 64 surah Al-Kahfi:

)٦٤ :‫ارتَدَّا ع َٰلٰٓى ٰاث َ ِار ِه َما قَصَصً (الكهف‬


ْ َ‫ف‬

Artinya: “Dia (Musa) berkata,”itulah (tempat) yang kita cari.”Lalukeduanya mengikuti


kembali jejak mereka sendiri”.2
Dalam ayat ini lafal qashash berarti mengikuti jejak yang sama denganmenelusuri bekas.

2. Ayat 11 surah Al-Qashash:

)١١ :‫َوقَالَتْ ِِلُ ْخت ِٖه قُ ِص ْي ِه (القصص‬

Artinya: “Dan berkatalah Ibu Musa kepada saudari Musa: “Ikutilah dia.”
Di sini lafal qushi/qashash berarti mengikuti.3

3. Ayat 62 surah Ali Imran:

ُّ ‫إِنَّ ٰ َهذَا لَ ُه َو ٱ ْلقَصَصُ ٱ ْل َح‬


) ٦٢ :‫ق ۚ (ال عمران‬

Artinya: “Sesungguhnya ini adalah cerita yang benar.”4

4. Ayat 111 surah Yusuf:

ِ ِۗ ‫اِل ْلبَا‬
)١١١ :‫ب ( يُوسُف‬ ِ ‫لَقَ ْد كَانَ ف ِْي قَص‬
َ ْ ‫َص ِه ْم ِعب َْرةٌ ِِلُولِى‬

Artinya: “Sesungguhnya pada kisah–kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang–
orang yang mempunyai akal”.5

1
DEPAG RI, Ulumul Quran III, (Jakarta: DEPAG RI, 2001), hlmn. 52.
2
DEPAG RI, Ulumul Quran III, (Jakarta: DEPAG RI, 2001), hlmn. 302.
3
Djalal, Abdul. 1998. Ulumul Qur’an. Surabaya: Dunia Ilmu, hlmn. 293.
4
DEPAG RI, Ulumul Quran III, (Jakarta: DEPAG RI, 2001), hlmn. 59.

Qomari, Al-Qur’an Terjemah Paralel Indonesia Inggris, ... , hlmn. 248.


5

6
Menurut istilah, qashshashil Qur’an ialah kisah–kisah dalam Al-Qur’an yang
menceritakan ikhwal umat–umat dahulu dan Nabi–nabi mereka serta peristiwa–peristiwa
yang terjadi pada masa lampau, masa kini dan masa yang akan datang. Di dalam Al-
Qur’an, banyak diceritakan umat–umat dahulu dan sejarah Nabi/para Rasul serta ihwal
negara dan prilaku bangsa–bangsa kaum dahulu. 6

Terkadang Al-Qur’anmenceritakan kejadian manusia pertama Nabi Adam A.S.


dan kehidupannya, menerangkan kenikmatan surga dan siksaan neraka di akhirat,
sebagaimana sering menjelaskan tugas dan nama–nama para malaikat dan keadaan hari
kiamat dan sebagainya.

Kisah–kisah itu didengarkan oleh bangsa Arab dan pakar–pakar sejarah dari
berbagai bangsa yang lain, dari para ahli kitab, orang–orang Yahudi dan Nasrani serta
orang kafir Quraisy. Bagi orang–orang kafir, cerita–cerita Al-Qur’anitu menjadi bahan
fitnahan dan tertawaan, sedang bagi orang–orang mukmin menambah keimanan, seperti
keterangan ayat 31 surah Al–Muddatstsir:

َ َ ‫ُوا ٱ ْل ِك ٰت‬
َ‫ب َويَ ْزدَا َد ٱلَّذِين‬ ۟ ‫ست َ ْي ِقنَ ٱلَّذِينَ أُوت‬ ۟ ‫ب ٱلنَّ ِار إِ َِّل َم ٰلَٰٓئِكَةً ۙ َو َما َجعَلْنَا ِع َّدت َ ُه ْم إِ َِّل فِتْنَةً ِللَّذِينَ َكفَ ُر‬
ْ َ‫وا ِلي‬ َ ‫ص ٰ َح‬
ْ َ ‫َو َما َجعَ ْلنَا ٰٓ أ‬
)٣١ :‫َءا َمنُ ٰٓو ۟ا إِي ٰ َمنًا ۙ (المدثر‬

Artinya:“Dan tiada Kami jadikan penjaga–penjaga neraka itu, melainkan terdiri dari
malaikat. Dan tidak Kami jadikan bilangan mereka itu, melainkan untuk menjadi fitnah
bagi orang–orang kafir, supaya orang–orang yang diberi kitab menjadi yakin dan
supaya orang–orang yang beriman bertambah kuat imannya.”7

Tetapi orang–orang musyrik Quraisy mempermasalahkan kisah–kisah Al-


Qur’anitu. Mereka menanyakan, dari mana Muhammad mempunyai pengetahuan sejarah
yang begitu luas? Padahal dia hidup di lingkungan bangsa yang kebanyakan ummi, tidak
pandai menulis dan membaca. Apakah ada malaikat yang turun mengajari Nabi
Muhammad SAW sebelum diangkat menjadi Rasul? Seolah–olah orang Quraisy tidak
mengenal beliau sebelum menjadi Nabi/Rasul selama 40 tahun lamanya. 8

Karena itu, sikap mereka dibeberkan dalam Al-Qur’an ayat 69 surah Al–
Mukminun:

6
Djalal, Abdul. 1998. Ulumul Qur’an. Surabaya: Dunia Ilmu, hlmn. 294.
7
Ibid., hlmn. 295.
8
Ibid., hlmn. 295.

7
)٦٩ :‫سولَ ُه ْم فَ ُه ْم لَ ۥه ُ ُمن ِك ُرونَ (المؤمنون‬ ۟ ُ‫أ َ ْم لَ ْم يَ ْع ِرف‬
ُ ‫وا َر‬

Artinya:“Atau apakah mereka tidak mengenal Rasul mereka, karena itu lalu mereka
mengingkarinya?”9

Sebenarnya, orang–orang musyrik Quraisy tersebut sudah mengenal Nabi sejak


kecil. Mereka mengenal Muhammad sebagai orang yang mendapat julukan Al–Amin
(orang yang terpercaya). Apakah mengherankan kalau kemudian dia diajari Allah Dzat
Yang Maha Mengetahui, sehingga dalam Alquran banyak kisah–kisah Nabi yang
dahulu. 10

Allah SWT berfirman dalam ayat 16 surah Yunus:

)١٦ :‫ع ُم ًرا ِمن قَ ْب ِل ِ ٰٓۦه ۚ أَفَ ََل ت َ ْع ِق ُلونَ (يونس‬


ُ ‫ع َل ْي ُك ْم َو َ ِٰٓل أَد َْر ٰىكُم ِب ِۦه ۖ فَقَ ْد َل ِبثْتُ فِي ُك ْم‬
َ ‫ٱَّللُ َما تَلَ ْوتُهُۥ‬ َ ‫قُل لَّ ْو‬
َّ ‫شا ٰٓ َء‬

Artinya:“Katakanlah: Jika Allah menghendaki, niscaya tidak kubacakan dia kepada


kalian dan Allah tidak juga akan memberitahukannya kepada kalian. Padahal aku telah
tinggal bersama kalian beberapa lama sebelumnya. Apakah kalian tidak
memikirkannya.”11

2.2. Macam-Macam Qashshashil Quran

Kisah-kisah di dalam Al-Qur’an itu bermacam-macam, ada yang menceritakan


para Nabi dan umat-umat terdahulu, serta ada pula yang mengisahkan berbagai macam
peristiwa dan keadaan, baik dari masa lampau, masa kini, ataupun masa yang akan
datang. Ini merupakan kebenaran kisah-kisah yang mana manusia tidak tahu pada masa
Rasulullah SAW kecuali sebagian saja yang mereka ketahui. Atau mereka tahu kisah-
kisah dalam Al-Qur’an dengan berbagai tinjauanya, yaitu: 12
1. Ditinjau dari Segi Waktu

Ditinjau dari segi waktu terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam Al-Qur’an,
maka qashshashil Qur’an itu ada 3 macam, sebagai berikut:

a. Kisah hal-hal ghaib pada masa lalu (Al-qashshashul ghuyub al-madhiyah)

9
Djalal, Abdul. 1998. Ulumul Qur’an. Surabaya: Dunia Ilmu, hlmn. 295.
10
Ibid., hlmn. 295.
11
Ibid., hlmn. 296.
12
Ibid., hlmn. 296.

8
Yaitu, kisah yang menceritakan kejadian-kejadian ghaib yang sudah tidakbisa
ditangkap panca indera, yang terjadi di masa lampau.
Contohnya:
1) Kisah-kisah Nabi Nuh, Nabi Musa, dan kisah Maryam, 13 sebagaimana yang
diterangkan dalam ayat 44 surat Ali Imran:

َ‫ب نُوحِ ي ِه إِلَ ْيكَ ۚ َو َما كُنتَ لَ َد ْي ِه ْم إِذْ يُ ْلقُونَ أ َ ْق ٰلَ َم ُه ْم أَيُّ ُه ْم يَ ْكفُلُ َم ْريَ َم َو َما كُنتَ لَ َد ْي ِه ْم إِذْ يَ ْخت َِص ُمون‬ ٰ
ِ ‫ذَ ِلكَ مِ نْ أ َ ۢنبَا ٰٓءِ ٱ ْلغَ ْي‬

Artinya: “Yang demikian itu adalah sebagian dari berita-berita ghaib yang Kami
wahyukan kepada kamu (Wahai Muhammad), padahal kamu tidak hadir beserta
mereka, ketika mereka melemparkan anak-anak panah mereka (untuk mengundi)
siapa di antara mereka yang akan memelihara Maryam. Dan kamu tidak hadir di
sisi mereka ketika mereka bersengketa.”14.

2) Kisah tentang dialog malaikat dengan Tuhannya mengenai penciptaan khalifah


Bumi (QS. Al-Baqarah ayat 30-34),
3) Kisah tentang penciptaan Alam Semesta (Q.S. Al-Furqan ayat; Q.S. Qaf ayat
38),
4) Kisah tentang penciptaan Nabi Adam dan Kehidupannya di Surga (Q.S. Al-
A’raf ayat 11-25).
b. Kisah hal-hal ghaib pada masa kini (Al-qashashul ghuyub al-hadhirah)
Yaitu, kisah yang menerangkan hal-hal ghaib pada masa sekarang, (meski sudah
ada sejak dulu dan masih akan tetap ada sampai masa yang akan datang) dan yang
menyingkap rahasia orang-orang munafik.
Contohnya: Seperti kisah yang menerangkan tentang Allah SWT dengan segala
sifat-sifat-Nya, para malaikat, jin, setan, dan siksaan neraka, kenikmatan surga
dan sebagainya. Kisah-kisah tersebut dari dahulu sudah ada, sekarang pun masih
ada dan hingga masa yang akan datang pun masih tetap ada.15 Misalnya, kisah
dari ayat 1-6 surat Al-Qari’ah:

ِ ‫اش ا ْل َم ْبثُو‬
ُ‫) َوتَكُون‬٤( ‫ث‬ ُ َّ‫) يَ ْو َم يَكُونُ الن‬٣( ُ ‫) َو َما أ َ ْد َراكَ َما ا ْلقَ ِارعَة‬٢( ُ‫) َما ا ْلقَ ِارعَة‬١( ُ ‫ا ْلقَ ِارعَة‬
ِ ‫اس كَا ْلفَ َر‬
)٦( ُ ‫) فَأ َ َّما َمنْ ثَقُلَتْ َم َو ِازينُه‬٥( ‫وش‬
ِ ُ ‫ا ْل ِجبَالُ كَا ْل ِعه ِْن ا ْل َم ْنف‬

13
Abu Djalal, Ulumul Qur’an, hlmn. 296.
14
Qomari, Al-Qur’an Terjemah Paralel Indonesia Inggris, ... , hlmn. 55.
15
Abdul Djalal, Ulumul Qur’an, hlmn. 296.

9
Artinya: “Hari kiamat(1) Apakahh hari kiamat itu?(2) Dan tahukah kamu apakah
hari kiamat itu?(3) Pada hari itu manusia seperti laron yang beterbangan(4) Dan
gunung-gunung seperti bulu yang dihambur-hamburkan(5) Maka adapun orang
yang berat timbangan (kebaikan)nya(6).”

c. Kisah hal-hal ghaib pada masa yang akan datang (Al-qashashul ghuyub al-
mustaqbilah)
Yaitu kisah-kisah yang menceritakan peristiwa-peristiwa yang akan datang atau
yang belum terjadi pada waktu turunnya Alqur’an, kemudian peristiwa tersebut
betul-betul terjadi. Karena itu, pada masa sekarang ini, berararti peristiwa yang
dikisahkan itu telah terjadi.
Contohnya: Seperti kemenangan bangsa Romawi atas Persia, yang diterangkan
ayat 1-4 surah Ar-Rum.16Dan seperti mimpi Nabi bahwa beliau akan dapat masuk
Masjidil Haram bersama para sahabat, dalam keadaan sebagian mereka bercukur
rambut dan yang lain tidak. Pada waktu perjanjian Hudaibiyah, Nabi gagal masuk
Mekkah, sehingga diejek orang-orang Yahudi, Nasrani, dan kaum Munafik,
bahwa mimpi Nabi itu tidak terlaksana. Maka turunlah ayat 27 surat Al-Fath:

َ‫سكُمۡ َو ُمقَ ِص ِر ۡي ۙن‬


َ ‫ّٰللاُ ٰا ِمن ِۡي ۙنَ ُم َح ِلق ِۡي َن ُر ُء ۡو‬ َ ‫ـق ۚ لَـت َۡد ُخلُنَّ ۡال َم ۡس ِج َد ۡال َحـ َرا َم ا ِۡن‬
‫شا ٰٓ َء ه‬ ۡ
ِ ‫الر ۡءيَا بِال َح‬ ُّ ُ‫ّٰللا ُ َرسُ ۡولَه‬ ‫ق ه‬ َ ‫لَـقَ ۡد‬
َ ‫ص َد‬
‫َِل ت َ َخافُ ۡو َنؕ فَعَ ِل َم َما لَمۡ ت َۡعلَ ُم ۡوا فَ َجعَ َل م ِۡن د ُۡو ِن ٰذ ِلكَ فَ ۡت ًحا قَ ِر ۡيبًا‬

Artinya:”Dan sungguh Allah akan membktikan kepada Rasul-Nya tentang


kebenaran mimpinya bahwa kamu pasti akan memasuki Masjidilharam, jika
Allah menghendaki dalam keadaan aman, dengan menggundul rambut kepala
dan memendekkannya, sedang kamu tidak merasa takut. Maka Allah mengetahui
apa yang tidak kamu ketahui dan selain itu Dia telah memberikan kemenangan
yang dekat.”

Contoh lain seperti jaminan Allah terhadap keselamatan Nabi Muhammad SAW
dari penganiayaan orang, meski banyak orang yang mengancam akan
membunuhnya. Hal ini seperti ditegaskan dalam ayat 67 surat Al-Maidah:

‫ٱَّلل َِل يَ ْهدِى‬


َ َّ ‫اس ِۗ إِ َّن‬ َّ ‫سالَت َ ۥه ُ ۚ َو‬
ِ َّ‫ٱَّلل ُ يَعْ ِص ُمكَ مِ نَ ٱلن‬ َّ ‫ٰيَٰٓأَيُّ َها‬
ِ ُ ‫ٱلرسُو ُل بَ ِل ْغ َما ٰٓ أ‬
َ ‫نز َل إِلَ ْيكَ مِن َّربِكَ ۖ َوإِن لَّ ْم ت َ ْفعَ ْل فَ َما بَلَّ ْغتَ ِر‬

‫ٱ ْلقَ ْو َم ٱ ْل ٰ َكف ِِري َن‬

16
Ibid., hlmn. 296

10
Artinya:”Wahai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadam dari
Tuhanmu. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti)
kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan)
manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang
kafir.”

2. Ditinjau dari Segi Materi


Jika ditinjau dari segi materi yang diceritakan, maka kisah Al-Qur’an itu terbagi
menjadi 3 macam, 17 sebagai berikut:
a. Kisah para Nabi, mukjizat mereka, fase-fase dakwah mereka, dan penentang serta
pengikut mereka.18
Contohnya19:
1) Kisah Nabi Adam (QS. Al- Baqarah ayat 30-39; QS.Al-A’rafayat 11),
2) Nabi Nuh (QS. Hud ayat 25-49),
3) Nabi Ibrahim (QS. Al-Baqarah ayat 124, 132; QS. Al-An’amayat 74-83),
4) Nabi Musa (QS.Al-Baqarah ayat 49, 61; QS.Al-A’raf ayat 103-157),
5) Nabi Isa (QS. Al-Maidah ayat 110-120),
6) Nabi Muhammad SAW. (QS. At-Takwir ayat 22-24; QS. Al-Furqan ayat 4;
QS. Abasa ayat 1-10; QS. At-Taubah ayat 42-57),
7) Kisah Nabi Hud (QS. Al-A’Araf ayat 66,72, 50,58),
8) Kisah Nabi Idris (QS. Maryam ayat 56-57),
9) Kisah Nabi Yunus (QS. Yunusayat 98 dan QS. Al-Anbiya’ ayat 85-86),
10) Kisah Nabi Lut (QS. Hud ayat 69-83),
11) Kisah Nabi Saleh (QS. Al-A’raf ayat 85- 93),
12) Kisah Nabi Harun (QS. An-Nisa ayat 163),
13) Kisah Nabi Daud (QS. Saba’ ayat 10 dan QS. Al-Anbiya’ ayat 83-84),
14) Kisah Nabi Sulaiman (QS. An-Naml ayat 15, 44 dan QS. Saba’ ayat 12-14),
15) Kisah Nabi Ayub (QS. Al-Baqarah ayat 124, 132 dan Surat Al-Anbiya ayat
83-84),
16) Kisah Nabi Ilyas (Surat Al-An’am ayat 85),
17) Kisah Nabi Ilyasa’ (Surat Shad ayat 48),
18) Kisah Nabi Ismail (Surat Al-An’am ayat 86-87),

17
Mana’ al-Qathan, Mabahits fi ‘Ulum al-Qur’an, hlmn. 306
18
Abdul Djalal, Ulumul Qur’an (Surabaya: Dunia Ilmu, 2000), hlmn.300
19
Ahmad Syadali, dan Ahmad Rofi’I, Ulumul Qur’an II, (Bandung: Pustaka Setia,1997), hlmn. 27-28

11
19) Kisah Nabi Ishaq (Surat Al-Baqarah ayat 133-136),
20) Kisah Nabi Ya’qub (Surat Al-Baqarah ayat 132-140),
21) Kisah Nabi Yusuf (Surat Yusuf ayat 3-102),
22) Kisah Nabi Yahya (Surat Al-An’am ayat 85),
23) Kisah Nabi Zakariya (Surat Maryam ayat 2-15).
b. Kisah orang-orang yang belum tentu Nabi dan kelompok-kelompok manusia
tertentu.
Contoh:20
1) Kisah Luqmanul Hakim (QS. Luqman ayat 12-13),
2) Dzul Qarnain (QS. Al-Kahfi ayat 83-98),
3) Thaluth dan jalut (QS. Al-Baqarah ayat 246-251),
4) Yaqut, Ashabul Kahfi (QS. Al-Kahfi ayat 9-26),
5) Ashabul Fiil, Ashhabus Sabti, Maryam (QS. Maryam ayat 16-35) dan lain-
lain.
c. Kisah peristiwa-peristiwa dan kejadian-kejadian di zaman Rasulullah SAW.
Contoh:
1) Perang Badr, Perang Uhud (QS. Ali-Imran),
2) Perang Hunain dan Perang Tabuk (QS. At. Taubah),
3) Perang Ahzab (QS. Al-Ahzab),
4) Hijrah dan Isra’ (QS. Al-Isra’ ayat 1) Mi’raj (QS. Al-Najm ayat 1-18)21,
5) Kisah tentang turunnya malaikat-malaikat pada malam Lailatul Qadar (QS.
Al-Qadar ayat 1-5),
6) Kisah tentang Abu Lahab kelak di Akhirat (QS. Al-Ghasiyyah) 22.

3. Ditinjau dari Segi Pelaku


a. Manusia, yaitu kisah yang pelakunya berupa manusia
Contohnya: kisah Nabi Sulaiman, Fir’aun, Maryam, dan lain-lain.
b. Malaikat, yaitu kisah yang pelakunya berupa malikat.
Contohnya: kisah malaikat yang terdapat dalam Qs. Hud ayat 69-83 yaitu yang
mengisahkan bahwa malikat datang kepada Nabi Ibrahim dan Nabi Luth dengan
menjelma sebagai seorang tamu.
c. Jin, yaitu kisah yang digambarkan oleh jin.

20
Ahmad Munir, Tafsir Tarbawi (Ponorogo: STAIN Ponorogo Press, 2007), hlmn. 144.
21
Syaikh Manna Al-Qaththan, Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an, ... , hlmn. 388.
22
Ahmad Syadali, dan Ahmad Rofi’I, Ulumul Qur’an II, (Bandung: Pustaka Setia,1997), hlmn. 30

12
d. Binatang, yaitu kisah yang pelakunya adalah binatang.
Contohnya: kisah burung yang terdapat pada zaman Nabi Sulaiman yang
diabadikan dalam Qs. An-Naml ayat 18-19.

4. Ditinjau dari Segi Panjang dan Pendeknya

Dilihat dari panjang dan pendeknya kisah-kisah Al-Qur’an dibagi menjadi 3, yaitu:

a) Kisah Panjang
Contohnya: kisah Nabi Yusuf a.s dalam Qs. Yusuf yang hampir seluruh ayatnya
mengungkapkan kehidupan Nabi Yusuf, sejak masa kanak-kanak sampai dewasa
dan memiliki kekuasaan.
b) Kisah yang Lebih Pendek dari bagian yang pertama (Sedang).
Contohnya: kisah Maryam dalam Qs. Maryam, kisah Ashabul Kahfi dalam Qs.
Al-Kahfi, kisah Nabi Adam dalam Qs. Al-Baqarah dan Qs. Thaha.
c) Kisah Pendek
Kisah yang jumlahnya kurang dari sepuluh ayat. Contohnya: kisah Nabi Hud a.s,
Nabi Luth dalam Qs. Al-A’raf.

5. Ditinjau dari Segi Jenisnya


Dilihat dari jenisnya, kisah-kisah dalam Al-Qur’an dibagi dalam 3 macam, yaitu:23
a. Kisah Sejarah (Al-Qishash al-Tarikhiyyah)
Berkisar tentang kisah-kisah sejarah, Seperti: Para Nabi dan Rasul
b. Kisah Perumpamaan (Al-Qishash al-Tamliziyah)
Untuk menerangkan atau memperjelas suatu pengertian atau keadaan, bahwa
peristiwa itu tidak benar terjadi tetapi hanya sebagai perumpamaan.
c. Kisah Futurolog
Kisah ini bertujuan untuk mewujudkan tujuan-tujuan ilmiah atau menafsirkan
fenomena yang ada menguraikan masalah yang sulit diterima akal. 24

2.3. Faedah Qashshashil Quran


Allah SWT menciptakan Al-Quran dengan sempurna. Di dalam Al-Quran tidak
hanya menjelaskan hukum-hukum kehidupan namun Al-Quran juga menjelaskan
tentang peristiwa-peristiwa terdahulu secara berurutan dan memaparkan kisah-kisah itu
dengan panjang lebar sesuai dengan peristiwanya. Peristiwa zaman dahulu sengaja

Suhadi, Ulumul Qur’an, (Kudus: Nora Media Enterprise, 2011). hlmn. 208-210
23
24
Ibid., hlmn. 208-210.

13
diceritakan agar bisa menjadi pelajaran untuk umat masa kini. 25Adapun kisah-kisah Al-
Quran yang memberikan banyak faedahyaitu :
a) Menjelaskan prinsip dakwah kepada agama Allah dan keterangan pokok-
pokoksyariat yang dibawa oleh masing-masing nabi/rosul. 26Contohnya seperti
keterangan ayat 25 surat Al-Anbiya:
ْ ‫س ْلنَا مِن قَ ْب ِلكَ مِن َّرسُو ٍل إِ َِّل نُوحِ ٰٓى إِلَ ْي ِه أَنَّ ۥه ُ َ ِٰٓل إِ ٰلَهَ إِ َّ ِٰٓل أَنَ ۠ا فَٱ‬
‫عبُدُو ِن‬ َ ‫َو َما ٰٓ أ َ ْر‬
Artinya: “Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu melainkan
Kami wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan
Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku"27.
b) Memantapkan hati rosulullah dan umatnya serta memperkuat keyakinan kaum
mukmin terhadap kemenangan yang benar dan kehancuran yang fatal. 28 Contonya
seperti penjelasan Surat Hud ayat 120:
َ ‫س ِل َما نُث َ ِبتُ ِب ِه فُؤَادَكَ ۚ َو َجا َءكَ ِفي ٰ َه ِذ ِه ا ْلحَقُّ َو َم ْو ِع‬
َ‫ظةٌ َو ِذك َْر ٰى ِل ْل ُم ْؤ ِم ِنين‬ ُّ ِ‫ص عَلَ ْيكَ مِ نْ أ َ ْنبَاء‬
ُ ‫الر‬ ُّ ُ‫َوك اَُل نَق‬
Artinya:“Dan semua kisah dari rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-
kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surat ini telah datang
kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang
beriman.”29
c) Mengoreksi pendapat para ahli kitab yang suka menyembunyikan keterangan dan
petunjuk-petunjuk kitab sucinya dan membantahnya dengan argumentasi-
argumentasi yang terdapat pada kitab-kitab sucinya sebelum diubah dan diganti oleh
mereka sendiri. 30 Contohnya seperti keterangan surat ali-imran ayat 93 :
۟ ‫س ِۦه مِن قَ ْب ِل أَن تُنَ َّز َل ٱلت َّْو َر ٰىةُ ِۗ قُ ْل فَأْت‬
‫ُوا بِٱلت َّْو َر ٰى ِة‬ َ ‫س ٰ َٰٓرءِ ي ُل‬
ِ ‫علَ ٰى نَ ْف‬ ْ ِ‫س ٰ َٰٓرءِ ي َل إِ َِّل َما َح َّر َم إ‬
ْ ِ‫طعَ ِام كَا َن حِ اَل لِبَن ِٰٓى إ‬ َّ ‫كُ ُّل ٱل‬
َ‫ص ِدقِين‬ َ ٰ ‫فَٱتْلُو َها ٰٓ إِن كُنت ُ ْم‬

Artinya: “Semua makanan adalah halal bagi Bani Israil melainkan makanan yang
diharamkan oleh Israil (Ya'qub) untuk dirinya sendiri sebelum Taurat diturunkan.
Katakanlah: "(Jika kamu mengatakan ada makanan yang diharamkan sebelum
turun Taurat), maka bawalah Taurat itu, lalu bacalah dia jika kamu orang-orang
yang benar".31

25
Ihwanul Muttaqin, Ulumul Qur’an. Dalam http://mugnisulaeman.blogspot.com/2013/05/makalah-qashash-al-quran
26
Djalal, Abdul. 1998. Ulumul Qur’an. Surabaya: Dunia Ilmu, hlmn. 301.
27
Al-Qur’an surat Al-Anbiya’ ayat 25
28
Ibid., hlmn. 301.
29
Al-Qur’an surat Hud ayat 120
30
Ibid., hlmn. 301.
31
Al-Qur’an surat Ali-Imram ayat 93

14
d) Kisah termasuk salah satubentuk sastra yang dapat menarik perhatian para
pendengar dan memantapkan pesan-pesan yang terkandung dalam jiwa. Contoh
seperti penjelasan Surat Yusuf ayat 111:
ْ َ ‫ب ِۗ َما كَانَ َحدِيثًا يُ ْفت ََر ٰى َو ٰلَكِن ت‬
ٍ‫صدِيقَ ٱلَّذِى بَ ْينَ يَ َد ْي ِه َوت َ ْف ِصي َل ك ُِل ش َْىء‬ ِ َ‫َص ِه ْم ِعب َْرةٌ ِّل ُ ۟ولِى ْٱّل َ ْل ٰب‬ ِ ‫لَقَ ْد كَانَ فِى قَص‬
َ‫َوهُدًى َو َرحْ َمةً ِل َق ْو ٍم ي ُ ْؤ ِمنُون‬

Artinya: “Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi


orang-orang yang mempunyai akal. Al Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat,
akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala
sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.”32
Untuk memperlihatkan mukjizat Al-Quran dan kebenaran Rosulullah di dalam
dakwah dan pemberitaanya mengenai umat-umat yang dahulu ataupun keterangan-
keterangan beliau yang lain. Contoh seperti keterangan Surat Al-Fath ayat 27 :
‫سكُ ْم َو ُمقَ ِص ِرينَ َِل‬
َ ‫ٱَّللُ َءا ِمنِينَ ُم َح ِل ِقينَ ُر ُءو‬ َ ‫س ِج َد ٱ ْل َح َرا َم إِن‬
َّ ‫شا ٰٓ َء‬ ْ ‫ق ۖ لَت َ ْد ُخلُنَّ ٱ ْل َم‬
ِ ‫ٱلر ْءيَا بِٱ ْل َح‬
ُّ ُ‫ٱَّلل ُ َرسُولَه‬ َّ ‫ق‬ َ ‫قَ ْد‬
َ ‫ص َد‬
‫ُون ٰذَ ِلكَ َفتْ ًحا َق ِريبًا‬
ِ ‫وا فَ َجعَ َل مِن د‬ ۟ ‫ت َ َخافُونَ ۖ فَعَ ِل َم َما لَ ْم تَعْلَ ُم‬

Artinya: “Sesungguhnya Allah akan membuktikan kepada Rasul-Nya, tentang


kebenaran mimpinya dengan sebenarnya (yaitu) bahwa sesungguhnya kamu pasti
akan memasuki Masjidil Haram, insya Allah dalam keadaan aman, dengan
mencukur rambut kepala dan mengguntingnya, sedang kamu tidak merasa takut.
Maka Allah mengetahui apa yang tiada kamu ketahui dan Dia memberikan sebelum
itu kemenangan yang dekat.”
e) Memperlihatkan para nabi dahulu dan kitab-kitab sucinya, serta mengabadikan jejak
peninggalannya. Contohnya seperti penjelasan dalan Surat Yusuf ayat 111:
ْ َ ‫ب ِۗ َما كَانَ َحدِيثًا يُ ْفت ََر ٰى َو ٰلَكِن ت‬
ٍ‫صدِيقَ ٱلَّذِى بَ ْينَ يَ َد ْي ِه َوت َ ْف ِصي َل ك ُِل ش َْىء‬ ِ َ‫َص ِه ْم ِعب َْرةٌ ِّل ُ ۟ولِى ْٱّل َ ْل ٰب‬ ِ ‫لَقَ ْد كَانَ فِى قَص‬
َ‫َوهُدًى َو َرحْ َمةً ِل َق ْو ٍم ي ُ ْؤ ِمنُون‬

Artinya: “Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi


orang-orang yang mempunyai akal. Al Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat,
akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala
sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.”
f) Menunjukkan kebenaran Al-Quran dan kebenaran kisah-kisahnya, karena segala
yang dijelaskan Allah dalam Al-Quran adalah benar. Hal ini seperti yang ditegaskan
Allah SWT dalam Surat Al-Kahfi ayat 13 :
‫وا بِ َربِ ِه ْم َو ِز ْد ٰنَ ُه ْم هُدًى‬
۟ ُ‫ق ۚ إِنَّ ُه ْم فِتْيَةٌ َءا َمن‬
ِ ‫علَ ْيكَ نَبَأَهُم ِبٱ ْل َح‬ ُّ ُ‫نََ ْح ُن نَق‬
َ ‫ص‬

Al-Qur’an surat Yusuf ayat 111


32

15
Artinya: “Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) cerita ini dengan benar.
Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan
mereka, dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk.”
Dan seperti penjelasan Surat Al-Qashash ayat 3:

ِ ‫س ٰى َوف ِْرع َْونَ بِٱ ْل َح‬


‫ق ِلقَ ْو ٍم ي ُ ْؤ ِمنُو َن‬ َ ‫علَ ْيكَ مِن نَّبَإِ ُمو‬ ۟ ُ ‫نَتْل‬
َ ‫وا‬

Artinya: “kami membacakankepadamusebagiandari Musa danFir’aun demean


sebenarnyauntuk orang-orang yang beriman.”

g) Menanamkan pendidikan akhlaqul karimah dan mempratikkannya, karena


keterangan kisah-kisah yang baik itu dapat meresap dalam hati nurani dengan mudah
dan baik, serta mendidik untuk meneladani yang baik dan menghindari yang jelek.
Contoh seperti keterangan pada surah Yusuf ayat 111:

ٍ‫ق الَّذِي بَ ْينَ يَ َد ْي ِه َوت َ ْف ِصي َل كُ ِل ش َْيء‬ ْ َ ‫ب ِۗ َما كَانَ َحدِيثًا يُ ْفت ََر ٰى َو ٰلَ ِكنْ ت‬
َ ‫صدِي‬ ِ ‫َص ِه ْم ِعب َْرةٌ ِّلُولِي ْاّلَلْبَا‬ ِ ‫لَقَ ْد كَانَ فِي قَص‬
‫َوهُدًى َو َرحْ َمةً ِل َق ْو ٍم ي ُ ْؤ ِمنُو َن‬

Artinya:“Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi


orang-orang yang mempunyai akal. Al Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat,
akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala
sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.”

2.4. Hikmah Pengulangan Qashash Dalam Al-Qur’an

Didalam kitab suci Al-Qur’an banyak kisah yang disebutkan berulang-ulang,


bahkan sampai beberapa puluh kali. Ada satu kisah yang disebutkan sampai 126 kali,
seperti kisa Nabi Musa a.s. Kisah Nabi Adam disebutkan dalam surat Al-Baqarah, Ali
Imran, Al-Maidah, dan lain-lain. Kisah Nabi Ismail, disebut sampai 12 kali, Nabi Dawud
disebut 16 kali, Nabi Ishaq disebut 17 kali, Nabi Luth disebut 27 kali, Nabi Ibrahim
disebut 99 kali, dan Nabi Musa disebut 126 kali. 33
Hanya saja pengulangan kisah-kisah itu dalam bentuk kalimat yang berbeda-beda,
kadang-kadang secara singkat, sedang atau panjang lebar.
Hikmah diulangnya sebagian kisah Al-Qur’an itu, sebagai berikut :

Djalal, Abdul. 1998. Ulumul Qur’an. Surabaya: Dunia Ilmu, hlmn. 303.
33

16
a. Menjelaskan ketinggian mutu sastra balaghah Al-qur’an, terbukti bisa
mengungkapkan kisah sampai beberapa kali tetapi dalam ungkapan yang berlainan
sehingga tidak membosankan bahkan mengasyikkan pendengarnya. 34
b. Membuktikan mukjizat Al-qur’an, yakni bisa menjelaskan satu makna (satu kisah)
dalam berbagai bentuk kalimat yang bermacam-macam. Orang Arab tetap mampu
untuk menandinginya dengan membuat satu surah saja yang seperti Al-qur’an itu.35
c. Untuk lebih memperhatikan kepada pentingnya kisah-kisah Al-qur’an sehingga
perlu disebutkan dengan berulang-ulang sampai beberapa kali, agar dapat lebih
meresap dalam jiwa, dan lebih terpatri dalam hati sanubari. sebab, cara pengulangan
termasuk salah satu teknik memperkuat peresapan dan salah satu bukti
meningkatkan perhatian.36
d. Menunjukkan perbedaan tujuan dari tiap-tiap kali pengulangan penyebutan kisah Al-
qur’an itu, sehingga menunjukkan banyaknya tujuan penyebutan kisah sebanyak
pengulangannya 37. sebab, penyebutan suatu kisah yang pertama berbeda tujuannya
dengan penyebutannya yang kedua, ketiga, dan seterusnya.

2.5. Perbedaan Kisah dalam Al-Qur’an dengan Lainnya


Sebagai kitab suci, Al-Qur’an bukanlah kitab sejarah, sehingga tidak adil
memperlakukan Alquran sebagai kitab suci yang mandul hanya karena cerita di
dalamnya tidak dijelaskan dengan jelas. Namun, berbeda dengan cerita fiksi, cerita-cerita
tersebut tidak didasarkan pada fantasi yang jauh dari kenyataan. Dalam Al-Quran
dijelaskan : (Kuasa Allah) yang demikian itu, adalah karena sesungguhnya Allah, dialah
(Tuhan) yang haq dan sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain dari Allah, itulah
yang batil, dan sesungguhnya Allah, dialah yang maha tinggi lagi maha besar. (QS.Al-
Hajj/ 22: 62). Dalam ayat lain disebutkan: Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) cerita
ini dengan benar. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada
Tuhan merek, dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk.(QS Al-Kahfi/ 18: 3).

Kisah Al-Qur’an bukan sebuah cerita yang dibuat-buat terjadi tetapi untuk
membenarkan kitab-kitab terdahuu dan menjelaskan sesuatu sebagai petunjuk dan
rahmat bagi kaum yang beriman. Kisah dalam Al-Quran menjelaskan suatu peristiwa
yang telah terjadi berabad-abad yang lalu. Melalui penelitian yang mendalam, kisah

34
Ibid., hlmn. 304.
35
Ibid., hlmn. 304.
36
Ibid., hlmn. 304.
37
Syaikh Manna Al-Qaththan, PengantarStudiIlmu Al-Quran, ... , hlmn.304

17
Alquran dapat ditelusuri kembali ke asal muasalnya, misalnya peninggalan sejarah
bangsa Iran yang diidentikkan dengan "Ad" dalam "Alquran" diidentifikasikan sebagai
al-Mu tafikat di Palin. , Doma dan Gomora adalah kota-kota di wilayah Nabi Ruth.
Kemudian menurut penemuan modern, mumi Ramses II dikatakan sebagai cemara Arn
yang dijelaskan dalam Alquran. Selain itu, memang ada beberapa kisah yang tampaknya
sulit ditemukan dalam sejarah, seperti kisah "Peristiwa Mi'aj" dan "Ratu Saba" di
Israel38.

Begitu pula dengan cerita Firaun yang ditenggelamkan oleh Allah dan
diselamatkan jasadnya. Pada bulan Juni sekitar tahun 1975, penelitian Prancis, Maurice
Bucaile berhasil menemukan sebuah jasad manusia dimana jasad tersebut adalah jasad
Firaun yang ditenggelamkan oleh Allah di Laut dengan bekas-bekas garam yang
memenuhi sekujur tubuhnya.

Dari kisah yang telah disebutkan diatas bahwa cerita dalam Al-Quran benar-benar
terjadi dan sekaligus dapat digunakan sebagai media agar selalu berkata jujur dan benar.
Kebohongan dan kepalsuan harus dihindari agar mendapatkan ridho dari Allah SWT.

Secara umum bahwa Alquran tidak menggambarkan peristiwa dan peristiwa


dalam urutan kronologis, juga tidak menjelaskannya secara rinci. Ini untuk
memperingatkan manusia akan berlakunya hukum Allah dan kehidupan sosial, dan
pengaruhnya terhadap kehidupan manusia.

Beberapa cerita dalam Alquran adalah sejarah, yang tidak berarti melanggar
sejarah, karena seperti disebutkan di atas, pengetahuan sejarah sangat kabur, dan
penemuan arkeologi jarang mengungkapkan cerita dalam Alquran dalam kerangka
pengetahuan modern. Oleh karena itu, cerita dalam Alquran, termasuk kejadian di
dalamnya, adalah sebuah keotentikan. Ini adalah bagian dari kitab suci yang
diungkapkan oleh Allah Yang Maha Tahu dan Maha Bijaksana. Oleh karena itu, bagi
manusia beriman, tidak ada kata lain selain menerima dan menerima Ibra (ajaran) nya.

Kisah Al-Quran juga sejalan dalam kehidupan manusia. Meskipun Al-Quran


merupakan kalam Allah, Kisah-kisah yang dituturkan tidak terlepas dari kehidupan
manusia. Oleh karena itu, manusia dapat memahami isayarat tersebut dengan cepat. Agar

38
http://repo.iain-tulungagung.ac.id/3982/2/bab-11.pdf diakses pada tanggal 18 Desember 2020 pukul 19.12.

18
mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat, sudah selayaknya Al-Quran dijadikan
sebagai pedoman dan petunjuk dalam kehidupan manusia.

2.6. Pengaruh Qashshil Qur’an dalam Pendidikan


Kajian mengenai nilai-nilai edukatif yang terkandung oleh kisah-kisah dalam Al-
Quran merupakan studi terhadap sumber ajaran Islam yang mengaitkan antara daya tarik
pesona kisah Al-Quran, ajaran dasar Islam, asas dan tujuan pendidikan Islam, serta
esensi pendidikan nilai baik menyangkut norma, maupun internalisasinya yang melekat
pada jiwa manusiadan institusi masyarakat.

Kisah mempunyai pengaruh yang besar dalam pendidikan sikap dan ideologi.
Oleh karenanya logis apabila para filosof memakai kisah untuk mengemukakan pokok
pikiran mereka. Kisah juga merupakan alat esensial dalam mewariskan pemikiran umat
manusia sejak dahulu sampai sekarang.39

Pada dasarnya tujuan pokok dari kisah-kisah dalam Al-Quran menurut


Khallafullah dalam al Fann al Qassasi fi Al-Quran, diantara tujuan-tujuan pengungkapan
kisah dalam Al-Quran adalah untuk menjelaskan kebenaran dan bahaya kesesatan yang
ditimbulkan oleh iblis yang menjadi musuh manusia. Sedangkan menurut Ismail Lubis
adalah untuk menanamkan makna yang terkandung ke hati sehingga terwujud dalam
perilakunya adalah tidak mengherankan apabila kemudian muncul perubahan sikap
dalam diri orang yang membaca atau mendengarnya. Membentuk perasaan yang kuat
dan jujur terhadap akidah Islam serta prinsip-prinsipnya ke arah pengorbanan jiwa untuk
mewujudkan kebaikan dan kebenaran. 40 Selain tujuan dari kisahkisah tersebut, Ismail
Lubis menambahkan bahwa menurut tinjauan pendidikan kisah mempunyai banyak
faedah diantaranya:41

1. Kisah mendatangkan kesan yang dalam bagi anak-anak dan orang dewasa, hanya
saja perlu penyesuaian tema dan metode.
2. Kisah dapat menembus orang terpelajar ataupun tidak.
3. Kisah dapat mengalihkan pengertian semata-mata menjadi bentuk nyata.

Di dalam Al-Quran banyak sekali ayat-ayat yang mengungkapkan kisah dengan


gayanya yang khas untuk tujuan pendidikan manusia, oleh karena kesannya yang begitu

39
Muhammad Al Majzub, Nadharatun Tahlillah Fi Al-Qissah Al-Quran iyah. Madinah, ttp, 1991, hlm. 7
40
Khalafulloh, Al Fann al Qassasi fi Al-Quran al Karim, Kairo: An Nahdhoh al Musriyah, 1957, hlm. 209
41
Ismail Lubis, Kisah dan Pendidikan, dalam jurnal al Jamiah No. 43 th. 1990, Yogyakarta IAIN Sunan Kalijaga
1990 h. 65

19
mendalam dalam sanubari dan jiwa. Manusia pada dasarnya menyenangi kisah-kisah
karena pengaruhnya yang begitu besar terhadap perasaan. Oleh karena itu Islam
mengekploitasi cerita itu untuk dijadikan salah satu metode dan teknik pendidikan. Al-
Quran menggunakan kisah untuk seluruh jenis pendidikan dan bimbingan yang dicakup
oleh metodologi pendidikannya, yaitu untuk pendidikan akal dan pendidikan mental.

Mengenai kisah yang diulang penyebutannya dalam setiap tempat dengan


ungkapan yang berbeda namun tanpa perubahan makna dan kandungannya adalah agar
manusia tidak merasa bosan mengulangulangnya, bahkan akan memberikan arti dan
makna baru yang tidak diperoleh pada bacaan ditepat lain. Sistem pengulangan ini dalam
dunia pendidikan dapat diterapkan sebagai metode pengajaran. Misalnya pada saat
mahasiswa atau pelajar memerlukan pengulangan tentang sebagian materi pelajaran,
maka guru tidak perlu menirukan atau mengulangi dengan cara yang sama benar
sebelumnya, karena akan menimbulkan kesan seolah-olah mengabaikan hal baru.
Kenyataan menyebutkan, pelajaran yang belum dipahami dalam pertemuan pertama
mengisyaratkan perlunya perubahan metode. Pengulangan yang dipadukan dengan
ilustrasi-ilustrasi atau hal-hal yang baru adalah lebih produktif ketimbang hanya
pengulangan yang membosankan. 42

Kisah sebagai sarana sekaligus metode pendidikan (baca: metode cerita dan
ceramah) adalah sangat perlu sekali untuk tujuan menjelaskan dan menyampaikan
sesuatu hikmah yang tersirat dalam kisah tersebut sehingga dijadikan sebagai ibrah, dari
sinilah para pendidik hendaknya mampu menyuguhkan kisah-kisah Al-Quran itu dengan
ushlub bahasa yang sesuai dengan nalar pelajar dalam segala tingkatan.

Relevansi metode cerita yang dimaksud merupakan metode yang sangat


bermanfaat untuk menyampaikan informasi dan pelajaran. Maka kewajiban pendidik
muslim adalah berkehendak merealisasikanperanannya untuk membentuk sikap-sikap
yang merupakan bagian integral dari tujuan pendidikan. 43

Dengan metode cerita ini, interaksi nilai kepada anak didik dilakukan dengan
pengisahan yang terdapat di dalam Al-Quran. Ada beberapa hal yang menjadi dampak
positif dari metode kisah atau cerita diantaranya:

42
Abdurahman Saleh Abdullah, Teori-teori Pendidikan Berdasarkan Al-Quran, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005,
hlm. 212
43
Ibid., hlm. 209

20
1. Kisah dapat mengaktifkan dan membangkitkan kesadaran pembaca atau pendengar
tanpa serminan kesantaian dan keterlambatan, sehingga dengan kisah setiap
pembaca atau pendengar secara lagnsung bisa merenungkan makna dan mengikuti
kisah dari tokoh dan topiknya.
2. Mampu mengarahkan emosi, mengikutsertakan unsur psikis yang membawa
pembaca larut dalam setting emosional cerita.
3. Pola keteladanan dari pengejawantahan kisah Al-Quran, pola keteladanan ini bisa
mempengaruhi orang lain dengan cara mengikuti sifat yang diperankan tokoh.
4. Mengandung ibrah atau nasehat

Selain itu dalam buku yang berjudul Fikih Pendidikan, Jauhari Muchtar
menambahkan adanya dampak positif yang berkaitan secara langsung terhadap
kewajiban murid. Di antaranya dampaknya adalah: 44

1. Dampak terhadap emosi murid


a) Tertanamnya kebencian terhadap kedzaliman, dan kecintaan terhadap kebajikan.
b) Tertanamnya rasa takut akan siksa Allah dan tumbuhnya harapan terhadap rahmat
Allah.
2. Dampak terhadap motivasi murid
a) Memperkuat rasa percaya diri, dan kebanggaan terhadap ajaran Islam.
b) Menumbuhkan keberanian, sanggup mempertahankan keberanian dan
meningkatkan rasa keingintahuan.
3. Dampak terhadap penghayatan murid
a) Timbulnya kesadaran terhadap melaksanakan perintah agama
b) Munculnya rasa keikhlasan, kesabaran dan tawakal.
4. Dampak terhadap pola fikir murid
a) melatih berfikir kritis
b) melatih berfikir realistis
c) melatih berfikir analitis
d) melatih berfikir analogis.

Dalam pendidikan Islam, kisah dalam Al-Quran mempunyai edukatif yang sangat
berharga dalam suatu proses nilai-nilai ajaran Islam. Penyampaiannya tidak dapat diganti
dengan bentuk lain kecuali dengan bahasa lisan. Di antara fungsi edukatif kisah Qur’ani

44
Ibid, hal.219-220

21
ialah dapat dijadikan sebagai bahan pelajaran dan sekaligus metode pelajaran.
Demikianlah Al-Quran telah memanfaatkan cerita-cerita untuk tujuan pendidikan dengan
tanpa harus keluar dari tujuan dan ide cerita yang sebenarnya dan tetap konsisten dengan
kebenarannya (QS. Yusuf:3).

22
KESIMPULAN

1. Qashshasil Qur’an berasal dari kata ,qashshash berupa bentuk jamak dari kata
qishah, yang berarti mengikuti jejak atau menelusuri bekas, atau cerita/kisah.
Menurut istilah, qashshashil Qur’an ialah kisah–kisah dalam Al-Qur’an yang
menceritakan ikhwal umat–umat dahulu dan Nabi–nabi mereka serta peristiwa–
peristiwa yang terjadi pada masa lampau, masa kini dan masa yang akan datang.
2. Ada berbagai macam qashsahil Quran diantaranya ada yang menceritakan para
Nabi dan umat-umat terdahulu, serta ada pula yang mengisahkan berbagai macam
peristiwa dan keadaan, baik dari masa lampau, masa kini, ataupun masa yang akan
datang diantaranya :
a. Ditinjau dari segi waktu
b. Ditinjau dari segi materi
c. Ditinjau darisegi pelaku
d. Ditinjau dari segi panjang pendeknya
e. Ditinjau dari jenisnya
3. Dalam sebuah kisah yang di dalam al-quran terdapat banyak faedah diantarany
amenjelaskan prinsip dakwah, memperkuat keyakinan kaum mukmin,
menunjukkan kebenaran al- quran dan kisah-kisahnya.
4. Al-Quran juga terdapat banyak pengulangan sebagian kisahnya. Dengan hal itu
ada banyak hikmah yang dapatdiambildariqashash Al-Quran yaitu untuk
menunjukkan kemukjizatan al-Quran yang dapat mengisahkankisah-kisah yang
sudah terjadi dan belum terjadi.
5. Perbedaan Kisah Al-Quran yaitu Kisah Al-Qur’an bukanlah sebuah cerita yang
dibuat-buat terjadi tetapi untuk membenarkan kitab-kitab terdahulu dan
menjelaskan sesuatu sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman serta
6. Adapun pengaruh Qashshil Qur’an dalam pendidikan yaitu :
a. Tertanamnya kebencian terhadap kedzaliman, dan kecintaan terhadap
kebajikan.
b. Memperkuat rasa percaya diri, dan kebanggaan terhadap ajaran Islam.
c. Munculnya rasa keikhlasan, kesabaran dan tawakal.
d. melatih berfikir kritis

23
DAFTAR PUSTAKA

Djalal, Abdul. 1998. ulumul qur'an. Surabaya:Dunia Ilmu

Abdullah Syahhatah, 1982, Ulumul Quran wat Tafsir, DarulI’tisham, Cairo.

Departemen Agama RI.,1965, Alquran dan Terjemahannya, Yamunu, Jakarta.

Jadal Maul, 1979, QashshashulQur’an, IsalbabilHajabi, Cairo.

Az- Zarkasyi, 1957, Al-Burhan fi ‘Ulumil Qur’an, IsalBabilHalabi, Cairo. .

Hamzah, Mucotob, Studi Al-Quran Komprehensif, 2003, Yogyakarta: Gama Media.

Muslim, Abu, Qashash Al-Quran, 2009, http://abumuslimalbugisy.

Suhadi, Ulumul Qur’an, 2011, Kudus: Nora Media Enterpise.

Syadali, Ahmad, dan Ahmad Rofi’I, Ulumul Qur’an II, 1997, Bandung: Pustaka Setia

Syaikh Manna Al- Qaththan, PengantarStudi Al-Qur’an,terjemahanMifdhol Abdurrahman,


2005, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.

Al-Qattan, Manna Khalil 2002. StudiIlmuIlmu Al- Quran. Jakarta: Halim Jaya.

Al- Khalidy, Shalah Abdul Fattah. 2000. Kisah-Kisah Al-Qur’an. Jakarta: GemaInsani Press.

http://repo.iain-tulungagung.ac.id/3982/2/bab-11.pdf diakses pada tanggal 18 Desember 2020


pukul 19.12

https://www.mandailingonline.com/prof-dr-maurice-bucaille-masuk-islam-setelah-meneliti-
mumi-firaun/ di akses pada tanggal 21 Desember 2020 pukul 00.10.

Jati, Ira Puspita, 2016, Kisah-Kisah dalam Al-Quran dalam Prespektif Pendidikan, Jurnal
Didaktika Islamika, Vol. 8. No. 2
https://stitmkendal.ac.id/docs/jurnal/kisahkisah_dalam_alquran_perspektif_pendidikan_0.pdf
diakses pada tanggal 20 desember pukul 20.00

24

Anda mungkin juga menyukai