Dosen Pengampu:
Drs. H. M. Faisol Munif, M.Hum
Disusun Oleh:
1) Alvi Nuur Rasyidah (08040420097)
2) Alysia Qotrunnada (08040420099)
3) Amirotul Humairo (08040420100)
4) Fadila Sarah Sehan (08040420115)
Puji syukur kehadiran Allah SWT yang telah memberikan kesehatan rohani dan
jasmani sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Sholawat serta salam senantiasa
tercurahkan kepada teladan Nabi kita Muhammad SAW yang telah menunjukkan kita jalan
yang harus berupa ajaran agama yang sempurna dan menjadi rahmat bagi seluruh semesta.
Dalam makalah ini kami menguraikan mengenai penjabaran “Ilmu Qashash Al-
Qur’an”. Penyusunan makalah ini merupakan tugas mata kuliah Studi Al-Qur’an dan dosen
pengajarlah yang telah memberikan kesempatan untuk membuat makalah kepada kelompok
kami.
1. Bapak Prof. Masdar Hilmy. S.Ag. M.A., Ph.D selaku Rektor UIN Sunan Ampel
Surabaya.
2. Bapak Dr. H. AH. Ali Arifin, M.M selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
UIN Sunan Ampel Surabaya.
3. Bapak Achmad Room Fitrianto, S.E., M.E.I selaku Kepala Program Studi Ekonomi
Syariah.
4. Drs. H. M. Faisol Munif, M.Hum. selaku Dosen mata kuliah Studi Al-Qur’an UIN Sunan
Ampel Surabaya.
5. Orang tua yang selalu mendukung dan memberi semangat serta tak pernah lelah memberi
do’a dan motivasi.
6. Serta teman-teman yang membantu.
Akhir penyusun sangat kami harapkan,semoga dari pembuatan makalah ini dapat
diambil manfaatnya dan penulis memahami. Jika makalah ini tidak jauh dari kesempurnaan,
maka kritik dan saran sangat kami butuhkan. Harapan kami semoga makalah ini bermanfaat
dan memiliki harapan dari pembaca.
penyusun
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Oleh karena itu, dalam makalah ini kami akan membahas lebih dalam mengenai
qashash dalam Al-Qur’an dan kami berharap setelah disusunya makalah ini dapat
menambah wawasan kita mengenai qashash dalam Al-Qur’an.
4
1.3. Tujuan
5
BAB II
PEMBAHASAN
Artinya: “Dan berkatalah Ibu Musa kepada saudari Musa: “Ikutilah dia.”
Di sini lafal qushi/qashash berarti mengikuti.3
ِ ِۗ اِل ْلبَا
)١١١ :ب ( يُوسُف ِ لَقَ ْد كَانَ ف ِْي قَص
َ ْ َص ِه ْم ِعب َْرةٌ ِِلُولِى
Artinya: “Sesungguhnya pada kisah–kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang–
orang yang mempunyai akal”.5
1
DEPAG RI, Ulumul Quran III, (Jakarta: DEPAG RI, 2001), hlmn. 52.
2
DEPAG RI, Ulumul Quran III, (Jakarta: DEPAG RI, 2001), hlmn. 302.
3
Djalal, Abdul. 1998. Ulumul Qur’an. Surabaya: Dunia Ilmu, hlmn. 293.
4
DEPAG RI, Ulumul Quran III, (Jakarta: DEPAG RI, 2001), hlmn. 59.
6
Menurut istilah, qashshashil Qur’an ialah kisah–kisah dalam Al-Qur’an yang
menceritakan ikhwal umat–umat dahulu dan Nabi–nabi mereka serta peristiwa–peristiwa
yang terjadi pada masa lampau, masa kini dan masa yang akan datang. Di dalam Al-
Qur’an, banyak diceritakan umat–umat dahulu dan sejarah Nabi/para Rasul serta ihwal
negara dan prilaku bangsa–bangsa kaum dahulu. 6
Kisah–kisah itu didengarkan oleh bangsa Arab dan pakar–pakar sejarah dari
berbagai bangsa yang lain, dari para ahli kitab, orang–orang Yahudi dan Nasrani serta
orang kafir Quraisy. Bagi orang–orang kafir, cerita–cerita Al-Qur’anitu menjadi bahan
fitnahan dan tertawaan, sedang bagi orang–orang mukmin menambah keimanan, seperti
keterangan ayat 31 surah Al–Muddatstsir:
َ َ ُوا ٱ ْل ِك ٰت
َب َويَ ْزدَا َد ٱلَّذِين ۟ ست َ ْي ِقنَ ٱلَّذِينَ أُوت ۟ ب ٱلنَّ ِار إِ َِّل َم ٰلَٰٓئِكَةً ۙ َو َما َجعَلْنَا ِع َّدت َ ُه ْم إِ َِّل فِتْنَةً ِللَّذِينَ َكفَ ُر
ْ َوا ِلي َ ص ٰ َح
ْ َ َو َما َجعَ ْلنَا ٰٓ أ
)٣١ :َءا َمنُ ٰٓو ۟ا إِي ٰ َمنًا ۙ (المدثر
Artinya:“Dan tiada Kami jadikan penjaga–penjaga neraka itu, melainkan terdiri dari
malaikat. Dan tidak Kami jadikan bilangan mereka itu, melainkan untuk menjadi fitnah
bagi orang–orang kafir, supaya orang–orang yang diberi kitab menjadi yakin dan
supaya orang–orang yang beriman bertambah kuat imannya.”7
Karena itu, sikap mereka dibeberkan dalam Al-Qur’an ayat 69 surah Al–
Mukminun:
6
Djalal, Abdul. 1998. Ulumul Qur’an. Surabaya: Dunia Ilmu, hlmn. 294.
7
Ibid., hlmn. 295.
8
Ibid., hlmn. 295.
7
)٦٩ :سولَ ُه ْم فَ ُه ْم لَ ۥه ُ ُمن ِك ُرونَ (المؤمنون ۟ ُأ َ ْم لَ ْم يَ ْع ِرف
ُ وا َر
Artinya:“Atau apakah mereka tidak mengenal Rasul mereka, karena itu lalu mereka
mengingkarinya?”9
Ditinjau dari segi waktu terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam Al-Qur’an,
maka qashshashil Qur’an itu ada 3 macam, sebagai berikut:
9
Djalal, Abdul. 1998. Ulumul Qur’an. Surabaya: Dunia Ilmu, hlmn. 295.
10
Ibid., hlmn. 295.
11
Ibid., hlmn. 296.
12
Ibid., hlmn. 296.
8
Yaitu, kisah yang menceritakan kejadian-kejadian ghaib yang sudah tidakbisa
ditangkap panca indera, yang terjadi di masa lampau.
Contohnya:
1) Kisah-kisah Nabi Nuh, Nabi Musa, dan kisah Maryam, 13 sebagaimana yang
diterangkan dalam ayat 44 surat Ali Imran:
َب نُوحِ ي ِه إِلَ ْيكَ ۚ َو َما كُنتَ لَ َد ْي ِه ْم إِذْ يُ ْلقُونَ أ َ ْق ٰلَ َم ُه ْم أَيُّ ُه ْم يَ ْكفُلُ َم ْريَ َم َو َما كُنتَ لَ َد ْي ِه ْم إِذْ يَ ْخت َِص ُمون ٰ
ِ ذَ ِلكَ مِ نْ أ َ ۢنبَا ٰٓءِ ٱ ْلغَ ْي
Artinya: “Yang demikian itu adalah sebagian dari berita-berita ghaib yang Kami
wahyukan kepada kamu (Wahai Muhammad), padahal kamu tidak hadir beserta
mereka, ketika mereka melemparkan anak-anak panah mereka (untuk mengundi)
siapa di antara mereka yang akan memelihara Maryam. Dan kamu tidak hadir di
sisi mereka ketika mereka bersengketa.”14.
ِ اش ا ْل َم ْبثُو
ُ) َوتَكُون٤( ث ُ َّ) يَ ْو َم يَكُونُ الن٣( ُ ) َو َما أ َ ْد َراكَ َما ا ْلقَ ِارعَة٢( ُ) َما ا ْلقَ ِارعَة١( ُ ا ْلقَ ِارعَة
ِ اس كَا ْلفَ َر
)٦( ُ ) فَأ َ َّما َمنْ ثَقُلَتْ َم َو ِازينُه٥( وش
ِ ُ ا ْل ِجبَالُ كَا ْل ِعه ِْن ا ْل َم ْنف
13
Abu Djalal, Ulumul Qur’an, hlmn. 296.
14
Qomari, Al-Qur’an Terjemah Paralel Indonesia Inggris, ... , hlmn. 55.
15
Abdul Djalal, Ulumul Qur’an, hlmn. 296.
9
Artinya: “Hari kiamat(1) Apakahh hari kiamat itu?(2) Dan tahukah kamu apakah
hari kiamat itu?(3) Pada hari itu manusia seperti laron yang beterbangan(4) Dan
gunung-gunung seperti bulu yang dihambur-hamburkan(5) Maka adapun orang
yang berat timbangan (kebaikan)nya(6).”
c. Kisah hal-hal ghaib pada masa yang akan datang (Al-qashashul ghuyub al-
mustaqbilah)
Yaitu kisah-kisah yang menceritakan peristiwa-peristiwa yang akan datang atau
yang belum terjadi pada waktu turunnya Alqur’an, kemudian peristiwa tersebut
betul-betul terjadi. Karena itu, pada masa sekarang ini, berararti peristiwa yang
dikisahkan itu telah terjadi.
Contohnya: Seperti kemenangan bangsa Romawi atas Persia, yang diterangkan
ayat 1-4 surah Ar-Rum.16Dan seperti mimpi Nabi bahwa beliau akan dapat masuk
Masjidil Haram bersama para sahabat, dalam keadaan sebagian mereka bercukur
rambut dan yang lain tidak. Pada waktu perjanjian Hudaibiyah, Nabi gagal masuk
Mekkah, sehingga diejek orang-orang Yahudi, Nasrani, dan kaum Munafik,
bahwa mimpi Nabi itu tidak terlaksana. Maka turunlah ayat 27 surat Al-Fath:
Contoh lain seperti jaminan Allah terhadap keselamatan Nabi Muhammad SAW
dari penganiayaan orang, meski banyak orang yang mengancam akan
membunuhnya. Hal ini seperti ditegaskan dalam ayat 67 surat Al-Maidah:
16
Ibid., hlmn. 296
10
Artinya:”Wahai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadam dari
Tuhanmu. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti)
kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan)
manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang
kafir.”
17
Mana’ al-Qathan, Mabahits fi ‘Ulum al-Qur’an, hlmn. 306
18
Abdul Djalal, Ulumul Qur’an (Surabaya: Dunia Ilmu, 2000), hlmn.300
19
Ahmad Syadali, dan Ahmad Rofi’I, Ulumul Qur’an II, (Bandung: Pustaka Setia,1997), hlmn. 27-28
11
19) Kisah Nabi Ishaq (Surat Al-Baqarah ayat 133-136),
20) Kisah Nabi Ya’qub (Surat Al-Baqarah ayat 132-140),
21) Kisah Nabi Yusuf (Surat Yusuf ayat 3-102),
22) Kisah Nabi Yahya (Surat Al-An’am ayat 85),
23) Kisah Nabi Zakariya (Surat Maryam ayat 2-15).
b. Kisah orang-orang yang belum tentu Nabi dan kelompok-kelompok manusia
tertentu.
Contoh:20
1) Kisah Luqmanul Hakim (QS. Luqman ayat 12-13),
2) Dzul Qarnain (QS. Al-Kahfi ayat 83-98),
3) Thaluth dan jalut (QS. Al-Baqarah ayat 246-251),
4) Yaqut, Ashabul Kahfi (QS. Al-Kahfi ayat 9-26),
5) Ashabul Fiil, Ashhabus Sabti, Maryam (QS. Maryam ayat 16-35) dan lain-
lain.
c. Kisah peristiwa-peristiwa dan kejadian-kejadian di zaman Rasulullah SAW.
Contoh:
1) Perang Badr, Perang Uhud (QS. Ali-Imran),
2) Perang Hunain dan Perang Tabuk (QS. At. Taubah),
3) Perang Ahzab (QS. Al-Ahzab),
4) Hijrah dan Isra’ (QS. Al-Isra’ ayat 1) Mi’raj (QS. Al-Najm ayat 1-18)21,
5) Kisah tentang turunnya malaikat-malaikat pada malam Lailatul Qadar (QS.
Al-Qadar ayat 1-5),
6) Kisah tentang Abu Lahab kelak di Akhirat (QS. Al-Ghasiyyah) 22.
20
Ahmad Munir, Tafsir Tarbawi (Ponorogo: STAIN Ponorogo Press, 2007), hlmn. 144.
21
Syaikh Manna Al-Qaththan, Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an, ... , hlmn. 388.
22
Ahmad Syadali, dan Ahmad Rofi’I, Ulumul Qur’an II, (Bandung: Pustaka Setia,1997), hlmn. 30
12
d. Binatang, yaitu kisah yang pelakunya adalah binatang.
Contohnya: kisah burung yang terdapat pada zaman Nabi Sulaiman yang
diabadikan dalam Qs. An-Naml ayat 18-19.
Dilihat dari panjang dan pendeknya kisah-kisah Al-Qur’an dibagi menjadi 3, yaitu:
a) Kisah Panjang
Contohnya: kisah Nabi Yusuf a.s dalam Qs. Yusuf yang hampir seluruh ayatnya
mengungkapkan kehidupan Nabi Yusuf, sejak masa kanak-kanak sampai dewasa
dan memiliki kekuasaan.
b) Kisah yang Lebih Pendek dari bagian yang pertama (Sedang).
Contohnya: kisah Maryam dalam Qs. Maryam, kisah Ashabul Kahfi dalam Qs.
Al-Kahfi, kisah Nabi Adam dalam Qs. Al-Baqarah dan Qs. Thaha.
c) Kisah Pendek
Kisah yang jumlahnya kurang dari sepuluh ayat. Contohnya: kisah Nabi Hud a.s,
Nabi Luth dalam Qs. Al-A’raf.
Suhadi, Ulumul Qur’an, (Kudus: Nora Media Enterprise, 2011). hlmn. 208-210
23
24
Ibid., hlmn. 208-210.
13
diceritakan agar bisa menjadi pelajaran untuk umat masa kini. 25Adapun kisah-kisah Al-
Quran yang memberikan banyak faedahyaitu :
a) Menjelaskan prinsip dakwah kepada agama Allah dan keterangan pokok-
pokoksyariat yang dibawa oleh masing-masing nabi/rosul. 26Contohnya seperti
keterangan ayat 25 surat Al-Anbiya:
ْ س ْلنَا مِن قَ ْب ِلكَ مِن َّرسُو ٍل إِ َِّل نُوحِ ٰٓى إِلَ ْي ِه أَنَّ ۥه ُ َ ِٰٓل إِ ٰلَهَ إِ َّ ِٰٓل أَنَ ۠ا فَٱ
عبُدُو ِن َ َو َما ٰٓ أ َ ْر
Artinya: “Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu melainkan
Kami wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan
Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku"27.
b) Memantapkan hati rosulullah dan umatnya serta memperkuat keyakinan kaum
mukmin terhadap kemenangan yang benar dan kehancuran yang fatal. 28 Contonya
seperti penjelasan Surat Hud ayat 120:
َ س ِل َما نُث َ ِبتُ ِب ِه فُؤَادَكَ ۚ َو َجا َءكَ ِفي ٰ َه ِذ ِه ا ْلحَقُّ َو َم ْو ِع
َظةٌ َو ِذك َْر ٰى ِل ْل ُم ْؤ ِم ِنين ُّ ِص عَلَ ْيكَ مِ نْ أ َ ْنبَاء
ُ الر ُّ َُوك اَُل نَق
Artinya:“Dan semua kisah dari rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-
kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surat ini telah datang
kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang
beriman.”29
c) Mengoreksi pendapat para ahli kitab yang suka menyembunyikan keterangan dan
petunjuk-petunjuk kitab sucinya dan membantahnya dengan argumentasi-
argumentasi yang terdapat pada kitab-kitab sucinya sebelum diubah dan diganti oleh
mereka sendiri. 30 Contohnya seperti keterangan surat ali-imran ayat 93 :
۟ س ِۦه مِن قَ ْب ِل أَن تُنَ َّز َل ٱلت َّْو َر ٰىةُ ِۗ قُ ْل فَأْت
ُوا بِٱلت َّْو َر ٰى ِة َ س ٰ َٰٓرءِ ي ُل
ِ علَ ٰى نَ ْف ْ ِس ٰ َٰٓرءِ ي َل إِ َِّل َما َح َّر َم إ
ْ ِطعَ ِام كَا َن حِ اَل لِبَن ِٰٓى إ َّ كُ ُّل ٱل
َص ِدقِين َ ٰ فَٱتْلُو َها ٰٓ إِن كُنت ُ ْم
Artinya: “Semua makanan adalah halal bagi Bani Israil melainkan makanan yang
diharamkan oleh Israil (Ya'qub) untuk dirinya sendiri sebelum Taurat diturunkan.
Katakanlah: "(Jika kamu mengatakan ada makanan yang diharamkan sebelum
turun Taurat), maka bawalah Taurat itu, lalu bacalah dia jika kamu orang-orang
yang benar".31
25
Ihwanul Muttaqin, Ulumul Qur’an. Dalam http://mugnisulaeman.blogspot.com/2013/05/makalah-qashash-al-quran
26
Djalal, Abdul. 1998. Ulumul Qur’an. Surabaya: Dunia Ilmu, hlmn. 301.
27
Al-Qur’an surat Al-Anbiya’ ayat 25
28
Ibid., hlmn. 301.
29
Al-Qur’an surat Hud ayat 120
30
Ibid., hlmn. 301.
31
Al-Qur’an surat Ali-Imram ayat 93
14
d) Kisah termasuk salah satubentuk sastra yang dapat menarik perhatian para
pendengar dan memantapkan pesan-pesan yang terkandung dalam jiwa. Contoh
seperti penjelasan Surat Yusuf ayat 111:
ْ َ ب ِۗ َما كَانَ َحدِيثًا يُ ْفت ََر ٰى َو ٰلَكِن ت
ٍصدِيقَ ٱلَّذِى بَ ْينَ يَ َد ْي ِه َوت َ ْف ِصي َل ك ُِل ش َْىء ِ ََص ِه ْم ِعب َْرةٌ ِّل ُ ۟ولِى ْٱّل َ ْل ٰب ِ لَقَ ْد كَانَ فِى قَص
ََوهُدًى َو َرحْ َمةً ِل َق ْو ٍم ي ُ ْؤ ِمنُون
15
Artinya: “Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) cerita ini dengan benar.
Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan
mereka, dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk.”
Dan seperti penjelasan Surat Al-Qashash ayat 3:
ٍق الَّذِي بَ ْينَ يَ َد ْي ِه َوت َ ْف ِصي َل كُ ِل ش َْيء ْ َ ب ِۗ َما كَانَ َحدِيثًا يُ ْفت ََر ٰى َو ٰلَ ِكنْ ت
َ صدِي ِ َص ِه ْم ِعب َْرةٌ ِّلُولِي ْاّلَلْبَا ِ لَقَ ْد كَانَ فِي قَص
َوهُدًى َو َرحْ َمةً ِل َق ْو ٍم ي ُ ْؤ ِمنُو َن
Djalal, Abdul. 1998. Ulumul Qur’an. Surabaya: Dunia Ilmu, hlmn. 303.
33
16
a. Menjelaskan ketinggian mutu sastra balaghah Al-qur’an, terbukti bisa
mengungkapkan kisah sampai beberapa kali tetapi dalam ungkapan yang berlainan
sehingga tidak membosankan bahkan mengasyikkan pendengarnya. 34
b. Membuktikan mukjizat Al-qur’an, yakni bisa menjelaskan satu makna (satu kisah)
dalam berbagai bentuk kalimat yang bermacam-macam. Orang Arab tetap mampu
untuk menandinginya dengan membuat satu surah saja yang seperti Al-qur’an itu.35
c. Untuk lebih memperhatikan kepada pentingnya kisah-kisah Al-qur’an sehingga
perlu disebutkan dengan berulang-ulang sampai beberapa kali, agar dapat lebih
meresap dalam jiwa, dan lebih terpatri dalam hati sanubari. sebab, cara pengulangan
termasuk salah satu teknik memperkuat peresapan dan salah satu bukti
meningkatkan perhatian.36
d. Menunjukkan perbedaan tujuan dari tiap-tiap kali pengulangan penyebutan kisah Al-
qur’an itu, sehingga menunjukkan banyaknya tujuan penyebutan kisah sebanyak
pengulangannya 37. sebab, penyebutan suatu kisah yang pertama berbeda tujuannya
dengan penyebutannya yang kedua, ketiga, dan seterusnya.
Kisah Al-Qur’an bukan sebuah cerita yang dibuat-buat terjadi tetapi untuk
membenarkan kitab-kitab terdahuu dan menjelaskan sesuatu sebagai petunjuk dan
rahmat bagi kaum yang beriman. Kisah dalam Al-Quran menjelaskan suatu peristiwa
yang telah terjadi berabad-abad yang lalu. Melalui penelitian yang mendalam, kisah
34
Ibid., hlmn. 304.
35
Ibid., hlmn. 304.
36
Ibid., hlmn. 304.
37
Syaikh Manna Al-Qaththan, PengantarStudiIlmu Al-Quran, ... , hlmn.304
17
Alquran dapat ditelusuri kembali ke asal muasalnya, misalnya peninggalan sejarah
bangsa Iran yang diidentikkan dengan "Ad" dalam "Alquran" diidentifikasikan sebagai
al-Mu tafikat di Palin. , Doma dan Gomora adalah kota-kota di wilayah Nabi Ruth.
Kemudian menurut penemuan modern, mumi Ramses II dikatakan sebagai cemara Arn
yang dijelaskan dalam Alquran. Selain itu, memang ada beberapa kisah yang tampaknya
sulit ditemukan dalam sejarah, seperti kisah "Peristiwa Mi'aj" dan "Ratu Saba" di
Israel38.
Begitu pula dengan cerita Firaun yang ditenggelamkan oleh Allah dan
diselamatkan jasadnya. Pada bulan Juni sekitar tahun 1975, penelitian Prancis, Maurice
Bucaile berhasil menemukan sebuah jasad manusia dimana jasad tersebut adalah jasad
Firaun yang ditenggelamkan oleh Allah di Laut dengan bekas-bekas garam yang
memenuhi sekujur tubuhnya.
Dari kisah yang telah disebutkan diatas bahwa cerita dalam Al-Quran benar-benar
terjadi dan sekaligus dapat digunakan sebagai media agar selalu berkata jujur dan benar.
Kebohongan dan kepalsuan harus dihindari agar mendapatkan ridho dari Allah SWT.
Beberapa cerita dalam Alquran adalah sejarah, yang tidak berarti melanggar
sejarah, karena seperti disebutkan di atas, pengetahuan sejarah sangat kabur, dan
penemuan arkeologi jarang mengungkapkan cerita dalam Alquran dalam kerangka
pengetahuan modern. Oleh karena itu, cerita dalam Alquran, termasuk kejadian di
dalamnya, adalah sebuah keotentikan. Ini adalah bagian dari kitab suci yang
diungkapkan oleh Allah Yang Maha Tahu dan Maha Bijaksana. Oleh karena itu, bagi
manusia beriman, tidak ada kata lain selain menerima dan menerima Ibra (ajaran) nya.
38
http://repo.iain-tulungagung.ac.id/3982/2/bab-11.pdf diakses pada tanggal 18 Desember 2020 pukul 19.12.
18
mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat, sudah selayaknya Al-Quran dijadikan
sebagai pedoman dan petunjuk dalam kehidupan manusia.
Kisah mempunyai pengaruh yang besar dalam pendidikan sikap dan ideologi.
Oleh karenanya logis apabila para filosof memakai kisah untuk mengemukakan pokok
pikiran mereka. Kisah juga merupakan alat esensial dalam mewariskan pemikiran umat
manusia sejak dahulu sampai sekarang.39
1. Kisah mendatangkan kesan yang dalam bagi anak-anak dan orang dewasa, hanya
saja perlu penyesuaian tema dan metode.
2. Kisah dapat menembus orang terpelajar ataupun tidak.
3. Kisah dapat mengalihkan pengertian semata-mata menjadi bentuk nyata.
39
Muhammad Al Majzub, Nadharatun Tahlillah Fi Al-Qissah Al-Quran iyah. Madinah, ttp, 1991, hlm. 7
40
Khalafulloh, Al Fann al Qassasi fi Al-Quran al Karim, Kairo: An Nahdhoh al Musriyah, 1957, hlm. 209
41
Ismail Lubis, Kisah dan Pendidikan, dalam jurnal al Jamiah No. 43 th. 1990, Yogyakarta IAIN Sunan Kalijaga
1990 h. 65
19
mendalam dalam sanubari dan jiwa. Manusia pada dasarnya menyenangi kisah-kisah
karena pengaruhnya yang begitu besar terhadap perasaan. Oleh karena itu Islam
mengekploitasi cerita itu untuk dijadikan salah satu metode dan teknik pendidikan. Al-
Quran menggunakan kisah untuk seluruh jenis pendidikan dan bimbingan yang dicakup
oleh metodologi pendidikannya, yaitu untuk pendidikan akal dan pendidikan mental.
Kisah sebagai sarana sekaligus metode pendidikan (baca: metode cerita dan
ceramah) adalah sangat perlu sekali untuk tujuan menjelaskan dan menyampaikan
sesuatu hikmah yang tersirat dalam kisah tersebut sehingga dijadikan sebagai ibrah, dari
sinilah para pendidik hendaknya mampu menyuguhkan kisah-kisah Al-Quran itu dengan
ushlub bahasa yang sesuai dengan nalar pelajar dalam segala tingkatan.
Dengan metode cerita ini, interaksi nilai kepada anak didik dilakukan dengan
pengisahan yang terdapat di dalam Al-Quran. Ada beberapa hal yang menjadi dampak
positif dari metode kisah atau cerita diantaranya:
42
Abdurahman Saleh Abdullah, Teori-teori Pendidikan Berdasarkan Al-Quran, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005,
hlm. 212
43
Ibid., hlm. 209
20
1. Kisah dapat mengaktifkan dan membangkitkan kesadaran pembaca atau pendengar
tanpa serminan kesantaian dan keterlambatan, sehingga dengan kisah setiap
pembaca atau pendengar secara lagnsung bisa merenungkan makna dan mengikuti
kisah dari tokoh dan topiknya.
2. Mampu mengarahkan emosi, mengikutsertakan unsur psikis yang membawa
pembaca larut dalam setting emosional cerita.
3. Pola keteladanan dari pengejawantahan kisah Al-Quran, pola keteladanan ini bisa
mempengaruhi orang lain dengan cara mengikuti sifat yang diperankan tokoh.
4. Mengandung ibrah atau nasehat
Selain itu dalam buku yang berjudul Fikih Pendidikan, Jauhari Muchtar
menambahkan adanya dampak positif yang berkaitan secara langsung terhadap
kewajiban murid. Di antaranya dampaknya adalah: 44
Dalam pendidikan Islam, kisah dalam Al-Quran mempunyai edukatif yang sangat
berharga dalam suatu proses nilai-nilai ajaran Islam. Penyampaiannya tidak dapat diganti
dengan bentuk lain kecuali dengan bahasa lisan. Di antara fungsi edukatif kisah Qur’ani
44
Ibid, hal.219-220
21
ialah dapat dijadikan sebagai bahan pelajaran dan sekaligus metode pelajaran.
Demikianlah Al-Quran telah memanfaatkan cerita-cerita untuk tujuan pendidikan dengan
tanpa harus keluar dari tujuan dan ide cerita yang sebenarnya dan tetap konsisten dengan
kebenarannya (QS. Yusuf:3).
22
KESIMPULAN
1. Qashshasil Qur’an berasal dari kata ,qashshash berupa bentuk jamak dari kata
qishah, yang berarti mengikuti jejak atau menelusuri bekas, atau cerita/kisah.
Menurut istilah, qashshashil Qur’an ialah kisah–kisah dalam Al-Qur’an yang
menceritakan ikhwal umat–umat dahulu dan Nabi–nabi mereka serta peristiwa–
peristiwa yang terjadi pada masa lampau, masa kini dan masa yang akan datang.
2. Ada berbagai macam qashsahil Quran diantaranya ada yang menceritakan para
Nabi dan umat-umat terdahulu, serta ada pula yang mengisahkan berbagai macam
peristiwa dan keadaan, baik dari masa lampau, masa kini, ataupun masa yang akan
datang diantaranya :
a. Ditinjau dari segi waktu
b. Ditinjau dari segi materi
c. Ditinjau darisegi pelaku
d. Ditinjau dari segi panjang pendeknya
e. Ditinjau dari jenisnya
3. Dalam sebuah kisah yang di dalam al-quran terdapat banyak faedah diantarany
amenjelaskan prinsip dakwah, memperkuat keyakinan kaum mukmin,
menunjukkan kebenaran al- quran dan kisah-kisahnya.
4. Al-Quran juga terdapat banyak pengulangan sebagian kisahnya. Dengan hal itu
ada banyak hikmah yang dapatdiambildariqashash Al-Quran yaitu untuk
menunjukkan kemukjizatan al-Quran yang dapat mengisahkankisah-kisah yang
sudah terjadi dan belum terjadi.
5. Perbedaan Kisah Al-Quran yaitu Kisah Al-Qur’an bukanlah sebuah cerita yang
dibuat-buat terjadi tetapi untuk membenarkan kitab-kitab terdahulu dan
menjelaskan sesuatu sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman serta
6. Adapun pengaruh Qashshil Qur’an dalam pendidikan yaitu :
a. Tertanamnya kebencian terhadap kedzaliman, dan kecintaan terhadap
kebajikan.
b. Memperkuat rasa percaya diri, dan kebanggaan terhadap ajaran Islam.
c. Munculnya rasa keikhlasan, kesabaran dan tawakal.
d. melatih berfikir kritis
23
DAFTAR PUSTAKA
Syadali, Ahmad, dan Ahmad Rofi’I, Ulumul Qur’an II, 1997, Bandung: Pustaka Setia
Al-Qattan, Manna Khalil 2002. StudiIlmuIlmu Al- Quran. Jakarta: Halim Jaya.
Al- Khalidy, Shalah Abdul Fattah. 2000. Kisah-Kisah Al-Qur’an. Jakarta: GemaInsani Press.
https://www.mandailingonline.com/prof-dr-maurice-bucaille-masuk-islam-setelah-meneliti-
mumi-firaun/ di akses pada tanggal 21 Desember 2020 pukul 00.10.
Jati, Ira Puspita, 2016, Kisah-Kisah dalam Al-Quran dalam Prespektif Pendidikan, Jurnal
Didaktika Islamika, Vol. 8. No. 2
https://stitmkendal.ac.id/docs/jurnal/kisahkisah_dalam_alquran_perspektif_pendidikan_0.pdf
diakses pada tanggal 20 desember pukul 20.00
24