Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

QASHASHUL QUR’AN

Dibuat Untuk Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Ulumul Qur’an

Dosen Pengampu : Baihaki. S.Th.i. M.Ag

Disusun Oleh :

SYIFA
NIM. 2213130018

SELFIANI
NIM. 2213130021

SITI AMINAH
NIM. 2213130035

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALANGKARAYA

FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh

Segala puji bagi Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Shalawat serta salam selalu tercurah kepada Nabi Besar Muhammad SAW serta para
pengikutnya. Kami bersyukur kepada Allah SWT. Karena, berkat limpahan taufik dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Qashashul
Qur’an.”

Demikian makalah ini dibuat, kami menyadari didalam penyusunan dan


pembuatan makalah ini masih banyak kesalahan dan kekurangan. Maka dari itu kritik
dan saran sangat kami harapkan untuk mencapai kesempurnaan makalah ini. Atas
kritik dan saran kami ucapkan terimakasih. Kami berharap makalah ini dapat
memberikan manfaat kepada kita semua. Aamiin.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh

Palangka Raya, 28 September 2022

Penulis

i
DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
A. LATAR BELAKANG........................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH...................................................................................2
C. TUJUAN.............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................3
A. Pengertian Qashashul Qur’an.............................................................................3
B. Macam-macam Qashashul Qur’an.....................................................................4
C. Faedah Qashashul Qur’an.................................................................................10
D. Pengulangan Sebagian Kisah dan Hikmahnya.................................................12
E. Hikmah Mempelajari Ilmu Qashashul Qur’an.................................................13
BAB III PENUTUP....................................................................................................16
A. KESIMPULAN................................................................................................16
B. SARAN.............................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................18

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Makalah ini mendiskripsikan tentang Qashashul Qur’an atau bias juga
disebut dengan kisah-kisah dalaam Al-Qur’an memiliki isi tentang kandungan
cerita peristiwa, tokoh, kejadian, keadaan dan waktu. Qashashul Qur’an
sendiri memiliki manfaat ataupun hikmah yang salah satunya yaitu
meneguhkan sisi kemukjizatan Al-Qur’an.

Perlu kita ingat bahwa Al-Qur’an memberikan kisah-kisah perjalanan


hidup para nabi pada masa lalu, namun tidak bias dikatakan sebagai kitab
sejarah, melainkan Al-Qur’an adalah kitab petunjuk. Al-Qur’an menjelaskan
arti pentingnya kisah bagi kehidupan manusia yang tertulis dalam firman
Allah SWT pada QS.Yusuf [12]:111
‫َلَقْد َك اَن ِفْي َقَص ِص ِهْم ِع ْبَر ٌة ُاِّلوِلى اَاْلْلَباِۗب َم ا َك اَن َحِد ْيًثا ُّيْفَتٰر ى َو ٰل ِكْن َتْص ِد ْيَق‬
ࣖ ‫اَّلِذ ْي َبْيَن َيَد ْيِه َو َتْفِص ْيَل ُك ِّل َش ْي ٍء َّو ُهًدى َّو َر ْح َم ًة ِّلَقْو ٍم ُّيْؤ ِم ُنْو َن‬

“Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-


orang yang mempunyai akal. Al-Qur’an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat,
akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan
segala sesuatu dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.”

Dengan melihat ayat diatas penulis mendapat sedikit gambaran


mengenai kisah yang abadi didalam Al-Qur’an bukan hanya cerita belaka
akan tetapi didalamnya mempunyai pesan atau rahasia tersendiri yang
diberikan Allah SWT . Kisah hidup Nabi Muhammad SAW banyak
diabadikan dalam Al-Qur’an salah satuny adalah tentang perang. Sejarah
hidup nabi banyak terjadi dimedan tempur dan diabadikan dalam Al-Qur’an
salah satunya adalah perang Khandak atau yang kita kenal dalam Al-Qur’an
adalah perang Ahdzab. Jadi, pembahasan pada makalah ini, kita akan

1
mengetahui apa itu Qashashul Qur’an atau kisah-kisah dalam Al-Qur’an lebih
dalam lagi.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian Qashashul Qur’an?
2. Ada berapa macam Qashashul Qur’an?
3. Apa faedah Qashashul Qur’an?
4. Bagaimanakah pengulangan kisah dalam Al-Qur’an dan apa saja hikmah
pengulangannya?
5. Apa hikmah mempelajari Ilmu Qashashul Qur’an?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian Qashashul Qur’an
2. Untuk mengetahui pembagian Qashashul Qur’an
3. Untuk mengetahui faedah Qashashul Qur’an
4. Untuk mengetahui pengulangan kisah dan hikmahnya didalam Al-Qur’an
5. Untuk mengetahui hikmah mempelajari ilmu Qashashul Qur’an

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Qashashul Qur’an
Kisah berasal dari kata al-qashshu yang berarti mencari atau
mengikuti jejak. Dikatakan, qashashu atsarahu artinya, "saya mengikuti atau
mencari jejaknya." Kata al-qashash adalah bentuk masdar. Seperti firman
Allah: (QS. Al-Kahfi; 64)

‫َقاَل ٰذ ِلَك َم ا ُكَّنا َنْبِۖغ َفاْر َتَّد ا َع ٰٓلى ٰا َثا ِهَم ا َقَص ًص ۙا‬
‫ِر‬
“Musa berkata: "Itulah (tempat) yang kita cari". lalu keduanya kembali,
mengikuti jejak mereka semula.” Maksudnya, kedua orang dalam ayat itu
kembali lagi untuk mengikuti jejak dari mana keduanya itu datang.'

Al-Qashash dalam Al-Qur'an sudah pasti dan tidak fiktif, sebagaimana


yang ditegaskan Al-Qur'an QS. Ali Imran [3] ayat 62:

‫ِاَّن ٰهَذ ا َلُهَو اْلَقَص ُص اْلَح ُّق ۚ َو َم ا ِم ْن ِاٰل ٍه ِااَّل ُهّٰللاۗ َو ِاَّن َهّٰللا َلُهَو اْلَع ِزْيُز اْلَحِكْيُم‬

Artinya: “Sesungguhnya ini adalah kisah-kisah yang benar, dan tak ada
Tuhan (yang berhak disembah) selain Allah; dan sesungguhnya Allah. Dialah
yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS.Ali Imran [3]:62)

Menurut bahasa kata Qashash adalah jamak dari Qishah, artinya kisah,
cerita, berita atau keadaan. Sedangkan menurut istilah Qashahul Qur'an ialah
kisah-kisah dalam Al-Qur'an tentang para Nabi dan Rasul mereka, serta
peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa lampau, masa kini, dan masa yang
akan datang.1
Namun secara terminology, pengertian Qashahul Qur'an adalah kabar-
kabar dalam Al-Qur'an yang bermakna urusan. berita, kabar maupun keadaan.
Dalam Al-Qur'an itu sendiri kata qashash bisa memiliki arti mencari jejak
1
Ajahari, Ulumul Qur’an (Ilmu-Ilmu Al-Qur’an), Ngaglik, Sleman Yogyakarta, Aswaja Pressindo :
2018, cet I hlm 176

3
atau peristiwa-peristiwa yang telah terjadi."
Manna al-Khalil al-Qathtan mendefinisikan Qashahul Qur'an sebagai
pemberitahuan Al-Qur'an tentang hal ihwal umat-umat dahulu dan para nabi,
serta peristiwa-peristiwa yang terjadi secara empiris. Sesungguhnya Al-Qur'an
banyak memuat peristiwa- peristiwa masa lalu, sejarah umat-umat terdahulu,
negara, perkampungan dan mengisahkan setiap kaum dengan cara shuratun
nathiqah (atinya seolah-olah pembaca kisah tersebut menjadi pelaku sendiri
yang menyaksikan peristiwa itu)."2

B. Macam-macam Qashashul Qur’an


Kisah dalam Al-Qur’an bermacam-macam, ada ang menceritakan para
nabi dan umat-umat dahulu, da nada yang mengisahkan berbagai macam
peristiwa dan keadaan, dari masa lampau, masa kini, ataupun masa yang akan
dating.
a. Ditinjau dari Segi Waktu
Ditinjau dari segi waktu terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam
Al-Qur’an, maka qashashul qur’an itu ada tiga macam, sebagai berikut :
1. Kisah hal-hal ghaib pada masa lalu (al-qashashul ghuyub al-
madhiyah). Yaitu kisah yang menceritakan kejadian-kejadian
ghaib ang sudah tidak bias ditangkap panca indera yang terjadi
dimasa lampau. Contohnya, seperti kisah Nabi Nuh, Nabi Musa,
dan kisah Maryam, sebagaimana yang diterangkan dalam QS.Ali
Imran : 44.

‫ٰذ ِلَك ِم ْن َاْۢن َبۤا ِء اْلَغْيِب ُنْو ِح ْيِه ِاَلْيَك ۗ َو َم ا ُكْنَت َلَد ْيِهْم ِاْذ ُيْلُقْو َن‬

‫َاْقاَل َم ُهْم َاُّيُهْم َيْكُفُل َم ْر َيَۖم َو َم ا ُكْنَت َلَد ْيِهْم ِاْذ َيْخ َتِص ُم ْو َن‬

Artinya:“Yang demikian itu adalah sebagian dari berita-


berita ghaib yang Kami wahyukan kepada kamu (wahai
Muhammad), padahal kamu tidak hadir beserta mereka (untuk

2
Manna Khalil al-Qhattan, Mabahits Fi Ulumil Qur’an, (tt , Masyurah al-Asyr : 1073), hlm 306

4
mengundi) siapa diantara mereka yang akan memelihara
Maryam, dan Kamu tidak hadir beserta mereka ketika mereka
bersengketa.” (QS.Ali Imran [3]:44)
Dan seperti yang diterangkan dalam QS. Hud : 49

‫ِتْلَك ِم ْن َاْۢن َبۤا ِء اْلَغْيِب ُنْو ِح ْيَهٓا ِاَلْيَك ۚ َم ا ُكْنَت َتْع َلُمَهٓا َاْنَت َو اَل َقْو ُم َك‬

ࣖ ‫ِم ْن َقْبِل ٰه َذ ۚا َفاْص ِبْۚر ِاَّن اْلَع اِقَبَة ِلْلُم َّتِقْيَن‬

Artinya:“Itu adalah diantara berita-berita penting tentang yang


ghaib yang Kami wahyukan kepada (Muhammad) tidak pernah
kamu mengetahuinya dan tidak (pula) kaummu sebelum ini. Maka
bersabarlah, sesungguhnya kesudahan yang baik adalah bagi
orang yang bertakwa.” (QS.Hud [11]:49)
Contoh lainnya ada pada QS.Al-Furqan: 59 yang mengisahkan
tentang penciptaan alam semesta.

‫َاَّلِذ ْي َخ َلَق الَّسٰم ٰو ِت َو اَاْلْر َض َو َم ا َبْيَنُهَم ا ِفْي ِس َّتِة َاَّياٍم ُثَّم اْسَتٰو ى‬

‫َع َلى اْلَع ْر ِۚش َالَّرْح ٰم ُن َفْس َٔـْل ِبٖه َخ ِبْيًرا‬

Artinya:“Yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di


antara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam
diatas ‘Arsy, (Dialah) Yang Maha Pengasih, maka tanyakanlah
(tentang Allah) kepada orangyang lebih mengetahui
(Muhammad).” (QS. Al-Furqan [25]:59)
2. Kisah hal-hal ghaib pada masa kini (al-qashashul ghuyub al-
hadhirah). Yaitu kisah yang menerangkan hal-hal ghaib pada masa
sekarang (meski sudah ada sejak dulu dan masih aka tetap ada
sampai sekarang sampai masa yang akan datang) dan yang
menyingkap rahasia orang-orang munafik, Sifat-sifat Alah SWT,
malaikat, jin, iblis, setan.

5
a. kisah yang menerangkan tentang orang yang munafik.
Contohnya yang menerangkan kaum munafik dalam QS.At-
Taubah:107.

‫َو اَّلِذ ْيَن اَّتَخ ُذ ْو ا َم ْس ِج ًدا ِض َر اًرا َّو ُك ْفًرا َّو َتْفِر ْيًقۢا َبْيَن اْلُم ْؤ ِمِنْيَن‬

‫َو ِاْر َص اًدا ِّلَم ْن َح اَر َب َهّٰللا َو َر ُسْو َلٗه ِم ْن َقْبُلۗ َو َلَيْح ِلُفَّن ِاْن َاَر ْد َنٓا‬

‫ِااَّل اْلُحْس ٰن ۗى َو ُهّٰللا َيْش َهُد ِاَّنُهْم َلٰك ِذ ُبْو َن‬

Artinya:“Dan (diantara orang-orang munafik itu) ada orang-


orang yang mendirikan masjid untuk menimbulkan
kemudharatan (pada orang-orang mukmin) dank arena
kakafiran(nya), dan untuk memecah belah antara orang-orang
yang telah memerangi Allah dan Rasul-Nya sejak dahulu.
Mereka bersumpah : “Kami menghendaki selain kebaikan.
Dan Allah menjadi saksi bahwa sesungguhnya mereka itu
adalah pendusta (dalam sumpahnya).”

b. Kisah tentang kehidupan makhluk ghaib seperti setan, jin atau


iblis diungkapkan dalam QS.Al-A’raf:13-14.

3. Kisah hal-hal ghaib pada masa yang akan datang (al-qashashul


ghuyub al-mustaqbilah). Yaitu, kisah-kisah yang menceritakan
peristiwa-peristiwa yang akan dating yang belum terjadi pada
waktu turunnya Al-Qur’an, kemudian peristiwa tersebut betul-
betul terjadi. Karena, pada masa sekarang ini, berartu peristiwa
yang dikisahkan itu telah terjadi. Contohnya, seperti kemenangan
bbangsa Romawi atas Persia, yang diterangkan dalam QS. Ar-
Rum: 1-4. Dan seperti mimpi Nabi bahwa beliau akan dapat masuk
Masjidil Haram bersama para sahabat, dalam keadaan sebagian
mereka bercukur rambut dan yang lain tidak. Pada waktu

6
perjanjian Hudaibiyah, Nabi gagal masuk Mekkah, sehingga diejek
orang-orang Yahudi, Nasrani, dan kaum munafik, bahwa mimpi
Nabi itu tidak terlaksana. Maka turunlah QS. Al-Fath:27

‫َلَقْد َص َدَق ُهّٰللا َر ُسْو َلُه الُّر ْء َيا ِباْلَح ِّقۚ َلَتْد ُخ ُلَّن اْلَم ْس ِج َد اْلَحَر اَم‬

ۗ ‫ِاْن َش ۤا َء ُهّٰللا ٰا ِمِنْيَۙن ُمَح ِّلِقْيَن ُرُءْو َس ُك ْم َو ُم َقِّص ِر ْيَۙن اَل َتَخ اُفْو َن‬

‫َفَعِلَم َم ا َلْم َتْع َلُم ْو ا َفَج َعَل ِم ْن ُد ْو ِن ٰذ ِلَك َفْتًحا َقِر ْيًبا‬

Artinya: “Dan sungguh Allah akan membuktikan kepada Rasul-


Nya tentang kebenaran mimpinya dengan benar, bahwa kalian
pasti akan masuk Masjidil Haram, insya Allah dalam keadaan
aman, mencukur rambut kepala dan mengguntingnya, sedang
kalian tidak merasa takut.” (QS.Al-Fath [48]:27)
b. Ditinjau dari Segi Materi
Jika ditinjau dari segi materi yang diceritakan, maka kisah Al-Qur’an
itu terbagi menjadi 3 macam, sebagai berikut :
1. Kisah para nabi, mukijizat mereka, fase-fase dakwah mereka, dan
penetang serta pengikut mereka. Contohnya, seperti kisah Nabi
Adam, Nabi Nuh, Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Isa, Nabi
Muhammad dan lain-lain.
A. Kisah Nabi Adam (QS.Al-Baqarah [2]: 30-39, al-a’raf
[7]:11)
B. Kisah Nabi Nuh (QS. Hud [11]:25-49)
C. Kisah Nabi Idris (QS. Maryam [19]:56-57, al-Anbiya
[21]:85-85)
D. Kisah Nabi Yunus (QS. Yunus [10]:98, al-An’am [6]: 86-
87)
E. Kisah Nabi Luth (QS. Hud [11]: 69-83)
F. Kisah Nabi Shaleh (QS. Al-A’raf [7]:85-93)

7
G. Kisah Nabi Musa (QS. Al-Baqarah [2]:49, 61, al-A’raf
[7]:103-157) dan yang lainnya
H. Kisah Nabi Harun (QS. An-Nisa [4]: 163)
I. Kisah Nabi Daud (QS.Saba’ [34]:10, al-Anbiya [21]: 78)
J. Kisah Nabi Sulaiman (QS. An-Naml [27]: 15,44, Saba
[34]:12-14)
K. Kisah Nabi Ayyub (QS.Al-An’am [6]:34, al-Anbiya’
[21]:83-84)
L. Kisah Nabi Ilyas (QS. Al-An’am [6]:85)
M. Kisah Nabi Ilyasa (QS.Shad [38]: 48)
N. Kisah Nabi Ibrahim (QS.Al-Baqarah [2]:124,132, al-
An’am [6]:74-83)
O. Kisah Nabi Ismail (QS.Al-An’am [6]:86-87)
P. Kisah Nabi Ishaq (QS. Al-Baqarah [2]:133-136)
Q. Kisah Nabi Ya’qub (QS.Al-An’am [6]:132-140)
R. Kisah Nabi Yusuf (QS. Yusuf [12]:3-102)
S. Kisah Nabi Yahya (QS. Al-An’am [6]: 85)
T. Kisah Nabi Zakaria (QS. Maryam [19]: 2-15)
U. Kisah Nabi Isa (QS. Al-Ma’idah [5]:110-120)
V. Kisah Nabi Muhammad (QS. At-Takwir [81]:22-24, al-
Furqan [25]:4, ‘Abasa [80]:1-10, at-Taubah [9]:43-57, dan
lainnya.
2. Kisah orang-orang yang belum tentu Nabi dan kelompok-
kelompok manusia tertentu. Contohnya, seperti kisah Luqmanul
Hakim, Qarun, Thaluth, Yaqut, Ashabul Kahfi, Ashabul Fiil,
Ashabul Sabit, dan lain-lain.
a. Kisah tentang Luqman (QS.Luqman [31]:12-13)
b. Kisah tentang Dzul Qarnain (QS.Al-Kahfi [18]:9-
26)

8
c. Kisah tentang Ashabul Kahfi (QS. Al-Kahfi [18]:9-
26)
d. Kisah tentang Thaluth dan Jalut (QS.Al-Baqarah
[2]:246-251)
e. Kisah tentang Maryam (QS. Maryam [19]:16-35)
f. Kisah tentang Ya’juj dan Ma’juj (QS. Al-Anbiya
[21]:95-97)
g. Kisah tentang Bangsa Romawi (QS. Ar-Rum
[30]:2-4) dan kisah-kisah lainnya.
3. Kisah peristiwa-peristiwa dan kejadian-kejadian dizaman
Rasulullah SAW. Contohnya seperti kisah Perang Badar, Perang
Uhud, Perang Hunain, Perang Tabuk, Perang Ahzab, Hijrah, dan
Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW.

C. Faedah Qashashul Qur’an


Adanya beberapa kisah dalam Al-Qur’an membawa banyak faedah,
yang penting diantaranya
a. Menjelaskan prinsip dakwah kepada agama Allah dan keterangan pokok-
pokok syari’at yang dibawa oleh masing-masing Nabi/Rasul. Contohnya
seperti keterangan pada QS.Al-Anbiya:25

‫۠ا‬
‫َو َم ٓا َاْر َس ْلَنا ِم ْن َقْبِلَك ِم ْن َّر ُسْو ٍل ِااَّل ُنْو ِح ْٓي ِاَلْيِه َاَّنٗه ٓاَل ِاٰل َه ِآاَّل َاَن َفاْع ُبُد ْو ِن‬
Artinya: “Dan kami tidak mengutus seorang Rasul pun sebelum kamu,
melainkan Kami wahyukan kepadanya, bahwasanya tidak ada Tuhan kecuali
Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku.” (QS.Al-Anbiya [21]:25)
b. Memantapkan hati Rasulullah dan umatnya serta memperkuat keakinan kaum
mukmin terhadap kemenangan yang benar dan kehancuran yang fatal.
Contohnya, seperti penjelasan pada QS. Hud: 120.
‫َو ُك اًّل َّنُقُّص َع َلْيَك ِم ْن َاْۢن َبۤا ِء الُّر ُس ِل َم ا ُنَثِّبُت ِبٖه ُفَؤ اَدَك َو َج ۤا َء َك‬
‫ِفْي ٰه ِذِه اْلَح ُّق َو َم ْو ِع َظٌة َّو ِذ ْك ٰر ى ِلْلُم ْؤ ِمِنْيَن‬

9
Artinya: “Dan semua kisah dari Rasul-Rasul yang Kami ceritakan kepadamu,
ialah kisah-kisah yang dengannya dapat Kami teguhkan hatimu, dan dalam
surah ini telah datang kpadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan
bagi orang-orang yang beriman.” (QS.Hud [11]:120)
c. Mengoreksi pendapat para ahli kitab ang suka menyembunyikan keterangan
dan petunjuk-petunjuk kitab sucinya dan membantahnya dengan argumentasi-
argumentasi yang terdapat pada kitab-kitab sucinya sebelum dirubah dan
diganti oleh mereka sendiri. Contohnya, seperti keterangan pada QS.Ali
Imran:93.

‫ُك ُّل الَّطَع اِم َك اَن ِح اًّل ِّلَبِنْٓي ِاْس َر ۤا ِء ْيَل ِااَّل َم ا َح َّر َم ِاْس َر ۤا ِء ْيُل َع ٰل ى َنْفِس ٖه ِم ْن َقْبِل‬

‫َاْن ُتَنَّز َل الَّتْو ٰر ىُةۗ ُقْل َفْأُتْو ا ِبالَّتْو ٰر ىِة َفاْتُلْو َهٓا ِاْن ُكْنُتْم ٰص ِدِقْيَن‬

Artinya :“Semua makanan adalah halal bagi bani Israil, melainkan makanan
yang diharamkan oleh Israil (Ya’qub) untuk dirinya sendiri sebelum Taurat
diturunkan. Katakanlah : “Jika kamu mengatakan ada makanan yang
diharamkan sebelum turun Taurat, maka bawalah Taurat itu, lalu bacalah dia
jika kamu orang-orang benar.” (QS.Ali-Imran [3]:93)
d. Lebih meresapkan pendengaran dan memantapkan keyakinan dalam jiwa para
pendengarnya, karena kisah-kisah itu merupakan salah satu dari bentuk
peradaban. Contohnya seperti pada QS.Yusuf:111

‫َلَقْد َك اَن ِفْي َقَص ِص ِهْم ِع ْبَر ٌة ُاِّلوِلى اَاْلْلَباِۗب َم ا َك اَن َحِد ْيًثا ُّيْفَتٰر ى َو ٰل ِكْن َتْص ِد ْيَق‬

ࣖ ‫اَّلِذ ْي َبْيَن َيَد ْيِه َو َتْفِص ْيَل ُك ِّل َش ْي ٍء َّو ُهًدى َّو َر ْح َم ًة ِّلَقْو ٍم ُّيْؤ ِم ُنْو َن‬

e. Untuk memperlihatkan kemukjizatan Al-Qur’an dan kebenaran Rasulullah di


dalam dakwah dan pemberitaannya mengenai umat-umat yang dahulu ataupun
keterangan-keterangan beliau yang lain. Contohnya seperti pada QS.Al-
Fath:27.

‫َلَقْد َص َدَق ُهّٰللا َر ُسْو َلُه الُّر ْء َيا ِباْلَح ِّقۚ َلَتْد ُخ ُلَّن اْلَم ْس ِج َد اْلَحَر اَم ِاْن َش ۤا َء ُهّٰللا ٰا ِمِنْيَۙن‬

10
‫ُمَح ِّلِقْيَن ُرُءْو َس ُك ْم َو ُم َقِّص ِرْيَۙن اَل َتَخاُفْو َن ۗ َفَعِلَم َم ا َلْم َتْع َلُم ْو ا َفَجَعَل ِم ْن ُد ْو ِن ٰذ ِلَك َفْتًحا‬

‫َقِر ْيًبا‬

f. Memperlihatkan para Nabi dahulu dan kitab-kitab sucinya, serta


mengabadikan nama baik dan jasa-jasanya. Contohnya pada QS. Yusuf:111.
g. Menunjukkan kebenaran Al-Qur’an dan kebenaran kisah-kisahnya, karena
segala yang dijelaskan Allah dalam Al-Qur’an adalah benar. Hal ini seperti
ditegaskan Allah SWT dalam QS.Al-Kahfi:13.

‫َنْح ُن َنُقُّص َع َلْيَك َنَبَاُهْم ِباْلَح ِّۗق ِاَّنُهْم ِفْتَيٌة ٰا َم ُنْو ا ِبَر ِّبِهْم َو ِز ْد ٰن ُهْم ُهًد ۖى‬

Artinya : “Kami ceritakan kisah mereka kepadamu (Muhammad) dengan


sebenarnya.” (QS.Al-Kahfi [18]:13)

h. Menanamkan pendidikan akhlakul karimah dan mempraktikkannya, karena


keterangan kisah-kisah yang baik itu dapat meresap dalam hati nurani dengan
mudah dan baik, serta mendidik untuk meneladani yang baik dan menghindari
yang jelek. Contohnya seperti pada QS.Yusuf:111.

D. Pengulangan Sebagian Kisah dan Hikmahnya


Didalam kitab suci Al-Qur’an banyak kisah yang disebutkan berulang-
ulang bahkan sampai beberapa puluh kali. Ada satu kisah yang disebutkan
sampai 126 kali, seperti kisah Nabi Musa a.s. Kisah Nabi Adam disebutkan
dalam surah Al-Baqarah, Ali Imran, Al-Maidah, dan lain-lain. Kisah Nabi
Ismail, disebut sampai 12 kali, Nabi Dawud disebut 16 kali, Nabi Ishaq
disebut 17 kali, Nabi Luth disebut 27 kali, Nabi Ibrahim disebut 99 kali.
Hanya saja pengulangan kisah-kisah itu dalam bentuk kalimat yang berbeda-
beda, kadang-kadang secara singkat, sedang atau panjang lebar.3
Hikmah diulangnya sebagian kisah didalam Al-Qur’an yaitu sebagai
berikut :

3
Abdul Djalal, Ulumul Qur’an, Surabaya, CV Dunia Ilmu : 2013, Cet XI, hlm 314

11
a. Menjelaskan ketinggian mutu sastra balaghah Al-Qur’an, terbukti
bias mengungkapkan kisah sampai beberapa kali tetapi dalam
ungkapan yang berlainan sehingga tidak membosankan bahkan
mengasyikkan pendengarnya.
b. Membuktikan ketinggian mukjizat Al-Qur’an, yakni bisa
menjelaskansatu makna (satu kisah) dalam berbagai bentuk
kalimat yang bermacam-macam. Orang Arab tidak mampu untuk
menandinginya dengan membuat satu surah saja seperti Al-Qur’an.
c. Untuk lebih memperhatikan kepada pentingnya kisah-kisah Al-
Qur’an sehingga perlu disebutkan dengan berulang-ulang sampai
beberapa kali, agar lebih meresap dalam jiwa.
d. Menunjukkan perbedaan tujuan dari tiap-tiap kali pengulangan
penyebutan kisah Al-Qur’an itu, sehingga menunjukkan
banyaknya tujuan penyebutan kisah sebanyak pengulangannya.
Sebab, penyebutan suatu kisah yang pertama berbeda tujuannya
dengan penyebutannya yang kedua, ketiga dan seterusnya.

E. Hikmah Mempelajari Ilmu Qashashul Qur’an


Tidak diragukan lagi bahwa kisah yang baik dan cermat akan digemari
dan dapat menembus relung jiwa manusia dengan mudah, sehingga segenap
perasaan akan mengikuti alur kisahnya tanpa merasa jemu atau kesal. Akal
pun menelusuri dengan baik.
a. Supaya mereka berfikir
Mendengar kisah-kisah Al-Qur'an, merenungkan dan
memperhatikannya akan mengiringi kita untuk berfikir. Berfikir
merupakan kerja akal dimana manusia mengaktifkan daya pikirnya
dan mendayagunakan akalnya, lalu merenungkan episode-episode
kisah yang memuat nasihat dan pelajaran. Al-Qur'an 1 kita untuk
senantiasa berfikir dan mengambil pelajaran, menginginkan kita
untuk senantiasa berfikir dan mengambil pelajaran.

12
‫ُقْل ِاَّنَم ٓا َاِع ُظُك ْم ِبَو اِح َد ٍۚة َاْن َتُقْو ُم ْو ا ِهّٰلِل َم ْثٰن ى َو ُفَر اٰد ى ُثَّم َتَتَفَّك ُرْو ۗا‬

‫َم ا ِبَص اِح ِبُك ْم ِّم ْن ِج َّنٍۗة ِاْن ُهَو ِااَّل َنِذ ْيٌر َّلُك ْم َبْيَن َيَد ْي َع َذ اٍب َش ِد ْيٍد‬

“Katakanlah sesungguhnya Aku hendak memperingatkan


kepadamu suatu hal saja yaitu supaya kamu menghadap Allah
(dengan ikhlas) berdua-dua atau sendiri, kemudia kamu pikirkan
(tentang Muhammad).” (QS.Saba’ [34]:46)
b. Dapat meneguhkan hati
Peneguhan hati atas kebenaran, superioritasnya dengan
kebenaran atas semua kekuatan batin, rangsangannya terhadap apa
yang ada di sisi Allah, keyakinannya terhadap musuh-musuh
Allah, konsistennya dengan konsep jalan hidup ini sampai bertemu
dengan Allah. Semua nilai ini di dapatkan oleh orang-orang
mukmin dari kisah-kisah orang terdahulu dan kisah para rasul.
Sebagaimana firman Allah :

‫َو ُك اًّل َّنُقُّص َع َلْيَك ِم ْن َاْۢن َبۤا ِء الُّر ُس ِل َم ا ُنَثِّبُت ِبٖه ُفَؤ اَدَك َو َج ۤا َء َك‬

‫ِفْي ٰه ِذِه اْلَح ُّق َو َم ْو ِع َظٌة َّو ِذ ْك ٰر ى ِلْلُم ْؤ ِمِنْيَن‬

"Dan semua kisah dari rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah


kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surat
ini telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan
peringatan bagi orang-orang yang beriman." (QS. Hüd [11]:120)

Ayat ini diturunkan kepada rasulullah saw pada masa krisis


dan berat, termasuk masa-masa yang paling krisis yang di lalui
dakwah ummat islam di makkah, maka rasul dan ummat islam
membutuhkan hiburan untuk membersihkan diri, menentramkan, dan
meneguhkan hati.

c. Menarik perhatian para pendengar

13
Kisah merupakan salah satu bentuk sastra yang dapat menarik
perhatian para pendengar dan memantapkan pesan-pesan yang
terkandung di dalamnya ke dalam jiwa.
d. Pelajaran bagi orang-orang yang berakal
e. Menyingkap kebohongan-kebohongan ahli kitab

14
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Qashashul Qura’an atau kisah-kisah Al-Qur’an adalah suatu jejak atau
satu ungkapan masa lalu Al-Qur’an selalu menggunakan termoditas untuk
menunjukkan bahwa kisah yang disampaikannya itu benar dan tidak
mengandung kemungkinan salah atau dusta.
Secara istilahnya kisah berarti berita-berita mengenai suatu
permasalahan dalam masa-masa yang saling berurutan jadi proses Al-Qur’an
sendiri adalah pemberitaan mengenai ikhwal umat yang telah lalu nubuat atau
kenabian yang terdahulu dan peristiwa-peristiwa yang telah sedang dan akan
terjadi tanpa Qashashul Qur'an kita tidak akan pernah bisa mengetahui apa
yang terjadi pada zaman dahulu sekarang dan di masa depan.
Qashashul Qur’an sendiri mempunyai beberapa manfaat yaitu salah
satunya untuk menjelaskan prinsip-prinsip ajaran para rasul penjelasan pokok
syariat yang diemban oleh setiap nabi Musa sebagaimana yang Allah tegaskan
di dalam Alquran. Juga ada beberapa hikmah dalam pengulangan Qashash Al-
Qur’an menjelaskan di kebalahan Al-Qur’an pada tingkat yang lebih tinggi
meneguhkan sisi kemukjizatan Al-Qur’an mengundang perhatian yang besar
terhadap kisah tersebut agar pesan-pesannya lebih mantap dan melekat dalam
jiwa penyajian seperti itu menunjukkan perbedaan tujuan yang karenanya
kisah itu diungkapkan titik perbedaan kisah Al-Qur’an sendiri dengan kisah
lainnya adalah sebagai kitab suci Al-Qur’an bukanlah kitab sejarah.
Sehingga tidak adil jika Al-Qur’an dianggap mandul hanya karena
kisah-kisah yang ada di dalamnya tidak dipaparkan secara gamblang berbeda
dengan cerita fiksi kisah- kisah di dalam Al-Qur’an tidak didasarkan pada
khayalan yang jauh dari realitas melalui studi yang mendalam diantara kisah
Al-Qur’an dapat ditelusuri agar sejarahnya misalnya situs-situs sejarah bangsa
Iran yang diidentifikasikan sebagai bangsa dalam kisah Al- Qur'an.

15
Di samping itu sejarah yang disampaikan oleh manusia mengandung
kemungkinan benar dan salah karena manusia memiliki subjektivitas sebab ia
dipengaruhi oleh keinginan dan hawa nafsunya sedangkan sejarah dalam Al-
Qur’an pasti benar karena datangnya dari Allah dan tidak punya kepentingan
kecuali untuk kemaslahatan manusia kisah-kisah yang disampaikan pasti
sesuai dengan kenyataan hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Quran
surah (Al-Hajj, (22); 62)

B. SARAN
Penulis menyadari bahwa makalah ini memiliki banyak kekurangan
dan jauh dari kata sempurna, oleh karena itu besar harapan penulis agar para
pembaca memberikan kritik atau saran yang membangun, agar penulis dapat
memperbaiki penulisan makalah ini dan menyempurnakan makalah ini.
Penulis juga mengajak para pembaca agar dapat mengetahui tentang kisah-
kisah dalam Al-Qur’an, sejarah adanya kisah Al-Qur’an dan manfaat adanya
kisah Al-Qur’an.

16
DAFTAR PUSTAKA

Anshori. 2013. Ulumul Qur’an Kaidah-Kaidah Memahami Firman Tuhan.


Jakarta. PT Raja Grafindo Persada.
Djalal Abdul. 2013. Ulumul Qur’an. Surabaya. CV Dunia Ilmu. Cet XI.
Ajahari. 2018. Ulumul Qur’an (Ilmu-Ilmu Al-Qur’an). Ngaglik., Sleman
Yogyakarta. PT Aswaja Pressido. Cet I.
Ash Shiddieqy, Teungku Muhammad Hasbi. 2002. Semarang. PT Pustaka
Rizki Putra. Cet I.
https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=qashashul+quran&oq=qashashul+ (Selasa
29 November 2022, 22:39 WIB)
https://jurnal.iainponorogo.ac.id/index.php/cendekia/article/view/868 (Umar
Shidiq, Urgensi Mempelajari Qashashul Qur’an, STAIN Ponorogo,
Selasa 29 November 2022, 22:39 WIB)

17

Anda mungkin juga menyukai