Anda di halaman 1dari 3

MEMBENTUK PEMUDA IDEALIS MELALUI AKTUALISASI

SEJARAH DALAM QURAN


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

‫ص ِب َما أَ ْو َح ْينَا ِإلَي َْك َهذَا ْالقُ ْرآنَ َو ِإ ْن‬ َ َ‫سنَ ْالق‬
ِ ‫ص‬ َ ‫علَي َْك أَ ْح‬
َ ‫ص‬ ُّ ُ‫ن َْح ُن نَق‬
َ‫ت ِم ْن قَ ْب ِل ِه لَ ِمنَ ْالغَافِ ِلين‬َ ‫ُك ْن‬
Artinya:
“Kami menceritakan kepadamu kisah yang paling baik dengan
mewahyukan Al Quran ini kepadamu, dan sesungguhnya kamu sebelum (Kami
mewahyukan)nya adalah termasuk orang-orang yang belum mengetahui.”

Sejarah seperti hanya tumpukan cerita, tahun, peristiwa dan nama tokoh
saja yang seolah tak mengandung makna di dalamnya. Dari sini ingin
mengembalikan ruh dari sejarah itu sendiri, Fungsi dari teks bukan hanya
sekedar eksistensi dalam bentu susunan huruf tertata indah-rapi, tetapi justru
keindahannya terletak pada keluasan dan entitas makna yang bisa menjangkau
segala dimensi waktu dan tempat.
Al Quran 1/3 adalah sejarah, lalu apakah Allah iseng hanya memberikan
cerita-cerita saja atau bahkan sebagian orang dahulu menyebutnya dongeng
yang cenderung dibuat-buat atau fiksi berlaka.
Dalam surat Al Fatihah ayat ke 7, “Yaitu jalan orang-orang yang Engkau
telah beri nikmat bagi mereka dan bukan orang yang Engkau “. Pertama, orang-
orang yang telah diberikan nikmat oleh Allah, siapakah mereka? Dalam tafsir
At-Thabari dan Asy-Sya’rawi, tafsir ayat tersebut ada pada surat An-Nisa’ ayat
69. Yaitu
َ‫علَ ْي ِه ْم ِمن‬ ‫سو َل فَأُو َٰلَ ِئ َك َم َع الهذِينَ أَ ْن َع َم ه‬
َ ُ‫َّللا‬ ُ ‫الر‬ ‫َو َم ْن يُ ِطعِ ه‬
‫َّللاَ َو ه‬
‫سنَ أُو َٰلَئِ َك َرفِيقا‬ُ ‫صا ِل ِحينَ ۚ َو َح‬ ‫اء َوال ه‬ ِ َ‫ش َهد‬ ِ ‫النه ِب ِيينَ َو‬
ُّ ‫الصدِي ِقينَ َوال‬
Artinya:
“Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan
bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu:
Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang
saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.”

Dari ayat di atas memberikan sebuah penjelasan eksplisit terkait orang yang
telah diberi nikmat, mereka adalah Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang
yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan ketika berpikir, ternyata mereka
adalah pelaku sejarah masa lampau umat Islam yang telah menorehkan tinta
emas dalam sendi kehidupan mereka. Kesolehan pribadi dalam bingkai hablum
minallah memantulkan sinar yang menyemburat ke dalam realitas dan
mencitrakan kesalehan sosial atau hablun minannas. Itulah cita-cita umat Islam
yang akan abadi dan harum untuk menmbakar semangat berjuang, belajar dan
berkarya melalui pemikiran mereka.
Dalam salah satu tujuan kehidupan manusia adalah ingin mendapatkan
nikmat dari Allah, maka tidak terlalu rumit dalam mencari teladan kehidupan.
Jika pelajaran orang-orang yang telah diberi nikmat bisa kita jadikan spionase
dalam menjalani kehidupan, berikutnya hanyalah kemudahan dan rahmat dari-
Nya yang kita peroleh seperti halnya orang yang telah diberi nikmat di atas.
Tidak perlu jadi nabi karena itu tidak mungkin atau menjadi saleh terlalu sulit
bagi kita atau menjadi ahli kebenaran, dan bahkan kita berjihad dengan jalan
apapun. Dengan pemikran, perkataan dan perbuatan.
Pengetahuan hal ihwal sejarah dalam kerangka pikiran mahasiwa hari ini
adalah tumpukan waktu, tempat, peristiwa dan tokoh pelakunya, seolah sama
sekali tak bermakna dalam kehidupan kita. Padahal Allah telah memberikan
penjelasan terkait manfaat dan hikmah dari sejarah itu sendiri. Yaitu:
‫ب ۚ َما َكانَ َحدِيثا‬ ِ ‫ص ِه ْم ِعب َْرة ٌ ِِلُو ِلي ْاِل َ ْل َبا‬
ِ ‫ص‬َ َ‫َل َق ْد َكانَ ِفي ق‬
َ ‫صي َل ُك ِل‬
‫ش ْيء َو ُهدى‬ ِ ‫صدِيقَ الهذِي بَيْنَ يَدَ ْي ِه َوتَ ْف‬ ْ َ‫يُ ْفتَ َر َٰى َو َٰلَ ِك ْن ت‬
َ‫َو َر ْح َمة ِلقَ ْوم يُؤْ ِمنُون‬
Artinya:
“Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi
orang-orang yang mempunyai akal. Al Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-
buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan
menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang
beriman.”

Mengkaji sejarah akan memberikan gambaran masa lalu


Ketika mengkaji sejarah kita akan mendapatkan berbagai macam ilustrasi-
ilustrasi kejadian dia masa lalu, pelakunya adalah para pendahulu dan tokoh
yang namanya abadi dalam menghiasi sejarah panjang Islam. Masa kejayaan di
masa lampau seharusnya tidak semata peristiwa yang meninggalkan sisa cerita
dan konflik, tetapi kita bisa mengambil banyak pelajaran dari hal itu.

kerangka berpikir akan kita dapatkan - mendapatkan pelajaran-mempunyai


konsep berpikir membangun peradaban.
Hegemoni barat boleh saja hampir mendarah daging dalam tubuh kita.
Tetapi jika kalimat tauhid masih menjadi sandaran terakhir yang menadarkan
kita kita dalam menjalani kehidupan ini maka semoga saja Alllah senantiasa
menjaga iman, ilmu dan akhlak kita dalam menyikapi era perang pemikiran
yang sangat sarat akan tipu daya.

RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana peran sejarah dalam memberntuk kerangka berpikir yang
konkrit, guna menyelesaikan masalah umat
2. Apakah sejarah punya peran

Anda mungkin juga menyukai