Anda di halaman 1dari 38

HOME CARE

NURSING
RUSWATI, NERS., M., KEP
STIKES AHMAD DAHLAN CIREBON
SEJARAH
o Berkembang sejak tahun 1700 dengan pelayanan home visit
(kunjungan rumah) yg tidak mampu.
o Boston Dispensary, Lembaga pertama yg memberikan HC di
Amerika thn 1796……..thn 1886 telah berdiri kumpulan klp
relawan yg menjadi cikal bakal terbtknya Visiting Nurse
Association (VNAs)
o Thn 1877 The woman’s Branch (new York) mulai mempekerjakan
perawat untuk merawat orang sakit di rumah
o Sejak tahun 1893, Lillian WALD & Mary Brewster mengembangkan HC di
New York City
o Thn 1909, ada 565 Lembaga layanan HC dgn jlh tenaga perawat 1416
perawat HC
o Berkembang pesat setelah PD II
o Di Indonesa HC dikenalkan sejak thn 1974 oleh Alm jend A.H. Nasution, saat
itu fokusnya memberikan makan bergizi pada lansia, pendampingan dan
perawatan social lanjut usia di rumah.
o Permenkes 148 tahun 2010, ttg Registrasi dan praktik Keperawatan:
memberikan petunjuk jelas tentang kewenangan praktik perawat di rumah
yang bisa dilakukan oleh perawat
o Permenkes no 28 thn 2011 secara eksplisit menyebutkan HC menjadi bagian
pelayanan terintegrasi dari klinik.
…HC bagian penting dalam pengembangan pelayanan keperawatan yg bermutu
dan mjd salah satu pilihan dalam pelayanan Kesehatan
PERSPEKTIF HOME CARE NURSING

1. Sosial
 Fokus pelayanan Kesehatan masyarakat : Promosi, HCN fokusnya :
pemulihan Kesehatan dan perawatan pasien sakit di rumah (kulaitas
tetap terjaga)
 Sblm thn 1960, HC termasuk sebagai pelayanan social pemerintah yg
berbasis komunitas, fokusnya upaya pencegahan untuk klg miskin dan
rentan.
 Saat ini HC sebgai pelayanan private service: kesibukan keluarga bekerj,
jarak rumah tingga, shg tdk punya waktu mendampingi lansia/yg sakit
2.Teknologi
 Pesatnya perkembangan dan kemajuan teknologi, sangat menunjang
pelayanan HCN
 Kemudahan mencari artike, jurnal ttg HCN shg menambah wawasan dan
pengetahuan perawat HC dalam memberikan pelayanan
 Kemajuan teknologi komunikasi, memudahkan pasien, keluarga dan
perawat dalam berlakukan aktivitas pelayanan dgn semakin baik.
 Dapat menggunakan personal Digital Assistence membantu
telemonitoring, konsultasi dan dokumentasi Tindakan keperawatan.
1. Meningkatkan kulaitas tk yan pasien dgn
penyakit kronis di rumah
2. Membantu yan pada pasien keterbatasa fisik
dan finansial
Dampak 3. Mengurangi kerugian social dan ekonomi
teknologi akibat pelayanan Kesehatan (kehilangan
pekerjaan)
dalam HCN 4. Manajemen pemenuhan kebutuhan berbagai
kebutuhan pasien di rumah
5. Memberikan tuntutan pelayanan yg berkualitas
yankep layanan HC secara personal )pasien bisa
memilih perawata yg berkulaitas).
• Home care adalah komponen dari pelayanan kesehatan
yang di sediakan untuk individu dan keluarga ditempat
tinggal mereka dengan tujuan mempromosikan,
mempertahankan, atau memaksimalkan level
kemandirian serta meminimalkan efek ketidakmampuan
dan kesakitan termasuk di dalamnya penyakitnya
terminal (Yuliansyah, 2019)

DEFINISI • Pemberian asuhan keperawatan berkualitas kpd pasien


di rumah secara intermittent atau part time (Rice,
2006,dalam Parelli, A., 2020)
• Pelayanan Kesehatan berkesinambungan dan
komprehensif yang diberikan kepada individu dan
keluarga di tempat tinggal mereka yang bertujuan
meningkatkan, mempertahankan, atau memaksimalkan
tingkat kemandirian dan meminimalkan akibat penyakit
(Depkes, 2002, dalam Parelli, A., 2020).
Landasan Hukum Home care

• Memberikan kerangka untuk


menentukan tindakan keperawatan
Fungsi mana yang sesuai hukum.
hukum • Membedakan tanggung jawab perawat
dalam dengan profesi lain.
praktik • Membantu menentukan batas-batas
perawa kewenangan tindakan keperawatan
t mandiri.
adalah • Membantu mempertahankan standard
: praktik keperawatan dengan
meletakkan posisi perawat memiliki
akuntabilitas dibawah hukum.
• Landasan hukum praktek perawat adalah :
a. UU Kes. No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan.
b. PP No. 25 tahun 2000 tentang perimbangan keuangan pusat dan daerah.
c. UU No. 32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah.
d. UU No. 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran.
e. Kepmenkes No. 1239 tahun 2001 tentang registrasi dan praktik
perawat.
f. Kepmenkes No. 279 tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan
puskesmas.
g. PP No. 32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan .
h. Permenkes RI No. HK. 02.02/MENKES/148/2010 tentang Izin dan
Penyelenggaraan Praktik Perawat
i. Permenkes No. 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas
Tujuan Home Care Nursing
Umum :

Meningkatkan, mempertahankan atau


memaksimalkan tingkat kemandirian, dan
meminimalkan akibat dari penyakit untuk
mencapai kemampuan individu secara
optimal selama mungkin yang dilakukan
secara komperhensif dan berkesinambungan
Khusus
• Terpenuhi kebutuhan dasar bagi pasien secara bio-
psiko-sosiospritual
• Meningkatkan kemandirian pasien dan keluarga
dalam pemeliharaan dan perawatan anggota
keluarga yang memiliki masalah kesehatan
• Terpenuhi kebutuhan pelayanan keperawatan
kesehatan di rumah sesuai kebutuhan pasien
1. Pelayanan akan lebih sempurna, holistik dan
komprenhensif.
2. Pelayanan lebih professional
3. Pelayanan keperawatan mandiri bisa
Manfaat diaplikasikan dengan di bawah naungan legal
dan etik- keperawatan
Home Care 4. Kebutuhan pasien akan dapat terpenuhi
sehingga pasien akan lebih nyaman dan puas
Nursing dengan asuhan keperawatan yang professional
Mengelola pelayanan

Prinsip- keperawatan kesehatan di


rumah dilaksanakan oleh
perawat /TIM yang memiliki
Mengaplikasi konsep sebagai
dasar mengambil keputusan

Prinsip keahlian khusus bidang


tersebut.
dalam praktik.

Home care
Mengumpulkan dan mencatat
Menggunakan data hasil
data dengan sistematis, akurat
pengkajian untuk menetapkan
dan komprehensif secara
diagnosa keperawatan.
terus menerus.

Mengembangkan rencana
keperawatan didasarkan pada
diagnosa keperawatan yang
dikaitkan dengan tindakan-
tindakan pencegahan, terapi
dan pemulihan.
f. Memberikan pelayanan keperawatan dalam rangka menjaga kenyamanan,
penyembuhan, peningkatan kesehatan dan pencegahan komplikasi.
g. Mengevaluasi secara terus menerus respon pasien dan keluarga terhadap
intervensi keperawatan.
h. Bertanggung jawab terhadap pasien dan keluarga akan pelayanan yang bermutu
melalui manejemen kasus, rencana penghentian asuhan keperawatan (discharge
planning) dan koordinasi dengan sumber-sumber di komunitas.
i. Memelihara hubungan diantara anggota tim untuk menjamin agar kegiatan yang
dilakukan anggota tim saling mendukung.
j. Mengembangkan kemampuan professional dan berkontribusi pada pertumbuhan
kemampuan professional tenaga yang lain.
k. Berpartipasi dalam aktifitas riset untuk mengembangkan pengetahuan pelayanan
keperawatan kesehatan di rumah.
l. Menggunakan kode etik keperawatan dalam melaksanakan praktik keperawatan
Pasien pasca rawat inap atau rawat jalan, dinyatakan layak di rawat di rumah oleh dokter

pengkajian oleh koordinator kasus (staf dari pengelola atau agensi perawatan kesehatan di rumah)

Mekanisme
Pelayanan Bersama-sama klien dan kelurga menentukan masalahnya dan membuat perencanaan, membuat
keputusan, membuat kesepakatan mengenai pelayanan apa yang akan diterima oleh klien, jenis

Home care
pelayanan, jenis peralatan, dan jenis sistem pembayaran, serta jangka waktu pelayanan.

klien akan menerima pelayanan dari pelaksana pelayanan keperawatan di rumah. Pelayanan
dikendalikan oleh koordinator kasus

Secara periodik koordinator kasus akan melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelayanan yang
diberikan apakah sudah sesuai dengan kesepakatan
Mempunyai keluarga atau pihak lain yang bertanggung
jawab atau menjadi pendamping bagi klien dalam
berinteraksi dengan pengelola.
Persyaratan
klien yang
menerima Bersedia menandatangani persetujuan setelah diberikan

pelayanan informasi (informed consent).

perawatan di
rumah Bersedia melakukan perjanjian kerja dengan pengelola
perawatan kesehatan di rumah untuk memenuhi kewajiban,
tanggung jawab dan haknya dalam menerima pelayanan.
Tahapan mekanisme pelayanan Home care
a. Proses penerimaan kasus
1) Dari rs, puskesmas, dan sarana Kesehatan lain
2) Pimpinan HC menunjuk manajer kasus
3) Manajer kasus membuat perjanjian dan proses pengelolaan kasus

b. Pelayanan HC:
4) Persiapan
a) Pastikan identitas pasien
b) Bawa denah/petunjuk tempat tinggal pasien
c) Lengkap kartu identitas unit tempat kerja
d) Pastikan perlengkapan pasien untuk di rumah
e) Siapkan file asuhan keperawatan
f) Siapkan alat bantu media untuk pendidikan
2) Pelaksanaan
a) Perkenalkan diri dan jelaskan tujuan
b) Observasi lingkungan yang berkaitan dengan keamanan perawat
c) Lengkapi data hasil pengkajian dasar pasien
d) Membuat rencana pelayanan
e) Lakukan perawatan langsung
f) Diskusikan kebutuhan rujukan, kolaborasi, konsultasi, dll.
g) Diskusikan rencana kunjungan selanjutnya dan aktifitas yang akan
dilakukan
h) Dokumentasikan kegiatan
3) Monitoring dan evaluasi
a) Keakuratan dan kelengkapan pengkajian awal
b) Kesesuaian perencanaan dan ketepatan Tindakan
c) Efektifitas dan efisiensi pelaksanaan tindakan oleh pelaksanaan
4) Proses penghentian pelayanan Home care dengan kriteria:
a) Tercapai sesuai tujuan
b) Kondisi pasien stabil
c) Program rehabilitasi tercapai secara maximal
d) Keluarga sudah mampu melakukan perawatan pasien
e) Pasien di rujuk
f) Pasien menolak pelayanan lanjutan
g) Pasien meninggal dunia
Pemberi Pelayanan Home care

1. Dokter
2. Perawat
3. Physical Therapist (Fisioterapi: Latihan jalam, ROM dll)
4. Speech Patologis (melatih berbicara, komunikasi klg dan pasien)
5. Social Wolker (menyesuaiakn diri dgn factor social, emosi,
lingkungan)
6. Home Maker/ Home Health Aide (membantu menju kemandirian :
ADL)
• GERAKAN
PEMBANGUNAN
KELUARGA
BERKUALITAS
• Keluarga sebagai unit sosial terkecil dalam masyarakat memegang
peranan penting sebagai aset bangsa.
• Keluarga bukan hanya dianggap sekadar sasaran pembangunan, tetapi
merupakan pelaku (subyek) pembangunan.

Untuk itu perlu diatur tentang pembangunan keluarga sejahtera,


terutama dalam mempersiapkan sumber daya anggota keluarga yang
potensial.
Keluarga Berkualitas
UU No 52 tahun 2009

Bab I: Ketentuan Umum


Pasal 1 (10)

KeluargaBerkualitasadalahkeluarga yang di-bentuk berdasarkan


perkawinan yang sah dan bercirikan sejahtera, sehat, maju,
mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan kedepan,
bertanggungjawab, harmonis, dan bertakwa kepadaTuhan Yang
Maha Esa.
Landasan Hukum
UU No 52 tahun 2009

KETAHANAN DAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

Bab VII: Pembangunan Keluarga


Pasal 47 (1-2)

(1) Pemerintah dan pemerintah daerah menetapkan kebijakan PembangunanKeluarga


melalui pembinaan Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga.
(2) Kebijakan sebagaimana dimaksud padaayat (1) dimaksudkan untuk mendukung
keluarga agar melaksanakan fungsi keluarga secara optimal.
• Pasal 48 (1)
(1) Kebijakan pembangunan keluarga melalui pembinaan ketahan dan
kesejahteraan keluarga:
a. Peningkatan kulaitas anak dengan pemberian akses informasi, Pendidikan,
penyuluhan, dam pelayanan ttg perawatan, pengasuhan dan
perkembangan anak ;
b. Peningkatan kualitas remaja dgn pemberian akses akses informasi,
Pendidikan, konseling, dan yan ttg kehidupan keluarga
Pasal 48 (2)
c. Peningkatan kualitas hidup lansia agar tetap produktif dan berguna
bagi keluarga dan masyarakat dengan pemberian kesempatan untuk
berperan dalam kehidupan keluarga;
d. Pemberdayaan keluarga rentan dgn memberikan perlindungan dan
bantuan utk mengembangkan diri agar setara dgn keluarga lainnya;
e. Peningkatan kualitas lingkungan keluarga
Pasal 48 (3)
f. Peningkatan akses dan peluang thdp penerimaan informasi dan
sumber daya ekonomi melalui usaha mikro keluarga;
g. Pengembangan cara inovatif utk memberikan bantuan yg lbh efektif
bagi keluarga miskin; dan
h. Penyelenggaraan upaya penghapusan kemiskinan terutama bagi
perempuan yg berperan sbg kepala keluarga

(2) Diatur dengan peraturan menteri yg terkait sesuai dgn kewenangan


Landasan Operasioanl, dengan Penerapan 8 fungsi Keluarga

Fs Agama

Fs Konservasi Fs SosBud
Lingkungan

Fs Cinta & Kasih


Fs Ekonomi Sayang

Fs Kesehatan Fs Perlindungan
Reproduksi
Fs
Pendidikan
Program pembangunan ketahanan dan
kesejahteraan Keluarga (PK3)

1. Bina Keluarga Balita (BKB)


2. Bina Keluarga Remaja (BKR)
3. Bina keluarga Lansia dan rentan (BKLR)
4. Pemberdayaan ekonomi keluarga
Penguatan PERAN keluarga dalam program pemberdayaan
keluarga

o Klg adl wahana utama dan pertama untuk :


• Mengembangkan potensi keluarga
•Mengembangkan sosek keluarga
•School of love ?penyemaian 8 fungsi klg

o Klg mrpk sel suatu bangsa, jika sel tdk kokok maka kehidupan bangsa
akan runtuh
Mengapa keluarga ?

Lingkungan pertama dan Tempat belajar bagi anak


utama dlm pembinaan dalam mengenal dirinya
tumbang anak sebagai mahluk social

Hanya klg yg berketahanan


yg akan mampu menepis Klg yg berketahanan mjd
pengaruh negative yg datang landasan dlm mewujudkan
dari luar klg Bahagia dan sejahtera
BKB Penting?

Golden age periode


(masa emas usia 0-6 thn, perkembangn otak mencapai 80%

Pembinaan yg kurang tepat pd balita : gangguan perkembangan emosi,


social, mental, intelektual, dan moral yg akan menentukan perilaku individu
di kemudian hari

PERLU PROGRAM BINA KELUARGA BALITA DAN ANAK (BKB)


Usia Balita GOLDEN PERIODE
Window Opportunity (kesempatan) ; merupakan
PERLU
kebutuhan kini, esok dan generasi yg akan datang

Program BKB sangat bermanfaat utk


meningkatkan perana ortu ( ayah dan ibu) dan
Hasil penelitian anggota klg lainnya dalam pengasuhan dan
pembinaan tumbang anak
Kegiatan yg dilakukan oleh seklp
keluarga / ortu utk meningkatkan
pengetahuan pemahaman dan
sikap serta perilaku ortu, sehingga
Bina Keluarga
dpt melakukan komunikasi dan Remaja (BKR)
hubungan harmonis antara
keluarga dan remaja
Peran ortu dalm mendampingi remaja

Sbg
Sbg komunikator
Sbg pendidik Hubungan harmonis dgn
pendamping Sbg
Sbg panutan remaja
Sbg konselor teman/ssahaba
t
Program Bina Ketahan Lansia dan Rentan

Wadah kegiatan klg yg memiliki lansia, utk


mewujudkan lansia yg sehat, mandiri, produktif, dan
bertaqwa, shg dpt diberdayakan dlm pembangunan
dgn memperhatikan kearifan, pengetahuan, keahlian,
dan pengalamannya sesuai uisa dan kondisi fisiknya:

Lansia potensial
Lansia tdk potensial
(UU No. 13 thn 1998)

Anda mungkin juga menyukai