Anda di halaman 1dari 4

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SPTK)

SP 1

Hari : Selasa Nama klien : Tn. J


Tanggal : 06/12/22 No. RM : 095876
Jam : 14.00 Nama Perawat : Reyzamasie Dara Prayista

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
Subyektif : Klien mengatakan bisa melihat kerabatnya yang sudah meninggal.

Objektif : Klien tama senyum senyum sendiri dan sering berbicara sendiri, verbal
melantur.
2. Diagnosa Keperawatan :
Gangguan Sensori Persepsi (Halusinasi)
3. Tujuan Keperawatan :
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya, dengan criteria sebagai berikut.
1) Ekspresi wajah bersahabat
2) Menunjukkkan rasa senang
3) Klien bersedia diajak berjabat tangan
4) Klien bersedia menyebutkan nama
5) Ada kontak mata
6) Klien bersedia duduk berdampingan dengan perawat
7) Klien bersedia mengutarakan masalah yang dihadapinya.
b. Membantu klien mengenal halusinasinya
c. Mengajarkan klien mengontrol halusinasinya dengan menghardik halusinasi
4. Tindakan Keperawatan :
a. Bina hubungan saling percaya dengan prinsip komunikasi terapeutik
1) Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun nonverbal
2) Perkenalkan diri dengan sopan
3) Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien
4) Jelaskan tujuan pertemuan
5) Jujur dan menepati janji
6) Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
7) Beri perhatian kepada klien dan memperhatikan kebutuhan dasar klien.
b. Bantu klien mengenal halusinasinya yang meliputi isi, waktu terjadi halusinasi,
frekuensi, situasi pencetus, dan perasaan saat terjadi halusinasi
c. Latih klien untuk mengontrol halusinasi dengan cara menghardik. Tahapan tindakan
yang dapat dilakukan meliputi hal-hal sebagai berikut.
1) Jelaskan cara menghardik halusinasi
2) Peragakan cara menghardik halusinasi
3) Minta klien memperagakan ulang
4) Pantau penerapan cara ini dan beri penguatan pada perilaku klien yang
sesuai
5) Masukkan dalam jadwal kegiatan klien

B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN


KEPERAWATAN
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Selamat siang”
“Perkenalkan nama saya Dara, saya mahasiswi profesi ners dari UNJANI. Disini
saya berdinas dari jam 12.30 sampai jam 17.00”
“Kalau boleh saya tau, nama aa siapa? Aa lebih senang dipanggil apa?”
b. Evaluasi/validasi
“Bagaimana perasaan aa hari ini?”
“Bagaimana tidurnya tadi malam? Ada keluhan tidak?”
“Kalau makannya tadi bagaimana a? Habis atau tidak?
c.Kontrak
1) Topik
“Apakah aa tidak keberatan untuk ngobrol dengan saya? Menurut aa
sebaiknya kita ngobrol apa ya? Bagaimana kalau kita ngobrol tentang
suara dan sesuatu yang selama ini aa dengar dan lihat tetapi tidak tampak
wujudnya?”
2) Waktu
“Berapa lama kita ngobrolnya a? Kalau 15 menit gimana a? Apakah aa
keberatan?”
3) Tempat
“Untuk tempatnya disini ya a, karena aa belum bisa keluar dari ruangan ini.”
2. Fase Kerja
“Apakah A. J mendengar suara tanpa ada wujudnya?”
“Apa yang dikatakan suara itu?”
“Apakah A. J melihat sesuatu atau orang atau bayangan atau mahluk?”
“Seperti apa yang kelihatan?”
“Apakah terus-menerus terlihat dan terdengar, atau hanya sewaktu-waktu saja?”
“Kapan paling sering A. J melihat sesuatu atau mendengar suara tersebut?”
“Berapa kali sehari A. J mengalaminya?”
“Pada keadaan apa, aaah pada waktu sendiri?”
“Apa yang A. J rasakan pada saat melihat sesuatu?”
“Apa yang A. J lakukan saat melihat sesuatu?”
“Apa yang A. J lakukan saat mendengar suara tersebut?”
“Apakah dengan cara itu suara dan bayangan tersebut hilang?”
“Bagaimana kalau kita belajar cara untuk mencegah suara-suara atau bayangan agar
tidak muncul?”
“A. J ada empat cara untuk mencegah suara-suara itu muncul.”
“Pertama, dengan menghardik suara tersebut.”
“Kedua, dengan minum obat dengan teratur.”
“Ketiga, cara bercakap-cakap dengan orang lain.”
“Keempat, melakukan kegiatan yang sudah terjadwal.”
“Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan menghardik.”
“Caranya seperti ini:
1) Saat suara-suara itu muncul, langsung A. J bilang dalam hati, “Pergi Saya tidak
mau dengar. Saya tidak mau dengar. Kamu suara palsu. Begitu diulang-ulang
sampai suara itu tidak terdengar lagi. Coba ibu peragakan! Nah begitu, bagus!
Coba lagi! Ya bagus A. J sudah bisa.”
2) Saat melihat bayangan itu muncul, langsung A. J bilang, pergi Saya tidak mau
lihat. Saya tidak mau lihat. Kamu palsu. Begitu diulang-ulang sampai bayangan
itu tak terlihat lagi. Coba Ibu peragakan! Nah begitu, bagus! Coba lagi! Ya bagus
A. J sudah bisa.”

3. Fase terminasi
a. Evaluasi Respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi klien (subjektif) : “Bagaimana perasaan aa dengan obrolan kita tadi? A. J
merasa senang tidak dengan latihan tadi?”

b. Evaluasi perawat (objektif setelah reinforcement) : “Setelah kita ngobrol tadi,


panjang lebar, sekarang coba A. J simpulkan pembicaraan kita tadi.”
“Coba sebutkan cara untuk mencegah suara dan atau bayangan itu agar tidak
muncul lagi.”
c. Rencana Tindak lanjut : “Kalau bayangan dan suara-suara itu muncul lagi,
silakan A. J coba cara tersebut! Bagaimana kalau kita buat jadwal latihannya.
Mau jam berapa saja latihannya?”

d. Kontrak yang akan datang (topik, waktu, tempat)


Topik : “Aa, bagaimana kalau besok kita ngobrol lagi tentang minum obat teratur
agar bayangan dan suara-suara yang muncul itu berkurangdan aa bisa lebih tenang?”
Waktu : “Kira-kira waktunya kapan ya? Bagaimana kalau besok jam 13.30 WIB,
bisa?”
Tempat : “Untuk tempatnya kemungkinan masih diruangan ini a, tidak apa- apa
ya?”
Salam terapeutik : “Sampai jumpa besok a.”

Anda mungkin juga menyukai