Anda di halaman 1dari 12

Departemen Keperawatan Jiwa

STRATEGI PELAKSANAAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI :


HALUSINASI PENDENGARAN

Disusun Oleh :

KELOMPOK 1

Islamiah
Mulyana Anwar
Umrah
Andi Ardiansyah
Muh. Farid Abidin

PRESEPTOR LAHAN PRESEPTOR INSTITUSI

( ) ( )

PROGRAM PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
STRATEGI PELAKSANAAN (SP 1) HALUSINASI
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi
Menganalisis kondisi klien pada saat melakukan strategi pelaksanaan.
2. Diagnosis Keperawatan
Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi Pendengaran.
3. Tujuan
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya, dengan kriteria sebagai
berikut.
1) Ada kontak mata
2) Klien bersedia mengutarakan masalah yang dihadapinya.
3) Membantu klien mengenal halusinasinya
4) Mengajarkan klien mengontrol halusinasinya dengan menghardik
halusinasi
4. Tindakan Keperawatan
a. Bina hubungan saling percaya dengan prinsip komunikasi terapeutik
1) Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun nonverbal
2) Perkenalkan diri dengan sopan
3) Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai
klien
4) Jelaskan tujuan pertemuan
5) Jujur dan menepati janji
6) Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
7) Beri perhatian kepada klien dan memperhatikan kebutuhan dasar
klien.
b. Bantu klien mengenal halusinasinya yang meliputi isi, waktu terjadi
halusinasi, frekuensi, situasi pencetus, dan perasaan saat terjadi
halusinasi
c. Latih klien untuk mengontrol halusinasi dengan cara menghardik.
Tahapan tindakan yang dapat dilakukan meliputi hal-hal sebagai
berikut.
1) Jelaskan cara menghardik halusinasi
2) Peragakan cara menghardik halusinasi
3) Minta klien memperagakan ulang
4) Pantau penerapan cara ini dan beri penguatan pada perilaku klien
yang sesuai
5) Masukkan dalam jadwal kegiatan klien.
B. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
1. Fase Orientasi
“Selamat pagi, assalamualaikum pak, boleh ka kenalan sama kita pak ?”
kami mahasiswa UIN Alauddin Makassar, kami sedang praktik di
puskesmas Samata. Perkenalkan nama saya Islamiah biasa dipanggil Islah,
teman saya Andi Ardiansyah biasa dipanggil Ardi”. “Kalau boleh saya
tahu siapa nama ta pak dan senang dipanggil dengan sebutan apa?”.
“Bagaimana perasaan bapak hari ini? Bagaimana tidurnya tadi malam?
Ada keluhan tidak?”
“Apakah bapak tidak keberatan untuk ngobrol dengan saya? Menurut
bapak sebaiknya kita ngobrol apa yah? Bagaimana kalau kita ngobrol
tentang suara bisikan yang selama ini bapak dengar?”.
“Berapa lama kira-kira kita bisa ngobrol? Bapak maunya berapa menit?
Bagaimana kalau 10 menit? Bisa pak?”.
“Dimana kita bisa ngobrol pak?”. “Bagaimana kalau di ruang tamu?”.
2. Fase Kerja
“Siapa saja yang tinggal dirumah?, Siapa yang paling dekat dengan
bapak? Siapa yang paling sering bercakap-cakap dengan bapak?“.
“Apakah bapak mendengar suara tanpa ada wujudnya?” “Apa yang
dikatakan suara itu?”. “Apakah bapak melihat sesuatu atau orang atau
bayangan atau mahluk yang berbicara?”. “Apakah terus-menerus
terdengar, atau hanya sewaktu-waktu saja?” “Kapan bapak paling sering
mendengar suara tersebut?” “Berapa kali sehari bapak mengalaminya?”.
“Pada keadaan apa?”, apakah pada saat sendirian?”. “Apa yang bapak
lakukan saat mendengar suara tersebut?”. “Apakah dengan cara itu suara
tersebut hilang?”. “Bagaimana kalau kita belajar cara untuk mencegah
suara-suara yang bapak dengar agar tidak muncul lagi?”. Pak, saya akan
jelaskan, ada empat cara untuk mencegah suara-suara itu muncul.”
“Pertama, dengan menghardik suara tersebut”. “Kedua, dengan cara
bercakap-cakap dengan orang lain”. “Ketiga, melakukan kegiatan yang
sudah terjadwal.” “Keempat, minum obat dengan teratur”. “Bagaimana
kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan menghardik?”. “Caranya
seperti ini :
a) Saat suara-suara itu muncul, bapak langsung bilang dalam hati, “Pergi,
saya tidak mau dengar ….saya tidak mau dengar. Kamu suara palsu”.
Begitu diulang- ulang sampai suara itu tidak terdengar lagi. “Coba
bapak peragakan! Nah begitu bagus! Coba lagi! Ya bagus pak, bapak
sudah bisa”.
3. Fase Terminasi
a) Evaluasi subjektif
“Bagaimana perasaan bapak dengan obrolan kita tadi? bapak merasa
senang tidak dengan latihan tadi?”
b) Evaluasi objektif
“Setelah kita ngobrol tadi, panjang lebar, sekarang coba bapak
simpulkan pembicaraan kita tadi.”
“Coba sebutkan cara untuk mencegah suara bisikan yang bapak dengar
agar tidak muncul lagi.”
c) Rencana tindak lanjut
“Kalau bayangan dan suara-suara itu muncul lagi, silakan bapak coba
cara tersebut! Bagaimana kalau kita buat jadwal latihannya. Mau jam
berapa saja latihannya?” (masukkan kegiatan latihan menghardik
halusinasi dalam jadwal kegiatan harian klien). “Jika bapak
melakukanya secara mandiri maka bapak menuliskan M, jika bapak
melakukannya dibantu atau diingatkan oleh keluarga maka bapak
menuliskan S, Jika bapak tidak melakukanya maka tulis T”. Apakah
bapak mengerti?”.
d) Kontrak yang akan datang
1) Topik
“Pak, bagaimana kalau besok kita ngobrol lagi tentang caranya
berbicara dengan orang lain saat suara-suara bisikan itu muncul?”
2) Waktu
“Kira-kira waktunya kapan ya pak kita bisa bertemu lagi?”. “
Bagaimana kalau besok jam 10.00, bisa pak?”.
3) Tempat
“Kira-kira tempat yang enak buat kita ngobrol besok di mana yah
pak?”. “Baik pak, sampai jumpa besok.Wassalamualaikum
wr.wb”.
STRATEGI PELAKSANAAN (SP 2) HALUSINASI
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien
Data objektif : Klien nampak tenang
Data subjektif : Klien mengatakan mendengar ada suara-suara bisikan
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan Persepsi Sensori : halusinasi pendengaran
3. Tujuan
Ajarkan cara mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan
orang lain.
4. Tindakan Keperawatan
Diskusikan dengan klien cara mengontrol halusinasi dengan bercakap-
cakap dengan orang lain.
B. Strategi Komunikasi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
1. Fase Orientasi
Salam terapeutik : ” Selamat pagi pak, bagaimana kabarnya hari ini?”.
“Bapak masih ingat dengan kami? bapak sudah mandi belum?”. “Apakah
bapak sudah makan?”.
“Bagaimana perasaan bapak hari ini?”. Kemarin kita sudah berdiskusi
tentang halusinasi, apakah bapak bisa menjelaskan kepada saya tentang
suara-suara bisikan yang bapak dengar dan apakah bapak bisa
mempraktekkan cara mengontrol halusinasi yang pertama yaitu dengan
menghardik?”.
“Sesuai dengan kontrak kita kemarin, kita akan berbincang-bincang di
ruamg tamu mengenai cara-cara mengontrol suara yang bapak dengar dulu
agar suara itu tidak muncul lagi dengan cara yang kedua yaitu bercakap-
cakap dengan orang lain”.
“Berapa lama kita akan bincang-bincang, bagaimana kalau 10 menit saja,
apakah bapak setuju?”.
“Dimana tempat yang menurut bapak cocok untuk kita berbincang-
bincang?”. Bagaimana kalau di ruang tamu? bapak setuju?”.
2. Fase kerja
”Kalau bapak mendengar suara yang kata bapak kemarin mengganggu
dan membuat bapak jengkel. Apa yang bpak lakukan pada saat itu? Apa
yang telah saya ajarkan kemarin apakah sudah dilakukan?”
”Cara yang kedua adalah bapak bisa langsung bicarakan ke keluarga
bapak, katakan pada saudara atau ibu bahwa bapak mendengar suara
bisikan. Nanti keluarga bapak akan mengajak bapak mengobrol sehingga
suara itu hilang dengan sendirinya”.
3. Fase terminasi
a) Evaluasi subyektif
”Tidak terasa kita sudah berbincang-bincang lama. Saya senang
sekali bapak mau berbincang-bincang dengan kami. “Bagaimana
perasaan bapak setelah kita berbincang-bincang?”
b) Evaluasi obyektif
Jadi seperti yang bapak katakan tadi, cara yang bapak pilih untuk
mengontrol halusinasinya adalah......
c) Tindak lanjut
”Nanti kalau suara itu terdengar lagi, bapak bisa terus praktekkan cara
yang telah kami ajarkan agar suara tersebut tidak menguasai pikiran
bapak.”
d) Kontrak yang akan dating
1) Topik
“Bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang lagi tentang cara
mengontrol halusinasi dengan cara yang ketiga yaitu menyibukkan
diri dengan kegiatan yang bermanfaat.”
2) Waktu
“Jam berapa bapak bisa? Bagaimana kalau besok jam 10.30? bapak
setuju?”.
3) Tempat
“Besok kita berbincang-bincang di sini atau tempat lain?
Terimakasih pak sudah berbincang- bincang dengan kami. Sampai
ketemu besok pagi”.
STRATEGI PELAKSANAAN (SP 3) TINDAKAN KEPERAWATAN
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien
Data objektif : Klien nampak tenang
Data subjektif : Klien mengatakan sesekali mendengar suara-suara bisikan
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan Persepsi Sensori : halusinasi pendengaran
3. Tujuan
Agar klien dapat memahami tentang cara mengontrol halusinasi dengan
melakukan aktifitas / kegiatan harian.
4. Tindakan Keperawatan
Ajarkan klien mengontrol halusinasi dengan cara melakukan aktifitas
harian klien.
B. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
1. Fase Orientasi
”Selamat pagi, pak? Masih ingat kami?”.
”Bapak tampak segar hari ini. Bagaimana perasaannya hari ini pak? sudah
siap kita berbincang-bincang ? Masih ingat dengan kesepakatan kita
kemarin, apa itu? apakah bapak masih mendengar suara-suara yang kita
bicarakan kemarin?”.
“Seperti janji kita, bagaimana kalau kita sekarang berbincang- bincang
tentang suara-suara yang sering bapak dengar agar bisa dikendalikan
dengan cara melakukan aktifitas / kegiatan harian”.
“Dimana tempat yang menurut bapak cocok untuk kita berbincang-
bincang? Bagaimana kalau di ruang tamu? Bapak setuju?”
“Kita nanti akan berbincang kurang lebih 15 menit, bagaimana bapak
setuju?” .
2. Fase Kerja
”Cara mengontrol halusinasi ada beberapa cara, kita sudah
berdiskusi tentang cara pertama dan kedua, cara lain dalam mengontrol
halusinasi yaitu caar ketiga adalah menyibukkan diri dengan berbagai
kegiatan yang bermanfaat. Jangan biarkan waktu luang untuk melamun
saja.”
”Jika bapak mulai mendengar suara-suara, segera menyibukkan diri
dengan kegiatan seperti menyapu, mengepel, atau membantu berkebun
serta dengan kegiatan lainnya”.
3. Fase Terminasi
1) Evaluasi subyektif
”Tidak terasa kita sudah berbincang-bincang lama, kami senang sekali
bapak mau berbincang-bincang dengan kami. Bagaimana perasaan
bapak setelah berbincang- bincang?”
2) Evaluasi obyektif
”Coba bapak jelaskan lagi cara mengontrol halusinasi yang ketiga?”
3) Tindak lanjut
”Tolong nanti bapak praktekkan cara mengontrol halusinasi seperti
yang kami sudah ajarkan tadi”.
4) Kontrak yang akan datang
“Bagaimana pak kalau kita berbincang-bincang lagi tentang cara
mengontrol halusinasi dengan cara yang keempat yaitu dengan patuh
obat”. “Jam berapa bapak bisa? Bagaimana kalau besok jam 10.30?
bapak setuju?”. “Besok kita berbincang-bincang di sini atau tempat
lain? Terimakasih pak sudah berbincang- bincang dengan kami.
Sampai ketemu besok pagi”.
STRATEGI PELAKSANAAN (SP 4) HALUSINASI
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien
Data objektif : Klien nampak tenang
Data subjektif : Klien mengatakan sesekali mendengar suara-suara bisikan
saat sedang sendirian
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan Persepsi Sesori : halusinasi pendengaran
3. Tujuan
Agar klien dapat mengontrol halusinasi dengan patuh obat.
4. Tindakan Keperawatan
Ajarkan klien mengontrol halusinasi dengan cara patuh obat yaitu
penggunaan obat secara teratur (jenis, dosis, waktu, manfaat, dan efek
samping).
B. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
1. Fase Orientasi
” Selamat pagi, pak? Masih ingat dengan kami?”.
“Bapak tampak segar hari ini. Bagaimana perasaannya bapak hari ini?
sudah siap kita berbincang-bincang lagi?”. Masih ingat dengan
kesepakatan kita kemarin?, apa itu? apakah bapak masih mendengar suara-
suara bisikan yang kita bicarakan kemarin.
“Seperti janji kita, bagaimana kalau kita sekarang berbincang- bincang
tentang obat- obatan yang bapak minum.”
“Dimana tempat yang menurut bapak cocok untuk kita berbincang-
bincang? Bagaimana kalau di ruang tamu? bapak setuju?”
“Kita nanti akan berbincang kurang lebih 30 menit, bagaimana bapak
setuju?”
2. Fase Kerja
“Ini obat yang harus diminum oleh bapak setiap hari. Obat ini namanya
risperidone yang berfungsi untuk mengendalikan suara bisikan yang bapak
dengar. Obat ini memiliki efek samping diantaranya pusing atau sulit
menjaga keseimbangan, mengantuk, peningkatan air liur, mual atau
muntah, peningkatan berat badan, kelelahan dan gangguan tidur. Jangan
berhenti minum obat tanpa sepengetahuan dokter, gejala seperti yang
bapak alami sekarang akan muncul lagi, jadi ada beberapa hal yang harus
diperhatikan pada saat minum obat yaitu benar obat, benar dosis, benar
cara, benar waktu dan benar frekuensi. Ingat ya pak!” .
3. Fase Terminasi
a) Evaluasi subyektif
”Tidak terasa kita sudah berbincang-bincang lama, kami senang
sekali bapak bersedia meluangkan waktu untuk berbincang-bincang
dengan kami. Bagaimana perasaan bapak setelah berbincang-
bincang?”
b) Evaluasi obyektif
”Coba bapak jelaskan lagi obat apa yang diminum tadi? Kemudian
berapa dosisnya?”.
c) Tindak lanjut
”Tolong nanti ibu perhatikan obatnya bapak jika sewaktu-waktu sudah
habis, jangan lupa ambil stok obat di puskesmas Samata”.
d) Kontrak yang akan datang
“Bagaimana pak kalau nanti kita mengikuti kegiatan sosial di
masyarakat”. “Jam berapa bapak bisa meluangkan waktu? Bagaimana
kalau jam 14.00? bapak setuju?”. ”Besok kita akan melakukan
kegiatan di luar ruangan. Terimakasih bapak sudah bersedia”.

Anda mungkin juga menyukai