OLEH :
Islamiah
NIM : 70900120036
CI LAHAN CI INSTITUSI
( ) ( )
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah swa. karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan
Pendahuluan terkait gangguan pemenuhan dasar kenyamanan (nyeri) ini dengan
baik meskipun banyak kekurangan didalamnya.
Penulis sangat berharap laporan pendahuluan ini dapat berguna dalam
rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai gangguan
pemenuhan dasar khususnya kenyamanan (nyeri). penulis juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam laporan ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, penulis berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan laporan pendahuluan yang telah penulis buat di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga laporan pendahuluan sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun
yang membacanya. Sekiranya laporan pendahuluan yang telah disusun ini dapat
berguna bagi penulis sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami
mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan
penulis memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa
depan.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
B. Defenisi Nyeri...............................................................................................2
I. Penanganan Nyeri........................................................................................11
BAB II....................................................................................................................13
A. Pengkajian...................................................................................................13
D. Penyimpangan KDM..................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................25
iii
BAB I
sejahtera atau nyaman baik secara mental, fisik, maupun sosial. Adapun
kehidupan)
alamiah lainnya)
kurang senang, kurang lega, dan kurang sempurna dalam dimensi fisik,
iv
psikospiritual, lingkungan serta sosial yang biasanya mempunyai tanda dan
nyeri baik itu nyeri akut (nyeri yang berlangsung kurang dari 6 bulan)
harus diketahui yakni keyakinan perawat terhadap rasa nyeri yang dirasakan
oleh pasien adalah hal yang nyata sehingga dibutuhkan manajemen nyeri yang
efektif untuk setiap pasien. Manajemen nyeri adalah prioritas yang penting
juga, para peneliti dalam bidang kesehatan bersatu dan mengupayakan hal
tersebut. (Taylor,2011).
B. Defenisi Nyeri
individual karena respon individu terhadap sensasi nyeri beragam dan tidak
bisa disamakan satu sama lain (Asmadi, 2008). Nyeri merupakan keadaan
v
Nyeri akut adalah pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan
dengan kerusakan jaringan actual atau fungsional dengan onset mendadak atau
lambat dan berintesitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari 3
kerusakan jaringan actual atau fungsional dengan onset mendadak atau lambat
dan berintesitas ringan hingga berat yang berlangsung lebih dari 3 bulan
(PPNI, 2016)
sebagai penderitaan yang diakibatkan oleh persepsi jiwa yang nyata, ancaman,
dan fantasi luka. Nyeri merupakan suatu keadaan yang menitiberatkan pada
hanya berfokus pada pengelolahan fisik semata, namun penting juga untuk
2014).
(Ariesta, 2014).
vi
C. Fisiologi Sistem Nyeri
saraf sangat bebas yang memiliki sedikit atau bahkan tidak memiliki nyelin,
yang tersebar pad akulit dan mukosa, khususnya pada vicera, persendian,
dinding arteri, hati dan kadung empedu. Reseptor nyeri dapat memberikan
macam asam yang dilepas apabila terdapat kerusakan pada jaringan akibat
kekurangan oksigenasi. Stimulasi yang lain dapat berupa termal, listrik atau
vii
disebut dengan sistem nyeri desendens yang bekerja dengan melepaskan
respon nyeri pada stimulasi saraf parasimpatis seperti pucat, ketegangan otot,
penurunan denyut jantung dan tekanan darah, pernafasan cepat dan tidak
teratur, mual dan muntah, serta kelemahan atau kelelahan (Potter dan Perry,
2006).
viii
D. Teori Pengontrolan Nyeri (Gate Control)
pengendali nyeri, yang mengatakan bahwa teori ini semacam “pintu gerbang”
Teori ini lebih komprehensip dalam menjelaskan tramisi dan persepsi nyeri.
Rangsangan atau impuls nyeri yang disampaikan oleh syaraf perifer aferen ke
masuk ke otak. Kerja kontrol gerbang ini menguntungkan dari kerja serat
saraf besar dan kecil yang keduanya berada dalam rangsangan akar ganglion
serat besar ini dapat langsung merangnsang ke korteks serebri dan hasil
kronis. Nyeri akut merupakan nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat
tegangan otot. Nyeri kronis adalah nyeri yang timbul secara perlahan-lahan,
biasanya berlangsung dalam waktu yang cukup lama, yaitu lebih dari 6 bulan.
Yang termasuk dalam nyeri kronis ini adalah nyeri terminal, sindrom nyeri
ix
kronis, dan nyeri psikosomatis. Bila ditinjau dari sifat terjadinya, nyeri dibagi
Menurut Solehati dan Cecep Eli Kosasih (2015), pengalaman nyeri pada
1. Lingkungan
yang kurang mendukung seperti ribut dan terang maka intensitas nyeri
akan bertambah.
2. Usia
x
terus bertambah seiring dengn bertambahya usia. Oleh karena itu, persepsi
3. Jenis kelamin
Dalam suatu study dilaporkan bahwa jenis kelamin laki-laki akan kurang
4. Kultur
5. Makna nyeri
6. Kecemasan
masa lampau, maka akan lebih mudah bagi individu untuk melakukan
xi
tindakan penghilang rasa nyeri. Hal ini terjadi karena adanya proses
8. Pola koping
perlindungan.
10. Harapan
yang positif juga dapat menjadi peran yang sangat penting dalam
xii
f. Nyeri melahirkan
dirasakan oleh individu. Pengukuran skala nyeri bersifat sangat subjektif dan
individual dan kemungkinan nyeri dalam skala yang sama dirasakan sangat
berbeda oleh dua orang yang berbeda. Pengukuran nyeri dengan pendekatan
memberikan gambaran pasti tentang nyeri yang dirasakan oleh setiap individu
(Syahriyani, 2010).
Beberapa alat bantu yang dapat digunakan untuk mengukur skala atau
salah satu alat ukur tingkat keparahan yang lebih bersifat objektif. Skala
deskriptif verbal ini merupakan sebuah garis yang terdiri dari kalimat
pendeskripsian yang berawal dari tidak ada nyeri sampai nyeri berat yang
xiii
Gambar 2 Skala deskriptif verbal
2. Skala Numerik
alat ukur nyeri yang digunakan sebagai pengganti alat deskripsi kata.
Dalam hal ini, pasien memberikan nilai terhadap nyeri yang dirasakan
mulai dari skala 0 sampai dengan 10. Skala 0 dideskripsikan sebagai tidak
pasca operasi pada pasien yang berusia lebih dari 7 tahun (Prasetyo, 2010).
Skala analog visual atau Visual Analog Scale (VAS) merupakan suatu
pengukuran dengan garis lurus yang mewakili intensitas nyeri yang terus
menerus dan memiliki alat pendeskripsi verbal pada setiap ujungnya. Pada
(Prasetyo, 2010).
xiv
Gambar 1.4 Skala Analog Visual
kurang dari tujuh tahun. Pada pengukuran skala wajah, pasien diminta
untuk memilih gambar wajah yang sesuai dengan nyeri yang dirasakan.
sedih, sampai menangis. Pada setiap gambar kartun wajah diberikan skor 0
xv
I. Penanganan Nyeri
non farmakologi. Banyak cara yang dilakukan untuk mengurangi nyeri salah
satunya yaitu dengan teknik distraksi relaksasi dan distraksi relaksasi dapat
dari ketegangan dan stress, karena dapat mengubah persepsi kognitif dan
Tindakan lain yang dapat digunakan selain relaksasi adapun terapi musik.
suatu penyakit dengan menggunakan bunyi atau irama tertentu. Jenis musik
xvi
BAB II
RENCANA ASUHAN PASIEN DENGAN GANGGUAN KEBUTUHAN
DASAR KENYAMANAN (NYERI)
A. Pengkajian
1. Biodata/identitas
Mendapatkan data identitas pasien meliputi nama, umur, jenis kelamin,
2. Riwayat keperawatan
a. Riwayat penyakit sekarang
Lingkungan, kebisingan mempengaruhi rasa aman dan nyaman.
klien. Keamanan yang ada dalam lingkungan ini akan mengurangi insiden
terjadinya penyakit dan cedera yang akan mempengaruhi rasa aman dan
nyaman klien.
xvii
3) Menggigit bibir bawah
b. Verbal
1) Menangis
2) Berteriak
c. Tanda- tanda vital
1) Tekanan darah
2) Nadi
3) Pernapasan
d. Ekstremitas
Amati gerak tubuh pasien untuk mealokasikan tempat atau rasa yang
tidak nyaman
e. Pengkajian status nyeri dilakukan dengan pendekatan P,Q,R,S,T yaitu
1) P (Provocate)
Faktor paliatif meliputi faktor pencetus nyeri,terasa setelah
kelelahan,udara dingin dan saat bergerak.
2) Q (Quality)
Kualitas nyeri meliputi nyeri seperti di tusuk-tusuk,dipukul-pukul
dan lain-lain.
3) R (Region)
Lokasi nyeri,meliputi byeri abdomen kuadran bawah,luka post
operasi,dan lain-lain.
4) S (Skala)
Skala nyeri ringan,sedang,berat atau sangat nyeri.
5) T (Time)
Waktu nyeri meliputi : kapan dirasakan,berapa lama, dan berakhir.
f. Respon Nyeri
1) Respon simpatik
a) peningkatan frekuensi pernafasan
b) dilatasi saluran bronkiolus
c) peningkatan frekuensi denyut jantung
d) dilatasi pupil
xviii
e) penurunan mobilitas saluran cerna
2) Respon parasimpatik
a) Pucat
b) ketegangan otot
c) penuru nan denyut jantung
d) mual dan muntah
e) kelemahan dan kelelahan
3) Respon perilaku
Respon perilaku yang sering di tunjukan oleh pasien antara lain
perubahan postur tubuh, mengusap, menopong wajah bagian nyeri
yang sakit mengertakan gigi, ekspresi wajah meringis, mengerutkan
alis
4. Pemeriksaan Penunjang
a. USG
USG digunakan untuk data penunjang apabila ada rasa tidak nyaman
pada bagian perut
b. Rontgen
Rontgen untuk mengetahui tulang/organ yang abnormal yang dapat
mengganggu rasa nyaman klien
1. Nyeri Akut
a. Defenisi
dari 3 bulan.
xix
Objektif : 1. Tampak meringis
nyeri)
3. Gelisah
5. Sulit tidur
Subjektif : -
5. Menarik diri
7. Diaforesis
berlebihan).
2. Nyeri kronik
a. Defenisi
xx
Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan
dari 3 bulan.
2. Gelisah
2. Waspada
4. Anoreksia
5. Fokus menyempit
3. Penekanan saraf
4. Infiltrasi tumor
xxi
5. Ketidak seimbangan neurotransmitter
6. Gangguan imunitas
a. Defenisi
secara mandiri
xxii
3. Gerakan terbatas
4. Fisik lemah
2. Perubahan metabolisme
3. Ketidakbugaran fisik
6. Nyeri
7. Gangguan muskuloskeletal
Kriteria Hasil
jaringan aktual atau fungsional dengan onset mendadak atau lambar dan
berintraksi ringan hingga berat dan konstan dapat menurut dengan kriteria
hasil:
xxiii
4) Sikap protektif dapat menurun dari 3 ke 2
1) Observasi
intensitas nyeri
2) Terapeutik
dalam)
rasa nyerinya
nyeri/menimbulkan nyeri
xxiv
Rasional : mengalihkan dan memenuhi kebutuhan istrahat pasien
3) Edukasi
sederhana
4) Kolaborasi
pasien.
b. Kriteria Hasil
Kemampuan dalam gerakan fisik satu atau lebih ekstremitas secara
xxv
2) Kekuatan otot dari meningkat3 ke 5
1) Observasi
mobilisasi
2) Terapeutik
tempat tidur)
melakukan mobilisasi
xxvi
b) Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam
meningkatkan pergeran
demi sedikit
3) Edukasi
xxvii
PENYIMPANGAN KDM
Etiologi
merangsang nosiseptor
dihantarkan
serabut tipe A
serabut tipe C
Medulla spinalis
otak
persepsi nyeri
Nyeri
xxviii
DAFTAR PUSTAKA
Potter & Perry. 2006. Fundamentals of nursing, (7th ed.). Missouri : Mosby
Elsevier, Inc
Potter & Perry. 2009. Fundamentals of nursing, (7th ed.). Missouri : Mosby
Elsevier, Inc
Taylor, C.R., Lilis, C., Lemone, P., Lynn, P., 2011. Fundamentals of Nursing: The
Art and Science of Nursing Care, 7th ed. Wolters Kluwer, China
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
(SIKI) Edisi 1 Cetakan 2. Jakarta : Dewan Pengurus Pusat PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia
(SLKI) Edisi 1 Cetakan 2. Jakarta : Dewan Pengurus Pusat PPNI
xxix
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
(SDKI) Edisi 1 Cetakan 3(Revisi) . Jakarta : Dewan Pengurus Pusat PPNI
xxx