Anda di halaman 1dari 5

Departemen Keperawatan Dasar

ANALISIS JURNAL DENGAN JUDUL


“EFEK TERAPI KOMBINASI SLOW DEEP BREATHING (SDB) DAN
MASSAGE TERHADAP INTENSITAS NYERI KEPALA AKUT PADA CEDERA
KEPALA RINGAN”

OLEH :

MUH.FARID ABIDIN, S.Kep


A.ARDIANSYAH, S.Kep
SYHRA RAMADHANI, S.Kep
NURFADILLAH, S.Kep
ISLAMIAH, S.Kep
NURUL AWALIAH, S.Kep
ULFA WILDANA HASAN, S.Kep

PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XVII


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
ANALISIS JURNAL

1. Judul Artikel : “Efek Terapi Kombinasi Slow Deep Breathing (SDB) Dan Massage
Terhadap Intensitas Nyeri Kepala Akut Pada Cedera Kepala Ringan”
2. Kata Kunci : Cedera kepala ringan, Nyeri kepala akut, Terapi kombinasi
3. Penulis : Tri Mawarni, Yati Afianti, Yuliani Budiarti
4. Publisher :
5. Instansi terkait: Akademi Keperawatan Kesdam VI/Tanjungpura Banjarmasin
6. Volume : Vol. 1, No. 2, April 2020, Hal. 25~36
7. Penelaah : Kelompok B dan C2
Telaah Step 1

Problems Kecelakaan lalu lintas merupakan salah satu penyebab terbanyak


terjadinya cedera kepala. Korban umumnya berusia muda atau
dalam usia produktif. Hasil penelitian Mansyoer, A. (2000) yang
menyatakan bahwa cedera kepala merupakan salah satu penyebab
kematian dan kecacatan utama akibat kecelakaan lalu lintas pada
kelompok usia produktif. Data yang didapatkan dari
RS Cipto Mangunkusumo Jakarta untuk penderita cedera kepala
yang mendapatkan perawatan rawat inap yaitu 60-70 % dengan
Cidera Kepala Ringan (CKR) 15%-20% dengan Cidera Kepala
Sedang (CKS) dan 10% dengan Cidera Kepala Berat (CKB).
Berdasarkan laporan sensus harian penyakit di Instalasi Gawat
Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum Daerah Ulin Banjarmasin
dalam periode dua tahun terakhir sebagai berikut, Data Tahun
2012 dari 10 kasus terbanyak cedera kepala menempati peringkat
pertama dengan jumlah pasien 1545 (35,57%) dari total pasien
4.343 pasien, Sebagian besar dari kasus cedera kepala tersebut
adalah pasien dengan cedera kepala ringan yaitu sebesar 1092
(70,68%) pasien, cedera kepala sedang 238 (15,40%) pasien dan
cedera kepala berat 215 kasus (13,92%) pasien. Data tahun 2013
masih menempati 10 besar penyakit, cedera kepala jumlah pasien
1368 (35,74%) dari total kunjungan 3. 827 pasien dengan rincian
cedera kepala ringan 977 (71,41%), pasien cedera kepala sedang
198 (14,47%) pasien dan cedera kepala berat 168 (12,28%).
Intervention Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa pasien nyeri kepala akut
pada cedera kepala ringan yang diberikan latihan terapi kombinasi
selama tiga kali setiap latihan 15 menit dan massage 1 kali selama
10 menit memperlihatkan perbedaan yang bermakna rata-rata
intensitas nyeri kepala sebelum dan sesudah latihan terapi. Pada
kelompok kontrol, walaupun tidak dilakukan latihan terapi
kombinasi tetapi terjadi penurunan intensitas nyeri kepala yang
signifikan, hal ini terjadi karena faktor pengaruh pemberian obat
analgetik dan perbaikan jaringan serebral seperti adanya
pemulihan edema serebri. Namun dilihat dari perbedaan silisih
mean kelompok intervensi dengan kelompok kontrol
menunjukkan nilai yang signifikan. Hal ini berarti terapi analgetik
yang dikombinasi dengan teknik terapi kombinasi lebih efektif
menurunkan nyeri kepala akut pada pasien cedera kepala ringan
dibandingkan dengan hanya menggunakan terapi analgetik saja.
Latihan terapi kombinasi antara slow deep breathing dan massage
juga merupakan tindakan yang secara tidak langsung dapat
menurunkan asam laktat dengan cara meningkatkan suplai oksigen
dan menurunkan kebutuhan oksigen otak, sehingga diharapkan
terjadi keseimbangan oksigen otak. Slow deep breathing dan
massage yang dapat menstimulasi respons saraf otonom melalui
pengeluaran neurotransmitter endorphin yang berefek pada
penurunan respons saraf simpatis dan peningkatkan respons
parasimpatis. Stimulasi saraf simpatis meningkatkan aktivitas
tubuh, sedangkan respons parasimpatis lebih banyak menurunkan
ativitas tubuh atau relaksasi sehingga dapat menurukan aktivitas
metabolik (Velkumary & Madanmohan, 2004).
Comparison Tidak ada perbandingan dalam penelitian
Intervention
Outcome a. Dalam penelitian ini, yang di gunakan quasi-eksperiment
dengan pendekatan Pretest-Posttest control group design pada
kelompok 23 responden dan kelompok control 23 responden
dan populasi yaitu pada pasien cedera kepala ringan.
b. Hasil penelitian ini menunjukan rata rata usia 24-39 atau
masuk katagori usia dewasa awal pada kelompok intervensi
dan kelompok control masing masing sebanyak 10 orang
( 43.48 %), Usia responden minimal usia 17 tahun dan
maksimal usia 65 tahun. Karakteristik jenis kelamin lakilaki
pada kelompok intervensi maupun pada kelompok kontrol
lebih besar pada kelompok intervensi yaitu 12 orang (52,2 %)
dan kelompok kontrol 16 orang (69,6 %) dibandingkan
perempuan pada kelompok intervensi 11 orang (47,8 %) dan
kelompok kontrol yaitu 7 orang (30,4 %). Karakteristik suku
pada kelompok intervensi maupun pada kelompok kontrol
mayoritas bersuku Banjar pada kelompok intervensi sebanyak
18 orang (78,3%) dan kelompok kontrol 20 orang (87,0 %) ,
suku dengan jumlah responden terkecil pada kelompok
intervensi maupun kontrol yaitu beretnis sunda dan batak
masing-masing 1 orang (4,3 %)
8. Telaah Step 2

Recruitment a. Desain penelitian yang digunakan adalah quasi-eksperiment


dengan pendekatan pretest-posttest control group design
b. Populasi adalah pasien cedera kepala ringan dan mengalami
nyeri kepala yang masuk di IGD RSUD Ulin Banjarmasin
dengan teknik consecutive sampling
c. Dalam penelitian ini tidak menuliskan kriteria inklusi dan
eksklusinya.
Maintenance Hasil penelitian menunjukan rerata intensitas nyeri kepala
sebelum dilakukan latihan kombinasi pada kelompok intervensi
adalah 6,13 (SD=1,424) dengan tingkat kepercayaan 95%, rata-
rata intensitas nyeri kepala sebelum latihan terapi kombinasi pada
kelompok intervensi diyakini antara 5.447 sampai dengan 6.727 .
Sedangkan rata-rata intensitas nyeri setelah dilakukan latihan
terapi kombinasi pada kelompok intervensi sebesar 4.17 dan
setelah nya adalah 4.17 (SD=1800. Dengan tingkat
kepercayaan 95%, rata- rata intensitas nyeri setelah latihan terapi
kombinasi pada kelompok intervensi diyakini antara 3.369 sampai
dengan 4.644, Rerata intensitas nyeri kelompok kontrol sebelum
dilakukan perlakuan sebesar 6.04 (SD= 1.461) antara 5.640
sampai dengan 6.727 dengan tingkat kepercayaan 95% .sedangkan
rata-rata intensitas nyeri kepala sesudah perlakuan pada kelompok
kontrol adalah sebesar 6.00 (SD=1446) dengan tingkat
kepercayaan 95%, rata rata intensitas nyeri pada kelompok
kontrol sebesar 5.530 sampai dengan 6.805.

Measurement Alat dan instrumen penelitian ini yang digunakan berupa lembar
kuesioner dan lembar observasi

9. Telaah Step 3 (Aplikabilitas)


a. Dalam penelitian ini tidak dicantumkan berapa dana yang keluar
b. Latihan terapi kombinasi antara slow deep breathing dan massage juga merupakan
tindakan yang secara tidak langsung dapat menurunkan asam laktat dengan cara
meningkatkan suplai oksigen dan menurunkan kebutuhan oksigen otak, sehingga
diharapkan terjadi keseimbangan oksigen otak. Slow deep breathing dan massage
yang dapat menstimulasi respons saraf otonom melalui pengeluaran neurotransmitter
endorphin yang berefek pada penurunan respons saraf simpatis dan peningkatkan
respons parasimpatis
10. Kelemahan dan Kelebihan
a. Kelemahan : pada jurnal ini, jumlah sampel yang di gunakan kecil dan kriteria inklusi
tidak terlalu spesifik
b. Kelebihan :
-Latihan terapi kombinasi dapat dijadikan salah satu intervensi keperawatan mandiri
pada pasien dengan nyeri kepala akut yang mengalami cedera kepala ringan
-Hasil penelitian dalam jurnal ini menunjukkan perbedaan yang signifikan antara
kelompok kontrol dan kelompok intervensi sehingga bagus untuk diterapkan dalam
mengurangi intensitas nyeri pada penderita cedera kepala

Anda mungkin juga menyukai