Anda di halaman 1dari 31

TUGAS PANUM MANAJEMEN KEPERAWATAN

“MANAJEMEN KEPERAWATAN ISLAMI”

DI SUSUN OLEH :
NERS XVIII
KELOMPOK 7
SYAHRA RAMADHANI
ISLAMIAH
MUHAMMAD FARID ABIDIN
NURANNISA BERLIN

PRODI NERS
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR

Marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa.
Karena atas berkat rahmat dan karunia-Nyalah kita diberikan nikmat
kesehatan hingga sampai sekarang ini. Dan tak lupa pula selawat serta salam
kita haturkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad saw serta para
sahabat-sahabat-Nya, pengikut-pegikutnya hingga akhir zaman yang telah
mengajarkan iman dan islam kepada kita, sehingga kita dapat menikmati
indahnya keimanan dan Islam. Dengan penuh rasa syukur penulis ucapkan
karena dapat menyelesaikan tugas ini yang berjudul : “Manajemen
Keperawatan Islami”. Proses penyusunan ini diselesaikan secara bersama-
sama.
Dalam penyusunan tugas ini, kami membahas mengenai manajemen
keperawatan islami. Makalah ini bersumber dari berbagai referensi berupa
buku, e-book, textbook, ataupun artikel.
Semoga tugas ini dapat memberikan pemahaman dan bermanfaat bagi
pembaca. Jika terdapat kesalahan tulisan pada makalah maka saran dan
kritik yang konstruktif dari pembaca sangat diharapkan demi penyempurnaan
tugas makalah selanjutnya.

Gowa, 24 Maret 2021

Kelompok 7

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................1
A. Deskripsi Materi................................................................................2
B. Tujuan Materi...................................................................................2
C. Topik Materi.....................................................................................2
D. Latar Belakang.................................................................................5
BAB II TINJAUAN TEORI DAN KONSEP........................................................5
A. kebutuhan Spiritual...........................................................................5
B. Keperawatan Islami..........................................................................6
C. Terapi Dalam Keperawatan Islami....................................................13
BAB III EXERCISE....................................................................................23
BAB IV KESIMPULAN……………………………………………...…………………………….26
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................27

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Deskripsi Materi
Perawat dalam memberikan asuhan keperawatan diharapkan
secara komprehensif bio, psiko, sosio, spiritual. Akan tetapi pada
kenyataannya pemenuhan kebutuhan spriritual pasien belum dilakukan
secara optimal. Berdasarkan penelitian (Murtiningsih & Nedra, 2019 ).
Keperawatan Islami adalah pelayanan keperawatan sebagai bentuk
ibadah berdasarkan Al-Qur’an dan Hadis untuk mencari Ridho Allah
SWT, dengan karakteristik professional ramah, amanah,istiqomah,
sabra dan Ikhlas (Sudalhar, 2011).Sebagai seorang perawat Muslim
diharapkan dapat membantu pasien memenuhi kebutuhan spiritual.
Salah satu pemenuhan kebutuhan spiritual adalah pasien dapat
melakukan ibadah sholat lima waktu yang merupakan kewajiban
seorang muslim.
Islam telah mengajarkan tentang pelayanan kesehatan yang
memberikan pelayanan komprehensif baik bio-psikososio-kultural
maupun spritual yang ditujukan kepada individu maupun masyarakat.
Kegiatan medis dan keperawatan dalam Islam merupakan manifestasi
dari fungsi manusia sebagai khalifah dan hamba Allah dalam
melaksanakan kemanusiaannya, menolong manusia lain yang
mempunyai masalah kesehatan dan memenuhi kebutuhan dasarnya
baik aktual maupun potensial. Permasalahan klien (pasien) dengan
segala keunikannya tersebut harus dihadapi dengan pendekatan
silaturrahmi (interpersonal) dengan sebaik-baiknya didasari dengan
iman, ilmu dan amal. Untuk dapat memberikan asuhan medik dan
asuhan keperawatan kepada pasien, dokter dan perawat dituntut
memiliki ketrampilan intelektual, interpersonal, tehnikal serta memiliki
kemampuan berdakwah amar ma’ruf nahi mungkar. Walaupun jumlah
rumah sakit yangbernuansa islam masih belum banyak, namun rumah
sakit islam harus tetapmeningkatkan mutu pelayanan agar dapat
bertahan di kompetesi global dan pemenuhan kebutuhan pelayanan
kesehatan islami untuk masyarakat (Saputra, 2020)
Menurut keperawatan Indonesia “Keperawatan adalah suatu
bentuk pelayanan professional yang merupakan bagian integral dari
pelayanan kesehatan didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan
berbentuk pelayanan bio, psiko, sosio, spiritual yang komprehensif,
ditunjukan kepada individu keluarga dan masyarakat baik sakit
maupun sehat yang mencakup selurug proses kehidupan manusia.
Menurut keislaman adalah suatu Manifestasi dari ibadah yang
berbentuk pelayanan profesional dan merupakan bagian integral dari

1
pelayanan kesehatan yang didasarkan pada keimanan, keilmuan dan
amal serta kiat keperawatan berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-
spiritual yang kompehensif, ditujukan kepada individu, keluarga dan
masyarakat baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh siklus
kehidupan manusia.

B. Tujuan Materi
1. Untuk mengetahui apa itu manajemen keperawatan islami
2. Untuk mengetahui apa itu keperawatan islami
3. Untuk mengetahui apa saja terapi dalam keperawatan islami

C. Topik Materi
1. Kebutuhan spiritual
2. Keperawatan islami
3. Terapi dalam keperawatan islami

D. Latar Belakang
Praktik-praktik kesehatan Islam pada abad keenam sampai abad
ketujuh merupakan gabungan antara pelayanan kesehatan kuratif
(curative health care) dan pelayanan pencegahan atau preventif
(preventive health care). Praktik kesehatan Islam masa awal ini juga
tidak membedakan antara perawat dan dokter, karena fakta-fakta
telah menunjukan bahwa hampir seluruh proses itu dilakukan oleh
perawat sekaligus dokter. Maka, istilah atau sebutan khusus dan
klasifikasi perawat maupun dokter tidak dikenal pada masa ini.
Kesehatan Islam ini sejak awal dipengaruhi oleh dua tradisi kesehatan
dari peradaban sebelumnya, yakni Barat dan Timur. Tradisi Barat ini
mewariskan dasar-dasar pengobatan yang dipelopori oleh Hippocrates.
Pelayanan keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan
profesional sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan yang
mempunyai daya ungkit besar terhadap pembangunan bidang
kesehatan (PPNI, 2012). Perawat merupakan sumber daya manusia
terbesar dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit, di mana perawat
bekerja selama 24 jam setiap harinya secara bergilir dan
berkesinambungan untuk memberikan asuhan keperawatan yang
komprehensif dan profesional dan siap membantu pasien setiap saat.
Perawat memiliki posisi yang vital di mana sehari-harinya perawat
kontak langsung dan mempunyai waktu terbanyak dalam berinteraksi
dengan klien sehingga tinggi rendahnya mutu pelayanan kesehatan di
rumah sakit salah satunya ditentukan oleh tenaga keperawatan
(Farida, 2011).

2
Kebutuhan agama setelah dikaji lebih lanjut, tidak hanya dalam
dunia kesehatan jiwa, tetapi sudah merambah pada dunia kesehatan
secara umum. Seiiring dengan berbagai kajian dan fakta yang
mendukung hubungan antara kesehatan fisik dan kesehatan psikis.
Salah satunya melalui psikoneuroimonologi yaitu cabang ilmu baru
dalam dunia kedokteran. Menurut ilmu ini kondisi psikologis yang
positif mampu mendorong kerja susunan saraf pusat (otak) untuk
menghasilkan hormon endokrin yang mampu meningkatkan sistem
kekebalan alami tubuh, kemudian mampu mempengaruhi derajat
kesehatan seseorang dalam proses penyembuhan penyakit. Faktor-
faktor psikologis yang negatif (cemas, stress, depresi) melalui jaringan
psiko– neuro–endokrin, secara umum mengakibatkan kekebalan tubuh
menurun, tubuh mudah terserang berbagai penyakit dan
berkembangnya sel-sel radikal dalam tubuh seperti kanker. Sementara
dipihak lain faktor-faktor psikologis yang positif (bebas dari cemas,
stress, depresi) melalui jaringan psiko – neuro–endokrin justru
meningkatkan imun tubuh sehingga orang tidak mudah sakit bahkan
mempercepat proses penyembuhan sembuhan. Terapi psikoreligius
(doa dan zikir) memegang peranan penting sebagai faktor psikologis
yang bersifat positif (Hawari, 2008).
Asuhan keperawatan yang diberikan perawat tidak bisa lepas
dari aspek spiritual yang merupakan bagian integral perawat dengan
klien. Kebutuhan spiritual merupakan kebutuhan dasar yang
dibutuhkan oleh setiap manusia. Apabila seseorang dalam keadaan
sakit, maka hubungan dengan Tuhan pun semakin dekat, mengingat
seseorang dalam kondisi sakit menjadi lemah dalam segala hal, tidak
ada yang mampu membangkitkannya dari kesembuhan, kecuali Sang
Pencipta. Dalam pelayanan kesehatan, perawat sebagai petugas
kesehatan harus memiliki peran utama dalam memenuhi kebutuhan
spiritual. Penting bagi perawat untuk memahami konsep yang
mendasari kesehatan spiritual. Spiritualitas merupakan suatu konsep
yang unik pada masing-masing individu yang akhir-akhir ini banyak
dipertimbangkan dalam proses perawatan. Hal ini didasari asumsi
bahwa aspek spiritual berkontribusi dalam menentukan kebahagiaan
hidup seseorang. Dengan demikian, perawat juga perlu memahami
keterkaitan dimensi fisik, psikologis, dan kebudayaan dengan aspek
spiritual dalam upaya perbaikan kualitas hidup pasien. Perawat
sebagai orang pertama yang secara konsisten selama 24 jam menjalin
kontak dengan pasien, berperan dalam memberikan pemenuhan
kebutuhan spiritual bagi pasien. Salah satu implementasi atau
pelaksanaan dari perawatan spiritual adalah dengan menjadi media

3
perantara untuk menghubungkan pemuka agama dengan pasien
sesuai dengan keyakinan pasien. Selain itu, sistem asuhan
keperawatan yang secara inklusif telah memasukkan aspek spiritualitas
mampu mengintegrasikan asuhan yang holistik dengan
menghubungkan perawat dengan pemuka agama. Dimensi spiritual
merupakan salah satu dimensi penting yang perlu diperhatikan oleh
perawat dalam memberikan asuhan keperawatan. Bahkan, keimanan
diketahui sebagai salah satu faktor yang sangat kuat dalam
penyembuhan dan pemulihan fisik individu. Mengingat pentingnya
peranan spiritual dalam penyembuhan dan pemulihan kesehatan,
maka penting bagi perawat untuk meningkatkan pemahaman tentang
konsep spiritual agar dapat memberikan asuhan spiritual dengan baik
kepada semua klien. Spiritualitas adalah keyakinan dasar adanya
kekuatan tertinggi yang mengatur seluruh kehidupan, dan memiliki
makna ataupun arti serta tujuan dalam kehidupan (Talibu, 2014).
Spiritualitas menjadi sumber dukungan dan kekuatan bagi
pasien dalam menghadapi penyakitnya. Praktik pemenuhan kebutuhan
spiritual pasien memiliki berbagai manfaat, diantaranya meningkatkan
pemulihan yang cepat, pencegahan penyakit, dan memberikan
ketenangan bagi pasien. Studi yang dilakukan oleh Abu El Noor pada
pasien yang dirawat di Intensive Coronary Care Unit dari jalur Gaza
menunjukkan bahwa perawatan spiritual dapat menurunkan
kecemasan, stress, psikologis, depresi, kesedihan, dan dapat
meningkatkan kualitas hidup (Abu et al, 2014).

4
BAB II
TINJAUAN TEORI DAN KONSEP
A. Kebutuhan Spiritual
Kata spiritual berasal dari bahasa Latin yaitu spiritus yang
berarti hembusan atau bernafas, kata ini memberikan makna segala
sesuatu yang penting bagi hidup manusia (Reed,1992 dalam Kozier,
2008). Spiritual Care adalah praktek dan prosedur yang dilakukan oleh
perawat terhadap pasien untuk memenuhi kebutuhan spiritual pasien
Perawat dalam memberikan pelayanan asuhan keperawatan kepada
klien secara holistic, tidak hanya fisik saja tetapi juga memberikan
asuhan terhadap spiritual klien. Pemenuhan kebutuhan spiritual klien
akan menurunkan ataumeningkatkan penyembuhan fisik dan
mental pasien. Perawat perlu memiliki pengetahuan dan
keterampilan khusus untuk memenuhi kebutuhan spiritual
klien ketika dirawat di Rumah Sakit (Kozier, at all, 2008).
Seorang Perawat Muslim akan membantu pasien Muslim
dalam memenuhi kebutuhan spiritual Muslim. Dalam
memberikan asuhan keperawatan perawat berdasarkan
paradigma keperawatan sebagai konsep sentral disiplin ilmu
keperawatan. Paradigma keperawatan tersebut meliputi
manusia, kesehatan, lingkungan dan keperawatan. Paradigma
Keperawatan Islam adalah cara pandang, keyakinan, nilai-
nilai dan konsep-konsep dalam menyelenggarakan profesi
keperawatan yang melaksanakan sepenuhnya prinsip dan
ajaran Islam. Kebutuhan spiritual merupakan kebutuhan
dasar yang dibutuhkan oleh setiap manusia. Kebutuhan
spiritual membantu seseorang dalam menentukan makna
atau tujuan dalam kehidupan seseorang. Perawat memahami
pentingnya keluarga dalam memberikan dukungan spiritual
namun masih banyak perawat yang belum memfasilitasi
pemenuhan kebutuhan spiritual. Salah satu upaya yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan pemenuhan kebutuhan
spiritual pasien adalah dengan memberikan pengetahuan
pada perawat terkait kebutuhan spiritual pasien
(Murtiningsih, 2020).

5
Pendekatan holistik dalam dunia kesehatan yang memberikan
perhatian pada empat aspek yaitu biologis, psikologis, sosial dan
spiritual (bio-psiko-sosio-religius), pada dasarnya telah dikembangkan
oleh ahli kedokteran muslim seperti Al Razi (841-926M) dan Ibnu Sina
(980-1037). Baru pada tahun 1984 disepakati dalam sidang WHO yang
diikuti oleh 22 negara. Namun sebelumnya pada tahun 1977, George
Engel mengembangkan model biopsikososial. Model ini biopsikososial
menekankan bahwa factor-faktor biologi, psikologi, dan sosial memiliki
kontribusi penting terhadap kesehatan (Hasan, 2008).

6
B. Keperawatan Islami
Keperawatan Islami adalah pelayanan keperawatan sebagai
bentuk ibadah berdasarkan Al-Qur’an dan Hadis untuk mencari Ridho
Allah swt., dengan karakteristik professional ramah, amanah,
istiqomah, sabar dan Ikhlas. (Sudalhar, 2011). Sebagai seorang
perawat Muslim diharapkan dapat membantu pasien memenuhi
kebutuhan spiritual. Salah satu pemenuhan kebutuhan spiritual adalah
pasien dapat melakukan ibadah sholat lima waktu yang merupakan
kewajiban seorang Muslim. Dalam AlQur’an Surat Az-Zariyat (51) ayat
56 yang artinya “tidak Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk
beribadah”. Seorang perawat Muslim ketika membantu pasien
melakukan ibadahnya itu merupakan ibadah juga baginya jika
dilakukan dengan ikhlas dan sesuai dengan syariat. Dalam Al Qur’an
Surat An-Nisa (4) ayat 103 “Sesungguhnya salat adalah satu ketetapan
yang diwajibkan kepada orang-orang yang beriman yang telah
ditentukan waktunya”. Sholat merupakan rukun Islam yang pertama
kali diwajibkan, dan merupakan ibadah pertama yang akan dihisab
ketika hari kiamat. Setiap Muslim wajib melaksanakan sholat
lima waktu dalam sehari yaitu Subuh, Zuhur, Ashar, Magrib
dan Isya. Kewajiban salat tidak boleh ditinggalkan jika tidak
mampu berdiri boleh duduk, berbaring atau dengan isyarat
mata dan hati. Bagi pasien yang dirawat di rumah sakit
mempunyai hambatan dalam melaksanakan ibadah salat
tersebut, maka tugas perawat muslim adalah membantu
pasien untuk melakukan ibadah. (Jais Kamus, 2013).
1. Peran Keperawatan Islam
Sebagai seorang perawat islam perlu adanya peran terhadap
ilmu keperawat tersebut. Peran yang dapat kita lakukan antara lain:
a. Mengintegrasikan Nilai-nilai Keislaman dalam Ilmu Keperawatan.
Islam mengajarkan kita beberapa aspek nilai-nilai yang dapat
menjadikan manusia itu terlihat baik disisi Allah SWT. Oleh
karena itu nilai-nilai keislaman perlu di integrasikan terhadap
ilmu keperawatan yang berkembang pada saat ini. Adanya
pengintegrasian ini dimaksudkan akan terciptanya seorang
perawat yang bercirikan agama Islam.
b. Mengaplikasikan Nilai-nilai Keislaman dalam Ilmu Keperawatan.

7
Setelah adanya pengintegrasian maka perlu adanya realisasi dari
pada nilai-nilai tersebut untuk diaplikasikan terhadap praktik
keperawatan. Misalnya ketika seorang perawat mendapati pasien
yang beragama islam, dan pasien tersebut memiliki penyakit
yang apabila terkena air maka penyakit tersebut bertambah.
Maka seorang perawat tersebut perlu untuk mengajarkan
bertayamum kepada pasien/klien agar klien tidak bertambah
sakitnya, namun tidak pula meninggalkan ibadahnya (Sudalhar,
2011).
2. Karakteristik Keperawatan Islami
Keperawatan Islami adalah pelayanan keperawatan sebagai
bentuk ibadah berdasar Al-Quran dan Hadis untuk mencari Ridho
Allah swat., dengan karakteristik: Profesional, Ramah, Amanah,
Istiqomah, Sabar, dan Ikhlas. Menurut Widarti (2010), implementasi
nilai Islami dalam pelayanan kesehatan mencangkup beberapa
karakteristik.
a. Profesional
Perawat adalah mereka yang memiliki kemampuan dan
kewenangan melakukan tindakan keperawatan berdasarkan ilmu
yang dimilikinya dan diperoleh melalui pendidikan keperawatan.
Seorang perawat dikatakan profesional jika memiliki ilmu
pengetahuan, keterampilan keperawatan professional serta
memiliki sikap profesional sesuai kode etik profesi.Keperawatan
Islami mengutamakan bekerja dengan cerdas dan dilandasi ilmu
sesuai dengan Al Quran surat Al Mujadalah:11

ِ‫سح‬َ ‫حوا يَ ْف‬ َ ‫جالِسِ َفاف‬


ُ ‫ْس‬ َ ‫م‬َ ‫حوا فِي ا ْل‬ ُ ‫س‬ ْ ‫ل لَك‬
َّ ‫ُم تَ َف‬ َ ‫ين آ َم ُنوا إِذَا قِي‬ َ ‫يَا أَيُّ َها الَّ ِذ‬
َ ‫ُم َوالَّ ِذ‬
‫ين‬ َ ‫ش ُزوا َي ْر َفعِ اللَّ ُه الَّ ِذ‬
ْ ‫ين آ َم ُنوا ِم ْنك‬ ُ ‫ش ُزوا َفا ْن‬ ُ ‫ل ا ْن‬َ ‫ُم ۖ َوإِذَا قِي‬ْ ‫اللَّ ُه لَك‬
‫ير‬
ٌ ِ‫خب‬
َ َ‫ملُون‬ َ ‫ما تَ ْع‬َ ِ‫جاتٍ ۚ َواللَّ ُه ب‬ َ ‫م َد َر‬َ ‫ُأو ُتوا ا ْل ِع ْل‬

Artinya :
“Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu:
"Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya
Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan:
"Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan
meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-
orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah
Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
Nilai - Nilai Islami dalam Peran dan Fungsi Perawat Profesional:
1) Peran Pelaksana

8
Peran ini dikenal dengan istilah care giver. Peran perawat
dalam memberikan asuhan keperawatan secara langsung
atau tidak langsung kepada klien sebagai individu keluarga
dan masyarakat. Dalam melaksanakan peran ini perawat
bertindak sebagai comforter, protector, dan advokat,
communicator, serta rehabilitator.
a) Sebagai comforter, perawat berusaha memberi
kenyamanan dan rasa aman pada klien. Islam
mengajarkan bagaimana umat manusia dapat menolong
terhadap sesamanya, pertolongan itu diberikan secara
tulus ikhlas dan holistic, sehingga kita dapat merasakan
apa yang klien kita rasakan. Ibarat orang mukmin saling
mencintai kasih mengasihi dan saling menyayangi adalah
lukisan satu tubuh jika salah satu angggota tubuhnya
sakit maka selruh tubuh akan merasa sakit.( HR.Muttafaq
Alaih)
b) Peran sebagai protector, lebih berfokus pada kemampuan
perawat melindungi dan menjamin agar hak dan
kewajiban klien terlaksana dengan seimbang dalam
memperoleh pelayanan kesehatan. Misalnya, kewajiban
perawat memenuhi hak klien untuk menerima informasi
dan penjelasan tentang tujuan dan manfaat serta efek
samping suatu terapi pengobatan atau tindakan
keperawatan. Dalam islam kita tidak boleh membuka aib
sausara kita sendiri karena jika kita membukanya sama
saja kita memakan bangkai saudara kita yang mati
sebagaimana dalam surah Al- Hujurat ayat 12 yang
artinya:

ٌ ‫ن إِ ْث‬
‫م ۖ َواَل‬ ِّ َّ‫ض الظ‬َ ‫ن إِنَّ بَ ْع‬ ِّ َّ‫ن الظ‬ َ ‫اج َت ِن ُبوا َك ِثي ًرا ِم‬
ْ ‫ين آ َم ُنوا‬ َ ‫يَا أَيُّ َها الَّ ِذ‬
‫م‬
َ ‫ح‬ْ َ‫ل ل‬ ْ َ
َ ‫ُم أنْ يَأ ُك‬ ْ ‫ح ُدك‬ َ َ
َ ‫ضا ۚ أ ُيحِبُّ أ‬ ً ‫ُم بَ ْع‬ ْ ‫ضك‬ ُ ‫ب بَ ْع‬ْ ‫سوا َواَل يَ ْغ َت‬ ُ ‫س‬ َّ ‫ج‬ َ َ‫ت‬
‫م‬
ٌ ‫حي‬ ٌ ‫مو ُه ۚ َواتَّ ُقوا اللَّ َه ۚ إِنَّ اللَّ َه تَ َّو‬
ِ ‫اب َر‬ ُ ‫ه ُت‬ َ ‫ه َم ْي ًتا َف‬
ْ ‫ك ِر‬ ِ ‫خي‬ ِ َ‫أ‬

Artinya :
”Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari
prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah
dosa dan janganlah mencari-cari kesalah orang lain dan
jangan lah sebahagian kamu menggunjing sebagian yang
lain. Sukakah salah seseorang diantara kamu memakan
daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah
kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada

9
Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima lagi Maha
Penyayang.”
c) Peran sebagai communicator, akan nampak bila perawat
bertindak sebagai mediator antara klien dengan anggota
tim kesehatan lainnya. Peran ini berkaitan erat dengan
keberadaain perawat mendampingi klien sebagai pemberi
asuhan keperawatan selama 24 jam. Perawat dalam
islam harus memberikan dukungan.
d) Rehabilitator berhubungan erat dengan tujuan pemberian
askep yakni mengembalikan fungsi organ atau bagian
tubuh agar sembuh dan dapat berfungsi normal.
2) Peran Sebagai Pendidik (Health Educator)
Sebagai pendidik, perawat berperan mendidik individu,
keluarga, kelompok, dan masyarakat serta tenaga
keperawatan atau tenaga kesehatan yang berada dibawah
tanggung jawabnya. Peran ini dapat berupa penyuluhan
kesehatan kepada klien (individu, keluarga, kelompok, atau
masyarakat).

‫حوا‬ُ ‫ْس‬ َ ‫س َفاف‬ ِ ِ ‫ج ال‬ َ ‫م‬َ ‫حوا فِي ا ْل‬ ُ ‫س‬ ْ ‫ل لَك‬
َّ ‫ُم تَ َف‬ َ ‫يَا أَيُّ َها الَّ ِذ‬
َ ‫ين آ َم ُنوا إِذَا قِي‬
َ ‫ش ُزوا يَ ْر َفعِ اللَّ ُه الَّ ِذ‬
‫ين آ َم ُنوا‬ ُ ‫ش ُزوا َفا ْن‬ ُ ‫ل ا ْن‬
َ ‫ُم ۖ َوإِذَا قِي‬ْ ‫سحِ اللَّ ُه لَك‬ َ ‫يَ ْف‬
‫ير‬ ‫ب‬ ‫خ‬ ‫ل‬ ‫م‬ ‫ع‬ ‫ت‬ ‫ا‬ ‫م‬ ‫ب‬ ‫ه‬
ٌ ِ َ َ‫ِ َ َ َ َ ٍ َ ُ ِ َ َ ْ َ ُون‬َّ ‫ل‬‫ال‬ ‫و‬ ۚ ‫ت‬ ‫ا‬ ‫ج‬‫ر‬ ‫د‬ ‫م‬ ْ
‫ل‬ ‫ع‬ ْ
‫ل‬ ‫ا‬ ‫وا‬ ‫ت‬ ُ َّ
ُ َ ِ َ ْ ‫ِم ْنك‬
‫و‬ ‫أ‬ ‫ين‬ ‫ذ‬ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫و‬ ‫ُم‬

Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan
kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majlis”, maka
lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan
untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”, maka
berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang
beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui
apa yang kamu kerjakan”.
3) Peran Sebagai Pengelola
Dalam hal ini perawat mempunyai peran dan tanggung
jawab dalam mengelola pelayanan maupun pendidikan
keperawatan yang berada dibawah tanggung jawabnya
sesuai dengan konsep manajemen keperawatan dalam
kerangka paradigma keperawatan. Sebagai pengelola
perawat berperan dalam memantau dan menjamin kualitas
asuhan/pelayanan keperawatan serta mengorganisasi dan

10
mengendalikan sistem pelayanan keperawatan. sesuai yang
termaktub dalam Q.S Al- Baqarah ayat 11 :

َ‫حون‬
ُ ِ‫صل‬
ْ ‫ن ُم‬
ُ ‫ح‬
ْ َ ‫ما ن‬ ِ ‫س ُدوا فِي اأْل َ ْر‬
َ َّ‫ض َقالُوا إِن‬ ْ ‫ل لَ ُه‬
ِ ‫م اَل ُت ْف‬ َ ‫َوإِذَا قِي‬

Artinya :
“Dan bila dikatakan kepada mereka: “Janganlah kamu
membuat kerusakan di muka bumi”. Mereka menjawab:
“Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan
perbaikan”.
4) Peran Sebagai Peneliti
Sebagai peneliti dibidang keperawatan, perawat diharapkan
mampu mengidentifikasi masalah penelitian, menerapkan
prinsip dan metode penelitian serta memanfaatkan hasil
penelitian untuk meningkatkan mutu asuhan atau pelayanan
dan pendidikan keperawatan.
b. Ramah
Keperawatan Islami menuntut bekerja dengan muka cerah,
senyum, komunikasi yang baik, sikap yang menyejukan. Hadist
riwayat Al-Tarmidzi : “Senyumu terhadap saudaramu adalah
merupakan suatu kebajikan”. Ramah dan santun seorang
perawat yang patut kita hadirkan adalah wajah Yang Selalu Ceria
Entah kenapa wajah yang cerah ceria selalu tampak
menyenangkan, sebaliknya wajah yang cemberut, angkuh,
masam, selalu saja terlihat tidak menyenangkan. Rasulullah saw.
bahkan bersabda “Janganlah selalu membebani jiwamu dengan
sesungguh hati. Hiburlah dirimu dengan hal-hal yang ringan dan
lucu. Sebab, bila hati terus dipaksakan dengan memikul beban-
beban yang berat, ia akan menjadi buta”. (HR Abu Dawud).
Marilah kita bertekad sekuatnya agar setiap berjumpa dengan
orang lain terutama pasien upayakan berwajah secerah-
cerahnya. Senyuman yang tulus Rasulullah saw. senantiasa
tersenyum manis, bila dipandang beliau terlihat menyenangkan
hati. Senyum merupakan sunnah rasul. Senyum, selain akan
membahagiakan kita juga akan membahagiakan orang yang
melihat kita. QS.Al-Imran, 159 :

‫ن‬
ْ ‫ضوا ِم‬ ِ ‫ت َفظً ّا َغ ِليظَ ا ْل َق ْل‬
ُّ ‫ب اَل ْن َف‬ َ ‫م ۖ َولَ ْو ُك ْن‬ ْ ‫ت لَ ُه‬ ِ َّ‫ن الل‬
َ ‫ه لِ ْن‬ َ ‫ة ِم‬ٍ ‫م‬َ ‫ح‬
ْ ‫ما َر‬ َ ‫َف ِب‬
‫ت‬َ ‫م فِي اأْل َ ْم ِر ۖ َف ِإذَا َع َز ْم‬ ْ ‫ه‬ ُ ‫او ْر‬
ِ ‫ش‬ َ ‫م َو‬ ْ ‫اس َت ْغ ِف ْر لَ ُه‬
ْ ‫م َو‬ ْ ‫ف َع ْن ُه‬ ْ ‫ك ۖ َف‬
ُ ‫اع‬ َ ِ‫ح ْول‬َ
ُ ‫ه ۚ إِنَّ اللَّ َه ُيحِبُّ ا ْل‬
َ ِ‫م َت َو ِكّل‬
‫ين‬ ِ َّ‫َّل َعلَى الل‬ ْ ‫َف َت َوك‬

11
Artinya :
“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah
lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi
berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.
Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi
mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan
itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka
bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai
orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya”. Kata-kata yang
santun dan lembut pilihlah kata-kata yang paling sopan, dengan
cara paling santun dalam berkomunikasi dengan pasien.
bahasanya baik dan bersih, serta disampaikan dengan cara yang
lembut. sikap seperti inilah yang dicontohkan oleh rasulullah
ketika berbicara dihadapan para sahabatnya sehingga
menimbulkan suasana menyenangkan dan penuh keakraban.
selalu menyapa dan senang mengucapkan salam upayakan diri
kita agar menjadi orang yang selalu terlebih dahulu
mengucapkan sapa dan salam. Sampaikan salam dengan penuh
kesungguhan, rama dan cerah. Jabatlah tangan pasien kita
dengan penuh kehangatan. Hati-hati jangan berlebihan sehingga
menyakitinya. Kemudian lepaslah tangan kita ketika tangan
pasien mulai melepaskannya.
c. Amanah
Keperawatan Islami mengembangkan sifat amanah yaitu:
jujur, bertangung jawab, terpercaya. Menyimpan rahasia sabda
Nabi Muhammad saw. : Bila seorang menutup rahasia/keaiban
orang lain di dunia, pasti Allah menutup pula rahasia keaibannya
di hari kiamat. QS An Nisa 58 :

‫ن‬ َ ‫م بَ ْي‬
ْ ‫م ُت‬ َ ‫ح‬
ْ ‫ك‬ ْ َ‫ى أ‬
َ ‫ه ِل َها َوإِذَا‬ ٰ َ‫ت إِل‬ ِ ‫ُم أَنْ ُت َؤدُّوا اأْل َ َمانَا‬ْ ‫إِنَّ اللَّ َه يَ ْأ ُم ُرك‬
َ‫ه ۗ إِنَّ اللَّ َه َكان‬
ِ ِ‫ُم ب‬
ْ ‫ظك‬ُ ‫ما يَ ِع‬ َّ ‫ل ۚ إِنَّ اللَّ َه نِ ِع‬ِ ‫ُموا بِا ْل َع ْد‬
ُ ‫حك‬ ْ َ‫اس أَنْ ت‬ِ ‫ال َّن‬
‫صي ًرا‬ ِ َ‫ميعًا ب‬ ِ ‫س‬ َ

Artinya :
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat
kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu)
apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu
menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi
pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah
adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat”. Bertanggung jawab
“Dan janganlah engkau menurut saja apa-apa yang tidak engkau

12
ketahui, sesungguhnya pendengaran, penglihatan, hati itu
masing-masingnya adalah bertanggung jawab”
d. Istiqomah
Keperawatan Islami mengajarkan bekerja dengan sunguh-
sunguh, konsisten, komitmen tinggi, bekerja keras, ulet, tidak
mengenal lelah, yang sesuai dengan salah satu sifat Rasulullah
saw. Qs Al ahqaf 13-14 :

َ‫ح َز ُنون‬
ْ ‫م َي‬
ْ ‫ه‬ ْ ‫خ ْوفٌ َعلَ ْي ِه‬
ُ ‫م َواَل‬ َ ‫َاموا فَاَل‬ ُ ‫اس َتق‬
ْ ‫م‬َّ ‫ين َقالُوا َربُّ َنا اللَّ ُه ُث‬َ ‫إِنَّ الَّ ِذ‬
َ‫ملُون‬َ ‫ما َكا ُنوا يَ ْع‬
َ ِ‫ج َزا ًء ب‬
َ ‫ين فِي َها‬
َ ‫خالِ ِد‬ َ ‫ة‬ َ ‫اب ا ْل‬
ِ ‫ج َّن‬ ُ ‫ح‬ َ ‫ص‬ َ ِ‫ُأو ٰلَئ‬
ْ َ‫ك أ‬

Artinya :
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan:”Robb kami ialah
Allah”, kemudian mereka tetap beristiqomah, maka tidak ada
kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka
cita, mereka itulah penghuni-penghuni surga, mereka kekal di
dalamnya; sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan
(di dunia)”
e. Sabar
Sabar adalah sikap positif yang dianjurkan dalam Islam.
Sabar merupakan sistem mekanisme pertahanan psikologis yang
dinamis untuk mengatasi ujian yang dihadapi manusia sebagai
khalifah Allah di muka bumi. Sebagai sistem, tinjauan tentang
pengertian sabar dapat dibagi dalam ancangan masukan
(stimulus), proses, keluaran (respons), yang memiliki mekanisme
kontrol dan umpan balik. Elemen sistem ini berinteraksi secara
integratif menghasilkan mekanisme untuk mempertahankan diri
dalam lingkungannya (Hasan, 2008).
Keperawatan Islami mengajarkan bekerja dengan tenang,
tidak tergesa-gesa tetapi cepat dan tepat, tetap sabar,terus
berupaya sampai saat tawakal, sabar tidak berarti lamban,
Innallaaha ma’ashobiriin (Sesungguhnya Allah menyukai orang
yang sabar). Sikap sabar merupakan sesuatu yang mulia dan
merupakan sifat terpuji, yang dengannya Allah Swt. Membedakan
antara manusia dengan binatang adalah sifat sabar ketika marah.
Dan ini bukan sesuatu yang aneh, sifat sabar adalah penghulu
dari segala kemuliaan dan sumber segala kebaikan serta sumber
segala ketenangan. Sabar adalah sebuah sifat yang apabila
berpegang padanya, maka akan mendapat cinta Allah dan Allah
juga akan menaruh cinta kepada setiap hati bagi orang yang
sabar. Sabar dan tak lekas marah bila seorang perawat sedang

13
kesal, waspadalah, karena kemarahan dan kekesalan yang tidak
terkendali biasanya menghasilkan kata dan prilaku yang keji,
yang akan melukai orang lain. Hal itu bisa membuat pasien
merasa takut dan disa berakibat patal bagi penya kitnya. Kita
harus senantiasa bersabar dan menyayangi pasien seperti
keluarga sendiri. Penyabar dan pemaaf adalah salah satu dari
budi pekerti yang luhur, yang sangat penting dipelihara. QS.Asy-
Syura 43 :

ِ ‫ن َع ْز ِم اأْل ُ ُم‬
‫ور‬ ْ ‫م‬ َ ِ‫صبَ َر َو َغ َف َر إِنَّ ٰ َذل‬
ِ َ‫ك ل‬ َ ‫ن‬ َ َ‫َول‬
ْ ‫م‬
Artinya :
“Tetapi orang yang bersabar dan memaafkan, sesungguhnya
(perbuatan) yang demikian itu termasuk hal-hal yang
diutamakan.”
f. Ikhlas
Ikhlas disini dalam artian sikap yang murni, semata-mata
demi memperoleh ridha dan perkenaan Allah dalam proses
keperawatannya. Bekerja dengan niat ikhlas akan mendapatkan
pahala dan bila tidak ikhlas tidak berpahala. Allah menerangkan
dalam QS Al Bayyinah 5 :

‫صاَل َة َو ُي ْؤ ُتوا‬
َّ ‫موا ال‬
ُ ‫ح َن َفا َء َو ُي ِقي‬
ُ ‫ين‬
َ ‫د‬ِّ ‫ين لَ ُه ال‬
َ ‫ص‬ ْ ‫َو َما ُأ ِم ُروا إِاَّل لِيَ ْع ُب ُدوا اللَّ َه ُم‬
ِ ‫خ ِل‬
‫ة‬
ِ ‫م‬َ ّ ‫ين ا ْل َق ِي‬
ُ ‫ك ِد‬َ ِ‫ال َّز َكا َة ۚ َو ٰ َذل‬

Artinya :
“Dan tidaklah mereka disuruh, kecuali supaya menyembah Allah
dengan mengiklhaskan ketaatan kepadaNya dalam menjalankan
Agama dengan lurus”.
Hindari penghinaan terhadap pasien segala sesuatu yang
bersifat merendahkan, mengejek, menghina dalam bentuk
apapun terhadap seseorang, baik tentang postur tubuhnya,
keadaan penyakitnya, kepribadiannya, keadaan sosial dan
sebagainya. Sedikitpun jangan pernah kita lakukan kalau kita
sebagai seorang perawat. Akibat perbuatan itu akan muncul
perasaan sakit hati atau sampai bisa mendendam. Tolonglah
pasien dengan ikhlas karena diahadapan Allah manusia adalah
sama.

C. Terapi Dalam Keperawatan Islami


Sebelumnya kita kenalkan Spiritual Islamic Nursung Care atau
sering disebut SINC yang merupakan suatu aplikasi penuntun ibadah

14
bagi pasien muslim. Aplikasi ini dapat mudah diakses melalui Playstore
di handphone pasien. Aplikasi Spritual Islamic Nursing Care (SINC)
adalah milik atau hak paten dari Universitas Islam Negeri Alauddin
Makassar Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Jurusan
Keperawatan.
1. Terapi Murottal
a. Definisi
Terapi murottal adalah lantunan ayat-ayat suci al Qur’an
yang dibacakan oleh Qari’ , direkam dan diperdengarkan dengan
tempo yang sedang (102-120 bpm). Mekanisme terapi murottal
pada tubuh yaitu : saat mendengarkan murottal, gelombang
suara akan ditransmisikan melalui ossicles di telinga tengah dan
melalaui cairan cochlear berjalan menuju telinga dalam.
Selanjutnya rambut silia sebagai sensori reseptor akan mengubah
frekuensi getaran menjadi getaran elektrit dan langsung
terhubung dengan ujung nervus pendengaran. Nervus auditori
menghantarkan sinyal ini ke korteks auditori menghantarkan
sinyal ini ke korteks auditori di lobus temporal. Korteks auditori
primer menerima input dan mempersepsikan murottal Ar-Rahman
tersebut. Berdasarkan pengalaman pasien. Persepsi auditori dari
Surah Ar-Rahman bekerja dipusat auditori di lobus frontal yang
selanjutnya mengirimkan sinyal ke thalamus dan prefrontal
cortex (PFC) sehingga akan mempengaruhi persepsi pasien
menjadi positif. Persepsi positif akan mempengaruhi perepsi
pasien menjaidi positif akan mempengaruhi amigdala yang akan
diteruskan ke hypotalamus untuk menghasilkan cortitocropin
relasing relasing factor (CRF), selanjutnya CRF merangsang
kelenjar pituitary (hipofise) untuk mensekresikan endorphin
sebagai neurotransmitter yang mempengaruhi suasana hati
menjadi rileks (Yusuf,2016)
b. Manfaat Terapi Murottal
1) Memberikan rasa rileks (Upoyo, 2012)
2) Meningkatkan rasa rileks (Heru, 2012)
3) Menyebabkan otak memancarkan gelombang theta yang
menimbulkan rasa tenang (assegaf, 2013)
4) Memberikan perubahan fisiologis (Siswantinah, 2011)
5) Menurunkan kecemasan (Gray, 2010)
c. Standar Operasional Prosedur
1) Mencuci tangan
2) Menghubungkan earphone dengan MP3/handphone/tablet
berisikan ayat-ayat al Qur’an

15
3) Pasien berbaring di atas tempat tempat tidur dalam posisi
rileks
4) Letakkan earphone di telinga kiri dan kanan
5) Dengarkan murottal selama 15-30 menit
2. Terapi Bekam
a. Definisi
Terapi bekam adalah proses penghisapan kulit, penyayatan dan
pengeluaran darah dari permukaan kulit yang kemudian
ditampung dalam gelas/cup.
b. Manfaat Terapi Bekam
1) Menjalankan sunnah Rasulullah saw
2) Meringankan penyakit seperti hipertensi, nyeri punggung,
DM, dll
c. Sejarah Bekam
1) Timur Tengah
Bekam sudah dikenal bangsa-bangsa purba sejak kerajaan
Sumeria berdiri, sejak 4000 tahun sebelum masehi. Lalu
berkembang ke Babilonia, Mesir, Saba’, dan Persia.
2) Cina
2500 tahun sebelum masehi, sebelum berkuasanya Kaisar
Yao. Berkembang berdasarkan titik-titik akupuntur.
3) Mesir
Sudah ada sejak kekuasaan Fir’aun, sekitar 2500 tahun SM.
Kemudian berkembang ke Yunani, Romawi, Bulgaria, Isbanji.
4) Zaman Rasulullah saw.
Dikerjakan oleh para sahabat, bahkan menjadi sunnah dan
kebiasaan mereka.
5) Baghdad
Sekitar tahun 300 Hijriyah. Dilakukan oleh orang yang terlatih
secara turun temurun, sampai ahli bekam yang
berpendidikan tinggi di lembaga kedokteran.
d. Pengobatan Dengan Berbekam
Ibnu Abbas RA berkata: sesungguhnya Rasulullah saw. berbekam
pada bagian kepalanya dalam keadaan beliau sebagai muhrim
(orang yang berihram) karena sakit pada bagian kepalanya “ (HR.
Bukhari No. 5701). Rasulullah saw bersabda: “Obat/kesembuhan
itu (antara ain) dalam tiga (cara pengobatan): minum madu,
berbekam dan dengan kay, namun aku melarang umatku ddari
kay” (HR. Bukhari no. 5680)
e. Tata Cara Melakukan Bekam
1) Mencari titik untuk melakukan pembekaman

16
2) Cup diletakkan di atas titik pada tubuh yang sudah
ditentukan
3) Lakukan penghisapan 3-5 menit
4) Lakukan bekam kering
5) Lakukan penyayatan
6) Lakukan bekam basah 3-5 menit
7) Lepaskan cup secara hati-hati
3. Terapi Doa
Ketika seseorang dalam keadaan sakit, maka bukan hanya
biologis yang bermasalah, tetapi juga pada psikologisnya. Respon
psikologis diperlukan untuk membangun persepsi terhadap kejadian
stres yang terjadi, coping yang digunakan, kemampuan dalam
mengandalikan keadaan, dan pembelajaran terhadap stress yang
terjadi. Dengan adanya stres, perasaan tidak senang, sedih, atau
depresi dapat mengakibatkan supresi terhdap immunoglobin (ig)A..
Perasaan sedih dapat menurunkan aktivitas limfosi darah dan
penurunan immunoglobin humoral maupun seluler. Lebih lanjut,
sesuatu yang menentukan orang akan mudah sakit, baik karena
infeksi atau bukan, tidak hanya dipengaruhi oleh mekanisme koping
masing-masing individu. Mekanisme koping adalah usaha kognitif
dan perilaku behavior untuk menguasai, menurunkan, atau
mentoleransi kebutuhan internal dan /atau eksternal yang dihasilkan
oleh situasi stress. Dengan doa dan ritual agama lainnya yang
dilakukan dapat membangkitkan haapan dan rasa optimis paa diri
seseorang yang sedang sakit., sehingga dapat meningkatkan
imunitas (kekebalan) tubuh sehinga memudahkan dalam proses
penyembuhan.
a. Definisi
Terapi doa adalah tindakan menyerahkan hati dan jiwa kepada
Sang Pencipta, Allah swt., cara berkomunikasi dengan Allah swt.,
Pendekatan diri kepada Allah swt dengan sepenuh hati.
b. Tipe Doa
1) Mengakui kebesaran Allah swt.
2) Mengadu
3) Memohon sesuatu
4) Mendoakan orang lain yang membutuhkan
5) Meminta yang terbaik dalam situasi tertentu
6) Mengungkapkan kesyukuran
c. Manfaat Berdoa

17
1) Memberikan efek positif dalam mengurangi stres dan
meningkatkan sistem imun (Mueller, Plevak, and Rummans,
2001)
2) Mengurangi ketergantungan pada venstilator, penggunaan
antibiotik dan diuretik (Byrd, 1997)
3) Menurunkan skor critical care outcomes (Harris and
Colleagues, 1999)
4) Menurunkan angka kematian (Fitzpatrick et al, 2007)
5) Menurunkan depresi pada pasien yang menjalani
pembedahan jantung (Ai et al, 1998).
Dengan demikian artinya seseorang sakit diwajibkan untuk
beikhtiar maksimal dengan berobat pada ahlinya, dan berdoa
dengan penuh keyakinan kepada Allah SWT karena Dia lah yang
menyembuhkan. Sebagaimana firmanNya dalam QS Asy- Syua’raa
ayat 80 yang berbunyi ”dan bila aku sakit, Dialah yang
menyembuhkan”. Dalam ayat lain disebutkan pula bahwa Allah
berjanji mengabulkan setiap permintaan hambaNya. Sebagaimana
ditegaskan dalam QS al-Mukmin : 60), berdoalah kepada-Ku, pasti
Aku kabulkan”. Namun demikian doa yang dikabulkan bukan tanpa
syarat. Artinya Dia akan mengabulkan permintaan hambaNya jika ia
mengakui keesaanNya, menaati perintahNya dan menjauhi
laranganNya (Hidayanti, 2017).
4. Dzikir
Dzikir ditinjau dari aspek kesehatan memberikan dampak
positif dalam mekanisme keseimbangan tubuh agar tetap baik.
Ketidakseimbangan dalam tubuh akan menyebabkan gangguan
secara fisiologis (Utami,2017). Menurut Yusuf (2016) mekanisme
dzikir terhadap tubuh yaitu : mendengarkan dzikir memberikan
suara yang akan ditangkap oleh indra pendengaran untuk
diteruskan ke lobus temporalis yang selanjutnya akan ditangkap
oleh God Spot (circuit of god). God spot merupakan suatu lokasi
tertentu dibagian dibagian otak yang mengontrol keyakinan religios.
Stimulus pada God Spot akan dikirimkan ke prefrontal korteks untuk
dilakukan proses pembelajaran. Hasil proses pembelajaran yang
baik berupa respon kognisi (persepsi) yang positif, baik secara
emosional maupun spiritual. Respon kognisi yang positif akan
dikirim oleh amigdala sebagai umpan balik menuju hipokampus.
Selanjutnya amigdala akan menstimulus bagian ventromedial
hipotalamus untuk mengaktifkan sistem saraf parasimpatis melalui
stimulus vagal
5. Salat

18
Salat merupakan pernyataan rasa syukur atas segala karunia
dan rahmat Allah swt. Dengan salat dapat mendekrelasikan sebagai
mahluk ciptaan Allah yang tunduk dan taat pada setiap peritah-Nya
dan menjauhi segala larangan-Nya. (Halimang, 2016). Wujud
kesehatan dalam salat adalah penjelasan mengenai rasionalitas
hubungan antara gerakan salat dan organ tubuh serta kemampuan
mencegah penyakit.
Manfaat Salat dapat dirasakan ketika seseorang menjalankan
dengan penuh kekhusukan, artinya mengerti dan memahami apa
yang diucapkan. Manfaat tersebut antara lain ketenangan hati,
perasaan aman dan terlindungi, serta berperilaku saleh. Salat juga
membebaskan manusia dari stres dari segala urusan dunia. Ketika
Salat sesaat jiwa tenang, ada kedamaian dalam hatinya. Menurut
Hawari, hal ini sejalan dengan pendapat pakar stres yang
menganjurkan para pemeluk agama menghayati dan mengamalkan
ajaran agamanya agar memperoleh ketenangan. Setiap hari
seseorang harus meluangkan waktu menenangkan diri. Bila semua
orang Islam melakukan Salat lima waktu, akan muncul ketenangan
hati yang berarti meningkatkan kekebalan diri terhadap stres
kehidupan (Hidayanti, 2017).
Sementara menurut Anwar Sutoyo, salat yang diawali dengan
berwudhu memberikan makna bimbingan yang luar biasa bagi yang
mengerjakan. Berangkat dari mengkaji beberapa pendapat ulama
besar, dapat disimpulkan bahwa berwudhu bisa membersihkan fisik
dan psikis dari segala kotorannya, dan menanamkan benih
keikhlasan dalam hati dan salat yang dikerjakan sesuai dengan
syarat dan rukun serta sunnahnya akan memiliki dampak
pencegahan bagi pelakunya dari perbuatan keji dan hal-hal yang
bertentangan dengan norma masyarakat, serta mengurangi atau
menurunkan berbagai penyakit. Sedangkan salat berjamaah
membimbing individu dalam membentuk hubungan sosial yang
sehat, membantu individu mengembangkan kepribadian dan
kematangan emosionalnya (Sutoyo, 2009).
6. Thaharah
Thahrah dalam bahasa arab bermakna An-Nadhzafah yang
berarti kebersihan. Menurut ahli fiqh, thaharah buka hanya sekedar
berarti mencuci anggota tubuh tertentu dengan cara tertentu, dan
mengangkat hadits dan menghilangkan najis. Thaharah menduduki
hal yang paling penting dalam islam. Tanpa adanya thaharah,
ibadah kepada Allah swt tidak akan diterima. Sebab beberapa
ibadah utama mensyaratkan taharah secara mutlak. Islam

19
memperhatikan pencegahan penyakit dengan cara memperhatikan
kebersihan diri. Sebab wudhu dan mandi itu secara fisik terbukti
dalam menyegarkan tubuh, mengembalikan fitalitas, dan
membersihkan diri dari segala kuman penyakit yang setiap saat
dapat menyerang tubuh. Secara ilmu kedokteran mern terbukti
bahwa upaya yang paling efektif untuk mencegah terjadinya
penyakit dengan cara menjaga kebersihan (Sarwat, 2010).
7. HU Care
Husnul Khatimah Care (Hu Care) sebagai Islamic Palliative
Care dewasa ini ada kecenderungan meningkatnya pasien penyakit
terminal, dimana penyakit ini secara medis sulit disembuhkan dan
sering kali berujung pada kematian bagi para penderitanya.
Berbagai penyakit tersebut antara lain penyakit kanker, penyakit
degeneratif, penyakit paru obstruktif kronis, cystic fibrosis, stroke,
Parkinson, gagal jantung/heart failure, penyakit genetika dan
penyakit infeksi seperti HIV/AIDS. Pasien penyakit tersebut yang
memerlukan perawatan paliatif, disamping kegiatan promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Terutama pada stadium lanjut
masalah pasien tidak sebatas pada keluhan fisik seperti nyeri, sesak
nafas, penurunan berat badan, gangguan aktivitas tetapi juga
mengalami gangguan psikososial dan spiritual yang mempengaruhi
kualitas hidup pasien dan keluarganya. Maka kebutuhan pasien
pada stadium lanjut suatu penyakit tidak hanya
pemenuhan/pengobatan gejala fisik, namun juga pentingnya
dukungan terhadap kebutuhan psikologis, sosial dan spiritual yang
dilakukan dengan pendekatan interdisiplin yang dikenal sebagai
perawatan paliatif (Menteri Kesehatan RI Nomor: 812/Menkes/SK/
VII/2007).
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor:
812/Menkes/ SK/VII/2007 tentang Kebijakan Perawatan Paliatif,
menyebutkan bahwa perawatan paliatif adalah pendekatan yang
bertujuan memperbaiki kualitas hidup pasien dan keluarga yang
menghadapi masalah yang berhubungan dengan penyakit yang
dapat mengancam jiwa, melalui pencegahan dan peniadaan melalui
identifikasi dini dan penilaian yang tertib serta penanganan nyeri
dan masalah-masalah lain, fisik, psikososial dan spiritual (Menteri
Kesehatan RI Nomor: 812/Menkes/SK/VII/2007). Dari pengertian
ini, secara eksplisit terlihat adanya kebutuhan pasien terhadap
pelayanan atau terapi holistik dalam rangka mengatasi masalahnya
baik biologis,psikologi, sosial dan spiritual. Dengan demikian, artinya
sudah menjadi kewajiban berbagai pihak pemberi jasa medis

20
memenuhi kebutuhan pasien tersebut, terutama tersedianya tim
terapi psikososial dan terapi spiritual. Berangkat dari pemahaman
palliative care yang telah berkembang sebelumnya, kemudian dr
Sagiran mencoba menawarkan konsep yang berbeda. Konsep
palliative care yang memberikan ruang bagi terapi religius bagi
pasien terminal secara lebih luas dan total hingga akhir hayat
pasien. Karenanya ia menyebut konsep palliative care yang religius
ini sebagai Islamic Palliative Care atau disebut Hu Care (perawatan
paliatif yang digabungkan dengan nilai-nilai Islam). Bahkan
keterlibatkan berbagai pihak sebagaimana idelanya palliative care
ditekankan demi tercapainya tujuan palliative care yang diharapkan
pasien dan keluarga, bahkan mencapai ideal sebagaimana amanah
undang-undang.
1. Pengertian Husnul Khatimah Care (Hu Care)
Bimbingan rohani Islam sebagai aktivitas dakwah “khas” yang
dikembangkan di rumah sakit semakin berkembang pesat dewasa
ini. Hal ini dibuktikan dengan eksistensi pelayanan ini yang
semakin kokoh di berbagai rumah sakit, terutama rumah sakit
Islam. Dalam prakteknya pelayanan rohani Islam bagi pasien ini
diterapkan secara beragam pada masing-masing rumah sakit.
Namun terjadi kecenderungan secara umum bahwa bimbingan
rohani Islam bagi pasien hanya sebatas pada pemberian motivasi
dan layanan doa.
Jenis penyakit yang diderita pasien berpengaruh pada reaksi
psikologis yang muncul. Pasien penyakit terminal yaitu pasien
yang menderita penyakit yang mematikan artinya kemungkinan
kecil tertangani secara medis, sehingga sering kali harus
berujung pada kematian. Pasien jenis ini tentunya mengalami
dinamika psikologis yang kompleks bahkan berdampak pula pada
keluarganya. Pelayanan bimbingan rohani Islam disini tidak
hanya terfokus pada pasien saja, namun juga harus
menyetuhkan keluarganya. Salah satu model bimbingan rohani
Islam bagi pasien penyakit terminal adalah Hu-Care atau Husnul
Khatimah Care. Model ini dikembangkan oleh Dr. dr. Sagiran, Sp.
B., M. Kes., FINACS, yaitu model pelayanan psikospiritual bagi
pasien terminal khususnya gagal ginjal. Latar belakang
pengembangan model ini didasarkan pada kenyataan bahwa
pasien penyakit terminal yang sudah dinyatakan tidak ada
harapan sembuh sering kali putus asa, marah, cari alternative
perdukunan, sampai bersikap acuh tak acuh dan membabi buta
dengan sisa hidupnya. Memang bukan lagi terapi medis yang

21
dibutuhkan, terapi spiritual dan religius yang terarah dan
dipadukan dengan perawatan paliatif terhadap gejala-gejala yang
menyiksa pasien di akhir hidupnya. Hal itulah yang harus menjadi
perhatian, supaya pasien dapati “good death” atau husnul
khatimah (Sagiran, 2013).
2. Tujuan Husnul Khatimah Care (Hu Care)
Hu Care mendampingi setiap pasien dan keluarganya dalam
kondisi apapun. Ketika pasien dan keluarga belum bisa menerima
keadaan sakitnya atau pasien dan keluarganya belum beribadah
dengan baik maka pendampingan yang lebih intensif akan
dilakukan, sedikit berbeda dengan pasien dan keluarga yang
telah menerima kondisi sakitnya dan telah terbiasa beribadah. Hu
Care merupakan pengembangan perawatan paliatif yang sudah
dikenal sebagai sistem perawatan terpadu yang bertujuan
meningkatkan kualitas hidup, dengan cara meringankan nyeri
dan penderitaan lainnya, memberikan dukungan spiritual dan
psikososial mulai saat diagnosa ditegakkan sampai akhir hayat
dan dukungan terhadap keluarga yang kehilangan/berduka.
Layanan Hu Care akan berusaha menjawab kebutuhan pasien
dan keluarganya dalam mempersiapkan akhir hidup yang baik
dengan mengintegrasikan nilai-nilai Islam pada titik-titik strategis
terutama dalam hal memahami konsep sehat-sakit, ikhtiar-
tawakal, keyakinanamalan yang bermanifestasi pada sikap dan
perilaku pasien. Husnul Khatimah adalah keadaan di mana
seorang hamba sebelum akhir hayatnya mendapatkan taufik
guna menjauhi segala sesuatu yg dibenci Allah, bertaubat dari
segala perbuatan maksiat dan dosa serta bersegera melakukan
amal kebajikan secara kontinyu hingga tarikan nafas terakhirnya.
Ketika pasien memasuki fase kritis, tim Hu Care akan
mendampingi perawatan medis secara intensif. “Pada kondisi ini
merupakan titik kritis. Pada keluarga yang kurang memahami
pentingnya waktu di akhir kehidupan biasanya hanya menunggu
dan mendoakan semampunya. Namun tim Hu Care akan
melakukan (dengan melibatkan keluarga) prosedur
penatalaksanaan sakaratul maut yang baik sehingga ada upaya
terpadu untuk membantu pasien menjalani proses sakaratul maut
dan menghembuskan nafas terakhirnya dalam keadaan khusnul
khotimah, bahkan disiapkan sampai pelaksanaan rukti jenazah
jika diinginkan (Hidayanti, 2015).
3. Program Hu Care dan Standar Operasional Pelayanan

22
Dalam studi terhadap Husnul Khatimah Care (HU Care) di
rumah sakit Nur Hidayah Bantul Yogyakarta, layanan Hu Care
yang konsen pada peningkatan spiritualitas pasien memiliki
beberapa program berikut :
a) Kunjungan Pasien Kunjungan pasien merupakan layanan yang
diberikan kepada semua pasien selama menjalani rawat inap.
Perbedaannya terletak pada pasien lama dan baru. Pada
pasien baru, petugas Hu Care akan terlebih dahulu melakukan
diagnosis spiritual yang akan dijadikan acuan untuk kunjungan
di hari berikutnya. Sementara pada pasien lama, petugas akan
menindaklanjuti hasil diagnosis spiritual dan melakukan
pemantauan terhadap perkembangan spiritual pasien terutama
kedisplinan salat lima waktu dan menambah hafalan surat
pendek, doa, dzikir harian.
b) Konsultasi Agama
Konsultasi agama diperuntukkan bagi pasien rawat inap dan
juga rawat jalan. Konsultasi agama bagi pasien rawat inap dan
keluarganya bisa dilakukan include dalam setiap kunjungan
pasien yang dilakukan petugas Hu Care. Atau jika
menghendaki kelurga bisa menghubungi dan datang ke kantor
petugas Hu Care diluar jam kunjungan pasien. Sementara bagi
pasien rawat jalan konsultasi agama dilakukan di gerai/stand
Hu Care.
c) Rukti Jenazah
Rukti jenazah adalah layanan pemulasaran jenazah lengkap
dengan layanan antar ke rumah duka. Petugas Hu Care
menjadi penanggung jawab utama saat penyerahan jenazah
pada keluarga ke rumah duka. Beberapa hal biasa dilakukan
seperti ucapan bela sungkawa atas nama rumah sakit,
mendoakan jenazah, memberikan motivasi dan menguatkan
keluarga yang dtinggalkan, dan mengingatkan kewajiban
keluarga terhadap jenazah.
d) Home Care
Home Care adalah layanan ke rumah. Petugas Hu Care akan
datang ke rumah pasien pasca keluar rumah sakit sesuai
dengan permintaan pasien dan keluarga. Petugas Hu Care
akan melakukan pendampingan selama dibutuhkan pasien dan
keluarganya terutama untuk penguatan spiritual.
e) ISC (Intensive Spritual Care)
Layanan ini sebagaimana telah dijelaskan di atas merupakan
layanan intensif bagi pasien yang membutuhkan penanganan

23
khusus. Pasien yang mendapatkan layanan ini atas
rekomendasi dokter atau permintaan sendiri tetapi atas
persetujuan dokter.
f) Talqin
Talqin adalah layanan pendampingan terhadap pasien yag
sedang dalam keadaan sakaratul maut. Petugas Hu Care akan
mendampingi dan menuntut pasien untuk mengucapkan
kalimah tahlil untuk mengantarkan pasien meninggal dengan
khusnul khatimah.

BAB III
EXERCISE (SOAL BERDASARKAN TUJUAN PEMBELAJARAN)

1. Seorang perawat dalam memberikan pelayanan hendaknya dengan


segenap kemampuan, tidak meminta dan mengharapkan
pujian/imbalan, serta menjaga privasi klien. Contoh akhlak apa yang
diterapkan perawat tersebut ?
a. Ikhlas
b. Ramah
c. Istiqomah
d. Sabar
e. Profesional
2. Pasien A meminta bantuan perawat B untuk mengajarkan tata cara
salat ketika sakit. Pasien A merupakan pasien dengan diagnosa
penyakit asma. Pasien tersebut mengatakan bahwa dirinya tidak
mampu melakukan salat dengan cara berdiri. Apa yang harus
dianjurkan perawat C ?
a. Menganjurkan pasien untuk salat berdiri
b. Menganjurkan pasien untuk salat duduk
c. Menganjurkan pasien untuk salat jongkok
d. Menganjurkan pasien untuk salat miring

24
e. Menganjurkan pasien untuk tidak usah salat
3. Pelayanan keperawatan sebagai bentuk ibadah berdasarkan Al-
Qur’an dan Hadis untuk mencari Ridho Allah swt., dengan
karakteristik profesional ramah, amanah, istiqomah, sabar dan
ikhlas merupakan pengertian dari ?
a. Kebutuhan Spiritual
b. Pelayanan keperawatan
c. Profesional
d. Karakteristik keperawatan Islami
e. Keperawatan Islami
4. Perawat I menganjurkan pasien R untuk melakukan kombinasi
pengobatan dengan terapi doa. Sebelum menganjurkan pasien
untuk melakukan pengobatan tersebut perawat I terlebih dahulu
harus memperhatikan ?
a. Keyakinan pasien kepada Allah swt. yang maha
menyembuhkan
b. Memastikan obat yang digunakan baik
c. Memastikan pasien mengetahui pengobatan
d. Terapi yang digunakan tidak membawa mudharat
e. Menganjurkan pasien untuk yakin berhasil
5. Keperawatan Islami mengajarkan bekerja dengan sunguh- sunguh,
konsisten, komitmen tinggi, bekerja keras, ulet, tidak mengenal
lelah, yang sesuai dengan salah satu sifat Rasulullah saw. tercermin
dalam surah ?
a. Qs An Nisa 58
b. Qs Al A’raf 31
c. Qs Al ahqaf 13-14
d. Qs Al Bayyinah 5
e. Qs Al A’raf 13-14
6. Perawat S menjumpai pasien L sedang mengalami sakaratul maut.
Sebagai orang yang paling dipercaya keluarga perawat S harus
melakukan ?
a. Membasuh kerongkongan pasien dengan air yang sudah
didoakan
b. Membimbing pasien untuk mengucapkan kalimat tauhid
c. Menganjurkan keluarga untuk tidak panik
d. Menganjurkan pasien relaksasi
e. Menganjurkan pasien untuk salat taubat
7. Dalam islam dianjurkan untuk mengikuti pola pengobatan Rasulullah
saw. yaitu terapi bekam yang artinya ?
a. Menampung darah kotor dalam gelas/cup

25
b. Mendengarkan gelombang suara melalui lantunan ayat suci
c. Merujuk pada anjuran dokter
d. Pengeluaran darah kotor ke dalam wadah yang telah disediakan
e. Penghisapan kulit, penyayatan dan pengeluaran darah
dari permukaan kulit yang kemudian ditampung dalam
gelas/cup
8. Perawat I diamanahkan merawat 5 pasien. Terdapat satu pasien
dengan Ca pada humerusnya yang membuatnya tidak mampu
melakukan kegiatan bersuci dengan air, apabila terkena air maka
akan memperburuk keadaannya. Apakah yang harus dilakukan
perawat I terhadap pasien tersebut agar tetap bisa melaksanakan
ibadahnya ?
a. Menganjurkan pasien untuk bersuci dengan air secara perlahan
b. Menganjurkan pasien bersuci dengan air mengalir
c. Menganjurkan pasien untuk melakukan tayamum
d. Menganjurkan pasien untuk bersuci dengan niat
e. Menganjurkan pasien untuk bersuci dengan air hangat
9. Manfaat terapi murottal dibawah ini, kecuali ?
a. Menjaga keamanan pasien
b. Memberikan rasa rileks
c. Meningkatkan rasa rileks
d. Memberikan perubahan fisiologis
e. Menurunkan kecemasan
10. Seorang perawat muslim dituntut untuk amanah dan menyimpan
rahasia pasien dalam memberikan pelayanan terhadap pasien. Hal
tersebut merupakan akhlak terpuji yang terdapat penjelasannya
dalam Quran surah ?
a. Qs An Nisa 50
b. Qs Al A’raf 31
c. Qs Al ahqaf 13
d. Qs Al Bayyinah 5
e. Qs An Nisa 58

26
BAB IV
KESIMPULAN
Makna menerima takdir ternyata mampu mengarahkan manusia
untuk pasrah terhadap segala ikhtiar yang dilakukan terutama dalam
menjalani pengobatan. Pasien yang menerima takdir akan dengan
senang hati menjalankan semua anjuran dokter untuk kesembuhan
penyakitnya, tanpa lupa berdoa dan menyerahkan hasil ikhtiarnya kepada
Allah swt. Jika berbagai upaya yang dilakukan berhasil, maka munculah
kesyukuran yang luar biasa atas kekuasaan Allah swt. Namun jika
takdirnya mengantarkan pada usaha pengobatan atas penyakitnya tidak
berhasil maksimal, maka mereka tetap tenang tidak stress atau frustasi.
Karena adanya kesadaran penuh bahwa apa yang terjadi adalah
ketetapan Allah. Manusia diwajibkan berikhtiar maksimal untuk mencapai
termasuk pasien melakukan ikhtiar maksimal berobat, kemudian ikhtiar
tersebut harus diimbangi dengan tawakal. Kepasrahan diri kepada Allah
swt. atas usaha yang dilakukan dan bersenang hati terhadap segala
takdirnya disanalah makna tawakal yang sebenarnya. Pasien menyadari
bahwa takdir adalah hak prerogatif Allah swt. yang tidak bisa diganggu
gugat oleh seorang hamba. Dengan demikian makna menerima takdir
didalamnya memberi ruang adanya keseimbangan antara ikhtiar dan
tawakal yang dilakukan manusia.

27
DAFTAR PUSTAKA

28

Anda mungkin juga menyukai