Anda di halaman 1dari 30

Laporan Kasus

Konjungtivitis Akut e.c Alergi ODS

PEMBIMBING :
dr. DIANTINIA Sp.M

Identitas Pasien
Nama

: An. R

Umur

: 5 tahun

Jenis kelamin

: Laki - Laki

Pekerjaan

: Pelajar

Alamat

: Jl. Gading Tutuka I, Kec. Soreang, Kab. Bandung

Agama

: Islam

No RM

: 344808

Tanggal Pemeriksaan : 27 Juni 2015

Anamnesis

(alloanamnesis pada 27 Juni 2015, dengan ibu pasien)


Keluhan Utama : Kedua Mata Merah
Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang ke poli klinik mata dengan keluhan mengeluhkan kedua matanya merah yang dirasakan sejak 2 hari SMRS.
Keluhan disertai dengan rasa gatal yang menjanggal oleh karena itu pasien sering menggosok gosokan kedua matanya, perih,
menjanggal dan mata berair dengan cairan berwarna jernih pada kedua mata yang keluar pada saat bangun tidur dan pasien tidak
kesulitan untuk membuka kedua matanya. Ibu pasien mengatakan bahwasannya anaknya sering sekali mengeluhkan mata merah
seperti ini dan membaik dengan pengobatan dokter, keluhan dirasakan bila pasien terkena matahari dan debu. Keluhan tidak
disertai dengan penurunan penglihatan dan mata silau. Sebelumnya pasien mengeluh batuk pilek, dan hidung terasa gatal sejak
satu minggu SMRS.
Riwayat penyakit serupa dalam keluarga dan teman-teman di sekolah, alergi obat dan makanan, dan memakai kaca mata
disangkal oleh pasien. Tidak ditemukan riwayat benturan di mata, Pasien tidak memiliki riwayat asma, dan batuk lama.

Riwayat Penyakit Sebelumnya :


Riwayat Asma

: tidak ada

Riwayat Trauma : tidak ada


Riwayat alergi

: Tidak ada

Riwayat Penyakit pada Keluarga :


Riwayat keluhan yang sama dengan pasien : tidak ada
Riwayat Asma : Ada pada ibu pasien

STATUS GENERALIS
Kesadaran

: Kompos mentis

Keadaan umum
Tanda vital

: Tampak sakit ringan


:

: 82 x/menit

: 22 x/menit

: 36,5 oC

Lain-lain

: Dalam batas normal

Status Oftamologi
Visus Sentralis Jauh

OD
Pasien Tidak Kooperatif

OS
Pasien Tidak Kooperatif

Pemeriksaan Objektif
OD
Muscle balance

OS
Orthotropia

Pergerakan bola mata

Baik Kesegala Arah

Baik Kesegala Arah

Tekanan Intra Okular

Palpasi Normal

Palpasi Normal

Palpebra superior

Tenang

Tenang

Palpebra inferior

Tenang

Tenang

Konjungtiva tarsalis superior

Hiperemis (+), papil (+)

Hiperemis (+), Papil (+)

Conjungtiva tarsalis inferior

Hiperemis (+)

Hiperemis (+)

Conjungtiva bulbi

Hiperemis (+),

Hiperemis (+),

injeksi konjungtiva (+)

injeksi konjungtiva (+)

Cornea

Jernih

Jernih

COA

Sedang

Sedang

Pupil

Bulat, Isokor

Bulat, Isokor

Diameter
RC Direk/ Indirek
Iris

3 mm
+/+
Tenang

3 mm
+/+
Tenang

Lensa

Jernih

Jernih

Resume
Seorang laki laki 5 tahun, datang dengan keluhan kedua matanya merah
yang dirasakan sejak 2 hari SMRS. Keluhan disertai rasa gatal (+), sekret
putih jernih (+). Keluhan dirasakan hilang timbul, keluhan satu minggu
sebelumnya pasein mengeluhkan batuk pilek, dan hidung terasa gatal.
Riwayat asma pada Ibu (+). Dari pemeriksaan fisik didapatkan, status
generalis dalam batas normal, sedangkan status oftlamologis sebagai
berikut:
Visus VOD

pasien tidak kooperatif

VOS

pasien tidak kooperatif

Konj. Tarsalis Superior ODS ditemukan hipertrofi papil dan Konj.Tarsalis


Inferior superior ODS tampak hiperemis. Konj. Bulbi ODS ditemukan injeksi
konjungtiva.

DIAGNOSA BANDING
Konjungtivitis Alergi ODS
Konjungtivitis Viral ODS
VII. DIAGNOSA KERJA
Konjungtivitis Alergi ODS

VIII. ANJURAN PEMERIKSAAN KHUSUS


Pemeriksaan Giemsa pada sekret.
Tes alergi kulit.

IX. PENATALAKSANAAN
Umum : Anjuran memakai topi dan kacamata pelindung bila berada di luar ruangan
Kompres dingin bila timbul gatal
Menghindari menggosok gosok mata

Khusus : Dexamethason (ED) 4 ddgtt I ODS


Sodium chromolyn 4% 4ddgtt I ODS
Chloramphenicol salep ODS

Prognosis

Konjungtivitis Alergi
Definisi

Konjungtivitis
alergi
adalah
peradangan
konjungtiva yang disebabkan oleh reaksi alergi
atau hipersensitivitas tipe humoral ataupun
sellular.

Epidemiologi

Konjungtivitis alergi dijumpai paling sering di daerah


dengan alergen musiman yang tinggi.
Biasanya onset pada dekade pertama dan menetap
selama 2 dekade. Gejala paling jelas dijumpai
sebelum onset pubertas dan kemudian berkurang.

Etiologi

1. Reaksi alergi terhadap debu, serbuk sari, bulu


binatang
2. Iritasi oleh angin, debu, asap, dan polusi udara
3. Pemakaian lensa kontak terutama dalam jangka
panjang.

KLASIFIKASI
Konjungtivitis iatrogenik

Konjungtivitis atopi

Konjungtivitis vernal

Konjungtivitis flikten

PATOFISIOLOGI
Konjungtivitis alergika disebabkan oleh respon imun tipe 1 terhadap alergen. Alergen terikat
dengan sel mast dan reaksi silang terhadap IgE terjadi, menyebabkan degranulasi dari sel mast
dan permulaan dari reaksi bertingkat dari peradangan. Hal ini menyebabkan pelepasan histamin
dari sel mast, juga mediator lain termasuk triptase, kimase, heparin, kondroitin sulfat,
prostaglandin, tromboksan, dan leukotrien. histamin dan bradikinin dengan segera menstimulasi
nosiseptor, menyebabkan rasa gatal, peningkatan permeabilitas vaskuler, vasodilatasi,
kemerahan, dan injeksi konjungtiva.

Diagnosis
Anamnesis

PF

Gejala:
a. sekret, kelopak mata terasa lengket
b. mata merah
c. sensai benda asing
Rekurensi musiman (vernal): biasanya terjadi pada musim panas dan
gatal terasa pada sore hari
Riwayat alergi (atopi/alergi)
Konjungtivitas vernal/atopi:
- sekret seperti benang tebal
- papil konjungtiva besar (giant
papil) pada konjungtiva tarsal
superior atau limbus (tipe
palpebra)
- Shield ulcer pada kornea superior
- bintik putih pada limbus dan
kelopak
mata
yang
meninggi
(horner-trantas dots) (tipe limbal)

Konjungtivitas alergi:
- kemosis
- papil konjungtiva (bukan
giant papil)
- sekret mucus minimal
- edema ringan
- eritema kelopak mata

Pemeriksaan
penunjang

Apus konjungtiva untuk kultur dan sensitivitas: agar


darah, agar coklat, agar Thayer-martin, pewarnaan
gram jika parah

Komplikasi

Ulkus pada kornea dan infeksi sekunder.

Prognosis

Prognosis
penderita
konjungtivitis
baik
karena sebagian besar kasus dapat sembuh
spontan
(self-limited
disease),
namun
komplikasi juga dapat terjadi apabila tidak
ditangani dengan baik.

Pembahasan

Anamnesis
1. Dari mana terbentuk mata merah pada konjungtivitis ??

Kemerahan paling nyata didaerah forniks dan berkurang ke arah limbus,


disebabkan dilatasi arteri konjungtiva posterior akibat adanya peradangan. Warna
merah terang mengesankan konjungtivitis bakterial, dan warna keputihan mirip
susu mengesankan konjungtivitis alergi.

2. Apa saja yang dipikirkan bila


pasien datang dengan keluhan
mata merah
Konjungtivitis

Keratitis

Uveitis Anterior

Visus

Normal

Tergantung letak infiltrat

Hiperemi
Epifora, fotofobia
Sekret
Palpebra

konjungtiva
Banyak
Normal

perikornea
+
Normal

Menurun perlahan,
tergantung letak radang
siliar
+
normal

Kornea

Jernih

Bercak infiltrat

Gumpalan sel radang

COA

Cukup

cukup

H. Aquous

Normal

normal

Sel radang (+)


Sel radang (+), flare (+),
tyndal efek (+)

Iris

Normal

normal

Kadang edema (bombans)

Pupil

Normal

normal

miosis

Lensa

Normal

normal

Sel radang menempel

Glaukoma Kongestif akut


Menurun mendadak
Mix injeksi
Edema
Edema, suram (tidak
bening), halo (+)
dangkal
Kental
Kripta menghilang karena
edema
Mid midriasis (d:5mm)
Keruh

3. Adanya sekret pada mata ?


Eksudasi (Sekret), terutama pada pagi hari. Pada konjungtivitis sekret dapat bersifat:
Serous-mukous, kemungkinan disebabkan infeksi virus akut
Mukous (bening, kental), kemungkinan disebabkan alergI
Purulent/ Mukopurulen, kemungkinan disebabkan infeksi bakteri
4. Mengapa pasien Mengeluhkan Perih ?
Rasa ini disertai dengan rasa pedih dan panas karena pembengkakan dan hipertrofi papil. Jika rasa
sakitnya berat, maka harus dicurigai kemungkinan terjadinya kerusakan pada kornea.
5. Hubungan Sinar matahari, Debu dengan pasien ini apa ?
reaksi alergi terhadap debu, serbuk sari, bulu binatang
iritasi oleh angin, debu, asap, dan polusi udara
pemakaian lensa kontak terutama dalam jangka panjang.

6. Kenapa Menanyakan Batuk pilek, hidung terasa gatal ?

7. Kenapa Pada anamnesis di Tanya riwayat trauma dan fotofobia ?


Untuk Menyingkirkan Diagnosis Banding Keratitis dan Uveitis Anterior

Diagnosis konjungtivitis ditegakkan dengan dasar gejala :


Mata merah
Injeksi konjungtiva
Belekan terutama pagi hari
Mata berair
Ukuran pupil normal, respons cahaya pupil normal
Tidak ada penglihatan silau / fotofobia
Tidak ada penurunan visus
Penyebab dari konjungtivitisnya adalah suspek alergi karena :
Mata gatal dan mengganjal
Mata berair
Kotoran mata (eksudasi) sedikit
Injeksi konjungtiva
Tidak ditemukan adenopati preaurikuler

9. Kenapa anjuran pemeriksaan dengan Giemsa dan Tes Alergi Kulit ?


Tes alergi kulit untuk :

Tes Giemsa : Untuk membedaka antara Virus dan Bakteri, dan pada diagnosis
banding pasien ini saya masukan Konjungtivitis Virus, maka untuk lebih
memastikanya kembali dilakukan pemeriksaan giemsa pada
konjungtivitis Virus maka akan ditemukan sel Monosit.

Etiologi Pasti

Gram atau
Giemsa

banyaknya
eosinofil

10. Kenapa memilih terapi ini ?


Dexamethason (ED) 4 ddgtt I ODS
Sodium chromolyn 4% 4ddgtt I ODS
Chloramphenicol salep ODS

1. Chloramphenicol salep : untuk mencegah infeksi sekunder


2. sodium chromolyn : untuk menghambat degenerasi dari sel mas

11. pada terapi khusus saya memberikan steroid, sebenarnya dosis awal
yang diberikan untuk pasien itu berapa ?
Pemberian steroid dimulai dengan pemakaian sering (setiap 4 jam) selama 2
hari dan dilanjutkan dengan terapi maintainance 3-4 kali sehari selama 2
minggu.
12. Kenapa pada terapi umum saya menyarankan pasien untuk tidak
menggosok gosokan matanya ?
Menghindaritindakanmenggosok-gosokmata dengantangan ataujari tangan, karena
telah
terbukti
dapat
merangsang
pembebasan
mekanis
dari
mediator
-mediatorselmast.Disampingitu,jugauntukmencegah infeksi sekunder

12. Komplikasi apa yang dapat terjadi pada pasien ini ?


seperti yang kita ketahui komplikasi dari konjungtivitis alergi dapat
menyebabkan Ulkus kornea dan Infeksi sekunder. Penyebab infeksi sekunder,
menurut pendapat saya karena pasien sering menggosokan matanya dengan
tangan, mungkin hal ini dapat menyebabkan infeksi sekunder, tetatpi
karenapada terapi saya sudah memberikan antibiotik, maka kemungkinan
kecil pasien ini mengalami infeksi sekunder.
Terus kalau ulus kornea bagaimana ?
Ulkus kornea itu penyebabnya
salahsatunya bakteri ( Stafilokokus) virus dan jamur. Penyebabnya sama
seperti pada konjungtivitis, apa bila konjungtivitis yang tidak segera di obati,
kemungkinan dapat menyebabkan ulkus pada kornea, karena pasien ini
cepat berobat maka, kecil komplikasi yang akan terjadi pada pasien ini

Prognosis
Prognosis untuk kedua mata pasien,

ad vitam adalah ad bonam tidak mengganggu fungsi


kehidupannya,
ad fungsionam adalah ad bonam dapat sembuh tanpa
mengganggu fungsi penglihatannya,
ad sanationam adalah dubia ad bonam yaitu ragu ragu ke arah
baik pasien bisa memiliki kecendrungan untuk kambuh lagi bila
terpapar allergen.

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai