PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
terkontrol di sekitar area serviks, daerah leher rahim ataupun mulut rahim
(Rasjidi, 2010). Kanker serviks ini dapat berasal dari leher rahim, mulut
rahim ataupun keduanya. Sebagian besar sel kanker serviks pada awalnya
berasal dari sel epitel pada serviks yang mengalami mutasi sehingga terjadi
perubahan prilaku yang abnormal. Sel-sel ini tidak langsung berubah menjadi
kanker serviks. Sel normal serviks karena pengaruh zat karsinogen yang dapat
berkembang secara bertahap menjadi sel pra kanker kemudian menjadi sel
Wanita usia subur (WUS) adalah wanita yang masih dalam usia
reproduktif yaitu sejak mendapat haid pertama dan sampai berhentinya haid
(Novitasary, 2013). Kanker serviks sangat berbahaya bagi wanita usia subur,
khususnya pada wanita yang berusia 30 tahun ke atas. Hal ini dikarenakan
pada usia tersebut risiko terkena kanker serviks sangatlah tinggi. Sebab
1
2
menimbulkan gejala. Bila ada biasanya hanya berupa keputihan yang tidak
khas. Pada tahap selanjutnya yaitu kanker, dapat menimbulkan reaksi berupa
keputihan atau keluar cairan encer dari vagina yang biasanya berbau,
timbul kembali haid setelah menopause, nyeri pada daerah panggul, dan
530.000 kasus baru yang mewakili 7,5% dari semua kematian akibat kanker
yang terjadi pada perempuan. Setiap tahun lebih dari 270.000 kematian
terjadi akibat kanker serviks. Penyakit kanker serviks dan kanker payudara
tahun 2013, yaitu kanker serviks sebesar 0,8% (Kemenkes RI, 2013).
Oleh karena itu penting dilakukan upaya pencegahan kanker serviks untuk
atas tindakan pencegahan infeksi HPV dengan menghindari faktor risiko dan
tujuan untuk menurunkan angka kesakitan dan angka kematian akibat kanker
melibatkan semua unsur pemerintah, swasta dan masyarakat. Salah satu yang
serviks merupakan kanker yang dapat dicegah melalui upaya gaya hidup
dengan vaksin Human Papillomavirus (HPV). Selain itu kanker serviks dapat
dideteksi secara dini dengan cara Pap Smear dan Visual Asam Asetat atau
dengan skrining menggunakan tes pap smear sehingga cara ini dinilai lebih
Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) yaitu relatif lebih mudah karena dapat
dilaksanakan oleh dokter umum, bidan atau perawat yang telah terlatih.
Jumlah profesi bidan di Indonesia yang potensial dapat dilatih agar dapat
Dengan alasan tersebut deteksi dini kanker servik Inspeksi Visual Asam
deteksi dini kanker servik dengan Papsmear masih sulit dilaksanakan karena
Deteksi dini kanker servik dengan papsmear lebih difokuskan di rumah sakit
(Aziz, 2009). Selain itu, nilai sensitifitas IVA untuk mendeteksi lesi pra
5
kanker atau kanker serviks lebih tinggi dari papsmear (92,5% dan 72,5%)
serta nilai negatif palsu IVA lebih rendah dari papsmear (25,0% dan 42,3%)
Namun saat ini cakupan deteksi dini kanker leher rahim di Indonesia
melalui pap smear dan IVA masih sangat rendah yakni sekitar 5,15%
menurunkan angka kesakitan dan angka kematian karena kanker leher rahim
pelaksanaan deteksi dini kanker serviks pada WUS yaitu perilaku. Perilaku
perilaku ditentukan oleh tiga faktor utama, yaitu faktor predesposisi (pre
perilaku atau tindakan, seperti sarana dan prasarana atau fasilitas untuk
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan terjadi setelah seseorang telah
dini kanker serviks sebesar (48%). Dengan pengetahuan yang baik mengenai
deteksi dini kanker serviks, akan dapat meningkatkan kesadaran wanita dan
pada WUS adalah sikap. Sikap adalah kesediaan seseorang untuk bertindak.
Sikap juga merupakan produk dari proses sosialisasi sehingga reaksi yang
perilaku kesehatan masyarakat tersebut (Green, 2010). Hal ini diperkuat hasil
rasa percaya diri, sehingga dukungan keluarga sangat penting untuk setiap
perilaku WUS terhadap deteksi dini kanker serviks adalah sebesar (85,7%).
8
Faktor lain yang juga dapat mempengaruhi perilaku deteksi dini kanker
merupakan salah satu orang yang dianggap penting dan berpengaruh oleh
sasaran pembangunan kesehatan Wanita Usia Subur (WUS) usia 30-50 tahun
tabel berikut :
sebanyak 9.306 WUS. Dan sasaran ibu hamil paling sedikit di Wilayah I
melakukan deteksi dini kanker serviks pada WUS. Namun angka cakupan
deteksi dini kanker serviks masih rendah yaitu sebesar 24%. Data cakupan
deteksi dini kanker serviks dengan metode IVA di Puskesmas Cisaat tahun
Tabel 1.2 Data Cakupan Deteksi Dini Kanker Serviks dengan Metode
IVA di Puskesmas Cisaat Tahun 2017
Pemeriksaan IVA Positif
Wanita Usia Subur Serviks
No Desa
(Usia 30-50 Tahun)
Jumlah % Jumlah %
1 Cisaat 1.369 5 0.37 1 20
2 Sukamanah 1.562 15 0.96 4 26.67
10
Berdasarkan data tahun 2017 seperti yang tercantum pada tabel 1.2
jumlah wanita usia subur (WUS) tertinggi ada di Desa Sukaresmi yaitu
sebanyak 2.327 dengan presentase angka cakupan deteksi dini kanker serviks
15 WUS (35.71%).
WUS lainnya hanya mengetahui pengertian dan beberapa tanda dan gejalanya
mengenai deteksi dini kanker serviks dari kerabat dan petugas kesehatan.
Dini Kanker Serviks Pada Wanita Usia Subur (WUS) di desa Sukaresmi
B. Rumusan Masalah
penelitian ini adalah “Faktor - faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku
deteksi dini kanker serviks pada wanita usia subur (WUS) di desa Sukaresmi
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
perilaku deteksi dini kanker serviks pada wanita usia subur (WUS) di desa
2. Tujuan Khusus
Kabupaten Sukabumi.
Kabupaten Sukabumi.
Kabupaten Sukabumi.
12
Sukabumi.
Kabupaten Sukabumi
Sukabumi
Sukabumi
13
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti