Anda di halaman 1dari 20

UAS TAKE HOME

ANALISIS MANAJEMEN RISIKO DI SEKOLAH TINGGI


ILMU KESEHATAN SUKABUMI KOTA SUKABUMI
Diajukan sebagai salah satu tugas untuk memenuhi mata kuliah Etika dan
Hukum Keperawatan
Dosen Pengampu : Dr. Mulyati, S.Kep, Ners., M.Kes

Disusun Oleh :

SYIVA DWI FATMALA


215119021

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
JENDERAL ACHMAD YANI
CIMAHI
2020/ 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan
Rahmat, Inayah, Taufik, dan Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan tugas UAS Take Home Mata Kuliah Etik Dan Hukum Keperawatan
dengan judul “Analisis Manajemen Risiko di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Sukabumi Kota Sukabumi”.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas UAS Take Home mata kuliah
Etik Dan Hukum Keperawatan. di Magister Keperawatan STIKES Jenderal
Achmad Yani Cimahi. Kelompok menyadari bahwa dalam penulisan tugas ini
masih belum sempurna, hal ini dikarenakan keterbatasan dan kemampuan yang
kami miliki, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun guna untuk kesempurnaan tugas ini, tidak lupa juga kami ucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Dr. Mulyati, S.Kep.,Ners., M.Kes., selaku dosen koordinator mata kuliah
Etik Dan Hukum Keperawatan.
2. Seluruh Rekan-rekan angkatan 2019/2020, Program Magister
Keperawatan STIKES Jenderal Achmad Yani Cimahi
Harapan kami semoga tugas makalah ini dapat membantu menambah
pengetahuan dan wawasan serta pengalaman bagi para pembaca. Semoga Tuhan
Yang Maha Esa membalas budi kebaikan dan menjadikan pahala bagi semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan tugas ini hingga selesai.

Cimahi, November 2020

Syiva Dwi Fatmala

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..............................................................................

KATA PENGANTAR............................................................................. i

DAFTAR ISI........................................................................................... ii

BAB I : PENDAHULUAN .................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................. 1

B. Tujuan ............................................................................................... 2

BAB II : TINJAUAN TEORI................................................................. 4

A. Risiko ............................................................................................... 4

B. Manajemen Risiko ............................................................................ 5

BAB III : ANALISIS MANAJEMEN RISIKO...................................... 10

A. Penentuan Konteks ........................................................................... 10

B. Identifikasi Risiko ............................................................................ 11

C. Analisa dan Evaluasi Risiko ............................................................ 12

D. Pengendalian Risiko ......................................................................... 13

BAB IV : PEMBAHASAN..................................................................... 14

BAB V : PENUTUP................................................................................ 15

A. Kesimpulan ....................................................................................... 15

B. Saran ................................................................................................. 15

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAULUAN

A. Latar Belakang
Pemerintah, pengusaha dan pekerja dan organisasi-organisasi saat ini
tengah menghadapi tantangan besar dalam upaya mereka memerangi pandemi
COVID-19 dan melindungi keselamatan dan kesehatan di tempat kerja. Di luar
krisis yang sedang berlangsung ini, ada kekhawatiran dalam mengembalikan
kegiatan yang mampu mempertahankan kemajuan yang sudah dicapai dalam
menekan penyebarluasan penyakit COVID-19.
Penyakit virus corona (COVID-19) adalah penyakit menular yang
disebabkan oleh virus corona yang baru ditemukan dan dikenal sebagai
sindrom pernapasan akut parah virus corona 2 (SARS-CoV-2). Kasus manusia
pertama COVID-19 diidentifikasi di Kota Wuhan, Cina pada Desember 2019
(WHO, 2020). Mereka dapat ditularkan melalui kontak langsung, percikan,
udara, kendaraan penular (seperti makanan, air dan permukaan yang
terkontaminasi) serta vektor. Pola penularan penyakit juga relevan bagi mereka
yang pekerjaannya mengharuskan bersentuhan dengan hewan, menempatkan
mereka pada risiko infeksi.
Pandemi COVID-19 merupakan darurat kesehatan yang bersifat
langsung. Langkah-langkah untuk menyikapi pandemi ini juga berdampak
langsung kepada pasar, pasokan (produksi barang dan jasa), permintaan
(konsumsi dan investasi) dan dunia kerja. Untuk mengambil langkah-langkah
yang tepat dalam rangka melindungi pekerja sejauh dapat dipraktikkan secara
wajar dari sisi risiko penularan di tempat kerja hingga penyakit menular, maka
harus dilakukan analisis manajemen risiko. Secara umum, risiko di tempat
kerja adalah kombinasi dari kemungkinan terjadinya suatu peristiwa berbahaya
dan tingkat keparahan cedera atau kerusakan pada kesehatan orang yang
disebabkan oleh peristiwa tersebut (ILO, 2001)
Manajemen risiko merupakan alat untuk melindungi perusahaan dari
setiap kemungkinan yang merugikan (Ramli, 2010). Manajemen risiko sangat

1
2

penting bagi kelangsungan suatu usaha atau kegiatan. Jika terjadi suatu
bencana, seperti kebakaran atau kerusakan, perusahaan akan mengalami
kerugian yang sangat besar, yang dapat menghambat, mengganggu bahkan
menghancurkan kelangsungan usaha atau kegiatan operasi.
Manajemen risiko dibuat guna untuk melindungi suatu perusahaan atau
organisasi yang juga mencakup karyawan, properti, reputasi dan lainnya dari
sebuah bahaya yang sewaktu – waktu dapat terjadi. Dapat kita ketahui bahwa
tidak semua risiko dapat dihilangkan atau dihindari, oleh karena itu diperlukan
tindakan – tindakan pencegahan atau tindakan untuk menghadapi risiko yang
telah teridentifikasi tersebut.
Manajemen risiko sendiri merupakan salah satu elemen penting dalam
menjalankan proses jasa pendidikan karena semakin berkembangnya dunia
pendidikan serta meningkatnya kompleksitas aktivitas pelayanan di institusi
pendidikan mengakibatkan meningkatnya tingkat risiko yang dihadapi
terutama pada masa pandemi covid-19 ini. Sasaran utama dari implementasi
manajemen risiko adalah melindungi Institusi Pendidikan terhadap kerugian
yang mungkin timbul.
Lembaga Pendidikan mengelola risiko dengan menyeimbangkan antara
strategi bisnis dengan pengelolaan risikonya sehingga Institusi Pendidikan akan
mendapatkan hasil optimal dari operasionalnya. Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan (STIKes) Sukabumi merupakan salah satu institusi pendidikan
kesehatan yang berada di Kota Sukabumi. STIKes Sukabumi berdasarkan latar
belakang tersebut penulis tertarik untuk melakukan analisis manajemen risiko
di Sekolah

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mampu menganalisis manajemen risiko di Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan (STIKes) Sukabumi
2. Tujuan Khusus
3

a. Untuk mengetahui identifikasi risiko di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan


(STIKes) Sukabumi
b. Untuk mengetahui analisa risiko di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
(STIKes) Sukabumi
c. Untuk mengetahui evaluasi risiko di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
(STIKes) Sukabumi
d. Untuk mengetahui pengendalian risiko di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
(STIKes) Sukabumi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Risiko
1. Pengertian Risiko
Kata risiko berasal dari bahasa Arab yang berarti hadiah yang tidak
diharap-harap datangnya dari surga. Risiko adalah sesuatu yang mengarah
pada ketidakpastian atas terjadinyasuatu peristiwa selama selang waktu
tertentu yang mana peristiwa tersebut menyebabkan suatu kerugian baik itu
kerugian kecil yang tidak begitu berarti maupun kerugian besar yang
berpengaruh terhadap kelangsungan hidup dari suatu perusahaan.
Risiko pada umumnya dipandang sebagaisesuatu yang negatif, seperti
kehilangan, bahaya,dan konsekuensi lainnya. Kerugian tersebutmerupakan
bentuk ketidakpastian yangseharusnya dipahami dan dikelolah secara
efektifoleh organisasi sebagai bagian dari strategisehingga dapat menjadi
nilai tambah dan mendukung pencapaian tujuan organisasi.
2. Sumber – Sumber Penyebab Risiko
Menurut sumber-sumber penyebabnya,risiko dapat dibedakan sebagai
berikut :
a. Risiko Internal, yaitu risiko yang berasal dari dalam perusahaan itu
sendiri.
b. Risiko Eksternal, yaitu risiko yang berasaldari luar perusahaan atau
lingkungan luar perusahaan.
c. Risiko Keuangan, adalah risiko yangdisebabkan oleh faktor-faktor
ekonomi dan keuangan, seperti perubahan harga, tingkat bunga, dan
mata uang.
d. Risiko Operasional, adalah semua risiko yang tidak termasuk risiko
keuangan. Risiko operasional disebabkan oleh faktor-faktor manusia,
alam, dan teknologi

4
5

B. Manajemen Risiko
1. Pengertian
Secara umum Manajemen Risiko didefinisikan sebagai proses,
mengidentifikasi, mengukur dan memastikan risiko dan mengembangkan
strategi untuk mengelolah risiko tersebut. Dalam hal ini manajemen risiko
akan melibatkan proses-proses, metode dan teknik yang membantu manajer
proyek maksimumkan probabilitas dan konsekuensi dari event positif dan
minimasi probabilitas dan konsekuensi event yang berlawanan (Soputan,
2014).
Sedangkan menurut Ramli (2010) manajemen risiko adalah sebuah
proses identifikasi, pengukuran risiko dan membentuk sebuah strategi untuk
mencegah dan menangani risiko . Manajemen risiko adalah bagian integral
dari proses manajemen yang berjalan dalam perusahaan atau lembaga.
Manajemen risiko menyangkut proses, budaya, dan struktur dalam
mengelola suatu risiko secara efektif dan terencana dalam suatu sistem
manajemen yang baik. Manajemen risiko (risk management) adalah
keseluruhan proses mengenai identifikasi bahaya (hazards identification),
penilaian risiko (risk assessment), dan menentukan pengendaliannya (risk
control), atau disingkat HIRARC.
HIRARC merupakan elemen pokok dalam system manajemen
keselamatan  dan kesehatan kerja (K3) yang berkaitan langsung dengan
upaya pencegahan dan pengendalian bahaya. HIRARC harus dilakukan di
seluruh aktivitas organisasi untuk menentukan kegiatan organisasi yang
mengandung potensi bahaya dan menimbulkan dampak serius terhadap K3

2. Proses Manajemen Risiko


Mengelola risiko harus dilakukan secara komprehensif melalui
pendekatan manajemen risiko yang meliputi :
a. Penentuan Konteks
Langkah awal mengembangkan manajemen risiko adalah
menentukan konteks yang diperlukan karena manajemen risiko sangat
6

luas dan bermacam aplikasinya. Penentuan konteks ini diselaraskan


dengan visi dan misi organisasi serta sasaran yang ingin dicapai. Lebih
lanjut ditetapkan pula kriteria risiko yang sesuai bagi organisasi.
b. Identifikasi risiko
Identifikasi risiko atau bahaya adalah upaya sistematis untuk
mengetahui potensi bahaya yang ada di lingkungan kerja. Dengan
mengetahui sifat dan karakteristik bahaya, kita dapat lebih berhati-hati,
waspada dan melakukan langkah-langkah pengamanan agar tidak
terjadi kecelakaan
c. Analisa risiko
d. Penilaian risiko (risk assesment)
Risk assesment dilakukan melalui dua tahapan proses, yaitu analisis
risiko dan evaluasi risiko
1) Analisis risiko dimaksudkan untuk menentukan besarnya suatu
risiko yang merupakan kombinasi antara kemungkinan terjadinya
(likelihood) dan keparahan bila risiko tersebut terjadi (severity atau
consequences). Likelihood menunjukan seberapa mungkin
kecelakaan itu terjadi, menurut standar AS/NZS 4360 kemungkinan
atau Likelihood diberi rentang antara suatu risiko yang jarang
sampai dengan risiko yang dapat terjadi setiap saat. Severity atau
tingkat keparahan diberi rentang antara dampak terkecil sampai
dampak terbesar dari suatu risiko. Skala dari nilai likelihood dan
severity dapat dilihat pada tabel 2.1 dan tabel 2.2
Tabel 2.1 Skala “Likelihood” Pada Standar AS/NZS 4360

Tingkat Resiko Deskripsi Keterangan


1 Rare Sangat jarang terjadi (> 5 tahun sekali)
2 Unlikely Jarang terjadi ( > 2-5 tahun sekali)
3 Possible Mungkin terjadi (1-2 tahun sekali)
4 Likely Sering terjadi (beberapa kali dalam 1
tahun)
5 Almost certain Sangat sering terjadi (tiap hari / tiap
minggu / tiap bulan)
7

Tabel 2.2 Skala “Severity” Pada Standar AS/NZS 4360

Tingkat Resiko Deskripsi Keterangan


1 Insignificant Tidak terjadi cedera, kerugian finansial
sedikit
2 Minor Cedera ringan, kerugian finansial sedang
3 Moderate Cedera sedang, perlu penanganan media,
kerugian finansial besar
4 Major Cedera berat ≥ 1 orang, kerugian besar,
gangguan produksi
5 Catastrophic F Fatal ≥ 1 orang, kerugian sangat besar
dan dampak sangat luas, terhentinya
seluruh kegiatan

Tabel 2.3 Skala “Risk Matrix” pada standar AS/NZS 4360

PROBABILITAS DAMPAK
1 2 3 4 5
5 Tinggi Tinggi Ekstrim Ekstrim Ekstrim
4 Moderat Tinggi Tinggi Ekstrim Ekstrim
3 Rendah Moderat Tinggi Ekstrim Ekstrim
2 Rendah Rendah Moderat Tinggi Ekstrim
1 Rendah Rendah Moderat Tinggi Tinggi
Keterangan :

 L-Low Risk = Risiko dapat diterima. Pengendalian tambahan tidak


diperlukan.
 M-Moderate Risk = Perlu tindakan untuk mengurangi risiko, tetapi
biaya pencegahan yang diperlukan harus diperhitungkan dengan
teliti dan dibatasi.
 H-High Risk = Kegiatan tidak boleh dilaksanakan sampai risiko
telah direduksi. Penanganan risiko harus segera dilakukan.
 E-Extreme Risk = kegiatan tidak boleh dilaksanakan atau
dilanjutkan sampai risiko telah direduksi. Jika tidak memungkinkan
mereduksi risiko, maka pekerjaan harus segera dihentikan
8

e. Pengendalian risiko
Pengendalian risiko merupakan langkah penting dan
menentukan dalam keseluruhan manajemen risiko. risiko yang telah
diketahui besar dan potensi akibatnya harus dikelola dengan tepat,
efektif dan sesuai dengan kemampuan dan kondisi perusahaan. OHSAS
18001 memberikan pedoman hirarki pengendalian risiko yang terdiri
dari lima pengendalian untuk bahaya K3 yaitu eliminasi, subtitusi,
engineering control, administrative control dan alat pelindung diri
(Ramli, 2010) .
1) Eliminasi
Eliminasi adalah teknik pengendalian dengan menghilangkan
sumber bahaya. Teknik ini sangat efektif karena sumber daya di
eliminasi sehingga potensi riisko bisa dihilangkan. Teknik ini
menjadi pilihan utama dalam hirarki pengendalian risiko.
2) Subtitusi
Subtitusi adalah teknik pengendalian bahaya dengan cara mengganti
bahan, alat atau cara kerja dengan yang lain yang lebih aman atau
rendah bahayanya sehingga kemungkinan kecelakaan dapat ditekan
3) Pengendalian Teknis
Pengendalian teknis adalah pengendalian yang dilakukan dengan
memperbaiki atau menambah suatu sarana atau peralatan teknis ,
seperti penambahan peralatan, perbaikan pada desain komponen,
mesin dan material dan pemasangan alat pengaman
4) Pengendalian Administratif
Pengendalian administratif adalah sebuah pengendalian risiko
dengan membuat suatu peraturan, peringatan rambu, prosedur,
instruksi kerja yang lebih aman atau pemeriksaan kesehatan
5) Penggunaan Alat Pelindung Diri
Penggunaan alat pelindung diri merupakan pilihan terakhir dalam
pencegahan kecelakaan karena penggunaan alat pelindung diri bukan
9

untuk mencegah adanya kecelakaan tetapi hanya untuk mengurangi


efek atau keparahan kecelakaan (reduce consequence).
3. Tujuan Manajemen Risiko
Manajemen risiko memiliki beberapa tujuan sebagai berikut
(Wicaksono, 2011) :
a. Membantu meminimalisasi meluasnya efek yang tidak diinginkan
terjadi.
b. Memaksimalkan pencapaian tujuan organisasi dengan meminimalkan
kerugian
c. Melaksanakan program manajemen secara efisien sehingga
memberikan keuntungan bukan kerugian
d. Melakukan peningkatan pengambilan keputusan pada semua level.
e. Menyusun program yang tepat untuk meminimalisasi kerugian pada
saat terjadi kegagalan.
f. Menciptakan manajemen yang bersifat proaktif bukan bersifat reaktif.

4. Manfaat Manajemen Risiko


. Manajemen risiko sangat penting bagi keberlangsungan suatu usaha
atau kegiatan dan merupakan alat untuk melindungi perusahaan dari setiap
kemungkinan yang merugikan, dengan melaksanakan manajemen risiko
diperoleh berbagai manfaat sebagai berikut (Wicaksono, 2011):
a. Menjamin kelangsungan usaha dengan mengurangi risiko dari setiap
kegiatan yang mengandung bahaya.
b. Menekan biaya untuk penanggulangan kejadian yang tidak diinginkan.
c. Menimbulkan rasa aman dikalangan pemegang saham mengenai
kelangsungan dan keamanan investasinya.
d. Memenuhi persyaratan perundangan yang berlaku
BAB III
ANALISA MANAJEMEN RISIKO
DI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUKABUMI

A. Identifikasi Risiko
Berdasarkan hasil observasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
(STIKes) Sukabumi di ketahui proses kegiatan kerja para staff karyawan
STIKes Sukabumi adalah melakukan kegiatan administratif dan memberikan
pelayanan kepada mahasiswa. Adaapun identifikasi risiko berdasarkan
potensi Bahaya dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut :
Tabel 3.1 Identifikasi Potensi Bahaya Pada Karyawan di Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan (STIKes) Sukabumi
No Kegiatan Risiko (Risk Event) Likehood Severity
Kegiatan Risiko
1 Bekerja disatu Kontak erat dengan 5 1
ruangan tanpa sekat rekan kerja lain
2 Bekerja di depan Gangguan mata iritasi 4 1
komputer mata
Gangguan 4 1
Muskuloskeletal/
nyeri pinggang karna
duduk terlalu lama
3 Menggunakan alat Terpapar kuman/ 4 1
kantor (komputer, bakteri yang
telepon, memegang menempel dialat
dokumen) kantor
4 Kegiatan administrtif Kontak erat 4 1
dan pemberian
layanan terhadap
mahasiswa

Tabel 3.1 Identifikasi Potensi Bahaya Pada Pekerja Kebersihan di Sekolah


Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Sukabumi
No Kegiatan Risiko (Risk Event) Likehood Severity
Kegiatan Risiko
1 Menyapu lantai & Terpapar debu dan 5 1
ruangan kantor kuman yang ada di
ruangan kantor
2 Memasukkan sampah Terpapar kuman/ 5 2

10
11

kedalam plastik bakteri dan tertusuk


atau tergores benda
atau sampah tajam
(kaca, aluminium dll)
3 Mengelap kaca Tergores kaca atau 4 1
jendela, pintu, dan less steinless
less steinless pada
jendela kaca dan
pintu.
4 Membersihkan kamar Terpeleset dan jatuh 4 2
mandi karna lantai kamar
mandi yang licin.
Alergi atau iritasi 1 1
kulit karena kontak
dengan bahan kimia
atau obat pembersih
kamar mandi
Gangguan 3 1
Muskuloskeletal/
nyeri pinggang karna
sering menbungkuk

B. Analisa dan Evaluasi Risiko


Penilaian risiko merupakan salah satu proses dari analisis risiko,
penilaian risiko dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif yaitu
dengan matrik risiko yang menggambarkan tingkat dari kemungkinan dan
keparahan suatu kejadian yang dinyatakan dalam bentuk rentang dari
risiko paling rendah sampai risiko tertinggi.
Menurut standar AS/NZS 4360 kemungkinan (probability) diberi
rentang antara suatu risiko yang jarang terjadi sampai dengan risiko yang
dapat terjadi setiap saat. Untuk keparahan (consecuence) dikategorikan antara
kejadian yang tidak menimbulkan cedera atau hanya kerugian kecil dan yang
paling parah jika dapat menimbulkan kejadian fatal (meninggal dunia) atau
kerusakan besar terhadap aset organisasi.
Berdasarkan tabel di atas, dari hasil observasi di Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Sukabumi diketahui risiko tertinggi adalah tingkat keparahan 2
minor dan tingkat kemungkinan tinggi, 4 aktivitas kerja dengan risiko
tinggi, 5 aktivitas kerja moderate dan 3 aktivitas kerja rendah
12

C. Pengendalian Risiko
Berdasarkan identifikasi bahaya upaya pengendalian risiko untuk
aktivitas kerja di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sukabumi dengan lima
hirarki pengendalian yaitu :
No Kegiatan Risiko (Risk Event) Pengendalian
Kegiatan Risiko
1 Bekerja disatu Kontak erat dengan rekan Meningkatkan
ruangan lebih > 2 jam kerja lain ventilasi,
menggunakan
masker
2 Bekerja di depan Gangguan mata iritasi Posisi kerja yang
komputer mata nyaman
Gangguan Posisi kerja yang
Muskuloskeletal/ nyeri nyaman
pinggang karna duduk
terlalu lama
3 Menggunakan alat Terpapar kuman/ bakteri Mencuci tangan
kantor (komputer, yang menempel dialat sebelum dan
telepon, memegang kantor setelah bekerja
dokumen)
4 Kegiatan administrtif Kontak erat Memasang
dan pemberian penghalang fisik,
layanan terhadap dan menerapkan
mahasiswa sistem pelayanan
mahasiswa secara
online

No Kegiatan Risiko (Risk Event) Pengendalian


Kegiatan Risiko
1 Menyapu lantai & Terpapar debu dan Menggunakan
ruangan kantor kuman yang ada di Masker, Sarung
ruangan kantor Tangan, dan
Selalu mencuci
tangan sebelum
dan sesudah
bekerja
2 Memasukkan sampah Terpapar kuman/ Menggunakan
kedalam plastik bakteri dan tertusuk Masker, Sarung
atau tergores benda Tangan, dan
atau sampah tajam Selalu mencuci
(kaca, aluminium dll) tangan sebelum
dan sesudah
13

bekerja
3 Mengelap kaca jendela, Tergores kaca atau less Menggunakan
pintu, dan less steinless steinless sarung tangan
pada jendela kaca dan
pintu.
4 Membersihkan kamar Terpeleset dan jatuh Menggunakan
mandi karna lantai kamar sepatu boot
mandi yang licin.
Alergi atau iritasi kulit Menggunakan
karena kontak dengan sarung tangan
bahan kimia atau obat
pembersih kamar
mandi
Gangguan Bekerja pada
Muskuloskeletal/ nyeri posisi yang aman
pinggang karna sering dan nyaman
menbungkuk

.
BAB IV
PEMBAHASAN

Setiap tempat tentunya memiliki risiko dan bahaya masing-masing


sesuai dengan karakteristik tempat kerja tersebut. Berdasarkan penelitian
yang dilakukan Yuliawati (2012), menyatakan pada sebuah perusahaan
manufaktur, risiko yang terdapat di perusahaan tersebut meliputi
kebakaran, luka/memar/terpeleset, gangguan pernafasan, kesetrum,
gangguan pada mata, dehidrasi dan gangguan pada pendengaran. Risiko
yang berbeda terdapat pada pekerja yang bekerja pada proyek
pembangunan ruko, yaitu terjatuh, kejatuhan/tertimpa benda yang jatuh,
tersengat listrik, terkena bahan-bahan yang berbahaya atau radiasi, serta
juga ada risiko terjadinya kebakaran. (Alfons, 2013).
Perbedaan risiko ini dapat terjadi karena perbedaan kondisi
lingkungan tempat kerja, alat dan bahan yang digunakan dan juga proses
kerja yang dilakukan. Pekerjaan yang dilakukan oleh petugas kebersihan
juga memiliki risiko bagi keselamatan dan kesehatan pekerjanya,
walaupun mungkin jika dilihat risiko atau bahaya tersebut dianggap bukan
masalah besar. Petugas kebersihan yang bekerja di sebuah perusahaan atau
kantor akan memiliki risiko yang berbeda dengan staff pegawai bagian
struktural.
Hasil analisis manajemen risiko pada petugas kebersihan di STIKes
Sukabumi adalah terpapar debu, kuman, bakteri, tergores kaca atau benda
tajam, terpeleset atau terjatuh karena lantai licin, alergi dengan bahan
kimia, gangguan muskuloskeletal, terjatuh dari tangga, tersengat listrik
dan terpapar bahan kimia atau pupuk tanaman.
Pengendalian yang dilakukan untuk mencegah atau mengendalikan
risiko yang ada sebenarnya sudah cukup baik dengan menyediakan alat
pelindung diri, membekali pekerjanya dengan pelatihan, dan memberikan
himbauan atau peringatan untuk selalu menjaga kebersihan dan kesehatan
diri. Namun masih terjadinya kecelakaan kecil seperti tergores kaca atau

14
15

steinless pada petugas kebersihan dapat diakibatkan karena kurang berhati-


hati dalam bekerja dapat juga terjadi karena jenis alat pelindung yang
kurang pas untuk pekerjaan tersebut.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Diketahui hasil analisis manajemen risiko yang terdapat di STIKes
Sukabumi yaitu adanya risiko kontak erat antar pegawai yang berisiko
terjadinya penularan virus covid 19, risiko cedera saat bekerja pada petugas
kebersihan.
Upaya pengendalian risiko di lingkungan STIKes Sukabumi dilakukan
dengan lima hirarki pengendalian risiko yaitu eliminasi, substitusi, teknik,
administrasi, dan alat pelindung diri (APD). Pengendalian risiko yang sudah
dilakukan oleh STIKes Sukabumi di lingkungan kerja STIKes Sukabumi
adalah adanya prosedur pengecekan suhu tubuh sebelum memasuki area
lingkungan kerja, diberlakukannya wajib menggunakan masker, serta
disediakan tempat untuk mencuci tangan dan penggunaan masker dan sarung
tangan bagi pekerja kebersihan
B. Saran
Keselamatan dan kesehatan kerja harus dibudayakan dan
dilaksanakan sepenuhnya oleh para pekerja, stakeholder dan semua yang
ada dalam sutu organisasi perusahaan atau proyek. Manajemen risiko
harus menjamin adanya tindakan perbaikan kinerja dan budaya
keselamatan secara berkesinambungan sehingga target zero accident dapat
tercapai.

16
DAFTAR PUSTAKA

Alfons, Bryan, 2013. Manajemen Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Pada Proyek Pembangunan Ruko Orlens Fashion Manado. Jurnal Sipil
Statistik. Vol. 1. 2337- 6732.

Ramli, Soehatman. 2010. Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja


OHSAS 18001. Jakarta : Dian Rakyat

Soputan, Gabby. 2014. Manajemen Resiko Kesehatan dan Keselamatan Kerja


(K3). Jurnal Ilmiah Media Engineering. Vol.4 No.4: (229-238).

WHO. 2020. Considerations in adjusting public health and social measures in the
context of COVID-19. https://www.who.int/publications-
detail/considerations-inadjusting-public-health-and- social-measures-in-
the-context-of-covid-19-interim-guidance. Diakses pada 10 November
2020

Wicaksono IK dan Moses LS. 2011. Manajemen Risiko K3 (Keselamatan dan


Kesehatan Kerja) Pada Proyek Pembangunan Apartemen Puncak Permai
Surabaya). Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIII. 5
Februari 2011. Surabaya: Program Studi MMT-ITS

Anda mungkin juga menyukai