Disusunoleh:
1. Nelsa Kurnia
101311133150
2. Dinda Laminia
101311133139
3. Anandya Femia
101311133111
4. Athalla Permana
101311133166
5. Shely Dinar T.
101311133120
6. Kartika I.D
101311133168
7. Petronela Ayamiseba
101311133118
PENDAHULUAN
Penyakit tidak menular (PTM) merupakan penyakit kronis yang tidak
ditularkan dari orang ke orang. Beberapa contoh dari penyakit tidak menular
2
A. Karakteristik Subyek dan Asupan Zat Gizi pekerja Shift dan Non-Shift
PT IP
erat
dengan
hiperlipidemia
dan
hiperlipoproteinemia.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan hasil mengenai rata-rata
kadar kolersterol darah pada pekerja yang ada dikawasan industri Pulo Gadung,
yaitu kadar kolesterol darah terendah adalah 77 mg/dl dan tertinggi adalah 332
mg/dl. Prevalensi hiperkolesterolemia ( 200 mg/dl) yang ditemukan adalah
21,1%. Prevalensi hiperkolesterolemia terbesar ditemukan pada perusahaan
makanan (41,4%) dan terkecil pada perusahaan percetakan (7,5%). Kasus
hiperkolesterolemia pada perusahaan yang lain adalah perusahaan garmen
(30,2%), kimia (22,6%), konstruksi (21,1%), suku cadang (20%), dan baja
(12,1%). Rata-rata umur responden adalah 35,89 tahun (95% CI=35,3 tahun 36,49 tahun) sedangkan umur termuda adalalah 20 tahun dan tertua 55 tahun.
Faktor resiko yang berhungan dengan terjadinya hiperkolesterolemia adalah
pada variabel umur, IMT, dan RLPP. Rata-rata IMT responden adalah 24,01 (95%
CI = 23,76 - 24,27). IMT terendah adalah 16,02 dan tertinggi adalah 39,89 para
pekerja dengan IMT 25 berisiko mengalami hiperkolesterolemia 1,7 kali lebih
tinggi dibandingan pekerja dengan IMT < 25. Sedangkan rata-rata rasio lingkar
pinggang pinggul (RLPP) perempuan 0,835; terendah = 0,71 dan tertinggi= 0,98.
RLPP laki-laki adalah 0,876 terendah = 0,64 dan tertinggi = 1,46.
Pada analisis multivarata secara stastistik terlihat hubungan yang bermakna
antara variabel tempat bekerja dengan kejadian hiperkolestrolemia. Pekerja pada
perusahaan makanan, garmen, kimia, dan suku cadang secara statistik
berhubungan bermakna dengan kejadian hiperkolesterolemia. Mereka berisiko
lebih tinggi mengalami
antara
pekerja
yang
berolahraga
teratur
dengan
kejadian
responden
sehingga
kemungkinan
ada
perbedaan
kejadian
Gadung
mengalami
hiperkolesterolemia
yang
dapat
menurunkan
peningkatan kadar leptin, yaitu zat yang berfungsi meregulasi konsentrasi asam
urat dalam darah, sehingga memicu terjadinya hiperurisemia (Hayden & Tyagi
2007). Terdapat hubungan positif yang signifikan antara tingkat konsumsi purin
(p=0.000, r=0.69) dengan hiperurisemia. Tingginya konsumsi bahan pangan kaya
purin dapat meningkatkan sintesis asam urat dalam tubuh dan menyebabkan
hiperurisemia.
D. Rekomendasi
Beberapa rekomendasi yang bisa digunakan perusahaan untuk mencegah
terjadinya hipertensi, hiperkolestrol dan hiperurisemia adalah :
1. Persentase hipertensi dan obesitas yang tinggi ditemukan baik pada
pekerja shift dan non-shift maka diharapkan pekerja dapat memperhatikan
asupan zat gizi, konsumsi minuman berkafein, dan kebiasaan merokok
untuk meminimalkan risiko hipertensi dan obesitas. Bagi pekerja yang
memiliki risiko tinggi hipertensi dan obesitas dapat dipertimbangkan untuk
perubahan jadwal kerja.
2. Intervensi pada para pekerja khususnya di tempat kerja tertentu dan
pekerja yang overweight dengan promosi kesehatan pengendalian
hiperkolesterolemia akan membantu menurunkan kejadian penyakit
kardiovaskuler. Pekerja yang overweight disarankan untuk memeriksakan
kadar kolesterolnya.
3. Perlu dilakukan pengukuran derajat kesehatan (IMT ) secara periodik
untuk mengatisipasi peledakan jumlah karyawan yang mengalami
kegemukan.
4. Perlu dilakukan penyusunan menu makan siang dengan gizi seimbang dan
bervariasi. Yaitu meningkatkan menu makanan tinggi protein karena
protein sangat penting pada perkembangan dan fungsi jaringan otot yang
berkaitan erat dengan kinerja fisik. Dan memberikan menu sayur atau
buah sebagai sumber serat pangan untuk dapat menjaga berat badan
karyawan yang ideal.
5. Dilakukan olahraga atau senam pagi rutin minimal seminggu sekali untuk
menjaga kebugaran karyawan
KESIMPULAN
antara
variabel
tempat
bekerja
dengan
kejadian
hiperkolestrolemia.
3. Pada jurnal berjudul Status gizi dan riwayat kesehatan dapat
disimpulkan bahwa semakin tinggi IMT seseorang maka semakin tinggi
risiko hiperurisemia. Selain itu, apabila pekerja tersebut semakin tinggi
IMT nya maka semakin tinggi pula risiko menderita obesitas.
DAFTAR PUSTAKA
10
Hiperkolesterolemia
11