Anda di halaman 1dari 7

Nama : Yuninda Fajar K.

Nim : D11.2011.01290

1. RONA LINGKUNGAN
a. Fisika Kimia
- kelembaban curah hujan yang tinggi menyebabkan sering terjadinya bencana
banjir besar.
- wilayah jatibarang merupakan wilayah TPA di Kota Semarang, sehingga kualitas
udara yang ada diwilayah jatibarang sudah tercemar.
- selain udara yang tercemar, air diwilayah tersebut juga sudah tercemar oleh
limbah cair hasil pembuangan sampah sehingga menyebabkan kekurangan suplay
air baku.
- Terjadinya penurunan tanah akibat ekspoitasi air tanah yang berlebihan serta
trerjadinya instrusi air laut melalui sungai dan saluran air.

b. Biologi
- wilayah tersebut merupakan wilayah perhutanan yang masih dilindungi untuk
menjaga ekosistemnya.
- lokasi pembangunan waduk jatibarang dikelilingi oleh perbukitan
- adanya berbagai jenis vegetasi dan ekosistem yang ada pada proyek yang akan
dibangun seperti kera dan burung.
- kera kera yang berada di wilayah goa kreo merupakan kera kera yang dilindungi
karena wilayah tersebut merupakan wilayah wisata.

c. Sosial
- perekonomian local warga setempat didapat dari usaha yang mereka buka
diwilayah wisata gua kreo, sehingga jika wilayah gua kreo ditutup saat proyek
dilakukan akan menghambat perekonomian warga setempat.
- di wilayah waduk jatibarang merupakan wilayah aliran sungai kreo dimana
terdapat hutan yang didalamnya ada sekumpulan kera ekor panjang.
- persepsi masyarakat akan dibangunnya waduk jatibarang tentu saja ada yang pro
dan kontra. mereka yang pro adalah mereka yang memikirkan akan perekonomian
local mereka setelah dibnagunnya waduk. perekonomian mereka akna meningkta
dengan dijadikannya daerah tersebut lokasi wisata. selain itu bencana yang sering
terjadi dikota semarang akan menurun.

d. Kesehatan
- terjadinya instrusi air laut mengakibatkan air yang dikonsumsi oleh masyarakat
sekitar kurang memenuhi standar baku air minum.
- Sumber kebisingan dari truk truk sampah dan mobil wisatawan yang berkunjung
ke lokasi jatibarang
- Aliran sungai kreo mempunyai resiko terdapat limbah cair yang berbahaya dari
hasil pengolahan limbah cair TPA Jatibarang sehingga merupakan aliran sungai
yang tidak sehat atau berbahaya.

2. PELINGKUPAN

DAMPAK POTENSIAL

- kerusakan hutan
DAMPAK PENTING
- penurunan kualitas tanah
- penurunan kualitas air - kerusakan ekosistem ISU POKOK
- iklim mikro - kualitas udara
- kerusakan ekosistem air - penurunan kualitas
- kebisingan
- kerusakan ekosistem lingkungan
- kesempatan kerja dan
darat - perekonomian daerah
usaha
- dampak ekonomi - perubahan social
- dampak ekonomi
- dampak social - produktifitas dan
- dampak social
- kesehatan masyarakat keanekaragaman
- iklim mikro
- kesehatan lingkungan hayati
- penurunan kualitas
- erosi (darat) sumber daya
- kebisingan
- kesempatan kerja dan
usaha.
 iklim mikro
didalam pembangunan proyek terdapat aktifitas pembangunan mulai dari konstruksi,
pelaksanaan dll yang menggunakan alat alat berat dengan tenaga mesin yang mengeluarkan
asap/gas.
 kerusakan hutan
kawasan jatibarang yang akan di buat waduk merupakan kawasan perhutanan yang dilalui aliran
sungai kreo yang didalam nya terdapat kera kera yang dilindungi dan masih almai. dengan begitu
jika dibangun sebuah proyek akan mengganggu ekosistem yang berada di dalam hutan tersebut.
 dampak ekonomi
saat proyek berlangsung kawasan wisata gua kreo ditutup sementara sehingga menyebabkan
penurunan pendapatan. namun ketika proyek ini selesai maka akan menjadikan wilayah ini
wilayah wisata yang akan banyak dikunjungi sehingga akan meningkatkan pendapatan.
 kerusakan ekosistem darat
terganggunya ekosistem darat sep[erti kera, akibat adanya pembangunan proyek. hal ini
dikarenakan habitat mereka digunakan untuk aktivitas pembangunan.
 penurunan kualitas air
didalam pembangunan proyek terdapat aktivitas kontruksi hal ini akan mengaakibatkan air sekitar
proyek menjadi tercemar oleh material seperti pasir kerikil dll.
 kesehatan masyarakat
proses berlangsungnya proyek waduk jatibarang akan mencemari udara maupun air sehingga
akan menimbulkan penyakit seperti sesak nafas dan penyakit kulit pada ,masyarakat disekitar
proyek dilakukan.
3. RKL
Jenis dampak Sumber Dampak Tolok Ukur Dampak RKL
Tahap Kontruksi
1. komponen fisika kimia
1.1 kualitas udara
Penurunan Mobilisasi S.K Gub Jatim no 129 th  Semua truk
kualitas udara material dan 1996 tentang baku mutu penganggkut material
peralatan udara ambien dan emisi harus dilengkapi cover
sumber tidak bergerak agar material tidak
berterbangan,
 menyiram air pada jalan
tanah yang berpotensi
menimbulkan debu pada
saat kegiatan ini.
 Mengoperasikan
kendaraan yang layak
jalan.
1.2 kualitas air
Penurunan Pembuatan PP No 18 th 1999 - menyediakan tempat
kualitas air saluran pengelak, tentanag pengelolaan pembungan limbah
pembuangan limbah b3. - memisahkan limbah
limbah Keputusan Gubernur padat dan limbah cair
Propinsi Jawa Tengah No.
660.I/26/1990 Tentang
Baku Mutu Kualitas Air
di Propinsi Jawa Tengah

2. komponen social ekonomi


Kesempatan Mobilisasi tenaga 1. jumlah tenaga - mengutamakan
kerja kerja yangdibutuhkan penerimaan tenaga kerja
Penutupan objek 2. perekonomian dari warga setempat
wisata gua kreo warga - bekerja sama dengan
depnakes kota semarang
3. biologi
Terganggunya Penebangan UU no 5 tahun 1990 - Penebangan hutan
ekosistem flora hutan, tentang konservasi sesuai dengan
dan fauna penggunaan sumber daya alam peraturan
wilayah sekitar hayatidan ekosistemnya. - Membuat tempat
gua kreo untuk konservasi kera
aktivitas proyek sementara
4. kesehatan masyarakat
Gangguna - pembuatan Uu no 13 th 2003 tentang - bekerja sama dengan
kesehatan accesmad, ketenagakerjaan. pihak asuransi
masyarakat base camp, Uu no 1 th 1970 tentang - membuat tempat
sekitar dan mobilisasi, keselamatan kerja pembuangan limbah
pekerja saluran agar tidak mencemari
pengelak, lingkungan.
cofferdam - menggunakan APD
sesuai standart tenaga
kerja.
Tahap Operasional
1. komponen fisik – kimia
1.1 kualitas udara
Peningkatan - Operasional - SK Gub jateng no 8 - perawatan alat/mesin
emisi dari waduk tahun 2001 tentang - optimalisasi
sumber tidak jatibarang baku mutu udara pemakaian alat
bergerak - pemakaian emisi sumber tidak pengendalian operasi
bahan kimia bergerak - pemakaian alat reduksi
- transportasi - Kep 13
logistic MENLH/3/1995
waduk tentang baku mutu
jatibarang emisi
1.2 Kualitas tanah
Penurunan Operasional - UU no 1 2001 tentang - membuat tembok
kualitas tanah waduk jatibarang Kehutanan pembatas bagian tepi
dan struktur dan pembunagan - PP no 18 th 1999 wilayah proyek agar
tanah limbah tentang pengelolaan tanahnya tidak terkikis
limbah b3 - pengelolaan limbah
yang baik
Peningkatan laju Erosi tanah - - Menanami area sekitar
sedimentasi di karena sebab waduk dengan tanaman
waduk alamiah maupun penahan erosi
antropogenik - Memberikan
pada area yang pemahaman kepada
berdekatan penduduk yang
dengan waduk beraktivitas di daerah
rawan erosi guna
mengurangi kegiatan
yang dapat menjadi
sumber erosi
antropogenik
1.3 kualitas air
Penurunan Penutupan sungai - PP no 18 th 1999 - menyediakan tempat
kualitas air dan pembunagn tentang pengelolaan pembunagn limbah
limbah limbah b3 - memisahkan limbah
padat dan limbah cair
1.4 kebisingan
Peningkatan Operasional - kep 51 menekes/1999 - perawatan alat dan
kadar kebisingan waduk jatibarang mesin
- penggunaan peredam
pada alat yang
mengeluarkan
kebisingan
2. komponen social ekonomi
Peningkatan Membuka usaha - perekonomian warga - memulai usaha di
perekonomian di daerah waduk bidang kuliner dll
warga jatibarang
3. biologi
Peningkatan dan (+) kera tidak - UU no 18 tahun 2009 - perawatan intensif pda
penurunak terganggu oleh tentang kesejahteraan kera
ekosistem flora aktivutas manusia hewan - penyediaan dokter
dan fauna (- ) kera akan - UU no 5 tahun 1990 dikawasan gua kreo
memulai tentang konsevasi - penyediaan klinik
beradapsadi di SDA hayati dan kesehatan untuk kera
lingkungan yang ekosistemnya
baru.
- Operasiaonal
waduk jatibarang
4. kesehatan masyarakat
Peningkatan - sanitasi yang - UU no 36 tentang - perawatan slauran
kesehatan lebih baik kesehatan saluran sanitasi
masyarakat - perawatanmesin
PLTA

4. RPL
Jenis dampak Sumber dampak Tolok ukur RPL
dampak
Sosial  Pengerukan, Persepsi Observasi dan
pengurugan dan masyarakat wawancara, analisis
pemadatan tanah terhadap proyek deskriptif
urugan
 Mobilisasi peralatan
 Pengadaan material
bangunan dan tanah
urugan
Kesehatan - Penggalian, - Jumlah Observasi dan
Masyarakat dan pengerukan, kelurahan wawancara, analisis
Pekerja pengurugan, dan gejala sakit deskriptif
pemadatan lahan masyrakat di
- Semua kegiatan sekitar tapak
konstruksi proyek
- Jumlah dan
intensitas
kasus
kecelakaan
kerja dan
gangguan
kesehatan
pekerja
Kesempatan kerja - adanya proses Jumlah / Observasi dan
dan Pendapatan pembangunan yang prosentase wawancara, analisis
menyebabkan objek masyarakat yang deskriptif
wisata gua kreo ditutup mendapat
untuk umum. kesempatan kerja,
sebagai akibat
kegiatan proyek
Biota Air Sumber penyebab Parameter yang Pengumpulan data
(Plankton, timbulnya dampak adalah dipantau adalah dilakukan dengan
Benthos) penurunan kualitas air biota air pengambilan sampel
akibat kegiatan khususnya plankton dengan alat
pengerukan dan populasi plankton plankton net dan bhentos
pembangunan waduk dan benthos dengan dreuger dan botol
jatibarang sampel. Analisi sampel
dilakukan di laboratorium
dengan identifikasi,
analisis data meliputi
kelimpahan dan indeks
keanekaragaman plankton
dan bhentos
(Flora dan Fauna) penyebab timbulnya - Jumlah, jenis - Pengumpulan data
dampak adalah kegiatan Flora dan secara langsung dan
penghijauan Fauna yang data sekunder
Kegiatan pengurugan yang hilang atau mengenai jumlah
menimbun beberapa jenis direlokasi tumbuhan yang
tanaman dan beberapa akibat tertimbun dan jumlah
rumah penimbunan Fauna yang
- Parameter direlokasi
lingkungan - Metode
yang dipantau pengumpulan dan
adalah jumlah, analisis data
jenis, Inventarisasi jumlah,
keanekaragam jenis dan jarak
an dan sebaran tanaman-tanaman
vegetasi darat penghijau melalui
berupa pengamatan dan
tanaman pencatatan langsung
penghijau pada kawasan
penghijauan. Analisis
evaluasi keberhasilan
pelaksanaan
penghijauan meliputi
:
Jumlah,
jenis dan jarak
tanaman penghijauan
- Prosentase tingkat
keberhasilan :
prosentase luas lahan
yang dihijaukan dan
prosentase
keberhasilan tumbuh
tanaman penghijauan
Hidrooseanografi - Pengerukan Arus (arah dan - Observasi dengan
- Pengurugan dan kecepatan ) menggunakan
pemadatan tanah Gelombang Current meter untuk
urugan (tinggi, periode, memantau arus
arah, dan - Observasi dengan
kecepatan) menggunakan Wave
Pola pasang surut recorder untuk
Laju sedimentasi memantau
Intrusi air asin gelombang
- Pemeruman
(sounding) untuk
memantau
perubahan
kedalaman dasar laut
- Pengamatan pola
pasang surut harian
yang terjadi
- Pengukuran laju
intrusi air asin ke
lapisan tanah
Penurunan muka Dewatering dari tahap Pemantauan langsung
air tanah (MAT) operasional waduk pada sumur pantau
dengan menggunakan
piezometer

Anda mungkin juga menyukai