Anda di halaman 1dari 6

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

BELANJA PENGADAAN VAKSIN RABIES


PADA KEGIATAN PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN RABIES
APBN TAHUN ANGGARAN 2019

1. Latar Belakang : Berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Peternakan dan


Kesehatan Hewan No 977/Kpts/PD 610/F/11/2011 tanggal
22 November 2011, dalam program pengendalian dan
pemberantasan penyakit hewan menular di tingkat nasional,
terdapat 5 (lima) jenis penyakit hewan menular strategis
yang perlu mendapat prioritas dan perhatian khusus dalam
rangka mendukung Program Nasional Peternakan dan
Kesehatan Hewan. Kelima jenis penyakit tersebut adalah
1) Penyakit anjing gila (Rabies);
2) Penyakit influenza unggas (Avian Influenza)
3) Penyakit radang limpa (Antrax) pada ruminansia ;
4) Penyakit sampar babi (Hog Cholera);
5) Penyakit keluron menular (Brucellosis) pada sapi
potong atau sapi perah
Dari kelima jenis penyakit tersebut rabies menjadi penyakit
yang masih sangat meresahkan masyarakat disebabkan
karena bersifat zoonosis (menular pada manusia) dan
mematikan bagi yang terkena.
Provinsi Sumatera Utara merupakan daerah endemis rabies,
dari data Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Utara angka
lyssa (kematian pada manusia) sejak tahun 2010 hingga
Oktober 2018 mencapai 138 orang. Angka kasus gigitan
tahun 2017 mencapai 5.348 kasus dengan lyssa sebanyak 6
orang, sedangkan tahun 2018 hingga bulan Oktober lyssa
mengalami peningkatan sebanyak 8 orang dan kasus
gigitan mencapai 4822 kasus. Untuk kasus positif pada
Hewan Penular Rabies (HPR) berdasarkan laporan
Laboratorium Balai Veteriner Medan ada mengalami
penurunan yang positip, ini menunjukkan bahwa ada
keberhasilan program vaksinasi maupun sosialisasi di
lapangan, namun meningkat kembali di tahun 2018
disebabkan kebutuhan akan cakupan vaksinasi sebesar 70-
80% belum mencukupi dan realisasi cakupan vaksinasi
dilapangan hanya rata rata 20-30% dikarenakan tidak
tercukupinya anggaran vaksin baik di tingkat Pusat, Propinsi
maupun Kabupaten/Kota di Propinsi Sumatera Utara.
Pada awal tahun 2019 ini Laboratorium Balai Veteriner
Medan melaporkan kembali bahwasanya terjadi gigitan
anjing rabies pada manusia di Kabupaten Samosir dan Pulau
Nias, bahkan dari data Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera
Utara pada bulan Januari 2019 sudah ada yang meninggal
manusianya sebanyak 2 orang di Kabupaten Tapanuli
Tengah dan Nias Barat, hal ini sangat memprihatinkan dan
menjadi perhatian semua kalangan.
Pencegahan rabies dapat dilakukan dengan memvaksinasi
hewan peliharaan secara rutin. Vaksinasi idealnya dapat
memberikan perlindungan terhadap hewannya, akan tetapi
seiring berjalannya waktu kadar antibody tubuh hewan akan
menurun, sehingga hewan yang berisiko tinggi terhadap
rabies harus mendapatkan dosis booster (perulangan)
vaksinasi setiap satu tahun sekali.
2. Maksud dan tujuan : a. Maksud dari pengadaan ini adalah melaksanakan
Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Rabies di
Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara sehingga
dapat menurunkan angka kasus penggigitan Hewan
Penular Rabies (HPR).
b. Tujuan Pengadaan ini yaitu :
1. Menurunkan Kasus Lysa (kematian) pada manusia
2. Menjadikan Provinsi Sumatera Utara bebas dari
penyakit rabies pada tahun 2030 sesuai Rapat
Koordinasi PHMS di Surabaya pada bulan
September 2018.
3. Target dan sasaran : Target/sasaran yang dicapai terkait pengadaan ini adalah
Hewan Penular Rabies (HPR)
4. Nama organisasi : Nama Organisasi Penyelenggara/pelaksana pengadaan
pengadaan barang/
Vaksin Rabies Kegiatan Pengendalian dan Penanggulangan
jasa
Penyakit Rabies Program Pemenuhan Pangan Asal Ternak
dan Agribisnis Peternakan Rakyat adalah :
- Satuan Kerja Dinas Ketahanan Pangan dan
Peternakan Propinsi Sumatera Utara Jl. Jenderal
Gatot Subroto No. 255 Km 7 Medan.
- Bidang Kesehatan Hewan
- PA/PPK Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan
Propinsi Sumatera Utara.
5. Sumber dana dan : a. Sumber dana yang diperlukan untuk membiayai
perkiraan biaya
pengadaan DIPA APBN Dinas Ketahanan Pangan dan
Peternakan Provinsi Sumatera Utara Tahun Anggaran
2019 dengan Nomor DIPA 1784.402.001.101.526115
b. Total perkiraan biaya yang diperlukan adalah pagu
anggaran sebesar Rp. 390.000.000,- (Tiga Ratus
Sembilan Puluh Juta Rupiah).
6. Ruang Lingkup : a. Ruang lingkup pekerjaan/ pengadaan ini adalah
pengadaan/lokasi
pengadaan vaksin rabies.
dan data dan fasilitas
penunjang b. Lokasi Pekerjaan/pengadaan ini di Dinas Ketahanan
Pangan dan Peternakan Provinsi Sumatera Utara.
c. Data dan fasilitas yang didapat disediakan oleh PPK
tidak ada
7. Produk yang : Hasil/ produk yang akan dihasilkan dari pengadaan
dihasilkan
terpenuhinya vaksin rabies
8. Rincian Pekerjaan :  TahapPersiapan
Pada tahap ini melakukan identifikasi dan inventarisasi
: data dan informasi untuk mendukung terlaksananya
penyusunan kebijakan, pedoman tekhnis, perancangan
pelaksanaan kegiatan, perancangan monev.
 Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini meliputi seluruh rangkaian kegiatan
pelaksanaan, yaitu pembuatan SK, pendataan populasi
HPR, pelaksanaan pengamatan dini, pelaksanaan
vaksinasi, dan pelaksanaan monitoring dan evaluasi.
 Pembuatan Laporan
Tahap pembuatan laporan dimaksudkan untuk
melaporkan seluruh rangkaian kegiatan yang telah
dilaksanakan dari masing – masing subkomponen input
berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi.
9. Waktu pelaksanaan : Waktu yang diperlukan untuk pelaksaan / pengadaan ini
yang diperlukan
adalah 30 (tiga puluh) hari kalender.

10. Tenaga Ahli yang : - Tenaga ahli yang dibutuhkan adalah Dokter Hewan/
dibutuhkan
SKH sebanyak 1 orang.
- Melampirkan Scan/Fotocopy KTP, Izajah, Surat
:
Keterangan/Pernyataan Kerja, dan membawa dokumen
asli pada saat dilakukan pembuktian.
11. Fasilitas dan syarat : 1. Melampirkan jaminan suplay terhadap keseluruhan
teknis yang
jumlah vaksin dari perusahaan/distributor obat/vaksin
dibutuhkan
peternakan (Dapat dari beberapa perusahaan obat/vaksin
peternakan).
2. Melampirkan jaminan suplay terhadap keseluruhan
jumlah vaksin rabies sebanyak 30.000 dosis dari
perusahaan/distributor obat/vaksin (Dapat dari beberapa
perusahaan obat/vaksin).
3. Apabila surat jaminan berasal dari berasal dari
Distributor/Suplier, menyampaikan surat penunjukan
Distributor/Suplier resmi dari principal.
4. Melampirkan contoh/brosur/gambar yang sesuai dengan
spesifikasi tekhnis yang dipersyaratkan yang bertanda
tangan dan berstempel basah.
5. Memiliki surat izin edar dari Kementerian Pertanian
Republik Indonesia.
6. Permintaan Uji Laboratorium 3 bulan terakhir.
7. Melampirkan surat pernyataan akan mengantar vaksin
sampai ke lokasi (frangko lokasi) dalam keadaan baik,
cukup dan jumlah lengkap.

8. Bersedia mengganti vaksin apabila ada kerusakan/cacat


pada saat diterima atau dilakukan pemeriksaan.
9. Melampirkan izin edar obat – obatan/ vaksin dari
instansi yang berwenang.

12. Syarat Lainnya : 1. Peserta yang berbadan usaha harus memiliki izin SIUP
KLBI 47723 (PERDAGANGAN ECERAN BARANG
FARMASI BUKAN DI APOTIK) / 46691
(PERDAGANGAN BESAR BAHAN DAN BARANG
KIMIA DASAR)
2. Memiliki NPWP dan laporan Pajak Tahun Terakhir
(SPT Tahun 2018)
3. Pengalaman dalam menangani pekerjaan
- Penyediaan barang pada divisi 35 yang sama paling
kurang 1 (satu) pekerjaan dalam kurun waktu 1
(satu) tahun terakhir baik dilingkungan pemerintah
maupun swasta, termasuk pengalaman subkontrak.

- Penyediaan barang sekurang – kurangnya dalam


kelompok grup 352 yang sama paling kurang 1
(satu) pekerjaan dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun
terakhir baik di lingkungan pemerintah maupun
swasta termasuk pengalaman subkontrak.

- Memiliki kantor operasional yang alamatnya


lengkap sesuai dengan hak kepemilikan/sewa,
memiliki surat domisili dengan pemerintah
setempat;

4. Memiliki surat dukungan dari


Principal/Suplier/Distributor, apabila yang
mengeluarkan surat dukungan adalah
Distributor/Suplier harus menyampaikan Surat
Penunjukan Distributor/Suplier resmi dari Principal
lengkap dengan brosur dan stempel basah.
5. Tidak masuk dalam daftar hitam, keikutsertaannya tidak
menimbulkan pertentangan kepentingan pihak yang
terkait, tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak pailit,
kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan dan/atau
yang bertindak untuk dan atas nama Badan Usaha tidak
sedang dalam menjalani sanksi pidana, dan
pengurus/pegawai tidak berstatus Aparatur Sipil Negara,
kecuali yang bersangkutan mengambil cuti diluar
tanggungan Negara.

13. Spesifikasi barang : Spesifikasi barang yang diperlukan, terlampir


14. Laporan : Jenis laporan yang harus diserahkan penyedia kepada
pengguna sebagai bukti hasil pekerjaan adalah:
1. Foto dokumentasi.
2. Berita acara pemeriksaan oleh KPA /Tim Tekhnis yang
ditunjuk KPA Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan
Provinsi Sumatera Utara.
3. Berita acara serah terima barang dari penyedia dengan
penyimpan barang Dinas Ketahanan Pangan dan
Peternakan Provinsi Sumatera Utara.
4. Laporan lain yang dianggap perlu dan menyesuaikan
kondisi lapangan.

DINAS KETAHANAN PANGAN DAN PETERNAKAN


PROVINSI SUMATERA UTARA TA. 2019
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN (PPK)

MUHAMMAD NASIR, SPt, MSi


PENATA TINGKAT I
NIP. 19721212 200604 1 007

Anda mungkin juga menyukai