Anda di halaman 1dari 6

PEMERINTAH KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN

DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS TANEOTOB
Jln…No…Matpunu-Desa Taneotob Kecamatan Nunbena

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


SOSIALISASI BAHAYA GHPR, PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI (PE) DUGAAN
KEJADIANLUAR BIASA (KLB) SESUAI PEDOMAN PE DAN PEMANTAUAN
HARIAN KASUS GHPR

A. PENDAHULUAN
Puskesmas merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya,
sebagai penyelenggara pembangunan kesehatan, Puskesmas Bertanggung jawab
menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan maupun kelompok dan Upaya
kesehatanan masyarakat yang ditinjau dari sistem kesehatan Nasional merupakan
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama (Depkes RI,2009). Pusat Kesehatan
Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas pelayanan Kesehatan
yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan
tingkat pertama,dengan lebih mengutamakan upaya Promotif dan preventif, untuk
mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya
(Perkesmas 43 Tahun 2019).
Dalam menunjang pelayanan di bidang kesehatan maka Pemerintah Kabupaten
Timor Tengah Selatan juga memiliki Visi dan Misi dari Bupati dan Wakil Bupati 2019-
2024 yaitu :
1. Visi
“Mewujudkan Timor Tengah Selatan Sebagai Pusat Pertumbuhan Ekonomi
menuju Masyarakat yang Maju,Adil dan Sejahtera”
2. Misi
a. Meningkatkan Tata Kelola Pemerintahan yang baik, efektif, efisien,dan dan bebas
dari korupsi,kolusi dan nepotisme melalui reformasi birokrasi.
b. Mempercepat Aksebilitas masyarakat terhadap kebutuhan infrastruktur dasar
(Jalan,Jembatan,Perumahan,Listrik,Air bersih dan Irigasi)
c. MeningkatkanKualitassumber daya manusia(Pendidikan,Kesehatan,Gender,Pemuda
dan Penyandang Disabilitas)
d. Meningkatkan pendapatan masyarakat (Pariwisata,Pertanian,Peternakan,
Perindustrian,Perdagangan,Koperasi,UMKM dan BUMDES.)
Dalam mendukung visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati TTS 2019-2024 dan
dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 43 tahun 2019, maka UPT Puskesmas Taneotob
dalam melaksanakan tugas dan fungsinya menyelenggarakan Upaya Kesehatan
Masyarakat Esensial dan upaya kesehatan pengembangan berdasarkan :
1. Visi Puskesmas Taneotob adalah “Menjadi UPT Puskesmas dengan Pelayanan yang
berkualitas menuju masyarakat sehat di wilayah UPT Puskesmas Taneotob”
2. Misi Puskesmas Taneotob adalah :
a) Meningkatkan pelayanan promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif yang
berkualitas
b) Menetapkan sistem Manajemen Mutu secara konsistem dan berkesinambungan
c) Memberdayakan masyarakat untuk lebih mandiri dalam upaya kesehatan
d) Membangun kerjasama lintas program dan lintas setor yang harmonis
3. Motto Puskesmas Taneotob :

“S I A P”
Senyum, Sapa, Salam,Sopan dan Santun kepada semua pengunjung
Informatif : memberikan Iinformasi secara jelas dan mudah difahami kepada semua
pengunjung
Aktif : Aktif dan responsif terhadap pemenuhan kebutuhan dan menindak lanjuti
keluhan semua pengunjung
Peduli : Peduli dan empati terhadap semua pengunjung
4. Tata Nilai Puskesmas Taneotob
Nilai-nilai Dasar Puskesmas Taneotob adalah “ B A P E R ”
Bijaksana : Bijaksana dalam mengambil keputusan dan tindakan
Adil : Adil dalam memberikan pelayanan
Profesional : Profesional dalam bekerja dan bertindak
Efisien : Efesien dalam tindakan dan biaya
Ramah : Ramah dalam melayani masyarakat

B. LATAR BELAKANG
Puskesmas adalah unit pelaksana teknik Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota
yang bertanggung jawab terhadap pembangunan kesehatan diwilayah kerja terhadap
pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya. Puskesmas berperan menyelenggarakan
upaya kesehatan untuk meningkatkan kesadaran,kemauan dan kemampuan hidup sehat
bagi setiap penduduk agar memperoleh derajat kesehatan yang optimal.Dengan demikian
pembangunan berwawasan kesehatan,pusat pemberdayaan kesehatan –strata pertama.
Kejadian luar biasa (KLB) penyakit menular, keracunan makanan, keracunan
bahan berbahaya lainnya masih menjadi masalah kesehatan masyarakat karena dapat
menyebabkan jatuhnya korban kesakitan dan kematian yang besar, menyerap anggaran
biaya yang besar dalam upaya penanggulangannya, berdampak pada sector ekonomi,
pariwisata serta berpotensi menyebar luas lintas kabupaten/kota, provinsi bahkan
internasional yang membutuhkan koordinasi dalam penanggulangannya.
Penyakit rabies atau anjing gila adalah suatu penyakit yang sangat ditakuti dan
dapat menimbulkan kematian. Penyakit ini ditularkan dari hewan yang sudah terkena
virus rabies kepada manusia yang disebut dengan zoonosis. Penyakit rabies ini bersifat
akut dan dapat menularkan dengan secara cepat kepada satu penderita dengan penderita
lain melalui saliva (air liur) penderita yang sudah terkena virus rabies. Penyakit rabies
disebabkan oleh virus rabies dan penularannya kepada manusia dapat terjadi melalui
gigitan hewan penular rabies (HPR) terutama anjing, kucing dan kera. Timbulnya
penyakit ini pada manusia dapat dicegah dengan pemberian vaksinasi anti rabies (VAR)
dan serum anti rabies (SAR) setelah digigit hewan yang menderita rabies (Soeharsono,
2002) Seperti kita ketahui bersama bahwa kebiasaan memelihara anjing, kucing ataupun
monyet yang sebenarnya memiliki suatu resiko yang cukup besar bagi kehidupan
terutama dalam bidang kesehatan yakni berkaitan dengan penularan penyakit rabies.
Kasus klinis rabies pada hewan maupun manusia selalu berakhir dengan kematian.
Penyakit Rabies menimbulkan dampak psikologis seperti kepanikan, kegelisahan,
kekhawatiran, kesakitan dan ketidaknyamanan pada orang-orang yang terpapar. Kerugian
ekonomi yang ditimbulkan pada daerah tertular terjadi karena biaya penyidikan,
pengendalian yang tinggi, serta tingginya biaya postexposure treatment.

C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Deteksi dini kasus penyakit rabies
2. Tujuan Khusus
a. Penemuan dini kasus gigitan anjing, kucing ataupun hewan penular lainnya
b. Penatalaksanaan kasus gigitan anjing, kucing ataupun hewan penular lainnya
c. Pemberian vaksin

D. KEGIATAN POKOK dan RINCIAN KEGIATAN

No Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan


1 Sosialisasi Bahaya GHPR Melakukan sosoalisasi di gereja
2 PE Rabies 1. Melakukan wawancara
2. Melakukan analisa data
3. Melakukan konseling

3 Pemantauan kasus GHPR Melakukan pemantauan terhadap


kasus GHPR
E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN

Kegiatan
No Pelaksana Program Lintas Program Terkait Lintas Sektor Terkait Keterangan
Pokok
1. Menyusun rencana
Sosialisasi kegiatan. Sumber Biaya
Majelis Jemaat
1. Bahaya 2. Menentukan Jadwal Perawat, Bidan, Nutrisionis DAU Spesific
GHPR kegiatan Grant 2023
3. Melakukan sosialisasi
2. PE Penyakit 1. Menyusun rencana 1. Dokter/ Perawat, Bidan RT, Kades, Sumber Biaya
Rabies kegiatan. Melakukan surveilens TNI/POLRI, Camat, DAU Spesific
2. Menentukan Jadwal penyakit Dinas Peternakan dan Grant 2023
kunjungan. 2. Promkes melakukan Kesehatan Hewan
3. Menyiapkan format PE koordinasi untuk
4. Melakukan PE kegiatan konseling
5. Membuat laporan Penyakit Rabies
kegiatan.
3. Pemantauan 1. Menyusun rencana Perawat, Bidan, Nutrisionis RT, Kades, Sumber Biaya
kasus GHPR kegiatan. TNI/POLRI, Camat, DAU Spesific
2. Menentukan Jadwal Dinas Peternakan dan Grant 2023
kegiatan Kesehatan Hewan
3. Melakukan pemantauan

F. SASARAN
Penderita Rabies/yang terkena gigitan anjing dan keluarga

G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


No Kegiatan Bulan Pelaksana
Sosialisasi Perawat, Bidan,
1. Juni 2023
Bahaya GHPR Nutrisionis
2. Penyelidikan Juni 2023 Perawat, Bidan,
Epidemiologi Nutrisionis
3. Pemantauan Juni 2023 Perawat, Bidan,
kasus GHPR Nutrisionis

H. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN dan PELAPORAN


Evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan dilakukan tiap bulan sesuai dengan jadwal
kegiatan, dengan pelaporan hasil kegiatan yang dicapai pada bulan tersebut.

I. PENCATATAN, PELAPORAN dan EVALUASI KEGIATAN


Pencatatan dengan menggunakan format Penyelidikan Epidemiologi yang telah
ditetapkan oleh Kemenkes dan digunakan di UPT Puskesmas Taneotob, evaluasi
dilakukan setiap bulan pada saat rapat mini lokakarya di Puskesmas dan kegiatan ini
dilaksanakan dengan menggunakan dana DAU Spesific Grant Tahun 2023 dengan
perincian terlampir.

J. PEMBIAYAAN
Pembiayaan berasal dari Dana Alokasi Umum (DAU) Spesific Grant Dinas Kesehatan
Kab. TTS Tahun 2023 dengan total pengeluaran sebesar Rp. 3.300.000,- ( Tiga Juta Tiga
Ratus Ribu Rupiah).
K. PENUTUP
Demikian kerangka acuan kegiatan sosialisasi bahaya GHPR, Penyelidikan Epidemiologi
(PE) dugaan Kejadian Luar Biasa (KLB) sesuai pedoman PE dan pemantauan harian
kasus GHPR.

Distujui, Matpunu, 01 Juni 2023


Kepala UPT Puskesmas Taneotob Pengelola program

Nonny L.K. Liunome.,S.Kep.,Ns Nonny L.K. Liunome.,S.Kep.,Ns


NIP : 198903172015031003 NIP : 198903172015031003

Mengetahui :
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Dinas Kesehatan Kab. TTS

Elisabeth Pah, SST, M.Kes


NIP.19700605 198902 2 002
Lampiran :
Perincian Biaya untuk Kegiatan sosialisasi bahaya GHPR, Penyelidikan Epidemiologi (PE)
dugaan Kejadian Luar Biasa (KLB) sesuai pedoman PE dan pemantauan harian kasus GHPR
di wilayah Kerja UPT Puskesmas Taneotob bulan Juni 2023:

1. Sosialisasi Bahaya GHPR


 Uang harian nakes 2 org x 1 hari x 7 lokasi x Rp 150.000 = Rp. 2.100.000
2. Penyelidikan Epidemiologi
 Uang harian nakes 2 org x 2 kss x 1 hari x Rp 150.000 = Rp 600.000
3. Pemantauan GHPR
 Uang harian Nakes 2 org x 1 kss x 2 kl x Rp. 150.000 = Rp. 600.000

Mengetahui
Kepala UPT Puskesmas Taneotob

Nonny L.K. Liunome.,S.Kep.,Ns


NIP : 198903172015031003

Anda mungkin juga menyukai