I. Pendahuluan
Pemberdaayaan Masyarakat adalah prose pembangunan di mana masyarakat berinisiatif
untuk memulai proses kegiatan social untuk memperbaiki situasi dan kondisi diri sendiri.
Pemberdayaan masyarakat hanya bias terjadi apabila masyarakat itu sendiri ikut pula
berpartisipasi dalam kegiatan pencegahan penanggulangan Rabies.
Rabies merupakan salah satu penyakit menular yang ditularkan melalui gigitan hewan
penular Rabies. Penyakit yg disebabkan oleh virus rabies (lyssavirus),menyerang susunan saraf
pusat pada manusia dan hewan berdarah panas.Penyakit ini bersifat zoonotik yaitu dapat
ditularkan dari hewan kemanusia melalui gigitan hewan .Penyakit ini bersifat fatal (Case Fatality
Rate 100%), biasanya selalu berakhir dengan kematian.Adapun hewan penular Rabies yaitu
Anjing,kucing dan Kera/Monyet.
Setiap diketahui adanya kasus GHPR (gigitan hewan penular rabies) segera di tindak
lanjuti dengan melakukan Penyelidikan Epidemiologi (PE) sehingga penyebaraan kasus GHPR
dapat di cegah.
Dalam melaksanakan kegiatan pemberantasan Rabies sangat di perlukan peran serta
masyarakat,baik untuk membantu kelancaran pelaksanaan kegiaatan pemberantasan kasus
Rabies
1
4) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
5) Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996
Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3637);
6) Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1991 tentang Pedoman
Penanggulangan Wabah Penyakit Menular;
7) Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4578);
8) Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor: HK.03.01/60/I/2010
tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2010 –
2014
Koordinasi terpadu Lintas sektor rabies dan kegiatan Orientasi kader kesehatan
merupakan salah satu fungsi manajemen untuk menilai keberhasilan pelaksanaan sektor rabies.
Dilakukan secara rutin dan berkala dan evaluasi dilakukan untuk menilai sejauh mana
pencapaian tujuan, indikator dan target yang telah ditetapkan,dikarenakan Sampai saat ini belum
ada pengobatan yang efektif untuk menyembuhkan rabies namun penyakit ini dapat dicegah
melalui penanganan kasus gigitan hewan penular rabies ( GHPR ) sedini mungkin.
2
d. Indikator Pelayanan
1. Terlaksananya Kegiatan Koordinasi Terpadu Lintas sektor (PUSKESWAN)
Rabies.
2. Terlaksananya Kegiatan Orientasi kader kesehatan di sekolah dan desa untuk
3. pencegahan Rabies
e. Keluaran/ Output
1. Terlaksananya Kegiatan Pertemuan Koordinasi Terpadu Lintas sektor Rabies
2. Terlaksananya Kegiatan Orientasi kader kesehatan di sekolah dan desa untuk
pencegahan Rabies
3. Meningkatnya Capaian Kerja Program serta terlaksananya Kegiatan Upaya
Kesehatan Masyarakat .
III. Tujuan
a.Tujuan Umum
1. Mengetahui potensi penularan dan penyebaran Rabies lebih lanjut serta
penanggulangan yang perlu dilakukan di wilayah sekitar tempat tinggal penderita.
b. Tujuan Khusus
1. Mengetahui adanya penderita dan tersangka kasus Rabies lainya
2. Mengetahui kondisi hewan yang mengigit dalam keadaan mati atau masih hidup
3. Menentukan jenis tindakan yang akan diambil ( Penanggulangan Kasus)
3
b. Melakasnakan Orientasi kader kesehatan di Desa untuk pencegahan Rabies
1. Menyiapkan Materi penyuluhan Rabies
2. Membuat jadwal kegiatan penyuluhan dan surat pemberitahuan ke Desa
3. Melaksanakan penyuluhan di kader kesehatan di Desa
4. Melakukan Tanya jawab
c. Berkerja sama dengan dinas peternakan untuk mencegah terjadinya kasus Rabies
1. Melakukan koordinasi dengan Puskeswan tentang data kasus GHPR yang
terjadi
agar dapat di Data dan dilakukan tindak lanjut pemeriksaan pada hewan penular
Rabies
d. Tempat Pelaksanaan Kegiatan
1. Pelaksanaan kegiatan Koordinasi Terpadu Lintas Sektor Rabies di kantor
Puskeswan
2. Pelaksanaan kegiatan Orientasi kader kesehatan di sekolah untuk pencegahan
Rabies dilakukan di sekolah
3. Pelaksanaan kegiatan Orientasi kader kesehatan di desa untuk pencegahan Rabies
dilakukan di Desa
VI. Sasaran
Masyarakat di wilayah UPTD Puskesmas Ranto Peureulak dan Lintas Sektor
4
b. Biaya
Rencana anggaran kegiatan Koordinasi Terpadu Lintas Sektor Rabies dan Orientasi kader
kesehatan disekolah dan desa untuk pencegahan Rabies dapat dilihat pada tabel dibawah
ini:
5
IX. Pencacatan dan Pelaporan
Penanggung Jawab program Rabies membuat laporan tiap selesai kegiatan dan di laporkan
ke DINKES dan pendanaan di biayai oleh Dana Alokasi Khusus Non Fisik tahun 2022
Demikian Kerangka Acuan Kerja / Term Of reference ( TOR ) dibuat untuk dipergunakan
sebagaimana mestinya
6
KERANGKA ACUAN KERJA (TERM OF REFERENCE)
KEGIATAN DANA ALOKASI KHUSUS NON FISIK
SURVEILANS DAN RESPON KEJADIAN LUAR BIASA
( PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI,PENYAKIT POTENSIAL KLB
DAN PENANGGULANGAN KLB RABIES )
I. Pendahuluan
Rabies merupakan salah satu penyakit menular yang ditularkan melalui gigitan hewan
penular Rabies. Penyakit yg disebabkan oleh virus rabies (lyssavirus),menyerang susunan saraf
pusat pada manusia dan hewan berdarah panas.Penyakit ini bersifat zoonotik yaitu dapat
ditularkan dari hewan kemanusia melalui gigitan hewan .Penyakit ini bersifat fatal (Case Fatality
Rate 100%), biasanya selalu berakhir dengan kematian.Adapun hewan penular Rabies yaitu
Anjing,kucing dan Kera/Monyet.
Setiap diketahui adanya kasus GHPR (gigitan hewan penular rabies) segera di tindak
lanjuti dengan melakukan Penyelidikan Epidemiologi (PE) sehingga penyebaraan kasus GHPR
dapat di cegah.
Dalam melaksanakan kegiatan pemberantasan Rabies sangat di perlukan peran serta
masyarakat,baik untuk membantu kelancaran pelaksanaan kegiaatan pemberantasan kasus
Rabies
7
7) Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4578);
8) Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor: HK.03.01/60/I/2010 tentang
Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2010 – 2014
Penyelidikan Epidemiologi kasus GHPR adalah suatu kegiatan yang dilakukan terhadap
setiap laporan adanya peningkatan kasus gigitan hewan penular Rabies (HPR) .Penyelidikan
diarahkan pada penemuan kasus tambahan gigitan hewan tersangka Rabies lainnya.Dilakukan
secara rutin setiap ada laporan kasus GHPR dan evaluasi dilakukan untuk menilai sejauh mana
pencapaian tujuan, indikator dan target yang telah ditetapkan,dikarenakan Sampai saat ini belum
ada pengobatan yang efektif untuk menyembuhkan rabies namun penyakit ini dapat dicegah
melalui penanganan kasus gigitan hewan penular rabies ( GHPR ) sedini mungkin.
d. Indikator Pelayanan
1. Terlaksananya Kegiatan Penyelidikan Epidemiologi Penyakit potensial KLB dan
Penanggulangan KLB ( kasus GHPR )
e. Keluaran/ Output
1. Terlaksananya Kegiatan Penyelidikan Epidemiologi kasus GHPR
2. Meningkatnya Capaian persentase kasus GHPR yang ditangani sesuai SOP
8
III. Tujuan
a.Tujuan Umum
1. Mengetahui potensi penularan dan penyebaran Rabies lebih lanjut serta
penanggulangan yang perlu dilakukan di wilayah sekitar tempat tinggal penderita.
b. Tujuan Khusus
1. Mengetahui adanya penderita dan tersangka kasus Rabies lainya
2. Mengetahui kondisi hewan yang mengigit dalam keadaan mati atau masih hidup
3. Menentukan jenis tindakan yang akan diambil ( Penanggulangan Kasus)
9
c. Penyelidikan Epidemiologi kasus GHPR
1. Melakukan koordinasi dengan kepala desa dan kader tentang rencana pelaksanaan
kegiatan
2. Melakukan Kunjungan Rumah mendata jenis GHPR
3. Melihat Kondisi Pasien dan Hewan pengigit masih hidup atau tidak
4. Membuat laporan kegiatan
VII. Sasaran
Masyarakat di wilayah UPTD Puskesmas Ranto Peureulak
BULAN
NO URAIAN KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Penyelidikan Epidemiologi
1 V V V V V V V V V V V V
kasus GHPR
Nb. Setiap bulan bila ada kasus
IX. Biaya
Rencana anggaran kegiatan Penyelidikan Epidemiologi,Penyakit Potensial KLB dan
Penanggulangan KLB kasus GHPR dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
10
X. Monitoring Evaluasi Pelaksanaan
Monitoring dan Evaluasi dilakukan oleh Penanggung jawab Program Rabies terhadap
ketepatan pelaksanaan kegiatan apakah sesuai jadwal pelaksanaan kegiatan dan kegiatan ini
dilakukan dalam bentuk umpan balik kepetugas Program lainnya
11