Anda di halaman 1dari 11

KERANGKA ACUAN KERJA (TERM OF REFERENCE)

KEGIATAN DANA ALOKASI KHUSUS NON FISIK PROGRAM RABIES


PEMBERDAYAAN MASYARAKAT UNTUK P2P ( ORIENTASI/PEMBEKALAN
KADER KESEHATAN UNTUK P2P DAN KOORDINASI TERPADU LINTAS SEKTOR
P2P TINGKAT PUSKESMAS )

I. Pendahuluan
Pemberdaayaan Masyarakat adalah prose pembangunan di mana masyarakat berinisiatif
untuk memulai proses kegiatan social untuk memperbaiki situasi dan kondisi diri sendiri.
Pemberdayaan masyarakat hanya bias terjadi apabila masyarakat itu sendiri ikut pula
berpartisipasi dalam kegiatan pencegahan penanggulangan Rabies.
Rabies merupakan salah satu penyakit menular yang ditularkan melalui gigitan hewan
penular Rabies. Penyakit yg disebabkan oleh virus rabies (lyssavirus),menyerang susunan saraf
pusat pada manusia dan hewan berdarah panas.Penyakit ini bersifat zoonotik yaitu dapat
ditularkan dari hewan kemanusia melalui gigitan hewan .Penyakit ini bersifat fatal (Case Fatality
Rate 100%), biasanya selalu berakhir dengan kematian.Adapun hewan penular Rabies yaitu
Anjing,kucing dan Kera/Monyet.
Setiap diketahui adanya kasus GHPR (gigitan hewan penular rabies) segera di tindak
lanjuti dengan melakukan Penyelidikan Epidemiologi (PE) sehingga penyebaraan kasus GHPR
dapat di cegah.
Dalam melaksanakan kegiatan pemberantasan Rabies sangat di perlukan peran serta
masyarakat,baik untuk membantu kelancaran pelaksanaan kegiaatan pemberantasan kasus
Rabies

II. Latar Belakang


a. Dasar Hukum
1) Undang-undang RI Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan;
2) Undang-undang RI Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan
Negara.;
3) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4437) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaga Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4844);

1
4) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
5) Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996
Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3637);
6) Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1991 tentang Pedoman
Penanggulangan Wabah Penyakit Menular;
7) Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4578);
8) Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor: HK.03.01/60/I/2010
tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2010 –
2014

b. Gambaran Umum Singkat


Rabies merupakan salah satu penyakit zoonosis yang masih menjadi masalah kesehatan
masyarakat di Indonesia, mengingat dampak rabies terhadap kesehatan dan kondisi psikologis
masyarakat yang cukup besar serta memiliki dampak terhadap perekonomian khususnya bagi
daerah – daerah pariwisata yang tertular rabies, maka upaya pengendalian penyakit perlu
dilaksanakan seintensif mungkin untuk mewujudkan Indonesia bebas rabies.
Penyakit ini bersifat zoonotik yaitu penyakit dapat ditularkan dari hewan ke manusia
melalui gigitan hewan penular rabies.

c. Alasan Kegiatan Dilaksanakan

Koordinasi terpadu Lintas sektor rabies dan kegiatan Orientasi kader kesehatan
merupakan salah satu fungsi manajemen untuk menilai keberhasilan pelaksanaan sektor rabies.
Dilakukan secara rutin dan berkala dan evaluasi dilakukan untuk menilai sejauh mana
pencapaian tujuan, indikator dan target yang telah ditetapkan,dikarenakan Sampai saat ini belum
ada pengobatan yang efektif untuk menyembuhkan rabies namun penyakit ini dapat dicegah
melalui penanganan kasus gigitan hewan penular rabies ( GHPR ) sedini mungkin.

Dalam pelaksanaan koordinasi lintas sektor dengan PUSKESWAN sangat diperlukan


koordinasi, integrasi seluruh lintas sektor kesehatan, selain itu system pencatatan dan pelaporan
baku yang dilaksanakan dengan baik dan benar. Data yang dikumpulkan harus valid yaitu akurat,
lengkap dan tepat waktu sehingga memudahkan dalam pengolahan dan analisis. Data program
Rabies saat ini menggunakan system pelaporan rabies setiap bulan, ini merupakan system
pencatatan baku yang harus dipelajari dan dikuasai oleh seluruh petugas rabies.

2
d. Indikator Pelayanan
1. Terlaksananya Kegiatan Koordinasi Terpadu Lintas sektor (PUSKESWAN)
Rabies.
2. Terlaksananya Kegiatan Orientasi kader kesehatan di sekolah dan desa untuk
3. pencegahan Rabies

e. Keluaran/ Output
1. Terlaksananya Kegiatan Pertemuan Koordinasi Terpadu Lintas sektor Rabies
2. Terlaksananya Kegiatan Orientasi kader kesehatan di sekolah dan desa untuk
pencegahan Rabies
3. Meningkatnya Capaian Kerja Program serta terlaksananya Kegiatan Upaya
Kesehatan Masyarakat .

III. Tujuan
a.Tujuan Umum
1. Mengetahui potensi penularan dan penyebaran Rabies lebih lanjut serta
penanggulangan yang perlu dilakukan di wilayah sekitar tempat tinggal penderita.
b. Tujuan Khusus
1. Mengetahui adanya penderita dan tersangka kasus Rabies lainya
2. Mengetahui kondisi hewan yang mengigit dalam keadaan mati atau masih hidup
3. Menentukan jenis tindakan yang akan diambil ( Penanggulangan Kasus)

IV. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan


a. Kegiatan Luar gedung Program Rabies
a. Melaksanakan Orientasi kader kesehatan di sekolah dan di Desa untuk
pencegahan Rabies
b. Berkerja sama dengan dinas peternakan ( Puskeswan ) untuk mencegah terjadinya
kasus Rabies

V. Cara Melaksanakan Kegiatan


a. Melaksanakan Orientasi kader kesehatan di sekolah untuk pencegahan Rabies
1. Menyiapkan Materi penyuluhan Rabies
2. Membuat jadwal kegiatan penyuluhan dan surat pemberitahuan ke sekolah
3. Melaksanakan penyuluhan di kader kesehatan di sekolah
4. Melakukan Tanya jawab

3
b. Melakasnakan Orientasi kader kesehatan di Desa untuk pencegahan Rabies
1. Menyiapkan Materi penyuluhan Rabies
2. Membuat jadwal kegiatan penyuluhan dan surat pemberitahuan ke Desa
3. Melaksanakan penyuluhan di kader kesehatan di Desa
4. Melakukan Tanya jawab
c. Berkerja sama dengan dinas peternakan untuk mencegah terjadinya kasus Rabies
1. Melakukan koordinasi dengan Puskeswan tentang data kasus GHPR yang
terjadi
agar dapat di Data dan dilakukan tindak lanjut pemeriksaan pada hewan penular
Rabies
d. Tempat Pelaksanaan Kegiatan
1. Pelaksanaan kegiatan Koordinasi Terpadu Lintas Sektor Rabies di kantor
Puskeswan
2. Pelaksanaan kegiatan Orientasi kader kesehatan di sekolah untuk pencegahan
Rabies dilakukan di sekolah
3. Pelaksanaan kegiatan Orientasi kader kesehatan di desa untuk pencegahan Rabies
dilakukan di Desa

VI. Sasaran
Masyarakat di wilayah UPTD Puskesmas Ranto Peureulak dan Lintas Sektor

VII. Jadwal Pelaksana Kegiatan


a. Pelaksanaan Kegiatan Koordinasi terpadu Lintas Sektor Rabies dan Orientasi kader
kesehatan di sekolah dan desa untuk pencegahan Rabies dengan jadwal kegiatan
sebagai berikut:
BULAN
NO URAIAN KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Koordinasi Terpadu Lintas
Program/Lintas Sektor
1 Pencegahan dan pengendalian V V V V
penyakit tingkat Puskesmas
(Rabies)
Orientasi kader kesehatan untuk
2 P2P di sekolah untuk V V
pencegahan rabies
Orientasi kader kesehatan untuk
3 P2P di Desa untuk pencegahan V V
rabies
Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

4
b. Biaya
Rencana anggaran kegiatan Koordinasi Terpadu Lintas Sektor Rabies dan Orientasi kader
kesehatan disekolah dan desa untuk pencegahan Rabies dapat dilihat pada tabel dibawah
ini:

Tabel 2. Rincian Anggaran Kegiatan


KOORDINASI TERPADU LINTAS PROGRAM RABIES
RINCIAN PERHITUNGAN
PROGRAM UPAYA
Harga JUMLAH
KESEHATAN MASYARAKAT
Volume Satuan Satuan
Biaya Bantuan Transport        
Biaya Transport Petugas ke
Puskeswan (1 x 4 kali x 1 hr) 4 Keg 165.000 660.000
       
JUMLAH
      660.000

ORIENTASI KADER KESEHATAN DI SEKOLAH DAN DI DESA UNTUK


PENCEGAHAN RABIES
RINCIAN PERHITUNGAN
PROGRAM UPAYA
Harga JUMLAH
KESEHATAN MASYARAKAT
Volume Satuan Satuan
Biaya Bantuan Transport        
Biaya Transport Petugas ke Sekolah
(1 x 32 kali x 1 hr) 32 Keg 65.000 2.080.000
Biaya Transport Petugas ke Desa
(1 x 23 kali x 1 hr) 23 Keg 65.000 1.495.000
Biaya Publikasi
Spanduk 1 Lbr 245.000 245.000
Leaflet 100 Lbr 2500 250.000
       
JUMLAH
      4.070.000

VIII. Monitoring Evaluasi Pelaksanaan


Monitoring dan Evaluasi dilakukan oleh Penanggung jawab Program Rabies terhadap
ketepatan pelaksanaan kegiatan apakah sesuai jadwal pelaksanaan kegiatan dan kegiatan ini
dilakukan dalam bentuk umpan balik kepetugas Program lainnya

5
IX. Pencacatan dan Pelaporan
Penanggung Jawab program Rabies membuat laporan tiap selesai kegiatan dan di laporkan
ke DINKES dan pendanaan di biayai oleh Dana Alokasi Khusus Non Fisik tahun 2022
Demikian Kerangka Acuan Kerja / Term Of reference ( TOR ) dibuat untuk dipergunakan
sebagaimana mestinya

Ranto Peureulak, 4 Januari 2021

KEPALA UPTD PUSKESMAS RANTO PEUREULAK


KABUPATEN ACEH TIMUR

INDRA KESUMA ,SSiT,MKM


NIP. 19760220 200312 003

6
KERANGKA ACUAN KERJA (TERM OF REFERENCE)
KEGIATAN DANA ALOKASI KHUSUS NON FISIK
SURVEILANS DAN RESPON KEJADIAN LUAR BIASA
( PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI,PENYAKIT POTENSIAL KLB
DAN PENANGGULANGAN KLB RABIES )

I. Pendahuluan
Rabies merupakan salah satu penyakit menular yang ditularkan melalui gigitan hewan
penular Rabies. Penyakit yg disebabkan oleh virus rabies (lyssavirus),menyerang susunan saraf
pusat pada manusia dan hewan berdarah panas.Penyakit ini bersifat zoonotik yaitu dapat
ditularkan dari hewan kemanusia melalui gigitan hewan .Penyakit ini bersifat fatal (Case Fatality
Rate 100%), biasanya selalu berakhir dengan kematian.Adapun hewan penular Rabies yaitu
Anjing,kucing dan Kera/Monyet.
Setiap diketahui adanya kasus GHPR (gigitan hewan penular rabies) segera di tindak
lanjuti dengan melakukan Penyelidikan Epidemiologi (PE) sehingga penyebaraan kasus GHPR
dapat di cegah.
Dalam melaksanakan kegiatan pemberantasan Rabies sangat di perlukan peran serta
masyarakat,baik untuk membantu kelancaran pelaksanaan kegiaatan pemberantasan kasus
Rabies

II. Latar Belakang


a. Dasar Hukum
1) Undang-undang RI Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan;
2) Undang-undang RI Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan
Negara.;
3) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)
sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2008 (Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
4) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
5) Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3637);
6) Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1991 tentang Pedoman
Penanggulangan Wabah Penyakit Menular;

7
7) Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4578);
8) Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor: HK.03.01/60/I/2010 tentang
Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2010 – 2014

b. Gambaran Umum Singkat


Rabies merupakan salah satu penyakit zoonosis yang masih menjadi masalah kesehatan
masyarakat di Indonesia, mengingat dampak rabies terhadap kesehatan dan kondisi psikologis
masyarakat yang cukup besar serta memiliki dampak terhadap perekonomian khususnya bagi
daerah – daerah pariwisata yang tertular rabies, maka upaya pengendalian penyakit perlu
dilaksanakan seintensif mungkin untuk mewujudkan Indonesia bebas rabies.
Penyakit ini bersifat zoonotik yaitu penyakit dapat ditularkan dari hewan ke manusia
melalui gigitan hewan penular rabies.

c. Alasan Kegiatan Dilaksanakan

Penyelidikan Epidemiologi kasus GHPR adalah suatu kegiatan yang dilakukan terhadap
setiap laporan adanya peningkatan kasus gigitan hewan penular Rabies (HPR) .Penyelidikan
diarahkan pada penemuan kasus tambahan gigitan hewan tersangka Rabies lainnya.Dilakukan
secara rutin setiap ada laporan kasus GHPR dan evaluasi dilakukan untuk menilai sejauh mana
pencapaian tujuan, indikator dan target yang telah ditetapkan,dikarenakan Sampai saat ini belum
ada pengobatan yang efektif untuk menyembuhkan rabies namun penyakit ini dapat dicegah
melalui penanganan kasus gigitan hewan penular rabies ( GHPR ) sedini mungkin.

Dalam pelaksanaan kegiatan Penyelidikan Epidemiologi kasus GHPR sangat diperlukan


koordinasi, integrasi seluruh Masyarakat,lintas sektor dan lintas program kesehatan,selain itu
untuk penanggulangan Rabies yang bertujuan untuk mencegah dan membatasi penularan
penyakit Rabies.Data yang dikumpulkan harus valid yaitu akurat, lengkap dan tepat waktu
sehingga memudahkan dalam pengolahan dan analisis. Data program Rabies saat ini
menggunakan system pelaporan rabies setiap bulan, ini merupakan system pencatatan baku yang
harus dipelajari dan dikuasai oleh seluruh petugas rabies.

d. Indikator Pelayanan
1. Terlaksananya Kegiatan Penyelidikan Epidemiologi Penyakit potensial KLB dan
Penanggulangan KLB ( kasus GHPR )

e. Keluaran/ Output
1. Terlaksananya Kegiatan Penyelidikan Epidemiologi kasus GHPR
2. Meningkatnya Capaian persentase kasus GHPR yang ditangani sesuai SOP

8
III. Tujuan
a.Tujuan Umum
1. Mengetahui potensi penularan dan penyebaran Rabies lebih lanjut serta
penanggulangan yang perlu dilakukan di wilayah sekitar tempat tinggal penderita.

b. Tujuan Khusus
1. Mengetahui adanya penderita dan tersangka kasus Rabies lainya
2. Mengetahui kondisi hewan yang mengigit dalam keadaan mati atau masih hidup
3. Menentukan jenis tindakan yang akan diambil ( Penanggulangan Kasus)

IV. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan


a. Kegiatan dalam gedung Program Rabies
1. Melakukan penyuluhan tentang penangan Rabies
2. Melaksanakan tatalaksana penanganan kasus GHPR
3. Pelayanan Imunisasi Rabies bagi pasien kasus GHPR
b. Kegiatan luar gedung Program Rabies
1. Penyelidikan Epidemiologi Kasus GHPR
2. Melaksanakan Orientasi kader kesehatan di sekolah dan di Desa untuk pencegahan
Rabies
3. Berkerja sama dengan dinas peternakan untuk mencegah terjadinya kasus Rabies

V. Cara Melaksanakan Kegiatan


Kegiatan Penyelidikan Epidemiologi kasus GHPR dilakukan terhadap setiap laporan
adanya peningkatan kasus gigitan hewan penular Rabies (HPR).Penyelidikan diarahkan pada
penemuan kasus tambahan gigitan hewan tersangka Rabies lainnya yang terjadi di wilayah
UPTD Puskesmas Ranto agar dapat di data dan dilakukan tindak lanjut pemeriksaan pada hewan
penular Rabies
Metode yang digunakan dalam kegiatan ini meliputi :
a. Pengusulan kebutuhan Vaksin Rabies ke Dinkes melalui bagian Kefarmasian
b. Melakukan tatalaksana penanganan kasus GHPR
1. Pemeriksaan pasien gigitan hewan oleh dokter
2. Melakukan cuci luka di air mengalir dengan sabun selama ± 15 menit
3. Melakukan penanganan Luka sesuai kondisi luka
4. Pemberian Vaksinasi Rabies pada lengan kiri/kanan secara IM sesuai dosis
5. Pasien diregister dan diberikan jadwal penyuntikan Ulangan

9
c. Penyelidikan Epidemiologi kasus GHPR
1. Melakukan koordinasi dengan kepala desa dan kader tentang rencana pelaksanaan
kegiatan
2. Melakukan Kunjungan Rumah mendata jenis GHPR
3. Melihat Kondisi Pasien dan Hewan pengigit masih hidup atau tidak
4. Membuat laporan kegiatan

VI. Tempat Pelaksanaan Kegiatan


Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan di desa yang berada di wilayah UPTD Puskesmas
Ranto Peureulak

VII. Sasaran
Masyarakat di wilayah UPTD Puskesmas Ranto Peureulak

VIII. Jadwal Kegiatan


Pelaksanaan Jadwal kegiatan Penyelidikan Epidemiologi,Penyakit Potensial KLB dan
Penanggulangan KLB kasus GHPR

BULAN
NO URAIAN KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Penyelidikan Epidemiologi
1 V V V V V V V V V V V V
kasus GHPR
Nb. Setiap bulan bila ada kasus

IX. Biaya
Rencana anggaran kegiatan Penyelidikan Epidemiologi,Penyakit Potensial KLB dan
Penanggulangan KLB kasus GHPR dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 2. Rincian Anggaran Kegiatan


KOORDINASI TERPADU LINTAS PROGRAM RABIES
RINCIAN PERHITUNGAN
PROGRAM UPAYA
Harga JUMLAH
KESEHATAN MASYARAKAT
Volume Satuan Satuan
Biaya Bantuan Transport        
Biaya Transport Petugas ke desa
kunjungan rumah (2 x 3 kali x 10
kasus ) 60 Keg 65.000 3.900.000
       
JUMLAH
      3.900.000

10
X. Monitoring Evaluasi Pelaksanaan
Monitoring dan Evaluasi dilakukan oleh Penanggung jawab Program Rabies terhadap
ketepatan pelaksanaan kegiatan apakah sesuai jadwal pelaksanaan kegiatan dan kegiatan ini
dilakukan dalam bentuk umpan balik kepetugas Program lainnya

XI. Pencacatan dan Pelaporan


Penanggung Jawab program Rabies membuat laporan tiap selesai kegiatan dan di laporkan
ke DINKES dan pendanaan di biayai oleh Dana Alokasi Khusus Non Fisik tahun 2022
Demikian Kerangka Acuan Kerja / Term Of reference ( TOR ) dibuat untuk dipergunakan
sebagaimana mestinya

Ranto Peureulak, 04 Januari 2021

KEPALA UPTD PUSKESMAS RANTO PEUREULAK


KABUPATEN ACEH TIMUR

INDRA KESUMA ,SSiT,MKM


NIP. 19760220 200312 003

11

Anda mungkin juga menyukai