Anda di halaman 1dari 2

SOP SURVEILANS EPIDEMIOLOGI

NAMA SOP PENGAMBILAN SPESIMEN TINJA KASUS AFP (ACUTE


FLACCID PARALYSIS)

SATUAN KERJA PUSKESMAS


DINAS KESEHATAN KABUPATEN PANGANDARAN
NOMOR SOP
TANGGAL SOP
1. PEMBUATAN : 1 juni 2014
2. REVISI :
3. PEMBERLAKUAN :
PENGESAHAN OLEH : KEPALA PUSKESMAS
PEJABAT YANG
BERWENANG
DASAR HUKUM : • Undang – Undang No: 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan
• Kepmenkes : 1116 / MENKES/ SK/VIII/2003 Tentang
Pedoman Penyelenggaraan Sistem Surveilans
Epidemiologi Kesehatan
• Kepmenkes : 483/ MENKES/ SK/IV/2007 Tentang
Pedoman Surveilans Acute Flaccid Paralysis
• International Health Regulation 2005

KUALIFIKASI PERSONEL : Pendidikan minimal SPK atau D3 Kesehatan


PERALATAN & 1. Pot tinja 2 buah bertutup ulir
PERLENGKAPAN 2. Kantong platik ukuran pot tinja (2 buah)
3. Kantong plastik besar (1 buah)
4. AFP Spesimen Carrier / Vaccine carrier
5. Cool pack
6. format FP1.
7. Kertas label (2 buah)
8. alat tulis (ballpoint / spidol)
URAIAN SOP
1. Spesimen yang diperlukan dari penderita AFP adalah spesimen tinja anak usia < 15
tahun, namun tidak semua kasus AFP yang dilacak harus dikumpulkan spesimen
tinjanya.
2. Segera setelah dinyatakan sebagai kasus AFP, dilakukan pengumpulan 2 spesimen
tinja dengan tenggang waktu pengumpulan antara spesimen pertama dan kedua
minimal 24 jam.
3. Pengumpulan 2 spesimen diupayakan dalam kurun waktu 14 hari pertama setelah
kelumpuhan
4. Pengumpulan spesimen dengan menggunakan pot tinja
5. Penderita diminta untuk BAB diatas kertas atau bahan lain yang bersih agar tidak
terkontaminasi dan mudah diambil. Ambil tinja sebanyak ± 8 grm (kira – kira
sebanyak 1 ruas ibu jari orang dewasa). Bila penderita AFP sedang diare, maka ambil
spesimen tinja sebanyak 1 sedok makan.
6. Masukan tiap spesimen kedalam pot tinja yang telah disiapkan, tutup rapat,
kemudian rekatkan dengan cellotape pada batas tutup dan badan pot tinja.
7. Beri label masing – masing pot tinja dengan menggunakan tinta tahan air yang
mencantumkan nomor epid, nama penderita dan tanggal pengambilan spesimen.
8. Lapisi label dengan cellotape agar tidak mudah lepas, tetapi tetap terbaca.
9. Setiap pot tinja dimasukkan ke dalam kantong plastik kecil, kemudian dibungkus
keduanya dalam satu kantong plastik besar.
10. Selanjutnya spesimen dimasukkan ke dalam spesimen carrier yang telah diberi cold
packs, sehingga suhu dapat dipertahankan antara 2˚ - 8˚ C sampai di laboratorium
pemeriksa (Biofarma).
11. Letakkan spesimen sedemikian rupa sehingga spesimen tidak terguncang guncang.
12. Spesimen harus tiba di laboratorium paling lambat 3 hari setelah pengemasan.
13. Bila diperkirakan akan dikirim < 3 hari setelah pengemasan, maka simpanlah di
lemari es pada suhu 2˚ - 8˚ C
14. Bila diperkirakan baru dapat dikirim > 3 hari setelah pengemasan, maka simpanlah di
freezer.
15. Setiap pengiriman spesimen tinja, harus disertai dengan pengisian formulir FP1.

Anda mungkin juga menyukai