Anda di halaman 1dari 12

Persepsi Remaja Perokok Pada Promosi Produk Rokok Di Kawasan GOR

Satria Purwokerto

Perceptions Of Adolescent Smoker In The Promotion Of Tobacco Products


In The Satria Sport Building Purwokerto

Feri Yuda Anggara, Sotyania Wardhianna, dan Heryanto


Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu-Ilmu Kesehatan
Universitas Jenderal Soedirman
Feriyudha90@ gmail.com, 08112120690

ABSTRAK
Kebiasaan merokok merupakan hal yang sangat merugikan bagi kesehatan dan kelangsungan
hidup manusia. Remaja memiliki risiko tinggi terhadap gangguan tingkah laku salah satunya
adalah perilaku merokok. Promosi produk rokok yang gencar dilakukan oleh industri rokok
memiliki pengaruh terhadap aspek perilaku remaja. Tujuan penelitian ini adalah menggambarkan
persepsi remaja perokok usia 12-24 tahun pada promosi produk rokok di kawasan GOR Satria
Purwokerto. Desain penelitian menggunakan metode kualitatif. Subyek penelitian terdiri dari 5
informan utama dan 3 informan pendukung. Teknik penentuan subyek penelitian dilakukan secara
purposive. Teknik pengambilan data adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data
meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil
penelitian menunjukan remaja perokok memiliki pengetahuan tentang promosi produk rokok.
Alasan informan tetap merokok karena efek ketagihan dari nikotin, menghindari mati gaya serta
termotivasi oleh iklan rokok. Remaja subyek penelitian memiliki pengalaman mengunjungi atau
melaksanakan kegiatan yang didalamnya terdapat promosi produk rokok seperti spanduk serta
penawaran langsung dari Sales Promotion Girl (SPG). Citra lelaki sejati, gaul, jantan serta jargon-
jargon dalam promosi produk rokok menjadikan motivasi remaja perokok tetap merokok.
Simpulan penelitian yaitu remaja perokok memiliki pengetahuan tentang jenis promosi produk
rokok. Remaja merokok karena adanya motivasi akibat paparan dari segala bentuk promosi produk
rokok. Bagi institusi pendidikan perlu diupayakan membangun kemitraan dengan pemerintah
daerah untuk mebuat kebijakan tentang pengaturan segala bentuk promosi produk rokok
Kata kunci : Persepsi, Promosi produk, Remaja

ABSTRACT
Smoking is very harmful for health and human survival. Adolescents are in high risk of behavioral
disturbances, such as smoking behavior. Vigorous promotion of tobacco products by tobacco
industry have an influence on behavior aspects of adolescents. The aims of this study is describe
the perceptions of adolescent smoker aged 12-24 years old in the promotion of tobacco products in
the satria sport buiding, Purwokerto. The study design using qualitative methods. The subjects of
this study consisted of five key informants and three supporting informants. The subjects of this
research are determined purposively. Data collective techniques were interviews, observation, and
documentation. Data analysis includes data collection, reduction, data display, and conclusion
drawing. The result of this study showed that all informants are know about the promotion of
tobacco products. Informant still smoking because of the addictive effects of nicotine, avoiding off
style and motivated by the cigarette advertising. Informants have experience of visiting or carrying
out activities in which there is promotion of tobacco product such as banners and a direct quote
from Sales Promotion Girl (SPG). The image of cool, brave, real man, and other jargons in the
promotion of tobacco products become motivation for the informants to keep smoking. The
conclusion is that adolescence smoker have know about the promotion of tobacco products. The
educational institutions need to build partnerships with local governments to create policy on
setting the form of tobacco product promotion.
Key word: Adolescence, Perception, Product promotion
PENDAHULUAN
Kebiasaan merokok merupakan hal yang sangat merugikan bagi kesehatan dan
kelangsungan hidup manusia. Angka kesakitan dan kematian yang disebabkan
oleh merokok ini cenderung meningkat di seluruh dunia, terutama di negara-
negara yang sedang berkembang.
Data riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan bahwa
prevalensi merokok secara nasional adalah 24,3%. Prevalensi merokok menurut
jenis kelamin, dimana prevalensi pada laki-laki 47,3% dan perempuan 1,2%.
Menurut kelompok umur, prevalensi tertinggi pada usia 30-34 tahun sebesar
32,2%, sedangkan pada usia muda/ perokok pemula (≤ 19 tahun) sebesar 13,4%.
(Kemenkes RI, 2019).
Masa remaja merupakan masa dimana seorang individu mengalami peralihan
dari masa kanak-kanak memasuki pada kehidupan masa dewasa dan mengalami
perubahan baik emosi, tubuh, minat, pola perilaku, dan juga penuh dengan
masalah-masalah (Dariyo, 2004). Gangguan tingkah laku atau permasalahan yang
sering terjadi pada remaja salah satunya adalah perilaku merokok.
Promosi produk rokok yang gencar dilakukan oleh industri rokok memiliki
pengaruh yang besar terhadap aspek perilaku remaja. Chotidjah (2012)
menyatakan bahwa responden telah melihat iklan tentang produk rokok yang
berpengaruh pada perilaku merokok dan televisi sebagai media informasi yang
paling banyak diakses oleh mereka.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Duana (2017), menyatakan terjadi
kecendrungan perilaku merokok pada remaja setelah melihat iklan rokok terutama
iklan rokok di billboard yang dipasang di tempat-tempat umum. Paparan iklan
televisi memiliki pengaruh yang kuat terhadap perilaku pernah mencoba merokok.
Terdapat kesan positif setelah melihat iklan rokok dengan perilaku pernah
mencoba merokok.
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut peneliti ingin mengetahui lebih
lanjut persepsi remaja perokok pada promosi produk rokok di kawasan GOR
Satria Purwokerto.
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif
dimana yang dihasilkan adalah data deskriptif. Penelitian ini bermaksud
mengetahui gambaran persepsi remaja perokok pada promosi produk rokok.
Penelitian dilakukan dikawasan GOR Satria Purwokerto. Subyek penelitian
terdiri dari 5 (lima) informan utama dan 3 (tiga) informan pendukung. Informan
utama merupakan remaja perokok yang berumur 12-24 tahun dengan kebiasaan
merokok minimal 1-4 batang perhari secara rutin. Informan pendukung terdiri dari
2 sales promotion girl (SPG) dan 1 teman sebaya yang tidak merokok. Instrumen
yang digunakan adalah pedoman wawancara dan alat perekam suara/
dokumentasi, teknik pengumpulan data melalui proses wawancara dan observasi.
Analisis data yang digunakan yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian
data serta penarikan kesimpulan (Sugiyono, 2017).

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Penelitian
1. Karakteristik informan Utama
Tabel 1. Karakteristik informan utama
Umur Pendidikan Pekerjaan
No Nama (informan ke-) Alamat
(tahun) sekarang sekarang
1. ADR (informan 1) Grendeng 16 SMP Lulusan SMP
2. RSK (informan 2) Mersi 16 SMK Pelajar SMK
3 YSH (informan 3) Purwokerto 17 SMK Pelajar SMK
4 FAI (informan 4) Klaten 20 S1 Mahasiswa
5. IFN (informan 5) Dukuh waluh 17 SMK Pelajar SMK
2. Karakteristik informan pendukung
Tabel 2. Karakteristik informan pendukung
Nama (informan Umur
No Alamat Pendidikan Pekerjaan
pendukung ke-) (tahun)
1. VN Purwokerto 22 S1 Mahasisiwi,
(informan pendukung ke 1) SPG
2. WLN Perumahan 22 S1 Mahasiswi,
(informan pendukung ke 2) Teluk SPG
3 FRSY Purwokerto 16 SMK Pelajar
(informan pendukung ke 3) Timur
3. Pengetahuan informan tentang promosi produk rokok
Tabel 3.1 Matriks Pengetahuan Informan Tentang Jenis Promosi Produk
Rokok.
No Informan Pengetahuan tentang jenis promosi Dimana biasanya
produk rokok melihat promosi
produk rokok
1 ADR Iklan, pamflet, acara-acara seperti di di tv, dijalan-jalan itu
(informan 1) GOR seperti Band banyak
2 RSK Bisa lewat sponsor , iklan –iklan di di televise, di pinggir
(informan 2) televisi, di pinggir trotoar ya trotoar
spanduk-spanduk, Baliho, pedagang
kaki lima.
3 YSH Melalui multimedia seperti di tv, di tv, dipinggir jalan,
(informan 3) spanduk, baliho dipapan yang di warung-warung
ditempel di jalan, poster di warung,
event
4 FAI Promosi produk rokok lewat iklan- di tv, radio, dijalan
(informan 4) iklan di tv,denger lewat radio, event-
event
5 IFN Iklan dipapan reklame, televisi, di GOR.. terus alun-
(informan 5) event-event band kaya di GOR alun sama taman kota
Berdasarkan tabel diatas menggambarkan jawaban informan mengenai
pengetahuan mereka tentang jenis-jenis promosi produk rokok. Hasil
wawancara dengan informan menunjukkan bahwa semua informan memiliki
pengetahuan tentang jenis-jenis promosi produk rokok yang terdiri dari iklan di
multimedia seperti televisi, radio, spanduk, baliho, poster, pamphlet,
sponsorship, dan pedagang kaki lima. Informan terpapar/ melihat jenis promosi
rokok biasanya di televisi, mendengarkan di radio, di jalan-jalan, kawasan
GOR Satria, serta tempat umum lainnya seperti alun-alun kota dan taman kota
Purwokerto.
Tabel 3.2 Matriks pengetahuan informan tentang tulisan peringatan bahaya
merokok pada media promosi rokok.
No Informan Pengetahuan informan tentang bahaya rokok dalam media
promosi produk rokok
1 ADR Merokok bisa menyebabkan penyakit jantung, impoten, gangguan
(informan 1) kehamilan.
Alasan masih tetap merokok: Tidak tahu
2 RSK Merokok dapat menyebabkan kanker, impotensi, gangguan
(informan 2) kehamilan, dan janin.
Alasan masih tetap merokok:
Merokok dilakukan ketika sedang mati gaya, tidak ada kegiatan,
3 YSH Bahayanya dapat menyebabkan gangguan kehamilan,, kanker, janin,
(Informan 3) impotensi, dan gangguan kesehatan.
Alasan masih tetap merokok:
Iklan menjadi motivasi untuk tetap merokok
4 FAI bahaya merokok itu dapat menyebabkan kanker, serangan jantung,
(Informan 4) gangguan kehamilan, impotensi
Alasan masih tetap merokok:
Sudah terdpat peringatan bahaya merokok, tetapi tidak dihiraukan
karena sudah ketagihan, susah untuk berhenti merokok.
Tidak merokok beberapa hari mulut terasa asam.
5 IFN Bahaya merokok menyebabkan impotensi dapat membahayakan
(informan 5) tubuh, dapat menyebabkan penyakit jantung, impotensi.
Alasan masih tetap merokok:
Mengetahui efek negative dari merokok tetapi tetap merokok karena
sudah ketagihan.

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan hasil bahwa semua informan


mengetahui tentang peringatan bahaya merokok dalam berbagai media
promosi rokok seperti merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung,
impotensi, dan gangguan kehamilan dan janin. Pengetahuan informan tentang
peringatan bahaya merokok tidak menyebabkan mereka berhenti merokok.
Mengindari mati gaya, efek ketagihan dari nikotin dalam rokok serta
termotivasi oleh iklan merupakan alasan informan masih tetap merokok
4. Pengalaman informan merokok sebagai akibat paparan promosi produk rokok
Tabel 4 Matriks pengalaman informan sebagai paparan promosi produk rokok.
No Informan Pengalaman informan dalam paparan media promosi
produk rokok
1 ADR Pernah.Otomodif motor di GOR
(informan 1) Suasana pada saat event berlangsung
Suasana rame. Banyak pengunjung kususnya para pemuda,
yang merokok serta duduk-duduk diarea kegiatan
2 RSK Pernah, di GOR Konser bondan
(informan 2) Suasana pada saat event berlangsung
Tiket harga 20.000 mendapat rokok LA 1 bungkus,
ditawarin rokok serta di suruh mencoba dirokok
3 YSH Pernah sudah lama kira-kira tahun 2007 an…di GOR
(Informan 3) Acara Djarum Black SLALOM, acara kontes mobil
Suasana pada saat event berlangsung
Banyak pemuda yang datang, SPG yang cantik, penawaran
produk jenis baru serta hiburan dalam kegiatan tersebut.
Banyak orang yang merokok serta iklan rokok

4 FAI Pernah waktu itu mengadakan kontes motor tahun 2007. Itu
(Informan 4) disponsori oleh Djarum
Suasana pada saat event berlangsung
Kerjasama denga industry rokok. HTM harga 15.000 dapet
1 bungkus rokok, spanduk yang mengelilingi kawasan
GOR, sepanjang jalan disekitar kawasan GOR serta SPG-
SPG yang menawarkan rokok.
5 IFN Pernah, sih sering kalo udah tahu bintang tamu bandnya
(informan 5) bagus- bagus yg sering muncul di tv langsung menjadi
semangat banget
Suasana pada saat event berlangsung
Rame dengan banyak orang, games yang menarik serta
permainan-permainan dengan hadiah berupa rokok.
Band-band yang bagus menjadi daya tambah untuk menarik
serta menabah semangat.
Bentuk pnggung yang biasanya didesain seperti model
rokok serta warna rokok.

Tabel diatas menggambarkan jawaban informan penelitian mengenai


pengalaman dalam mengikuti kegiatan yang disponsori oleh rokok. Semua
informan pernah mengikuti kegiatan yang didalamnya terdapat promosi
produk rokok. Informan FAI pernah melaksanakan kegiatan yang kerjasama
dengan industri rokok. Pada tabel hasil wawancara menunjukkan bahwa
suasana pada saat kegiatan/ event berlangsung yaitu rame dengan banyak
pengunjung, adanya promosi produk rokok berupa spanduk yang dipasang
disepanjang jalan menuju kawasan kegiatan berlangsung, penukaran HTM
dengan rokok, games, band-band serta adanya sales promotion girl (SPG)
yang menawarkan produk rokok.
5. Motivasi remaja perokok sebagai akibat paparan dari berbagai promosi produk
rokok.
Tabel 5. Matriks motivasi informan merokok setelah terpapar promosi produk
rokok
No Informan Pendapat informan tentang promosi produk
rokok yang menjadi motivasi tetap merokok
1 RSK (informan 2) Iklan rokok 76 merupakan Iklan yang kreatif serta
menjadi inspirasi dari jargon iklan tersebut “ yang
penting hepii”. Merokok dimana saja bersama
teman-teman menjadikan suasana yang
hepii..senang semua
2 YSH (Informan 3) Iklan rokok 76 termasuk iklan menarik dengan
adegan iklan, kreatif gambar-gambarnya serta kata-
kata yang menjadi jargon nya “ yang penting
hepii”. Untuk menghilangkan jenuh, menambah
motivasi untuk merokok serta menghilangkan
stress.
3 FAI (Informan 4) Kratifitas iklan menjadikan penarik untuk
meorkok. Ferdinan merupakan bintang iklan rokok
gudang garam. Bintang iklan ferdinan mampu
menarik orang-orang untuk merokok.
4 IFN (informan 5) Gambar kartun serta tulisan-tulisannya yang unik.
“nggak ada loe gak rame” sama seperti tidak
merokok tidak mengasyikan

Tabel diatas mengambarkan jawaban informan penelitian tentang


motivasi tetap merokok sebagai akibat paparan promosi produk rokok
dipengaruhi oleh kreatifitas iklan yang teridiri dari adegan iklan, gambar-
gambar yang kreatif, serta kata-kata jargon yang unik. Jargon dari iklan rokok
yang menjadi motivasi yaitu “yang penting hepii’ dan “nggak ada loe nggak
rame”. Informan mengungkapkan bahwa alasan tetap merokok dari
pemaknaan jargon tersebut yaitu merokok dimana saja bersama teman-teman
menjadikan suasana yang hepi, untuk menghilangkan jenuh, menambah
motivasi untuk merokok serta menghilangkan stress dan tidak mengasyikan
bila tidak merokok.

B. Pembahasan
1. Pengetahuan informan tentang promosi produk rokok.
Berdasarkan hasil wawancara dengan subyek penelitian, pengetahuan subyek
penelitian remaja perokok tentang promosi produk rokok sudah tidak diragukan
lagi
Menurut Effendi dan Makhfudli (2009), pengetahuan yang dicakup di dalam
domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu :
a. Tahu (know), diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Hasil wawancara menunjukkan bahwa semua informan mampu
mengingat kembali apa-apa saja yang di ingat dan diketahui tentang jenis
promosi produk rokok serta menjelaskan keberadaan/ letak jenis promosi
produk rokok yang biasa di lihatnya.
b. Memahami (comprehension), diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan
secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasi materi
tersebut secara benar. Hasil wawancara menunjukkan bahwa informan mampu
memahami jenis-jenis promosi produk rokok serta apa-apa saja materi/ isi yang
terdapat daalam promosi produk rokok.
c. Aplikasi (application), diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan
materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Akibat
dari ketagihan atau kecanduan rokok, merasa masih muda, serta masih belum
adanya efek yang dirasakan memicu para informan tetap merokok.
d. Analisis (analysis), adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
suatu objek ke dalam komponen-komponen.
e. Sintesis (synthesis), menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan
atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru. Hasil wawancara dengan salah satu informan yang bernama IFN
menyatakan bahwa kata-kata yang unik seperti salah satu jargon “nggak ada
loe nggak rame” mempunyai arti tersendiri seperti jika tidak merokok tidak
mengasyikan. Sehingga memicu untuk tetap merokok.
f. Evaluasi (Evaluation), berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Hasil wawancara
menunjukkan bahwa promosi produk rokok yang paling efektif
adalah promosi yang dilakukan oleh sales promotion girl (SPG) karena adanya
proses penawaran serta penjualan yang dilakukan secara kontak langsung
dengan target/ sasaran penjualan produk rokok.
Hasil penelitian Khamsul (2011) menyatakan bahwa pengetahuan subyek
penelitian yang baik tentang bahaya merokok serta kandungan rokok namun
masih berperilaku merokok. Fatmawati (2014) menyatakan hasil penelitian yang
berbeda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terpaan peringatan pesan kesehatan
berbentuk gambar dan tulisan yang ada pada iklan rokok berpengaruh terhadap
sikap untuk berhenti merokok pada remaja

2. Pengalaman remaja merokok sebagai akibat paparan promosi produk rokok.


Bentuk event/ kegiatan berdasarkan hasil wawancara yang biasanya mereka
datangi atau kunjungi seperti kontes modif motor, slalom mobil serta konser-
konser musik. Komnas PA (2007) menyatakan sponsor dalam sebuah event
merupakan salah satu strategi industri rokok dalam memasarkan produk dan
mendekati target pemasaran. Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Bursan (2009) yang menyatakan bahwa promosi produk rokok
yang gencar dengan berbagai pesan kratif berpengaruh dominan terhadap
kemungkinan keputusan konsumen dalam membeli produk.
Penampilan SPG menjadi daya tarik pengunjung pada saat kegiatan
berlangsung. Kecantikan serta penggunaan pakaian yang seksi didesain sesuai
dengan warna rokok dalam mempengaruhi pengunjung. Purwasih (2013)
menyatakan bahwa penampilan menarik digunakan sebagai senjata untuk menjual
produk kepada konsumen. Produk yang dijualkan sebagain besar adalah produk
yang dikonsumsi oleh laki-laki, sehingga penampilan menarik adalah senjata
untuk menarik laki-laki mengkonsumsi barang yang dijual oleh SPG.
Hasil wawancara menunjukkan bahwa kemampuan komunikasi verbal secara
langsung oleh SPG dalam menawarkan produk rokok kepada penggunjung
mampu menarik perhatian pengunjung untuk membeli produk rokok yang
ditawarkan produknya kepada khalayak.
Hasil penelitian diatas sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Septhevian (2011) tentang pengaruh gaya komunikasi SPG terhadap citra rokok
yang menyatakan bahwa terdapat hubungan gaya komunikasi SPG dengan citra
sebagai SPG serta rokok yang ditawarkan.

3. Motivasi remaja merokok akibat paparan promosi produk rokok


Perilaku merokok yang dilakukan oleh informan utama hingga saat ini disebabkan
oleh pemahaman serta pengalaman terpapar promosi rokok. Hal tersebut yang
menjadi dorongan atau motivasi mereka untuk tetap merokok. Hasil wawancara
menunjukkan bahwa informan merokok termotivasi oleh jargon-jargon promosi
produk rokok. kreatifitas dari promosi produk rokok seperti penggunaan kata-kata
yang penuh inspiratif, gambar-gambar yang kratif dan unik. Hal tersebut sesuai
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Anggraini (2009) menyatakan bahwa
iklan rokok menjadi motivator untuk memilih dan mencoba merk rokok yang
diiklankan serta menimbulkan keinginan untuk merokok.
Penelitian Hartanto (2000) menyatakan bahwa tampilan dalam iklan rokok
berusaha membangun citra merk kepada konsumen dengan pendekatan simbolis.
Virga (2016) menyatakan bahwa remaja paham mengenai isi iklan sebagai sebuah
teks yang memberikan ide ke dalam kebudayaan dan kehidupan setiap individu
seperti hanya yang terjadi pada image seseorang berdasarkan merek rokok yang
dikonsumsi.
Bintang iklan Ferdinan dalam promosi produk rokok merk Gudang Garam
menjadi daya tarik serta inspirasi informan 4 untuk merokok. Ariani (2010)
menyatakan bahwa ada peningkatan daya tarik terhadap bintang iklan yang
mampu meningkatkan minat beli konsumen terhadap produk yang diiklankan.
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
1. Pengetahuan remaja perokok tentang promosi produk rokok yaitu remaja
perokok mengetahui tentang jenis-jenis promosi produk rokok, paham
promosi produk rokok yang paling bagus dari sudut padang informan,
promosi produk rokok yang paling efektif, pemahaman tentang promosi
bahaya merokok di berbagai media.
2. Remaja perokok memiliki pengalaman mengunjungi atau melaksanakan
kegiatan yang didalamnya terdapat promosi produk rokok. Pengalaman
remaja perokok mengunjungi event yang didalamnya terdapat promosi
produk rokok menjadikan remaja tersebut untuk moncoba rokok yang
ditawarkan.
3. Motivasi remaja perokok untuk tetap merokok yaitu jargon-jargon serta
tulisan-tulisan yang unik dan kreatif dalam promosi produk rokok. Jargon
yang menjadi motivasi remaja tetap merokok diantaranya “yang penting
hepiii’, “nggak ada loe nggak rame”, sedangkan jargon yang menjadi
motivasi dan inspirasi tetap merokok yaitu “pria punya selera”, “ tunjukin
kalo elo emang jantan”.
B. Saran
Institusi pendidikan perlu melakukan pengkajian lebih mendalam terkait dengan
fenomena perilaku merokok pada remaja. Mengembangkan media promosi
kesehatan yang berisi tentang pesan kesehatan (bahaya merokok) melalui media
promosi seperti yang dilakukan oleh industri rokok seperti televisi, poster-poster,
papan reklame. Bagi remaja perlu meningkatkan aspek kognitif tentang bahaya
rokok bagi kesehatan, sikap anti rokok serta aktifitas dalam kegiatan yang positif
agar terhindar dari perilaku negatif seperti merokok.

DAFTAR PUSTAKA
Anggraini O (2009). Pengaruh stimulus iklan rokok terhadap persepsi organism dan perilaku
merokok pada pelajar usia remaja awal di Kabupaten Banyuwangi. Skripsi. FKM Unair
Surabaya.

Ariani Y (2010). Analisis pengaruh pandangan iklan, kredibilitas iklan, daya tarik iklan dan
kekuatan iklan terhadap minat beli (studi kasus terhadap pengguna sepeda motor matic
merek honda vario di Kota Semarang). Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas
Diponegoro.

Aulia LE (2010). Stop Merokok. Gara Ilmu: Jogjakarta.

Bursan R (2006). Tanggapan konsumen atas bauran pemasaran rokok sampoerna a mild (studi
kasus pada mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi Unila Bandar Lampung. Jurnal Bisnis dan
Manajemen . Jurnal Ilmiah Berkala, 6 (1).

Chotidjah S (2012). Pengetahuan tentang rokok, pusat kendali kesehatan eksternal dan perilaku
merokok. Makara Sosial Humaniora.16 (1): 49– 56

Dariyo A (2004). Psikologi Perkembangan Remaja. Ghalia Indonesia:Bogor

Duana, IMK. (2017). Pengaruh paparan iklan rokok terhadap perilaku merokok remaja di Provinsi
Bali .

Effendi F, Makhfudl (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan Praktik dalam
Keperawatan. Salemba Medika. Jakarta.

Fatmawati ZA (2014). Pengaruh terpaan peringatan pesan pada iklan rokok terhadap sikap untuk
berhenti merokok pada remaja. Skripsi. Universitas Diponegoro

Hartanto D (2000). Iklan televisi dalam persepsi komunikan. jurusan desain komunikasi visual
fakultas seni dan desain Universitas Kristen Petra. http://puslit.petra.ac.id/journal/design/.
Jurnal Nirmana (2)1:12-22.

Khamsul A (2011). Perilaku merokok pada tenaga kesehatan di Puskesmas Padamara Kabupaten
Purbalingga. Skripsi. Jurusan Kesehatan Masyarakat Universitas Jenderal Soedirman.
Purwokerto.

Kementerian Kesehatan RI 2019. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2018. Badan Penelitian dan
pengembangan Kesehatan. Jakarta

Komisi Nasional Perlindungan Anak, 2007. Iklan, Promosi, dan Sponsor Rokok Strategi
Menggiring Anak Merokok. Jakarta.

Nugroho M (2008). Beberapa faktor yang berhubungan dengan perilaku merokok pada siswa
SLTP di Kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo Tahun 2008.Skripsi. Program Studi
Ilmu Kesehatan Masyarakat Fikes Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Purwasih JHG (2013). Fenomena sales promotion girl (spg) freelance pada mahasiswadi Kota
Surakarta. Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Septhevian R (2011). Pengaruh gaya berkomunikasi sales promotion girl (SPG) terhadap citra
sales promotion girl (SPG) rokok (studi pada sales promotion girl di tempat hiburan
malam Hugo’s Café Yogyakarta). Thesis, UPN Veteran Yogyakarta.

Sugiyono (2017). Metode penelitian kebijakan (pendekatan kuantitatif, kualitatif, kombinasi, R


and D, dan penelitian evaluasi. Alfabeta: Bandung.

Virga, RL. 2016. Literasi iklan rokok dan perilaku konsumtif remaja melalui pemberdayaan
remaja masjid. Profetik Jurnal Komunikasi, 9(2):33-44

Anda mungkin juga menyukai