Satria Purwokerto
ABSTRAK
Kebiasaan merokok merupakan hal yang sangat merugikan bagi kesehatan dan kelangsungan
hidup manusia. Remaja memiliki risiko tinggi terhadap gangguan tingkah laku salah satunya
adalah perilaku merokok. Promosi produk rokok yang gencar dilakukan oleh industri rokok
memiliki pengaruh terhadap aspek perilaku remaja. Tujuan penelitian ini adalah menggambarkan
persepsi remaja perokok usia 12-24 tahun pada promosi produk rokok di kawasan GOR Satria
Purwokerto. Desain penelitian menggunakan metode kualitatif. Subyek penelitian terdiri dari 5
informan utama dan 3 informan pendukung. Teknik penentuan subyek penelitian dilakukan secara
purposive. Teknik pengambilan data adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data
meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil
penelitian menunjukan remaja perokok memiliki pengetahuan tentang promosi produk rokok.
Alasan informan tetap merokok karena efek ketagihan dari nikotin, menghindari mati gaya serta
termotivasi oleh iklan rokok. Remaja subyek penelitian memiliki pengalaman mengunjungi atau
melaksanakan kegiatan yang didalamnya terdapat promosi produk rokok seperti spanduk serta
penawaran langsung dari Sales Promotion Girl (SPG). Citra lelaki sejati, gaul, jantan serta jargon-
jargon dalam promosi produk rokok menjadikan motivasi remaja perokok tetap merokok.
Simpulan penelitian yaitu remaja perokok memiliki pengetahuan tentang jenis promosi produk
rokok. Remaja merokok karena adanya motivasi akibat paparan dari segala bentuk promosi produk
rokok. Bagi institusi pendidikan perlu diupayakan membangun kemitraan dengan pemerintah
daerah untuk mebuat kebijakan tentang pengaturan segala bentuk promosi produk rokok
Kata kunci : Persepsi, Promosi produk, Remaja
ABSTRACT
Smoking is very harmful for health and human survival. Adolescents are in high risk of behavioral
disturbances, such as smoking behavior. Vigorous promotion of tobacco products by tobacco
industry have an influence on behavior aspects of adolescents. The aims of this study is describe
the perceptions of adolescent smoker aged 12-24 years old in the promotion of tobacco products in
the satria sport buiding, Purwokerto. The study design using qualitative methods. The subjects of
this study consisted of five key informants and three supporting informants. The subjects of this
research are determined purposively. Data collective techniques were interviews, observation, and
documentation. Data analysis includes data collection, reduction, data display, and conclusion
drawing. The result of this study showed that all informants are know about the promotion of
tobacco products. Informant still smoking because of the addictive effects of nicotine, avoiding off
style and motivated by the cigarette advertising. Informants have experience of visiting or carrying
out activities in which there is promotion of tobacco product such as banners and a direct quote
from Sales Promotion Girl (SPG). The image of cool, brave, real man, and other jargons in the
promotion of tobacco products become motivation for the informants to keep smoking. The
conclusion is that adolescence smoker have know about the promotion of tobacco products. The
educational institutions need to build partnerships with local governments to create policy on
setting the form of tobacco product promotion.
Key word: Adolescence, Perception, Product promotion
PENDAHULUAN
Kebiasaan merokok merupakan hal yang sangat merugikan bagi kesehatan dan
kelangsungan hidup manusia. Angka kesakitan dan kematian yang disebabkan
oleh merokok ini cenderung meningkat di seluruh dunia, terutama di negara-
negara yang sedang berkembang.
Data riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan bahwa
prevalensi merokok secara nasional adalah 24,3%. Prevalensi merokok menurut
jenis kelamin, dimana prevalensi pada laki-laki 47,3% dan perempuan 1,2%.
Menurut kelompok umur, prevalensi tertinggi pada usia 30-34 tahun sebesar
32,2%, sedangkan pada usia muda/ perokok pemula (≤ 19 tahun) sebesar 13,4%.
(Kemenkes RI, 2019).
Masa remaja merupakan masa dimana seorang individu mengalami peralihan
dari masa kanak-kanak memasuki pada kehidupan masa dewasa dan mengalami
perubahan baik emosi, tubuh, minat, pola perilaku, dan juga penuh dengan
masalah-masalah (Dariyo, 2004). Gangguan tingkah laku atau permasalahan yang
sering terjadi pada remaja salah satunya adalah perilaku merokok.
Promosi produk rokok yang gencar dilakukan oleh industri rokok memiliki
pengaruh yang besar terhadap aspek perilaku remaja. Chotidjah (2012)
menyatakan bahwa responden telah melihat iklan tentang produk rokok yang
berpengaruh pada perilaku merokok dan televisi sebagai media informasi yang
paling banyak diakses oleh mereka.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Duana (2017), menyatakan terjadi
kecendrungan perilaku merokok pada remaja setelah melihat iklan rokok terutama
iklan rokok di billboard yang dipasang di tempat-tempat umum. Paparan iklan
televisi memiliki pengaruh yang kuat terhadap perilaku pernah mencoba merokok.
Terdapat kesan positif setelah melihat iklan rokok dengan perilaku pernah
mencoba merokok.
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut peneliti ingin mengetahui lebih
lanjut persepsi remaja perokok pada promosi produk rokok di kawasan GOR
Satria Purwokerto.
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif
dimana yang dihasilkan adalah data deskriptif. Penelitian ini bermaksud
mengetahui gambaran persepsi remaja perokok pada promosi produk rokok.
Penelitian dilakukan dikawasan GOR Satria Purwokerto. Subyek penelitian
terdiri dari 5 (lima) informan utama dan 3 (tiga) informan pendukung. Informan
utama merupakan remaja perokok yang berumur 12-24 tahun dengan kebiasaan
merokok minimal 1-4 batang perhari secara rutin. Informan pendukung terdiri dari
2 sales promotion girl (SPG) dan 1 teman sebaya yang tidak merokok. Instrumen
yang digunakan adalah pedoman wawancara dan alat perekam suara/
dokumentasi, teknik pengumpulan data melalui proses wawancara dan observasi.
Analisis data yang digunakan yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian
data serta penarikan kesimpulan (Sugiyono, 2017).
4 FAI Pernah waktu itu mengadakan kontes motor tahun 2007. Itu
(Informan 4) disponsori oleh Djarum
Suasana pada saat event berlangsung
Kerjasama denga industry rokok. HTM harga 15.000 dapet
1 bungkus rokok, spanduk yang mengelilingi kawasan
GOR, sepanjang jalan disekitar kawasan GOR serta SPG-
SPG yang menawarkan rokok.
5 IFN Pernah, sih sering kalo udah tahu bintang tamu bandnya
(informan 5) bagus- bagus yg sering muncul di tv langsung menjadi
semangat banget
Suasana pada saat event berlangsung
Rame dengan banyak orang, games yang menarik serta
permainan-permainan dengan hadiah berupa rokok.
Band-band yang bagus menjadi daya tambah untuk menarik
serta menabah semangat.
Bentuk pnggung yang biasanya didesain seperti model
rokok serta warna rokok.
B. Pembahasan
1. Pengetahuan informan tentang promosi produk rokok.
Berdasarkan hasil wawancara dengan subyek penelitian, pengetahuan subyek
penelitian remaja perokok tentang promosi produk rokok sudah tidak diragukan
lagi
Menurut Effendi dan Makhfudli (2009), pengetahuan yang dicakup di dalam
domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu :
a. Tahu (know), diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Hasil wawancara menunjukkan bahwa semua informan mampu
mengingat kembali apa-apa saja yang di ingat dan diketahui tentang jenis
promosi produk rokok serta menjelaskan keberadaan/ letak jenis promosi
produk rokok yang biasa di lihatnya.
b. Memahami (comprehension), diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan
secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasi materi
tersebut secara benar. Hasil wawancara menunjukkan bahwa informan mampu
memahami jenis-jenis promosi produk rokok serta apa-apa saja materi/ isi yang
terdapat daalam promosi produk rokok.
c. Aplikasi (application), diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan
materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Akibat
dari ketagihan atau kecanduan rokok, merasa masih muda, serta masih belum
adanya efek yang dirasakan memicu para informan tetap merokok.
d. Analisis (analysis), adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
suatu objek ke dalam komponen-komponen.
e. Sintesis (synthesis), menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan
atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru. Hasil wawancara dengan salah satu informan yang bernama IFN
menyatakan bahwa kata-kata yang unik seperti salah satu jargon “nggak ada
loe nggak rame” mempunyai arti tersendiri seperti jika tidak merokok tidak
mengasyikan. Sehingga memicu untuk tetap merokok.
f. Evaluasi (Evaluation), berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Hasil wawancara
menunjukkan bahwa promosi produk rokok yang paling efektif
adalah promosi yang dilakukan oleh sales promotion girl (SPG) karena adanya
proses penawaran serta penjualan yang dilakukan secara kontak langsung
dengan target/ sasaran penjualan produk rokok.
Hasil penelitian Khamsul (2011) menyatakan bahwa pengetahuan subyek
penelitian yang baik tentang bahaya merokok serta kandungan rokok namun
masih berperilaku merokok. Fatmawati (2014) menyatakan hasil penelitian yang
berbeda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terpaan peringatan pesan kesehatan
berbentuk gambar dan tulisan yang ada pada iklan rokok berpengaruh terhadap
sikap untuk berhenti merokok pada remaja
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini O (2009). Pengaruh stimulus iklan rokok terhadap persepsi organism dan perilaku
merokok pada pelajar usia remaja awal di Kabupaten Banyuwangi. Skripsi. FKM Unair
Surabaya.
Ariani Y (2010). Analisis pengaruh pandangan iklan, kredibilitas iklan, daya tarik iklan dan
kekuatan iklan terhadap minat beli (studi kasus terhadap pengguna sepeda motor matic
merek honda vario di Kota Semarang). Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas
Diponegoro.
Bursan R (2006). Tanggapan konsumen atas bauran pemasaran rokok sampoerna a mild (studi
kasus pada mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi Unila Bandar Lampung. Jurnal Bisnis dan
Manajemen . Jurnal Ilmiah Berkala, 6 (1).
Chotidjah S (2012). Pengetahuan tentang rokok, pusat kendali kesehatan eksternal dan perilaku
merokok. Makara Sosial Humaniora.16 (1): 49– 56
Duana, IMK. (2017). Pengaruh paparan iklan rokok terhadap perilaku merokok remaja di Provinsi
Bali .
Effendi F, Makhfudl (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan Praktik dalam
Keperawatan. Salemba Medika. Jakarta.
Fatmawati ZA (2014). Pengaruh terpaan peringatan pesan pada iklan rokok terhadap sikap untuk
berhenti merokok pada remaja. Skripsi. Universitas Diponegoro
Hartanto D (2000). Iklan televisi dalam persepsi komunikan. jurusan desain komunikasi visual
fakultas seni dan desain Universitas Kristen Petra. http://puslit.petra.ac.id/journal/design/.
Jurnal Nirmana (2)1:12-22.
Khamsul A (2011). Perilaku merokok pada tenaga kesehatan di Puskesmas Padamara Kabupaten
Purbalingga. Skripsi. Jurusan Kesehatan Masyarakat Universitas Jenderal Soedirman.
Purwokerto.
Kementerian Kesehatan RI 2019. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2018. Badan Penelitian dan
pengembangan Kesehatan. Jakarta
Komisi Nasional Perlindungan Anak, 2007. Iklan, Promosi, dan Sponsor Rokok Strategi
Menggiring Anak Merokok. Jakarta.
Nugroho M (2008). Beberapa faktor yang berhubungan dengan perilaku merokok pada siswa
SLTP di Kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo Tahun 2008.Skripsi. Program Studi
Ilmu Kesehatan Masyarakat Fikes Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Purwasih JHG (2013). Fenomena sales promotion girl (spg) freelance pada mahasiswadi Kota
Surakarta. Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Septhevian R (2011). Pengaruh gaya berkomunikasi sales promotion girl (SPG) terhadap citra
sales promotion girl (SPG) rokok (studi pada sales promotion girl di tempat hiburan
malam Hugo’s Café Yogyakarta). Thesis, UPN Veteran Yogyakarta.
Virga, RL. 2016. Literasi iklan rokok dan perilaku konsumtif remaja melalui pemberdayaan
remaja masjid. Profetik Jurnal Komunikasi, 9(2):33-44