Pasal 4
Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi yang diedarkan
harus memenuhi persyaratan keamanan, khasiat, dan mutu.
Pasal 5
(1) Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi dalam bentuk
obat jadi hanya dapat diedarkan setelah mendapatkan izin edar
dari Menteri.
Pasal 6
(1) Industri Farmasi yang memproduksi Narkotika dan PBF atau
Instalasi Farmasi Pemerintah yang menyalurkan Narkotika wajib
memiliki izin khusus dari Menteri sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Pasal 9
Ayat (1)
Penyaluran Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi
hanya dapat dilakukan berdasarkan: a. surat pesanan; atau b.
Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO) untuk
pesanan dari Puskesmas.
Ayat 5.
Surat pesanan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4)
harus terpisah dari pesanan barang lain.
Pasal 14
(1) Penyaluran Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi
dalam bentuk obat jadi hanya dapat dilakukan oleh:
a. Industri Farmasi kepada PBF dan Instalasi Farmasi Pemerintah;
b. PBF milik Negara yang memiliki Izin Khusus Impor Narkotika
kepada Industri Farmasi, untuk penyaluran Narkotika;
Pasal 17
(1) Pengiriman Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi
yang dilakukan oleh Industri Farmasi, PBF, atau Instalasi Farmasi
Pemerintah harus dilengkapi dengan: a. surat pesanan; b. faktur
dan/atau surat pengantar barang, paling sedikit memuat:
1. nama Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi;
2. bentuk sediaan;
3. kekuatan;
4. kemasan;
5. jumlah;
6. tanggal kadaluarsa; dan
7. nomor batch
Pasal 19
Ayat 4.
Penyerahan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) harus
berdasarkan surat permintaan tertulis yang ditandatangani oleh
Apoteker penanggung jawab dengan menggunakan contoh
sebagaimana tercantum dalam Formulir 5 terlampir.
UNDANG-UNDANG Pasal 10
REPUBLIK INDONESIA Pelaku usaha dalam menawarkan barang dan/atau jasa yang
NOMOR 8 TAHUN 1999 ditujukan untuk diperdagangkan dilarang menawarkan,
TENTANG PERLINDUNGAN mempromosikan, mengiklankan atau membuat pernyataan yang
KONSUMEN tidak benar atau menyesatkan mengenai :
a. harga atau tarif suatu barang dan/atau jasa;
b. kegunaan suatu barang dan/atau jasa;
c. kondisi, tanggungan, jaminan, hak atau ganti rugi atas suatu
barang dan/atau jasa;
d. tawaran potongan harga atau hadiah menarik yang
ditawarkan; e. bahaya penggunaan barang dan/atau jasa
UNDANG-UNDANG Pasal 10
REPUBLIK INDONESIA Pelaku usaha dalam menawarkan barang dan/atau jasa yang
NOMOR 8 TAHUN 1999 ditujukan untuk diperdagangkan dilarang menawarkan,
TENTANG PERLINDUNGAN mempromosikan, mengiklankan atau membuat pernyataan yang
KONSUMEN tidak benar atau menyesatkan mengenai :
a. harga atau tarif suatu barang dan/atau jasa;
b. kegunaan suatu barang dan/atau jasa;
c. kondisi, tanggungan, jaminan, hak atau ganti rugi atas suatu
barang dan/atau jasa;
d. tawaran potongan harga atau hadiah menarik yang
ditawarkan; e. bahaya penggunaan barang dan/atau jasa.
UNDANG-UNDANG Pasal 4
REPUBLIK INDONESIA Undang-Undang tentang Narkotika bertujuan:
NOMOR 35 TAHUN 2009 a. menjamin ketersediaan Narkotika untuk kepentingan
pelayanan kesehatan dan/atau pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi;
b. mencegah, melindungi, dan menyelamatkan bangsa Indonesia
dari penyalahgunaan Narkotika;
c. memberantas peredaran gelap Narkotika dan Prekursor
Narkotika; dan
d. menjamin pengaturan upaya rehabilitasi medis dan sosial bagi
Penyalah Guna dan pecandu Narkotika.
Pasal 9
(1) Menteri menjamin ketersediaan Narkotika untuk
kepentingan pelayanan kesehatan dan/atau untuk
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pasal 10
(1) Narkotika untuk kebutuhan dalam negeri diperoleh dari
impor, produksi dalam negeri, dan/atau sumber lain dengan
berpedoman pada rencana kebutuhan tahunan Narkotika
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat3
Pasal 39
(1) Narkotika hanya dapat disalurkan oleh Industri Farmasi,
pedagang besar farmasi, dan sarana penyimpanan sediaan
farmasi pemerintah sesuai dengan ketentuan dalam Undang-
Undang ini. (2) Industri Farmasi, pedagang besar farmasi, dan
sarana penyimpanan sediaan farmasi pemerintah sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) wajib memiliki izin khusus penyaluran
Narkotika dari Menteri.