Di susun oleh :
FAKULTAS KESEHATAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat Nya penyusun masih
diberi kesehatan sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Makalah
yang berjudul “Makalah Keperawatan Komunitas tentang program pemberantasan penyakit
menular” ini disusun untuk memenuhi tugas mahasiswa dari mata kuliah Keperawatan
komunitas diprogram studi ilmu keperawatan.
Kami menyadari bahwa makalah ini tidaklah sempurna oleh karena itu, kritik dan saran yang
bersifat membangun sangat penyusun harapkan demi kesempurnaan makalah ini dimasa akan
datang.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para mahasiswa khususnya dan masyarakat pada
umumnya. Dan semoga makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan untuk menambah
pengetahuan para mahasiswa dan masyarakat dan pembaca.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Penyakit menular masih merupakan masalah utama kesehatan masyarakat
Indonesia, disamping mulai meningkatnya masalah penyakit tidak menular. Penyakit
menular tidak mengenal batas-batas daerah administratif, sehingga pemberantasan
penyakit menular memerlukan kerjasama antar daerah, misalnya antar propinsi,
kabupaten/kota bahkan antar negara. Beberapa penyakit menular yang menjadi
masalah utama di Indonesia adalah penyakit HIV-AIDS, Tuberkulosis Paru, Malaria,
Demam Berdarah (DBD), Diare dan penyakit lainnya. Salah satu penyakit menular
yang berbahaya dan bisa menyebabkan kematian adalah penyakit HIV-AIDS. Jawa
Timur menjadi provinsi yang memiliki jumlah kasus HIV-AIDS tertinggi ketiga
setelah DKI Jakarta dan Papua dengan jumlah kasus sebanyak 2.110 HIV-AIDS.
Sementara jumlah kasus HIV-AIDS di Indonesia sebanyak 18.913 (Ditjen PP dan PL
Kemenkes RI, 2012). Selain itu, Jawa Timur merupakan peringkat kedua di Indonesia
dalam kasus Tuberkulosis (TB) tertinggi (Dinkes, 2012). Pemerintah melakukan
berbagai upaya untuk mencegah dan mengendalikan penyebaran penyakit menular
tersebut, antara lain dengan menyediakan fasilitas kesehatan. Fasilitas kesehatan
adalah sarana yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan,
seperti halnya Rumah Sakit baik milik pemerintah maupun swasta dan Puskesmas.
Salah satu fasilitas kesehatan yang diupayakan oleh pemerintah adalah puskesmas.
Puskesmas merupakan kesatuan organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya
kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata dan dapat diterima serta
terjangkau oleh masyarakat dengan peran serta aktif masyarakat menggunakan hasil
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat
ditanggung oleh pemerintah dan masyarakat. Upaya tersebut diselenggarakan dengan
menitikberatkan pada pelayanan untuk masyarakat luas guna mencapai derajat
kesehatan yang optimal tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan
(Depkes, RI 2004). Salah satu fungsi puskesmas adalah memberikan pelayanan
kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya.
Pelayanan kesehatan yang diberikan puskesmas meliputi pelayanan pengobatan,
upaya pencegahan, peningkatan kesehatan dan pemulihan kesehatan (Depkes RI,
2004).
Berdasarkan hal tersebut maka identifikasi program penyakit menular di setiap
puskesmas perlu dilakukan dalam rangka meminimalkan jumlah penderita. Salah satu
upaya tersebut adalah memetakan jenis layanan program pemberantasan penyakit
menular. Peta tematik adalah gambaran dari sebagian permukaan bumi yang
dilengkapi dengan informasi tertentu. Selain itu peta tematik merupakan peta yang
memberikan suatu informasi mengenai tema tertentu, baik data kualitatif maupun data
kuantitatif. Metode biplot sebagai suatu alat analisis data yang dapat meringkas
informasi dari suatu matrik data yang besar, yaitu menyajikan matrik data yang berisi
baris dan kolom ke dalam suatu plot yang berdimensi dua. Salah satu penelitian yang
dilakukan dengan menggunakan metode biplot adalah Intan (2012) yang menerapkan
metode biplot untuk mengetahui penyebaran kabupaten/kota di Jawa Timur
berdasarkan jaminan kesehatan. Penelitian ini akan melakukan pemetaan
kabupaten/kota berdasarkan Puskesmas yang memiliki program pemberantasan
penyakit menular di Provinsi Jawa Timur dengan menggunakan peta tematik. Selain
itu juga dilakukan metode biplot untuk mengetahui kecenderungan kabupaten/kota di
Provinsi Jawa Timur berdasarkan Puskesmas yang memiliki program pemberantasan
penyakit menular.
B. Tujuan
Berdasarkan materi bahasan tentang “Program P2M di Indonesia” sehingga
tujuan penulisan makalah terbagi atas 2, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.
Adapun tujuan umum, yaitu memenuhi tanggung jawab sebagai mahasiswa Semester
5 Fakultas Kesehatan untuk mengerjakan tugas dari dosen yang bersangkutan pada
mata kuliah Keperawatan Komunitas materi tentang Program Pemberantasan Penyakit
Menular. Sedangkan tujuan khusus, yaitu :
1. Menjelaskan tentang bagaimana gambaran program P2M di Indonesia,
2. Menjelaskan tentang apa saja peran imunisasi dan karantina dalam program
P2M di Indonesia,
3. Menjelaskan tentang apa saja peraturan perundang-undangan tentang program
P2M di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
P2M yaitu salah satu program untuk mengurangi atau memberantas penyakit
menular harus diadakan pada tingkat nasional dan mengikut sertakan tidak saja semua
petugas puskesmas tetapi juga seluruh anggota masyarakat.
Tujuan :
1. Menemukan kasus penyakit menular sedini mungkin.
2. Mengurangi berbagai faktor risiko lingkungan masyarakat yang
memudahkan terjadinya penyebaran penyakit menular di suatu tempat.
3. Memberikan proteksi khusus kepada kelompok masyarakat tertentu
agar terhindar dari penularan penyakit.
Sasaran :
1. Ibu hamil, balita, dan anak-anak sekolah (untuk kegiatan imunisasi)
2. Lingkungan pemukiman masyarakat
3. Kelompok-kelompok tertentu masyarakat yang berisiko tinggi
C. Pelaksanaan
D. Pencapaian
Pencapaian target untuk penderita diare sudah lebih dari 80% yaitu sebanyak
82,36% /1125 dan ISPA pada balita masih kurang dari target yaitu sebanyak 55,69% /
259, sedangkan untuk TB paru diwilayah PKM Mumbulsari masih kurang dari target
yaitu sebanyak 21,81% /149 untuk suspect TB paru, sedangkan untuk TB pru BTA
positif sebanyak 21,38% / 34. Dalam hal ini dikarenakan dari berbagai faktor
diantaranya, kurangnya pemahaman petugas tentang pneumonia, kurangnya
kesadaran masyarakat tentang pentingnya tidak BAB di sungai, kurangnya sosialisasi
tentang pencegahan diare dan ISPA ke masyarakat, kesehatan lingkungan masyarakat
yang kurang sehat, PHBS masyarakat yang kurang, kesehatan lingkungan rumah yang
kurang dari standart dan penemuan masalah diare, ISPA, dan TB paru yang lambat
dari PKM.
Sedangkan untuk penderita kusta dari data yang ditemukan pada tahun 2014 sebanyak
10 penderita baru atau sebanyak 100%, dan untuk proporsi untuk kasus kusta TK II
mencapai 30%, namun untuk penderita kusta perlu adanya pengendalian terhadap
penyakit kusta tersebut, sehingga nantinya jumlah penderita kusta berkurang. Dan
untuk penderita DBD, dari data yang didapat belum memenuhi target sebab dari hasil
data yang didapatkan yaitu 33/21,21% kasus DBD.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Penyakit menular masih merupakan masalah utama kesehatan masyarakat
Indonesia, disamping mulai meningkatnya masalah penyakit tidak menular. Penyakit
menular tidak mengenal batas-batas daerah administratif, sehingga pemberantasan
penyakit menular memerlukan kerjasama antar daerah, misalnya antar propinsi,
kabupaten/kota bahkan antar negara.
DAFTAR PUSTAKA
http://gladysalawangi.blogspot.com/2016/11/makalah-tentang-program-
pemberantasan.html?m=1
https://www.academia.edu/11173871/LAPORAN_PROGRAM_P2M?
auto=download