Anda di halaman 1dari 16

1.

Pertanyaan Ronalisa
 apakah epilepsi dapat disembuhkan?
 efek samping obat epilepsi apa saja ?

Jawab Tri Hardiyanti ( No.1)


Menurut beberapa informasi yg saya baca, Sebagian besar kasus gangguan epilepsi tidak
bisa sembuh secara total. namun demikian, penyakit ini bisa diobati dan dikontrol agar tidak
sering kambuh.

Jawab Alfin Naviatul Umma Habibah ( No.2)


menurut yang saya baca dari ppt kelompok 7
a) obat asam valproate dan felbamate dapat mnyebabkan es hepatotoksik, felbamate juga
menyebabkan anemia aplastic
b) topiramate dan jonisamid menyebabkan gangguan kognitif, topiramate juga bias
menyebabkan berturunnya berat badan
c) vigabatrin menyebabkan berkurangnya penglihatan
d) carbamajepin dan oxcarbajepin menyebabkan hipopnatremia

2. Pertanyaan Marsya Nandya Pertiwi


pada faktor resiko epilepsi usia menjadi salah satu faktornya, kenapa kasus epilepsi lebih
banyak terjadi pada anak-anak dan lansia daripada orang dewasa usia produktif?

Jawab Naimah Puteri


karena pada bayi (anak-anak) dan lansia ada faktor penyebab yang dapat menimbulkan
epilepsi.
Pada anak-anak : ada dua faktor yang mempengaruhi yaitu meningkatnya faktor eksitasi dan
menurunnya faktor inhibisi neurotransmiter otak. Dimana anak-anak khususnya bayi
memiliki sinaps elektrik yang lebih banyak dibandingkan dengan anak usia yang lebih besar.
Penyebab lainnya juga karena kelainan bawaan.

pada lansia : biasaynya setelah usia seseorang mencapai 35 tahun ke atas, tingkat kasus baru
epilepsi yang mulai muncul pun meningkat. Kondisi ini bisa disebabkan oleh stroke, tumor
otak, atau penyakit Alzheimer, yang semua dapat menyebabkan epilepsi.
sehingga pada usia anak-anak dan lansia lebih menjadi faktor penyebab epilepsi
dibandingkan orang dewasa usia produktif.

3. Pertanyaan Alfin Naviatul Umma Habibah kelompok 1


apa yang dimaksud dengan kejang GTC? mengapa hingga menyebabkan hilangnya
kesadaran? dan jika pasien lambat diberikan terapi apakah akan berakibat fatal?

Jawab Kelompok 7
kejang GTC = Kejang tonik-klonik (Generelized tonic clonic) adalah jenis kejang yang
melibatkan seluruh tubuh, atau disebut juga grand mal seizure. enis ini yang paling banyak
terjadi pada kejang umum. Gejalanya dapat terbagi menjadi dua tahap, yaitu tahap tonik
yang ditandai dengan hilang kesadaran, tubuh menjadi kaku, serta tubuh dapat jatuh ke
lantai. Tahap berikutnya adalah tahap klonik yang ditandai dengan anggota tubuh bergerak-
gerak (kelojotan), kehilangan kendali atas buang air besar dan buang air kecil, lidah tergigit,
serta sulit bernapas. Kejang ini biasanya berhenti setelah beberapa menit. Sesudah itu,
penderita dapat merasa pusing, bingung, lelah, atau sulit mengingat apa yang sudah terjadi.

kenapa GTC menyebabkan hilangnya kesadaran?


karena kacaunya penyebaran sinyal pada otak disertai dengan kontraksi otot yang parah

jika lambat diterapi?


akan mengakibatkan bertambah banyaknya sel-sel di otak yang hilang, shg menyebabkan
terganggunya kemampuan kognitif dan memori. Jika pada kasus akut tidak seera ditangani,
maka akan mengakibatkan kelumpuhan hingga kematian

Jawab Suntami Putri


Kejang GtC adalah suatu kejadian yang utama dan selalu berkaitan dengan hilangnya
kesadaran. mengapa menyebabkan hilangnya kesadaran? hal ini dikarenakan saat terjadinya
kejang maka terjadilah gangguan di otak yang menyebabkab otak kekurangan oksigen, dan
akan membuat otak tidak bisa bekerja dengan baik, sehingga terjadilah penurunan
kesadaran pada penderita kejang.

jika pasien lambat diberikan terapi apakah akan berakibat fatal? iya dapat berpotensi tinggi
menyebabkan kecacatan dan bahkan kematian. sehingga jangan menunda untuk segera
memberikan terapi pada penderita agar menghindari komplikasi yang fatal.

4. Pertanyaan Fitri Ramdhana

Lamotgirine aman digunakan untuk ibu hamil. Bagaimana mekanisme kerja lamotigrine?

Jawab Radia Apriliana Normika

lamotrigine dosis tinggi memiliki risiko lebih rendah terhadap kejadian malfomasi
kongenital atau cacat dari lahir bila dibandingkan dengan asam valproate dosis berapapun.
Lamotrigine dan levetiracetam dalam monoterapi ataupun politerapi memiliki efek
teratogenik yang lebih rendah dan menjadi pilihan untuk manajemen epilepsi selama
kehamilan. Pada politerapi obat antiepileptik memiliki risiko apoptosis yang meningkat. Obat
antiepileptik dapat menganggu sistem neurotransmitter yang bisa berpengaruhterhadap
proliferasi dan migrasi neuron. Blockade dari reseptor NMDA atau peningkatan inhibisi
GABA dapat menganggu neurogenesis dan migrasi sel sehingga dapat menyebabkan
dysplasia kortikal dan berkurangnya volume otak serta mengganggu synaptogenesis. Semua
perubahan neurotransmitter dan perubahan seluler pada bayi dan anak yang terpapar obat
antiepilepsi selama dalam kandungan dapat menyebabkan gangguan kognitif. sehingga satu
satunya obat antiepileptik yang tidak menyebabkan apoptosis dalam monoterapi dan
kombinasi dengan obat lain adalah leverecitam dibanding lamotrigin.

5. Pertanyaan Lia Lutfiana


Dalam algoritma penatalaksanaan terapi epilepsi cukup mempertimbangkan apakah efek
samping dapat ditoleransi, menurut kelompok kalian apakah semua obat epilepsi memiliki
efek samping yg berat? Efek samping yg seperti apa yg tidak dapat ditoleransi? Obat epilepsi
apa yg sering menimbulkan efek samping yg tidak dpt ditoleransi?

Jawab Putra Samherianor


a) untuk obat epilepsi tidak semua memiliki efek samping berat karena masih ada OAE yang
belum diketahui efek samping beratnya, namun rata-rata OAE punya efek samping yang
dapat mengancam jiwa.

b) efek samping yang tidak dapat ditoleransi menurut saya yaitu efek samping yang dapat
mengancam jiwa, contohnya hepatotoksik, teratogenik, anemi aplastik, pankreasitis,
sindrom steven-johnson, dll (untuk lebih lengkapnya bisa dibaca di makalah kelompok 7)

c) untuk pertanyaan OAE apa yang sering menimbulkan efek samping saya belum tahu, bisa
dijawab oleh kelompok 7 atau dari kelompok lain nanti.

6. Pertanyaan Amalia Risna


 apakah obat anti epilepsi harus diminum seumur hidup ? apa ada waktu minimal
pengobatannya ?
 apa yang dapat kita lakukan apabila kita berada dengan orang epilepsi yang sedang
mengalami serangan ?

Jawab Dedy Mulyadi Ms


a) ya, karena epilepisi tidak bisa sembuh secara total. pengobatan epilepsi bersifat jangka
panjang. Artinya, terapi dan konsumsi obta-obatan harus dilakukan secara berlanjut dan
teratur. jika rutin dalam meminum obat, penderita epilepsi biasanya akan mengalami
penurunan frekuensi kejang, bahkan tidak mengalami gejala ini bertahun-tahun.

b) Jika kita melihat penderita sedang kumat, kita harus tenang, dimiringkan kepalanya,
jangan menahan-nahan gerakannya, dihitung lama kejangnya. Setelah selesai tunggu
sampai benar-benar sadar.

Pertolongan pertama yang harus diberikan kepada penderita epilepsi:


 Hindarkan benturan kepala atau bagian tubuh lainnya dari benda keras, tajam atau
panas.
 Longgarkan bajunya, miringkan kepalanya ke samping untuk mencegah lidahnya
menutupi jalan pernapasan.
 Biarkan kejang berlangsung, jangan masukkan benda keras ke mulutnya karena dapat
menyebabkan gigi patah.
 Penderita akan bingung atau mengantuk setelah kejang, biarkan dia istrirahat.
 Laporkan pada keluarga terdekatnya, untuk memberikan pengobatan oleh dokter.

7. Pertanyaan Yunita Jultan

pada algoritma terdapat efek samping yang dapat ditoleransi dan yang tidak
ditoleransi. contoh ESO yang dapat ditoleransi dan yang tidak ditoleransi itu seperti apa?
Terapi yang aman untuk pasien mengalami kejang tapi mempunyai gangguan hati apa?

Jawab Kelompok 7

contoh ESO yang dapat ditoleransi = pusing, mual, dan muntah yang tidak berlebihan
(contoh = ES carbamazepin). Jika frekuensi ES dari carbamazepin tsb meningkat, maka sdh
dapat dikategorikan ESO yg tdk dpt ditoleransi. Adapun tingkat keparahan itu sendiri dapat
dinilai dari apakah ESO tsb mengganggu aktifitas pasien?
contoh lain yaitu hiponatremia akibat oxcarbazepine dan carbamazepine. Hal ini masih
dapat diatasi dg konsumsi makanan yg mengandung natrium yg ckup

ESO yg tdk dpat ditoleransi = sprti dijelaskan sblmnya, frekuensi ESO yg sering dan juga
gangguan pada fungsi organ yg nantinya akan menyebabkan munculnya penyakit penyerta
seperti gangguan liver yg dpt diakibatkan oleh obat asam valporat dan felbamat. Konsumsi
obat ini sangat diwaspadai jika pasien telah memiliki riwayat gangguan fungsi hati

obat-obat yang aman untuk hati adalah yang selain asam valporat dan felbamat. Namun,
dalam konsumsi obat secara keseluruhan tetap harus menghindari konsumsi alkohol, serta
perbanyak minum air putih

Jawaban Suntami Putri

Terkait ESO (Efek samping Obat)

Monitoring ESO dilihat dari pasien nya sembuh/tidak nya?

ketika pasien Sembuh maka ESO yang dapat ditoleransi adalah :

 Kualitas hidup pasien


 lanjutkan terapi (jika tidak sembuh selama > 2th) maka hentikan pengobatan (Ya)
dan kembali ke assesment awal jika (Tidak)

masih dengan pasien yang Sembuh, ESO yang tidak dapat ditoleransi adalah :

1. Penurunan dosis/turunkan dosis

Jika pada Pasien yang Tidak Sembuh maka ESO yang dapat ditoleransi adalah

1. Tingkatkan dosis

Jika pada Pasien yang Tidak Sembuh maka ESO yang tidak dapat ditoleransi adalah

1. Turunkan dosis dan Tambahkan OAE 2

dilihat kondisi pasien Sembuh/Tidak

jika SEMBUH maka dapat dihentikan pemberian OAE 1 dan tetap gunakan OAE 2, tetapi jika
TIDAK SEMBUH maka

ESO yang dapat ditoleransi adalah

1. Tingkatkan dosis, pemberian OAE2, cek Interaksi dan cek kepatuhan pengobatan pasien

ESO yang TIDAK dapat ditoleransi pada kondisi ini adalah hentikan OAE yang tidak efektif,
dapat ditambahkan OAE lainnya. Jika SEMBUH lanjutkan terapi, jika TIDAK SEMBUH lakukan
konfirmasi diagnosis dan pertimbangkan pembedahan/ OAE lain.

Terapi yang aman untuk pasien mengalami kejang tapi mempunyai gangguan hati apa?
dapat diterapi dengan Karbamazepin, Oxcarbazepin dan obat antiepilepsi lainnya serta
monitoring fungsi hati.

8. Pertanyaan Sita Rizki Mardia


Lelaki usia 30 tahun pergi ke dokter. Hasil diagnosis kejang parsial. Pasien juga diketahui
mengalami gangguan fungsi hati. Sebagai apoteker, terapi apa yang aman diberikan untuk
pasien tersebut?

Jawab Ronalisa
untuk kejang parsial obat yang umum diberikan adalah gabapentin dan asam valproat tetapi
asam valproat memiliki efek hepatotoksis jadi pilihan adalah gabapetin

9. Pertanyaan Yetti Zulaikha


Jika diagnosa positif

Telah di berikan OAE tapi tidak sembuh

Efek samping dapat ditoleransi

Telah ditingkatkan dosisnya

Namun belum jg sembuh

Langkah terapi apa yang selanjutnya diberikan?

Jawab Naimah Puteri


jika setelah ditingkatkan dosis namun belum sembuh juga coba OAE lainya dan cek
kepatuhan, kemudian jika tidak sembuh juga rekonfirmasi diagnosis dan pertimbangkan
pembedahan.

10. Pertanyaan Muhammad Riswandi


dalam gejala epilepsi apa saja faktor presipitasi dari penyakit epilepsi sehingga
mempermudah terjadinya serangan?

Jawab Tri Hardiyanti

Faktor yang dapat menyebabkan epilepsi sering kambuh :

1. Menurunnya kadar gula darah

2. Minum alkohol

3. panas panasan di bawah matahari

4. obat2an tertentu seperti antidepresan

jadi 4 hal ini akan menyebabkan kambuhnya kejang-kejang pada pengidap epilepsy

11. Pertanyaan Radia Aprilia Nomika


apakah ada perbedaan antara epilepsi idiopatik dan symptomatik apakah pada epilepsi
simptomatik juga mengalami kejang dan terapi farmakologinya apakah juga sama dengan
epilepsi idiopatik?

Jawab Syefa Aulia Rahmah


Idiopatik: etiologi tdk diketahui, tdk terdapat lesi struktural di otak, tdk ada defisit
neurologik. Diperkirakan karena faktor genetik.

Simptomatik: bangkitan epilepsi disebabkan oleh lesi struktural otak, misal : cedera kepala,
infeksi SSP, tumor otak

Kriptogenik: dianggap simptomatik, tetapi belum diketahui penyebabnya,


contoh: West Syndrome, Lennox-Gestaut Syndrome.

untuk terapi farmakologinya, saya masih mencari. Jadi kalau ada dari kel 7 atau teman-
teman yang lain tau, boleh bantu menjawab
sekian terima kasih

12. Pertanyaan Hidayati Maulida

bagaimana monitoring non farmakologi untuk pasien Epilepsi

Jawab Marsya Nandya Pertiwi


untuk monitoringnya yang bisa dilakukan yaitu dengan memonitoring frekuensi atau
keparahan dari kejang (seizure), dan monitoring efek samping yang mungkin dapat terjadi
untuk terapi non farmakologi yang bisa dilakukan yaitu : diet ketogenik, pembedahan
(operasi), vagal nerve stimulation (VNS)

Jawab Kelompok 7
monitoring non farmakologi untuk pasien epilepsi
1. melakukan diet ketogenik yang merpakan diet dengan kandungan tinggi lemak danrendah
karbohidrat maupun protein sehingga memicu keadaan ketosis.
2. pembedahan epilepsi, sebagian besar pada anak dapat dikontrol dengan terapi
medikamentosa
3. stimulasi nervus vagus, merupakan terapi adjuvan yang dilakukan pada pasien dengan
kejang intrakbel dan bukan merupakan kandidat terapi bedahreseksi
4. istirahat yang cukup karena kelelahan yang berlebihan dapat mencetuskan serangan
epilepsy

13. Pertanyaan Rizky Galih

untuk pasien anak2 yang terkena epilepsi apakah dianjurkan menggunakan diazepam
injeksi?

Jawab Suntami Putri

pengobatan atau terapi epilepsi pada anak-anak jika anak sedang rawat jalan maka dengan
petunjuk dokter dapat dilakukan pemberian diazepam 0,4-0,6 mg/KgBB/dosis melalui dubur
atau rektal (sediaan suppositoria). jika Rawat Inap maka menghentikan kejang dengan
pemberian diazepam dosis awal 0,3-0,5 mg/KgBB/Dosis IV (Perlahan-lahan). bila kejang
masih belum teratasi, dapat diulang dengan dosis yang sama 20 menit kemudian.

Jawab Kelompok 7
Pilihan OAE pada anak-anak adalah okskarbamazepin. Sementara pada pada bangkitan
pertama umum tonik klonik pada dewasa dan anak adalah karbamazepin, okskarbamazepin,
fenitoin dan lamotrigin.

Pemberian diazepam intravena efektif untuk mengatasi kejang, namun obat ini
menyebabkan risiko tinggi terjadinya tromboflebitis. Bila tidak tersedia fasilitas resusitasi,
diazepam diberikan sebagai larutan rektal. Injeksi intramuskular atau supositoria tidak
diberikan pada status epileptikus karena absorpsinya terlalu lambat

14. Pertanyaan M.Faris Ihsanuddin Faris


 MAksud dari epilepsi = kejang tanpa atau dengan sebab atau tanpa kejang-kejang
yang dilakukan dengan kekerasan setidaknya 24 jam
pertanyaannya : maksud dari epilepsi tanpa kejang-kejang itu epilepsi yang seperti
apa contohnya ?
 pada point patofisiologi berdasarkan mekanisme eksitasi yaitu ikatan glutamat
dengan reseptor non-NMDA akan menghasilkan neotransmisi tipe cepat yang
disebut EPSP dan ikatan glutamat dengan reseptor NMDA akan menghasilkan EPSP
yang lebih lambat
PErtanyaannya :
EPSP itu reaksi epilepsi kah maksudnya ?
ESPS yang lebih lambat ? maksudnya itu Reaksi epilepsinya jadi lebih lama kah atau
proses menuju terjadinya epilepsi itu lambat

Jawab kelompok 7

 Epilepsi bisa ditunjukkan dengan mendadak anak hilang kesadaran seperti tertidur.
Kesadaran kembali muncul setelah 2-3 menit. Gejala epilepsi tanpa kejang ini
disebut epilepsi absen (absence epilepsy). Epilepsi terjadi karena ada aktivitas listrik
abnormal dan berlebihan pada neuron otak.

Bangkitan listrik di otak terjadi tiba-tiba, sementara, namun berulang, berselang


lebih dari 24 jam dan bisa timbul tanpa provokasi. Jenis epilepsi yang disertai kejang
atau tidak, tergantung di bagian otak mana terjadi lonjakan aliran listrik.

Jika sel yang rusak itu di fungsi bahasa, bentuk serangannya ke fungsi bahasa. Kalau
di otak bagian belakang (bagian penglihatan), bentuk serangannya seperti ada
kunang-kunang. Kalau di bagian motorik, akan terjadi kejang.

 EPSP = Excitatoy post-sinaptic potential


EPSP adl potensi postsinaptik yang membuat neuron postsinaptik lebih mungkin
untuk menembakkan aksi yang potensial (Depolarisasi sementara) dari membran
post-sipnaps, yang disebabkan oleh aliran ion bermuatan positif ke dalam sel
postsinaps, ini dikarenakan terbukanya kanal ion.
jadi epsp itu bagian dari mekanisme bagaimana terjadinya epilepsi, yaitu eksitasi.
Jadi yg EPSP ini menggambarkan kalo reaksi tubuhnya itu cepat thd aksi potensial
epilepsy

15. Pertanyaam Wilujeng Dwi Prasetyo


obat epilepsi apakah yang aman apabila ada pasien terdiagnosis kejang parsial dan si pasien
mengalami gangguan fungsi hati?

Jawab Suntami Putri


Kejang parsial adalah kejang yang berdampak pada satu area otak saja. Terapi yang dapat
diberikan untuk kejang parsial meliputi : Fenitoin, Asam Valproat, karbamazepin, lamotrigin
serta okskarbazepin. serta dilakukan evaluasi fungsi hati dengan pemeriksaan penunjang.

16. Pertanyaan Noor Anisa


Jelaskan bagaimana infeksi otak dapat menjadi faktor resiko dari epilepsi ? Bakteri apasaja
yang dapat menyebabkan infeksi otak tersebut?

Jawab Yunita Jultan


infeksi otak dapat menjadi faktor resiko dari epilepsi dimana hal ini terjadi ketika terdapat
infeksi yang menembus otak dan menyebabkan otak menjadi meradang. Infeksi dapat
disebabkan oleh virus, bakteri, jamur, ataupun parasit. Beberapa penyakit menular seperti
AIDS, meningitis (peradangan pada selaput otak), dan ensefalitis virus (peradangan otak
karena virus) dapat menjadi penyebab epilepsi. Bakteri yang dapat menginfeksi salah
satunya yaitu bakteri tuberkulosis.

17. Pertanyaan Hasna Haipa

Kejang GTC, kenapa bisa sampai menghilangkan kesadaran?

Jawab Suntami Putri

Kejang GtC adalah suatu kejadian yang utama dan selalu berkaitan dengan hilangnya
kesadaran. mengapa menyebabkan hilangnya kesadaran? hal ini dikarenakan saat terjadinya
kejang maka terjadilah gangguan di otak yang menyebabkab otak kekurangan oksigen, dan
akan membuat otak tidak bisa bekerja dengan baik, sehingga terjadilah penurunan
kesadaran pada penderita kejang.

18. Pertanyaan Jauhar Latifah


Apakah bahayanya jika sedang hamil dan pada saat trimester pertama dia mengalami
epilepsi dan terapi apa yg bisa diberikan ke ibu tersebut dan apakah ada cara untuk
meminimalisir agar tidak terjadi epilepsi?

Untuk lama pemberian OAE sendiri apakah berbeda antara masing-masing pasien per kelas
terapinya?

Jawab M.Faris Ihsanuddin


untuk terapi yang bisa digunakan untuk ibu hamil :
- terapi cukup aman yang bisa diberikan kepada ibu hamil adalah LTG (lamotrigin) dan LEV
(levatiracetam) baik dalam monoterapi dan penggunaan politerapi, relatif kurang
teratogenik
-Jika kejang wanita hanya dapat dikontrol oleh VPA setelah semua alternatif OAE gagal,
maka VPA harus digunakan dengan dosis serendah mungkin untuk mendapatkan kontrol
kejang yang wajar. Dosis harian VPA <700 mg per hari.
-jumlah dan dosis OAE selama trimester pertama harus diminimalkan untuk mengurangi
risiko MCM (major congenital malformation) untuk janin yang sedang berkembang,

Untuk meminimalisir epilepsi yang terjadi pada saat kehamilan maka


tatalaksana sebelum kehamilan : bila memungkinkan gunakan AOE yang kurang teratogenik
( Lamotrigin, Leviteracetam, oxcarbzepin, dan topiramat) minimal 6 bulan sebelum
kehamilan. hindari penggunaan politerapi. apabila memungkinkan hindari terapi As.
Valproat. apabila harus menggunakan Valproat, berikan dosis terkecil (<750 mg)

Bahayanya pada saat kehamilan mengalami epilepsi :


Kejang selama kehamilan dapat menyebabkan beberapa komplikasi bagi ibu hamil,
termasuk:

melambatnya denyut jantung janin


cedera janin, terpisahnya plasenta dari rahim secara prematur (abrupsi plasenta), atau
keguguran akibat trauma yang dialami selama kejang
persalinan prematur
kelahiran premature

19. Pertanyaan Syefa Aulia Rahmah ( Kelompok 5)


Pertanyaan :
1. Mengapa asam valproat tidak boleh diberikan pada ibu hamil ? Jika dikonsumsi apa yg
terjadi ? Apakah berbahaya bagi janin ? Berbahaya bagi bumil ? Atau bagaimana ?

Jawaban Naimah Puteri


karena menurut FDA obat ini termasuk kedalam resiko kehamilan kategori D yaitu telah
ditemukan adanya resiko terhadap janin, namun penggunaan oleh wanita hamil dapat
dipertimbangkan apabila ada manfaat dari penggunaan obat (Contoh: obat diperlukan
dalam situasi mengancam jiwa atau pada penyakit serius dimana obat yang lebih aman tidak
dapat digunakan atau tidak efektif).
jika dikonsumsi obat ini dapat membahayakan janin, yaitu dapat mempengaruhi kognitif
sang bayi saat sudah tumbuh dewasa.

20. Pertanyaan Rizqy Galih Saputro


Serangan epilepsi tidak ada yang tau kapan terjadi bagaimana untuk penanganan pertama
orang yang terkena epilepsi apa yang harus dilakukan?

Jawab Eka Afriana Eka


pertolongan pertama yang harus diberikan kepada penderita epilepsi:
1. hindarkan benturan kepala atau bagian tubuh lainnya dari benda keras, tajam atau panas.
Jauhkan dri tempat atau benda berbahaya
2. longgarkan bajunya, miringkan kepalanya ke samping untuk mencegah lidahnya menutupi
jalan pernapasan.
3. biarkan kejang berlangsung, jangan masukkan benda keras ke mulutnya karena dapat
menyebabkan gigi patah.
4. penderita akan bingung atau mengantuk setelah kejang, biarkan dia istrirahat.
5. laporkan pada keluarga terdekatnya, ini penting untuk memberikan pengobatan oleh
dokter.
6. bila serangan berulang-ulang dalam waktu singkat, atau penderita terluka berat bawa
segera ke dokter atau rumah sakit terdekat.

21. Pertanyaan Muhammad Riswandi


Apakah ada cara minum obat khuus epilepsi dan bagaimnaa efek obt epilespi terhadap
obat"an atau makanan lain? dan efek yang ditimbulkannya

Jawab kelompok 7
Konsumsi obat epilepsi dimulai dari dosis paling rendah
Pemberian obat antiepilepsi diawali dengan dosis yang rendah, lalu dosis akan diitingkatkan
secara perlahan. Untuk memantau respons tubuh terhadap pemberian obat, pasien perlu
memeriksakan darahnya sebelum dan selama mengonsumsi obat. Di sisi lain, obat
antiepilepsi juga dapat berinteraksi dengan pil KB. Oleh karena itu, dokter perlu
menyesuaikan alat kontrasepsi yang dibutuhkan.

salah satu obat antikonvulsan, yaitu fenitoin, lebih baik dikonsumsi bersama dengan
makanan.
Asupan vitamin D yang baik (ditemukan dalam susu yang diperkaya, kuning telur, ikan
berminyak, sinar matahari), kalsium (makanan susu, sayuran berdaun hijau, brokoli, ikan
kaleng dengan tulang), dan asam folat (buah segar, sayuran, biji-bijian) harus diimbangi efek
obat; tanyakan kepada dokter Anda tentang suplemen vitamin D dan kalsium jika Anda
sedang menjalani perawatan epilepsi jangka panjang; suplemen asam folat tidak boleh
digunakan karena kadar darah yang terlalu tinggi dapat menurunkan kemanjuran
antikonvulsan.

22. Pertanyaan Marjuwan Ni'ami


Kenapa Cedera Otak Bisa Menyebabkan Epilepsi?

Jawab Jauhar Latifah


Sebenarnya mekanisme terjadinya epilepsi pasca cedera kepala (otak) masih menjadi
perdebatan. Beberapa sumber menyebutkan epilepsi dapat terjadi karena
perubahan struktur, fisiologis, dan biokimia yang berlangsung di otak
setelah terjadinya cedera kepala yang dapat menimbulkan reaksi kejang tersebut. Kejang
pertama pasca cedera kepala dianggap sebagai akibat dari kerusakan pada
neuron yang disebabkan oleh ekstravasasi darah, kemudian dengan serangkaian respon
berupa perubahan aliran darah dan
vasoregulasi, terjadinya gangguan pada sawar darah otak, peningkatan
tekanan kranial, perdarahan iskemik secara difus maupun fokal, inflamasi,
nekrosis, atau gangguan pada pembuluh darah itu sendiri sehingga dengan adanya
perubahan eksitabilitas dari neurotranmisi itu menyebabkan terjadinya kejang-kejang
(epilepsi) tersebut

23. Pertanyaan Rahziatun Mahfuzah

apakah seseorang yang di diagnose epilepisi bisa sembuh total atau tidak? kalua tidak
kenapa kalua bisa kenapa

Jawab Kelompok 7

Sebagian besar kasus gangguan epilepsi tidak bisa sembuh secara total. Kendati demikian,
penyakit ini bisa diobati dan dikontrol agar tidak sering kambuh. Pengobatan epilepsi yang
sering dilakukan adalah penggunaan obat-obatan. Jenis obat yang dikonsumsi berfungsi
untuk membantu mencegah terjadinya kejang.

Pengobatan epilepsi bersifat jangka panjang. Artinya, terapi dan konsumsi obat-obatan
harus dilakukan secara berlanjut dan teratur. Jika rutin minum obat, pengidap epilepsi
biasanya akan mengalami penurunan frekuensi kejang, bahkan tidak mengalami gejala ini
selama bertahun-tahun.

Terapi pengobatan yang tepat bisa membantu mengurangi kecenderungan aktivitas elektrik
yang terjadi di otak. Penyakit yang satu ini sering disalahartikan sebagai jenis penyakit yang
menular. Sehingga, tak jarang banyak orang yang memilih untuk menjauh dan enggan
membantu saat ayan menyerang seseorang.

24. Pertanyaan Siti Ainunjariah

maksudnya setidaknya dua kejang itu bagaimana ? dari mana kita tau itu dianggap 2 kejang ?

Jawab Putra Samherianoor

mencoba bantu menjawab kak ainun, berdasarkan pengertian epilepsi untuk dua kejang itu
maksudnya lebih ke jumlah terjadinya kejang selama 24 jam.

jika dalam 24 jam seseorang mengalami dua kali (atau lebih) kejang yang tidak diketahui
sebabnya, maka ada kemungkinan orang tersebut menderita epilepsi.

25. Pertanyaan Linda Permata Sari

Mengapa faktor usia pada anak dan lansia lebih menjadi faktor penyebab epilepsi
dibandingkan orang dewasa usia produktif ? hal apa yang mempengaruhi ?

Jawab NAIMAH PUTERI

karena pada bayi (anak-anak) dan lansia ada faktor penyebab yang dapat menimbulkan
epilepsi.
Pada anak-anak : ada dua faktor yang mempengaruhi yaitu meningkatnya faktor eksitasi dan
menurunnya faktor inhibisi neurotransmiter otak. Dimana anak-anak khususnya bayi
memiliki sinaps elektrik yang lebih banyak dibandingkan dengan anak usia yang lebih besar.
Penyebab lainnya juga karena kelainan bawaan.

pada lansia : biasaynya setelah usia seseorang mencapai 35 tahun ke atas, tingkat kasus baru
epilepsi yang mulai muncul pun meningkat. Kondisi ini bisa disebabkan oleh stroke, tumor
otak, atau penyakit Alzheimer, yang semua dapat menyebabkan epilepsi.

sehingga pada usia anak-anak dan lansia lebih menjadi faktor penyebab epilepsi
dibandingkan orang dewasa usia produktif.

26. Pertanyaan NAIMAH PUTERI

Bagaimana penanganan pertama saat kita melihat orang ketika mengalami epilepsi di jalan ?
Apakah epilepsi bisa disembuhkan secara total dengan pengobatan dan terapi ?

Jawab kelompok 7
Jika kita melihat penderita sedang kumat, kita harus tenang, dimiringkan kepalanya, jangan
menahan-nahan gerakannya, dihitung lama kejangnya. Setelah selesai tunggu sampai benar-
benar sadar.
pertolongan pertama yang harus diberikan kepada penderita epilepsi:
1. Hindarkan benturan kepala atau bagian tubuh lainnya dari benda keras, tajam atau panas.
2. Longgarkan bajunya, miringkan kepalanya ke samping untuk mencegah lidahnya menutupi
jalan pernapasan.
3. Biarkan kejang berlangsung, jangan masukkan benda keras ke mulutnya karena dapat
menyebabkan gigi patah.
4. Penderita akan bingung atau mengantuk setelah kejang, biarkan dia istrirahat.
5. Laporkan pada keluarga terdekatnya, untuk memberikan pengobatan oleh dokter.

Apakah Epilepsi bisa sembuh secara total ?


Sebagian besar kasus gangguan epilepsi tidak bisa sembuh secara total. Kendati demikian,
penyakit ini bisa diobati dan dikontrol agar tidak sering kambuh. Pengobatan epilepsi yang
sering dilakukan adalah penggunaan obat-obatan. Jenis obat yang dikonsumsi berfungsi
untuk membantu mencegah terjadinya kejang.

Pengobatan epilepsi bersifat jangka panjang. Artinya, terapi dan konsumsi obat-obatan
harus dilakukan secara berlanjut dan teratur. Jika rutin minum obat, pengidap epilepsi
biasanya akan mengalami penurunan frekuensi kejang, bahkan tidak mengalami gejala ini
selama bertahun-tahun.

Terapi pengobatan yang tepat bisa membantu mengurangi kecenderungan aktivitas elektrik
yang terjadi di otak. Penyakit yang satu ini sering disalahartikan sebagai jenis penyakit yang
menular. Sehingga, tak jarang banyak orang yang memilih untuk menjauh dan enggan
membantu saat ayan menyerang seseorang.
27. Pertanyaan Tri Hardiyanti Tri

ketika kita menjumpai seseorang yang sedang terserang epilepsi, pertolongan seperti apa yg
bisa kita lakukan?

Jawab Radia Apriliana Normika

saya perwakilan dari kelompok 11 ingin membantu kelompok dengan materi epilepsi. yang
harus dilakukan ketika orang yang sedang mengalami serangan epilepsi hal yang perlu
diperhatikan yaitu adalah jangan tinggalkan mereka, tetap bersama mereka hingga datang
ambulance atau bala bantuan, kemudian sebisa mungkin ajak untuk tetap sadar dan
berkomunikasi, hindarkan dari kerumunana banyak orang, longgarkan pakaian mereka
supaya tidak ketat dan jika berbaring buat tubuh mereka agar berbaring menyamping untuk
mencegah tersedak dan jangan menahan kejangan atau menekan anggota tubuh mereka,
terakhir secepatnya memanggil ambulance atau tenaga kesehatan lain agar penderita bisa
cepat ditangani

28. Pertanyaan FIRDA MILLATINA AYSYI

Bagaimana cara membedakan kejang yang disebabkan oleh epilepsi dengan kejang biasa?

Jawab SYEFA AULIA RAHMAH

Perbedaannya terletak dari frekuensi kejang

- kejang biasa (seizure) terjadi hanya 1 kali dikarenakan gangguan singkat sementara di
aktivitas listrik otak

- epilepsi adalah kelainan yang ditandai dengan kejang berulang

1 seizure = seizure

multiple seizure = epilepsy

29. Pertanyaan ISKA NOVISRA NASUTION

kejang epilepsi terjadi karena pelepasan neuron kortikal yang berlebih. apa itu neuron
kortikal?

Jawab NIDAUL HASANAH

Neuron kortikal adalah sel-sel saraf yang membentuk korteks otak. Sehingga epilepsi dapat
terjadi karena pelepasan dari sel-sel saraf yang berlebih pada korteks otak.

30. Pertanyaan PUTRA SAMHERIANOR


Pada algoritma terapi disebutkan jika pasien sembuh setelah diberikan OAE, kemudian efek
samping dapat ditoleransi dan kualitas hidup optimal, maka Terapi OAE dilanjutkan,
pertanyaannya berapa lama terapi tersebut dilanjutkan dan apa saja yang harus
dimonitoring saat melanjutkan terapi tersebut?

Jawab Kelompok 7
Lama terapi tergantung dari ada perbaikan gejala atau tidak Kalau dalam 2 tahun tidak ada
kambuh lagi bisa dihentikan atas anjuran dokter

Yang di monitoring EEG

31. Pertanyaan LIA APRILIA SARAGIH


Yang dimaksud infeksi otak pada Faktor resiko epilepsi itu bagaimana? Terimakasih

Jawab SYEFA AULIA RAHMAH


Infeksi otak dapat berupa meningitis, dimana penyakit tersebut menyebabkan peradangan
di otak atau sumsum tulang belakang

32. Pertanyaan Saufy Arishandi


Bagaimana Demensia (Faktor resiko) dapat menyebabkan epilepsi?

Jawab Suntami Putri


Demensia merupakan salah satu faktor resiko yang dapat meningkatkan resiko epilepsi pada
orang dewasa yang lebih tua. dimana demensia dapat menyebabkan epilepsi karena adanya
kerusakan sel saraf dan hubungan antar saraf pada otak. sehingga mengakibatkan
penurunan daya ingat dan cara berpikir.

33. Pertanyaan AUDIN IMRON RIMAR RIQLIKA

Kenapa pada anak – anak penyakit epilepsi lebih rentan terjadi ?

Jawab Kelompok 7

Pola serangan epilepsi dimulai dari bayi berumur satu tahun hingga lima tahun. Kejadian
serangan epilepsi pada anak-anak paling tinggi terjadi pada usia tiga tahun ke bawah.
Setelah lima tahun kemudian menurun. Salah satu alasan mudahnya timbul kejang pada usia
dini dipengaruhi oleh dua faktor, yakni meningkatnya faktor eksitasi dan menurunnya faktor
inhibisi neurotransmiter otak. Selain itu, bayi memiliki sinaps elektrik yang lebih banyak
dibandingkan dengan anak berusia lebih besar. Penyebab epilepsi lainnya adalah karena
kelainan bawaan otak, infeksi pada kehamilan, kurang nutrisi saat kehamilan, berat lahir
kurang, dan trauma otak. Gangguan pada otak tersebut membuat koneksi saraf menjadi
abnormal dan kerja sel-sel saraf terganggu.

Jawab Naimah Puteri


karena ada dua faktor yang mempengaruhi yaitu meningkatnya faktor eksitasi dan
menurunnya faktor inhibisi neurotransmiter otak. Dimana anak-anak khususnya bayi
memiliki sinaps elektrik yang lebih banyak dibandingkan dengan anak usia yang lebih besar.
Penyebab lainnya juga karena kelainan bawaan
34. Pertanyaan Dedy Mulyadi Ms

seorang pasien yang melakukan terapi OAE dan sudah dalam keadaan sembuh. Apakah
pasien tersebut masih melanjutkan terapi? Jika pasien melanjutkan terapi, berapa lama
pasien tersebut harus melakukan terapi OAE?

Jawab Kelompok 7
Kalau sudah smbuh tdk perlu lanjut terapi, tapi harus terus dipantau dan dimonitoring status
EEG nya

35. Pertanyaan NIDAUL HASANAH


bagaimana strategi untuk mencegah efek samping dari OAE

Jawab Fitri Ramdhana


Mencoba menjawab pertanyaan dari Nida. Mohon maaf kalau salah dan kurang lengkap :"(.
Silakan teman-teman kalau mau menambahkan.

Berdasarkan Buku Pedoman Tatalaksana Epilepsi (Perdossi, 2014 : 14), strategi untuk
mencegah efek samping OAE antara lain :
1. Memilih OAE yang paling cocok untuk karakteristik pasien.
2. Menggunakan titrasi (pemberian dosis bertahap) dengan dosis awal terkecil dahulu dan
rumatan (terapi pemeliharaan) dengan dosis terkecil mengacu pada jenis sindrom epilepsi
dan karakteristik pasien.

Jawab Hasna Haipa


saya hasna haipa ingin mecoba menjawab pertanyaan dari Nidaul Hasanah, Efek samping
yang sering dihubungkan dengan penggunaan OAE adalah idiosinkrasi, gangguan kognitif,
dan komplikasi lain akibat penggunaan jangka panjang. Dengan hal ini, untuk mencegah
maka dalam pengobatan epilepsi perlu mempertimbangkan antara kekhasiatan obat dan
efek samping pada penderita.

36. Pertanyaan Muhamnad Hidayatullah

Apakah ada syarat tertentu pasien dikatakan sembuh dan dilakukan penghentian pemberian
obat pada algoritma tatalaksana terapi epilepsy

Jawab Putra Samherianoor

Syaratnya yaitu:

- sembuh setelah diberi terapi OAE

- efek samping dapat ditoleransi

- kualitas hidup lebih optimal atau membaik

- tidak terjadi kekambuhan


37. Pertanyaan Muhammad Arif

Dosis pengobatan epilepsi untuk orang dewasa dengan anak apakah berbeda ? mohon
dijelaskan terima kasih

Jawab Kelompok 7

inggih beda ka, tapi sama2 dari dosis terendah untuk memulai pengobatannya

contoh = carbamazepin

Anak-anak: 10-20 mg/kg

Dewasa: dosis awal 100-200 mg, 1-2 kali sehari. Dosis dapat ditingkatkan setiap minggunya.

Anda mungkin juga menyukai