36 Tahun 2009
Pasal 64 ayat 1
Penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan dapat dilakukan melalui transplantasi organ
dan/atau jaringan tubuh, implan obat dan/atau alat kesehatan, bedah plastik dan rekonstruksi,
serta penggunaan sel punca.
Pasal 68 ayat 1
Pemasangan implan obat dan/atau alat kesehatan ke dalam tubuh manusia hanya dapat dilakukan
oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan serta dilakukan di fasilitas
pelayanan kesehatan tertentu.
Pasal 98 ayat 2
Setiap orang yang tidak memiliki keahlian dan kewenangan dilarang mengadakan, menyimpan,
mengolah, mempromosikan, dan mengedarkan obat dan bahan yang berkhasiat obat.
1. Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia No. 58 Tahun 2014 Tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
Pasal 3 ayat 1 : Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit meliputi standar :
a. pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai; dan
b. pelayanan farmasi klinik.
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1799/MENKES/PER/XII/2010
Tentang Industri Farmasi
Pasal 1 ayat 5 : Cara Pembuatan Obat yang Baik, yang selanjutnya disingkat CPOB adalah
cara pembuatan obat yang bertujuan untuk memastikan agar mutu obat yang dihasilkan sesuai
dengan persyaratan dan tujuan penggunaannya.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 30 Tahun 2017 Tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Kesehatan No. 1148/MENKES/PER/VI/2011
Tentang Pedagang Besar Farmasi
Pasal 1 ayat 3 : PBF hanya dapat melaksanakan pengadaan bahan obat dari industri farmasi,
sesama PBF dan/atau melalui importasi
Pasal 1 ayat 6 : PBF dan PBF Cabang dalam melaksanakan pengadaan obat atau bahan obat
harus berdasarkan surat pesanan yang ditandatangani apoteker penanggung jawab dengan
mencantumkan nomor SIPA.
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 74 Tahun 2016 Tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian Di Puskesmas
Pasal 3 ayat 1 : Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas meliputi standar :
a. pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai; dan
b. pelayanan farmasi klinik.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 35 Tahun 2014 Tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian Di Apotek
Pasal 3 ayat 1 : Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek meliputi standar :
a. pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai; dan
b. pelayanan farmasi klinik.
6. Peraturan Badan Pengawas Obat Dan Makanan No. 28 Tahun 2018 Tentang Pedoman
Pengelolaan Obat-Obat Tertentu Yang Sering Disalahgunakan
Pasal 1 ayat 1 : Obat-Obat Tertentu yang Sering Disalahgunakan yang selanjutnya disebut
Obat-Obat Tertentu adalah obat yang bekerja di sistem susunan syaraf pusat selain Narkotika
dan Psikotropika, yang pada penggunaan di atas dosis terapi dapat menyebabkan
ketergantungan dan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.
7. Peraturan Badan Pengawas Obat Dan Makanan No. 9 Tahun 2019 Tentang Pedoman
Teknis Cara Distribusi Obat Yang Baik
Pasal 1 ayat 1 : Cara Distribusi Obat yang Baik yang selanjutnya disingkat CDOB adalah
cara distribusi/penyaluran obat dan/atau bahan obat yang bertujuan memastikan mutu
sepanjang jalur distribusi/penyaluran sesuai persyaratan dan tujuan penggunaannya.
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 72 Tahun 1998 Tentang Pengamanan
Sediaan Farmasi Dan Alat Kesehatan
Penjelasan umum : Pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan dilakukan untuk
melindungi masyarakat dari bahaya yang disebabkan oleh penggunaan sediaan farmasi dan
alat kesehatan yang tidak tepat dan/atau yang tidak memenuhi persyaratan mutu, keamanan,
dan kemanfaatan.
9. Peraturan Badan Pengawas Obat Dan Makanan No. 4 Tahun 2018 Tentang
Pengawasan Pengelolaan Obat, Bahan Obat, Narkotika, Psikotropika, Dan Prekursor
Farmasi Di Fasilitas Pelayanan Kefarmasian
Pasal 4 : Pengelolaan Obat, Bahan Obat, Narkotika, Psikotropika dan Prekursor Farmasi di
Fasilitas Pelayanan Kefarmasian meliputi kegiatan sebagai berikut:
a. pengadaan;
b. penerimaan;
c. penyimpanan;
d. penyerahan;
e. pengembalian;
f. pemusnahan; dan
g. pelaporan.
UU No. 23 th 1992
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/46620/uu-no-23-tahun-1992
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/117619/permenkes-no-37-tahun-2014
http://www.bphn.go.id/data/documents/16pmkes038.pdf
PP No. 18 th 1981
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/65486/pp-no-18-tahun-1981
https://jdihn.go.id/files/241/PERKABAN%20BKBN%20FINAL%20(upload).pdf
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/111942/permenkes-no-32-tahun-2018
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/129897/permenkes-no-62-tahun-2013
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/129889/permenkes-no-48-tahun-2012
http://bprs.kemkes.go.id/v1/uploads/pdffiles/peraturan/43%20PMK%20No.%2058%20ttg
%20Standar%20Pelayanan%20Kefarmasian%20di%20RS.pdf
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/129885/permenkes-no-1799menkesperxii2010-tahun-
2010
Permenkes No. 30 th 2017
http://www.elic.binfar.kemkes.go.id/upload/regulation/permenkes302017.pdf
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/114629/permenkes-no-74-tahun-2016
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/117572/permenkes-no-35-tahun-2014
https://farmasetika.com/wp-content/uploads/2018/09/PBPOM-No-28-Tahun-2018.pdf
https://sertifikasicdob.pom.go.id/sertifikasicdobv2/docs/1PedomanCDOB.pdf
PP No. 72 th 1998
http://pelayanan.jakarta.go.id/download/regulasi/peraturan-pemerintah-nomor-72-tahun-1998-
tentang-pengamanan-sediaan-farmasi-dan-alat-kesehatan.pdf
https://gudangilmu.farmasetika.com/peraturan-bpom-no-4-th-2018-pengawasan-obat-narkotika-
psikotropika-dan-prekursor/
11. Pasal 98 ayat 2
“Setiap orang yang tidak memiliki keahlian dan kewenangan dilarang mengadakan, menyimpan,
mengolah, mempromosikan, dan mengedarkan obat dan bahan yang berkhasiat obat”
Pihak yang berwenang dalam mempromosikan obat dan bahan yang berkhasiat obat yaitu
industri farmasi yang telah mendapat persetujuan izin edar oleh Kepala Badan untuk obat yang
diregistrasi (Perka BPOM No.8, 2017). aturan terkait hal yang harus dicantumkan dalam iklan
tercantum dalam Perka BPOM No.8, 2017 bagian lampiran.
Pihak yang berwenang dalam mengedarkan obat dan bahan yang berkhasiat obat yaitu
Perusahaan Besar Farmasi (PBF) dan PBF Cabang yang mengedarkan/menyalurkan sediaan
farmasi ke PBF atau PBF Cabang lain dan Fasilitas Pelayanan Kefarmasian (CDOB, 2019 dan
Permenkes No. 1148 Tahun 2011), Industri Farmasi serta Instalasi Sediaan Farmasi yang
mengedarkan sediaan farmasi kepada masyarakat antara lain instalasi farmasi rumah sakit dan
puskesmas (CDOB, 2019, Permenkes no.72 tahun 2016, Permenkes no. 74 tahun 2016).
Pelaksanaan terkait proses distribusi/peredaran obat dan bahan berkhasiat obat tercantum dalam
CDOB pada bab IV bagian operasional dan tercantum dalam lampiran permenkes no. 72 dan no.
74 tahun 2016.
12. Pasal 99
(1) “Sumber sediaan farmasi yang berasal dari alam semesta dan sudah terbukti berkhasiat dan
aman digunakan dalam pencegahan, pengobatan, dan/atau perawatan, serta pemeliharaan
kesehatan tetap harus dijaga kelestariannya”
sumber daya alam yang dimaksud yaitu dari tumbuhan (seperti Curcuma xanthorriza, Curcuma
domestica, temulawak, lada hitam), hewan (seperti insulin, minyak ikan), biota laut, bahan
tambang dan mineral, serta gas bumi (permenkes No. 17, 2017)
sumber daya alam yang memilik banyak manfaat dalam bidang kesehatan harus di lestarikan
dengan dengan cara : Pelaksanaan budidaya tumbuhan berdasarkan keunggulan sumber daya
biologi masing-masing wilayah dan konservasi SDA untuk pengembangan obat tradisional dan
tujuan lainnya dan melalui regulasi, penelitian dan pengembangan (Kepmenkes no. 31, 2007)
(2) “Masyarakat diberi kesempatan yang seluas-luasnya untuk mengolah, memproduksi,
mengedarkan, mengembangkan, meningkatkan, dan menggunakan sediaan farmasi yang dapat
dipertanggungjawabkan manfaat dan keamanannya”
Peraturan pengelolaan sediaan farmasi di apotek tercantum dalam permenkes no. 73 tahun 2016
bagian lampiran bab II
Peraturan pengelolaan sediaan farmasi di instalasi farmasi rumah sakit tercantum dalam
permenkes no. 72 tahun 2016 bagian lampiran bab II
Peraturan pengelolaan sediaan farmasi di puskesmas tercantum dalam permenkes no.74 tahun
2016 bagian lampiran bab II
13. Pasal 100
(1) “Sumber obat tradisional yang sudah terbukti berkhasiat dan aman digunakan dalam
pencegahan, pengobatan, perawatan, dan/atau pemeliharaan kesehatan tetap dijaga
kelestariannya”
Sumber obat tradisional berupa tumbuhan (Contonya yaitu cengkeh, teh hijau, jahe, pegagan,
safron), hewan (Contohnya madu) dan mineral (permenkes No.7 tahun 2012, Perka BPOM No.
HK.00.05.1.42.0115). Upaya melestarikan sumber obat tradisional dengan Pelaksanaan budidaya
tumbuhan berdasarkan keunggulan sumber daya biologi masing-masing wilayah dan konservasi
SDA untuk pengembangan obat tradisional dan tujuan lainnya dan melalui regulasi, penelitian
dan pengembangan (Kepmenkes no. 31, 2007).
Peraturan terkait obat tradisional
Persyaratan keamanan dan mutu bahan baku tertera pada Perbpom Nomor 32 Tahun
2019 pasal 4 dan produk jadi tertera pada pasal 8. Dan diperjelas dalam bagian
lampiran.
Proses pembuatan obat tradisional yang baik dijelaskan dalam Perka BPOM Nomor
HK.03.1.23.06.11.5629 Tahun 2011 pada bagian 6 mengenai produksi.
Kriteria obat tradisional yang dapat diedarkan tercantum pada permenkes No.7 tahun
2012 padal 6 dan tata cara regristasi pada pasal 14 dan Perka BPOM No:
HK.00.05.41.1384 pada bab v bagian pertama.
Dan terkait impor obat tradisional diatur dalam Perka bpom No. HK.00.05.42.2996 Bab
II dan Bab III (untuk produk jadi) dan Perka BPOM No. HK.00.05.1.42.0115 Bab II dan
III (untuk bahan baku obat tradisional).
15. Pasal 102
(1) “Penggunaan sediaan farmasi yang berupa narkotika dan psikotropika hanya dapat dilakukan
berdasarkan resep dokter atau dokter gigi dan dilarang untuk disalahgunakan”
Apoteker di Apotek, Puskesmas, Instalasi Farmasi Rumah Sakit, dan Instalasi Farmasi Klinik
dapat melayani permintaan pasien terkait obat yang mengandung narkotika dan psikotropika
apabila pasien membawa resep dokter (permenkes no 3 tahun 2015).
Resep yang diterima dalam rangka penyerahan Obat wajib dilakukan skrining :
a. Nama, Surat Izin Praktik (SIP), alamat, dan nomor telepon dokter;
b. Tanggal penulisan resep;
c. Nama, potensi, dosis, dan jumlah obat;
d. Aturan pemakaian yang jelas;
e. Nama, alamat, umur, jenis kelamin, dan berat badan pasien;
f. Tanda tangan atau paraf dokter penulis resep.
Resep harus asli, ditulis dengan jelas dan lengkap, tidak dibenarkan dalam bentuk
faksimili dan fotokopi, termasuk fotokopi blanko resep (Perbpom no.4 tahun 2018)
CDOB 2019
https://sertifikasicdob.pom.go.id/sertifikasicdobv2/docs/1PedomanCDOB.pdf
Perka BPOM No. 8, 2017
https://siapik.pom.go.id/apps/files/aturan/2017/7/20170704_160426_aturan.pdf
Pmk 1148 tahun 2011
http://www.elic.binfar.kemkes.go.id/upload/regulation/permenkes11482011.pdf
Permenkes No. 17 Tahun 2017
https://dinkes.kedirikab.go.id/konten/uu/50571PMK_17_2017_ttg_Rencana_Aksi_Pengembanga
n_Industri_FARMALKES_.pdf
Kepmenkes no. 381 thun 2007
https://peraturan.bkpm.go.id/jdih/userfiles/batang/KEPMENKES_381_2007.pdf
Permenkes 7 tahun 2012
https://asrot.pom.go.id/asrot/index.php/download/dataannounce2/185/2012_PerMenKes%20No.
%20007%20ttg%20Registrasi%20Obat%20Tradisonal.pdf
Perkbpom No. HK.00.05.1.42.0115
https://jdihn.go.id/files/491/HK.00.05.1.42.0115.pdf
Perka BPOM Nomor HK.03.1.23.06.11.5629 Tahun 2011
https://ngada.org/bn393-2011.htm
Perka BPOM No: HK.00.05.41.1384
https://sireka.pom.go.id/requirement/HK.00.05.41.1384-2005.pdf
Perka bpom No. HK.00.05.42.2996
https://jdihn.go.id/files/491/HK.00.05.42.2996.pdf
Perka BPOM No. HK.00.05.1.42.0115
https://jdihn.go.id/files/491/HK.00.05.1.42.0115.pdf
permenkes no 3 tahun 2015
http://sipnap.kemkes.go.id/download/dokumen/32
Perbpom no.4 tahun 2018
http://iaijatim.id/wp-content/uploads/2019/11/PerBPOM-4-Tahun-2018-tentang-
PENGAWASAN-PENGELOLAAN-OBAT-BAHAN-OBAT.pdf
Permenkes no. 74 tahun 2016
https://rudiapt.files.wordpress.com/2018/02/pmk_no_74_ttg_standar_pelayanan_kefarmasian_di
_puskesmas_.pdf
Permenkes no. 72 tahun2016
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/114491/permenkes-no-72-tahun-2016
Permenkes no 73 tahun 2016
http://iaijatim.id/wp-content/uploads/2019/11/Permenkes-73-2016-Standar-Pelayanan-
Kefarmasian-Di-Apotek.pdf
Peraturan Narkotika dan Psikotropika
PASAL 102
Ayat 2
“Ketentuan Mengenai Narkotika dan Psikotropika dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundangan-undangan.”
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2013 tentang Peta
Jalan Pengembangan Bahan Baku Obat
Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor 24
Tahun 2017 tentang Kriteria dan Tata Laksana Registrasi Obat
Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 29 Tahun 2017 tentang
Pengawasan Pemasukan Bahan Obat dan Makanan ke Dalam Wilayah Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
UU No. 8 Tahun 1876 Tentang Pengesahan Konvensi Tunggal Narkotika 1961 Beserta Protokol
yang Mengubahnya
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/47213/uu-no-8-tahun-1976
UU No. 9 Tahun 1976 Tentang Narkotika
http://www.bphn.go.id/data/documents/76uu009.pdf
UU No. 22 Tahun 1997 Tentang Narkotika
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/46016/uu-no-22-tahun-1997
UU No. 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika
https://www.slideshare.net/nununkfharm/uu-no35-tahun-2009-narkotika
UU No. 8 Tahun 1996 Tentang Pengesahan / Pembatalan Konvensi Psikotropika
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/46098/uu-no-8-tahun-1996
UU No. 5 Tahun 1997 Tentang Psikotropika
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/45926/uu-no-5-tahun-1997
Tentang Perubahan Penggolongan Narkotika
https://rsud.purbalinggakab.go.id/wp-content/uploads/2018/05/Permenkes-2-Tahun-2017-
tentang-Perubahan-Penggolongan-Narkotika.pdf
Tentang Perubahan Penggolongan Narkotika
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/139636/permenkes-no-20-tahun-2018
Tentang Perubahan Penggolongan Narkotika
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/111763/permenkes-no-7-tahun-2018
Tentang Perubahan Penggolongan Narkotika
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/139198/permenkes-no-50-tahun-2018
Tentang Perubahan Penggolongan Narkotika
https://www.slideshare.net/ulfahhanum1/pmk-no-44-th-2019-ttg-perubahan-penggolongan-
narkotika
Tentang Perubahan Penggolongan Psikotropika
https://ngada.org/uu5-1997pjl.htm
Tentang Pengawasan Pengelolaan Obat, Bahan Obat, Narkotika, Psikotropika, Prekursor Farmasi
Di Fasilitas Pelayanan Kefarmasian
http://iaijatim.id/wp-content/uploads/2019/11/PerBPOM-4-Tahun-2018-tentang-
PENGAWASAN-PENGELOLAAN-OBAT-BAHAN-OBAT.pdf
Tentang Pengawasan Pemasukan Bahan Obat dan Makanan ke Dalam Wilayah Indonesia
https://eservice.insw.go.id/files/atr/57.%20Peraturan%20BPOM%2029%20Tahun%202017.pdf
Tentang Kriteria Dan Tata Laksana Pendaftaran Obat Tradisional Obat Herbal Terstandar Dan
Fitofarmaka
https://sireka.pom.go.id/requirement/HK.00.05.41.1384-2005.pdf
Tentang Penarikan Dan Pemusnahan Obat Tradisional Yang Tidak Memenuhi Persyaratan
https://bikinpabrik.id/wp-content/uploads/2019/03/PKBPOM-Nomor-5-tentang-Penarikan-dan-
Pemusnahan-OT-yang-tidak-memenuhi-Persyaratan.pdf
Tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Badan
Pengawas Obat dan Makanan
https://e-reg.pom.go.id/ereg/manual/PNBP-PP32.pdf
Tentang Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik Sektor Obat dan
Makanan
https://jdih.pom.go.id/download/product/864/5/2020
Tentang Standar Pelayanan Publik di Lingkungan Badan Pengawas Obat dan Makanan
https://sireka.pom.go.id/requirement/PBPOM%20No%2027%20tahun%202018.pdf
Tentang Bentuk dan Jenis Sediaan Kosmetika Tertentu yang dapat Diproduksi oleh Industri
Kosmetika yang Memiliki Izin Produksi Golongan B
https://notifkos.pom.go.id/upload/informasi/20170926043353.pdf
Tentang Pedoman Cara Pembuatan Kosmetika yang Baik Kosmetika yang Baik
https://jdihn.go.id/files/491/15_HK.00.05.4.3870_h_kelar_kos.pdf
Tentang Izin Edar Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga
http://regalkes.kemkes.go.id/informasi_alkes/PERMENKES%20No%201190%20Tahun
%202010%20Tentang%20Izin%20Edar%20Alat%20Kesehatan.pdf
21. UU no. 36 tahun 2009 pasal 106 ayat 3 tentang peraturan mencabut izin edar sediaan
farmasi dan alat kesehatan
23. UU no. 36 tahun 2009 pasal 196 tentang Sanksi bila tidak memiliki izin produksi
1. PP Nomor 72 Tahun 1998 Tentang Pengamanan Sediaan Farmasi Dan Alat Kesehatan
Pasal 2 (ayat 1 dan 2): Sediaan farmasi dan alat kesehatan yang diproduksi dan/atau diedarkan
harus memenuhi persyaratan mutu, keamanan, dan kemanfaatan, yang mana diperuntukkan pada:
a. sediaan farmasi yang berupa bahan obat dan obat sesuai dengan persyaratan dalam buku
Farmakope atau buku standar lainnya yang ditetapkan oleh Menteri;
b. sediaan farmasi yang berupa obat tradisional sesuai dengan persyaratan dalam buku Materia
Medika Indonesia yang ditetapkan oleh Menteri;
c. sediaan farmasi yang berupa kosmetika sesuai dengan persyaratan dalam buku Kodeks
Kosmetika Indonesia yang ditetapkan oleh Menteri;
d. alat kesehatan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan oleh Menteri.
Pasal 74 : Barang siapa dengan sengaja memproduksi dan/atau mengedarkan sediaan farmasi
berupa obat atau bahan obat yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 ayat (1) dan ayat (2) huruf a, dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas)
tahun dan pidana denda paling banyak Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah)
Pasal 75 (poin a dan b): Barang siapa dengan sengaja memproduksi dan/atau mengedarkan alat
kesehatan yang tidak memenuhi persyaratan dipidana dengan pidana penjara paling lama 7
(tujuh) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 140.000.000,00 (seratus empat puluh juta
rupiah).
Pasal 76 (poin a dan b): Barang siapa dengan sengaja memproduksi dan/atau mengedarkan
sediaan farmasi berupa obat tradisional sediaan farmasi berupa kosmetika yang tidak memenuhi
persyaratan dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau pidana denda
paling banyak Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah)
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 62 Tahun 2017 Tentang Izin
Edar Alat Kesehatan, Alat Kesehatan Diagnostik In Vitro Dan Perbekalan Kesehatan
Rumah Tangga
Pasal 3 (ayat 2) : Pemenuhan standar dan/atau persyaratan keamanan, mutu, dan kemanfaatan
dilakukan sejak proses pembuatan sampai dengan penggunaan Alat Kesehatan, Alat Kesehatan
Diagnostik In Vitro dan PKRT.
3. PerBPOM Nomor 14 Tahun 2019 Tentang Penarikan Dan Pemusnahan Obat Yang Tidak
Memenuhi Standar Dan/Atau Persyaratan Keamanan, Khasiat, Mutu, Dan Label
Pasal 2 (ayat 1 dan 2): Pemilik Izin Edar wajib menjamin Obat yang diedarkan di wilayah
Indonesia telah memenuhi standar dan/atau persyaratan keamanan, khasiat, mutu, dan label, yang
mengacu pada:
a. parameter sebagaimana tercantum dalam Farmakope Indonesia atau buku standar lainnya
sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan; b. dokumen registrasi yang telah
disetujui; dan/atau
c. pemenuhan CPOB.
4. PerMenKes Nomor 1010/MENKES/PER/XI/2008 Tentang Registrasi Obat
Pasal 4 (poin a dan b) : obat yang memiliki izin edar harus memenuhi kriteria berikut: a. khasiat
yang meyakinkan dan keamanan yang memadai dibuktikan melalui percobaan hewan dan uji
klinis atau bukti-bukti lain sesuai dengan status perkembangan ilmu pengetahuan yang
bersangkutan; b. Mutu yang memenuhi syarat yang dinilai dari proses produksi yang sesuai
CPOB, spesifikasi dan metode pengujian terhadap semua bahan yang digunakan serta produk
jadi dengan bukti yang sahih.
Pasal 5 (ayat 1): obat untuk uji klinik harus dapat dibuktikan bahwa obat tersebut aman
penggunaannya pada manusia.
24. UU no. 36 tahun 2009 pasal 197 sanksi bila tidak punya izin edar
1. PP Nomor 72 Tahun 1998 Tentang Pengamanan Sediaan Farmasi Dan Alat Kesehatan
Pasal 9 (1) Sediaan farmasi dan alat kesehatan hanya dapat diedarkan setelah memperoleh izin
edar dari Menteri.
Pasal 22 (1) Sediaan farmasi dan alat kesehatan yang dimasukkan ke dalam wilayah Indonesia
untuk diedarkan harus memiliki izin edar dari Menteri.
Pasal 75 (poin b): barang siapa dengan sengaja mengedarkan sediaan farmasi dan alat kesehatan
tanpa izin edar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9; dipidana dengan pidana penjara paling
lama 7 (tujuh) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 140.000.000,00 (seratus empat
puluh juta rupiah)
2. PerMenKes Nomor 1190/MENKES/PER/VIII/2010 Tentang Izin Edar Alat Kesehatan Dan
Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga
Pasal 5 (1) Alat kesehatan dan/atau PKRT yang akan diimpor, digunakan dan/atau diedarkan di
wilayah Republik Indonesia harus terlebih dahulu memiliki izin edar.
3. Permenkes 62 tahun 2017 Tentang Izin Edar Alat Kesehatan, Alat Kesehatan Diagnostik In
Vitro Dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga
Pasal 4 (ayat 1 dan 2): Alat Kesehatan, Alat Kesehatan Diagnostik In Vitro dan PKRT yang
diproduksi, diimpor, dirakit dan/atau dikemas ulang, yang akan diedarkan di wilayah Negara
Republik Indonesia harus memiliki Izin yang diberikan oleh Menteri.
Pasal 64: Pelanggaran terhadap ketentuan dalam Peraturan Menteri ini yang mengakibatkan
seseorang mengalami gangguan kesehatan yang serius, cacat atau kematian, memalsukan
dan/atau mengedarkan Alat Kesehatan, Alat Kesehatan Diagnostik In Vitro dan PKRT tanpa
memiliki Izin Edar dapat dikenakan sanksi pidana berdasarkan peraturan perundangundangan.
4. PerMenKes Nomor 1191/MENKES/PER/VIII/2010 Tentang Penyaluran Alat Kesehatan
Pasal 17 (ayat 1 poin a): Izin PAK dapat dicabut apabila, PAK mendistribusikan produk yang
tidak memiliki izin edar atau tidak sesuai dengan klaim yang disetujui pada waktu mendapatkan
izin edar.
Pasal 23 (ayat 1 poin a): Izin Cabang PAK dicabut apabila, mendistribusikan alat kesehatan yang
tidak mempunyai izin edar.
Pasal 29 (ayat 1 poin a) Izin toko alat kesehatan dapat dicabut apabila, mendistribusikan alat
kesehatan yang tidak mempunyai izin edar.
Pasal 30 : Terhadap apotek atau pedagang eceran obat yang menyalurkan alat kesehatan yang
tidak mempunyai izin edar dan/atau mengadakan dan menyalurkan alat kesehatan yang bukan
dari PAK atau Cabang PAK, maka kepala dinas kesehatan kabupaten/kota dapat mencabut Surat
Izin Praktik Apoteker (SIPA) atau izin pedagang eceran obat.
5. PerBPOM Nomor 30 Tahun 2017 Tentang Pengawasan Pemasukan Obat Dan Makanan Ke
Dalam Wilayah Indonesia
Pasal 2 (ayat 1): Obat dan Makanan yang dapat dimasukkan ke dalam wilayah Indonesia untuk
diedarkan merupakan Obat dan Makanan yang telah memiliki Izin Edar.
Narkotika gol.1
1. Tanaman Papaver Somniferum L dan semua bagian-bagiannya termasuk buah dan jeraminya,
kecuali bijinya.
2. Opium mentah, yaitu getah yang membeku sendiri, diperoleh dari buah tanaman Papaver
Somniferum L dengan atau tanpa mengalami pengolahan sekedarnya untuk pembungkus dan
pengangkutan tanpa memperhatikan kadar morfinnya.
3. Opium masak terdiri dari : a. candu, hasil yang diperoleh dari opium mentah melalui suatu
rentetan pengolahan khususnya dengan pelarutan, pemanasan dan peragian dengan atau tanpa
penambahan bahan-bahan lain, dengan maksud mengubahnya menjadi suatu ekstrak yang cocok
untuk pemadatan. b. jicing, sisa-sisa dari candu setelah dihisap, tanpa memperhatikan apakah
candu itu dicampur dengan daun atau bahan lain. c. jicingko, hasil yang diperoleh dari
pengolahan jicing.
4. Tanaman koka, tanaman dari semua genus Erythroxylon dari keluarga Erythroxylaceae
termasuk buah dan bijinya. 5. Daun koka, daun yang belum atau sudah dikeringkan atau dalam
bentuk serbuk dari semua tanaman genus Erythroxylon dari keluarga Erythroxylaceae yang
menghasilkan kokain secara langsung atau melalui perubahan kimia.
6. Kokain mentah, semua hasil-hasil yang diperoleh dari daun koka yang dapat diolah secara
langsung untuk mendapatkan kokaina.
7. Kokaina, metil ester-1-bensoil ekgonina.
8. Tanaman ganja, semua tanaman genus genus cannabis dan semua bagian dari tanaman
termasuk biji, buah, jerami, hasil olahan tanaman ganja atau bagian tanaman ganja termasuk
damar ganja dan hasis.
9. Tetrahydrocannabinol, dan semua isomer serta semua bentuk stereo kimianya.
10. Delta 9 tetrahydrocannabinol, dan semua bentuk stereo kimianya
11. ASETORFINA
12. ASETIL-ALFA-METILFENTANIL
13. ALFA-METILFENTANIL
14. ALFA-METILTIOFENTANIL
15. BETA-HIDROKSIFENTANIL
16. BETA-HIDROKSI-3-METILFENTANIL
17. DESOMORFINA
18. ETORFINA
19. HEROINA
20. KETOBEMIDONA
21. 3-METILFENTANIL
22. 3-METILTIOFENTANIL
23. MPPP
24. PARA-FLUOROFENTANIL
25. PEPAP
26. TIOFENTANIL
27. BROLAMFETAMINA
28. DET
29. DMA
30. DMHP
31. DIMETILTRIPTAMINA
32. DOET
33. ETISIKLIDINA
34. ETRIPTAMINA
35. KATINONA
36. (+)-LISERGIDA
37. MDMA
38. MESKALINA
39. METKATINONA
40. 4- METILAMINOREKS
41. MMDA
42. N-ETIL MDA
43. N-HIDROKSI MDA
44. PARAHEKSIL
45. PMA
46. PSILOSINA
47. PSILOSIBINA
48. ROLISIKLIDINA
49. STP
50. TENAMFETAMINA
51. TENOSIKLIDINA
52. TMA
53. AMFETAMINA
54. DEKSAMFETAMINA
55. FENETILINA
56. FENMETRAZINA
57. FENSIKLIDINA
58. LEVAMFETAMINA
59. LEVOMETAMFETAMINA
60. MEKLOKUALON
61. METAMFETAMINA
62. METAKUALON
63. ZIPEPPROL
64. Sediaan opium dan/atau campuran dengan bahan lain bukan Narkotika
65. 5-APB
66. 6-APB
67. 25B-NBOMe
68. 2-CB
69. 25C-NBOMe
70. DIMETILAMFETAMINA
71. DOC
72. ETKATINONA
73. JWH-018
74. MDPV
75. MEFEDRON
76. METILON
77. 4-METILETKATINONA
78. MPHP
79. 25I-NBOMe
80. PENTEDRON
81. PMMA
82. XLR-11
Contoh Narkotika Golongan II :
1. Fentanil
2. Morfin
3. Difenoksilat
4. Metadona
5. Petidina
Contoh Narkotika Golongan III :
1. Etilmorfina
2. Kodeina
3. Nikodikodina
DAFTAR PUSTAKA
1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 1998 Tentang Pengamanan
Sediaan Farmasi Dan Alat Kesehatan
http://pelayanan.jakarta.go.id/download/regulasi/peraturan-pemerintah-nomor-72-tahun-
1998-tentang-pengamanan-sediaan-farmasi-dan-alat-kesehatan.pdf
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1189/Menkes/Per/Viii/2010
Tentang Produksi Alat Kesehatan Dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga
https://bikinpabrik.id/wp-content/uploads/2019/03/Permenkes-1189-2010-Produksi-
Alkes-PKRT_full.pdf
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1190/Menkes/Per/Viii/2010
Tentang Izin Edar Alat Kesehatan Dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga.
http://pelayanan.jakarta.go.id/download/regulasi/peraturan-menteri-kesehatan-nomor-
1190-tahun-2010-tentang-izin-edar-alat-kesehatan-dan-perbekalan-kesehatan-rumah-
tangga.pdf
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1191/Menkes/Per/Viii/2010
Tentang Penyaluran Alat Kesehatan
https://intra.dpmpt.gunungkidulkab.go.id/uploads/dokumen/b645c5e6172f3e1f1103f4d83
6cbf7d3_Permenkes_1191_MENKES_PER_VII_2010%20(1).pdf
5. Peraturan Badan Pengawas Obat Dan Makanan Nomor 30 Tahun 2017 Tentang
Pengawasan Pemasukan Obat Dan Makanan Ke Dalam Wilayah Indonesia
https://kemenkeu.go.id/media/14703/join-perbpom-30-tahun-2017-tentang-pemasukan-
obat-dan-makanan.pdf
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 62 Tahun 2017 Tentang Izin
Edar Alat Kesehatan, Alat Kesehatan Diagnostik In Vitro Dan Perbekalan Kesehatan
Rumah Tangga
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/112243/permenkes-no-62-tahun-2017
7. Peraturan Badan Pengawas Obat Dan Makanan Nomor 9 Tahun 2019 Tentang Pedoman
Teknis Cara Distribusi Obat Yang Baik
https://sertifikasicdob.pom.go.id/sertifikasicdobv2/docs/1PedomanCDOB.pdf
8. UU nomor 51 tahun 2009 tentang pekerjaan kefarmasian
https://persi.or.id/wp-content/uploads/2020/11/pp512009.pdf
8. Permenkes Nomor 72 tahun 2016 tentang standar pelayanan kefarmasian di Rumah
Sakit : https://peraturan.bpk.go.id/Home/Download/105431/Permenkes%20Nomor
%2072%20Tahun%202016.pdf
8. Permenkes Nomor 73 tahun 2016 tentang standar pelayanan kefarmasian di Apotek :
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Download/105574/Permenkes%20Nomor
%2073%20Tahun%202016.pdf
8. Permenkes Nomor 74 tahun 2016 tentang standar pelayanan kefarmasian di Puskesmas :
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Download/105578/Permenkes%20Nomor
%2074%20Tahun%202016.pdf
8. Permenkes Nomor 9 tahun 2017 tentang Apotek :
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Download/102926/Permenkes%20Nomor
%209%20Tahun%202017.pdf
8. PerBPOM Nomor 14 Tahun 2009 Tentang Penarikan Dan Pemusnahan Obat Yang Tidak
Memenuhi Standar Dan/Atau Persyaratan Keamanan, Khasiat, Mutu, Dan Label
https://www.regulasip.id/electronic-book/15206
PerMenKes Nomor 1010/MENKES/PER/XI/2008 Tentang Registrasi Obat
http://manajemenrumahsakit.net/wp-content/uploads/2012/08/PMK-No.-1010-ttg-
Registrasi-Obat.pdf
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2014 Tentang
Perubahan Penggolongan Narkotika
Https://Peraturan.Bpk.Go.Id/Home/Download/147074/Permenkes%20nomor
%2013%20tahun%202014.Pdf
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2017 Tentang
Perubahan Penggolongan Narkotika
Https://Peraturan.Bpk.Go.Id/Home/Download/102916/Permenkes%20nomor
%202%20tahun%202017.Pdf
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2017 Tentang
Perubahan Penggolongan Narkotika
Https://Peraturan.Bpk.Go.Id/Home/Download/103073/Permenkes%20nomor
%2041%20tahun%202017.Pdf
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2017 Tentang
Perubahan Penggolongan Narkotika
Https://Peraturan.Bpk.Go.Id/Home/Download/103182/Permenkes%20nomor
%2058%20tahun%202017.Pdf
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2018 Tentang
Perubahan Penggolongan Narkotika
Https://Peraturan.Bpk.Go.Id/Home/Download/102716/Permenkes%20nomor
%207%20tahun%202018.Pdf
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2018 Tentang
Perubahan Penggolonghttps://peraturan.bpk.go.id/Home/Download/102716/Permenkes
%20Nomor%207%20Tahun%202018.pdfan Narkotika
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Download/130980/Permenkes%20Nomor
%2020%20Tahun%202018.pdf
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2018 Tentang
Perubahan Penggolongan Narkotika
Https://Peraturan.Bpk.Go.Id/Home/Download/130496/Permenkes%20nomor
%2050%20tahun%202018.Pdf
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2019 Tentang
Perubahan Penggolongan Narkotika
Https://Peraturan.Bpk.Go.Id/Home/Download/129899/Permenkes%20nomor
%2044%20tahun%202019.Pdf
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2020 Tentang
Perubahan Penggolongan Narkotika
Https://Peraturan.Bpk.Go.Id/Home/Download/144765/Permenkes%20nomor
%205%20tahun%202020.Pdf
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2020 Tentang
Perubahan Penggolongan Narkotika
Https://Peraturan.Bpk.Go.Id/Home/Download/144825/Permenkes%20nomor
%2022%20tahun%202020.Pdf