Anda di halaman 1dari 5

KEPUTUSAN

DIREKTUR UTAMA RUMAH SAKIT Dr. WAHIDIN SUDIROHUSODO


Nomor: HK.02.04 /I/ 484/2014
TENTANG
PERSIAPAN TRANSPLANTASI ORGAN DAN JARINGAN
DI RSUP. Dr. WAHIDIN SUDIROHUSODO

DIREKTUR UTAMA RSUP. DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO


Menimbang : a. bahwa pelaksanaan penyelenggaraan transplantasi organ dan jaringan
dapat bermanfaat dalam peningkatan derajat kesehatan dan per1u
dilaksanakan sesuai dengan persyaratan dan standar untuk melindungi
masyarakat pengguna dan pemberi pelayanan di RSUP Dr. Wahidin
Sudirohusodo.
b. bahwa dengan adanya transplantasi organ dan jaringan dalam
penyelenggaraan pelayanan sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi kedokteran telah dapat dimanfaatkan dalam penyembuhan
penyakit di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo.
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf
a dan b, pertu dibentuk Persiapan Pelayanan Transplantasi Organ dan
Jaringan di RSUP Dr. Wahidln Sudirohusodo yang ditetapkan dengan
Keputusan Direktur Utama.
Mengingat : 1. Undang-undang No.36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
2. Undang-undang No.44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit
3. Undang-undang No.29 Tahun 2004 Tentang Praktek Kedokteran
4. Peraturan Pemerintah Nomor 48 tahun 2009 tentang Perizinan
Pelaksanaan Kegiatan Penelitian, Pengembangan dan
Penerapan llmu Pengetahuan dan Teknologi yang Beresiko Tinggi
dan Berbahaya.
5. Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan
6. Peraturan Pemerintah Nomor 39 tahun 1995 tentang Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan
7. Peraturan Pemerintah No.18 tahun 1981 Pasal 11 ayat 2) Bedah Mayat
Klinis Dan Bedah Mayat Anatomis Serta Transplantasi Alat Dan Atau
Jaringan Tubuh Manusia
8. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1179A!Menkes/SK/X/1999tentang
Kebijakan Nasional Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
9. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1333/Menkes/SK/Xll/1999 tentang
Stander Pelayanan Minimal Rumah Sakit
10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1575/Menkes/ Per/Xl/2005 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan sebagaimana telah
diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
439/Menkes/PerNl/2009 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 1575/MenkesJPer/2005 tentang
Organisasi dan Tata Kerja · Departemen Kesehatan
11. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 290/ MENKES/ PERI Ill/ 2008
tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran
12. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 269/Menkes/Per/lll/ 2008
tentang Rekam Medis
Memperhatikan :
MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEBIJAKANRUMAHSAKITTENTANGPERSIAPANPELAYANAN
RANSPLANTASI ORGAN DAN JARINGAN DI RSUP. DR. WAHIDIN
SUDIROHUSODO

PERTAMA : PELAYANANDONASI ORGAN ATAU JARINGAN


1. Donasi atau Transplantasi adalah rangkaian tindakan medis untuk
memindahkan organ dan atau jaringan tubuh rnanusla yang berasal dari
tubuh orang lain atau tubuh sendiri dalam rangka pengobatanuntuk
menggantikan organ dan atau jaringan tubuh yang tidak berfungsidengan
baik
2. Donor adalah orang ya menyumbangkan alat dan atau jaringan
tubuhnya kepada orang lain untuk keperluankesehatan.
3. Transplantasi merupakan salah satu pengobatan yang dapat dilakukan
untuk penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
4. Transplantasi organ dilakukan pada stadium tenninal suatu penyakit,
dimana organ yang ada tidak dapat lagi menanggung beban
karenafungsinyanyaris hilang karena suatu penyakit.
5. Transplantasi organ merupakan suatu tindakan medis dengan
memindahkansebagiantubuh atau organ yang sehat.
6. Transplantasihanya boleh dilakukan untuk tujuan kemanusiaan dan tidak
boleh dilakukan untuktujuan komersial
7. Transplantasi dapat dilakukan pada diri orang yang sama
(autotransplantasi), pada orang yang berbeda
(homotransplantasi), ataupun antar spesies yang berbeda
(heterotransplantasix/ enotransplantasi).
KEDUA : TRANSPLANTASI ORGAN ATAU JARINGAN
1. Autotransplantasi adalah pemindahan suatu jaringan atau organ
ke tempat lain dalam tubuh orang itu sendiri pada jaringan yang
ber1ebih atau pada jaringan yang dapat beregenerasi kembali.
Sebagai contoh tindakan skin graft pada penderita Iuka bakar,
dimana kulit donor berasal dari kulit paha yang kemudian dipindahkan
pada bagian kulit yang rusak akibat mengalamiIuka bakar
2. Homotransplantasi adalah pemindahan suatu jaringan atau organ dari
tubuh seseorang ke tubuh orang lain. Misalnya pemindahan jantung
dari seseorang yang telah dinyatakan meninggal pada orang
lain yang masih hidup.
3. Heterotra splantasi/ xenotransplantasi adalah pemindahan
suatu jaringan atau organ dari tubuh seseorang ke tubuh orang
lain. Contohnya pemindahan organ dari babi ke tubuh manusia untuk
mengganti organ manusia yang telah rusak atau tidak berfungsibaik
KETIGA : DUKUNGANRUMAHSAKIT
1. Bagaimana memutuskan untuk mendonasikan organ dan jaringan
tubuh lainnya dengan mendukung pilihan pasien dan keluarganya untuk
menyumbangkanorgan dan jaringan tubuh lainnyadengan memberikan
informasimengenai
1) lndikasi melakukan donor
2) Efek samping setelah melakukan donor
3) Persyaratan yang harus dipenuhi untuk melakukan donor organ
tersebut
4) Tenaga medis atau dokter yang akan melakukan transplantasi dari
tubuh donor ke penerima pun haruslah dilakukan oleh orang yang
memiliki keahlian dan kewenangan untuk melakukan hal itu.
5) Pemeriksaan terhadap donor dilakukan meliputi pemeriksaan
jasmani, laboratorium dan penunjang
6) Penjelasan mengenai informed consent
2. Rumah sakit melakukan pengawasan terhadap pengambilan dan
transplantasi organ serta jaringan tubuh dengancara:.
1) .Pelaksanaannya sesuai dengan undang-undang dan peraturan
pemerintah, nilai-nilai agama dan budaya masyarakat.
2) Pengambilan organ tubuh tidak boleh dilakukan tanpa adanya izin
yangjelas/nyata yang diberikanoleh donor
3) Kesepakatankeluarga donor dan resipien sangat diperlukan untuk
menciptakan saling pengertian dan menghindari konflik semaksimal
mungkin ataupun tekanan psikis den emosi di kemudianhari. Untuk
melakukan suatu transplantasi,tim pelaksana harus mendapat
persetujuan dari donor, resipien, maupun keluarga kedua belah
pihak. la wajib menerangkan hal - hal yang mungkin akan terjadi
setelah dilakukan transplantasi sehingga gangguan psikologis dan
emosi di kemudian hari dapat dihindarkan. Tanggung jawab tim
pelaksana adalah menolong pasien dan mengembangkan ilmu
pengetahuan untuk umat manusia.
KEEMPAT : PERSETUJUAN CALON PENDONOR
1. Persetujuan harus diberikan secara bebas, tanpa adanya tekanan dari
manapun, termasuk dari staf medis, saudara, teman, polisi, petugas
rumah tahanan/ Lembaga Pemasyarakatan,pemberikerja, dan
perusahaanasuransi
2. Bekerjasama dengan organisasi dan lembaga terkait dalam
masyarakatuntuk menghormatidan melaksanakanpilihan untuk
menyumbangkan organ tubuh.Risiko dan komplikasi yang
mungkinterjadi.
3. Perkiraan pembiayaan (bila dibebankan pada Calon Donor)
4. Apabila Calon donor dan keluarga atau wali yang ditunjuk oleh Calon
donor telah membaca, mempelajari, dan memahami penjelasan dari
DPJP, maka dengan kesadaran dan tanpa paksaan siapapun Calon
donor memberi persetujuan Tindakan Kedokteran pengambilan organ
atau jaringan secara tertulis
5. Keluarga atau wali yang ditunjuk oleh Calon donor menjadi saksi dalam
Persetujuan Tindakan Kedokteran Transplantasi Organ atau
Jaringansecara tertulis.
6. Setelah Persetujuan Tindakan Kedokteran pengambilan Organ atau
jaringan telah diberikan calon donor, DPJP melakukan pemeriksaan
kesehatan terhadapCalon Donor.
KELIMA : PEMERIKSAAN TERHADAP CALON PENDONOR
Pemeriksaan terhadap calon pendonor meliputi 3 tahap, yaitu;
a. Tahap pemeriksaan pertama untuk menetapkan status kesehatan
pendonor,
b. Tahap tindakan medis pengangkatan organ atau jaringan dan
c. Tahap pemulihan kesehatan pendonor pasca tindakan
KEENAM : PEMERIKSAAN TERHADAP CALON PENDONOR
Tindakan transplantasi dilakukan apabila calon donor dan pasien sebagai
penerima donor organ telah layak secara medis untuk di lakukan transplantasl
KETUJUH : TIM TRANSPLANTASI ORGAN ATAU JARINGAN
1. Transplantasiorgan dan jaringan tubuh hanya boleh dilakukan oleh dokter
yang ditunjuk oleh menteri kesehatan (PP No.18 tahun 1981 Pasal 11 ayat
1)
2. Transplantasi alat dan jaringan tubuh manusia tidak boleh dilakukan
oleh dokter yang merawat atau mengobati donor yang bersangkutan (PP
No..18 tahun 1981 Pasal 11 ayat 2)
3. Jika Calon Penerima dan Pemberi donor telah layak untuk dilakukan
transplantasi, maka Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP)
melaporkanrencana tindakan transplantasi kepada Direktur Medik dan
Keperawatan dengan tembusan kepada Komite Medik dan Komite Etik
dan Hukum.
4. Komite Medik dan Komite Etik dan Hukum melakukanpengkajian
terhadap tindakan transplantasi yang akan dilakukan dan
memberikan rekomendasi kepada Direktur Medik dan Keperawatan
KEDELAPAN : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan akan dilakukan
perbaikan sebagaimana mestinya apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan
dalam penetapan ini
Ditetapkan Di : Makassar
Pada Tanggal : 7 Februari2014

DIREKTUR UTAMA

ABDUL KADIR

Anda mungkin juga menyukai