Anda di halaman 1dari 26

• Name : Prof. Dr. dr.

Akmal Taher, SpU(K), PhD


• Position:
• Senior Advisor for The Minister of Health on Improving Health Services
• Director General in Ministry of Health
• CEO, Dr. Cipto Mangunkusumo Hospital, Jakarta
• Staff, Department of Urology FKUI-RSCM
GOVERNMENT SUPPORT IN
TRANSPLANTATION

2
ARAH PEMBANGUNAN KESEHATAN
RPJMN I RPJMN II RPJMN III RPJMN IV
2005 -2009 2010-2014 2015 -2019 2020 -2025

Bangkes diarahkan Akses masyarakat thp Akses masyarakat Kes masyarakat thd
untuk meningkatkan yankes yang terhadap yankes yang yankes yang
akses dan mutu yankes berkualitas telah lebih berkualitas telah mulai berkualitas telah
berkembang dan mantap menjangkau dan
meningkat merata di seluruh
wilayah Indonesia

KURATIF-
REHABILITATIF VISI:
MASYARAKAT
SEHAT
YANG MANDIRI
PROMOTIF - PREVENTIF DAN
BERKEADILAN

Arah pengembangan upaya kesehatan, dari kuratif bergerak ke arah promotif,


preventif sesuai kondisi dan kebutuhan 3
LATAR BELAKANG
1. Tantangan besar/permasalahan kesehatan :
 >> penyakit menular / re emerging disease dan new emerging disease.
 >> penyakit degeneratif /kronik (jantung, ginjal, kardiovaskular, dll).
 meningkatnya umur harapan hidup dari 68,6 tahun pada tahun 2004
menjadi 70,5 tahun pada tahun 2007.
2. Kemajuan teknologi berpengaruh pada pelayanan kesehatan (salah satunya di
bidang transplantasi)
3. Transplantasi menjadi salah satu harapan penyembuhan antara lain bagi pasien
dengan penyakit yang sulit disembuhkan.

4
Challenge:
Increase in Catastrophic Cases
As much as 13.6 trillion or23.90% of
As much as 13.6 trillion or 23.90%
of healthcare cost is spent on
Cost proportion catastrophic diseases, such as:
1. Heart disease (13%)
2. Chronic renal failure (7%)
3. Cancer(4%)
4. Stroke (2%)
5. Thalassemia (0.7%)
6. Haemophilia (0.2%)
7. Leukemia (0.3%)
hic diseases, such as:
8.Hear t

Note:
Processed from claim data of 20155
LANJUTAN…

Tranplantasi organ dan jaringan:


• Sebagai terapi yang paling efektif untuk pasien
gagal organ dan jaringan akut dan kronik
• Banyak dilakukan di Luar Negeri
• Memberikan dampak positif pada pasien gagal
organ dan jaringan akut dan kronik
Di Indonesia, pelayanan transplantasi ini diatur dalam :
 UU Kesehatan No.36/2009 pasal 64, 65, 67
 Peraturan Pemerintah (PP) RI No.18/1981 tentang Bedah mayat
klinis dan bedah mayat anatomis serta transplantasi alat atau
jaringan tubuh manusia.

7
DASAR HUKUM
Pasal 64 -67 UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
menetapkan bahwa
 transplantasi organ dilakukan dalam rangka penyembuhan
penyelenggaraan transplantasi organ dan/atau

penyakit dan pemulihan kesehatan


jaringan tubuh ditetapkan dengan Peraturan
Ketentuan mengenai syarat dan tata cara

 dilakukan untuk tujuan kemanusiaan dan dilarang dikomersilkan,


 dilarang diperjualbelikan dengan dalih apapun,
 hanya dilakukan oleh tenaga kesehatan dan fasyankes tertentu,
serta
 pengambilan organ harus memperhatikan kesehatan pendonor
dan mendapat persetujuan pendonor dan/atau ahli waris atau
keluarganya

PP No. 18 Tahun 1981 tentang Bedah Mayat Klinis dan Bedah Mayat
Anatomis Serta Transplantasi Alat dan/atau Jaringan Tubuh Manusia
 Transplantasi alat dan/atau organ jaringan tubuh manusia hanya
boleh dilakukan oleh dokter yang bekerja pada sebuah rumah
Pemerintah.

sakit yang ditunjuk oleh Menteri Kesehatan


 Transplantasi alat dan/atau organ jaringan tubuh manusia
Pengambilan organ dan/atau jaringan tubuh dari seorang
donor harus memperhatikan kesehatan pendonor yang
bersangkutan dan mendapat persetujuan pendonor dan/atau
ahli waris atau keluarganya
TAHAPAN PENYUSUNAN RPP
MEMAKAN WAKTU DAN
HARUS MELIBATKAN LINTAS
SEKTOR

RPMK
TENTANG
KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN
TRANSPLANTASI
ORGAN

KASUS TRANSPLANTASI
ORGAN
RPMK disusun untuk
memberikan perlindungan dan
kepastian hukum bagi Pendonor,
Resipien, rumah sakit
penyelenggara transplantasi, dan
tenaga kesehatan pemberi
pelayanan transplantasi organ

hanya mengatur transplantasi organ ginjal


dan hati, mengingat pelayanan
Transplantasi kedua organ tersebut telah
dilakukan di Indonesia.
SUBSTANSI RPMK

dibentuk oleh Menteri, terdiri atas


unsur tokoh agama/masyarakat,
profesi kedokteran terkait,
KOMITE
psikolog/psikiater, ahli etik
TRANSPLANTAS
kedokteran, ahli hukum, pekerja
I NASIONAL
sosial, dan Kementerian
Kesehatan.
TUGAS KOMITE TRANSPLANTASI NASIONAL

a. menyusun kebijakan dan pedoman


penyelenggaraan Transplantasi Organ untuk
ditetapkan Menteri;
b. membentuk jejaring rumah sakit di bidang
Transplantasi Organ;
c. membentuk sistem informasi Transplantasi
Organ;
d. melakukan sosialisasi dan promosi kepada
masyarakat untuk mendonorkan Organ demi KOMITE
kepentingan tolong menolong dan amal TRANSPLANTASI
kebaikan; NASIONAL DI
e. menyelenggarakan registrasi dan pengelolaan PROVINSI
data Pendonor dan Resipien;
f. melakukan verifikasi latar belakang pendonoran
organ;
g. penyelenggaraan penyaringan kesiapan
kesehatan fisik dan mental Pendonor;
h. seleksi Resipien secara adil sesuai dengan
prioritas medis dalam hal jumlah Pendonor lebih
sedikit dari pada jumlah Resipien; dan
i. melakukan pemantauan Pendonor
pascatransplantasi.
KEWENANGAN KOMITE TRANSPLANTASI NASIONAL

a. melakukan supervisi rumah sakit penyelenggara


Transplantasi Organ;
b. menilai dan merekomendasikan penetapan
rumah sakit penyelenggara Transplantasi Organ
kepada Menteri;
c. menilai prioritas dan membuat urutan daftar
tunggu Resipien;
d. menerbitkan kartu calon Pendonor;
e. menetapkan kelayakan administratif, medis
awal, dan psikologis Pendonor sebagai pemberi
Organ yang cocok bagi Resipien tertentu dan
tidak ditemukan indikasi jual beli dan/atau
komersial.
RUMAH SAKIT
KELAS A DAN
TERAKREDITASI
PARIPURNA

SDM
berkompetensi
dan
Persyaratan dan kewenangan di
Penetapan RS bidang
Penyelenggara Transplantasi
Transplantasi Organ Organ

sarana dan
prasarana yang
mendukung
10 RS yang sudah melaksanakan
transplantasi ginjal :
 RSCM,
 RS Cikini
 RSUP Hasan Sadikin
 RSUP Kariadi semarang
 RSUP Sardjito Yogyakarta
 RSUD dr Soetomo Surabaya,
 RSUD Moewardi Solo
 RSUP M Djamil Padang
 RSPAD Gatot Subroto
 Dan RSUP sanglah Denpasar
4 RS yang sedang dalam pengembangan
penyiapan pelayanan transplantasi:

 RSUP Adam Malik Medan


 RSUP M Hoesin Palembang
 RSUP dr Wahidin S Makassar
 RSUP Kandow Manado.
PENYELENGGARAAN TRANSPLANTASI ORGAN

PENDONOR
PENDONOR RESIPIEN DAN RESIPIEN
WNA

Pendonor hidup Resipien warga


negara asing negara
yang
sama
Pendonor mati Pendonor warga
negara asing

related

Unrelated
PENYELENGGARAAN TRANSPLANTASI ORGAN

PENDAFTARA
N
Pendonor dan Resipien harus
memenuhi persyaratan Prioritas dan urutan daftar tunggu

Pendaftaran melalui Komite


Verifikasi dokumen
Transplantasi Nasional/ Provinsi

Kartu Calon Pendonor


pengelolaan data calon Resipien
dan calon Pendonor
PENYELENGGARAAN TRANSPLANTASI ORGAN

PEMERIKSAAN KECOCOKAN RESIPIEN-PENDONOR

Verifikasi lapangan

Surat rekomendasi kelayakan pasangan Komite Transplantasi


Resipien-Pendonor dan tidak ditemukan Nasional
indikasi jual beli dan/atau komersial

RUMAH SAKIT PENYELENGGARA


Pemeriksaan kecocokan Resipien-
Pendonor serta kesiapan melakukan Tim transplantasi RS
Transplantasi Organ
PENYELENGGARAAN TRANSPLANTASI
ORGAN

INTRA OPERATIF DAN PASCATRANSPLANTASI ORGAN

INTRA OPERATIF DILAKUKAN TIM TRANSPLANTASI


SESUAI STANDAR

PASCATRANSPLANTASI

MONITORING DAN EVALUASI

TIM TRANSPLANTASI KOMITE TRANSPLANTASI


SESUAI STANDAR NASIONAL
PENDANAAN
a. APBN
b. APBD
Resipien dan/atau asuransi penjamin
c. Hibah dari Resipien
d. Sumber lain

Pelaksanaan transplantasi organ di


rumah sakit

Ditujukan untuk:
a. pelaksanaan tugas Komite Transplantasi a. biaya proses uji kecocokan Pendonor-
Nasional dan Komite Transplantasi Resipien;
Nasional di Provinsi; b. biaya pelayanan kesehatan terhadap
pendonor
Atas dalam
usulan RSrangka transplantasi di
penyelenggara
b. pemeriksaan awal dan skrining calon rumah sakit dan pemulihan kesehatannya;
Pendonor; dan c. biaya pelayanan kesehatan terhadap
c. kompensasi bagi Pendonor. resipien dalam rangka transplantasi di rumah
sakit dan pemulihan kesehatannya;
d. biaya asuransi kesehatan seumur hidup;
Seumur hidup e. biaya asuransi kematian; dan
ditetapkan oleh menteri f. kompensasi bagi Pendonor atas kehilangan
penghasilan dari pekerjaan/pencaharian
selama dalam perawatan dan pemulihan
kesehatan.
SISTEM INFORMASI

menyediakan data dan informasi terkait


penyelenggaraan Transplantasi Organ, wadah dan
sarana komunikasi bagi masyarakat, rumah sakit
penyelenggara Transplantasi Organ, dan Komite
Transplantasi Nasional

dapat terhubung dengan Sistem


Informasi Rumah Sakit penyelenggara
Transplantasi Organ

Komite Transplantasi Nasional bertanggungjawab


terhadap pengelolaan sistem informasi
Transplantasi Organ
KETENTUAN PERALIHAN

Rumah sakit yang telah melakukan pelayanan


Transplantasi Organ dan belum ditetapkan
sebagai rumah sakit penyelenggara tetap dapat
melaksanakan pelayanan Transplantasi Organ
sampai Komite Transplantasi Nasional telah
melaksanakan tugasnya
Hambatan Perkembangan Transplantasi

1. Meningkatnya kebutuhan transplantasi tidak diiiringi dengan


tingkat donasi dan jumlah donor organ yang tersedia.
2. Jumlah SDM kompeten <<
3. Fasilitas, sarana dan prasarana <<
4. Belum terbentuk jaringan/networking  sedang dibentuk
Komite Transplantasi Nasional
5. Permasalahan etika dan legalitas

24
KESIMPULAN

1. Peningkatan dan pengembangan SDM, Sarana Prasarana dan


Peralatan sangat diperlukan dalam upaya mendukung pelayanan
transplantasi di rumah sakit dan dilaksanakan secara aman,
berkualitas serta sesuai kaidah hukum dan etik.
2. Perlu adanya peningkatan kerjasama antara Pemerintah,
Organisasi Profesi, Dinas Kesehatan maupun Stake Holder terkait
dalam pengembangan pelayanan transplantasi.
Terima Kasih
26

Anda mungkin juga menyukai