Anda di halaman 1dari 51

INTEGRASI PENGOBATAN

KOMPLEMENTER-
ALTERNATIF
Direktur Bina Pelayanan Keperawatan

pengenalan terapi komplementer danDALAM


Kementerian Kesehatan RI
aplikasi
PENYELENGGARAAN
terapi komplementer sebagai pilihan alternatif
PRAKTIK KEPERAWATAN
LATAR BELAKANG

• PENGGUNA PENGOBATAN KOMPLEMENTER,


ALTERNATIF DAN TRADISIONAL (BATKA-T) CUKUP
BANYAK DI INDONESIA
• ALASAN KLIEN YANG MENGGUNAKAN KOMPLEMETER
DAN ATAU MODALITAS DIANTARANYA ADALAH
FILOSOFI HOLISTIK
• ALASAN LAIN KARENA PENGOBATAN YANG DITERIMA
SERING MENIMBULKAN EFEK SAMPING.
• PENYELENGGARAAN YAN BATKA-T DI
MASYARAKAT TERKESAN BANYAK YG TDK
MILIKI STANDAR, BAIK METODA, TENAGA,
FASILITAS PELAYANAN, SHG BERPOTENSI
BAHAYAKAN MASYARAKAT
• PROMOSI BAT KA-T DI MEDIA MASSA TERKESAN
BERLEBIHAN TANPA PENGENDALIAN

• KEBERADAAN DAN KERAGAMAN JENIS YAN BAT


NON KONVENSIONAL YG DILAYANKAN DI
INDONESIA PERLU DITATA DALAM SATU SISTIM,
SHG INTEGRASI DLM SISTIM KES. NASIONAL
DPT DIPERTANGGUNG JAWABKAN.
TUJUAN PENGEMBANGAN
SISTIM YAN BATKA-T:
UMUM:
1. MELINDUNGI MASYARAKAT
2. MENINGKATKAN MUTU PELAYANAN BATKA-
T
3. MEMBERIKAN KEPASTIAN HUKUM BAGI
PEMBERI PELAYANAN BATKA-T
UNDANG UNDANG TENTANG
KESEHATAN
( UU NO 36 TAHUN 2009 )

Setiap orang mempunyai hak yang sama dalam


memperoleh akses atas sumber daya di bidang
kesehatan dan berhak atas pelayanan kesehatan
yang aman, bermutu, terjangkau (pasal 5)
Pemerintah bertanggung jawab merencanakan,
mengatur, menyelenggarakan, membina, dan
mengawasi penyelenggaraan upaya kesehatan yang
merata dan terjangkau oleh masyarakat. ( ps.14 ayat 1)
PASAL 52 UU KESEHATAN NO 36/2009
PELAYANAN KESEHATAN

YAN KES MASYARAKAT


YAN KES PERORANGAN
TUJUAN:
TUJUAN:
•PENYEMBUHAN PENY •PENCEGAHAN PENY
•PEMULIHAN KES •PENINGKATAN KESEHATAN
(INDIVIDU/KELUARGA) (KELOMPOK/MASYARAKAT)

KEGIATAN
-PREVENTIF
-PROMOTIF
-KURATIF
-REHABILITATIF
UU Nomor : 36 ttg Kesehatan
Bagian ke 4 : Peningkatan Kes. & Pencegahan Penyk

1) Peningkatan kesehatan mrpk segala bentuk


upaya yg dilakukan pemerintah, Pemda dan atau
masyk ut moptimalkan kes mll keg penyuluhan,
penyebarluasan informasi atau keg lain ut
menunjang tercapainya hidup sehat
2) Pencegahan penyakit mrpk segala bentuk upaya
yg dilakukan Pemerintah, Pemda dan atau Masyk
ut mhindari atau mkurangi risiko, masalah, dan
dampak buruk akibat penyakit
UU Nomor : 36 ttg Kesehatan
Bagian ke 5 :
Penyembuhan penyk & Pemulihan Kes.
1) Penyembuhan penyk dan Pemulihan Kes.
Diselenggarakan ut mengembalikan st kes &
fungsi tbh akibat Penyk dan atau akibat cacat
atau mhilangkan cacat
2) Penyembuhan penyk dan Pemulihan Kes.
Dilakukan dgn pengendalian, Pengobatan dan
atau perawatan
3. Pengendalian, Pengobatan dan atau
perawatan dapat dilakukan
berdasarkan ilmu kedokteran dan
ilmu keperawatan atau cara lain yg
dpt dipertg jwbkan kemanfaatan dan
keamanannya
4. Pem dan Pemda melakukan
pembinaan & pengawasan thd pelaks
pengobatan dan atau perawatan
atau berdasarkan cara lain yg dpt
dipertg jwbkan
UU Nomor : 36 ttg Kesehatan
Pasal 23 :
1)Nakes berwenang ut mselenggarakan Yankes
2)Kewenangan ut mselenggarakan Yankes sbg mana
ayat (1) dilakukan sesuai bidang keahlian yg dimiliki
3)Dlm mselenggarakan Yankes, Nakes wajib memiliki
izin dari pemerintah
4)Selama mberikan yankes sbg mana ayat (1)
dilarang mengutamakan kepentingan yg bnilai
materi
5)Ketentuan mengenai perizinan sbg mana ayat (3)
diatur dlm Peraturan Menteri.
PP NO. 32 TAHUN 1996
TENTANG TENAGA KESEHATAN

• Bab II, Pasal 2, ayat (2) : Jenis Tenaga


Kesehatan antara lain Tenaga Keperawatan
meliputi Perawat dan bidan
• Bab III, Pasal 4 ayat (1) : Tenaga kesehatan
hanya dapat melakukan upaya kesehatan
setelah tenaga kesehatan yang bersangkutan
MEMILIKI IJIN dari menteri
TUGAS POKOK PERAWAT
(KepMenPan No 94 th 2001 ttg Jabfung Perawat)
12

Memberikan pelayanan keperawatan


berupa asuhan keperawatan/kesehatan
Individu, keluarga, kelompok, masyarakat
Dalam upaya
Peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit,
Penyembuhan penyakit, pemulihan kesehatan
Serta pembinaan peran serta masyarakat
Dalam rangka kemandirian di bidang
28/02/2008
keperawatan/ kesehatan
KEPMENKES NO.1280 TH.2002
TENTANG JUKNIS JABFUNG 13
PERAWAT
BEBERAPA JENIS TINDAKAN KEPERAWATAN :
- Melakukan pemeriksaan status kesehatan pasien
- Memberikan oksigen pada bayi/ anak
- Membersihkan hidung atau mengisap lendir pada bayi
- Membilas lambung dan menyadap cairan lambung
- Memberi makan & minum melalui penduga lambung
- Memberikan huknah atau gliserin
- Membilas kandung kemih
- Mengambil darah perifer, vena, arteri
- Menghentikan perdarahan
- Memberikan
28/02/2008 obat melalui oral, injeksi, inhalasi atau lokal
- Melakukan irigasi mata, irigasi telinga, irigasi drainage
Lanjutan ………….
- Menyiapkan spesimen/ bahan pemeriksaan14
laboratorium : dahak, feces, urine, darah,
hapusan tenggorok, cairan, jaringan dll.
- Memelihara personal higiene
- Merawat dan menjahit luka
- Mengatur suhu tubuh
- Memberikan transfusi darah
- Melakukan vena sectie
- Mengumbah kandung kemih
- Pemeriksaan kadar gula darah, protein dan
BJ urine, LED, Hb dll.
- Melakukan nasehat dan konseling
28/02/2008
Lanjutan ……………………
- Melakukan penyuluhan dan pendidikan kesehatan
- Melakukan observasi : perdarahan, gangguan
keseimbangan cairan, gangguan sirkulasi, gangguan
eleminasi, tanda-tanda infeksi, tanda-tanda iritasi
dll
- Melatih care giver atau alih ketrampilan kepada
klien
- Melakukan resusitasi, melakukan chest fisioterapi,
postural drainage
- Menolong persalinan normal, persalinan dengan
episiotomi, dengan vacum
- Memasang dan melepaskan IUD, memasang susuk KB
- Melaksanakan plasenta manual
Lanjutan ………………
- Melaksanakan tindakan anestesi pada operasi16
kecil, sedang, besar, khusus
- Melaksanakan instrumentasi pada operasi kecil,
sedang, besar, khusus
- Melakukan treadmill
- Melakukan EEG dan EKG
- Melakukan perawatan luka bakar
- Melakukan pemeriksaan auskultasi
- Membimbing pasien gangguan jiwa dalam hal
memelihara personal higiene, self care, berdoa,
bersosialisasi
- Membimbing dan memonitor pasien dengan
masalah resiko bunuh diri, pasien
samnambolisme
28/02/2008

- Melakukan dokumentasi
UPAYA PENGEMBANGAN
PELAYANAN PENGOBATAN KA-T
• PERATURAN PERUNDANGAN
• UU 36/2009 TTG KESEHATAN
• PERMENKES: 1186/1996: TTG PEMANFAATAN
AKUPUNKTUR DI SARYANKES
• KEPMENKES: 0584/1995: TTG PEMBENTUKAN SP3T
• KEPMENKES: 1076/2003: TTG PENYELENGGARAAN BAT
TRADISIONAL
• PERMENKES: 1109/2007: TTG PENYELENGGARAAN
BATKA DI FASILITAS YAN KES
• KEPMENKES: 120/2008: TTG STANDAR PELAYANAN
HIPERBARIK
• KEPMENKES: 121/2008: TTG STANDAR YAN MEDIK
HERBAL
PENGATURAN SISTIM BAT-KA
(POKJA BAT-KA/ DEPKES.)

A. KETENTUAN TENTANG SISTEM PELAYANAN


PENGOBATAN NON KONVENSIONAL
(MANDIRI/TERINTEGRASI).
B. PENGATURAN TENAGA PROFESIONAL
1. STANDAR PENDIDIKAN
2. STANDAR KOMPETENSI
3. SERTIFIKASI, REGISTRASI, IJIN PRAKTEK
4. STANDAR PERILAKU PROFESIONAL (PENEGAKAN DISIPLIN)
TENAGA PENGOBAT KA/T

PENDIDIKAN TENAGA BATKA/T


KURSUS BATKA/T
1. LULUS SLA STANDAR WHO
SARJANA
2. LULUS SLA + PROGRAM DIPLOMA
BATKA/T
3. LULUS SLA + PROGRAM SARJANA
BATKA/T
4. TENAGA KESEHATAN + PROGRAM 1,2,3
TENAGA PENGOBAT K-A-T

• SERTIFIKASI: PROSES PEROLEH


TANDA BUKTI KEMAMPUAN
(KOMPETENSI)
• REGISTRASI: PROSES “CREDENTIALING” UTK PEROLEH
KEWENANGAN TINDAKAN BATKA (IZIN UTK TINDAKAN
BATKA)
• LISENSI: PROSES PEROLEH IZIN (LOKASI) DI DAERAH
TERTENTU UTK PRAKTEK BATKA YG MENETAP
• YG DPT BEKERJA DI SARYANKES
KONVENSIONAL
• DR/DRG/NAKES: + PENDIDIKAN KA/T
• PROGRAM DIPLOMA KA/T, SBG PENATA (BKN
PENGOBAT)
• DI SARYANKES NON KONVENSIONAL
• LULUS S1 BATKA-T
• LULUS P. DIPLOMA BATKA-T SBG ASISTEN
PENGOBAT
• LULUS SLA-KURSUS UTK LAYANAN BATKA-T
SEDERHANA
ISTILAH
TRADISIONAL MEDICINE COMPLEMENTARY
(TM) ALTERNATIVE MEDICINE
(CAM)

1. MERUJUK NEGARA 1. NEGARA MAJU


BERKEMBANG
2. BAGIAN DARI TRADISI
NEGARA ybs 2. BUKAN BAGIAN TRADISI DI
NEGARA TSB
ATAU
TIDAK TERINTEGRASI DGN
SISTIM PELAYANAN
KESEHATAN
RUANG LINGKUP PENGOBATAN

• Intervensi tubuh dan pikiran (Mind and body


interventions) ; hipnoterapi, meditasi,
penyembuhan spiritual dan doa, yoga

• Sistem pelayanan pengobatan alternatif


(Alternative systems of medical practice) ;
akupunktur, akupresur, naturopati,
homeopati, aromaterapi, ayurveda

• Cara penyembuhan manual (Manual healing


methods) ; chiropractice, healing touch
Lanjutan ……………..
• Pengobatan farmakologi dan biologi
(Pharmacologic and biologic treatments) ;
pengobatan herbal

• Diet dan nutrisi untuk pencegahan dan


pengobatan (Diet and nutrition for the
prevention and treatment of disease); diet
makro nutrient, micro nutrient

• Cara lain dalam diagnosa dan pengobatan


(Unclassified diagnostic and treatment
methods) ; terapi ozon, hiperbarik, EECP
(Enchanced External Counter Pulsation)
SARANA YAN BAT NON KONVENSIONAL

MANDIRI TERINTEGRASI

SAR YAN SARYANKES


BAT KAM KONVENSIONAL
RS – KLINIK – PRAKTIK DR

• PENGOBAT CAM
• DOKTER/ DRG
PROFESIONAL
DIBANTU NAKES
• BATRA
WHO
COMPLEMENTARY AND ALTERNATIVE
MEDICINE
REFER TO A BROAD SET OF HEALTH
PRACTICES THAT ARE NOT PART OF A
COUNTRY’S OWN TRADITION OR NOT
INTEGRATED INTO IT’S DOMINANT
HEALTH CARE SYSTEM
JENIS SISTIM BATKA
1. AKUPUNKTUR
2. KHIROPRAKSI
3. HOMEOPATI
4. OSTEOPATI
5. NATUROPATI
6. HERBAL
7. MANUAL: PIJAT, SHIATSU DLL
8. LATIHAN (EXERCISE)
9. DIET NUTRISI
10. APLIKASI BIO-ELEKTRO MAGNETIK
11. FARMAKOLOGI-BIOLOGI
12. BENTUK PENGOBATAN LAIN
13. HIPNOSIS, MEDITASI
Kewenangan
Perawat dalam
Permenkes 148
PENYELENGGARAAN PRAKTIK
Pasal 8
1)Praktik keperawatan dilaksanakan pada fasilitas
pelayanan kesehatan tingkat pertama, tingkat
kedua, dan tingkat ketiga.
2)Praktik keperawatan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) ditujukan kepada individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat.
3)Praktik keperawatan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilaksanakan melalui kegiatan:
a. pelaksanaan asuhan keperawatan;
b. pelaksanaan upaya promotif, preventif, pemulihan,
dan pemberdayaan masyarakat; dan
c. pelaksanaan tindakan keperawatan komplementer.
4) Asuhan keperawatan sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) huruf a meliputi pengkajian, penetapan
diagnosa keperawatan, perencanaan,
implementasi, dan evaluasi keperawatan.
5) Implementasi keperawatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) meliputi penerapan
perencanaan dan pelaksanaan tindakan
keperawatan.
6) Tindakan keperawatan sebagaimana dimaksud
pada ayat (5) meliputi pelaksanaan prosedur
keperawatan, observasi keperawatan, pendidikan
dan konseling kesehatan.
7) Perawat dalam menjalankan asuhan keperawatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dapat
memberikan obat bebas dan/atau obat bebas
terbatas.
Pasal 10
1)Dalam keadaan darurat untuk penyelamatan nyawa
seseorang/pasien dan tidak ada dokter di tempat kejadian,
perawat dapat melakukan pelayanan kesehatan diluar
kewenangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8.
2)Bagi perawat yang menjalankan praktik di daerah yang
tidak memiliki dokter dalam rangka melaksanakan tugas
pemerintah, dapat melakukan pelayanan kesehatan diluar
kewenangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8.
3)Dalam melaksanakan pelayanan kesehatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) harus mempertimbangkan
kompetensi, tingkat kedaruratan dan kemungkinan untuk
dirujuk.
4) Daerah yang tidak memiliki dokter
sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
adalah kecamatan atau kelurahan/desa
yang ditetapkan oleh Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota.
5) Dalam hal daerah sebagaimana dimaksud
pada ayat (4) telah terdapat dokter,
kewenangan perawat sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) tidak berlaku.
Pasal 11
Dalam melaksanakan praktik, perawat mempunyai
hak:
a.memperoleh perlindungan hukum dalam
melaksanakan praktik keperawatan sesuai standar;
b.memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari
klien dan/atau keluarganya;
c.melaksanakan tugas sesuai dengan kompetensi;
d.menerima imbalan jasa profesi; dan
e.memperoleh jaminan perlindungan terhadap risiko
kerja yang berkaitan dengan tugasnya.
Pasal 12
1)Dalam melaksanakan praktik, perawat wajib
untuk:
a. menghormati hak pasien;
b. melakukan rujukan;
c. menyimpan rahasia sesuai dengan peraturan
perundangan-undangan;
d. memberikan informasi tentang masalah
kesehatan pasien/klien dan pelayanan yang
dibutuhkan;
e. meminta persetujuan tindakan keperawatan
yang akan dilakukan;
f. melakukan pencatatan asuhan keperawatan
secara sistematis; dan
g. mematuhi standar.
2) Perawat dalam menjalankan praktik
senantiasa MENINGKATKAN MUTU
PELAYANAN PROFESINYA, dengan
mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi melalui
pendidikan dan pelatihan sesuai dengan
bidang tugasnya, yang diselenggarakan
oleh Pemerintah atau organisasi profesi.
3) Perawat dalam menjalankan praktik
WAJIB MEMBANTU PROGRAM
PEMERINTAH dalam meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat.
TERAPI KOMPLEMENTER/
ALTERNATIF DALAM
KEPERAWATAN
Tinjauan Pustaka

• Perawat professional sbg bagian dari tenaga kes


memiliki ilmu dan kiat dlm mempertahankan &
memenuhi keb dasar manusia yg sehat dan sakit
melalui praktik kep holistik dan komprehensif
• Holistik melihat manusia secara bio-psiko-sosio-
spiritual dan kultural,
• Perawat di komunitas sangat perlu mendapat
bekalan ketrampilan di berbagai level
pencegahan dan mampu mengatasi masalah
dengan memberikan pelayanan yang tepat.

Tindakan Modalitas & Komplementer


PELAYANAN BATKA-T DAN
PRAKTIK KEPERAWATAN
• Perawat terutama keperawatan di
komunitas menekankan bahwa keputusan
ASKEP DIDASARKAN PADA SAINTIFIC DAN
JUGA VALUE, CULTURe, KEYAKINAN DAN
SPIRITUAL SERTA MEMPERTIMBANGKAN
MANFAAT, EKONOMI, MAUPUN EFEKNYA
PADA LIFESTYLE KLIEN.
• Perawat menyadari bahwa perencanaan
dikembangkan bersama pasien
• Budaya di masyarakat telah mengajarkan
tentang pengertian sehat dan bagaimana
menjadi sakit, kemudian kapan,
bagaimana, dari siapa mencari
pertolongan.
• Standar profesional keperawatan dan kode
etik menuntut perawat untuk menghormati
dan mendukung autonomi pasien
• Dasar autonomi pasien : bahwa pasien
mempunyai kemampuan untuk menentukan
tujuan, memutuskan dan merencanakan
tindakan dan kebebasan memilih satu
tindakan
• Asuhan keperawatan holistic memikul
tanggung jawab dlm penanganan
masalah fisik, mental, emosional, dan
spiritual
• Integrasi terapi komplementer modalitas
dan alternatif kedalam asuhan
keperawatan mendukung askep yang
holistik dengan mempertimbangkan :
• Safety : potensi efek resiko dan bahaya,
jika terapi digunakan sendirian atau
kombinasi dengan terapi lain
• Efficacy : Kemampuan terapis
menghasilkan efek yang intens
PERAN PERAWAT DALAM BATKA-
T
• Support BATKA-T untuk meningkatkan kesehatan dan
penyembuhan
• Menjelaskan penyebab dan resiko yang ada
• Fasilitasi melalui komunikasi terbuka tentang berbagai
pilihan yang ada dan hormati hak pasien untuk
memilih
• Perawat dapat MENGINTEGRASIKAN KEDALAM ASKEP
atau menjadi praktisi BATKA - T setelah mengikuti
pelatihan misalnya : BEKEN, Hypnosis, akupunctur,
herbalis dll
METODE TERAPI ALTERNATIF

KLASIFIKASI TERAPI ALTERNATIF ;


• Penguatan Gaya Hidup (Lifestyle) : holistic medicine,
ayurvedic medicine
• Penggunaan tumbuhan (Botanical) : homeopathy, herbal,
aromatherapi
• Manipulative : Chiropractic, acupressure and
acupuncture, reflexology, massage
• Olah Pikiran (Mind-over-matter) : meditation, guided
imagery, biofeedback, color healing, and hypnotherapy
• Teori Keperawatan (Martha Roger,
1990) “Science of unitary Human
Beings” : menyediakan model konsep
“Holistic healing” sbg proses
evolusioner dengan menggunakan
“holistic healing terapies” dalam
praktik keperawatan
Implikasi Legal Terapi
Komplementer
• DI INDONESIA MEMBERIKAN
KEWENANGAN KEPADA TENAGA
PERAWAT UNTUK
MEMBERIKAN TERAPI
KOMPLEMENTER DALAM
MENJALANKAN PRAKTEK
KEPERAWATAN SESUAI DENGAN
KEBIJAKAN PERMENKES NO
HK.02.02/MENKES/148/I/2010
 TENTANG IZIN DAN
PENYELENGGARAAN
PRAKTIK PERAWAT
• Pada Pelaksanaannya, Klien harus diberikan
informasi tentang :
• Jenis pengobatan
• Resiko dan manfaatnya
• Terapi konvensional yang ada

• Perjanjian tertulis dilakukan jika melakukan


terapi alternatif/ komplementer atau tindakan
yang dapat membahayakan klien
Nursing Interest dalam Terapi
Alternatif/ Komplementer
• Perawat dapat mengintegrasikan terapi
alternatif/ komplementer dalam
menyelenggarakan praktik keperawatan
• Pengetahuan terapi alternatif/
KOMPLEMENTER INI PENTING DALAM
MENJALANKAN PRAKTIK KEPERAWATAN
KARENA KEPERAWATAN DI KENAL SEBAGAI
penyedia pelayanan keperawatan yang holistik
• Perawat harus dapat menyediakan pelayanan
yang holistik sehingga perlu disediakan tool
pelayanan yang holistik diberbagai setting
TINJAUAN

• Keperawatan modalitas, merupakan tindakan


keperawatan lebih mengutamakan pada
pemberdayaan klien (inner power).
• Keperawatan komplementer ataupun alternatif
menjadi bagian penting dalam pelayanan
kesehatan di Amerika Serikat dan negara
lainnya (Snyder & Lindquis, 2002).
• Alasan klien yang menggunakan keperawatan
komplemeter dan atau modalitas diantaranya adalah
filosofi holistik pada komplementer/ modalitas,
didalamnya ada harmoni dalam diri dan promosi
kesehatan.
• Alasan lain karena klien ingin terlibat untuk
pengambilan keputusan dalam pengobatan dan upaya
meningkatkan kualitas hidup dibandingkan
sebelumnya.
• Klien mengeluh adanya reaksi efek samping dari
pengobatan modern yang diterima menyebabkan
memilih terapi komplementer (Snyder & Lindquis,
2002).
Hasil evidence base :
• Terapi sentuhan: meningkatkan relaksasi, menurunkan
nyeri, mengurangi kecemasan, mempercepat
penyembuhan luka, memberi kontribusi positif pada
perubahan psikoimunologik (Hitchcock, Schubert, &
Thomas, 1999).
• Terapi massage pada bayi yang lahir kurang bulan dapat
meningkatkan berat badan, memperpendek hari rawat,
meningkatkan respon. Pada anak autis meningkatkan
perhatian dan belajar. Pada anak susah makan:
meningkatkan pola makan, meningkatkan self image,
menurunkan kecemasan (Stanhope, 2004).
• Terapi Bekam berpengaruh pada persepsi nyeri lutut,
rentang pergerakan dan kenyamanan (Ullah,Younis &
Wali, 2007).
• Aromaterapi menggunakan minyak esensial;
manjur untuk infeksi bakteri dan jamur
(Buckle, 2003), minyak lemon thyme
membunuh streptokokus, stapilokokus dan
Tuberkulosis (Smith, Duell, Martin, 2004).
• Meditasi dan imagery dapat menurunkan
rasa nyeri (Smith, Duell, Martin, 2004).
• Hypnocaring meningkatkan sugesti
pemikiran bawah sadar klien, dan dapat
memperbaiki, keseimbangan neuro
hormonal dan imunitas tubuh, perubahan
vaskular dan termal, mempengaruhi
aktivitas gastrointestinal dan mengurangi
kecemasan (Fontaine, 2005; Haryanto,
2006).

Anda mungkin juga menyukai