Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

MANFAAT TERAPI BEKAM

(MANFAAT TERAPI BEKAM PADA PENDERITA HIPERTENSI)

Oleh

HOSSIMAH

NRP: 334118011085

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

JURUSAN KESEHATAN

POLITEKNIK NEGERI MADURA

TAHUN 2020-2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr. wb.

Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, yang mana

berkat Rahmat dan Ridhonya kami dapat menyelesaikan makalah ini sebagai

suatu kewajiban yang harus kami tempuh sebagai mahasiswa yang tiada lain

hanya untuk menuntut ilmu dengan keadaan sehat dan tenteram.

Shalawat beserta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada junjungan

kita yakni Nabi besar Muhammad SAW, yang telah menunjukkan jalan dari

kehidupan yang jahiliyah menuju jalan yang terang menderang penuh dengan

ilmu dan pengetahuan seperti yang kita rasakan saat ini.

Selanjutnya, kami sebagai penulis makalah juga berterima kasih kepada dosen

Ns. Mohamad Nur, S.Kep., M.Si memberikan petunjuk atas kebingungan

kami dalam menyelesaikan makalah ini. Dan tak lupa pula, ucapan terima kasih

kepada seluruh pihak yang ikut serta di pembuatan makalah ini, seperti karyawan

perpustakaan dan teman-teman kelas yang senantiasa ikut andil dalam

menyelesaikan makalah ini.

Pembuatan makalah ini yang berjudul “MANFAAT TERAPI BEKAM

PADA PENDERITA HIPERTENSI ” tak sepenuhnya dibuat dengan penuh

kesempurnaan, melainkan penuh dengan segala kecacatan dan kekurangan

lainnya yang kami secara sengaja atau tidak sengaja menyadarinya. Maka dari

itu, kami mohon saran dan kritiknya terhadap makalah ini.

Wassalamualaikum, wr. wb
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................3
BAB 1..........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................4
1.1 LATAR BELAKANG...................................................................................................................4
1.2 RUMUSAN MASALAH...............................................................................................................5
1.3.TUJUAN MASALAH...................................................................................................................5
BAB 2..........................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................6
2.1 PENGERTIAN HIPERTENSI.......................................................................................................6
2.2.1 Definisi.......................................................................................................................................6
2.2.2 Klasifikasi...................................................................................................................................6
2.2.3 Jenis hipertensi...........................................................................................................................6
2.2.4 Faktor resiko hipertensi..............................................................................................................7
2.2.5 Patofisiologi.............................................................................................................................11
2.2 PENGERTIAN TERAPI BEKAM..............................................................................................12
2.2.1 Definisi.....................................................................................................................................12
2.2.2 Manfaat bekam........................................................................................................................13
2.2.3 Kontra indikasi bekam..............................................................................................................13
2.2.4 Ketentuan berbekam.................................................................................................................14
BAB 3.......................................................................................................................................................16
PENUTUP.................................................................................................................................................16
3.1 KESIMPULAN............................................................................................................................16
3.2 SARAN........................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................17
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Penyakit hipertensi,stroke,jantung koroner,dan diabetes sekarang ini masih menjadi

penyakit pembunuh nomor satu di indonesia belakangan ini penyakit tersebut tidak

hanya menyerang orang lansia(lanjut usia) karena faktor degeneratif,tetapi juga usia

produktif (shadine 2010).

sampai saat ini hipertensi masih merupakan tantangan besar di indonesia dengan

prevalennsi yang tingi yaitu sebesar 25.8%(riskesdas,2013)

prevalensi kasus hipertensi primer di pronvinsi lampung mengalami peningkatan dari

tahun ketahun sehingga pada tahun 2015 menduduki peringkat ketiga dari 10

penyakit besar lainnya pada pasien rawat jalan di puskesmas .

hasil survei peneliti ke klinik bekam di bandar lampung pada mei 2017,diketahui

bahwa rata rata kunjungan terapi bekam klien hipertensi adalah 100-130 orang

perhari.ada sebanyak 48 orang klien hipertensi tanpa komplikasi,orang yang terdaftar

melakukan terapi bekam di klinik tersebut.hasil wawancara kepasa klien hipertensi

yang sedang terapi dikethui bahwa 4 orang (60,66%)dari 6 orang pasien mengatakan

belum pernah tahu tentan terapi bekam disertai massage dan teknik

relaksasi.hipertensi dengan prosedur

Berdasarka uraian diaatas menerapkan terapi bekam kepada penderita hipertensi

dengan prosedur yang sebenarnya dengan melalui terapi bekam dalam penurunan

tekanan darah yang tinggi.


1.2 RUMUSAN MASALAH

.Apakah terapi bekam dapat menurunkan hipertensi ?

1.3.TUJUAN MASALAH

Untuk mengetahui apakah terapi bekam dapat menurunkan hipertensi!


BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN HIPERTENSI

2.2.1 Definisi

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan abnormal

tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus menerus lebih dari suatu

periode. hipertensi juga didefinisikan sebagai tekanan sistolik lebih dari 140

mmHg.(Zaidin 2012).

2.2.2 Klasifikasi
Tabel 2.1 Klasifikasi Hipertensi (AHA,2017)

Tekanan darah

No Kategori Sistolik Diastolik

(mmHg) (mmHg)

1 Normal 120 80

2 Pre-hipertensi 120-129 80

3 Tekanan darah tinggi (1) 130-139 80-89

4 Tekanan darah tinggi(2) >140 >90

5 Krisis hipertensi 180 120

2.2.3 Jenis hipertensi

Hipertensi dapat disebakan 2 dua golongan yaitu hipertensi esensial

atau hipertensi primer, yang tidak diketahui penyebabnya dijumpai lebih

kurang 90 % dan hipertensi sekunder yang penyebabnya diketahui yaitu 10

% dari seluruh hipertensi. (Triyanto 2014).


1. Hipertensi Primer (esensial)

Hipertensi primer yang belum diketahui penyebabnya dengan jelas,

berbagai faktor yang diduga turut berperan sebagai penyebabnya. hipertensi

primer seperti bertambahnya umur, stress psikologis, dan hereditas

(keturunan), Sekitar 90 % pasien hipertensi diperkirakan termasuk dalam

kategori ini. Pengobatan hipertensi primer sering dilakukan adalah

membatasi konsumsi kalori bagi mereka yang kegemukan (obes), membatasi

konsumsi garam, dan olahraga. Obat antihipertensi mungkin pula digunakan

tetapi kadang-kadang menimbulkan efek samping seperti meningkatnya

kadar kolesterol, menurunnya kadar natrium (Na) dan kalium (K) didalam

tubuh dan dehidrasi. (Davicaesaria 2014)

2. Hipertensi Sekunder

Hipertensi sekunder penyebab boleh dikatakan telah pasti yaitu hipertensi

yang diakibatkan oleh kerusakan suatu organ, Yang termasuk hipertensi

sekunder seperti : hipertensi jantung, hipertensi penyakit ginjal, hipertensi

penyakit jantung dan ginjal, hipertensi diabetes melitus, dan hipertensi

sekunder lain yang tidak spesifik.(Davicaesaria 2014)

2.2.4 Faktor resiko hipertensi

1. Faktor yang tidak dapat diubah dikontrol

1) Umur
Hipertensi erat kaitannya dengan umur, semakin tua seseorang

semakin besar risiko terserang hipertensi. Umur lebih dari 40 tahun

mempunyai risiko terkena hipertensi, Dengan bertambahnya umur,

risiko terkena hipertensi, ternyata terdapat angka yang cukup bervariasi.

wanita lebih banyak yang menderita hipertensi dibanding pria, hal ini

disebabkan karena terdapatnya hormon estrogen pada wanita.( MN.

Bustan 2017 )

2) Riwayat Keluarga

Orang-orang dengan sejarah keluarga yang mempunyai hipertensi

lebih sering menderita hipertensi. Keluarga dekat yang menderita

hipertensi (faktor keturunan) juga mempertinggi risiko terkena

hipertensi terutama pada hipertensi primer. Keluarga yang memiliki

hipertensi dan penyakit jantung meningkatkan risiko hipertensi 2-5

kali lipat Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki

kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang

tuanya menderita hipertensi. hipertensi cenderung merupakan

penyakit keturunan. Jika seorang dari orang tua kita mempunyai

hipertensi maka sepanjang hidup kita mempunyai 25% kemungkinan

mendapatkannya pula, Jika kedua orang tua kita mempunyai

hipertensi, kemungkunan kita mendapatkan penyakit tersebut

60%.disebabkan karena terdapatnya hormon estrogen pada wanita.

(Nur khalida 2013).


3) Genetik

Peran faktor genetik terhadap timbulnya hipertensi terbukti

dengan ditemukannya kejadian bahwa hipertensi lebih banyak pada

kembar monozigot (satu sel telur) daripada heterozigot (berbeda sel

telur). Seorang penderita yang mempunyai sifat genetik hipertensi

primer (esensial) apabila dibiarkan secara alamiah tanpa intervensi

terapi, bersama lingkungannya akan menyebabkan hipertensinya

berkembang dan dalam waktu sekitar 30-50 tahun akan timbul tanda

dan gejala.(Nur khalida 2013)

2. Faktor yang dapat diubah atau dikontrol

1) Kebiasaan Merokok

Rokok juga dihubungkan dengan hipertensi Hubungan antara

rokok dengan peningkatan risiko kardiovaskuler telah banyak

dibuktikan, Selain dari lamanya, risiko merokok terbesar

tergantung pada jumlah rokok yang dihisap perhari. Seseorang

lebih dari satu pak rokok sehari menjadi 2 kali lebih rentan

hipertensi dari pada mereka yang tidak merokok. Zat-zat kimia

beracun, seperti nikotin dan karbon monoksida yang diisap

melalui rokok,

2) Konsumsi asin atau garam

Masyarakat secara umum sering menghubungkan antara

konsumsi garam dengan hipertensi. Garam merupakan hal yang

sangat penting pada mekanisme timbulnya hipertensi, Pengaruh


asupan garam terhadap hipertensi melalui peningkatan volume

plasma (cairan tubuh) dan tekanan darah, Keadaan ini akan diikuti

oleh peningkatan ekskresi kelebihan garam sehingga kembali

pada keadaan hemodinamik (sistem pendarahan) yang normal.

(Alison Hull 2004).

3) Konsumsi Lemak Jenuh

Kebiasaan konsumsi lemak jenuh erat kaitannya dengan

peningkatan berat badan yang berisiko terjadinya hipertensi.

Konsumsi lemak jenuh juga meningkatkan risiko aterosklerosis yang

berkaitan dengan kenaikan tekanan darah.

4) Penggunaan Jelantah

Jelantah adalah minyak goreng yang sudah lebih dari satu kali

dipakai untuk menggoreng, dan minyak goreng ini merupakan minyak

yang telah rusak. Bahan dasar minyak goreng bisa bermacam-macam

seperti kelapa, sawit, kedelai, jagung dan lain-lain.

5) Kebiasaan Konsumsi Minum Minuman Beralkohol

Alkohol juga dihubungkan dengan hipertensi. Peminum alkohol

berat cenderung hipertensi meskipun mekanisme timbulnya

hipertensi belum diketahui secara pasti.. (Menurut Ali Khomsan)

6) Obesitas

Obesitas atau kegemukan dimana berat badan mencapai indeks

massa tubuh > 25 (berat badan (kg) dibagi kuadrat tinggi badan (m))

juga merupakan salah satu faktor risiko terhadap timbulnya hipertensi.


Obesitas merupakan ciri dari populasi penderita hipertensi (Alison Hull).

7) Olahraga

Olahraga banyak dihubungkan dengan pengelolaan hipertensi,

karena olahraga isotonik dan teratur dapat menurunkan tahanan

perifer yang akan menurunkan tekanan darah.

8) Stres

Hubungan antara stres dengan hipertensi diduga melalui aktivitas

saraf simpatis, yang dapat meningkatkan tekanan darah secara

bertahap. Apabila stress menjadi berkepanjangan dapat berakibat

tekanan darah menjadi tetap tinggi, Hal ini secara pasti belum

terbukti, akan tetapi pada binatang percobaan yang diberikan

pemaparan tehadap stress (Menurut Sarafindo 1990).

2.2.5 Patofisiologi

Peningkatan tekanan darah yang tinggi secara akut yang dapat dipicu

oleh beberapa faktor seperti kelainan hormonal tertentu, misalnya krisis tiroid,

krisis feokromositoma, kehamilan dengan preeklampsia atau eklampsia,

penyalahgunaan obat-obat tertentu seperti cocaine dan amfetamin, luka bakar,

trauma kepala, glomerulonephritis akut, pembedahan dan lain-lain akan

memicu terjadinya peningkatan resistensi vascular sistemik yang selanjutnya

bisa berdampak terjadinya kerusakan organ target melalui dua jalur, yaitu

peningkatan tekanan darah yang demikian akan menimbulkan kerusakan sel-


sel endotel pembuluh darah yang akan diikuti dengan pengendapan sel- sel

platelet dan fibrin sehingga menyebabkan terjadinya nekrosis fibrinoid dan

proliferasi intimal. Disisi lain terjadi peningkatan sekresi zat-zat

vasokontriktor, seperti renninangiotensin dan katekolamin, sebagai

mekanisme kompensasi yang semakin mempertinggi peningkatan tekanan

darah sehingga terjadi pula natriuresis spontan yang mengakibatkan

penurunan volume intravascular. Kedua jalur mekanisme tersebut akan

mengakibatkan peningkatan tekanan darah yang semakin tinggi sehingga

menimbulkan iskemia jaringan dan pada akhirnya menyebabkan disfungsi

organ (Kitiyakar,1998)

2.2 PENGERTIAN TERAPI BEKAM

2.2.1 Definisi

Bekam merupakan salah satu praktek kedokteran Islam (Thibbun Nabawi).

Rasulullah SAW untuk pembinaan kesehatan rohani dan jasmani mengajarkan

berbagai teknik pengobatan atau terapi sebagaimana terdapat dalam hadits Shahih Al

Bukhari dari Said Ibnu Jabir dari Ibnu Abbas dari Nabi SAW, bahwa beliau bersabda:

“Kesembuhan itu ada 3 (tiga) hal, yaitu dalam pisau hijamah, meminumkan madu

dan pengobatan dengan besi panas, dan aku melarang umatku melakukan

pengobatan dengan besi panas”. Sesungguhnya Rasulullah SAW pada waktu beliau

dimi’rajkan dan tidak melewati seorang malaikatpun kecuali mengatakan:

“Lakukanlah olehmu Hijamah” (HR. At Tirmidzi).


2.2.2 Manfaat bekam

1. Melancarkan peredaran darah dengan menghilangkan sumbatan dalam

pembuluh darah

2. Menghilangkan zat sisa endapan pada sumbatan pembuluh darah kecil

biasanya terdapat pada kulit, sisa endapan tersebut dapat menghambat arus

pembuluh darah balik , endapan tersebut biasanya kholesterol, trombus

ataupun sisa metabolik dan toxin

3. Mencegah arterosclerosis dan kekakuan pembuluh darah

4. Merangsang pembentukan sel darah merah yg baru ( efek tranfusi )

5. Merangsang aktifitas sumsum tulang

6. Meningkatkan efektifitas penyampaian zat makanan dan oksigen ke semua

sel karena terbentuknya sel darah merah yg baru

7. Mengurangi beban kerja limpa karena darah yg sudah tua tidak di

metabolisme di limpa tapi dikeluarkan dg bekam

8. Merangsang immune system dg keluarnya beberapa zat kimia tubuh

seperti prostaglandin, tromboxan, leukotrien, prostasiklin

9. Mencegah timbulnya kanker dan penyakit infeksi

2.2.3 Kontra indikasi bekam

Orang yg sangat tua

Anemia

Wanita yg sedang haid

Orang yg mengkonsumsi obat pengencer darah


Penyakit kulit kronis

Dm dg gds tinggi

Hipertensi maligna

Hipotensi

Kelainan darah ( hemofilia, kanker darah )

Oedema anasarka

Kelainan pembuluh darah

Trombosit rendah

Waspada terhadap pasien hepatitis dan aids

2.2.4 Ketentuan berbekam

◼ Sebelum berbekam pasien disarankan beristirahat selama ½ jam

◼ Berbekam sebaiknya jangan dilakukan sehabis beraktifitas berat

◼ Pasien diistirahatkan selama 15 menit setelah berbekam

◼ Berbekam sebaiknya tidak boleh lebih dari 7 titik bekam

◼ Tidak boleh terkena air selama 3 jam sehabis berbekam

◼ Disarankan mandi dengan menggunakan air hangat sehabis berbekam

◼ Biasakan melakukan pemeriksaan tekanan darah dan kadar gula darah

sebelum berbekam

Menurut penelitian damayanti ,dkk(2012) membahas tentang profil

penggunaan terapi bekam di kabupaten bandung ditinjau dari aspek demografi

,riwayay penyakit dan profil hematologi ,diperoleh hasil bahwa terapi bekam

banyak digunakan oleh masyarakat pada rentang 20-39 tahun (70,63%) dan

usia ini adalah usia dewasa muda. Berdasarkan dari bebearapa penelitian
dapat membuktikan bahwa hasil rata-rata perubhana teknan darah sistole

sebelum dan sesudah terapi bekam adalah sebesar 18,25% dengan standar

deviasi 5,94.sedangkan hasil rata-rata perubahan tekanan diastole sebelum dan

sesudah terapi bekamadalah sebesar 6,50% dengan stanndar deviasi 5,79.


BAB 3

PENUTUP
3.1 KESIMPULAN

Hipertensi adalah dimana tekanan darah tinggi yang melebihi batas normal

sehingga ketika tidak segera diatasi maka akan menyebabkan beberapa

komplikasi diantara lainya seperti stroke jantung koroner dan gagal dan gagal

jantung. Karena salah satu dari manfaat bekam adalah Melancarkan peredaran

darah dengan menghilangkan sumbatan dalam pembuluh darah sehingga

tenaga kesehatan banyak menganjurkan penderita hipertensi untuk berbekam

1 bulan 1 kali agar mencegah terjdinya beberapa komplikasi.

3.2 SARAN

Dengan adanya makalah ini semoga pembaca mengetahui tentang MANFAAT

TERAPI PADA PENDERITA HIPERTENSI Kami sebagai penulis mengharap

kritik dan saran dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah kami yang

selanjutnya, serta bagi pembaca dan penulis semoga lebih memahami tentang

makalah yang kami buat.


DAFTAR PUSTAKA
1. Thomas J, Shentu TP, Singh DK. 18: Cholesterol: biosynthesis, functional

diversity, homeostasis and regulation by natural products. Biochemistry. Edited

by Prof Deniz Ekinci. Diunduh dari www .intechopen.com tanggal 6 Juli

2015.

Kroasia 2012: 419-4

2. Chen X, Zhou L, Hussain MM. Lipids and Dyslipoproteinemia. Henry’s Clinical

Diagnosis and Management by Laboratory Methods. 23rd ed. Editor Bluth MH,

Bock JL, Bowne WB, Hutchison RE, Karcher DS, Lifshitz MS., et al. Elsevier

Inc. Missouri. 2017: 221-43

3. Remaley AT, Dayspring TD, Warnick GR. 34: Lipids, Lipoproteins,

Apolipoproteins, and Other Cardiovascular Risk Factors. Tietz Textbook of

Clinical Chemistry and Molecular Diagnostics. 6th ed. Editor Rifai N, Horvath

AR, Wittwer CT. Elsevier Inc; Missouri. 2018: 537-603

4. Ahmad AIZ. 71: Kitab Tentang Pengobatan. Ringkasan Hadis Shahih Al-

Bukhari. Penerjemah Zaidun A. Penerbit Pustaka Amani; Jakarta. 2002: 962-70

5. Kelana EC, Ramly ZBF, Setiawan HRI, Triatmoko HB, Abbas N, Sunarni SN,

et al. Diktat 12: Hijamah dan aplikasi. Diktat Kuliah Thibbun Nabawi Tingkat

Dasar Seri 2. Penerbit Cells HPAI; Jakarta. 2014: 149-70

6. Latib FO. The effects of hijamah on the body. Islamic Cupping & Hijamah. A

Complete Guide. Diunduh dari www.edipublisher.co.za tanggal 10 Juli 2015.

EDI Publishers; South Africa.. 2013: 46- 79

Anda mungkin juga menyukai