KEPERAWATAN ANAK
DISUSUN OLEH:
MUKIM
33411801027
MUKIM
NRP.33411801027
LEMBAR PENGESAHAN
Nama : MUKIM
NRP : 33411801027
Alamat : DSN Barlebar, desa madulang, kec. Omben, kab.Sampang
Judul : Diare
Asuhan Keperawatan ini merupakan laporan yang disusun sesuai dengan hasil
pelaksanaan Asuhan Keperawatan sesuai dengan aslinya.
Laporan ini telah diteliti dan disetujui untuk dilanjutkan ke tahap ujian praktik
klinik keperawatan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
MUKIM
NRP.33411801027
Mengetahui
DIARE
Konsistensi cair
HIPERTERMI NAUSEA
1.2 Deskripsi WOC
tenggorokan.
1.3.4 Patofisiologis
Sebagian besar diare akut di sebabkan oleh infeksi. Banyak dampak yang
terjadi karena infeksi saluran cerna antara lain: pengeluaran toksin yang dapat
menimbulkan gangguan sekresi dan reabsorbsi cairan dan elektrolit dengan akibat
dehidrasi,gngguan keseimbangan elektrolit dan gangguan keseimbangan asam
basa. Invasi dan destruksi pada sel epitel, penetrasi ke lamina propia serta
kerusakan mikrovili yang dapat menimbulkan keadaan maldigesti dan
malabsorbsi,dan apabila tidak mendapatkan penanganan yang adekuat pada
akhirnya dapat mengalami invasi sistemik.
Penyebab gastroenteritis akut adalah masuknya virus (Rotavirus,
Adenovirus enteris, Virus Norwalk), Bakteri atau toksin (Compylobacter,
Salmonella, Escherichia coli, Yersinia dan lainnya), parasit (Biardia Lambia,
Cryptosporidium). Beberapa mikroorganisme patogen ini menyebabkan infeksi
pada sel-sel, memproduksi enterotoksin atau sitotoksin dimana merusak sel- sel,
atau melekat pada dinding usus pada Gastroenteritis akut. Penularan
Gastroenteritis bisa melalui fekal-oral dari satu penderita ke yang lainnya.
Beberapa kasus ditemui penyebaran patogen dikarenakan makanan dan
minuman yang terkontaminasi. Mekanisme dasar penyebab timbulnya diare adalah
gangguan osmotic (makanan yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan
osmotic dalam rongga usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit
kedalam rongga usus,isi rongga usus berlebihan sehingga timbul diare).
Selain itu menimbulkan gangguan sekresi akibat toksin di dinding usus,
sehingga sekresi air dan elektrolit meningkat kemudian terjadi diare. Gangguan
moltilitas usus yang mengakibatkan hiperperistaltik dan hipoperistaltik. Akibat
dari diare itu sendiri adalah kehilangan air dan elektrolit (Dehidrasi) yang
mengakibatkan gangguan asam basa (Asidosis Metabolik dan Hipokalemia),
gangguan gizi (intake kurang, output berlebih), hipoglikemia dangangguan
sirkulasi darah.
1.3.5 Klasifikasi
Gastroenteritis (diare) dapat di klasifikasi berdasarkan beberapa faktor :
1. Berdasarkan lama waktu :
a. Akut : berlangsung < 5 hari
b. Persisten : berlangsung 15-30 hari
1.3.7 Komplikasi
1. Dehidrasi
2. Renjatan hipovolemik
3. Kejang
4. Bakterimia
5. Malnutrisi energy, protein, karena selain diare dan muntah, penderita
juga mengalami kelaparan
6. Hipoglikemia
7. Intoleransi sekunder akibat kerusakan mukosa usus
1.3.8 Penatalaksanaan
1) Terapi Cairan
Untuk menentukan jumlah cairan yang perlu diberikan kepada penderita
diare, harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Jumlah cairan : jumlah cairan yang harus diberikan sama dengan jumlah
cairan yang telah hilang melalui diare dan/muntah muntah PWL (Previous
Water Losses) ditambah dengan banyaknya cairan yang hilang melalui
keringat, urin dan pernafasan NWL (Normal Water Losses).
b. Cairan yang hilang melalui tinja dan muntah yang masih terus
berlangsung CWL (Concomitant water losses) (Suharyono dkk., 1994
dalam Wicaksono, 2011)
Ada 2 jenis cairan yaitu:
1. Cairan Rehidrasi Oral (CRO) : Cairan oralit yang dianjurkan oleh WHO-
ORS, tiap 1 liter mengandung Osmolalitas 333 mOsm/L, Karbohidrat 20
g/L, Kalori 85 cal/L.
2. Hipokalsemia
4. Hiponatremi.
5. Syok hipovalemik.
6. Asidosis
7. Dehidrasi
5. Standart Luaran
1) Luaran utama : eliminasi fekal
3) Ekspektasi : membaik
4) Kriteria hasil :
1. Control pengeluaran feses menurun
2. Mengejan saat defekasi lama dan sulit menurun
3. Mengejan saat defekasi menuun distensi abdomen menurun
4. Teraba massa pada rektal menurun
5. Urgensi menurun
6. Nyeri abdomen menurun
7. Kram abdomen menurun
8. Konsistensi feses membaik
9. Frekuensi defekasi membaik
10. Peristaltic usu membaik
6. Intervensi dan Tindakan
1) Intervensi utama,
b. Terapeutik
- berikan asupan cairan oral
- pasang jalur intravena
- berikan cairan intravena
- ambil sampel darah untuk pemeriksaan darah lengkap dan elektrolit
- ambil sampel feses untuk kultur, jika perlu
c. Edukasi:
- anjurkan makanan porsi kecil dan sering secara bertahap
- anjurkan menghindari makanan pembentuk gas,peas dan mengandung
laktosa
- anjurkan pemberian ASI
d. Kolaborasi
kolaborasi pemberian obat antimotalitas
- kolaborasi pemberian obat antospasmodik/ spasmotilitik
- kolabrasi pemberian obat pengeras feses
(2) pemantauan cairan
a. Observasi
- Monitor frekuensi dan kekuatan nadi
- Monitor frekuensi napas
- Monitor tekanan darah
- Monitor berat badan
- Monitor waktu pengisian kapiler
- Monitor elastisitas atau turgor kulit
- Monitor jumlah warna dan berat jenin urine
- Monitor kadar albumin dan protei total
- Minitor hasil pemeriksaan serum
- Monitor intake ouput dan ounput cairan
b. Terapeutik
- Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan kondisi pasien
- Dokumentasikan hasil pemantauan
c. Edukasi
- Jelaskan tujuan prosedur pemantauan
- Informasikan hasil pemantauan jika perlu
2) Intervensi tambahan,
(1) dukungan perawatan diri BAB/BAK
a. Observasi:
- Identifikasi kebiasaan BAB/BAKsesuai usia
- Monitor integritas kulit pasien
b. Terapeutik
- Suka pakaian yang diperlukan untuk memudahkan eliminasi
- Dukung penggunaan toilet
- Jaga prifasi selama eliminasi
- Ganti pakaian pasien setelah eliminasi jika perlu
- Bersihkan alat bantu BAK setelah digunakan
- Latih BAB/BAK jika perlu
- Sediakan alat bantu
c. Edukasi
- Anjurkan BAB/BAK secara rutin
- Anjurkan ke kamar mandi jika perlu
1) Intervensi utama :
1. Manajemen hipertermia
Observasi
- Identifikasi penyebab hipertermi (mis.dehidrasi ,terpapar
lingkungan panas ,penggunaan inkubator )
- Monitor suhu tubuh
- Monitor kadar elektrolit
- Monitor haluaran urinr
- Monitor kompliksi akibat hipertermia
Terapeutik
- Sediakan lingkungan yang dingin
- Longgarkan atau lepaskan pakaian
- Basahi dan kipasi permukaan tubuh
- Berikan cairan oral
- Ganti linen setiap hari atau lebih sering jika mengalami
hiperhirasis keringat berlebih )
- Lakukan peninginan eksternal (selimut hipotermia atau kompres
dingin pada dahi ,leher dada,abddomen ,aksila )
- Hindari pemberian antipiretik atau aspirin
- Berikan oksigen jika perlu
Edukasi
- Anjurkan tirah baring
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena ,jika perlu
2. Regulasi temperatur
Observasi
- Monitor suhu tubuh sampai stabil (36,5 C -37,5 C)
- monitor suhu anak tiap 2 jam,jika perlu
- monitor tekanan darah ,frekuensi pernafasan dan nadi
- monitor warna dan suhu kulit
- monitor dan catat tanda dan gejala hipotermia atau hipotermia
terapeutik
- pasang alat pemantau suhu kontinu ,jika perlu
- tingkatkan asupan cairan dan nutrisi yang adekuat
- Bedong bayi segera setelah lahir untuk mencegah kehilangan panas
- Masukkan bayi BBLR ke dalam plastik segera setelah lahir (mis.
bahan polyethylene, polyuurethane)
- Gunakan topi bayi untuk mencegah kehilangan panas pada bayi baru lahir
- Tempatkan bayi baru lahir di bawah radiant warmer
- Pertahankan kelembaban inkubator 50% atau lebih untuk
mengurangi kehilangan panas karena proses evaporasi
- Atur suhu inkubator sesuai kebutuhan
- Hangatkan terlebih dahulu bahan-bahan yang akan kontak
dengan bayi (mis. selimut, kain bedongan, stetoskop)
- Hindari meletakkan bayi di dekat jendela terbuka atau di area
aliran pendingin ruangan atau kipas angin
- Gunakan matras penghangat, selimut hangat, dan penghangat
ruangan untuk menaikkan suhu tubuh, jika perlu
Edukasi
- Jelaskan cara pencegahan heat exhasution dan heat stroke
- Jelaskan cara pencegahan hipotermi karena terpapar udara dingin
- Demonstrasikan teknik perawatan metode kanguru (PMK) untuk Bayi BBL
Kolaborasi
- Kolaborasi, Kolaborasi pemberian antipiretik, jika perlu
1.3.3 Diagnosa III nausea
1. Penyebab
1. Gangguan biokimia(mis.uremia,ketoasidosis,diabetik)
2. Gangguan paa esofagus
3. Distensi lambung
4. Iritasi lambung
5. Gangguan pankreas
6. Peregangan kapsul limpa
7. Tumor terlokalisasi
8. Peningkatan tekanan intrakranial
9. Mabuk perjalanan
10. Kehamilan
11. Aroma tidak sedap
12. Rasa makanan dan minuman yang tidak enak
13. Stimulus penglihatan tidak menyenangkan
14. Faktor psikologis
15. Efek agen farmakologis
16. Efek toksin
2. Pengkajian data mayor :
1) Data subjektive :
Mengeluh mual
Sering menelan
2. Data objective
Saliva meningkat
Pucat
Diaforesis
Takikardia
Pupil di latasi
4. Kondisi klinis terkait
1. Maningitis
2. Labirintis
3. Eremia
4. Ketoasidosis deabetik
5. Ulkus peptikum
6. Penyakit esofagus
7. Tumor intra abdomen
8. Penyakit maniere
9. Neuroma akustik
10. Tumor otak
11. Kanker
12. Glaukoma
5. Standat luaran
1) Luaran utama: tingkat naosea
2) Definisi: perasaan tidak nyama pada bagian belakang tenggorokan atau
lambung g mengakibatkan muntah
3) Ekspetasi : menurun
4) Keriteria hasil
- Nafsu makan : meningkat
- Keluhan mual : menurun
- Perasaan ingin muntah : menurun
- Perasaan asa di mulut : menurun
- Sensasi panas : menurun
- Sensasi didngin : menurun
- Frekuensi menelan : menurun
- Pucat : membaik
- Takikaria : membaik
- Di latasi pupil : membaik
Terapeutik
Edukasi
- Anjurkan istirahat dan tidur yg cukup
- Anjurkan sering membersihkan mulut, kecuali jika merangsang
mual
- Anjurkan makanan tinggi karbohidrat dan rendah lemak
- Anjurkan penggunaan teknik non farmakologis untuk mengatasi
mual
Kolaborasi
2) Minejemen muntah
Observasi
- Identifikasi karakteristik muntah ( mis. Warna, konsistensi,
adanya darah, frekuensi, dan durasi )
- Periksa volume muntah
- Identifikasi riwayat diet
- Identifikasi faktor penyebab muntah
- Monitor keseimbangan cairan an eletrolit
Terapeutik
- Kontrol faktor lingkungan penyebab muntah
Edukasi
- Anjurkan membawa kantong plastik untuk menampung muntah
- Anjurkan memperbanyak istirahat
- Ajarkan penggunaan teknik non farmakologis untuk mengelola
muntah
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian anti metik, jika perlu
BAB II
LAPORAN KASUS
I. PENGKAJIAN
A. Biodata
A. Identitas Klien
1. Nama :An K
4. Agama : Islam
5. Pendidikan :-
6. Alamat : madulang 3
7. Tgl masuk :-
1. Ayah
a. Nama :Tn R
b. Usia : 26 Tahun
c. Pendidikan :SD
d. Pekerjaan : wiraswasta
e. Agama : Islam
2. Ibu
a. Nama :Ny F
b. Usia : 24 Tahun
c. Pendidikan : SD
e. Agama :islam
C. Riwayat Kesehatan
Ibu mengatakan anaknya BAB cair di popok, anaknya lemas badan panas
1. Prenatal Care
c. Riwayat berat badan selama hamil : Berat badan ibu bertambah dari 58 kg mnjadi 69kg
2. Natal
d. Komplikasi yang dialami oleh ibu pada saat melahirkan dan setelah
melahirkan :.tidak ada
3. Post Natal
4 Tidak ada
5 Tidak ada
A. Pertumbuhan fisik
1. Berat badan : kg
2. Tinggi badan: 73 cm
3. Lingkar kepala cm
4. LLA........................................cm
1. Motorik halus
Menara 2 kubus (Normal)
p
Ambil manik manik ditujukan (Normal)
p
Menara dari 4 kubus (Normal)
2. Motorik kasar
menendang bola kedepan (Advanced )
p
Berjalan Naik tangga (Normal)
p
lari (Normal)
p
3. Personal social
Menyuapi boneka (Normal)
p
F
Menggunakan sendok garpu (Normal)
4. Bahasa
p
Kombinasi kata (Advance)
6 kata (Normal)
G. Perkembangan Psikosexual
H. Riwayat Nutrisi
C. Pola perubahan nutrisi tiap tahap usia sampai nutrisi saat ini
I. Riwayat Psikososial
Rumah dekat dengan masjid dan sawah ,tempat bermain halaman rumah kamar
klien:kamar bersama orang tua
J. Riwayat Spiritual
Support sistem dalam keluarga : klien saat tidur di lantunkan ayat suci
alquran
Kegiatan keagamaan : -
K. Reaksi Hospitalisasi
A. Pengalaman keluarga tentang sakit dan rawat inap (tidak di rawat inap)
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
..........
L. Aktivitas sehari-hari
1. Nutrisi
2. Cairan
4. Istirahat tidur
4. Kesulitan tidur
Tidak ada Tidak ada
5. Olah raga
4. Gosok gigi
- Cara Dibantu
Dibantu
- frekuensi
2kali sehari 2kali sehari
M. PEMERIKSAAN FISIK
O. PEMERIKSAAN PENUNJANG : -
P. PROGRAM TERAPI :
ANALISA DATA :
IV. EVALUASI
Pembimbing
(.................................)