Anda di halaman 1dari 20

Kebijakan kesehatan (health policy)

Kebijakan kesehatan membahas tentang


penggarisan kebijaksanaan, pengambilan
keputusan, kepemimpinan, public relation,
penggerakan peran serta masyarakat dalam
pengelolaan program – program kesehatan.
Kebijakan kesehatan (health policy)
Kebijakan kesehatan membahas tentang
penggarisan kebijaksanaan, pengambilan
keputusan, kepemimpinan, public relation,
penggerakan peran serta masyarakat dalam
pengelolaan program – program kesehatan.
Hukum Kesehatan (health law)
Hukum kesehatan membahas tentang peraturan
atau perundangan di bidang kesehatan
meliputi : undang – undang kesehatan,
hospital by law, informed consent, dan
sebagainya.
Ekonomi kesehatan (health economic)
Ekonomi kesehatan membahas tentang konsep
pembiayaan kesehatan, asuransi kesehatan,
analisis biaya, dan sebagainya.
Manajemen tenaga kesehatan (health man power)

Manajemen tenaga kesehatan membahas


tentang perencanaan kebutuhan tenaga
kesehatan, motivasi tenaga kesehatan, kinerja
tenaga kesehatan , dan sebagainya.
Administrasi rumah sakit (hospital administration)

Administrasi rumah sakit membahas tentang


organisasi dan manajemen rumah sakit,
manajemen SDM rumah sakit, manajemen
keuangan rumah sakit, manajemen logistic,
dan sebagainya
5 LEVEL PREVENTION (Leavell & Clarck)

Pence Prepathogenesis Phase Pathogenesis Phase


gahan Primary Prevention Secondary Prevention
Tertiary Prevention
Health General & Specific Early diagnosis & Disability
Promotion Protection Prompt treatment Limitation Rehabilitation

-General check up - Penyempurnaan &


Uraian - Health education - Imunisasi
dan intensifikasi - Pendidikan

- Gizi - Hygiene Perorangan - Survey : contact, terapi lanjutan kesehatan lanjutan


Kegiatan school, household
- Pencegahan - Terapi kerja
- Rumah sehat - Perlindungan dr Ling
- Mass screning komplikasi
(Pemeriksaan massal) -Perkampungan
- Hiburan sehat - Accidental Safety
- Perbaikan fasilitas rehabilitasi sosial

- Mariage conseling - Occupotional Health - Case holding kesehatan


(Penanganan kasus) - Penyadaran
- Penurunan beban masyarakat
- Sex Education - Pengendalian
sumber sosial penderita
pencemaran - Lembaga rehabilitasi
- Pengedalian
lingkungan

Gambar: Tingkatan Pencegahan Terhadap Derajat Kesehatan Masyarakat


Perbedaan Paradigma Rumah Sakit
Rumah Sakit Masa Lalu Rumah Sakit Masa Kini

Bersifat Birokrasi Trade

Berfungsi sebagai pelayanan sosial Berfungsi bisnis

Hanya memberikan pelayanan Memberikan jasa (services) kesehatan


kesehatan

Fokus kegiatan hanya pada produk Lebih menekankan pada proses


terutama untuk menyediakan informasi

Bentuk aktivitas sangat dipengaruhi Bentuk aktivitas sangat dipengaruhi


oleh provider rumah sakit oleh customer

Intervensi pemerintah sangat kuat Berorientasi pada produk dan fungsi


(Government Driven)
BENTUK KEBIJAKAN

KEBIJAKAN MAKRO:
• UNDANG-UNDANG
• PERATURAN PEMERINTAH (PP)
• KEPUTUSAN PRESIDEN (KEPPRES)
• KEPUTUSAN MENTERI (KEPMEN)
KEBIJAKAN MIKRO:
• KEPUTUSAN DIRJEN
• “PERATURAN ORGANISASI”
ISTILAH
• ACTOR (PELAKU) : PELAKU BAIK INDIVIDU, ORGANISASI ATAU BAHKAN NEGARA
BESERTA TINDAKAN MEREKA YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN
• CONTENT (ISI) SUBSTANSI DARI SUATU KEBIJAKAN YANG MEMPERINCI BAGIAN-
BAGIAN DALAM KEBIJAKAN
• CONTEXT (KONTEKS) : FAKTOR-FAKTOR SISTEMATIS, POLITIK EKONOMI SOSIAL ATAU
BUDAYA BAIK NASIONAL MAUPUN INTERNASIONAL YANG DAPAT MEMPENGARUHI
KEBIJAKAN
• POLICY (KEBIJAKAN) : PERNYATAAN YANG LUAS TENTANG MAKSUD, TUJUAN, DAN
CARA YANG MEMBENTUK KERANGKA KEGIATAN
• POLICY ELITES (ELIT KEBIJAKAN) : KELOMPOK KHUSUS YANG TERDIRI DARI
PENYUSUN KEBIJAKAN YANG MEMPUNYAI POSISI TINGGI DALAM ORGANISASI
• POLICY MAKER (PENYUSUN KEBIJAKAN) : MEREKA YANG MENYUSUN KEBIJAKAN
DALAM ORGANISASI SEPERTI PEMERINTAH PUSAT, PEMERINTAH DAERAH,
PERUSAHAAN MULTI NASIONAL DLL.
• POLICY PROCESS (PROSES KEBIJAKAN) : CARA MENGAWALI KEBIJAKAN
,MENGEMBANG ATAU MENYUSUSN KEBIJAKAN, BERNEGOSIASI,
MENGKOMUNIKASIKAN, MELAKSANAKAN DAN MENGEVALUASI KEBIJAKAN
PROSES PENYUSUNAN KEBIJAKAN
PROSES PENYUSUNAN KEBIJAKAN ADALAH CARA
BAGAIMANA KEBIJAKAN:
DIMULAI
DIKEMBANGKAN ATAU DISUSUN
DINEGOSIASI
DIKOMUNIKASIKAN
DILAKSANAKAN
DIEVALUASI
TAHAP ANALISIS KEBIJAKAN
• Perumusan Masalah
• Forecasting
• Rekomendasi Kebijakan
• Monitoring Kebijakan
• Evaluasi Kebijakan
TAHAP ANALISIS KEBIJAKAN
• Perumusan Masalah
Memberikan informasi mengenai kondisi – kondisi
yang menimbulkan masalah
• Forecasting
Memberikan informasi mengenai konsekuensi di
masa mendatang dari diterapkannya alternatif
kebijakan termasuk apabila tidak membuat
kebijakan.
• Rekomendasi Kebijakan
Memberikan informasi mengenai manfaat bersih dari
setiap alternatif dan merekomendasikan alternatif
kebijakan yang memberikan manfaat
TAHAP ANALISIS KEBIJAKAN
• Monitoring Kebijakan
Memberikan informasi mengenai konsekuensi
sekarang dan masala lalu dari diterapkannya
alternatif kebijakan termasuk kendala-
kendalanya.

• Evaluasi Kebijakan
Memberikan informasi mengenai kinerja atau
hasil dari suatu kebijakan.
PENGKAJIAN KEBIJAKAN
• PENGKAJIAN KEBIJAKAN BERSIFAT RETROSPEKTIF
BAGAIMANA KEBIJAKAN BISA MASUK DALAM AGENDA
BAGAIMANA AWAL DAN PERUMUSANNYA
APA ISI KEBIJAKAN TERSEBUT
• PENGKAJIAN KEBIJAKAN BERSIFAT PROSPEKTIF
PENGKAJIAN YANG MELIHAT KEDEPAN DAN MENCOBA UNTUK
MENGANTISIPASI JIKA SUATU KEBIJAKAN TERTENTU
DILAKSANAKAN
Segitiga Kebijakan Kesehatan
CONTOH KEBIJAKAN
KEBIJAKAN PELAYANAN DI PUSKESMAS
MENYANGKUT PEMBERIAN OBAT DAN KETERSEDIAAN ALAT MEDIS

Masalah yang dihadapi


• Aturan pemberian obat di puskesmas. Tidak semua puskesmas memberlakukan
pemberian obat generic, masih ada puskesmas yang memberikan obat paten kepada
pasien untuk menarik biaya yang lebih besar.
• Di puskesmas biasa terjadi penumpukan atau kekurangan alat kesehatan dan sediaan
farmasi (obat-obatan)
Pasal yang bermasalah
• Peraturan menkes RI no. 02/menkes/068/2010 pasal 1 tentang kewajiban
menggunakan obat generic di fasilitas pelayanan kesehatan puskesmas. Tapi pada
kenyataannya saat ini masih ada puskesmas yang menggunakan obat paten untuk
mendapatkan lebih banyak pemasukan dana. Hal ini tentu tidak sesuai dengan
kebijakan yang telah disebutkan di atas.
• Pasal 2 tentang penggunaan obat generic dikatakan bahwa setiap puskesmas wajib
untuk menyediakan dan menggunakan obat generic dalam setiap pelayanannya.
• Pasal 32 tahun 1998. Dalam pasal ini dikatakan bahwa puskesmas dalam
pelaksanaannya diwajibkan untuk memberikan laporan daftar kebutuhan ketersediaan
alat medis dan sediaan obat-obatan untuk menghindari terjadinya kekurangan atau
penumpukan alat medis dan obat-obatan tersebut. Namun kenyatannya pada saat ini
masih banyak puskesmas yang menyimpan obat sampai kadaluarsa dan adapula yang
kehabisan sehingga pelayanan tidak berjalan dengan baik.
CONTOH KEBIJAKAN LARANGAN MEROKOK
Larangan merokok di tempat umum seperti yang tertuang pada Peraturan
Daerah (Perda) No 2 Tahun 2005 tentang Penanggulangan Pencemaran Udara
(PPU) di DKI Jakarta
Masalah yang dihadapi
• Saat ini ada 60 juta perokok di Indonesia dengan konsumsi rata-rata 11 batang per hari. Kebijakan
pemerintah atas rokok memang mendua. Pemerintah tahu persis rokok membahayakan kesehatan
masyarakat. Tapi pemerintah condong ke industri rokok lantaran menyumbang cukai terbesar dan
menyerap banyak tenaga kerja. Tahun lalu cukai rokok mencapai Rp 53 triliun. Tahun ini penerimaan cukai
rokok diperkirakan Rp 57 triliun. Jumlah tenaga yang terserap sekitar 6 juta.
• Keberpihakan negara ke industri rokok juga terlihat dari keengganan pemerintah meratifikasi konvensi
pembatasan dampak tembakau . Indonesia satu-satunya negara di Asia-Pasifik yang belum meratifikasi
konvensi pembatasan dampak tembakau itu. Jangan heran bila akhirnya nanti iklan rokok masih
berseliweran di seputar kita.
Pasal yang bermasalah
• Pasal 9 butir d
Setiap orang dilarang menjual produk tembakau secara eceran (per batang).
• Pasal 10
Tembakau dan semua produk tembakau sebagai zat adiktif dilarang untuk diiklankan dan/ atau
dipromosikan di semua jenis media yang meliputi media luar ruang, media elektronik, media online,
media cetak, media lainnya, dan tempat penjualan.
• Pasal 11
Setiap orang yang memproduksi dan/atau mengimpor produk tembakau ke wilayah Indonesia dilarang
untuk:
• Menawarkan atau memberikan secara cuma-cuma, potongan atau hadiah produk tembakau atau produk
lainnya yang mencantumkan merek dagang produk tembakau atau yang menyerupai produk tembakau.
• Menggunakan logo dan/atau merek rokok pada produk atau barang bukan rokok.
• Menjadi sponsor terhadap suatu kegiatan, lembaga, dan atau perorangan.
• Melakukan tanggung jawab sosial perusahaan yang bertujuan untuk mempromosikan atau mengenalkan
produk tembakau ke masyarakat.
AKTOR-AKTOR KEBIJAKAN PUBLIK

LEGISLATIF

EKSEKUTIF

PEMERINTAH
INSTANSI
ADMINISTRATIF

LEMBAGA
AKTOR PERADILAN
KEBIJAKAN

KELOMPOK
KEPENTINGAN
NON-
PEMERINTAH
PARTAI POLITIK

WARGA NEGARA
INDIVIDU
Why is health policy important
• Sektor kesehatan memegang peranan penting dalam
perekonomian suatu negara
– Pembiayaan gaji tenaga kesehatan
– Inovasi dan investasi teknologi kesehatan
– Asuransi kesehatan
– Harga obat
• Kemiskinan  kesehatan
• Kebijakan lain mempengaruhi bidang kesehatan
• Petunjuk dalam pemilihan penggunaan teknologi kesehatan
• Pengorganisasian pembiayaan pelayanan kesehatan

Anda mungkin juga menyukai