Anda di halaman 1dari 19

FKG UI 2017

TENTIR PIKKG CL 6

Oleh : IKGD 7
Annisa Putri ( QC )
Aulia Madina
Chika Rimira
Cindy Lorenza (QC)
Darian Jaya
Delphia
Farhan Ismawan
Hawa Annisa
Herialdi Hardan
Muzdalifah
Nada
Rizka Safira ( QC )
CL 6
PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT

I. SISTEM KESEHATAN DAN PELAYANAN KESEHATAN


1. SKN, UKM, UKP
- Sistem Kesehatan Nasional (SKN) : adalah pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan
oleh semua komponen Bangsa Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna
menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
o Pengelolaan kesehatan : proses atau cara mencapai tujuan pembangunan
kesehatan melalui pengelolaan upaya kesehatan, penelitian dan pengembangan
kesehatan, pembiayaan kesehatan, SDM kesehata, sediaan farmasi, alkes,
makanan, manajemen, informasi dan regulasi kesehatan serta pemberdayaan
masy.
o Komponen pengelolaan kesehatan : upaya kesehatan; penelitian dan
pengembangan kesehatan; pembiayaan kesehatan; SDM kesehatan; sediaan
farmasi, alat kesehatan, dan makanan; manajemen,informasim dan regulasi
kesehatan; dan pemberdayaan masyarakat.
o SKN dilaksanakan oleh Pemerintah, Pemda, atau masyarakat
o SKN diatur oleh Perpres No. 72 Tahun 2012.
o Landasan Hukum SKN : landasan idiil (Pancasila); landasan konstitusional (UUD
NRI 1945), landasan operasional (UU No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan).
o Fungsi SKN :
 mempertegas makna pembangunan kesehatan dalam rangka
pemenuhan hak asasi manusia,
 memperjelas penyelenggaraan pembangunan kesehatan sesuai dengan
visi dan misi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan

Tahun 2005-2025 (RPJP-K),
 memantapkan kemitraan dan kepemimpinan yang transformatif,
 melaksanakan pemerataan upaya kesehatan yang terjangkau dan
bermutu,
 meningkatkan investasi kesehatan untuk keberhasilan pembangunan
nasional.
o Tujuan SKN :
 terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua komponen
bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau masyarakat
termasuk badan hukum, badan usaha, dan lembaga swasta secara
sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi- tingginya.
- Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) : setiap kegiatan pemerintah, masyarakat, dan
swasta, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan
menanggulangi timbulnya masalah kesehatan di masyarakat. UKM menjadi tugas utama
puskesmas yang berfokus pd upaya preventif dan promotif.
o Contoh UKM :
 Promosi Kesehatan
 Pemeliharaan kesehatan
 Pemberantasan penyakit menular
 Kesehatan jiwa
 Pengendalian penyakit tidak menular
 Penyehatan lingkungan
o Bentuk UKM berdasarkan pengaplikasiannya :
 UKM Strata Pertama :
 Puskesmas
 IPTEK kesehatan utk masyarakat
 Peran masyarakat  diri sendiri, keluarga, dan UKBM
 UKBM (Upaya Kesehatan Bersama), contoh : posyandu, Dokter
dalam UKS, Pos Obat Desa, Pos Upaya Kesehatan Kerja
 UKM Strata Kedua :
 IPTEK spesialistik utk masyarakat
 Penanggung jawab  Dinkes Kab/Kota
 Berfungsi sbg penyedia pelayanan kesehatan tingkat lanjut
 UKM Strata Ketiga :
 IPTEK subspesialistik utk masyarakat
 Penanggung Jawab  Dinkes Provinsi dan DepKes
 Berfungsi sbg penyedia pelayanan kesehatan tingkat unggulan
 Didukung oleh Institut2 Nasional

- Unit Kesehatan Perorangan (UKP) : merupakan kegiatan oleh pemerintah, masyarakat,


dan swasta untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan
menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan seseorang
o Contoh UKP :
 Upaya promosi kesehatan
 Pencegahan penyakit
 Pengobatan rawat jalan
 Pengobatan rawat inap
 Pembatasan dan pemulihan kecacatan terhadap perorangan
 Termasuk pengobatan tradisional dan alternative
 Termasuk pelayanan kebugaran fisik dan kosmetika
o Bentuk UKP berdasarkan pengaplikasiannya :
 UKP Strata Pertama :
 IPTEK ditujukan pada perorangan
 Penyelenggara  pemerintah, masyarakat, swasta
 Pelayanan  praktik bidan, perawat, dokter, dokgi
 Contoh : Puskesmas
 UKP Strata Kedua :
 IPTEK kesehatan spesialistik ke perorangan
 Penyelenggara  pemerintah, masyarakat, swasta
 Didukung apotek, lab klinik, dan optic
 Contoh : praktik dokter spesialis, dokter gigi spesialis, klinik
spesialis
 UKP Strata Ketiga :
 IPTEK Kesehatan Subspesialistik utk perorangan
 Penyelenggara  pemerintah, masyarakat, dan swasta
 Contoh : praktik dokter spesialis konsultan, dokgi spesialis
konsultan, klinik spesialis konsultan, RS Kelas B pendidikan dan
RS Kelas A milik Pemerintah (TNI/Polri dan BUMN), RS Khusus,
dan RS Swasta

2. Perbedaan Pelayanan Kesehatan dan Pelayanan Kedokteran

PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT PELAYANAN KEDOKTERAN


Tenaga pelaksananya terutama ahli kesehatan Tenaga pelaksananya terutama adalah para
masyarakat dokter
Perhatian utamanya pada penyembuhan
Perhatian utamanya pada pencegahan penyakit
penyakit
Sasaran utamanya adalah masyarakat secara Sasaran utamanya adalah perseorangan atau
keseluruhan keluarga
Selalu berupaya mencari cara efisien Kurang memperhatikan efesiensi
Boleh menarik perhatian masyarakat, misalnya Tidak boleh menarik perhatian karena
dengan penyuluhan kesehatan bertentangan dengan etika kedokteran
Menjalankan fungsi dengan mengorganisir
Menjalankan fungsi perseorangan dan terikat
masyarakat dan mendapat dukungan undang
dengan undang-undang
undang
Penghasilan berupa gaji dari pemerintah Penghasilan diperoleh dari imbal jasa
Bertanggung jawab kepada seluruh masyarakat Bertanggung jawab hanya kepada penderita
Tidak dapat memonopoli upaya kesehatan dan
Dapat memonopoli upaya kesehatan
bahkan mendapat saingan
Menghadapi berbagai persoalan kepemimpinan Masalah administrasi amat sederhana

Pelayanan kesehatan yang termasuk dalam kelompok pelayanan kesehatan masyarakat


(public health services) ditandai dengan cara pengorganisasian yang umumnya secara bersama-sama
dalam satu organisasi, tujuan utamanya untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta
mencegah penyakit, serta sasarannya terutama untuk kelompok dan masyarakat.
Pelayanan kesehatan yang termasuk dalam kelompok pelayanan kedokteran (medical
services) ditandai dengan cara pengorganisasian yang dapat bersifat sendiri (solo practices) atau
secara bersama-sama dalam satu organisasi (institution), bertujuan utama menyembuhkan penyakit
dan memulihkan kesehatan, serta sasarannya terutama untuk perorangan atau keluarga.

3. Sistem Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit


- Rumah Sakit : merupakan institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat
inap, rawat jalan, dan gawat darurat ( UU No. 44 Thn 2009 )
- Fungsi Rumah Sakit (Berdasar SK MenKes RI No.164/B/MenKes/PER/II/1998 :
o Fungsi Profesional
 Menyediakan dan menyelenggarakan pelayanan medis, pelayanan
penunjang medis, pelayanan keperawatan, pelayanan rehabilitasi
kesehatan, pencegahan serta peningkatan kesehatan.
 Sebagai tempat pendidikan dan pelatihan tenaga medis dan paramedis.
 Sebagai tempat penelitian dan pengembangan ilmu dan teknologi bidang
kesehatan.
o Fungsi Sosial
 Rumah sakit pemerintah dan non pemerintah (swasta) harus
memberikan fasilitas perawatan kepada penderita yang tidak mampu.
 Rumah sakit umum pemerintah harus menyediakan 75% dari tempat
tidur yang ada untuk pasien tidak mampu,
 sedangkan rumah sakit non pemerintah wajib menyediakan 25% dari
kapasitas tempat tidur untuk pasien yang tidak mampu.
o Fungsi Rujukan
Fungsi rujukan adalah penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang mengatur
pelimpahan tugas dan tanggung jawab secara timbal balik atas masalah yang ada,
baik secara vertikal maupun horizontal. Terdapat dua sistem rujukan yang
digunakan, yaitu:
 Rujukan untuk peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit dengan
bantuan sarana, teknologi, keterampilan, kegiatan langsung melakukan
survei epidemiologi.
 Rujukan media untuk penyembuhan dan pemulihan penyakit, misalnya
dengan menyuruh penderita dari puskesmas ke rumah sakit, mengirim
tenaga ahli, sampel darah, atau informasi.

- Kelompok Organisasi pada RS Umum :


o Para Penentu Kebijakan = Dewan Perwalian (Board of Trustees)
o Para Pelaksana Pelayanan Non-Medis = Administrator
o Para Pelaksana Pelayanan Medis = Kalangan Kesehatan (Medical Staff)

- Rumah Sakit di Indonesia


o Ditinjau dari pemilik :
1. Rumah Sakit Pemerintah
 Pemerintah Pusat : ada dua macam, yaitu dikelola oleh Departemen
Kesehatan (ex: RSCM) atau Departemen Lain (ex: dikelola
Departemen Pertahanan dan Keamanan  RSPAD Gatot Soebroto)
 Pemerintah Daerah (ex: RS Dr. Soetomo Surabaya)
2. Rumah Sakit Swasta (ex: RS Siloam)
o Ditinjau dari kemampuan yg dimiliki (berdasar SK Menkes RI)
1. Rumah Sakit Tipe A (faskes tk. 3)  mampu memberikan pelayanan
kedokteran spesialis dan subspesialis luas dan telah ditetapkan sbg tempat
pelayanan rujukan tinggi (top referral hospital) atau RSP. Ex: RSUPN-CM.
2. Rumah Sakit Tipe B  mampu memberikan pelayanan kedokteran spesialis
luas dan subspesialis terbatas. RS Pendidikan yang tdk termasuk tipe A juga
diklasifikasikan sbg RS Tipe B. Ex: RS AB Harapan Kita, RSU Pasar Rebo.
3. Rumah Sakit Tipe C (faskes tk. 2)  mampu memberikan pelayanan
kedokteran spesialis terbatas. Contoh RS yang didirikan di Kota atau
Kabupaten (regency hospital).
4. Rumah Sakit Tipe D  bersifat transisi karena pada suatu saat akan
ditingkatkan menjadi RS Tipe C. Saat ini hanya memberikan pelayanan
kedokteran umum dan gigi. Juga menampung pelayanan rujukan yg berasal
dr faskes tk. 1 atau Puskesmas.
5. Rumah Sakit Tipe E  merupakan RS Khusus (special hospital) yg
menyelenggarakan hanya satu macam pelayanan kedokteran saja. Ex: RS
Jantung Binawaluya.

4. Tipe dan Kelengkapan Puskesmas


a. Berdasarkan Rakerkesnas II tahun 1969, Puskesmas dibagi menjadi beberapa kategori:
 Tipe A, dipimpin oleh dokter penuh
 Tipe B, dipimpin oleh dokter tidak penuh
 Tipe C, dipimpin oleh tenaga paramedis
b. Berdasarkan Rakerkesnas 1970, Puskesmas dibagi menjadi beberapa kategori :
 Puskesmas Kecamatan (Puskesmas Pembina)
 Puskesmas Kelurahan/Desa (Puskesmas Pembantu)
c. Permenkes no 75 tahun 2014, puskesmas dikategorikan berdasarkan karakteristik
wilayah:
 Puskesmas kawasan perkotaan
 Puskesmas kawasan pedesaan
 Puskesmas kawasan terpencil dan sangat terpencil
d. Berdasarkan kemampuan penyelenggaraan:
 Puskesmas non rawat inap
 Puskesmas rawat inap
 Puskesmas kawasan terpencil dan sangat terpencil

Kelengkapan dari puskesmas dibahas pada Peraturan Kementerian Kesehatan no. 75 Tahun
2014 tentang Puskesmas.
- Pasal 9 dijelaskan bahwa :
 Puskesmas harus didirikan pada setiap kecamatan.
 Dalam kondisi tertentu, pada 1 (satu) kecamatan dapat didirikan lebih dari 1 (satu)
Puskesmas.
 Kondisi tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan berdasarkan
pertimbangan kebutuhan pelayanan, jumlah penduduk dan aksesibilitas.
 Pendirian Puskesmas harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan, prasarana,
peralatan kesehatan, ketenagaan, kefarmasian dan laboratorium.

- Pasal 10 tentang lokasi Puskesmas :


 Lokasi pendirian Puskesmas harus memenuhi persyaratan:
o geografis;
o aksesibilitas untuk jalur transportasi;
o kontur tanah;
o fasilitas parkir;
o fasilitas keamanan;
o ketersediaan utilitas publik;
o pengelolaan kesehatan lingkungan; dan h. kondisi lainnya.
 Selain persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pendirian Puskesmas harus
memperhatikan ketentuan teknis pembangunan bangunan gedung negara.

- Pasal 13 tentang sarana dan prasarana, paling sedikit terdiri atas :


 Sistem penghawaan (ventilasi)
 Sistem pencahayaan
 Sistem sanitasi
 Sistem kelistrikan
 Sistem komunikasi
 Sistem gas medik
 Sistem proteksi petir
 Sistem proteksi kebakaran
 Sistem pengendalian kebisingan
 Sistem transportasi vertical untuk bangunan lebih dari 1 lantai
 Kendaraan puskesmas keliling
 Kendaraan ambulans

- Pasal 15 tentang peralatan kesehatan Puskesmas :


Harus memenuhi persyaratan:
a. standar mutu, keamanan, keselamatan;
b. memiliki izin edar sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
c. diuji dan dikalibrasi secara berkala oleh institusi penguji dan pengkalibrasi yang
berwenang.

- Pasal 16 tentang tenaga kerja Puskesmas :


 dokter atau dokter layanan primer;
 dokter gigi;
 perawat;
 bidan;
 tenaga kesehatan masyarakat;
 tenaga kesehatan lingkungan;
 ahli teknologi laboratorium medik;
 tenaga gizi;
 tenaga kefarmasian
 tenaga non kesehatan

5. Sistem Rujukan

- Suatu sistem jaringan pelayanan kesehatan yang memungkinkan terjadinya penyerahan


tanggung jawab secara timbal balik atas timbulnya masalah dari suatu kasus atau masalah
kesehatan masyarakat, baik secara vertikal (dari unit yg lebih mampu menangani)
maupun horizontal (antarunit yg setingkat kemampuannya), kepada yang lebih
kompeten, terjangkau dan dilakukan secara rasional.

- Sistem ini diaplikasikan di Indonesia dalam SKN yang merupakan implementasi dari UU
No. 40 Tahun 2004 ttg Jaminan Sosial Nasional (SJSN) di bid. kesehatan dg konsep
Universal Health Coverage (UHC).
a. Rujukan Medis :
 Konsultasi penderita, untuk keperluan diagnostik, pengobatan, tindakan operatif dan
lain-lain.
 Pengiriman bahan (spesiemen) untuk pemeriksaan laboratorium yang lebih lengkap.
 Mendatangkan atau mengirim tenaga yang lebih kompeten atau ahli untuk
meningkatkan mutu pelayanan pengobatan setempat.
b. Rujukan Kesehatan
Rujukan yang menyangkut masalah kesehatan masyarakat yang bersifat preventif dan
promotif, yang antara lain meliputi bantuan :
 Survey epidemiologi dan pemberantasan penyakit atas kejadian luar biasa atau
berjangkitnya penyakit menular.
 Pemberian pangan atas terjadinya kelaparan di suatu wilayah.
 Penyidikan sebab keracunan, bantuan tekhnologi penanggulangan keracunan dan
bantuan obat-obatan atas terjadinya keracunan massal.
 Pemberian makanan, tempat tinggal dan obat-obatan untuk pengungsi atas terjadinya
bencana alam.
 Saran dan teknologi untuk penyediaan air bersih atas masalah kekurangan air bersih
bagi masyarakat umum.
 Pemeriksaan spesiemen air di Laboratorium Kesehatan dan sebagainya.

(Dari gambar : rujukan emergency akan berjalan sesuai dg kebutuhan layanan kegawatdaruratan yg
dialami pasien, sedangkan rujukan konvensional akan berlangsung secara berjenjang diikuti rujukan
baliknya).

II. PRINSIP UMUM PENYELENGGARAAN UPAYA KESEHATAN


1. Tersedia dan Sustainable
o Pelayanan yang bermutu apabila pelayanan kesehatan tersebut tersedia di
masyarakat pada setiap saat yang dibutuhkan.
o Jika tersedia, maka akan tercapai kesehatan umum masyarakat dan masyarakat akan
lebih sadar dan perhatian thd kesehatannya.
o Pelayanan kesehatan yang bermutu juga harus berkesinambungan atau
berkelanjutan, dalam arti tersedia setiap saat dan dapat dijangkau atau diakses oleh
masyarakat setiap saat yang dibutuhkan.
2. Efektif-Efisien
o Suatu pelayanan kesehatan disebut sebagai pelayanan yang bermutu apabila
pelayanan kesehatan tersebut dapat diselenggarakan secara efisien.
o Efektifitas pelayanan juga merupakan bagian dari kewajiban etik serta prinsip pokok
penerapan standar pelanyanan profesi. Makin efektif pelayanan kesehatan tersebut,
makin tinggi pula mutu pelayanan kesehatan.
3. Dapat diterima dan Wajar
o Penyelenggaraan upaya kesehatan yang dapat diterima dan wajar berarti pelayanan
kesehatan tersebut tidak bertentangan dengan adat istiadat, kebudayaan, keyakinan,
kepercayaan masyarakat dan bersifat wajar
o Menurut Azrul Azwar (1996), mutu pelayanan kesehatan adalah pelayanan kesehatan
yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan yang sesuai dengan
tingkat kepuasaan rata-rata serata penyelenggaraannya sesuai dengan standar dan
kode etik profesi.
4. Mudah dicapai, mudah dijangkau, merata
o Mudah dicapai (accessible)  penyelenggaraan upaya kesehatan hrs dapat dengan
mudah untuk dicapai atau didatangi oleh pemakai jasa pelayanan kesehatan
(masyarakat) dari sudut lokasi. Pelayanan kesehatan yang lokasinya terlalu jauh dari
daerah tempat tinggal tentu tidak mudah dicapai sehingga tidak akan memuaskan
pasien. Pemerintah juga memiliki kewajiban untuk menyediakan fasilitas pelayanan
kesehatan yang berkeadilan dan merata untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di
bidang kesehatan di seluruh wilayah NKRI dan diluar negeri dalam kondisi tertentu.
o Mudah dijangkau (affordable)  penyelenggaraan upaya kesehatan hrs dapat
dengan mudah dijangkau oleh pemakai jasa pelayanan kesehatan dari sudut biaya
sesuai kemampuan ekonomi masyarakat. Jika terlalu mahal, tidak dapat dijangkau
oleh semua pemakai sehingga tidak akan memuaskan pasien.
o Merata  setiap org berhak memperoleh derajat kesehatan yg setinggi-tingginya dan
memperoleh pelayanan kesehatan tanpa memandang suku, agama, dll. Dengan kata
lain, setiap penduduk hrs mendapat pelayanan kesehatan yg sesuai dg kebutuhan
medis tanpa dibeda-bedakan berdasar suku, tk. ekonomi, dll. Prinsip merata dapat
dicapai dg beberapa tindakan, misal distribusi SDM kesehatan yg mencukupi ke
seluruh wilayah; ketersediaan dan keterjangkauan farmasi, alat kesehatan, dan
masyarakat.
5. Bermutu
o Menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan atau kesembuhan
penyakit serta keamanan tindakan, yang apabila berhasil diwujudkan pasti akan
memuaskan pasien
o Suatu pelayanan kesehatan disebut sebagai pelayanan yang bermutu apabila
pelayanan tersebut dapat menyembuhkan pasien serta tindakan yang dilakukan aman

III. ADMINISTRASI KESEHATAN

A. Definisi Administrasi Kesehatan dan Organisasi


 Administrasi Kesehatan → suatu proses yang menyangkut perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, pengawasan, pengkordinasian dan penilaian terhadap
sumber, tata cara dan kesanggupan yang tersedia unntuk memenuhi kebutuhan dan
tuntutan terhadap kesehatan, perawatan kedokteran serta lingkungan yang sehat
dengan jalan menyediakan dan menyelenggarakan berbagai upaya kesehatan yang
ditujukan kepada perseorangan keluarga, kelompok dan ataupun masyarakat.
 Organisasi  persekutuan antara dua orang atau lebih yang bersepakat untuk secara
bersama-sama mencapai tujuan yang dimiliki; suatu sistem yang mengatur kerjasama
antara dua orang atau lebih, sedemikian rupa sehingga segala kegiatan dapat diarahkan
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

B. Fungsi Manajemen
Fungsi administrasi menurut Komisi Pendidikan Administrasi Kesehatan Amerika Serikat :
1. Perencanaan (planning)
2. Pengorganisasian (organizing)
3. Pengarahan (directing)
4. Pengawasan (controlling)
5. Pengkoordinasian (coordinating)
6. Penilaian (evaluating)
Fungsi administrasi menurut Freeman :
1. Perencanaan (planning)
2. Penggerakan (actuating)
3. Pengkoordinasian (coordinating)
4. Bimbingan (guidance)
5. Membebaskan (freedom)
6. Pertanggungjawaban (responsibility)
Fungsi administrasi menurut George R. Terry (POAC) :
1. Perencanaan (planning)
2. Pengorganisasian (organizing)
3. Penggerakan (actuating)
4. Pengawasan (controlling)

C. Macam Tipe Organisasi


Organisasi dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:
1. Organisasi Lini/Line/Command Organization → yang dipentingkan ialah pelaksanaan
perintah, unsur manusiawi sering terabaikan.
a. Keuntungan: pengambilan keputusan cepat, kesatuan rah dan perintah lebih
terjamin serta pengawasan dan koordinasi lebih mudah.
b. Kekurangan: keputusan diambil oleh satu orang maka keputusan tersebut sering
kurang sempurna serta dibutuhkan pemimpin yang berwibawa dan
berpengetahuan luas, yang tidak mudah ditemukan.
2. Organisasi Staf/Staff Organization
a. Keuntungan: keputusan dapat lebih baik, karena telah dipikirkan oleh
sekelompok kalangan ahli.
b. Kekurangan: pengambilan keputusan lebih lama dari pada organisasi lini sehingga
dapat menghambat kelancaran program.
3. Organisasi Lini Dan Staf
a. Keuntungan: keputusan yang diambil lebih baik karena telah dipikirkan oleh
sejumlah orang, tanggung jawab pimpinan berkurang dan karena itu dapat lebih
memusatkan perhatian pada masalah yang lebih penting, pengembangan bakat
dapat dilakukan sehingga mendorong disiplin dan tanggung jawab kerja yang
tinggi.
b. Kekurangan: pengambilan keputusan lebih lama serta jika staf tidak mengetahui
batas-batas wewenangnya dapat menimbulkan kebingungan pelaksana.
D. Kelebihan dan Kelemahan serta Leadership dalam Organisasi
Kepemimpinan → perpaduan berbagai perilaku yang dimiliki seseorang sehingga orang
tersebut memiliki kemampuan untuk mendorong orang lain bersedia dan dapat
menyelesaikan tugas-tugas tertentu yang dipercayakan kepadanya.

Berdasarkan sifat dan perilaku organisasi, maka gaya kepemimpinan seorang pemimpin
juga berbeda. Ada empat macam gaya kepemimpinan : diktator, autokratis, demokratis,
dan santai.
1. Diktator
 Upaya mencapai tujuan dilakukan dengan menimbulkan ketakutan dan
ancaman
 Tidak ada hubungan dengan bawahan
 Bentuk ekstrim dari teori X
2. Autokratis
 Keputusan berada di tangan pemimpin
 Pendapat dari bawahn tidak pernah dibenarkan
 Pelaksanaan teori X
3. Demokratis
 Keputusan dilakukan secara musyawarah
 Hubungan dengan bawahan dipelihara dengan baik
 Pelaksanaan teori Y
4. Santai
 Peranan pemimpin tidak terlihat
 Anggota organisasi melaksanakan kegiatan sesuai kehendak masing-masing
 Pelaksanaan ekstrim teori Y

Gaya kepemimpinan sangat ditentukan oleh berbagai situasi dan kondisi untuk
mencapai efektifitas yang dibagi menjadi tiga unsur sebagai berikut:
1. Hubungan pimpinan dan bawahan
Harus dikaji apakah hubungan tersebut baik atau tidak serta apakah bawahan
percaya dan loyal kepada pemimpinnya.
2. Struktur tugas
Meliputi jenis dan pembagian tugas antar anggota serta apakah pengaturannya
telah dibuat dengan baik.
3. Derajat kekuasaan yang dimiliki pimpinan
Meliputi seberapa jauh wewenang yang dimiliki serta sampai seberapa jauh
wewenang tersebut didukung oleh peraturan dan ketentuan yang ada.

Teori lain mengenai gaya kepemimpinan dikemukakan oleh Rensis Likert yang
membedakan gaya kepemimpunan atas dua kutub:
1. Employee-centered leadership
Pemimpin lebih mengutamakan kepentingan anggota dan mengupayakan
hubungan yang baik dengan bawahan.
2. Production-centered leadership
Pemimpin lebih mengutamakan kepentingan perusahaan yang menyangkut
peningkatan produksi dan kurang memperhatikan kepentingan karyawan, serta
menggunakan wewenang dan kekuasaan.

IV. PUSKESMAS
A. Pengertian Puskesmas
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) → unit pelaksana fungsional yang berfungsi
sebagai pusat pembangunan kesehatan, pusat pembinaan peran serta masyarakat dalam
bidang kesehatan, serta pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama (faskes tingkat 1) yang
menyelenggarakan kegiatannya secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan pada
suatu masyarakat yang bertempat tinggal pada suatu wilayah tertentu. Puskesmas
merupakan suatu sarana pelayanan kesehatan masyarakat yang amat penting di Indonesia
dan bertanggung jawab atas kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya pada satu atau
bagian wilayah kecamatan.

B. Puskesmas sebagai Unit Organisasi dan Pelayanan Komprehensif


Fasilitas Pelayanan Kesehatan → suatu tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan
upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang
dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah dan atau masyarakat. Dalam Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat dinyatakan
bahwa Puskesmas berfungsi menyelenggarakan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan
Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) tingkat pertama.
Faskes yang akan dibahas = Puskesmas
 Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggaraan upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan
lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya (PMK No.75 Th 2014).
 Puskesmas menerapkan organisasi fungsional (ada pelimpahan wewenang oleh
pimpinan kepada unit-unit dibawahnya) yang disusun oleh dinas kabupaten atau kota
berdasarkan kategori, upaya kesehatan dan beban kerja Puskesmas. Susunan
perorganisasian fungsional puskesmas (PMK No. 75 Tahun 2014) :
1. Kepala Puskesmas
2. Kepala Sub Bagian Tata Usaha
3. Penanggung Jawab UKM dan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
4. Penanggungjawab UKP, Kefarmasian dan Laboratorium
5. Penanggungjawab Jaringan Pelayanan Puskesmas dan Jejaring Pelayanan
Kesehatan.
 Puskesmas juga merupakan pelayanan kesehatan yang mencakup keseluruhan atau
komprehensif  puskesmas tidak hanya melakukan pelayanan kesehatan (misal pasien
datang mengeluh sakit, lalu dokter mendiagnosa dan kemudian diberi obat, selesai
sampai disitu), tetapi juga melakukan upaya-upaya pelayanan kesehatan kepada
masyarakat (PMK No. 75 Tahun 2014), seperti :
1. Pelayanan promosi kesehatan
2. Pelayanan kesehatan lingkungan
3. Pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana
4. Pelayanan gizi
5. Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit

C. Bentuk Usaha-Usaha Pokok dalam Memberikan Pelayanan Kesehatan serta Pendekatan


Lintas Sektor maupun Program Pelayanan Kesehatan di Puskesmas.
 Pelayanan Kesehatan → upaya yang diberikan oleh Puskesmas kepada masyarakat,
mencakup perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, pencatatan, pelaporan, dan
dituangkan dalam suatu sistem.
 Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) → setiap kegiatan untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah
kesehatan dengan sasaran keluarga, kelompok, dan masyarakat.
 Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) → suatu kegiatan dan/atau serangkaian
kegiatan pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk peningkatan, pencegahan,
penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit dan memulihkan
kesehatan perseorangan.

Usaha Pokok Puskesmas melalui Pendekatan Lintas Sektor dan Lintas Program
1. Pendekatan Lintas Sektor dan Lintas Program
a. Pendekatan Lintas Sektor
Kerja sama lintas sektor melibatkan dinas dan orang-orang di luar sektor
kesehatan yang bertujuan mempengaruhi faktor yang berpengaruh pada
kesehatan manusia. Kerja sama lintas sektor adalah kerja sama dengan organisasi
lain seperti Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), pemerintah desa, ataupun
dengan perusahaan-perusahaan terkait. Kerja sama lintas sektor bertujuan untuk
mempermudah pencapaian keberhasilan kegiatan dengan fokus utama kesehatan
masyarakat.
b. Pendekatan Lintas Program
Kerja sama lintas program merupakan kerja sama yang diterapkan puskesmas
yaitu dengan melibatkan beberapa program terkait yang ada di puskesmas itu
sendiri. Tujuan khusus kerja sama lintas program ialah untuk menggalang kerja
sama dalam tim.
Contoh dari kerja sama lintas program adala pelaksanaan Desa Siaga yang di
dalamnya mencakup program imunisasi, pengobtatan, kesehatan lingkungan, gizi,
dan lain-lain.

2. Usaha Usaha Pokok Puskesmas


a. Usaha Kesehatan Ibu dan Anak
b. Usaha Keluarga Berencana
c. Usaha Peningkatan Gizi
d. Usaha Kesehatan Lingkungan
e. Usaha pencegahan dan pemberatasan penyakit menular
f. Usaha pengobatan
g. Usaha Penyuluhan
h. Usaha Kesehatan Sekolah
i. Usaha Kesehatan Olahraga
j. Usaha Perawatan Kesehatan Masyarakat
k. Usaha Kesehatan Gigi
l. Usaha Kesehatan Jiwa
m. Usaha Pendidikan Kesehatan
n. Usaha Kesehatan Lanjut Usia
o. Usaha Kesehatan Mata
p. Usaha Kesehatan Kerja
q. Usaha Pencatan dan Pelaporan
r. Usaha Laboratorium Masyarakat

3. Contoh Usaha Pokok pada Puskesmas Kebayoran Baru dan Kali Jati, Subang
Kegiatan Puskesmas Kebayoran Baru, Jakarta
1. Program Esensial
a. Pelayanan Promosi Kesehatan, termasuk Upaya Kesehatan Sekolah
b. Pelayanan Kesehatan Lingkungan
c. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak dan Keluarga Berencana
d. Pelayanan Gizi
e. Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (TB, PTM)
f. Pelayanan Perawatan kesehatan Masyarakat
2. Program Pengembangan
a. Pelayanan Upaya Kesehatan Gigi Sekolah
b. Pelayanan Kesehatan Lansia
c. Pelayanan Kesehatan Olah Raga
d. Pelayanan Upaya Kesehatan Jiwa
e. Pelayanan Ketok Pintu Layani Dengan Hati
f. Pelayanan Kematian
g. Pelayanan Pemberdayaan Peran Serta Masyarakat

Kegiatan Puskesmas Kali Jati, Subang, Jawa Barat


1. Program promosi kesehatan
2. Program kesehatan lingkungan
3. Program Kesejahteraan Ibu dan Anak dan Keluara Berencana
4. Program Gizi
5. Program P2P
a. Pencegahan penyakit (imunisasi)
b.Pemberatantasan Penyakit Menular
1) P2TB : penyakit TBS
2) P2KUSTA : pemberantasan kusta
3) P2DIARE : pemantauan dehindrasi rumah tangga
4) P2ISPA
5) P2DBD
c. Pengamatan Penyakit
6. Program kesehatan anak
7. Perawatan Kesehatan Masyarakat
8. Program Kesehatan Lanjut Usia
9. Program Kesehatan Gigi dan Mulut
10. Program Pengobatan

Anda mungkin juga menyukai