Salep (Unguenta)
Disusun Oleh :
1. Depi Yuliana ( 050109a008 )
2. Evi Larasati ( 050109a020 )
3. I Dewa Nyoman
4. Mustika Atun ( 050109a040 )
5. Rossy Fitriana ( 050109a054 )
6. Winda Nurdinasari( 050109a063)
7. Nurul Khabibah ( 050601034 )
2. Lilin Hidrokarbon
Lilin hidrokarbon sering kali digunakan dalam pembuatan krim dan salep-salep untuk
meningkatkan viskositas minyak mineral dalam usaha mancegah pemisahannnya dari
suatu salep. Ozokerit adalah sejenis lilin hasil tambang dengan titik leleh brkisar dari
65oC 75oC, dan terdiri dari suatu campuran hidrokarbon jenuh yang memiliki kadar
karbon C35 C55. Lilin paraffin diperoleh dari minyak tanah. Lilin lainnnya yang sering
digunakan adalah seresin, yang mempunyai campuran dari ozokerit dan lilin parafin.
3. Zat yang bersifat minyak
Minyak nabati seperti minyak kacang, minyak amandel, minyak wijen dan minyak zaitun
merupakan mono, di, dan trigliserida dari campuran asam lemak tidak jeenuh dan asam
lemak jenuh.
Antioksidan dapat menimbulkan masalah pencampuran obat atau kepekaan kulit pada
beberapa pasien. Komposisi kimia yang tepat dari minyak nabati berbeda-beda, karena
diperoleh dari sumber-sumber yang berbeda. Komposisi tersebut tergantung pada kondisi
iklim, tanah, curah hujan selama pertumbuhan tanaman budidaya dan kondisi
penyimpana hasil panen serta minyaknya
2. Basis Serap
Basis serap dibentuk dengan penambahan zat-zat yang dapat bercampur dengan
hidrokarbon dan zat yang memiliki gugus polar seperti surfat, sulfonat, karboksil,
hidroksil, atau suatu ikatan eter.
Basis serap ada dua jenis bentuk anhidrat dan bentuk emulsi. Lanolin anhidrat dan
pertrolatum yang hidrofilik merupakan contoh pembawaan anhidrat yang menyerap air
untuk membentuk emulsi air di dalam minyak.
Peleburan
Pada metode ini, semua atau beberapa komponen dari salep dicampurkan dengan melebur
bersama dan di dinginkan dengan pengadukan yang konstan sampai mengental. Komponen-
komponen yang tidak dicairkan biasanya ditambahkan pada campuran yang sedang mengental.
Komponen-komponen yang tidak dicairkan biasanya ditambahkan pada campuran yang sedang
mengental setelah di dinginkan dan diaduk. Bahan-bahan yang mudah menguap ditambahkan
terakhir bila temperature dari campuran telah cukup rendah tidak menyebabkan penguraian atau
penguapan dari komponen.
Pengujian salep
1. Daya menyerap air
Daya meyerap air, di ukur sebagai bilangan air, yang di gunakan untuk
mengkarakterisasi basis absorpsi.
Daya menyerap air akan berubah, jika larutan turut di gabungkan di dalamnya.
Umumnya dapat menurunkan bilangan airnya. Hal ini tampak sangat menonjol
pada peracikan dari larutan dengan bodi fenolik (fenol, resorsinol pirogalol.)
Bilangan air (BA) dan kandungan air (KA), yang dinyatakan dalam prosen tidak
identik. Sebagai basis acuan untuk bilangan air digunakan basis bilangan air,
sedangkan kandungan air mengacu pada salep emulsi yang menandung air, kedua
bilangan ukur tersebut dapat di hitung satu kedalam yang lain menurut
persamaan:
BA = 100 x KA
100 - KA
KA = 100 x BA
100 BA
2. Kandungan air
Ada tiga cara yang dapat dilakukan untuk menentukan kandungan air dari salep.
3.konsistensi
Untuk memperoleh konsistensi dapat digunakan metode berikut
Metode penetrometer.sebagai ukuran konsistensi digunakan penetrasi
kerucut (mm. 10 -1) artinya kedalaman penetrasi sebuah kerucut berskala
( masanya tertentu dan sudut yang tertentu pula) dengan kondisi percobaan
yang telah ditetapkan secara tepat dalam waktu tertentu.
Penentuan batas mengalir praktis.adalah tegangan geser minimal o,
yang diperlukan untuk membawa suatu bahan mulai mengalir. Untuk
menentukan batas mebgalir praktis pada sediaan sejenis salep digunakan
cara pengukuran static, seperti timbangan visko. Yang dilengkapi dengan
body ukur special yang berskala dan rheoviskometer menurut HOPPLER.
4.penyebaran
Diartikan sebagai kemampuan penyebaran pada kulit. Penentuan
dilakukan dengan Eodensometer.sebuah sempel salep dengan volume
tertentu diletakkan dipusat antara dus lempeng gelas, dimana lempeng
sebelah atas dalam interval waktu tertentu dibebani dengan meletakkan
anak timbangan diatsnya. Permukaan penyebaran yang dihasikkan dengan
meningkatnya beban, merupakan karakteristikan daya sebarnya.
5.Termoresistensi
Tentang termoresistensi dari salep dihasilkan dari tes berayon. Hal ini
digunakan untuk mempertimbangkan daya simpan salep didaerah dengan
perubahan iklim (tropen) terladi secara nyata, dan terus menerus
6. ukuran partikel
Untuk menentukan ukuran partikel dalam salep suspensi dapat
digunakan cara umum yang diuraikan dalam bab lain, dengan asumsi
bahwa harga yang diperoleh dari beberapa sampel telah mewakili
seluruh sediaan. Umumnya farmakope tidak mensyaratkan pengujian
ukuran partikel dalam salep suspense, melainkan hanya membatasi
penggunaan serbuk halus atau serbuk yang sangat halus. Untuk
melakukan penelitian orentasi, maka dapat digunakan Grindometer
yang banyak di pakai dalam industry bahan pewarna.
Daftar pustaka
Lachman. Leon.dkk.2008.Teori dan Praktek Farmasi Industri edisi ketiga. Jakarta : Penerbit
Universitas Indonesia ( UI-Press)
Voigt,Rudolf. 1994. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi edisi kelima. Yogjakarta : Gadjah Mada
University Press