Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan

kesempatan dan kesehatan kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini.Dan

tidak lupa pula kami panjatkan syukur kami kepada nabi Muhammad saw yang telah membawa

kami dari alam kebodohan menjadi alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti sekarang

ini.Tak lupa pula kami berterimakasih kepada pembimbing kami yang telah memberikan ilmu

dalam mata kuliah ini.

Dalam makalah ini kami membahas tentang PONED DAN PONEK Kami selaku

penyusun makalah ini berharap supaya makalah ini dapat bermanfaat dan dapat dipergunakan

dalam perkuliahan.

Kami menyadari bahwa makalah ini belumlah sangat sempurna oleh karena itu kami sangat

mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca supaya makalah ini bisa

menjadi lebih baik.

Gorontalo November 2014

Penyusun,
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia, merupakan suatu masalah yang

sejak tahun 1990-an mendapat perhatian besar dari berbagai pihak. AKI di Indonesia tahun 2003

adalah 307/100.000 kelahiran hidup dan penurunan AKI pada tahun tersebut mencapai 32% dari

kondisi tahun 1990. Keadaan ini masih jauh dari target harapan yaitu 75% atau 125/100.000

kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi 35/1000 kelahiran hidup pada tahun

2010 (Dinas kesehatan Provinsi Lampung, 2006 : 1).Penyebab kematian ibu adalah komplikasi

pada kehamilan, persalinan dan nifas yang tidak tertangani dengan baik dan tepat waktu.

Menurut data Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001 sebab kematian ibu karena

perdarahan 28%, eklamsi 24%, infeksi 11%, komplikasi puerperium 8%, emboli Obstetri 3% dan

lain-lain 11%. Sedangkan penyebab kematian neonatal karena BBLR 29%, asfiksia 27%,

masalah pemberian minum 10%, tetanus 10%, gangguan hematologi 6%, infeksi 5% dan lain-

lain 13% (Rachmawaty, 2006 : 1)Upaya menurunkan AKI dan AKB beberapa upaya telah

dilakukan. Upaya tersebut diantaranya adalah mulai tahun 1987 telah dimulai program safe

motherhood dan mulai tahun 2001 telah dilancarkan Rencana Strategi Nasional making

pregnancy safer (MPS). Adapun pesan kunci MPS adalah : (1) Setiap persalinan, ditolong oleh

tenaga kesehatan terlatih; (2) Setiap komplikasi Obstetri dan neonatal mendapatkan pelayanan

yang adekuat; (3) Setiap wanita usia subur mempunyai akses terhadap pencegahan kehamilan

yang tidak diinginkan dan penanganan komplikasi keguguran. Realisasi dari MPS tersebut di

tingkat Puskesmas yang mempunyai dokter umum dan bidan, khususnya puskesmas dengan

rawat inap dikembangkan menjadi Puskesmas mampu memberikan Pelayanan Obstetri dan
Neonatal Emergensi Dasar (PONED) (Koesno, 2004 : 3).Puskesmas mampu PONED menjadi

tempat rujukan terdekat dari desa sebagai pembina bidan dan mendekatkan akses pelayanan

kegawatdaruratan pada ibu hamil dan bersalin karena komplikasi dalam kehamilan dan

persalinan tidak dapat diduga atau diramalkan sebelumnya (Dinas Kesehatan Provinsi 2006 : 1).

Pengembangan Puskesmas mampu PONED dengan melatih tenaga dokter, perawat dan bidan

serta melengkapi sarana dan prasarana sesuai syarat-syarat yang telah ditetapkan diharapkan

dapat mencegah dan menangani komplikasi kehamilan dan persalinan sehingga dapat

menurunkan AKI dan AKB. Puskesmas Perawatan Panjang Kota dengan cakupan ibu hamil

resiko tinggi 228 orang dari 1140 ibu hamil pada tahun 2006, (Laporan Puskesmas Rawat Inap

KP Kotamadya Bandar Lampung 2007 : 1). Maka dari hasil evaluasi tahun 2006 Puskesmas

Panjang ditunjuk untuk dikembangkan menjadi Puskesmas mampu PONED sejak bulan Oktober

2006 (Laporan Puskesmas Perawatan Panjang 2006 : Berdasarkan uraian latar belakang di atas,

penulis tertarik untuk menulis makalah yang berjudul Pelayanan Obstetri dan Neonatal

Emergensi Dasar (PONED) di Puskesmas

BAB II

PEMBAHASAN

A. PELAYANAN OBSTETRI NEONATUS ESENSIAL DASAR (PONED)


1. PENGERTIAN PONED
PONED merupakan kepanjangan dari Pelayanan Obstetri Neonatus Essensial Dasar. PONED

dilakukan di Puskesmas induk dengan pengawasan dokter. Petugas kesehatan yang boleh

memberikan PONED yaitu dokter, bidan, perawat dan tim PONED Puskesmas beserta

penanggung jawab terlatih.


Pelayanan Obstetri Neonatal Esensial Dasar dapat dilayani oleh puskesmas yang mempunyai

fasilitas atau kemampuan untuk penangan kegawatdaruratan obstetri dan neonatal dasar.

Puskesmas PONED merupakan puskesmas yang siap 24 jam, sebagai rujukan antara kasus-kasus

rujukan dari polindes dan puskesmas. Polindes dan puskesmas non perawatan disipakan untuk

mealkukuan pertolongan pertama gawat darurat obstetri dan neonatal (PPGDON) dan tidak

disiapkan untuk melakukan PONED.

2. BATASAN DALAM PONED


Dalam PONED bidan boleh memberikan :
a. Injeksi antibiotika e. Ekstraksi vacuum

b. Injeksi uterotonika f. Tranfusi darah


c. Injeksi sedative g. Operasi SC
d. Plasenta manual

3. INDIKATOR KELANGSUNGAN DARI PUSKESMAS PONED


a. Kebijakan tingkat PUSKESMAS f. Kerjasama bidan desa
b. SOP (Sarana Obat Peralatan) g. Kerjasama Puskesmas Non PONED
c. Kerjasama RS PONED h. Pembinaan AMP
d. Dukungan Diskes i. Jarak Puskesmas PONED dengan RS
e. Kerjasama SpOG

4. TUJUAN PONED
PONED diadakan bertujuan untuk menghindari rujukan yang lebih dari 2 untuk

memutuskan mata rantai rujukan itu sendiri.

5. HAMBATAN DAN KENDALA DALAM PENYELENGGARAAN PONED


Hambatan dan kendala dalam penyelenggaraan PONED dan yaitu :

Mutu SDM yang rendah


Sarana prasarana yang kurang
Ketrampilan yang kurang
Koordinasi antara Puskesmas PONED dan RS PONEK dengan Puskesmas Non PONED

belum maksimal
Kebijakan yang kontradiktif (UU Praktek Kedokteran)
Pembinaan terhadap pelayanan emergensi neonatal belum memadai

6. TUGAS PUSKESMAS PONED

Menerima rujukan dari fasilitas rujukan dibawahnya, Puskesmas pembantu dan Pondok

bersalin Desa
Melakukan pelayanan kegawatdaruratan obstetrik neonatal sebatas wewenang
Melakukan rujukan kasus secara aman ke rumah sakit dengan penanganan pra hospital.

7. SYARAT PUSKESMAS PONED

Pelayanan buka 24 jam


Mempunyai Dokter, bidan, perawat terlatih PONED dan siap melayani 24 jam
Tersedia alat transportasi siap 24 jam
Mempunyai hubungan kerjasama dengan Rumah Sakit terdekat dan Dokter Spesialis Obgyn

dan spesialis anak

8. PETUGAS PELAKSANA PONED


a. Dokter umum 2 orang
b. Bidan 8 orang
c. Perawat
d. Petugas yang telah mendapat pelatihan PONED

9. PELAYANAN YANG DILAKSANAKAN


Pelayanan PONED :

Pelayanan KIA/KB
Pertolongan Persalinan normal
Pendeteksian Resiko tinggi Bumil
]Penatalaksanaan Bumil Resti
Perawatan Bumil sakit
Partus Lama
Infeksi nifas
Komponen pelayanan neonatal
Bayi berat lahir rendah
Hipotermi
Hipoglikemi
Masalah pemberian nutrisi
Gangguan nafas
Kejang pada bayi baru lahir

10. FAKTOR PENDUKUNG KEBERHASILAN PONED PUSKESMAS ANTARA LAIN


a) Adanya Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JKRS, Jamkesmas)
b) Sistem rujukan yang mantap dan berhasil
c) Peran serta aktif bidan desa
d) Tersedianya sarana/prasarana, obat dan bahan habis pakai
e) Peran serta masyarakat, LSM, lintas sektoral dan Stage Holder yang harmonis.
f) Peningkatan mutu pelayanan perlu menyesuaikan dengan perkembangan ilmu

pengetahuan dan tekhnologi serta kebutuhan masyarakat dan sesuai dengan standart

pelayanan minimal.

B. PELAYANAN OBSTETRIC DAN NEONATAL EMERGENCY KOMPREHENSIF

(PONEK )
1.Pengertian PONEK

PONEK (Pelayanan obstetric dan neonatal emergensi) adalah pelayanan obstetri neonatal
esensial / emergensi komperhensif di Rumah Sakit, meliputi kemampuan untuk melakukan
tindakan : seksia sesaria, Histerektomi,Reparasi Ruptura Uteri, cedera kandung/saluran kemih,
Perawatan Intensif ibu dan Neonatal, Tranfusi darah. Tujuan utama mampu menyelamatkan ibu
dan anak baru lahir melelui program rujukan berencana dalam satu wilayah kabupaten
kotamadya atau profinsi.

Kegiatannya disamping mampu melaksanakan seluruh pelayanan PONED, di RS

kabupaten/kota untuk aspek obstetric , ditambah dengan melakukan transfusi dan bedah sesar.

Sedangkan untuk aspek neonatus ditambah dengan kegiatan PONEK (Pelayanan obstetric dan

neonatal emergensi komprehensif). Kegiatannya disamping mampu melaksanakan seluruh

pelayanan PONED, di RS kabupaten/kota untuk aspek obstetric , ditambah dengan melakukan


transfusi dan bedah sesar. Sedangkan untuk aspek neonatus ditambah dengan kegiatan (tidak

berarti perlu NICU) setiap saat. PONEK dilaksanakan di RS kabupaten/kota dan menerima

rujukan dari oleh tenaga atau fasilitas kesehatan di tingkat desa dan masyarakat atau rumah sakit.

2. STRATEGI PELAKSANAAN

Melaksanakan Perlindungan Ibu dan Bayi secara terpadu dan paripurna melalui 10 (sepuluh)

langkah sebagai berikut :


Ada kebijakan tertulis tentang manajemen yang mendukung pelayanan kesehatan ibu dan

bayi termasuk pemberian ASI eksklusif dan Perawatan Metode Kangguru (PMK) untuk

bayi Berat Badan Lahir Rendah.


Menyelenggarakan pelayanan antenatal termasuk konseling kesehatan maternal dan

neonatal
Menyelenggarakan persalinan bersih dan aman serta penanganan pada bayi baru lahir

dengan Inisiasi menyusu dini dan kontak kulit ibu-bayi.


Menyelenggarakan Pelayanan Obstetrik dan Neonatal Emergensi Komprehensif

(PONEK)
Menyelenggarakan pelayanan adekuat untuk nifas, rawat gabung termasuk membantu ibu

menyusui yang benar, dan pelayanan neonatus sakit


Menyelenggarakan pelayanan rujukan dua arah dan membina jejaring rujukan pelayanan

ibu dan bayi dengan sarana kesehatan lain.


Menyelenggarakan pelayanan imunisasi bayi dan tumbuh kembang
Menyelenggarakan pelayanan kesehatan keluarga berencana dan kesehatan reproduksi

lainnya
Menyelenggarakan Audit Maternal dan Perinatal Rumah Sakit secara periodik dan tindak

lanjut
Memberdayakan Kelompok pendukung ASI dalam menindaklanjuti pemberian ASI

eksklusif dan PMK.


3. LINGKUP PELAYANAN RUMAH SAKIT PONEK 24 JAM

Upaya Pelayanan PONEK :

1. Stabilisasi di UGD dan persiapan untuk pengobatan definitif

2. Penanganan kasus gawat darurat oleh tim PONEK RS di ruang tindakan

3. Penanganan operatif cepat dan tepat meliputi laparotomi, dan sektio saesaria

4. Perawatan intensif ibu dan bayi.

5. Pelayanan Asuhan Ante Natal Risiko Tinggi Ruang lingkup pelayanan kesehatan maternal dan

neonatal pada PONEK terbagi atas 2 kelas, antara lain :

KRITERIA UMUM RUMAH SAKIT PONEK


1) Ada dokter jaga yang terlatih di UGD untuk mengatasi kasus emergensi baik secara umum

maupun emergency obstetrik neonatal.


2) Dokter, bidan dan perawat telah mengikuti pelatihan tim PONEK di rumah sakit meliputi

resusitasi neonatus, kegawat-daruratan obstetrik dan neonatus.


3) Mempunyai Standar Operating Prosedur penerimaan dan penanganan pasien kegawat-

daruratan obstetrik dan neonatal.


4) Kebijakan tidak ada uang muka bagi pasien kegawat-daruratan obstetrik dan neonatal.
5) Mempunyai prosedur pendelegasian wewenang tertentu.
6) Mempunyai standar respon time di UGD selama 10 menit, di kamar bersalin kurang dari 30

menit, pelayanan darah kurang dari 1 jam.


7) Tersedia kamar operasi yang siap (siaga 24 jam) untuk melakukan operasi, bila ada kasus

emergensi obstetrik atau umum.


8) Tersedia kamar bersalin yang mampu menyiapkan operasi dalam waktu kurang dari 30 menit.
9) Memiliki kru/awak yang siap melakukan operasi atau melaksanakan tugas sewaktu-

waktu,meskipun on call.
10) Adanya dukungan semua pihak dalam tim pelayanan PONEK, antara lain dokter kebidanan,

dokter anak, dokter / petugas anestesi, dokter penyakit dalam, dokter spesialis lain serta
dokter

umum, bidan dan perawat.


11) Tersedia pelayanan darah yang siap 24 jam.
12) Tersedia pelayanan penunjang lain yang berperan dalam PONEK, seperti Laboratorium dan

Radiologi selama 24 jam, recovery room 24 jam, obat dan alat penunjang yang selalu siap

tersedia.
13) Semua perlengkapan harus bersih (bebas, debu, kotoran, bercak, cairan dll)
14) Instrumen yang siap digunakan harus disterilisasi

KRITERIA KHUSUS

. SUMBER DAYA MANUSIA

Memiliki tim PONEK esensial yang terdiri dari :

1) 1 dokter Spesialis Kebidanan Kandungan

2) 1 dokter spesialis anak

3) 1 dokter di Unit Gawat Darurat

4) 3 orang bidan ( 1 koordinator dan 2 penyelia)

5) 2 orang perawat

Tim PONEK Ideal ditambah :

1.) 1 Dokter spesialis anesthesi / perawat anesthesi

2.) 6 Bidan pelaksana

3.) 10 Perawat (tiap shift 2-3 perawat jaga)

4.) 1 Petugas laboratorium

5.) 1 pekarya kesehatan

6.) 1 Petugas administrasi


4. PRASARANA DAN SARANA

Dalam rangka Program Menjaga Mutu pada penyelenggaranaan PONEK harus dipenuhi hal-hal

sebagi berikut :

Ruang rawat inap yang leluasa dan nyaman


Ruang tindakan gawat darurat dengan instrumen dan bahan yang lengkap
Ruang pulih / observasi pasca tindakan
Protokol pelaksanaan dan uraian tugas pelayanan termasuk koordinasi internal

a. Kriteria Umum Ruangan :

1. Struktur Fisik

Spesifikasi ruang tidak kurang dari 15-20 m


Lantai harus porselen atau plastic
Dinding harus dicat dengan bahan yang bisa dicuci atau dilapis keramik.

2. kebersihan

Cat dan lantai harus berwarna terang sehingga kotoran bdapat terlihat dengan mudah
Ruang harus bersih dan bebas debu, kotoran, sampah atau limbah rumah sakit
Hal tersebut berlaku pula untuk Lantai, mebel, perlengkapan, instrumen, pintu,

jendela,dinsing, steker listrik dan langit-langit.

3. Pencahayaan
Pencahayaan harus terang dan cahaya alami atau listrik
Semua jendela harus diberi kawat nyamuk agar seranggga tidak masuk
Listrik harus berfungsi baik, kabel dan steker tidak membahayakan dan semua lampu

berfungsi baik
Tersedia peralatan gawat darurat
Harus ada cukup lampu untuk setiap neonates

4. Ventilasi

Ventilasi, termasuk jendela, harus cukup jika dibandingkan dengan ukuran ruang.
Kipas angin atau pendingin ruang harus berfungsi baik.
Suhu ruangan harus dijaga 24-26 C.
Pendingin ruang harus dilengkapi filter (sebaiknya anti bakteri).

5. Pencucian tangan

Wastafel harus dilengkapi dengan dispenser sabun atau disinfektan yang dikendalikan dengan

siku atau kaki.


Wastafel, keran dan dispenser harus dipasang pada ketinggian yang sesuai (dari lantai dan

dinding).
Tidak boleh ada saluran pembuangan air yang terbuka.
Pasokan air panas harus cukup dan dilengkapi pemanas air yang dipasang kokoh di dinding,

pipa ledeng sesuai dan tidak ada kawat terbuka.


Harus ada handuk (kain bersih) atau tisu untuk mengeringkan tangan, diletakkan di

sebelah

Westafel.

b. Kriteria Khusus Ruangan


1) Area Cuci Tangan di ruang di Ruang Obstetri dan Neonatus

Di ruang dengan lebih dari satu tempat tidur, jarak tempat tidur adalah 6 meter dengan

wastafel

2). Area resusitasi dan stabilisasi di Ruang Obstetri dan Neonatus / UGD
2) Paling kecil, ruangan berukuran 6 meter dan ada di dalam Unit Perawatan Khusus.
3) Kamar PONEK di unit gawat darurat harus terpisah dari kamar gawat darurat lain. Sifat

privasi ini penting untuk kebutuhan perempuan bersalin dan bayI


4) Tujuan kamar ini ialah : memberikan pelayanan darurat untuk stabilisasi kondisi
5) pasien, misalnya syok, henti jantung, hipotermia, asfiksia dan apabila perlu menolong

partus darurat serta resusitasi


6) Perlu dilengkapi dengan meja resusitasi bayi, dan inkubator.

5. Dukungan Pihak Terkait

Dalam pengembangan PONEK harus melibatkan secara aktif pihak-pihak

terkait, seperti :
Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota
Rumah Sakit Kabupaten/ Kota
Organisasi Profesi : IBI. IDAI, POGI, IDI
Lembaga swadaya masyarakat (LSM)

6. PENCATATAN

Dalam pelaksanaan PONEK ini, diperlukan pencatatan yang akurat baik ditingkat Kabupaten/

Kota (RS PONEK). Format-format yang digunakan adalah yang sudah baku seperti :

Pencatatan System Informasi manajemen Puskesmas (SP2PT)


ibu hamil/ buku KIA
Register Kohort Ibu dan Bayi
Partograf
Format-format AMP

Tingkat Rumah Sakit


Formulir Maternal dan Neonatal (Form MP)

Formulir ini mencatat data dasar semua ibu bersalin/ nifas dan bayi baru lahir yang masuk ke RS.

Pengisiannya dapat dilakukan oleh bidan atau perawat.


Formulir Medical Audit (Form MA)

Form ini dipakai untuk menulis hasil/ kesimpulan data dari audit maternal dan audit neonatal.

Yang mengisi formulir ini adalah dokter yang bertugas di bagian kebidanan dan kandungan

(untuk kasus ibu) atau bagian anak (untuk kasus anak neonatal).

7. PELAPORAN

Pelaporan hasil kegiatan dilakukan secara berjenjang dengan menggunakan format yang terdapat

pada buku pedoman AMP, yaitu :

Laporan dari RS Kabupaten/ Kota ke Dinkes Kabupaten/ kota (Form RS)


Laporan bulanan ini berisi informasi mengenai kesakitan dan kematian (serta sebab

kematian) ibu dan bayi baru lahir.


Laporan dari puskesmas ke Dinkes Kabupaten/ Kota (Form Puskesmas).
Laporan bulanan ini berisi informasi yang sama seperti diatas dan jumlah kasus yang dirujuk

ke RS Kabupaten/ Kota.
Laporan dari Dinkes kabupaten/ Kota ke tingkat propinsi/ Dinkes Propinsi. Laporan triwulan

ini berisi informasi mengenai kasus ibu dan neonatal yang ditangani oleh RS kabupaten/

Kota dan puskesmas, serta tingkat kematian dari tiap jenis komplikasi/ gangguan.

8. PEMANTAUAN

Pemantauan dilakukan oleh institusi yang berada secara fungsional satu tingkat diatasnya secara

berjenjang dalam satu kesatuan system.

Hasil pemantauan harus dimanfaatkan oleh unit kesehatan masing-masing dan menjadi dasar

untuk melakukan perbaikan serta perencanaan ulang manajemen pelayanan melalui :

Pemanfaatan laporan

Laporan yang diterima bermanfaat untuk melakukan penilaian kinerja dan pembinaan
Umpan Balik

Hasil analisa laporan dikirimkan sebagai umpan balik dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan dari

Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota ke RS PONEK atau disampaikan melalui pertemuan

Review Program Kesehatan Ibu dan Anak secara berkala di Kabupaten/ Kota dengan

melibatkan ketiga unsur pelayanan kesehatan tersebut diatas. Umpan balik dikirimkan

kembali dengan tujuan untuk melakukan tindak lanjut terhadap berbagai masalah yang

ditemukan dalam pelaksanaan PONEK.

9. EVALUASI

Evaluasi pelaksanaan pelayanan PONEK/ dilakukan secara berjenjang dan dilaksanakan pada

setiap semester dalam bentuk evaluasi tengah tahun dan akhir tahun. Kegiatan evaluasi dilakuan

melalui pertemuan evaluasi Kesehatan Ibu dan Anak.Hasil evaluasi disampaikan melalui
Pertemuan Pemantapan Sistem Rujukan kepada pihak yang terkait baik lintas program maupun

lintas sektoral dalam untuk dapat dilakukan penyelesaian masalah dan rencana tindak lanjut.

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN
PONED merupakan kepanjangan dari Pelayanan Obstetri Neonatus Essensial Dasar.

PONED dilakukan di Puskesmas induk dengan pengawasan dokter. Petugas kesehatan yang

boleh memberikan PONED yaitu dokter, bidan, perawat dan tim PONED Puskesmas beserta

penanggung jawab terlatih.

PONEK adalah Pelayan Obstetrik dan Neonatal Emergensi Komprehensif di Rumah Sakit.

Kegiatannya disamping mampu melaksanakan seluruh pelayanan PONED, di RS kabupaten/kota

untuk aspek obstetric , ditambah dengan melakukan transfusi dan bedah sesar. Sedangkan untuk

aspek neonatus ditambah dengan kegiatan (tidak berarti perlu NICU) setiap saat. PONEK

dilaksanakan di RS kabupaten/kota dan menerima rujukan dari oleh tenaga atau fasilitas

kesehatan di tingkat desa dan masyarakat atau rumah sakit.

SARAN

Semoga makalah ini dapat menjadi literature dalam pembelajaran dan semoga makalah ini

dapat menjadi bahan bacaan yang dapat menambah ilmu pengetahuan.

DAFTAR PUSTAKA

http://mariskapriskilla.wordpress.com/2013/06/12/pengertian-poned-ponek/
http://rodiahstp.blogspot.com/2013/05/poned-dan-ponek.html
http://ilmugreen.blogspot.com/2012/07/poned-pelayanan-obstetri-neonatal.html
http://christiyen.blogspot.com/2013/04/poned-ponek.html
http://nindisulandari.blogspot.com/2013/04/program-poned-dan-ponek.html
http://venyulyap.blogspot.com/2011/05/makalah-poned_02.html
http://rsud.rejanglebongkab.go.id/workshop-peningkatan-efektivitas-kinerja-poned-dan-ponek/

Anda mungkin juga menyukai