Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
kesempatan dan kesehatan kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini.Dan
tidak lupa pula kami panjatkan syukur kami kepada nabi Muhammad saw yang telah membawa
kami dari alam kebodohan menjadi alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti sekarang
ini.Tak lupa pula kami berterimakasih kepada pembimbing kami yang telah memberikan ilmu
Dalam makalah ini kami membahas tentang PONED DAN PONEK Kami selaku
penyusun makalah ini berharap supaya makalah ini dapat bermanfaat dan dapat dipergunakan
dalam perkuliahan.
Kami menyadari bahwa makalah ini belumlah sangat sempurna oleh karena itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca supaya makalah ini bisa
Penyusun,
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia, merupakan suatu masalah yang
sejak tahun 1990-an mendapat perhatian besar dari berbagai pihak. AKI di Indonesia tahun 2003
adalah 307/100.000 kelahiran hidup dan penurunan AKI pada tahun tersebut mencapai 32% dari
kondisi tahun 1990. Keadaan ini masih jauh dari target harapan yaitu 75% atau 125/100.000
kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi 35/1000 kelahiran hidup pada tahun
2010 (Dinas kesehatan Provinsi Lampung, 2006 : 1).Penyebab kematian ibu adalah komplikasi
pada kehamilan, persalinan dan nifas yang tidak tertangani dengan baik dan tepat waktu.
Menurut data Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001 sebab kematian ibu karena
perdarahan 28%, eklamsi 24%, infeksi 11%, komplikasi puerperium 8%, emboli Obstetri 3% dan
lain-lain 11%. Sedangkan penyebab kematian neonatal karena BBLR 29%, asfiksia 27%,
masalah pemberian minum 10%, tetanus 10%, gangguan hematologi 6%, infeksi 5% dan lain-
lain 13% (Rachmawaty, 2006 : 1)Upaya menurunkan AKI dan AKB beberapa upaya telah
dilakukan. Upaya tersebut diantaranya adalah mulai tahun 1987 telah dimulai program safe
motherhood dan mulai tahun 2001 telah dilancarkan Rencana Strategi Nasional making
pregnancy safer (MPS). Adapun pesan kunci MPS adalah : (1) Setiap persalinan, ditolong oleh
tenaga kesehatan terlatih; (2) Setiap komplikasi Obstetri dan neonatal mendapatkan pelayanan
yang adekuat; (3) Setiap wanita usia subur mempunyai akses terhadap pencegahan kehamilan
yang tidak diinginkan dan penanganan komplikasi keguguran. Realisasi dari MPS tersebut di
tingkat Puskesmas yang mempunyai dokter umum dan bidan, khususnya puskesmas dengan
rawat inap dikembangkan menjadi Puskesmas mampu memberikan Pelayanan Obstetri dan
Neonatal Emergensi Dasar (PONED) (Koesno, 2004 : 3).Puskesmas mampu PONED menjadi
tempat rujukan terdekat dari desa sebagai pembina bidan dan mendekatkan akses pelayanan
kegawatdaruratan pada ibu hamil dan bersalin karena komplikasi dalam kehamilan dan
persalinan tidak dapat diduga atau diramalkan sebelumnya (Dinas Kesehatan Provinsi 2006 : 1).
Pengembangan Puskesmas mampu PONED dengan melatih tenaga dokter, perawat dan bidan
serta melengkapi sarana dan prasarana sesuai syarat-syarat yang telah ditetapkan diharapkan
dapat mencegah dan menangani komplikasi kehamilan dan persalinan sehingga dapat
menurunkan AKI dan AKB. Puskesmas Perawatan Panjang Kota dengan cakupan ibu hamil
resiko tinggi 228 orang dari 1140 ibu hamil pada tahun 2006, (Laporan Puskesmas Rawat Inap
KP Kotamadya Bandar Lampung 2007 : 1). Maka dari hasil evaluasi tahun 2006 Puskesmas
Panjang ditunjuk untuk dikembangkan menjadi Puskesmas mampu PONED sejak bulan Oktober
2006 (Laporan Puskesmas Perawatan Panjang 2006 : Berdasarkan uraian latar belakang di atas,
penulis tertarik untuk menulis makalah yang berjudul Pelayanan Obstetri dan Neonatal
BAB II
PEMBAHASAN
dilakukan di Puskesmas induk dengan pengawasan dokter. Petugas kesehatan yang boleh
memberikan PONED yaitu dokter, bidan, perawat dan tim PONED Puskesmas beserta
fasilitas atau kemampuan untuk penangan kegawatdaruratan obstetri dan neonatal dasar.
Puskesmas PONED merupakan puskesmas yang siap 24 jam, sebagai rujukan antara kasus-kasus
rujukan dari polindes dan puskesmas. Polindes dan puskesmas non perawatan disipakan untuk
mealkukuan pertolongan pertama gawat darurat obstetri dan neonatal (PPGDON) dan tidak
4. TUJUAN PONED
PONED diadakan bertujuan untuk menghindari rujukan yang lebih dari 2 untuk
belum maksimal
Kebijakan yang kontradiktif (UU Praktek Kedokteran)
Pembinaan terhadap pelayanan emergensi neonatal belum memadai
Menerima rujukan dari fasilitas rujukan dibawahnya, Puskesmas pembantu dan Pondok
bersalin Desa
Melakukan pelayanan kegawatdaruratan obstetrik neonatal sebatas wewenang
Melakukan rujukan kasus secara aman ke rumah sakit dengan penanganan pra hospital.
Pelayanan KIA/KB
Pertolongan Persalinan normal
Pendeteksian Resiko tinggi Bumil
]Penatalaksanaan Bumil Resti
Perawatan Bumil sakit
Partus Lama
Infeksi nifas
Komponen pelayanan neonatal
Bayi berat lahir rendah
Hipotermi
Hipoglikemi
Masalah pemberian nutrisi
Gangguan nafas
Kejang pada bayi baru lahir
pengetahuan dan tekhnologi serta kebutuhan masyarakat dan sesuai dengan standart
pelayanan minimal.
(PONEK )
1.Pengertian PONEK
PONEK (Pelayanan obstetric dan neonatal emergensi) adalah pelayanan obstetri neonatal
esensial / emergensi komperhensif di Rumah Sakit, meliputi kemampuan untuk melakukan
tindakan : seksia sesaria, Histerektomi,Reparasi Ruptura Uteri, cedera kandung/saluran kemih,
Perawatan Intensif ibu dan Neonatal, Tranfusi darah. Tujuan utama mampu menyelamatkan ibu
dan anak baru lahir melelui program rujukan berencana dalam satu wilayah kabupaten
kotamadya atau profinsi.
kabupaten/kota untuk aspek obstetric , ditambah dengan melakukan transfusi dan bedah sesar.
Sedangkan untuk aspek neonatus ditambah dengan kegiatan PONEK (Pelayanan obstetric dan
berarti perlu NICU) setiap saat. PONEK dilaksanakan di RS kabupaten/kota dan menerima
rujukan dari oleh tenaga atau fasilitas kesehatan di tingkat desa dan masyarakat atau rumah sakit.
2. STRATEGI PELAKSANAAN
Melaksanakan Perlindungan Ibu dan Bayi secara terpadu dan paripurna melalui 10 (sepuluh)
bayi termasuk pemberian ASI eksklusif dan Perawatan Metode Kangguru (PMK) untuk
neonatal
Menyelenggarakan persalinan bersih dan aman serta penanganan pada bayi baru lahir
(PONEK)
Menyelenggarakan pelayanan adekuat untuk nifas, rawat gabung termasuk membantu ibu
lainnya
Menyelenggarakan Audit Maternal dan Perinatal Rumah Sakit secara periodik dan tindak
lanjut
Memberdayakan Kelompok pendukung ASI dalam menindaklanjuti pemberian ASI
3. Penanganan operatif cepat dan tepat meliputi laparotomi, dan sektio saesaria
5. Pelayanan Asuhan Ante Natal Risiko Tinggi Ruang lingkup pelayanan kesehatan maternal dan
waktu,meskipun on call.
10) Adanya dukungan semua pihak dalam tim pelayanan PONEK, antara lain dokter kebidanan,
dokter anak, dokter / petugas anestesi, dokter penyakit dalam, dokter spesialis lain serta
dokter
Radiologi selama 24 jam, recovery room 24 jam, obat dan alat penunjang yang selalu siap
tersedia.
13) Semua perlengkapan harus bersih (bebas, debu, kotoran, bercak, cairan dll)
14) Instrumen yang siap digunakan harus disterilisasi
KRITERIA KHUSUS
5) 2 orang perawat
Dalam rangka Program Menjaga Mutu pada penyelenggaranaan PONEK harus dipenuhi hal-hal
sebagi berikut :
1. Struktur Fisik
2. kebersihan
Cat dan lantai harus berwarna terang sehingga kotoran bdapat terlihat dengan mudah
Ruang harus bersih dan bebas debu, kotoran, sampah atau limbah rumah sakit
Hal tersebut berlaku pula untuk Lantai, mebel, perlengkapan, instrumen, pintu,
3. Pencahayaan
Pencahayaan harus terang dan cahaya alami atau listrik
Semua jendela harus diberi kawat nyamuk agar seranggga tidak masuk
Listrik harus berfungsi baik, kabel dan steker tidak membahayakan dan semua lampu
berfungsi baik
Tersedia peralatan gawat darurat
Harus ada cukup lampu untuk setiap neonates
4. Ventilasi
Ventilasi, termasuk jendela, harus cukup jika dibandingkan dengan ukuran ruang.
Kipas angin atau pendingin ruang harus berfungsi baik.
Suhu ruangan harus dijaga 24-26 C.
Pendingin ruang harus dilengkapi filter (sebaiknya anti bakteri).
5. Pencucian tangan
Wastafel harus dilengkapi dengan dispenser sabun atau disinfektan yang dikendalikan dengan
dinding).
Tidak boleh ada saluran pembuangan air yang terbuka.
Pasokan air panas harus cukup dan dilengkapi pemanas air yang dipasang kokoh di dinding,
sebelah
Westafel.
Di ruang dengan lebih dari satu tempat tidur, jarak tempat tidur adalah 6 meter dengan
wastafel
2). Area resusitasi dan stabilisasi di Ruang Obstetri dan Neonatus / UGD
2) Paling kecil, ruangan berukuran 6 meter dan ada di dalam Unit Perawatan Khusus.
3) Kamar PONEK di unit gawat darurat harus terpisah dari kamar gawat darurat lain. Sifat
terkait, seperti :
Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota
Rumah Sakit Kabupaten/ Kota
Organisasi Profesi : IBI. IDAI, POGI, IDI
Lembaga swadaya masyarakat (LSM)
6. PENCATATAN
Dalam pelaksanaan PONEK ini, diperlukan pencatatan yang akurat baik ditingkat Kabupaten/
Kota (RS PONEK). Format-format yang digunakan adalah yang sudah baku seperti :
Formulir ini mencatat data dasar semua ibu bersalin/ nifas dan bayi baru lahir yang masuk ke RS.
Form ini dipakai untuk menulis hasil/ kesimpulan data dari audit maternal dan audit neonatal.
Yang mengisi formulir ini adalah dokter yang bertugas di bagian kebidanan dan kandungan
(untuk kasus ibu) atau bagian anak (untuk kasus anak neonatal).
7. PELAPORAN
Pelaporan hasil kegiatan dilakukan secara berjenjang dengan menggunakan format yang terdapat
ke RS Kabupaten/ Kota.
Laporan dari Dinkes kabupaten/ Kota ke tingkat propinsi/ Dinkes Propinsi. Laporan triwulan
ini berisi informasi mengenai kasus ibu dan neonatal yang ditangani oleh RS kabupaten/
Kota dan puskesmas, serta tingkat kematian dari tiap jenis komplikasi/ gangguan.
8. PEMANTAUAN
Pemantauan dilakukan oleh institusi yang berada secara fungsional satu tingkat diatasnya secara
Hasil pemantauan harus dimanfaatkan oleh unit kesehatan masing-masing dan menjadi dasar
Pemanfaatan laporan
Laporan yang diterima bermanfaat untuk melakukan penilaian kinerja dan pembinaan
Umpan Balik
Hasil analisa laporan dikirimkan sebagai umpan balik dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan dari
Review Program Kesehatan Ibu dan Anak secara berkala di Kabupaten/ Kota dengan
melibatkan ketiga unsur pelayanan kesehatan tersebut diatas. Umpan balik dikirimkan
kembali dengan tujuan untuk melakukan tindak lanjut terhadap berbagai masalah yang
9. EVALUASI
Evaluasi pelaksanaan pelayanan PONEK/ dilakukan secara berjenjang dan dilaksanakan pada
setiap semester dalam bentuk evaluasi tengah tahun dan akhir tahun. Kegiatan evaluasi dilakuan
melalui pertemuan evaluasi Kesehatan Ibu dan Anak.Hasil evaluasi disampaikan melalui
Pertemuan Pemantapan Sistem Rujukan kepada pihak yang terkait baik lintas program maupun
lintas sektoral dalam untuk dapat dilakukan penyelesaian masalah dan rencana tindak lanjut.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
PONED merupakan kepanjangan dari Pelayanan Obstetri Neonatus Essensial Dasar.
PONED dilakukan di Puskesmas induk dengan pengawasan dokter. Petugas kesehatan yang
boleh memberikan PONED yaitu dokter, bidan, perawat dan tim PONED Puskesmas beserta
PONEK adalah Pelayan Obstetrik dan Neonatal Emergensi Komprehensif di Rumah Sakit.
untuk aspek obstetric , ditambah dengan melakukan transfusi dan bedah sesar. Sedangkan untuk
aspek neonatus ditambah dengan kegiatan (tidak berarti perlu NICU) setiap saat. PONEK
dilaksanakan di RS kabupaten/kota dan menerima rujukan dari oleh tenaga atau fasilitas
SARAN
Semoga makalah ini dapat menjadi literature dalam pembelajaran dan semoga makalah ini
DAFTAR PUSTAKA
http://mariskapriskilla.wordpress.com/2013/06/12/pengertian-poned-ponek/
http://rodiahstp.blogspot.com/2013/05/poned-dan-ponek.html
http://ilmugreen.blogspot.com/2012/07/poned-pelayanan-obstetri-neonatal.html
http://christiyen.blogspot.com/2013/04/poned-ponek.html
http://nindisulandari.blogspot.com/2013/04/program-poned-dan-ponek.html
http://venyulyap.blogspot.com/2011/05/makalah-poned_02.html
http://rsud.rejanglebongkab.go.id/workshop-peningkatan-efektivitas-kinerja-poned-dan-ponek/