KELOMPOK 1 :
AGTA MELISA PUTRI PO7220121 1701
AMRY SETIA BUDI PO7220121 1704
AQILLA SERI WANDHIRA PO7220121 1705
MHD EKA SAPUTRA PO7220121 1719
NANDA MUTIA PO7220121 1721
PUTRI SRI REZEKI HIA PO7220121 1727
WULAN DELIA ANGGRAINI PO7220121 1740
2A KEPERAWATAN
DOSEN :
Hj. MUJI HARTINAH, SST., MPH
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan Makalah Keperawatan
Maternitas dengan tema Konsep asuhan keperawatan post partum normal ini
dengan baik menggunakan pengetahuan dan kemampuan yang kami miliki untuk
menambah wawasan serta pengetahuan.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Hj. Muji Hartinah, SST., MPH
yang memberikan pengajarannya dan bantuan kepada kami sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan untuk
perbaikan makalah menjadi lebih baik di masa depan. Kami juga masih
memerlukan berbagai sumber informasi yang dapat dipertanggungjawabkan agar
makalah yang kami buat kedepannya bisa memberikan banyak informasi yang
baik dan benar.
Semoga Makalah Keperawatan Maternitas ini dapat dipahami bagi siapapun
yang membacanya dan dapat berguna bagi semua orang dan kami mohon maaf
jika terdapat kesalahan kata dalam makalah ini.
Kelompok 1
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1. Pengkajian .............................................................................................15
2. Diagnosa ...............................................................................................18
3. Perencanaan ..........................................................................................18
4. Implementasi ..........................................................................................20
5. Evaluasi ..................................................................................................20
BAB VI PENUTUP
2
4.2 Saran ...................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
5
1.4 Manfaat penulisan
a. Perawat
Dapat menjadi sumber data dan informasi mengenai konsep asuhan keperawatan
pada post partum normal.
b. Pendidikan
Sebagai sarana meningkatkan pengetahuan generasi muda mengenai konsep asuhan
keperawatan pada post partum normal.
c. Peneliti Selanjutnya
Diharapkan mampu menjadi sumber acuan data mengenai konsep asuhan
keperawatan pada post partum normal.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
7
2.3 Perubahan Fisiologis Pada Masa Post Partum
Pada perubahan fisiologis masa nifas ini, terdiri atas beberapa sistem menurut (Bobak,
2005) & (Ambarwati E,R,Diah,W ,2010) yaitu :
1. Perubahan pada sistem Reproduksi
a. Involusi uteri
Involusi atau pengurutan uterus merupakan suatu proses dimana uetus
kembali ke kondisi sebelum hamil dengan berat sekitar 60 gram. Proses
ini dimulai segera setelah plasenta lahir ekibat kontraksi otot-otot polos
uterus. Perubahan- perubahan normal pada uterus selama post partum.
Menurut Reeder, (2012) tinggi fundus uteri (TFU) pada hari pertama
setinggi pusat, pada hari kedua 1 jari di bawah pusat, pada hari ke tiga 2 jari di
bawah pusat, pada hari ke empat 2 jari di atas simpisis, pada hari ke tujuh 1
jari d atas simpisis, pada hari kesepuluh setinggi simpisis.
b. Tempaat plasenta
Segera setelah plasenta keluar dan ketuban dikeluarkan, kontriksi
vasikuler dan thrombosis menurunkan tempat plasenta kesuatu area
yang meninggi dan bernodul tidak teratur.
c. Serviks (mulut rahim)
Serviks menjadi lunak segera setelah ibu melahirkan 18 jam setelah
pasca partum, serviks memendek dan konsistensinya menjadi padat dan
8
kembali ke bentuk semula. Warna serviks sendiri berwarna kehitam-
hitaman karena penuh pembuluh darah, bentuknya seperti corong
karena disebabkan oleh korpus uteri yang mengadakan kontraksi,
sedangkan serviks tidak berkontraksi sehingga pada perbatasan antara
korpus uteri dan servik terbentuk cincin
d. Lochea
Lochea adalah eksresi cairan rahim selama masa nifas. Lochea
mengandung darah dan sisa jaringan desidua yang nekrotik dari dalam
uterus. Mikroorganisme ditemukan pada lochea yang menumpuk di
vagina dan pada sebagian besar kasus juga ditemukan bahwa bila
discharge diambil dari rongga uterus (menurut Chunningham, Gary, et
all 2006). Karakteristik lochea:
1. Lochea Rubra atau Merah (Kruenta)
Lochea ini muncul pada hari 1 sampai hari ke 3 masa post
partum. Cairan yang keluar berwarna marah karena berisih
darah segar, jaringan sisa-sisa plasenta, dinding rahim, lemak
bayi, lanugo (rambut bayi) dan mekonium.
2. Lochea Serosa
Lochea ini muncul pada hari ke 4 sampai hari ke 7 masa post
partum. Lochea serosa ini berwarna merah muda sampai
cokelat, tidak berbau tidak ada bekuan.
3. Lochea Alba
Lochea ini muncul pada minggu ke pertama sampai pada
minggu ke 3 post partum. Lochea ini krem sampai kekuningan
mungkin kecoklatan, tidak berbau.
e. Vulva, Vagina dan Perineum
Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan yang besar
selama proses persalinan dan akan kembali secara bertahap dalam 6-8
minggu post partum. Segera setelah melahirkan, perineum menjadi
kendur karena sebelumnya terenggang oleh tekanan kepala bayi yang
bergerak maju. Perubahan pada perineum pasca melahirkan terjadi
pada saat perineum mengalami robekan, pada post natal hari ke 5,
perineum sudah mendapatkan kembali sebagian besar tonusnya
9
sekalipun tetap lebih kendur dari pada keadaan sebelum melahirkan.
(Ambarwati E,R,Diah,W, 2010).
2. Perubahan pada sistem Pencernaan
Biasanya ibu mengalami konstipasi setelah melahirkan anak. Hal ini
disebabkan karena pada waktu melahirkan alat pencernaan mendapat tekanan
yang menyebabkan colon menjadi kosong, pengeluaran cairan yang berlebihan
pada waktu persalinan. Dehidrasi, kurang makan, haemoroid, laserasi jalan
lahir. Supaya buang air besar kembali teratur dapat diberikan diit atau
makanan yang mengandung serat dan pemberian cairan yang cukup.
(Ambarwati E,R,Diah,W, 2010).
3. Perubahan pada sistem Perkemihan
Buang air kecil sering sulit selama 24 jam pertama post melahirkan.
Kadangkadang puerperium mengalami sulit buang air kecil, karena sfingter
ditekan oleh kepala janin dan spasme oleh iritasi muskulus sphinter ani selama
persalinan. Kadang-kadang edema dari triogonium menimbulkan obstruksi
dari uretra sehingga sering terjadi retensio urine, kandung kemih dalam
puerperium sangat kurang sensitive dan kapasitasnya bertambah, sehingga
kandung kemih penuh atau sesudah buang air kecil masih tertinggal urine
residual. ( normal kuang lebih 150cc ). (Ambarwati E,R,Diah,W. 2010).
4. Perubahan pada sistem Musculoskeletal
Ligamen, fasia, dan diafragma pelvis yang meregang pada waktu persalinan,
setelah bayi lahir, secara berangsur-angsur menjadi ciut dan pulih kembali
sehingga tidak jarang uterus jatuh kebelakang dan menjadi retrofleksi, karena
rotundum menjadi kendor.Stabilisasi secara sempurna terjadi pada 6-8 minggu
setelah persalinan. Sebagai akibat putusnya serat-serat elastik kulit dan distensi
yang berlangsung lama akibat besarnya uterus pada saat hamil, dinding
abdomen masih lunak dan kendur untuk sementara waktu. Pemulihan dibantu
dengan latihan. Perubahan endokrin, menurut (Ambarwati E,R,Diah,W, 2010)
yaitu :
a. Hormon plasenta
Selama periode pasca partum terjadi perubahan hormon yang besar.
Pengeluaran plasenta menyebabkan penurunan signifikan hormon-
hormon yang diproduksi oleh plasenta.ahormon plasenta menurun
dengan cepat setelah persalinan.
10
b. Hormon pituitary
Prolaktin darah meningkat dengan cepat, pada wanita tidak menyusui
menurun dalam waktu 2 minggu. FSH dan LH meningkat pada fase
konsentrasi folikuler pada minggu ke 3, dan LH tetap rendah hingga
ovulasi terjadi.
c. Hormon oksitosin
Oksitosin dikeluarkan dari kelenjar bawah otak bagian belakang
(posterior), bekerja terhadap otot uterus dan jaringan payudara. Selama
tahap ketiga persalinan, oksitosin menyebabkan pemisahan plasenta.
Kemudian seterusnya bertindak atas otot yang menahan kontraksi,
mengurangi tempat plasenta dan mencegah perdarahan. Pada wanita
yang memilih menyusui bayinya, isapan sang bayi merangsang
keluarnya oksitosin lagi dan ini membantu uterus kembali ke bentuk
normal dan pengeluaran air susu.
d. Hipotalamik pituitary ovarium
Untuk wanita yang menyusui dan tidak menyusui akan mempengaruhi
lamanya ia mendapatkan menstruasi. Sering kali menstruasi pertama
itu bersifat anovulasi yang dikarenakannya rendah kadar estrogen dan
progesteron.
5. Perubahan Tanda-tanda Vital
Perubahan tanda-tanda vital menurut (Ambarwati E,R,Diah,W, 2010) yaitu :
a. Suhu badan
Dalam 24 jam post partum suhu badan akan naik sedikit (37,5oc – 38oc
) sebagai akibat kerja keras waktu melahirkan kehilangan cairan dan
kelelahan apabila keadaan normal suhu badan akan biasa lagi. Pada
hari ketiga suhu badan akan naik lagi karena ada pembendungan asi,
buah dada akan menjadi bengkak berwarna merah karena ada banyak
asi bila suhu tidak turun kemungkinan adanya infeksi endometrium,
mastitis, traktus urognitalis atau sistem lain.
b. Nadi
Denyut nadi normal pada orang dewasa 60-80x/menit. Sehabis
melahirkan biasanya denyut nadi akan lebih cepat. Setiap denyut nadi
yang melebihi 100 adalah abnormal dan hal ini mungkin disebabkan
oleh infeksi atau perdarahan postpartum tertunda.
11
c. Tekanan darah
Biasanya tidak berubah kemungkina tekanan darah akan rendah setelah
melahirkan karena adanya perdarahan. Tekanan darah tinggi pada post
partum menandakan terjadinya prekeklamsi post partum
d. Pernapasan
Keadaan pernapasan selalu berhubungan dengan keadaan suhu dan
denyut nadi. Apabila suhu dan denyut nadi tidak normal maka
pernapasan juga akan mengikutinya kecuali ada gangguan kusus di
saluran pernapasan . Perubahan pada sistem kardiovaskuler pada
persalian pervagina akan kehilangan darah sekitar 300-400 cc. Bila
kelahiran melalui Section Caesaria (SC) kehilangan darah akan dua
kali lipat. Perubahan terdiri dari volume darah dan haemokonsentrasi.
Apabila persalinan pervagina haemokonsentrasi akan naik dan pada SC
haemokonsentrasi cenderung stabil dan kembali normal setelah 4 – 6
minggu. (Ambarwati E,R,Diah, 2010).
12
1. Phase honeymoon
Phase honeymon adalah phase anak lahir dimana terjadi intimasi dan kontak
yang lama antara ibu, ayah dan anak yang dimana masing-masing saling
memperhatikan anaknya dan menciptakan hubungan yang baru. Ikatan kasih
(bonding dan attachment) terjadi pada kala IV yang dimana diadakan kontak
antara ibu, ayah dan anak dan tetap dalam ikatan kasih pada masa nifas.
Penyesuaian psikologi pada masa nifas menurut Reva Rubbin 1960 dalam
(Cuninngham, et all, 2006) yang dibagi dalam 3 tahap yaitu :
1. Takking In (1-2 hari post partum)
Pada fase ini dikenal dengan fase ketergantungan yang dimana wanita menjadi
sangat pasif dan sangat tergantung serta berfokus pada dirinya sendiri. Pada
fase ini juga ibu mengenang pengalaman melahirkan yang baru saja ia alami.
Untuk pemulihan, ibu perlu beristirahat untuk mencegah gejala kurang tidur.
2. Taking Hold (2-4 hari post partum)
Pada fase ini disebut dengan fase ketergantungan dan ketidaktergantungan.
Pada tahap ini ibu khawatir akan kemampuannya dalam merawat bayinya dan
juga khawatir tidak mampu bertanggung jawab untuk merawat bayinya. Ibu
berusaha untuk menguasai kemampuan untuk merawat bayinya, cara
menggendong dan menyusui, memberikan minum dan menggantikan popok.
Pada tahap ini ibu sangat sensitif akan ketidakmampuannya dan mudah
tersinggung.
3. Letting Go
Tahap ini dimulai pada minggu ke lima sampai minggu ke enam dan pada fase
ini keluarga telah menyesuaikan diri dengan bayi. Ibu merawat bayinya
dengan kegiatan sehari-hari yang telah kembali.
14
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
15
Tekanan darah umumnya tetap dalam batasan
normal selama kehamilan.Wanita post partum dapat
mengalami hipotensi ortostatik karena dieresis dan
diaphoresis, yang menyebabkan pergeseran volume cairan
kardiovaskuler. Hipotensi menetap atau berat dapat
merupakan tanda syok atau emboli. Peningkatan tekanan
darah menunjukan hipertensi akibat kehamilan, yang
dapat muncul pertama kali pada masa post partum.
Kejang eklamsia di laporkan terjadi sampai lebih dari 10
hari post partum.
b. Kepala dan Wajah Inspeksi kebersihan dan kerontokan
rambut (normalnya rambut bersih, tidak terdapat lesi pada
kulit kepala dan rambut tidak rontok), cloasma
gravidarum, keadaan sklera (normalnya sklera berwarna
putih), conjungtiva (normalnya conjungtiva berwarna
merah muda, kalau pucat berarti anemis), kebersihan gigi
dan mulut (normalnya mulut dan gigi bersih, tidak berbau,
bibir mer), caries. Palpasi palpebra, oedema pada mata
dan wajah. Palpasi pembesaran getah bening (normalnya
tidak ada pembengkakan), JVP kelenjar tiroid
c. Dada : Inspeksi irama nafas, dengarkan bunyi nafas dan
bunyi jantung, hitung frekuensi. Payudara : pengkajian
payudara pada ibu post partum meliputi inspeksi ukuran,
bentuk, warna, dan kesimetrisan dan palpasi konsisten dan
apakah ada nyeri tekan guna menentukan status laktasi.
Normalnya puting susu menonjol, tidak ada bekas luka,
aerola berwarna kecoklatan, tidak ada nyeri tekan,
payudara simetris dan tidak ada benjolan atau masa pada
saat di palpasi. Abdomen : menginspeksi adanya striae
atau tidak, adanya luka / insisi, adanya linea atau tidak.
d. Involution uteri : Kemajuan involusi yaitu proses uterus
kembali ke ukuran dan kondisinya sebelum kehamilan, di
ukur dengan mengkaji tinggi dan konsistensi fundus
uterus, masase dan peremasan fundus dan karakter serta
16
jumlah lokia 4 sampai 8 jam. Tinggi fundus uteri (TFU)
pada hari pertama setinggi pusat, pada hari kedua 1 jari di
bawah pusat, pada hari ke tiga 2 jari di bawah pusat, pada
hari ke empat 2 jari di atas simpisis, pada hari ke tujuh 1
jari di atas simpisis, pada hari kesepuluh setinggi simpisis.
Konsistensi fundus harus keras dengan bentuk bundar
mulus. Fundus yang lembek atau kendor menunjukan
atonia atau subinvolusi. kandung kemih harus kosong agar
pengukuran fundus akurat, kandung kemih yang penuh
menggeser uterus dan meningkatkan tinggi fundus.Vulva
dan vagina : melihat apakah vulva bersih atau tidak,
adanya tanda tanda infeksi atau tidak Lochea : Karakter
dan jumlah lochea secara tidak langsung menggambarkan
kemajuan penyembuhan endometrium. Pada proses
penyembuhan normal, jumlah lochea perlahan-lahan
berkurang dengan perubahan warna yang khas yang
menunjukan penurunan komponen darah dalam aliran
lochea. Jumlah lokia sangat sedikit noda darah berukuran
2,5-5 cm = 10 ml, sedikit noda darah berukuran ≤ 10 cm =
10-25 ml, sedang noda darah berukuran < 15 cm = 25 ml,
banyak pembalut penuh = 50-80 ml. Karakteristik lochea
rubra (merah terang, mengandung darah, bau amis yang
khas, hari ke 1 sampai ke 3 post partum), serosa (merah
muda sampai cokelat merah muda, tidak ada bekuan, tidak
berbau, hari ke 4 sampai hari ke 7), alba (krem ampai
kekuningan,mungkinkecokelatan, tidak berbau, minggu ke
1 sampai ke 3 post partum). Perineum : pengkajian daerah
perinium dan perianal dengan sering untuk
mengidentifikasi karakteristik normal atau deviasi dari
normal seperti hematoma, memar, edema, kemerahan dan
nyeri tekan. Jika ada jahitan luka, kaji keutuhan,
hematoma, perdarahan dan tanda-tanda infeksi
(kemerahan, bengkak, dan nyeri tekan). Daerah anus
dikaji apakah ada hemoroid, dan fisura. Wanita dengan
17
persalinan spontan per vagina tanpa laserasi sering
mengalami nyeri perinium yang lebih ringan. Hemoroid
tampak seperti tonjolan buah anggur pada anus dan
merupakan sumber yang paling sering menimbulkan nyeri
perianal. Hemoroid disebabkan oleh tekanan otot-otot
dasar panggul oleh bagian terendah janin selama
kehamilan akhir dan persalinan akibat mengejan selama
fase ekspulsi
2. Diagnosa
1. Nyeri b/d kontraksi uterus, episiotomi, laserasi, hemaroid, pembengkakan
payudara, insisi beda
2. Resiko infeksi b/d kurang pengetahuan tentang cara perawatan vulva.
3. Gangguan pola eliminasi bowel b/d adanya konstipasi.
4. Gangguan pola tidur b/d respon hormonal psikososial, proses persalinan
dan proses melahirkan
3. Perencanaan
Menurut North American Nursing Diagnosis Association (NANDA),
perencanaan keperawatan pada ibu post partum normal sebagai berikut:
a. Nyeri b/d kontraksi uterus, episiotomi, laserasi, hemaroid, pembengkakan
payudara, insisi bedah. Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan
nyeri dapat berkurang dengan kriteria hasil : klien mengatakan nyeri
berkurang dengan skala nyeri 2-3, klien terlihat rileks, ekspresi wajah
tidak tegang, klien bisa tidur nyaman, tanda-tanda vital dalam batas
normal : suhu 36-37oC, nadi 60-100x/m, RR 16-20x/m, TD 100/70
mmHg. Intervensi : pengkajian komprehensif (lokasi, durasi, kualitas,
karakteristik,berat nyeri dan faktor pencetus) untuk mengurangi nyeri,
pilih dan implementasikan tindakan yang beragam (farmakologi dan
nonfarmakologi) untuk penurunan nyeri sesuai dengan kebutuhan,
ajarkan teknik non farmakologis untuk pengurangan nyeri, kolaborasi
untuk memberikan obat sesuai dengan kebutuhan pasien.
b. Risiko infeksi b/d kurang pengetahuan tentang cara perawatan vulva
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan tidak terjadi infeksi,
pengetahuan bertambah dengan kriteria hasil : klien menyertakan
perawatan bagi dirinya, klien bisa membersihkan vagina dan
18
pereniumnya secara mandiri. Perawatan pervagina berkurang, vulva
bersih dan tidak infeksi, tidak ada perawatan, vital sign dalam batas
normal. Intervensi : ajarkan cara cuci tangan untuk mencegah terjadi
infeksi, bersihkan daerah genetalia untuk tidak terjadinya infeksi pada
daerah genetalia, ganti pakaian dalam dan pembalut jika sudah kotor dan
penuh agar tidak ternyadinya penyakit kulit.
c. Gangguan pola eliminasi bowel b/d adanya konstipasi. Tujuan :
kebutuhan eliminasi pasien terpenuhi dengan kriteria hasil : pasien
mengatakan sudah buang air besar (BAB), pasien mengatakan tidak
konstipasi, pasien mengatakan perasaan nyaman. Intervensi:auskultasi
bising usus untuk penurunan peristaltik usus menyebabkan konstipasi,
observasi adanya nyeri abdomen karena nyeri abdomen menimbulkan
rasa takut untuk BAB, anjurkan pasien makan makanan tinggi serat
karena makanan tinggi serat melancarkan BAB, anjurkan pasien banyak
minum terutama air putih hangat karena mengkonsumsi air hangat
melancarkan BAB, kolaborasi pemberian laksatif (pelunak feses)untuk
merangsang peristaltik usus dengan perlahan atau evakuasi Feses.
d. Gangguan pola tidur b/d respon hormonal psikososial, proses persalinan
dan proses melahirkan .Tujuan : istirahat tidak terpenuhi dengan kriteria
hasil : mengidentifikasikan penilaian untuk mengakomodasi perubahan
yang diperlukan terhadap anggota keluarga baru. Intervensi :ciptakan
lingkungan yang tenang untuk mendorong istirahat dan tidur, dorong
klien untuk mengambil posisi yang nyaman, gunakan teknik relaksasi
untuk bisa dapat membantu mempermudah tidur.
e. Defisiensi Pengetahuan b/d kurang informasi. Tujuan : setelah dilakukan
tindakan keperawatan pasien dapat meningkatkan pemeliharaan
kesehatan dengan kriteria hasil : pasien dapat memahami dan mengerti
tentang pentingnya kesehatan dan perawatan. Intervensi : tumbuhkan
sikap saling percaya dan perhatian, pilih strategi pengajaran
(diskusi,demonstrasi) yang tepat untuk gaya pembelajaran secara
individual, ajarkan ketrampilan yang dipelajari pasien harus masukkan ke
dalam gaya hidup seharihari.
19
4. Implementasi
Implementasi keperawatan dapat disesuaikan dengan intervensi yang telah
disusun
5. Evaluasi
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan
yang menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan
dan pelaksanaannya sudaah berhasil dicapai.
20
BAB VI
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil studi konsep asuhan keperawatan pada pasien dengan
post partum normal, Peneliti dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :
a. Hasil pengkajian pada konsep asuhan keperawatan post partum normal
didapatkan data identitas pasien, riwayat kesehatan, riwayat persalinan,
pemeriksaan fisik berupa vital sign, kepala dan wajah, dada, involution
uteri.
b. Hasil pengkajian dan analisa data terdapat 4 diagnosa yang muncul pada
konsep asuhan keperawatan post partum normal diantaranya nyeri b/d
kontraksi uterus, episiotomi, laserasi, hemaroid, pembengkakan
payudara, insisi bedah, resiko infeksi b/d kurang pengetahuan tentang
cara perawatan vulva, gangguan pola eliminasi bowel b/d adanya
konstipasi dan gangguan pola tidur b/d respon hormonal psikososial,
proses persalinan dan proses melahirkan.
c. Intervensi keperawatan yang direncanakan sesuai dengan masalah yang
ditemukan pada konsep asuhan keperawatan post partum normal.
Menurut North American Nursing Diagnosis Association (NANDA),
perencanaan keperawatan pada ibu post partum normal yaitu nyeri b/d
kontraksi uterus, episiotomi, laserasi, hemaroid, pembengkakan
payudara, insisi bedah, Risiko infeksi b/d kurang pengetahuan tentang
cara perawatan vulva, gangguan pola eliminasi bowel b/d adanya
konstipasi, gangguan pola tidur b/d respon hormonal psikososial, proses
persalinan dan proses melahirkan, defisiensi Pengetahuan b/d kurang
informasi.
d. Implementasi keperawatan dapat disesuaikan dengan intervensi yang
telah disusun
21
e. Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses
keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan,
rencana tindakan dan pelaksanaannya sudaah berhasil dicapai.
3.1 Saran
Berdasarkan hasil studi konsep asuhan keperawatan pada pasien dengan
post partum normal dan kesimpulan yang telah ditulis oleh penulis diatas,
Maka dengan itu penulis memberikan saran sebagai berikut :
a. Dalam pemberian asuhan keperawatan dapat digunakan pendekatan
proses keperawatan serta perlu adanya keikutsertaan keluarga karena
keluarga merupakan orang terdekat pasien yang tahu akan
perkembangan dan kebiasaan pasien.
b. Dalam memberikan implementasi tidak harus sesuai dengan apa yang
terdapat pada teori, akan tetapi harus di sesuaikan dengan kondisi dan
kebutuhan pasien serta menyesuaikan dengan kebijakan dari rumah
sakit.
c. Dalam memberikan perawatan diagnosa harus tercatat dengan baik agar
perawat terarah melakukan tindakan.
d. Dalam penyuluhan menggunakan media yang baik dan dokumentasi
yang baik
22
DAFTAR PUSTAKA
Eva, Endar. 208. _Makalah post partum normal dan asuhan keperawatan_.
Diakses pada 30 Agustus 2022, dari : file:///C:/Users/HP-
14/Downloads/scribdfree.com_askep-post-partum.pdf
Rinata E., Rusdiyanti T., Sari A. P. _Teknik menyusui posisi, perlekatan dan
keefektifan menghisap - studi pada ibu menyusui di rsud sidoarjo_. Jurnal
ilmiah penelitian dan pengabdian masyarakat. (2016). 129-139.