Makalah
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Tugas Mata Kuliah Asuhan Kebidanan
Kehamilan
Disusun Oleh :
Oleh :
1. Dian Roslina P206224319006
DAFTAR ISI............................................................................................................. 2
BAB I ........................................................................................................................ 3
A. LATAR BELAKANG 3
B. TUJUAN 5
1. Tujuan Umum 5
2. Tujuan Khusus 5
BAB II....................................................................................................................... 7
A. Filosofi Asuhan Kehamilan 7
B. Lingkup Asuhan Kehamilan 7
C. Prinsip Pokok Asuhan Kehamilan 9
D. Sejarah Asuhan Kehamilan 10
E. Tujuan Asuhan Kehamilan 12
F. Refocusing Asuhan Kehamilan 14
G. Standar Asuhan Kehamilan 16
H. Tipe Pelayanan Asuan Kehamilan 20
1. Pelayanan kebidanan primer / mandiri.................................................... 20
2. Pelayanan kebidanan kolaborasi ............................................................. 20
3. Pelayanan kebidanan rujukan.................................................................. 20
I. Hak – Hak Wanita Hamil21
J. Tenaga Professional ( Asuhan Kehamilan ) 22
K. Peran Dan Tanggung Jawab Bidan Dalam Asuhan Kehamilan 22
1. Care Provider .......................................................................................... 22
2. Community Leader ................................................................................. 22
3. Communicator......................................................................................... 22
4. Decision Maker ....................................................................................... 23
5. Manager .................................................................................................. 23
L. Studi Kasus dalam Asuhan Kebidanan 23
BAB III ................................................................................................................... 25
A. Simpulan 25
B. Saran 26
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Keluarga yang sehat dan sejahtera dengan kualitas hidup yang baik,
diantaranya dari segi ibu dan anak merupakan pertimbangan yang penting. Karena
dalam siklus kehidupan setiap wanita hampir mengalami suatu kejadian yang
dinamakan kehamilan, persalinan, nifas dan memiliki anak atau bayi baru lahir yang
akan menjadi suatu tonggak utama dalam sebuah keluarga. Untuk itu seorang
wanita perlu menjaga kesehatan dan keselamatan jiwanya karena banyak berbagai
macam faktor yang dapat mengancam selama siklus kehidupannya.
(Prawirohardjo,2010)
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah Mempelajari makalah ini diharapkan mahasiswi DIV ahli jenjang
kebidanan Tasikmalaya dapat memahami dan melaksanakan konsep dasar
asuhan kebidanan khusunya kehamilan di dalam masyarakat
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahuai Filosofi asuhan kehamilan
b. lingkup asuhan kehamilan
c. Memahami prinsip pokok asuhan kemailan
d. mengetahui sejarah asuhan kehamilan
e. Memahami tujuan asuhan kehamilan
f. Mengetahuai refocusing asuhan kehamilan
g. Memahami standar asuhan kehamilan
h. Mengetahui tipe pelayanan asuhan kehamilan
i. Memahami hak - hak wanita hamil
j. Mengetahui tenaga profesional asuhan kehamilan
k. Memahami peran dan tanggung jawab bidan dalam asuhan kehamilan
BAB II
PEMBAHASAN
Mulai tahun 1990 pelayanan kebidanan diberikan secara merata dan dekat
dengan masyarakat, sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Kebijakan ini
merupakan instruktur presiden yang disampaikan secara lisan pada sidang
kabinet tahun 1992. Kebijakan ini mengenai perlunya mendidik bidan di
tempatkan di desa. Tugas pokok bidan di desa adalah sebagai pelaksana
kesehatan KIA, khususnya dalam pelayanan kesehtan ibu hamil, bersalin,
nifas serta kesehatan bayi baru lahir, termasuk pembinaan dukun bayi (paraji).
Sehubungan degan itu, bidan desa juga menjadi pelaksana pelayanan
kesehatan bayi dan keluarga berencana yang dilakukan sejalan dengan tugas
utamanya sebagai pemberi pelayanan kesehatan ibu. Dalam melaksanakan
tugas pokoknya, bidan desa melakukan kunjungan rumah pada ibu dan anak
yang memerlukannya, mengadakan pembinaan posyandu di wilayah kerjanya
serta mengembangkan pondok bersalin sesuai dengan kebutuhan masyarakat
setempat.
Hal tersebut adalah bentuk pelayanan yang diberikan oleh bidan desa.
Pelayanan bidan di desa berorientasi pada kesehatan masyarakat, sedangkan
bidan yang bekerja di rumah sakit berorientasi pada individu. Tugas bidan di
rumah sakit mencakup pelayanan di poliklinik antenatal, poliklinik keluarga
berencana dan ruang nifas. Bidan di rumah sakit juga memberikan pelayanan
bagi klien yang mengalami gangguan kesehatan reproduksi, mengajarkan
senam hamil, serta memberikan pendidikan perinatal.
1. Untuk memfasilitasi hamil yang sehat dan positif bagi ibu maupun bayi dengan
menegakan hubungan kepercayaan dengan ibu.
2. Memantau kehamilan dengan memastikan ibu dan tumbuh kembang anak
sehat.
3. Mendeteksi komplikasi yang dapat mengancam jiwa selama hamil.
4. Mempersiapkan kelahiran cukup bulan dengan selamat.
5. Mempersipakan ibu agar masa nifas berjalan dengan normal dan dapat
memberikan asi ekslusif.
6. Mempersiapakan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar
tumbuh kembang nya baik.
7. Membantu ibu dalam mengambil keputusan klinik.
a. Tujuan Utama ANC
Menurunkan angka kesakitan dan angka kematian maternal serta
perinatal dengan upaya :
1) Memonitor kemajuan kehamilan dalam upaya memastikan
kesehatan ibu dan perkembangan bayi.
2) Memberikan pelaksanaan dan pengobatan pengobatan yang
sesuai.
3) Mempersiapkan ibu dan keluarga secara fisik, emosional serta
psikologis untuk mneghadapi kelahiran dan adanya
kemungkinan yang tidak diinginkan.
Dalam upaya menurunkan kesakitan dan kematian asuhan antenatal
berfokus pada :
1. Pendekatan resiko mempunyai bila prediksi yang buruk karena kita tidak bisa
membedakan ibu yang akan mengalami komplikasi dan yang tidak. Hasil
studi di Kasango (Zaire) membuktikan bahwa 71% ibu yang mengalami
partus macet tidak terprediksi sebelumnya, dan 90% ibu yang diidentifikasi
sebagai beresiko tinggi tidak pernah mengalami komplikasi.
2. Banyak ibu yang digolongkan dalam kelompok resiko tinggi tidak pernah
mengalami komplikasi, sementara mereka telah memakai sumber daya yang
cukup mahal dan jarang didapat. Penelitian menunjukkan bahwa pemberian
asuhan khusus pada ibu yang tergolong dalam kategori resiko tinggi terbukti
tidak dapat mengurangi komplikasi yang terjadi (Enkin, 2000 : 22).
3. Memberikan keamanan palsu sebab banyak ibu yang tergolong kelompok
resiko rendah mengalami komplikasi tetapi tidak pernah diberitahu
bagaimana cara mengetahui dan apa yang dapat dilakukannya.
Pelajaran yang dapat diambil dari pendekatan resiko :adalah bahwa setiap bumil
beresiko mengalami komplikasi yang sangat tidak bisa diprediksi sehinggasetiap
bumil harus mempunyai akses asuhan kehamilan dan persalinan yang berkualitas.
Karenanya, fokus ANC perlu diperbarui (refocused) agar asuhan kehamilan lebih
efektif dan dapat dijangkau oleh setiap wanita hamil.
Memberi saran pada ibu hamil, suami dan keluarga untuk memastikan persiapan
persalinan bersih dan aman, persiapan transportasi, biaya. Bidan sebaiknya
melakukan kunjungan rumah. Dalam memberikan asuhan/pelayanan maka bidan
harus memenuhi standar minimal 7 T (timbang BB), ukur tekanan darah, ukur
tinggi fundus uteri, TT, tablet besiminimal 90 tablet selama hamil, tes PMS, temu
wicara dalam rangka persiapan rujukan.
1. Care Provider
Care provider / pemberi asuhan kebidanan yaitu Seseorang yang
mempunyai kemampuan memberikan asuhan kebidanan secara efektif,
aman dan holistik dengan memperhatikan aspek budaya terhadap ibu hamil,
bersalin,nifas dan menyusui, bayi baru lahir, balita dan kesehatan reproduksi
pada kondisi normal berdasarkan standar praktek kebidanan dan kode etik
profesi.
2. Community Leader
Communit leader / Penggerak masyarakat yaitu Dalam bidang kesehatan
ibu dan anak. Seseorang yang mempunyai kemampuan menjadi penggerak
dan pengelola masyarakat dalam upaya peningkatan kesehatan ibu dan anak
dengan menggunakan prinsip partnership dan pemberdayaan masyarakat
sesuai dengan kewewenang dan lingkup praktek bidan
3. Communicator
Communicator / komunikator yaitu Seseorang yang mempunyai
kemampuan berkomunikasi secara efektif dengan perempuan, keluarga,
masyarakat, sejawat dan profesi lain dalam upaya peningkatan derajat
kesehatan ibu dan anak.
4. Decision Maker
Decision maker / pengambil keputusan dalam asuhan kebidanan yaitu
Seseorang yang mempunyai kemampuan mengambil keputusan klinik
dalam asuhan kebidanan kepada individu, keluarga dan masyarakat dengan
menggunakan prinsip partnership.
5. Manager
Manager / pengelola yaitu Seseorang yang mempunyai kemampuan
mengelola klien dalam asuhan kebidanan dalam tugas secara mandiri,
kolaborasi (team) dan rujukan dalam kontek asuhan kepada individu,
keluarga dan masyarakat.
A. Simpulan
1. Filosofi Asuhan Kebidanan
Filosofi kebidanan dalam asuhan antenatal adalah nilai atau keyakinan atau
kepercayaan yang mendasari bidan untuk berperilaku dalam memberikan
asuhan kehamilan.
2. Lingkup asuhan kehamilan
Dalam melaksanakan asuhan kebidanan kehamilan, bidan harus memberikan
pelayanan secara komprehensif/menyeluruh.
3. Prinsip pokok asuhan kehamilan
prinsip – prinsip utama asuhan kebidanan adalah kelahiran adalah proses
yang normal, pemberdayaan, otonomi, jangan membahayakan dan tanggung
jawab.
4. Sejarah asuhan kehamilan.
Sejarah asuhan kehamilan sejalan dengan perkembangan dunia kebidanan
secara umum. Dimana dunia menyadari bahwa persalinan akan berjalan
lancar apabila adanya peningkatan pelayanan antenatal care. Boombing
terjadi pada tahun 1980-an seiring dengan munculnya safe motherhood dan
making pregnancy safer.
5. Tujuan asuhan kehamilan
Tujuan asuhan kehamilan yaitu menurunkan angka kesakitan dan angka
kematian maternal.
6. Refocusing asuhan kehamilan
a. Membantu setiap bumil & keluarganya membuat perencanaan persalinan
b. Membantu setiap bumil & keluarganya mempersiapkan diri menghadapi
komplikasi
c. Melakukan skrining/penapisan kondisi-kondisi yang memerlukan
persalinan RS
d. Mendeteksi & menangani komplikasi
e. Mendeteksi kehamilan ganda setelah usia kehamilan 28 minggu
f. Memberikan imunisasi Tetanus Toxoid
g. Memberikan suplementasi zat besi & asam folat.
7. Standar asuhan kehamilan
Acuan atau indikator didalam memberikan asuhan kehamilan sebagaimana
tertuang dalam standar asuhan terdiri dari 14T.
8. Tipe pelayanan asuhan kehamilan
Tipe pelayanan kebidanan, meliputi 3 ruang lingkup yaitu pelayanan
kebidanan primer atau mandiri, kolaborasi dan rujukan
9. Hak - hak wanita hamil.
Hak-hak wanita hamil yang meliputi Wanita berhak mendapatkan pelayanan
kesehatan komprehensif, Asuhan harus dapat dicapai, diterima, terjangkau
untuk/semua perempuan dan keluarga dan
Wanita berhak memilih dan memutuskan tentang kesehatannya.
10. Tenaga profesional asuhan kehamilan
Menurut Depkes RI tenaga profesional adalah dokter, bidan dan perawat
kesehatan.
11. Peran dan tanggung jawab bidan dalam asuhan kehamilan
Peran dan tanggung jawab bidan dalam asuhan kehamilan diantaranya
sebagai care provider, community leader, communicator, decision maker dan
manager.
B. Saran
Dengan adanya makalah ini semoga bagi pembaca dapat menambah wawasan dan
infomasi mengenai asuhan kebidanan kehamilan mengenai konsep dasar
kehamilan. Untuk itu saya mengharapkan kepada pembaca untuk memberikan
kritik dan saran untuk kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Permenkes 900/Menkes/SKVII/2002
Saifuddin, A. B., Adriaansz, G., Wiknjosastro, G. H. & Waspodo, J., 2009. Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: PT.Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Suparni, dkk. 2015. Pengetahuan Bidan Mengenai Hak-Hak Wanita Hamil. Jurnal Ilmiah
Kesehatan STIKES Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan.
Tyastuti, Siti dan Heni Puji W.2016. Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta:Pusdik SDM
Keehatan
Disusun Oleh :
Ervin Erpiana Anggraeni
Fadila Qurrota Ayun
Fina Fitriyana
Novalia
Ria Fitrianny
Saarah Maimunah
Siti Rahayu
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA
JURUSAAN KEBIDANAN PROGRAM STUDI D IV ALIH JENJANG
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah mengenai
“Anatomi Fisiologi Kehamilan”. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas
mata kuliah Asuhan Kebidanan Kehamilan.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang ...................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ...............................................................................................2
C. Tujuan .................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Anatomi Fisiologi Organ Reproduksi wanita ....................................................3
B. Konsepsi ...........................................................................................................26
C. Pertumbuhan dan Perkembangan Hasil Konsepsi............................................36
D. Evidence Based pada Pemeriksaan HCG .........................................................53
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................................55
B. Saran ...............................................................................................................55
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengetahuan anatomi mengenai organ reproduksi wanita sangat
perlu dimiliki oleh bidan karena pengetahuan tentang organ ini
bersangkutan dengan lahirnya bayi. Disamping itu, dengan mengetahui
anatomi organ reproduksi wanita, bidan dapat memahami aspek-aspek
klinis pada saat seorang wanita hamil, bersalin maupun nifas. Dalam
masa kehamilan timbul perubahan – perubahan pada anatomi
reproduksi kehamilan, dalam masa persalinan terdapat perubahan-
perubahan pembukaan jalan lahir dan pada masa nifas terjadi adanya
proses yang disebut involusi. Disamping itu, agar bidan mengerti proses
fisiologi (faal normal) atau patologi (faal tidak normal) lahirnya bayi,
maka bidan memerlukan pengetahuan tentang anatomi dan fisiologi
kehamilan ini.
Sistem reproduksi wanita terdiri atas dua bagian yaitu sistem
reproduksi eksterna (mons veneris, labia mayora, labia minora, klitoris,
vestibulum dan verineum) sistem reproduksi interna
(vagina,uterus,serviks, tubafallopiidanovarium) (Hanidkk,2011).
Dengan adanya kehamilan, maka akan terjadi perubahan pada organ
wanita baik secara fisiologis dan psikologis. Perubahan tersebut
sebagian besar adalah karena pengaruh hormon yaitu peningkatan
hormon estrogen progesteron (Hani dkk,2011).
Kehamilan merupakan proses alamiah untuk menjaga kelangsungan
peradaban manusia, kehamilan baru bisa terjadi ketika seorang wanita
telah mengalami pubertas yang di tandai dengan terjadinya menstruasi
(Hani dkk, 2011).
Proses kehamilan sampai kelahiran merupakan rangkaian dalam
satu kesatuan yang dimulai dari konsepsi, nidasi, pengenalan adaptasi
ibu terhadap nidasi, pemeliharaan kehamilan, perubahan endokrin
sebagai persiapan menyongsong kelahiran bayi dan persalinan dengan
kesiapan untuk memelihara bayi. Kehamilan menyebabkan terjadinya
perubahn-perubahan baik anatomis maupun fisiologis pada wanita
hamil (Wahyuni dkk 2009).
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan organ reproduksi wanita interna dan
eksterna ?
2. Apa sajakah macam-macam panggul ?
3. Bagimana proses siklus hormonal terjadi ?
4. Bagaimana proses fertilisasi, nidasi dan sirkulasi plasenta ?
5. Bagimana proses pertumbuhan dan perkembangan hasil konsepsi ?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari makalah ini adalah untuk mengetahui proses
terjadinya kehamilan pada manusia
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengertian dari organ reproduksi wanita
interna dan eksterna
b. Untuk mengetahui macam-macam jenis panggul
c. Untuk mengetahui proses siklus hormonal
d. Untuk mengetahui proses fertilisasi, nidasi dan sirkulasi plasenta
e. Untuk mengetahui proses pertumbuhan dan perkembangan hasil
konsepsi
BAB II
TINJAUAN TEORI
6) Perineum
Merupakan daerah muskular yang ditutupi kulit antara introitus vagina
dan anus. Perinium membentuk dasar badan perinium.
7) Kelenjar Bartholin
Kelenjar penting di daerah vulva dan vagina yang bersifat rapuh dan
mudah robek. Pada saat hubungan seks pengeluaran lendir meningkat.
8) Himen (Selaput dara)
Merupakan jaringan yang menutupi lubang vagina bersifat rapuh dan
mudah robek, himen ini berlubang sehingga menjadi saluran dari lendir
yang di keluarkan uterus dan darah saat menstruasi.
9) Fourchette
Merupakan lipatan jaringan transversal yang pipih dan tipis, terletak
pada pertemuan ujung bawah labia mayoradan labia minora. Di garis
tengah berada di bawah orifisium vagina. Suatu cekungan kecil dan fosa
navikularis terletak di antara fourchette dan himen.
b. Alat genitalia wanita interna
1). Vagina
Vagina adalah suatu tuba berdinding tipis yang dapat melipat dan
mampu meregang secara luas karena tonjolan serviks ke bagian atas
vagina. Panjang dinding anterior vagina hanya sekitar 9 cm,
sedangkan panjang dinding posterior 11 cm. Vagina terletak di depan
rectum dan di belakang kandung kemih. Vagina merupakan saluran
muskulomembraneus yang menghubungkan rahim dengan vulva.
Jaringan muskulusnya merupakan kelanjutan dari muskulus sfingter
ani dan muskulus levator ani oleh karena itu dapat dikendalikan.
Pada dinding vagina terdapat lipatan-lipatan melintang disebut
rugae dan terutama di bagian bawah. Pada puncak (ujung) vagina
menonjol serviks pada bagian uterus. Bagian servik yang menonjol ke
dalam vagina di sebut portio. Portio uteri membagi puncak vagina
menjadi empat yaitu: fornik anterior, fornik posterior, fornik dekstra,
fornik sinistra.
Sel dinding vagina mengandung banyak glikogen yang
menghasilkan asam susu dengan PH 4,5. Keasaman vagina
memberikan proteksi terhadap infeksi. Fungsi utama vagina yaitu
sebagai saluran untuk mengeluarkan lendir uterus dan darah
menstruasi, alat hubungan seks dan jalan lahir pada waktu persalinan.
2) Uterus
Merupakan jaringan otot yang kuat, berdinding tebal, muskular,
pipih, cekung dan tampak seperti bola lampu / buah peer terbalik
yang terletak di 10 pelvis minor di antara kandung kemih dan
rectum. Uterus normal memiliki bentuk simetris, nyeri bila ditekan,
licin dan teraba padat.
Uterus terdiri dari tiga bagian yaitu: fundus uteri yaitu bagian
corpus uteri yang terletak di atas kedua pangkal tuba fallopi, corpus
uteri merupakan bagian utama yang mengelilingi kavum uteri dan
berbentuk segitiga, dan seviks uteri yang berbentuk silinder.
Dinding belakang, dinding depan dan bagian atas tertutup
peritoneum sedangkan bagian bawahnya berhubungan dengan
kandung kemih.
Untuk mempertahankan posisinya uterus disangga beberapa
ligamentum, jaringan ikat dan peritoneum. Ukuran uterus
tergantung dari usia wanita, pada anak-anak ukuran uterus sekitar 2-
3 cm, nullipara 6-8 cm, dan multipara 8-9 cm. Dinding uterus terdiri
dari tiga lapisan yaitu peritoneum, miometrium / lapisan otot, dan
endometrium.
a) Peritoneum
(1) Meliputi dinding rahim bagian luar
(2) Menutupi bagian luar uterus
(3) Merupakan penebalan yang diisi jaringan ikat dan
(4) pembuluh darah limfe dan urat saraf
(5) Meliputi tuba dan mencapai dinding abdomen
b) Lapisan otot
(1) Lapisan luar: seperti “Kap” melengkung dari fundus
uteri menuju ligamentum
(2) Lapisan dalam: berasal dari osteum tuba uteri sampai
osteum uteri internum
(3) Lapisan tengah: terletak di antara kedua lapisan tersebut
membentuk lapisan tebal anyaman serabut otot rahim.
Lapisan tengah ditembus oleh pembuluh darah arteri dan
vena. Lengkungan serabut otot ini membentuk angka
dan sehingga saat terjadi kontraksi pembuluh darah
terjepit rapat dengan demikian perdarahan dapat
terhenti.
c) Semakin ke arah serviks otot rahim makin berkurang dan
jaringan ikatnya bertambah. Bagian rahim yang terletak
antara osteum uteri internum anatomikum yang merupakan
batas dan kavum uteri dan kanalis servikalis dengan osteum
uteri histologikum (dimana terjadi perubahan selaput lendir
kavum uteri menjadi selaput lendir serviks) disebut istmus.
Istmus uteri ini akan menjadi segmen bawah rahim dan
meregang saat persalinan.
d) Kedudukan uterus dalam tulang panggul ditentukan oleh
tonus otot rahim sendiri, tonus ligamentum yang
menyangga, tonus otot-otot dasar panggul, ligamentum
yang menyangga uterus adalah ligamentum latum,
ligamentum rotundum (teres uteri) ligamentum infindibulo
pelvikum (suspensorium ovari) ligamentum kardinale
machenrod, ligamentum sacro uterinum dan ligamentum
uterinum.
(1) Ligamentum latum
i) Merupakan lipatan peritoneum kanan dan kiri uterus
meluas sampai ke dinding panggul
ii) Ruang antara kedua lipatan berisi jaringan ikat longgar
dan mengandung pembuluh darah limfe dan ureter
iii) Ligamentum latum seolah-olah tergantung pada tuba
fallopi
iv) Ligamentum rotundum (teres uteri)
v) Mulai sedikit kaudal dari insersi tuba menuju kanalis
inguinalis dan mencapai labia mayus
vi) Terdiri dari otot polos dan jaringan ikat
vii) Fungsinya menahan uterus dalam posisi antefleksi
(2) Ligamentum infundibulo pelvikum
i) Terbentang dari infundibulum dan ovarium menuju
dinding panggul
ii) Menggantung uterus ke dinding panggul
iii) Antara tuba fallopi dan ovarium terdapat ligamentum
ovarii proprium
(3) Ligamentum kardinale machenrod
i) Dari serviks setinggi osteum uteri internum menuju
panggul
ii) Menghalangi pergerakan uterus ke kanan dan ke kiri
iii) Tempat masuknya pembuluh darah menuju uterus
(4) Ligamentum sacro uterinum
Merupakan penebalan dari ligamentum kardinale machenrod
menuju os sacrum
(5) Ligamentum vesika uterinum
i) Dari uterus menuju ke kandung kemih
ii) Merupakan jaringan ikat yang agak longgar sehingga
dapat mengikuti perkembangan uterus saat hamil dan
persalinan
3) Tuba Fallopi
Tuba fallopi merupakan saluran ovum yang terentang antara
kornu uterine hingga suatu tempat dekat ovarium dan merupakan
jalan ovum mencapai rongga uterus. terletak di tepi atas
ligamentum latum berjalan ke arah lateral mulai dari osteum
tubae internum pada dinding rahim.
Panjang tuba fallopi 12cm diameter 3-8cm. Dinding tuba
terdiri dari tiga lapisan yaitu serosa, muskular, serta mukosa
dengan epitel bersilia. Tuba fallopi terdiri atas :
a) Pars interstitialis (intramularis) terletak di antara otot
rahim mulai dari osteum internum tuba.
b) Pars istmika tubae, bagian tuba yang berada di luar
uterus dan merupakan bagian yang paling sempit.
c) Pars ampuralis tubae, bagian tuba yang paling luas dan
berbentuk “s”.
d) Pars infindibulo tubae, bagian akhir tubae yang memiliki
lumbai yang disebut fimbriae tubae.
2. Anatomi Panggul
a. Tulang Panggul
Pelvis (panggul) tersusun atas empat tulang: sakrum, koksigis, dan
dua tulang inominata yang terbentuk oleh fusi ilium, iskium, dan pubis.
Tulang-tulang inominata bersendi dengan sakrum pada sinkondrosis
sakroiliaka dan bersendi dengan tulang inominata sebelahnya di simfisis
pubis (Cunningham, et al, 2010).
Panggul dibagi menjadi dua regio oleh bidang imajiner yang ditarik
dari promontorium sakrum ke pinggir atas simfisis pubis, yaitu: Panggul
palsu Terletak di atas bidang, berfungsi untuk menyokong intestinum.
Panggul sejati Terletak di bawah bidang, memiliki dua bukaan yaitu:
arpertura pelvis superior (pintu atas panggul) dan arpetura pelvis inferior
(pintu bawah panggul) (Baun, 2005).
Selama proses kelahiran pervaginam, bayi harus dapat melewati
kedua pembukaan panggul sejati ini (Amatsu Therapy Association and
Amatsu Association of Ireland, 2006).
3. Siklus Hormonal
Perubahan sistem endokrin yang terjadi pada masa kehamilan berguna
untuk mempertahankan kehamilan, pertumbuhan dan perkembangan janin,
persiapan tubuh untuk menghadapi persalinan dan nifas.
Perubahan hormon yang terjadi selama kehamilan terutaman
disebabkan oleh produksi estrogen dan progesteron plasenta serta hormon-
hormon lain. Perubahan endokrin yang komplek terjadi selama kehamilan.
Banyak hormon peptida dan steroid, yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin
pada kondisi tak-hamil, justru dihasilkan oleh jaringan intra uterus selama
kehamilan. Apa persisnya pengaruh sumber alternatif tersebut terhadap
konsentrasi hormon sirkulasi, juga aktivitas umpan balik yang mungkin
muncul, belum sepenuhnya dipahami.
Banyak hormon melakukan aksinya secara tidak langsung, yakni
dengan berinteraksi dengan sitokin dan kemokin. Selama kehamilan,
banyak dari substansi tersebut banyak mengalami perubahan produksi dan
aktivitan yang mencolok. Banyak peptida khusus-kehamilan dihasilkan
didalam uterus, namun tidak semua menunjukkan fungsi endokrin yang
jelas. (Sulistyawati, Ari. 2009)
Berikut ini akan dijelaskan tentang perubahan-perubahan hormonal
selama kehamilan.
a. Hormon Estrogen Dan Progesteron
Pada masa kehamilan, terjadi perubahan hormonal yang ditandai
dengan meningkatnya kadar hormon estrogen dan progesteron. Siklus
peningkatan produksi hormon estrogen dan progesteron seringkali
mengubah komposisi mikrobiota biofilm, biologis jaringan gingiva dan
pembuluh darah.
Produksi estrogen plasenta terus naik selama kehamilan dan pada
akhir kehamilan kadarnya kira-kira 100 kali sebelum hamil. Sedangkan
Progesterone di produksi lebih banyak dibanding estrogen. Pada akhir
kehamilan produksinya kira-kira 250 mg/hari. Progesterone
menyebabkan lemak disimpan dalam jaringan subkutan di abdomen,
punggung dan paha atas. Lemak berfungsi sebagai cadangan energy baik
pada masa hamil maupun menyusui. (Indrayani,2011).
b. Pituitary Gonadotropin
FSH dan LH berada dalam keadaan sangat rendah selama
kehamilan, karena ditekan oleh estrogen dan progesteron plasenta.
Estrogen dan progesteron memiliki peran penting yang
mempengaruhi sistem organ termasuk rongga mulut. Reseptor bagi
estrogen dan progesteron dapat ditemukan pada jaringan periodontal.
Maka dari itu, ketidakseimbangan hormonal juga dapat berperan dalam
patogenesis penyakit periodontal. Peningkatan hormon seks steroid
dapat mempengaruhi vaskularisasi gingiva, mikrobiota subgingiva, sel
spesifik periodontal, dan sistem imun lokal selama kehamilan. Beberapa
perubahan klinis dan mikrobiologis pada jaringan periodontal :
1) Peningkatan kerentanan terjadinya gingivitis dan peningkatan
kedalaman saku periodontal.
2) Peningkatan kerentanan terjadinya infeksi
3) Penurunan kemotaksis neutrofil dan penekanan produksi antibodi.
4) Peningkatan sejumlah pathogen periodontal (khususnya
Porphyromonas gingivalis).
5) Peningkatan sintesis PGE2.
c. Cortisol
Seiring dengan bertambahnya usia kehamilan kadar kortisol
meningkat. Fungsi kortisol untuk mempertahankan homeostasis dan
meningkatkan gula darah.
Membantu mobilisasi asam – asam amino dari jaringan ibu sehingga
asam – asam amino ini dapat dipakai untuk sintesis jaringan fetus.
Bersamaan dengan kerja estrogen, menyebabkan kecenderungan wanita
hamil normal untuk mereabsorbsi kelebihan natrium dari tubulus ginjal
ibu dan oleh karena itu, retensi cairan, biasanya akan mengarah ke
hipertensi yang dipicu oleh kehamilan.
d. Aldosteron, Renin dan Angiostensin
Perubahan terpenting pada fungsi jantung terjadi pada 8 minggu
pertama kehamilan. Pada awal minggu kelima curah jantung mengalami
peningkatan yang merupakan fungsi dari penurunan resistensi vaskuler
sistemik serta peningkatan frekuensi denyut jantung. Preload meningkat
sebagai akibat bertambahnya volume plasma yang terjadi pada minggu
ke 10-20.
Sejak pertengahan kehamilan, pembesaran uterus akan menekan
vena cava inferior dan aorta bawah saat ibu berada pada posisi
terlentang. Hal itu akan berdampak pada pengurangan darah balik vena
ke jantung hingga terjadi penurunan preload dan cardiac output yang
kemudian dapat menyebabkan hipotensi arterial.
Selama trimester terakhir, kelanjutan penekanan aorta pada
pembesaran uterus juga akan mengurangi aliran darah uteroplasenta ke
ginjal. Pada posisi terlentang ini akan membuat fungsi ginjal menurun
jika dibandingkan dengan posisi miring.
Setelah minggu ke 15 kehamilan, aldosteron meningkat besar sekali,
menyebabkan retensi natrium dan air. Kadar aldosteron, Renin dan
Angiostensin yang meningkat menyebabkan naiknya volume
intravaskuler.
e. HCG (Human Chorionic Gonadotropin)
Human Chorionic Gonadotropin (HCG) adalah suatu hormon peptide
yang memperpanjang lama kehidupan korpus luteum oleh korion yang
sedang berkembang.
Selama kehamilan LH (Luteinizing Hormone) tidak diproduksi karena
peningkatan kadar progesteron, sehingga sekresi LH tertekan sebagai
akibat umpan balik negative oleh progesteron kadar tinggi. HCG = LH
memiliki fungsi merangsang dan mempertahankan korpus luteum agar
tidak berdegenerasi. Selama kehamilan korpus luteum kehamilan
bertambah besar, semakin banyak menghasilkan estrogen dan
progesteron sekitar 10 minggu sampai plasenta mengambil alih sekresi
hormon – hormon ini (Sherwood, 2001).
Sekresi HCG meningkat dengan cepat selama kehamilan awal untuk
menyelamatkan korpus luteum dari kematian, sekresi puncak HCG
terjadi kurang lebih selama 60 hari ( 2 bulan ) setelah periode menstruasi
terakhir. Pada minggu ke 10 kehamilan sekresi HCG menurun dan
dipertahankan selama kehamilan. HCG menurun karena korpus luteum
sudah tidak dibutuhkan untuk menghasilkan hormon – hormon steroid
karena plasenta sudah mulai mengeluarkan estrogen dan progesteron
dalam jumlah yang bermakna. HCG dieleminasi dari tubuh melalui urin,
sehingga keberadaan hormon ini dapat dideteksi sampai bulan pertama
kehamilan / kurang lebih 2 minggu setelah telat menstruasi.
Human Chorionic Gonadotropin (hCG), yang diproduksi oleh
plasenta yang sedang berkembang, memastikan bahwa indung telur
Anda memproduksi estrogen dan progesteron sampai plasenta matang
dan mengambil alih produksi hormon-hormon ini sekitar bulan ketiga
sampai keempat. Tes HCG positif dan kadar HCG meningkat cepat
menjadi 2 kali lipat setiap 48 jam sampai kehamilan 6 minggu.
Perubahan-perubahan hormonal selama kehamilan terutama akibat
produksi estrogen dan progesterone plasenta dan juga hormon-hormon
yang dikeluarkan oleh janin.
Tes kehamilan dilakukan untuk mendeteksi keberadaan HCG. Hasil
tes kurang sensitif pada 4-10 hari setelah terlambat menstruasi atau 3
minggu setelah konsepsi. Sel trofoblast ovum yang baru mengalami
fertilisasi mengeluarkan hormon HCG yang berfungsi mempertahankan
corpus luteum. Corpus luteum menghasilkan lebih banyak hormon
estrogen dan progesteron yang menyebabkan endometrium terus
tumbuh dan menyimpan zat-zat gizi dalam jumlah besar. Kadar HCG
mencapai puncak pada sebelum 16 minggu, dari 18 minggu ke atas
relatif konstan.
f. Tiroid Stimulating Hormon (TSH)
Hormon gonadotrofin korion manusia (HCG) memiliki aktivitas
tirotrofik (mungkin karena subunit-alfanya homolog dengan TSH) dan
produksi TSH maternal dapat ditekan pada trimester pertama kehamilan,
yakni ketika hCG mencapai kadar maksimal. TSH menunjukkan respon
yang lemah terhadap injeksi TRH pada trimester pertama, namun
kemudian respons tersebut kembali normal. Beberapa peneliti
mengungkap keterkaitan hCG atau TSH dengan gejalah mual dan
muntah yang kerap dialami oleh wanita hamil, yang biasanya membaik
setelah trimester pertama. Hiperemesis gravidarum, yang merupakan
gejala mual dan muntah yang ekstrem dan patologis, dapat disebabkan
oleh hipertiroidisme biokimia yang ditandai dengan kadar T4 bebas
yang tinggi dan supresi TSH. Meskipun demikian, secara umum, fungsi
tiroid masih dianggap normal selama sisa periode kehamilan.
Kebutuhan yodium maternal meningakat akibat proses transpor aktif ke
unit fetoplasenta dan karena peningkatan ekskresi yodium di urine.
Penurunan kadar yodium dalam plasma menyebabkan peningkatan
ambilan yodium dalam darah. Jika diet sudah kekurangan yodium,
kelenjar tiroid akan mengalami hipertofi untuk menangkap banyak
yodium. ( Sumber : Holmes, Debbie dan Baker, Phillip N. 2011. Buku
Ajar Ilmu Kebidanan. Jakarta : EGC )
g. HPL (Human Placental Lactogen)
Hormone ini diproduksinya terus naik dan pada saat aterm mencapai
2 gram /hari. Efeknya mirip dengan hormone pertumbuhan.yang juga
bersifat diabetogenik, sehingga kebutuhan insulin wanita hamil naik.
Mulai disekresi pada minggu ke-5 kehamilan meningkat secara
progresi selama kehamilan. Merupakan hormon metabolik umum yang
mempunyai dampak nutrisi spesifik bagi ibu dan fetus (janin).
Fungsi :
1) Membantu perkembangan payudara
2) Sebagai hormon pertumbuhan
3) Menyebabkan penurunan glukosa ibu sehingga menyediakan glukosa
dalam jumlah lebih banyak bagi fetus untuk memenuhi nutrisi fetus
4) Merangsang pelepasan asam lemak bebas dari tempat penyimpanan
lemak pada ibu, jadi memberikan sumber energi pengganti untuk
metabolisme ibu
h. Prolaktin Inhibiting Hormone (PIH)
Mammae akan membesar akibat hormon somatomammotropin,
estrogen, dan progestreon, akan tetapi belum mengeluarkan ASI.
Estrogen menimbulkan hipertrofi sistem saluran sedangkan progesteron
menambah sel – sel asinus pada mammae. Somatomammmoatropin
mempengaruhi pertumbuhan sel-sel asinus pula dan menimbulkan
perubahan pada sel-sel, sehingga terjadi pembuatan kasein, laktalbumin,
laktoglobulin. Dengan demikian, mamma dipersiapkan untuk laktasi.
Dibawah pengaruh progesteron dan somatomammotropin, terbentuk
lemak disekitar kelompok- kelompok alveolus, sehingga mammae
menjadi lebih besar. Papilla mammae akan membesar, lebih tegak, dan
tampak lebih hitam, seperti seluruh aerola mammae karena
hiperpigmentasi. Glandula Montgomery tampak lebih jelas menonjol
dipermukaan aerola mamma. Pada kehamilan 12 minggu keatas dari
puting susu dapat keluar cairan berwarna putih agak jernih, disebut
kolostrum. Kolostrum ini berasal dari kelenjar-kelenjar asinus yang
mulai bersekresi. Sesudah partus, kolostrum ini agak kental dan
warnanya agak kuning.
Meskipun kolostrum telah dapat dikeluarkan, pengeluaran air susu
belum berjalan oleh karena prolaktin ditekan oleh PIH (Prolaktine
inhibiting hormone). Postpartum dengan dilahirkanya plasenta pengaruh
estrogen, progesteron, dan somatomammotropin terhadap hipotalamus
hilang, sehingga prolaktin dapat dikeluarkan dan laktasi terjadi.
Produksinya terus meningkat, sebagai akibat kenaikan sekresi
estrogen. Sekresi air susu sendiri dihambat oleh estrogen ditingkat target
organ. Laktasi meningkat dengan aktivitas pengisapan yang sering sejak
dini, sebab mengisap menstimulasi hipofisis anterior dan posterior untuk
melepaskan oksitosin dan prolaktin, secara berturut-turut. Stres dan rasa
takut mengurangi sintesis dan pelepasan prolaktin sebab kondisi tersebut
meningkatkan sintesis dopamin ( faktor penghambat prolaktin ). Selama
dua atau tiga hari pertama puerperium, prolaktin menyebabkan
pembesaran payudara, karena alveoli terisi penuh oleh susu. Oksitosin
yang dilepaskan dari hipofis posterior menyebabkan kontraksi sel-sel
mioepitelium disekeliling alveoli dan duktus kecil. Kontraksi ini
mengalirkan ASI kedalam duktus yang lebih besar dan reservoir
subareola. Selain itu, oksitosin dapat menghambat pelepasan dopamin,
yang akan meningkatkan keberhasilan proses laktasi. ( Sumber :
Holmes, Debbie dan Baker, Phillip N. 2011. Buku Ajar Ilmu Kebidanan.
Jakarta : EGC)
i. Pankreas
Janin membutuhkan glukosa dalam jumlah yang signifikan untuk
pertumbuhan dan perkembangannya. Untuk memenuhi kebutuhan
pertumbuhan, janin tidak saja menghabiskan simpanan glukosa ibu,
tetapi juga menurunkan kemampuan ibu mensintesis glukosa. Kadar
glukosa darah ibu menurun. Insulin ibu tidak dapat menembus plasenta
untuk sampai ke janin. Akibatnya, pada awal kehamilan pankreas
menurunkan produksi insulinnya.
Seiring dengan peningkatan usia kehamilan, plasenta tumbuh dan
memproduksi hormon HPL, estrogen dan progesteron dalam jumlah
yang lebih besar. Produksi kortisol oleh kelenjar adrenal juga
meningkat. Estrogen, progesteron, HPL dan kortisol secara kolektif
menurunkan kemampuan ibu untuk menggunakan insulin.
Kortisol secara stimultan menstimulasi peningkatan produksi insulin
dan meningkatkan resistensi perifer ibu terhadap insulin (misal: jaringan
tidak dapat menggunakan insulin). Insulinase adalan enzim yang
dibentuk plasenta untuk melemahkan aktifitas insulin ibu. Penurunan
kemampuan ibu untuk mengeluarkan insulinnya sendiri adalah suatu
mekanisme protektif yang menjamin suplai glukosa untuk mencukupi
kebutuhan unit fetoplasental.
Akibatnya, tubuh wanita hamil membutuhkan lebih banyak insulin.
Pankreas dapat memenuhi kebutuhan insulin yang secara kontinu tetap
meningkat sampai usi kehamilan aterm.
j. MSH (Malanophore Stimulating Hormone )
Pada kulit terdapat deposit pigmen dan hiperpigmentasi alat-alat
tertentu. Pigmentasi ini disebabkan pengaruh malanophore stimulating
hormone (MSH) yang meningkat. MSH ini adalah salah satu hormon
yang juga dikeluarkan oleh lobus anterior hipofisis. Kadang-kadang
terdapat deposit pigmen pada dahi, pipi, dan hidung, dikenal sebagai
kloasma gravidum.
Di daerah leher terdapat hiperpigmentasi yang sama, juga aerola
mamma. Linea alba pada kehamilan menjadi hitam, dikenal sebagai
linea grisea. Tidak jarang dijumpai kulit perut seolah-olah retak-retak,
warna berubah agak hiperemik dan kebiru-biruan, disebut striae livide.
Setelah partus, striae livide berubah warna menjadi putih, disebut striae
albikantes. Pada seorang multigravida sering tampak striae livide
bersama striae albikantes.
Diketahui bahwa terjadi peningkatan suatu hormon perangsang
melanosit sejak akhir bulan kedua kehamilan sampai aterm yang
menyebabkan timbulnya pigmentasi pada kulit. Linea nigra adalah
pigmentasi berwarna hitam kecoklatan yang muncul pada garis tengah
kulit abdomen. Bercak kecoklatan kadang muncul di daerah wajah dan
leher membentuk kloasma atau melasma gravidarum (topeng
kehamilan). Aksentuasi pigmen juga muncul pada areola dan kulit
genital. Pigmentasi ini biasanya akan menghilang atau berkurang setelah
melahirkan.
B. Konsepsi
1. Ovum dan Spermatozoa
a. Ovum
Sel telur (ovum) adalah sel reproduksi (gamet) yang dihasilkan oleh
ovarium dari organisme berjenis kelamin betina. Berbeda dengan
hewan (termasuk manusia), tumbuhan betina juga menghasilkan sel telur
yang terlindung oleh bakal biji (ovulum). Sel telur manusia, berbentuk
bulat, berdiameter lebih-kurang 145 µm, dengan jumlah kromosom 23
(haploid / n). Pewarisan sifat (informasi genetik) dari pihak
wanita,terdapat dalam sel telur ini.Sel telur manusia, tidak dapat
diperbaharui. (Rukiyah, 2011).
Pertumbuhan embrional oogonium yang kelak menjadi ovum terjadi di
genetalia ridge.
Urutan pembuahan ovum ( oogenesis ) :
1) Oogonia
2) Oosit pertama ( Primary Oocyte)
3) Primary ovarianfillicel
4) Liquorfolliculi
5) Pematangan pertamaovum
6) Pematangan kedua ovum pada waktu sperma mebuahi telur
b. Spermatogenesis
Secara embrional,spermatogonium berasal dari sel primitive
tubilustestis. Setelah bayi laki–laki lahir, jumlah spematogenium yang
ada tidak mengalami perubahan sampai masa akil baliq. Pada masa
pubertas, dibawah pengaruh sel – sel interstisial leydig, sel – sel
spermatogenium ini mulai aktif mengadakan mitosis dan terjadilah
spermatogenesis. Urutan pertumbuhan sperma ( spermatogenesis ):
1) Spermatogenium, membelah dua
2) Spermatosid pertama, membelah dua
3) Spermatosid kedua, membelah dua
4) Spermatid, kemudian tumbuhmenjadi
5) Spermatozoon ( sperma)
3. Faktor – Faktor yang mempengaruhi konsepsi:
a. Infertilitas pada wanita
Untuk menjadi hamil, wanita perlu memiliki siklus ovulasi yang teratur,
ovumnya harus normal dan tidakboleh ada hambatan dalam jalur lintasan
sperma atau amplantasi ovum yang sudah di buahi. Oleh karena itu,
penyebeb infertilitas pada wanita, yang dapat disebabkan oleh faktor,
psikologis, atau kombinasi keduanya, dapat dibagi menjadi masalah
ovulasi atau hambatan atau abnormalitas dalam saluran reproduksi.
b. Masalah ovulasi
Masalah ovulasi dapat disebabkan oleh difungsi hipotalamus, kelenjar
hipofisis, atau kelenjar tyroid ( karena peningkatan kadar prolaktin dapat
disebabkan baik oleh masalah kelenjar hipofisis ataupun kelenjar tyroid
). Dari perspektif psikologi, terdapat juga suatu kolerasi antara
hiperprolaktinemia dan tingginya tingkat stress ( diantara pasangan
yangn mendatangi klinik infertilitas ), walaupun efek stress pada
fertilisasi memerlukan penelitian lebih lanjut. Penyakit sistematik, yang
meliputi DM, penyakit gagal ginjal yang mempengaruhi fungsi endokrin
dapat juga menggangu siklus normal.
Karena ovulasi normal berlangsung dibawah kendali hormone, gangguan
tertentu dalam system endokrin dapat mempengaruhi fertilisasi. Dengan
menelusuri kembali peristiwa – peristiwa yang menyebabkan ovulasi,
area – area yangn terkait dengan sistem endokrin menjadi jelas. Pertama
hipotalamus perlu melepaskan faktor pelepasan gonadotropin yang
bekerja pada kelenjar hipofisis, menyebabkan pelepasan FSH dan LH.
FSH menstimulasi sebuah folikel menjadi matang dan menyebabkan
produksi estrogen, sedangkan LH menstimulasi pelepasan ovum dan
produksi progesterone. Produksi estrogen dan progesterone juga
dipengaruhi oleh kadar prolaktine yang bersikulasi dari kelenjar
hipofisis. (Wylie, 2010).
2. Fertilisasi Dan Implantasi
a. Fertilisasi
Ovum yang dilepas oleh ovarium disapu oleh mikrofilamen-
mikrofilamen fimbria infundibulum tuba ke arah ostium tuba
abdominalis, dan disalurkan terus ke arah medial. Jutaan spermatozoa
ditumpahkan di forniks vagina dan di sekitar porsio pada waktu koitus.
Hanya beberapa ratus ribu spermatozoa yang dapat terus ke kavum uteri
dab tuba, dan hanya beberapa ratus yang dapat sampai ke bagian
ammpula tuba dimana spermatozoa dapat memasuki ovum yang telah
siap untuk dibuahi. Hanya satu spermatozoa yang mempunyai
kemampuan untuk membuahi. Pada spermatozoa ditemukan
peningkataan konsentrasi DNA di nukleusnya, dan kaputnya lebih
mudah menembus dinding ovum oleh karena diduga dapat melepaskan
hialuronidase.
Fertilisasi (pembuahan) adalah penyatuan ovum (oosit sekunder)
dan spermatozoa yang biasanya berlangsung di ampula tuba. Fertilisasi
neliputi penetrasi spermatozoa ke dalam ovum, fusi spermatozoa dan
ovum. Diakhiri dengn fusi materi genetik. Hanya satu spermatozoa
yang telah mengalami proses kapasitasi mampu melakukan penetrasi
membran sel ovum. Untuk mencapai ovum, sel spermatozoa harus
melalui korona radiata yaitu dua lapisan yang menutupi dan encegah
ovum mengalami fertilisasi lebih dari satu seprmatozoa. Suatu molekul
komplemen khusus di permukaan kepala spermatozoa kemudian
mengikat ZP3 glikoprotein di zona pelusida. Pengikatan ini memicu
aakrosom melepaskan enzim yang membantu spermatozoa menembus
zona pelusida.
Pada saat spermatozoa menembus zona pelusida terjadi reaksi
korteks ovum. Granula korteks di dalam ovum (oosit sekunder) berfusi
dengan membran plasma sel, sehingga enzim di dalam granula-granula
dikeluarkan secara eksositosis ke zona pelusida. Hal ini menyebabkan
glikoprotein di zona pelusida berkaitan satu sama lain membentuk suatu
materi yang keras dan tidak dapat ditembus oleh spermatozoa. Poses ini
mencegah ovum dibuahi lebih dari satu sperma.
Spermatozoa yang telah masuk ke vitelus kehilangan membran
nukleusnya; yang tinggal hanya pronukleusnya, sedangkan ekor
spermatozoa dan mitokondrianya berdegenerasi. Itulah sebabnya
seluruh mtokondria pada manusia berasal dari Ibu. Masuknya
spermatozoa ke dalam vitelus membangkitkan nukleus ovum yang
masih dalam metafase untuk proses pembelahan selanjutnya
(pemelahan meiosis kedua). Sesudah anafase keudian timbul telofase ,
dan benda kutub kedua menuju ke ruang perivitelina. Ovum sekarang
hanya mempunyai pronukleus yang haploid. Pronukleus spermatozoa
juga telaah mengandung jumlah kromosom yang haploid.
Kedua prronukleus saling menekati dan bersatu membentuk zigot
yang terdiri atas bahan genetik dari perempuan dan laki-laki. Pada
manusii terdapat 46 kromosom, ialah 44 kromosom autosom dan 2
kromosom kelamin pada seoang laki-laki satu X dab satu Y. Sesudah
pembelahan kematangan, maka ovum matang mempunyai 22
kromosom autosom dan 1 kromosom X atau 22 kromosom autosom dan
spermatozoa mempunyai 22 kromosom autosom serta 1 kromosom Y.
Zigot sebagai hasil pembuahan yang memiliki 44 kromosom autosom
serta 1 kromosom X dan 1 kromosom Y akan tumbuh sebagai janin
laki-laki. Sedangkan yang memiliki 44 kromosom autosom serta 2
kromosom X akan tumbuh sebagai janin perempuan.
Dalam beberapa jam setelah pembuahan terjadi, mulailah
pembelahan zigot. Hal ini dapat berlangsung oleh karena sitoplasma
ovum mengandung banyak asam amino dan enzim. Setelah pembelahan
ini terjadi, pembelahan-pembelahan selanjutnya berjalan dengan
lancaar dan dalam 3 hari sudah terbentuk suatu kelompok sel yang sama
besarnya. Hasil konsepsi beradda dalam stadium morula. Energi untuk
pembelahan ini diperoleh dari vitelus, hingga volume vitelus makin
berkurang dan terisi seluruhnya oleh morula. Dengan demikian, zona
pelusida tetap utuh atau dengan kata lain besarnya hasil konsepsi tetap
sama. Dalam ukuran yang sama ini hasil konsepsi disalurkan terus ke
pars ismik dan pars interstisialis tuba (bagian-bagian tuba yang sempit)
dn terus disalurkan ke arah kavum uteri oleh arus serta getaran silia
pada permukaan sel-sel tuba dan kontraksi tuba.
b. Implantasi / Nidasi
a. Pertumbuhan Janin
1) Perkembangan Awal Embrio
Segera setelah fertilasim, zigot yang dihasilkan mulai
mengalami pembelahan sel mitosis, yang disebut pembelahan atau
cleavage. Melalui serangkaian tahapan, massa sel yang membelah
disebut morula. Setelah mengalami reorganisasi sel dan cairan yang
masuk kedalam sel, morula menjadi blastosit. Blastosit inilah yang
tertahan pada lapisan uterus. Saat proses implantasi berakhir pada
hari ke-10 atau ke-11 setelah fertilasi, periode embrionik telah
dimulai.
2) Perkembangan Embrio Lebih Lanjut
a) 14 hari pertama. Blastula diberi makan oleh sitiplasmanya
sendiri. Pembuluh darah primitive untuk embrio mulai
berkembang pada mesoderm.
b) Hari ke 14-28. Pembuluh darah embrio berhubungan dengan
pembuluh darah pada villi chorion plasenta primitive. Sirkulasi
embrio/maternal dengan demikian telah terbentuk dan darah
dapat beredar.
Perkembangan yang terjadi pada janin;
(1) Kepala embrio dapat dibedakan dari badannya.
(2) Tunas-tunas tungkai dan lengan telah tampak.
(3) Terjadi sikap fleksi yang terjadi secara perlahan.
(4) System utama didalam tubuh telah ada dalam bentuk
rudimenter.
(5) Jantung menonjol dari tubuh dan mulai berdenyut.
c) Hari ke 28-42. Panjang embrio kira-kira 12 mm pada akhir
minggu ke enam.
Perkembangan janin;
(1) Dengan mulai memanjang dan tangan mendapatkan
bentuknya.
(2) Timbul mata dan telinga rudimenter.
(3) Telinga tampak, tetapi terletak lebih rendah.
(4) Gerakan pertama dapat dideteksi dengan ultrasound mulai
dari munggu ke enam.
d) Minggu ke 8. Menandai akhir dari masa embrio.
b. Perkembangan Fetus
1. Minggu ke 8-10
Perkembangan janin :
a) Kepala mempunyai ukuran kira-kira sama dengan tubuh.
b) Lebeh lebih panjang sehingga dagu tidak menyentuh tubuh.
c) Pusat-pusat penulangan/osifikasi muncul pada tulang
rawan/kartilago.
d) Terbentuk kelopak mata, tetapi tetap menutup sampai minggu le-
25 usus mengalami penonjolan/herniasi kedalam Funiculus
umbilicalis karena tidak tersedia cukup ruang di dalam perut.
e) Insersi funiculus umbilicalis, sangat rendah pada abdomen.
Apabila perut ibu diraba terlalu keras maka fetus akan bergerak
menjauh.
2. Minggu ke 12
Perkembangan janin :
a) Panjang tubuh kira-kira 9 cm dan berat 14 gram.
b) Sirkulasi fetal telah berfungsi secara penuh.
c) Traktus renalis mulai berfungsi.
d) Terdapat reflex menghisap dan menelan.
e) Genitalia eksterna telah tampak dan dapat di tetapkan jenis
kelaminnya.
3. Minggu ke 12-16
Perkembangan janin :
a) Panjang badan kira-kira 16 cm pada akhir.
b) Minggu ke-16 dengan berat 100 gram.
c) Kulit sangat tembus pandang/transparan sehingga vasa darah
dapat terlihat.
d) Deposit (timbunan) lemak subkutan terjadi menjelang minggu
ke-16.
e) Rambut mulai tumbuh pada kepala dan lanugo (bulu halus)
mulai tumbuh pada tubuh.
f) Tungkai lebih panjang daripada lengan.
4. Minggu ke 16-20
Perkembangan janin;
a) Kecepatan pertumbuhan mulai berkurang.
b) Kepala sekarang tegak dan merupakan separuh panjang badan.
c) Gambaran wajah telah nyata, dengan telinga yang terletak pada
tempatnya yang normal.
d) Kelopak mata, alis mata dan kuku telah tumbuh dengan
sempurna.
e) Tungkai mempunyai proporsi relative yang baik terhadap tubuh.
f) Skeleton terlihat pada pemeriksaan sinar-x (walaupun sinar-x
tidak digunakan untuk keperluaan diagnosis).
g) Kelenjar minyak telah aktif dan vernix caseosa (zat seperti salep)
akan melapisi tubuh fetus/janin.
h) Gerakan fetus dapat dirasakan oleh ibu setelah kehamilan
minggu ke-18.
i) Jantung fetus dapat didengar dengan stetoskop setelah minggu
ke-20.
j) Traktus renalis mulai berfungsi, dan sebanyak 7-17 ml urine
dikeluarkan setiap 24 jam.
5. Minggu ke 20-24
Perkembangan janin :
a) Kulit sangat berkeriput karena terdapat terlalu sedikit lemak
subkutan.
b) Lanugo menjadi lebih gelap dan verniks caseosa meningkat.
c) Dari minggu ke-24 dan seterusnya, fetus akan menyepak dalam
merespon rangsangan (stimulus) misalnya bising yang keras dari
luar.
d) Bayi tampat tenang apabila ibu mendengerkan musik yang
tenang dan merdu.
e) Semua organ telah tumbuh.
f) Pemberian sakarin (gula) kedalam cairan ketuban
memperlihatkan adanya kecepatan menelan dua kali lebih besar.
6. Minggu ke 24-28
Perkembangan janin :
a) Mata terbuka, alis dan bulu mata telah berkembang dengan baik.
b) Rambut menutupi kepala.
c) Lebih banyak deposit lemak subkutan yang menyebabkan
kerutan kulir berkurang.
d) Testes mengalami penurunan dari abdomen ke dalam skrotum
pada minggu ke-28.
e) Fetus yang lahir pada akhir masa ini mempunyai angka kematian
atau mortalitas yang tinggi karena gangguan pernapasan atau
respirasi.
7. Minggu ke 28-32
Perkembangan janin :
a) Lanugo mulai berkurang.
b) Tubuh mulai lebih membulat karena lemak disimpan disana.
c) Testis terus menurun.
8. Minggu ke 32-36
Perkembangan Janin :
a) Lanugo sebagian besar telat terlepas atau rontok tetapi kulit
masih tertutup oleh vernix caseosa.
b) Testis fetus laki-laki terdapat didalam skrotum pada minggu ke
36.
c) Ovarium perempuan masih berada di sekitar cavitas pelvic.
d) Kuku jari tangan dan kaki mencapai ujung jari.
e) Umbilicus sekarang terletak lebih dipusat abdomen.
9. Minggu ke 36-40
Perkembangan Janin :
a) Penulangan atau osifikasi tulang tengkorak masih belum
sempurna. Tetapi keadaan ini merupakan keuntungan dan
memudahkan lewatnya fetus melalui jalan lahir.
b) Gerakan pernafasan fetus dapat di identifikasi pada pemindaian
ultrasound. Sekarang terdapat cukup jaringan lemak subkutan,
dan fetus mendapat tambahan berat badan hampir 1 kg pada
minggu tersebut.
2. Struktur dan fungsi amnion
a. Struktur amnion
Amnion (air ketuban) merupakan elemen dari kehamilan
yang sangat penting untuk diketahui. Air ketuban ini dapat dijadikan
acuan dalam menentukan diagnosa kehamilan dan kesejahteraan
janin. Ukuran cavitas amniotica yang makin meningkat, sebagian
disebabkan oleh fetus yang berkembang dan sebagian oleh adanya
cairan yang timbul mulai kehamilan 4 minggu.
Cairan amnion ini terutam berasal dari sel-sel membrane
amnion, yaitu ectoderm. Urine fetus ditemukan dalam cairan amnion
sejak minggu ke-4 dan urine ini terutama terdiri atas air karena
produk limbah diekskresikan lewat system sirkulasi fetal-maternal.
Setelah 20 minggu, cairan dari paru-paru fetus juga masuk ke dalam
cairan amnion. Terkadang cairan ini disebut liquor amnii, yaitu
cairan jernih berwarna seperti jerami dengan reaksi alkalis sehingga
dapat dibedakan dari urine ibu setelah pecahya membrane.
Komposisi; 99% air dan 1% zat-zat padat, yang meliputi;
protein, lemak, urea, asam urat, karbohidrat, garam mineral, enzim-
enzim, hormone plasenta, pigmen empedu, verniks kaseosa, lanugo
dan sel-sel fetus yang mengelupas.
b. Fungsi Amnion ( Cairan Ketuban)
1) Cairan amnion atau air ketuban berfungsi saat hamil :
a) Melindungi fetus terhadap trauma dari luar
b) Memungkinkan fetus bergerak dengan bebas
c) Memungkinkan anggota badan fetus berkembang dan
bergerak tanpa saling menekan satu sama lain tanpa tertekan
oleh badan fetus atau dinding uterus.
d) Menyeimbangkan tekanan intrauteri dan bekerja sebagai
peredam goncangan (shock absorber)
e) Menstabilkan suhu intrauteri
2) Pada persalinan, asalkan kantong cairan tersebut tetap utuh
sampai persalinan telah maju, maka cairan amnion :
a) Bekerja sebagai bantalan untuk melindungi kepala fetus
terhadap tekanan
b) Mempertahankan lingkungan fetus tetap steril
c) Bekerja sebagai baji (wedge) untuk membantu dilatasi serviks
d) Mengurangi efek kontraksi uterus terhadap peredaran darah
plasenta
e) Menyediakan douche (siraman) steril bagi jalan lahir tepat
sebelum kelahiran pada saat saccus amnionticus pecah.
3. Struktur, Fungsi dan Sirkulasi Tali Pusat
Tali pusat merupakan bagian janin yang sangat penting untuk
kelangsungan hidup janin, meskipun tidak menutup kemungkinan juga
tali pusat dapat menyebabkan penyulit persalinan, misalnya pada kasus
lilitan tali pusat.
a. Struktur tali pusat
1) Terdiri atas 2 arteri umbilikalis dan 1 vena umbilikalis.
2) Bagian luar tali pusat berasal dari lapisan amnion.
3) Di dalamnya terdapat jaringan lembek, yang dinamakan selai
Warthon. Selai Warthon berfungsi melindungi 2 arteri dan 1 vena
umbilikalis yang berda dalam tali pusat.
4) Panjang rata – rata 50 cm.
b. Fungsi tali pusat
1) Media transportasi nutrisi dan oksigen dari plasenta ke tubuh
janin.
2) Media transportasi untuk pengeluaran sisa metabolisme janin ke
tubuh inu.
3) Media tranportasi zat antibodi dari ibu ke janin.
c. Sirkulasi tali pusat
Kedua arteri dan satu vena yang berda dalam tali pusat
menghubungkan sistem kardiovaskuler janin dengan plasenta.
Gambar 2. sirkulasi tali pusat
Kelainan insersi:
a) Insersi lateral : insersi pada pinggir plasenta
b) Insersi battledore : insersi pada tepi plasenta
c) Insersi velamentosa : insersi pada membrane plaasenta
PENUTUP
A. Kesimpulan
Anatomi organ reproduksi wanita, bidan dapat memahami aspek-
aspek klinis pada saat seorang wanita hamil, bersalin maupun nifas. Sebagai
contoh, dalam masa kehamilan timbul perubahan –perubahan pada alat
kandungan yang harus, dalam masa persalinan terdapat perubahan-
perubahan pembukaan jalan lahir dan pada masa nifas terjadi adanya proses
yang disebut involusi. Disamping itu, agar bidan mengerti proses fisiologik
(faal normal) atau patologik (faal tidak normal) lahirnya bayi, maka bidan
memerlukan pengetahuan tentang anatomi dan fisiologi sistem reproduksi ini.
B. Saran
Roumali, suryati. 2011. Buku Ajar Asuhan Kebidanan I Konsep Dasar Asuhan
Kehamilan. Yogyakarta : Nuha Medika.
Rukiyah, Y.A dan L Yulianti. 2011. Asuhan Kebidanan 1(Kehamilan).
Jakarta : :TIM.
Studi Kasus:
Ny. D datang ke Bidan Praktik Mandiri megaku telat haid. HPHT : 05-07-2019.
Hasil pemeriksaan TD 120/80 mmHg, pernapasan 24 x/m, suhu 36,6 °C, palpasi 3
jari di bawah pusat. Ibu sudah merasa gerakan janin. Berdasarkan HPHT tersebut
Ny. D ingin mengetahui kapan hari perkiraan lahir dan berapa usia kehamilannya
sekarang.
Pembahasan:
Jika HPHT Ny.D tanggal 05-07-2019, maka HPLnya adalah:
05 – 07 – 2019
+7 (-03) +1
12 – 04 – 2020
Dan usia kehamilan Ny.D adalah :
HPHT 05 – 04 – 2019
TP 03 – 09 – 2019
Hasil adalah maka usia kandungan Ny. D adalah 20 minggu 2 Hari.
Berdasarkan pemeriksaan di atas untuk mengetahui usia kehamilan
berdasarkan tinggi fundus uteri. Dimana dapat diperoleh dari hasil pemeriksaan
palpasi 3 jari di bawah pusat sesuai dengan perikiraan usia kehamilan berdasarkan
tinggi fundus uteri.
Tinggi fundus uteri Umur kehamilan
1/3 di atas simfisis atau 3 jari di atas 12 minggu
simfisi
½ simfisi – pusat 16 minggu
2/3 di atas simfisis atau 3 jari di bawah 20 minggu
pusat
Setinggi pusat 24 minggu
1/3 di atas pusat atau 3 jari di atas pusat 28 minggu
½ pusat – proccesus xypoideus 32 minggu
Setinggi proccesus xypoideus 36 minggu
Dua jari (4 cm) di bawah PX 40 minggu
Berdasarkan hasil pengkajian bahwa ibu saat ini sudah merasakan gerakan
janin sesuai dengan perkembangan fetus minggu ke 16-20.
k) Kecepatan pertumbuhan mulai berkurang.
l) Kepala sekarang tegak dan merupakan separuh panjang badan.
m) Gambaran wajah telah nyata, dengan telinga yang terletak pada tempatnya
yang normal.
n) Kelopak mata, alis mata dan kuku telah tumbuh dengan sempurna.
o) Tungkai mempunyai proporsi relative yang baik terhadap tubuh.
p) Skeleton terlihat pada pemeriksaan sinar-x (walaupun sinar-x tidak digunakan
untuk keperluaan diagnosis).
q) Kelenjar minyak telah aktif dan vernix caseosa (zat seperti salep) akan
melapisi tubuh fetus/janin.
r) Gerakan fetus dapat dirasakan oleh ibu setelah kehamilan minggu ke-18.
s) Jantung fetus dapat didengar dengan stetoskop setelah minggu ke-20.
t) Traktus renalis mulai berfungsi, dan sebanyak 7-17 ml urine dikeluarkan
setiap 24 jam.
MAKALAH PERUBAHAN ANATOMI DAN ADAPTASI
PADA IBU HAMIL TRIMESTER I, II DAN III
Disusun dan diajukan untuk memenuhi Mata Kuliah Asuhan Kebidanan
Kehamilan
Dosen Pembimbing : Herni Kurnia, SST., M.Keb
Disusun oleh :
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Kuasa.
Karena dengan taufik dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini membahas tentang “Perubahan Anatomi dan Adaptasi pada Ibu Hamil
Trimester I, II dan III” merupakan salah satu tugas dari mata kuliah Asuhan
Kebidanan Kehamilan.
Dalam penulisan makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran dari semua pembaca. Akhir kata mudah - mudahan
makalah yang sangat sederhana ini akan bermanfaat bagi penulis dan pembaca
dimasa yang akan datang.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ........................................................................................... i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah.........................................................................1
1.2 Tujuan ....................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................2
A. Perubahan Anatomi dan Adaptasi pada Ibu Hamil Trimester I, II dan III ..........2
1 Sistem Reproduksi.....................................................................................2
2 Payudara ....................................................................................................6
3 Sistem Endokrin ........................................................................................7
4 Sistem Kekebalan ....................................................................................10
5 Sistem Perkemihan ..................................................................................10
6 Sistem Pencernaan ...................................................................................11
7 Sistem Muskuloskeletal...........................................................................12
8 Sistem Kardiovaskuler ............................................................................13
9 Sistem Integumen ....................................................................................14
10 Metabolisme ..........................................................................................15
11 Berat badan dan Indeks Massa Tubuh (IMT) ........................................16
12 Darah dan Pembekuan Darah ................................................................18
13 Sistem Pernafasan .................................................................................19
14 Sistem Persyarafan ................................................................................20
15 Evidence Based .....................................................................................22
BAB III PENUTUP ..............................................................................................28
3.1 Kesimpulan ..........................................................................................28
3.2 Saran .....................................................................................................28
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
3) Ovarium
Proses ovulasi pada ovarium akan terhenti selama kehamilan.
Pematangan folikel baru juga ditunda. Tetapi pada awal kehamilan, masih
terdapat satu corpus luteum gravidarum yang menghasilkan hormon
estrogen dan progesteron. Folikel ini akan berfungsi maksimal selama 6-7
minggu, kemudian mengecil setelah plasenta terbentuk. (Pantikawati, Ika
2012)
4) Serviks Uteri
Serviks uteri dalam kehamilan juga mengalami perubahan karena
hormon estrogen. Jika korpus uteri lebih banyak mengandung jaringan otot,
maka serviks lebih banyak mengandung jaringan ikat, hanya 10% jaringan
otot.jaringan ikat pada serviks ini banyak mengandung kolagen. Akibat
kadar estrogen meningkat dan dengan adanya hipervaskularisasi serta
meningkatnya suplai darah maka konsistensi serviks menjadi lunak yang
disebut tanda Goodell. (Pantikawati, Ika 2012)
b. Trimester II
1) Uterus
Pada kehamilan 16 minggu cavum uteri sama sekali diisi oleh ruang
amnion yang berisi janin dan ismus menjadi bagian korpus uteri. Bentuk
uterus berbentuk buat dan berangsur-angsur berbentuk lonjong seperti telur,
ukurannya sebesar kepala bayi atau tinju orang dewasa. (Pantikawati, Ika
2012)
16 minggu : pertengahan symfisis-pusat
20 minggu : 2 jari dibawah pusat
24 minggu : sepusat
2) Vulva dan Vagina
Hormon estrogen dan progesteron terus meningkat dan terjadi
hipervaskularisasi mengakibatkan pembuluh-pembuluh darah alat genetalia
membesar. Peningkatan sensivitas ini dapat meningkatkan keinginan dan
bangkitan seksual, khususnya selama trimester dua kehamilan. Peningkatan
kongesti yang berat ditambah relaksasi dinding pembuluh darah dan uterus
dapat menyebabkan timbulnya edema dan varises vulva. Edema dan varises
ini biasanya membaik selama periode pasca partum. (Pantikawati, Ika 2012)
3) Ovarium
Pada permulaan kehamilan masih terdapat korpus luteum graviditas
sampai terbentuknya plasenta pada kira-kira kehamilan 16 minggu. Korpus
luteum graviditas berdiameter kira-kira 3 cm. Kemudian mengecil setelah
plasenta terbentuk. Seperti telah dikemukakan, korpus luteum ini
mengeluarkan hormon estrogen dan progesteron. Lambat laun fungsi ini
diambil oleh plasenta. (Prawirohardjo, S. 2014)
4) Serviks Uteri
Konsistensi serviks menjadi lunak dan kelenjar-kelenjar di serviks akan
berfungsi lebih dan akan mengeluarkan sekresi lebih banyak.
(Prawirohardjo, S. 2014)
c. Trimester III
1) Uterus
Istsmus uteri akan berkembang menjadi segmen bawah uterus pada
trimester akhir. Otot-otot uterus bagian atas akan berkontraksi sehingga
segmen bawah uterus akan melebar dan menipis, hal itu terjadi pada masa-
masa akhir kehamilan menjelang persalinan. Batas antara segmen atas yang
tebal dan segmen bawah yang tipis disebut lingkaran retraksi fisiologis
dinding uterus, diatas lingkaran ini jauh lebih tebal daripada dinding SBR.
(Pantikawati, Ika 2012)
28 minggu : 2 jari diatas pusat
32 minggu : pertengahan pusat-prosesus xifoideus
36 minggu : 1-2 jari dibawah prosesus xifoideus
40 minggu : 3 jari dibawah prosesus xifoideus
Perubahan istmus sesuai dengan perkembangan uterus
1) Estrogen
Produksi estrogen plasenta terus naik selama kehamilan dan pada
akhir kehamilan kadarnya kira-kira 100 kali sebelum hamil. Estrogen
merupakan faktor yang mempengaruhi pertumbuhan fetus, pertumbuhan
payudara, retensi air dan natrium, pelepasan hormon hipofise.
2) Progesteron
Produksi progesteron bahkan lebih banyak dibandingkan estrogen.
Progesteron menyebabkan lemak disimpan dijaringan subkutan di
abdomen, punggung dan paha atas. Lemak disimpan sebagai cadangan
energi baik pada masa hamil maupun menyusui. Progesteron
mempengaruhi tubuh ibu melalui relaksasi otot polos, relaksasi jaringan
ikat, kenaikan suhu, pengembangan duktus laktiferus dan alveoli,
perubahan sekretorik dalam payudara.
3) Human Chorionic Gonadotropin (HCG)
Hormon ini dapat terdeteksi beberapa hari setelah perubahan dan
merupakan dasar tes kehamilan, puncak sekresinya terjadi kurang lebih
60 hari setelah konsepsi. Fungsi utamanya adalah mempertahankan
korpus luteum. Adanya hormon HCG menunjukkan pada pemeriksaan
urine hasilnya positif.
4) Human Placental Lactogen (HPL)
Hormon ini diprosuksinya terus naik dan pada saat aterm mencapai 2
gram/hari. Efeknya mirip dengan hormone pertumbuhan. Ia juga bersifat
diabetogenik, sehingga kebutuhan insulin pada wanita hamil naik.
5) Pituitary Gonadotropin
FSH dan LH berada dalam keadaan sangat rendah selama kehamilan
karena ditekan oleh estrogen dan progesteron plasenta.
6) Prolaktin
Produksinya terus meningkat, sebagai akibat kenaikan sekresi
estrogen. Sekresi air susu sendiri dihambat oleh estrogen ditingkat target
organ.
7) Hipofisis
Terjadi penekanan kadar FSH dan LH maternal selama kehamilan,
namun kadar prolaktin meningkat.
8) Tiroksin
Kelenjar tiroid mengalami hipertropi dan produksi T4 meningkat.
Tetapi T4 relatif tetap, karena thyroid binding globulin meningkat,
sebagai akibat tingginya sistem estrogen, dan juga merupakan akibat
hyperplasia jaringan glandulardan peningkatan vaskularisasi. Tiroksin
mengatur metabolisme.
9) Aldosteron, Renin, dan Angiostensin
Hormon ini naik, yang menyebabkan naiknya volume intravaskuler.
Hampir semuanya dihasilkan oleh kelenjar adrenal ibu. Terjadi
peningkatan selama kehamilan berperan dalam mendukung retensi
natrium dan air.
10) Insulin
Produksi insulin meningkat sebagai akibat estrogen, progesteron, dan
HPL.
11) Hormon-hormon lainnya
Ureter berdilatasi, perubahan fungsi ginjal selama kehamilan
dipengaruhi oleh hormon maternal dan plasenta termasuk
Adenocortricotrofik Hormonal (ACTH), ACH (Anti Diuretic Hormon),
aldosteron, kortisol, HCS (Human Chorionic Somatrotopin), dan hormon
tiroid.
b. Trimester II
Adanya peningkatan kadar hormon estrogen dan progesteron serta
terhambatnya pembentukan FSH dan LH. Ovum tidak terbentuk tetapi
estrogen dan progesteron yang terbentuk. Ovulasi akan terjadi peningkatan
sampai kadar relatif rendah. (Pantikawati, Ika 2012)
Sekresi hipofisis, kelenjar hipofisis anterior membesar sedikitnya 50%
selama kehamilan dan meningkat kortikotropin, tirotropin, dan prolaktin.
Sekresi kortikosteroid, meningkat selama kehamilan untuk membantu
mobilisasi asam amino dari jaringan ibu sehingga dapat dipakai untuk
sintesis jaringan janin. (Pantikawati, Ika 2012)
Sekresi kelenjar tiroid, membesar sekitar 50% dan meningkat produksi
tiroksin yang sesuai dengan pembesaran tersebut. (Pantikawati, Ika 2012)
c. Trimester III
Hormon somatomamotropin, esterogen, dan progesteron merangsang
mammae semakin membesar dan meregang untuk persiapan laktasi.
(Pantikawati, Ika 2012)
4. Sistem Kekebalan
Peningkatan PH sekresi vagina wanita hamil membuat wanita tersebut
lebih rentan terhadap infeksi vagina. Sistem pertahanan tubuh ibu selama
kehamilan akan tetap utuh, kadar imunoglobulin dalam kehamilan tidak
berubah. Imunoglobulin G atau IgG merupakan komponen utama dari
imunoglobulin janin di dalam uterus dan neonatal dini. IgG merupakan satu-
satunya imunoglobulin yang dapat menembus plasenta sehingga immunitas
pasif akan diperoleh oleh bayi. Kekebalan ini dapat melindungi bayi dari
infeksi selanjutnya. (Pantikawati,Ika 2012).
5. Sistem Perkemihan
a. Trimester I
Pada bulan-bulan awal kehamilan, vesika urinaria tertekan oleh uterus
sehingga sering timbul keinginan berkemih. Hal itu menghilang seiring usia
kehamilan karena uterus yang telah membesar keluar dari rongga pelvis dan
naik ke abdomen.Ukuran ginjal sedikit bertambah besar selama kehamilan.
Lajufiltrasi glomerulus(GFR) dan aliran plasma ginjal (RPF) meningkat
pada awal kehamilan (Prawirohardjo, S. 2014).
b. Trimester II
Uterus yang membesar mulai keluar dari rongga pelvis sehingga
penekanan pada vesica urinaria pun berkurang. Selain itu, adanya
peningkatan vaskularisasi dari vesica urinaria menyebabkan hiperemia
pada kandung kemih dan uretra. Peningkatan vaskularisasi ini membuat
mudah berdarah bila terluka dan mukosa kandung kemih dapat menurun.
Hal ini memungkinkan distensi kandung kemih sampai sekitar 1500 cc.
(Mochtar Rustam, 2015).
c. Trimester III
Pada akhir kehamilan, kepala janin mulai turun kepintu atas
panggul menyebabkan penekanan uterus pada vesica urinaria. Keluhan
sering berkemih pun dapat muncul kembali. Pada kehamilan tahap lanjut,
pelvis ginjal kanan dan ureter lebih berdilatasi daripada pelvis kiri akibat
pergeseran uterus yang berat ke kanan akibat terdapat kolon rektosigmoid
disebelah kiri. Perubahan ini membuat pelvis dan ureter mampu
menampung urin dalam volume yang lebih besar dan juga dapat
memperlancar laju aliran urine. Selain itu, Pada ekskresi akan dijumpai
kadar asam amino dan vitamin yang larut air lebih banyak. (Prawirohardjo,
S. 2014).
6. Sistem Pencernaan
a. Trimester I
Timbulnya rasa tidak enak di ulu hati disebabkan karena perubahan
posisi lambung dan aliran asam lambung ke esophagus bagian bawah.
Produksi asam lambung menurun. Sering terjadi nausea dan muntah karena
pengaruh human Chorionic Gonadotropin (HCG), tonus otot-otot traktus
digestivus juga berkurang. Saliva atau pengeluaran air liur berlebihan dari
biasa. Pada beberapa wanita ditemukan adanya ngidam makanan yang
mungkin berkaitan dengan persepsi individu wanita tersebut mengenai apa
yang bisa mengurangi rasa mual (Cunningham, 2006).
Menurut penelitian Kundarti dkk (2013) bahwa mual muntah dapat
dikurangi dengan minum jahe sesuai dengan penelitian ini. Hasil penelitian
ini menunjukan bahwa terjadi penurunan yang cukup terhadap derajat mual
muntah pada kelompok eksperimen. Jahe bisa memperbaiki sistem
pencernaan pada ibu hamil sehingga bisa mengurangi mual muntah pada ibu
hamil. Faktor lain yang bisa mempengaruhi hasil penelitian ini sehingga
bisa mengurangi mual muntah ibu yakni dari jenis makanan yang
dikonsumsi ibu. Salah satu responden pada kelompok yang diberi jahe
didapatkan terjadi peningkatan mual muntah karena ibu sering
mengkonsumsi makanan berminyak. Meskipun ibu mengkonsumsi jahe
tetapi jika faktor pemicu mual muntah ibu tidak dihindari maka tetap akan
terjadi peningkatan mual muntah.
Menurut penelitian Putri dkk (2017) mengatakan bahwa Hasil penelitian
ini dapat disimpulkan bahwa baik secara klinis maupun statistik, minuman
jahe hangat memberikan pengaruh terhadap penurunan frekuensi mual
muntah pada ibu hamil trimester pertama. Jahe dapat mencegah mual dan
muntah karena jahe mampu menjadi penghalang serotinin, sebuah senyawa
kimia yang dapat menyebabkan perut berkontraksi, sehingga timbul rasa
mual. Penelitian lain menunjukkan hasil bahwa jahe efektif dalam
mengurangi mual dan muntah selama kehamilan trimester I. Yang
dibuktikan dengan hasil uji hipotesis adanya penurunan rata- rata penurunan
mual dan muntah sebelum diberikan intervensi sebesar 3,87 dan setelah
diberikan intervensi 2,78 p-value 0,014 (< α = 0,05)
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Yantina dkk (2016) Peppermint
mempunyai khasiat untuk mengatasi mual dan muntah pada ibu hamil, hal
ini dikarenakan kandungan menthol (50%) dan methone (10-30%) yang
tinggi. Selain itu Peppermint telah lama dikenal memberi efek karminatif
dan antispsamodik, yang secara khusus bekerja di otot halus saluran
gastrointestinal dan saluran empedu. Peppermint dapat digunakan sebagai
solusi untuk mengatasi mual dan muntah pada kehamilan, karena
mengandung aromaterapi dan minyak esensial yang memiliki efek
farmakologis. Hasil dari penelitian tersebut didapatkan ada pengaruh
pemberian Essensial Oil Peppermint terhadap intensitas mual dan muntah
pada ibu hamil trimester I.
b. Trimester II
Seiring dengan pembesaran uterus, lambung dan usus akan tergeser.
Demikian juga dengan organ lain seperti appendiks yang akan bergeser
ke arah atas dan lateral. Perubahan lainnya akan lebih bermakna pada
kehamilan trimester 3 (Cunningham, 2006).
Biasanya terjadi konstipasi karena pengaruh hormon progesteron yang
meningkat. Selain itu perut kembung juga terjadi karena adanya tekanan
uterus yang membesar dalam rongga perut mendesak organ dalam perut
khususnya saluran pencernaan, usus besar, ke arah atas dan lateral. Wasir
(Hemorroid) cukup sering pada kehamilan sebagian besar akibat konstipasi
dan naiknya tekanan vena-vena dibawah uterus termasuk vena hemorroid
(Pantikawati, Ika 2012).
c. Trimester III
Perubahan yang paling nyata adalah adanya penurunan motilitas otot
polos pada organ digestif dan penurunansekresi asam lambung.Akibatnya,
tonus sphincteresofagus bagian bawah menurun dan dapat menyebabkan
refluks dari lambung ke esofagus sehingga menimbulkan keluhan seperti
heartburn. Penurunan motilitas usus juga memungkinkan penyerapan
nutrisi lebih banyak, tetapi dapat muncul juga keluhan seperti konstipasi.
Sedangkan mual dapat terjadi akibat penurunan asam lambung
(Prawirohardjo 2014).
Menurut WHO (2016) untuk ibu yang mengalami konstipasi selama
kehamilan meningkatkan makanan yang kaya akan serat dan air seperti
sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan.
7. Sistem Muskuloskeletal
a. Trimester I
Pada trimester pertama tidak banyak perubahan pada musuloskeletal.
Akibat peningkatan kadar hormone estrogen dan progesterone, terjadi
relaksasi dari jaringan ikat, kartilago dan ligament juga meningkatkan
jumlah cairan synovial. Bersamaan dua keadaan tersebut meningkatkan
fleksibilitas dan mobilitas persendian. Keseimbangan kadar kalsium selama
kehamilan biasanya normal apabila asupan nutrisinya khususnya produk
terpenuhi (Prawirohardjo, S. 2014:185).
b. Trimester II
Tidak seperti pada trimester 1, selama trimester 2 ini mobilitas
persendian sedikit berkurang. Hal ini dipicu oleh peningkatan retensi
cairan pada connective tissue, terutama di daerah siku dan pergelangan
tangan (Prawirohardjo, S. 2014:185).
c. Trimester III
Akibat pembesaran uterus ke posisi anterior, umumnya wanita hamil
memiliki bentuk punggung cenderung lordosis. Sendi sacroiliaca,
sacrococcigis, dan pubis akan meningkat mobilitasnya diperkirakan
karena pengaruh hormonal. Mobilitas tersebut dapat mengakibatkan
perubahan sikap pada wanita hamil dan menimbulkan perasaan tidak
nyaman pada bagian bawah punggung (Prawirohardjo, S. 2014:185).
Menurut penelitian Mediarti dkk (2014) mengatakan bahwa terdapat
pengaruh yoga terhadap pengurangan keluhan selama trimester III. Yoga
yang dilakukan secara teratur memiliki banyak manfaat yang dirasakan.
8. Sistem Kardiovaskuler
a. Trimester I
Perubahan terpenting pada fungsi jantung terjadi pada 8 minggu
pertama kehamilan. Pada awal minggu kelima curah jantung mengalami
peningkatan yang merupakan fungsi dari penurunan resistensi
vaskuler sistemik serta peningkatan frekuensi denyut jantung. Preload
meningkat sebagai akibat bertambahnya volume plasma yang terjadi pada
minggu ke 10-20 (Cunningham, 2006).
b. Trimester II
Sejak pertengahan kehamilan, pembesaran uterus akan menekan vena
cava inferior dan aorta bawah saat ibu berada pada posisi terlentang.
Hal itu akan berdampak pada pengurangan darah balik vena ke jantung
hingga terjadi penurunan preload dan cardiac outputyang kemudian dapat
menyebabkan hipotensi arterial (Prawirohardjo, 2014).
c. Trimester III
Selama trimester terakhir, kelanjutan penekanan aorta pada
pembesaran uterus juga akan mengurangi aliran darah uteroplasenta ke
ginjal. Pada posisi terlentang ini akan membuat fungsi ginjal menurun
jika dibandingkan dengan posisi miring (Cunningham, 2006).
Tabel Perubahan Kardiovaskuler dalam Kehamilan
Parameter Jumlah Perubahan Penentuan waktu
Tekanan darah arteri : Semua dasar pada 20-24
-Sistolik 4-6 mmHg minggu, kemudian
-Diastolik 8-15 mmHg berangsur -angsur naik ke
Rata-rata 6-10 mmHg nilai-nilai
prakehamilan pada
masanya
9. Sistem Integumen
a. Trimester I
Diketahui bahwa terjadi peningkatan suatu hormon perangsang
melanosit sejak akhir bulan kedua kehamilan sampai aterm yang
menyebabkan timbulnya pigmentasi pada kulit. Linea nigra adalah
pigmentasi berwarna hitam kecoklatan yang muncul pada garis tengah kulit
abdomen. Bercak kecoklatan kadang muncul di daerah wajah dan leher
membentuk kloasma atau melasma gravidarum (topeng kehamilan).
Aksentuasi pigmen juga muncul pada areola dan kulit genital. Pigmentasi
ini biasanya akan menghilang atau berkurang setelah melahirkan
(Prawirohardjo,S. 2014).
b. Trimester II
Peningkatan melanocyte stimulating hormone(MSH) pada masa ini
menyebabkan perubahan cadangan melanin pada daerah epidermal dan
dermal (Hacker, NF 2001)
c. Trimester III
Pada bulan-bulan akhir kehamilan umumnya dapat muncul garis-
garis kemerahan, kusam pada kulit dinding abdomen dan kadang kadang
juga muncul pada daerah payudara dan paha. Perubahan warna tersebut
sering disebut sebagai striae gavidarum. Pada wanita multipara, selain
striae kemerahan itu seringkali ditemukan garis garis mengkilat keperakan
yang merupakan sikatrik dari striae kehamilan sebelumnya
(Prawirohardjo,S. 2014).
10. Metabolisme
Pada wanita hamil basal metabolic rate (BMR) meninggi, BMR
meningkat hingga 15-20% yang umumnya terjadi pada triwulan terakhir.
Peningkatan BMR mencerminkan peningkatan kebutuhan oksigen di unit
janin, plasenta, uterus serta peningkatan konsumsi oksigen akibat
peningkatan kerja jantung ibu. Pada kehamilan tahap awal banyak wanita
mengeluh merasa lemah dan letih setelah melakukan aktivitas ringan.
Perasaan ini sebagian dapat disebabkan oleh peningkatan aktivitas
metabolik (Pantikawati,Ika 2012:61 ).
a. Trimester I
Terjadi penambahan berat badan selama kehamilan yang sebagian besar
diakibatkan oleh uterus dan isinya payudara serta peningkatan volume darah
serta cairan ekstraseluler. Sebagian kecil pertambahan berat badan tersebut
diakibatkan oleh perubahan metabolik yang menyebabkan pertambahan air
seluler dan penumpukan lemak serta protein baru, yang disebut cadangan
ibu. Pada awa kehamian terjadi peningkatan berat badan ibu kurang lebih 1
kg.
b. Trimester II
Kenaikan berat badan ibu terus bertambah terutama oleh karena
perkembangan janin dalam tersebut.
c. Trimester III
Pertambahan berat badan ibu pada masa ini dapat mencapai 2 kali lipat
bahkan lebih dari berat badan pada awa kehamilan (Cunningham, 2006).
11. Perubahan berat badan (BB) dan IMT
Tabel 11.1 Rekomendasi kenaikan total berat badan ibu hamil berdasarkan
berat badan ibu sebelum hamil
BB sebelum hamil BMI Kenaikan BB total
yang dianjurkan (kg)
Berat badan kurang <19,8 12,5-18
(underweight)
Berat badan normal 19,8-26,0 11,5-16
(normal weight)
Berat badan berlebih 26,0-29,0 7-11,5
(overweight)
Obesitas >29,0 <6,8
(Sumber : Dewi, VNL dan Sunarsih, 2011)
Berat dibutuhkan untuk bayi sebanyak 3401 gram hingga akhir
kehamilan, 680 gram untuk plasenta selama masa kehamilan, 1814 gram
peningkatan volume cairan, 907 gram berat rahim, 907 gram berat jaringan
payudara, 1814 gram peningkatan volume darah, 3175 gram penyimpanan
lemak, protein, nutrisi lainnya dari ibu, 907 gram cairan ketuban.
Menurut penelitian Trihardiani (2011) Pertambahan berat badan yang
sesuai menggambarkan terpenuhinya kebutuhan ibu dan janin yang dapat
mendukung pertumbuhan janin dalam rahim. Pertambahan berat badan ibu
yang tidak sesuai akan memungkinkan terjadinya BBLR. Sebagian besar
BBLR terjadi pada ibu yang mengalami kenaikan berat badan selama
hamilnya kurang dari 10 kg. Jadi status gizi normal dan kenaikan berat
badan yang ideal pada ibu hamil berhubungan dengan penurunan
komplikasi bayi perinatal dan mengoptimalkan berat badan mencapai
normal. Ada hubungan antara penambahan berat badan ibu selama hamil
dengan kejadian BBLR. Pada penelitian tersebut didapatkan bahwa ibu
hamil yang mengalami penambahan berat badan ibu selama hamil yang
tergolong kurang dan melahirkan anak yang tergolong BBLR. (Ayunda,
2017)
Menurut penelitian Harti dkk (2016) mengatakan bahwa yang
berpengaruh pada pertambahan berat badan selama kehamilan adalah
indeks massa tubuh prahamil, serta konsumsi energi dan protein. Hasil
analisis penelitian didapatkan bahwa faktor yang paling berpengaruh pada
pertambahan berat badan selama kehamilan (trimester 1-3) adalah IMT ibu
di awal kehamilan, ibu hamil yang memulai kehamilan dengan status gizi
yang rendah seharusnya mengonsumsi energi dan zat gizi yang adekuat agar
perubahan berat badan selama kehamilan adekuat.
Pemberian konseling nutrisi untuk mengenai kebutuhan energi dan
protein dianjurkan pada ibu hamil dengan berat badan kurang untuk
mengurangi risiko BBLR. (WHO, 2016)
Peningkatan berat badan pada trimester II dan III merupakan petunjuk
penting tentang perkembangan janin. Peningkatan BB pada ibu hamil yang
mempunyai BMI normal (19,8 – 26) yang direkomendasikan adalah 1
sampai 2 kg pada trimester pertama dan 0,4 kg perminggu. Keperluan
penambahan BB semua ibu hamil tidak sama tetapi harus melihat dari BMI
atau IMT sebelum hamil. Perubahan BB selama hamil dan perkembangan
janin berhubungan dengan BB dan TB ibu sebelum hamil (BB/IMT). Cara
menghitung IMT adalah BB sebelum hamil (dalam kg) dibagi TB (dalam
meter) pangkat 2. (Tyastuti,2016)
Menurut penelitian Fajrina (2012) mengatakan bahwa penambahan
berat badan rata-rata 12,3 kg. Sebagian besar ibu hamil mempunyai
pertambahan berat badan lebih dari 12,5 kg, namun demikian 1/3
mempunyai penambahan berat badan kurang dari 10 kg.
11.2 Tabel persentase penambahan berat badan pada ibu hamil
Kehamilan bulan ke- Presentase penambahan berat badan
0-3 10%
3-5 25%
5-7 45%
7-9 20%
(Sumber: Sutanto, A.V dan Fitriana, Y, 2018)
a. Trimester I
Terjadi pertambahan berat badan selama kehamilan yang sebagian besar
diakibatkan oleh uterus dan isinya payudara, dan peningkatan volume
darah serta cairan ekstraseluler. Sebagian kecil pertambahan berat badan
tersebut diakibatkan oleh perubahan metabolik yang menyebabkan
pertambahan air selular dan penumpukan lemak serta protein baru, yang
disebut cadangan ibu. Pada awal kehamilan, terjadi peningkatan berat
badan ibu kurang lebih 1 kg.
b. Trimester II
Kenaikan berat badan ibu terus bertambah terutama oleh karena
perkembangan janin dalam uterus
c. Trimester III
Pertambahan berat badan ibu pada masa ini dapat mencapai 2 kali lipat
bahkan lebih dari berat badan pada awal kehamilan. Pitting edema dapat
timbul pada pergelangan kaki dan tungkai bawah akibat akumulasi
cairan tubuh ibu. Akumulasi cairan ini juga disebabkan oleh
peningkatan tekanan vena di bagian yang lebih rendah dari uterus akibat
oklusi parsial vena Cava. Penurunan tekanan osmotik koloid interstisial
juga cenderung menimbulkan edema pada akhir kehamilan.
(Cunningham, 2006).
12. Perubahan darah dan pembekuan darah
a. Trimester I
Volume darah pada ibu hamil meningkat sekitar 1500 ml terdiri dari
1000 ml plasma dan sekitar 450 ml Sel Darah Merah (SDM).
Peningkatan volume terjadi sekitar minggu ke 10 sampai ke 12.
Peningkatan volume darah ini sangat penting bagi pertahanan tubuh
untuk : hipertrofi sistem vaskuler akibat pembesaran uterus, hidrasi
jaringan pada janin dan ibu saat ibu hamil berdiri atau terlentang dan
cadangan cairan untuk mengganti darah yang hilang pada saat
persalinan dan masa nifas. Vasodilatasi perifer terjadi pada ibu hamil
berguna untuk mempertahankan tekanan darah supaya tetap normal
meskipun volume darah pada ibu hamil meningkat. Produksi sel darah
merah meningkat selama hamil, peningkatan sel darah merah tergantung
pada jumlah zat besi yang tersedia. Meskipun produksi sel darah merah
meningkat tetapi haemoglobin dan haematokrit menurun, hal ini disebut
anemia fisiologis. (Tyastuti, 2016)
b. Trimester II
Ibu hamil trimester II mengalami penurunan haemoglobin dan
haematokrit yang cepat karena pada saat ini terjadi ekspansi volume
darah yang cepat. Penurunan Hb paling rendah pada kehamilan 20
minggu kemudian meningkat sedikit sampai hamil cukup bulan. Ibu
hamil dikatakan anemi apabila Hb < 11 gram % pada trimester I dan III,
Hb < 10,5 gram % pada trimeter II. Kecenderungan koagulasi lebih
besar selama hamil, hal ini disebabkan oleh meningkatnya faktor –
faktor pembekuan darah dan fibrinogen sehingga menyebabkan ibu
hamil dan ibu nifas lebih rentan terhadap thrombosis. (Tyastuti, 2016)
c. Trimester III
Konsentrasi hematokrit dan hemoglobin yang sedikit menurun
selama kehamilan menyebabkan viskositas darah menurun pula. Perlu
diperhatikan kadar hemoglobin ibu terutama pada masa akhir
kehamilan, bila konsentrasi Hb < 11,0 g/dl, hal itu dianggap abnormal
dan biasanya disebabkan oleh defisiensi besi.
Menurut penelitian Hasliani (2015) daun kelor memiliki kandungan
zat besi yang tinggi untuk mengatasi anemia defisiensi besi melalui
peningkatan sel darah merah. Daun kelor yang di ekstrak dalam bentuk
kapsul kaya akan zat besi, dan 1,77 kali lebih diserap oleh darah. Dalam
penelitian ini diberikan 2 botol, dalam 1 botol terdapat 60 kapsul yang
dikonsumsi 2x1. Hasil dari penelitian ini didapatkan kenaikan Hb antara
0,2-3,8 pada ibu hamil.
13. Sistem Pernafasan
Fungsi paru-paru yang sedikit berbeda dari biasanya disebabkan ruang
abdomen yang membesar oleh karena meningkatnya ruang rahim dan
pembentukan hormon progesteron. Bernafas lebih cepat dan lebih dalam
karena memerlukan banyak oksigen untuk janin dan untuk dirinya. Lapisan
saluran pernafasan menerima lebih banyak darah dan menjadi agak
tersumbat oleh penumpukan darah (kongesti), yang mengakibatkan hidung
dan tenggorokan terkadang mengalami penyumbatan parsial.
Selama kehamilan sirkumferensia torak akan bertambah ±6cm tetapi
tidak mencukupi penurunan kapasitas residu fungsional dan volume residu
paru-paru karena pengaruh diafragma yang naik ±4 cm selama kehamilan.
Frekuensi pernafasan hanya mengalami sedikit perubahan selama
kehamilan, tetapi volume tidak, volume ventilasi per menit dan
pengambilan oksigen per menit akan bertambah secara signifikan pada
kehamilan lanjut. Perubahan ini akan mencapai puncaknya pada minggu ke-
37 dan akan kembali dalam 24 minggu setelah persalinan. (Kusyanti, 2012)
a. Trimester I dan Trimester II
Janin mulai menunjukkan gerak pernafasan sejak usia sekitar 18
minggu. Perkembangan struktur alveoli paru sendiri baru sempurna
pada usia 24-26 minggu. Surfaktan mulai diproduksi sejak minggu ke-
20, tetapi jumlah dan konsistensinya sangat minimal dan baru adekuat
untuk pertahanan hidup ekstrauterin pada akhir trimester III.
b. Trimester III
Wanita hamil sering mengeluh sesak napas yang biasanya terjadi
pada umur kehamilan 32 minggu lebih, hal ini disebabkan oleh karena
uterus yang semakin membesar sehingga menekan usus dan mendorong
keatas menyebabkan tinggi diafragma bergeser 4 cm sehingga kurang
leluasa bergerak. Kebutuhan oksigen wanita hamil meningkat sampai
20%, sehingga untuk memenuhi kebutuhan oksigen wanita hamil
bernapas dalam.
Peningkatan hormon estrogen pada kehamilan dapat mengakibatkan
peningkatan vaskularisasi pada saluran pernapasan atas. Kapiler yang
membesar dapat mengakibatkan edemadan hiperemia pada hidung,
faring, laring, trakhea dan bronkus. Hal ini dapat menimbulkan
sumbatan pada hidung dan sinus, hidung berdarah (epstaksis) dan
perubahan suara pada ibu hamil. Peningkatan vaskularisasi dapat juga
mengakibatkan membran timpani dan tuba eustaki bengkak sehingga
menimbulkan gangguan pendengaran, nyeri dan rasa penuh pada
telinga. (Tyastuti, 2016)
14. Sistem Persyarafan
Pada kehamilan trimester II dan III hormon progesterone dan
hormon relaksasi jaringan ikat dan otot-otot. Hal ini terjadi maskimal pada
satu minggu terakhir kehamilan. Postur tubuh wanita secara bertahap
mengalami perubahan karena janin membesar dalam abdomen sehingga
untuk mengompensasi penambahan berat ini, bahu lebih tertarik ke
belakang dan tulang lebih melengkung, sendi tulang belakang lebih lentur
dan dapat menyebabkan nyeri punggung pada beberapa wanita.
Gejala neurologis dan neuromuskular yang timbul pada ibu hamil
adalah: Terjadi perubahan sensori tungkai bawah disebabkan oleh kompresi
saraf panggul dan stasis vaskular akibat pembesaran uterus.
1) Posisi ibu hamil menjadi lordosis akibat pembesaran uterus,
terjadi tarikan saraf atau kompresi akar saraf dapat menyebabkan
perasaan nyeri.
2) Edema dapat melibatkan saraf perifer, dapat juga menekan saraf
median di bawah karpalis pergelangan tangan, sehingga
menimbulkan rasa terbakar atau rasa gatal dan nyeri pada tangan
menjalar kesiku, paling sering terasa pada tangan yang dominan.
3) Posisi ibu hamil yang membungkuk menyebabkan terjadinya
tarikan pada segmen pleksus brakhialis sehingga timbul
akroestesia (rasa baal atau gatal di tangan).
4) Ibu hamil sering mengeluh mengalami kram otot hal ini dapat
disebabkan oleh suatu keadaan hipokalsemia.
5) Nyeri kepala pada ibu hamil dapat disebabkan oleh vasomotor
yang tidak stabil, hipotensi postural atau hipoglikemia (Tyastuti,
2016)
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Pada wanita hamil terjadi perubahan-perubahan fisiologis yang sangat
spesifik, mulai dari perubahan-perubahan sistem reproduksi, payudara, sistem
endokrin, sistem kekebalan, sistem perkemihan, sistem pencernaan, sistem
muskuloskeletal, sistem kardiovaskuler, sistem integumen, metabolisme, IMT,
darah dan pembekuan darah, sistem pernafasan, sistem persyarafan. Dan
perubahan-perubahan yang terjadi saling berhubungan satu dengan yang
lainnya. Perubahan ini merupakan hal yang wajar dan normal yang tidak perlu
ditakuti. Perubahan-perubahan yang terjadi selama kehamilan akan kembali
seperti keadaan sebelum hamil, setelah proses persalinan dan menyusui selesai.
3.2 Saran
Perubahan fisiologis adalah respon tubuh karena adanya pembuahan
atau fertilisasi yang terjadi didalam uterus yang bertujuan untuk
mempertahankan hasil pembuahan agar tetap hidup dan berkembang. Peristiwa
ini normal dan wajar terjadi kemudian akan kembali seperti semula setelah
proses persalinan. Selain itu, menyusui juga dapat membantu mempercepat
pemulihan kondisi tubuh, karena menyusui menyebabkan rahim berkontraksi
dan mempercepat kembalinya ke ukuran normal.
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi
pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahan. Semoga makalah ini dapat menjadi referensi bagi semua pihak
untuk dapat lebih mengembangkan ilmu asuhan kebidanan khususnya asuhan
kebidanan kehamilan.
Studi Kasus
Ny.M usia 22 tahun datang ke PMB bidan A mengeluh mual muntah sejak 1 minggu
yang lalu. HPHT 3 bulan yang lalu. Ny M tidak sedang menggunakan alat
kontrasepsi. Hasil pemeriksaan fisik TTV dalam keadaan normal. TFU 2 jari diatas
sympisis. DJJ belum terdengar.
Keluhan yang dialami oleh Ny.M termasuk kedalam adaptasi fisiologis ibu hamil
pada sistem pencernaan dan sistem endokrin. Mual yang dirasakan karena adanya
perubahan posisi lambung dan aliran asam lambung ke esophagus bagian bawah.
Lalu muntah yang dialami Ny.M diakibatkan oleh produksi asam lambung menurun
karena pengaruh human Chorionic Gonadotropin (HCG).
DAFTAR PUSTAKA
Ayunda, S. 2017. Hubungan kenaikan berat badan ibu selama hamil dengan berat
badan bayi yang dilahirkan di puskesmas sleman. [online]. Diakses dari
http://digilib.unisayogya.ac.id/2737/1/NASKAH%PUBLIKASIKalnensa%2
0Ayundasari1610104446.pdf (diakses pada 28 Agustus 2019)
Dewi,Vivian Nani Lia, Tri Sunarsih. 2011. Asuhan Kehamilan untuk Kebidanan.
Jakarta : Salemba Medika.
Fajrina, A. 2012. Hubungan pertambahan berat badan selama hamil dan faktor
lain dengan berat badan lahir di rumah bersalin lestari ciampea bogor tahun
2010-2011. Diakses dari
https://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/ 41910
955/file.pdf?responsecontentdisposition=inline%3B%20filename%3DUNIV
ERSITAS_INDONESIA.pdf&X-Amz-Algorithm=AWS4-HMAC-
SHA256&X-A mz-
Credential=AKIAIWOWYYGZ2Y53UL3A%2F20190918%2Fus-east-1%2
Fs3%2Faws4request&X-Amz-Date=20190918T031808Z&X-Amz-
Expires=3 600&X-Amz-SignedHeaders=host&X-Amz-
Signature=d34aa3ec6e71178798b
ecd27135444a6756c5be085da01aeb06dab25b4dea0fe
Harti, dkk. 2016. Hubungan status gizi dan pola makan terhadap penambahan
berat badan ibu hamil. Volume 3 No. I. Diakses dari https://ijhn.ub.ac.id/i
ndex.php/ijhn/article/view/143
Hasliani, A. 2015. Uji manfaat kapsul kelor untuk pengobatan anemia pada ibu
hamil di puskesmas padang lampe dan minasa te’ne kabupaten pangkep.
Diakses dari http://jurnal.stikesnh.ac.id/index.php/jkv/article/view/41/33
Kundarti, dkk. 2013. Efektifitas pemberian serbuk jahe (Zingiber Officinale)
terhadap tingkatan mual muntah pada ibu hamil. Volume 4 No. 1. Diakses
dari http://www.ejurnaladhkdr.com/index.php/jik/article/view/70/62
Kusmiati, Yuni dkk. 2009. Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta : Fitramaya
Kusyanti, T.,dkk. 2012. Menjawab pertanyaan dalam praktik klinik kebidanan
(PKK). Jakarta: Trans Info Media.
Maryunani, Anik. 2010. Biologi Reproduksi dalam Kebidanan. Jakarta : Trans Info
Media.
Pantika, Ika dan Saryono. 2012. Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Yogyakarta:
Nuha Medika.
Pearce, E. 2009. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta : Gramedia.
Prawirohardjo, Sarwono. 2011. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT. Bina Pustaka.
Tiran, Denise. 2005. Kamus Saku Bidan. Jakarta : EGC
Tyastuti, S dan Wahyuningsih, H. 2016. Asuhan kebidanan kehamilan. [online]
diakses dari http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/upload
s/2017/08/Asuhan-Kebidanan-Kehamilan-Kompreh ensif.pdf (diakses pada
28 Agustus 2019)
WHO. 2016. WHO recommendations on antenatal care for a positive pregnancy
experience. [online]. Diakses dari http://apps.who.int/iris/bitstream
/handle/10665//9789241549912-eng.pdf?sequence=1 (diakses pada 28
Agustus 2019)
Yantina, dkk. 2016. Pengaruh pemberian essensial oil peppermint terhadap
intensitas mual dan muntah pada ibu hamil trimester I di desa way harung
timur kecamatan way lina kabupaten pesawaran tahun 2016. Volume 2 No.
4. Diakses dari
http://www.ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/kebidanan/article/v
iew/593/527
Yeyeh, A dkk. 2009. Asuhan Kebidanan 1 (kehamilan). Jakarta : Trans Info
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Asuhan kebidanan
Kehamilan
Dosen Pembimbing
Disusun Oleh;
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
j. Pusing
Fisiologi : Merasa pusing karena pada awal kehamilan ini karena adanya
peningkatan aliran darah ketubuh, sehingga sewaktu berubah posisi dari tidur
atau duduk ke posisi berdiri secara tiba-tiba, sistem sirkulasi darah menjadi sulit
untuk kembai kesemula. Cara Mengatasi:
Bila rasa pusing timbul ketika sedang duduk ini biasanya karena menurunnya
level gula darah, makanlah sedikit tapi sering. Bila pusing terlalu sering periksa
ke dokter, kemungkinan anemia.
k. Peningkatan berat badan
Fisiologi : Hormon estrogen menyebabkan pembesaran rahim dan hormon
progesteron yang menyebabkan tubuh menahan air . Cara mengatasi:
Jangan terlalu banyak makan-makanan yang mengandung karbohidrat
menghindari karbohidrat yang mengandung glutein, perbanyak makan makanan
yang tinnggi berprotein dan sayur serta buah..
2. ketidaknyamanan Trimester II
a. Rasa nyeri ulu hati
Fisiologi : peningkatan hormon progesteron yang menyebabkan relaksasi
otot saluran cerna dan juga karena rahim yang semakin membesar yang
mendorong bagian atas perut, sehingga mendorong asam lambung naik ke
kerongkongan.
Cari Mengatasi:
1) jangan makan dalam jumlah yang besar terutama sebelum mau tidur.
2) jauhi makanan pedas berminyak/berlemak
3) Waktu tidur malam tinggikan posisi kepala
b. Pembengkakan
Fisiologi : Hal ini terjadi karena peningkatan hormon progesteron yang
bersifat menahan cairan. Pada trimester kedua ini akan tampak sedikit
pembengkakan kaki dan tangan, hal ini sering terjadi karena psosisi duduk atau
berdiri yang terlalu lama. Cara Mengatasi:
1) Biasakan agar tidak terlalu lama duduk atau berdiri
2) Biasakan jalan-jalan di pagi hari.
3) Rendam kaki dengan air hangat
Pada penelitian yang dilakukan oleh Smyth, et al (2015) menjelaskan bahwa
pembengkakan pada ibu hamil terutama dibagian kaki, merupakan
ketidaknyamanan saat kehamilan yang dialami oleh ibu hamil. Adapuun cara
untuk mengatasinya adalah dengan merendam kaki selama kurang lebih 15 menit
dengan air hangat efeknya adalah aliran darah ibu menjadi lebih lancar. Cara ini
secara signifikan dapat mengurangi bengkak pada kaki.
c. Perubahan kulit
Fisiologi : Perenggangan kulit yang berlebih biasannya pada perut dan
payudara akibat perenggangan kulit ini ibu hamil dapat merasa gatal.
Cara mengatasi :
1) Krim yang mengandung vitamen E juga dapat membantu menghilangkan
garis- garis rengangan pasca lahir.
2) Jika saat hamil merasa gatal didaerah rengangan, bisa dikompres dengan air
hangat untuk mengurangi rasa gatal
d. Konstipasi
Fisiologi : Peningkatan hormon progesteron yang menyebabkan relaksasi
otot sehingga usus kurang efisien. Cara Mengatasi:
1) banyak minum air
2) Makan makanan berserat tinggi (sayur buah)
3) Olahraga (jalan-jalan)
Pada penelitian yang dilakukan oleh Kartikasari, (2017) menjelaskan bahwa
ada pengaruh signifikan antara ibu yang melakukan pregnancy exercise (senam
hamil) dengan kejadian konstipasi paa ibu selama kehamilan trimester III.
Senam hamil dapat melancarkan metabolisme tubuh sehingga memperlancar
proses eliminasi pada tubuh ibu hamil.
e. Kram pada kaki
Fisiologi : Kram otot ini timbul karena pembesaran uterus yang
memberikan tekanan pada pembuluh darah sehingga sirkulasi darah menjadi
lambat saat kehamilan. Cara mengatasi:
1) Atasi dengan istirahat dengan jalan kaki diangkat ke atas
2) Minum-minuman cukup kalsium
3) Bila kram saat duduk atau tidak, coba untuk menggerakan jari-jari ke arah
atas.
4) Melakukan latihan peregangan otot sendi-sendi
Pada penelitian yang dilakukan oleh zhou,et al (2015) menjelaskan bahwa
ada hubungan yang signfikan mengenai latihan pergengan oton sendi dengan
anjuran mengkonsumsi multivitamin yang mengandung kalsium. Konsumsi
multivitamin ini lebih berefek jka diimbangi dengan latihan fisik. Secara
signifikan mengurangi keram pada kaki ibu hamil.
3. Ketidaknyamanan Trimester III
Menurut Joane (2017) ibu yang menginjak trimester III mengalami beberapa
ketidaknyamanan yaitu:
a. Cairan Vagina
Fisiologi : Peningkatan cairan vagina selama kehamilan adalah normal.
Cairan biasanya jernih, pada awal kehamilan biasanya agak kental dan
mendekati persalinan lebih cair. Cara mengatasi:
1) Tetap juga kebersihan, sering mengganti celana dalam 3-4 kali sehari
2) Hubungi dokter bila cairan berbau, terasa gatal dan sakit.
b. Bengkak (edema)
Fisiologi : Pertumbuhan bayi akan meningkatkan tekanan pada daerah
kaki dan pergelangan kaki ibu, disebabkan oleh perubahan hormonal yang
menyebabkan retensi cairan. Cara mengatasi:
1) Menghindari makanan asin
2) Ganjal kaki dengan bantal ketika berbaring/duduk
3) Jangan berdiri terlalu lama
c. Sesak Nafas
Fisiologi : Hal ini terjadi karena rahim mendesak paru-paru dan
diafragma.
Cara mengatasi:
1) Atasi dengan tidak membawa berat
2) berjalan tegak
3) Melakukan Senam hamil atau yoga hamil
4) menarik nafas dalam-dalam
5) tidur miring kiri dan olahraga teratur yang ringan seperti jalan-jalan dipagi
hari.
Adapun cara mengatasi sesak nafas pada ibu hamil trimester III seperti
pada penelitian yang dilakukan oleh Mediarti dan Jawiah, (2014)
menyebutkan bahwa yoga hamil dapat mengatasi sesak nafas yang dialami
oleh ibu trimester III. Ibu yang melakukan yoga akan merasa lebih rileks,
membatu alam perubahan metabolism tubuh selama kehamilan berdampak
pada tingginya konsumsi oksigen pada tubuh, aliran darah, jantung, volume
dan curah jantung. Hal ini mengakibatkan perubahan peran jantung selama
kehamilan yang berfungsi membantu fungsi jantung sehingga akan
mengurangi rasa sesak nafas pada ibu hamil.
d. Varises
Fisiologi : Sirkulasi darah selama hamil lebih banyak sehingga tidak
teratasi oleh katub yang mengalirkan darah ke jantung. Akibatnya, pembuluh
darah kaki mekar, bahkan sampai menonjol agar tertampung darah lebih
banyak. Cara Mengatasi:
1) Jangan berdiri atau duduk terlalu lama
2) Duduk atau berbaring dengan kaki diganjal bantal, sehingga posisi kaki
lebih
3) tinggi dari jantung.
4) cobalah sering berjalan-jalan
5) sebagian besar varises akan lenyap ± 2-3 bulan setelah melahirkan.
e. Merasa Kepanasan
Fisiologi : Hal ini terjadi karena kecepatan metabolisme ibu hamil rata-
rata meningkat ± 20% selama kehamilan sehingga suhu tubuh juga tinggi.
Cara mengatasi:
1) Untuk mengurangi rasa tidak nyaman, seringlah mandi.
2) Gunakan pakaian yang mudah menyerap keringat
3) Jangan lupa untuk minum lebih banyakuntuk menggantikan cairan yang
keluar melalui pori-pori tubuh bumil.
f. Kontraksi Perut
Fisiologi : Broxton Hick kontraksi palsu, kontraksi berupa rasa sakit
ringan, tidak teratur dan hilang bila duduk atau istirahat. Cara Mengatasi:
1) Istirahat cukup
2) hindari pekerjaan yang memberatkan
3) Berdiri dan berjalan dengan punggung dan bahu yang tegak
4) pakailah kasur yang nyaman
g. Konstipasi
Fisiologi : Selain karena adanya peningkatan hormon progesteron
konstipasi juga karena tekanan rahim yang semakin membesar ke daerah
usus. Cara mengatasi:
1) Makan makanan berserat tinggi (buah dan sayur
2) Minum air yang banyak dan olahraga ringan.
h. Sering Kencing
Fisiologi : Pembesaran rahim dan ketika kepala bayi turun ke rongga
panggul akan makin menekan kandung kencing ibu hamil.Cara Mengatasi:
Batasi intake cairan sebelum tidur, sering melakukan senam kegel
Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Kehamilan
Disusun Oleh :
Kelompok 5
Diena Rahmatul U P20624319008
Putri Lutfizanuwar B P20624319024
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas segala
Dalam penyusunan makalah ini penulis banyak mendapatkan bimbingan dan tidak lupa
penulis ucapkan terima kasih kepada Dosen Asuhan Kebidanan Kehamilan dan semua
pihak yang telah membantu, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis berharap agar hasil makalah ini dapat dijadikan acuan untuk
pengembangan ilmu dan wawasan. Akhir kata semoga Tuhan Yang Maha Esa
memberikan balasan yang berlimpah atas segala sesuatu yang telah penulis upayakan
Penulis
i
Daftar Isi
Kata Pngantar ............................................................................................................i
Daftar Isi ....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................1
A. Latar Belakang ..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah .........................................................................................2
C. Tujuan ...........................................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI .....................................................................................3
A. Faktor Fisik Yang Mempengaruhi Kehamilan ..............................................3
1. Faktor Fisik .............................................................................................3
2. Status Gizi ...............................................................................................8
3. Gaya Hidup .............................................................................................13
B. Faktor Psikologis ...........................................................................................20
1. Stressor Internal Dan Ekstrnal ................................................................20
2. Support Keluarga ....................................................................................22
3. Subtanse Abuse .......................................................................................25
C. Faktor Lingkungan, Sosial Budaya , Ekonomi .............................................29
1. Kebiasaan Adat Istiadat ...........................................................................29
2. Fasilitas Kesehatan ..................................................................................35
3. Ekonomi ..................................................................................................38
LAMPIRAN ..............................................................................................................42
BAB III PENUTUP ..................................................................................................43
A. Ksimpulan .....................................................................................................43
B. Saran ..............................................................................................................43
Daftar Pustaka .......................................................................................................iii
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
keseimbangan, menjaga tubuh agar tetap sehat dan mencari ahli kesehatan atau
orang yang mendukung wanita selama kehamilan sangat penting. Begitu juga
persiapan bagi seluruh anggota keluarga dan informasi yang tepat selama
sebagai calon ibu, karena pada masa kehamilan akan terjadi perubahan fisik
yang mempengaruhi kehidupannya. Pola makan dan gaya hidup sehat dapat
membantu pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim ibu. Oleh karena
itu, para calon ibu harus memiliki gizi yang cukup sebelum hamil dan lebih lagi
ketika hamil. Ibu yang hamil harus memiliki gizi yang cukup karena gizi yang
didapat akan digunakan untuk dirinya sendiri dan juga janinnya (Kristiyanasari,
maupun biokimia.
kesejahteraan janin dan merupakan suatu cerminan dari keadaan janin yang
1
aktual. Status kesehatan dipengaruhi oleh berbagai faktor yang tidak semua ibu
mengetahuinya. Bukan hanya faktor fisik ibu yang dapat dinilai dengan status
kesehatan, melainkan juga sehat dalam arti ibu tidak merasa terpaksa
budaya, dan ekonomi). Dengan begitu sangat perlu bagi para tenaga kesehatan
untuk memahami seluruh kebutuhan ibu dalam masa antenatal, intranatal dan
B. Rumusan Masalah
mempengaruhi kehamilan ?
C. Tujuan
kehamilan
kehamilan
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
antara lain:
1. Faktor Fisik
a. Status Kesehatan
ibu akan berubah pula karena tubuh ibu dipersiapkan untuk mendukung
status kesehatan yang buruk atau penyakit yang diderita ibu hamil.
Status kesehatan atau penyakit yang ada pada ibu hamil dibagi menjadi
dua:
kehamilan yaitu :
a) Hyperemesis gravidarum
3
d) Kehamilan ektopik
f) Perdarahan antepartum
g) Kehamilan ganda
dengan kehamilan
dialami oleh ibu hamil. Bidan harus lebih cermat dan teliti kepada
(5) bartholinitis
4
(7) kista vagina
(11) gonorea
(1) Hipertensi
(5) Endokarditis
(2) leukemia
(4) hipofibrinogenemia
(5) trombositopeni
(1) Influenza
(2) bronchitis
(3) pneumonia
5
(5) TB paru
e) Penyakit menular:
(2) AIDS
(4) TORCH
terjadi abortus, Intra Uteri Fetal Deat (IUFD), anemia berat, infeksi
dapat lebih berbahaya lagi jika wanita tersebut sedang sakit. Jika
seorang wanita hamil memiliki status kesehatan yang tidak baik atau
6
mempersiapkan kehamilan, pengalaman trdahulu terhadap ransmisi
Children's HIV Status and the Acceptance Stage of Grief amongst HIV-
PMTCT bertujuan untuk mencapai nol HIV penularan dari ibu ke anak.
Selain itu, ini program dapat mengurangi efek psikologis HIV di antara
para ibu. Penelitian sebelumnya telah menemukan itu para ibu sangat
7
2. Status Gizi
yang langsung dapat dilihat dengan segera yang disebabkan karena ibu
hamil yang kurang zat gizi adalah kenaikan BB ibu hamil yang kurang atau
Kebutuhan zat gizi pada ibu hamil secara garis besar adalah sebagai
berikut :
a. Asam folat
asam folat, untuk preventif 500 mikrogram atau 0,5– 0,8 mg/hari, untuk
b. Energi
hamil yang melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah lebih
banyak terjadi pada ibu dengan zat energi yang kurang sebanyak 18
8
orang (94,7%) dibandingkan dengan zat gizi yang baik yaitu sebanyak
kurang pada ibu hamil memiliki 76 kali faktor resiko untuk melahirkan
komponen utama dari semua sel tubuh yang berfungsi sebagai enzim,
pembatasan kalori atau energi pada ibu hamil trimester kedua dan ketiga
maka akan dapat melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah
(Gambling, 2010).
c. Protein
hamil yang melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah lebih
banyak terjadi pada ibu dengan asupan zat gizi protein yang baik yaitu
asupan zat gizi protein yang kurang pada ibu hamil memiliki 8,5 kali
9
selama kehamilan sangat diperlukan untuk proses pertumbuhan janin
mengakibatkan bayi lahir dengan berat badan lahir rendah begitu juga
Kekurangan nutrisi pada zat gizi protein dan energi pada ibu
hamil dapat mengurangi inti dari DNA dan RNA dan dapat menganggu
profil asam lemak sehingga transfer zat gizi ibu kejanin menjadi
10
sebesar 910 gram dalam 6 bulan terakhir kehamilan dibutuhkan
Pemberian suplemen tablet tambah darah atau zat besi secara rutin
berguna untuk cadangan zat besi, sintesa sel darah merah dan sintesa
darah otot.
diminum bersama dengan teh, kopi atau susu karena akan menghambat
penyerapan zat besi. Efek samping zat besi adalah menimbulkan rasa
e. Kalsium
bagi kesehatan tulang ibu dan janin, asupan kalsium yang cukup dapat
11
yang berlawanan antara asupan kalsium dan perkembangan hipertensi
tabletnya.
g. Vit.A
1) Masa blastosis
2) Perkembangan embrio
3) Pembentukan plasenta
Nutrisi yang dibutuhkan energi, asam folat, zat besi dan protein
12
b. Trimester II (13-27 minggu)
1) Kesiapan organ
4. Gaya Hidup
sekarang, ternyata ada beberapa gaya hidup lain yang cukup merugikan
harus dipenuhi. Selain itu, ada beberapa gaya hidup yang mempengaruhi
wanita hamil, hal ini terjadi terutama apabila minum jamu pada trimester
ibu hamil karena belum semua bahan dan cara membuat jamu serta dosis
13
terstandar. Jamu yang sering dikonsumsi wanita hamil adalah jamu
1) Bagi janin
b) Menimbulkan kecacatan
c) Abortus
d) BBLR
e) Partus prematurus
g) Asfiksia neonatorum
2) Bagi ibu:
a) Keracunan
c) Syok
d) Perdarahan.
14
mengalami asfiksia berat, 3 (30%) bayi baru lahir dengan asfiksia
ibu yang tidak pernah mengkonsumsi jamu selama hamil, bayi yang
jadi atau ramuan bahan alam yang berasal dari tumbuhan, hewan,
kontraksi uterus dan abortivum. Satu hal yang menjadi perhatian medis
Air ketuban yang tercampur dengan residu jamu membuat air ketuban
dari TO.
15
b. Subtance abuse
2) Merokok
c. Perokok
bayinya. Bayi akan kekurangan oksigen dan racun yang dihisap melalui
rokok akan dapat ditransfer lewat plasenta ke dalam tubuh bayi. Pada ibu
hamil dengan merokok berat, kita harus waspada akan resiko keguguran,
berkurangnya aliran darah utero plasenta, dan hipoksia. Bahwa ibu hamil
16
janin dalam rahim. Yang paling penting sering terjadi adalah berat lahir
menunjukan bahwa ibu yang terpapar asap rokok selama hamil sampai
melahirkan berisiko lahir mati 2 kali lebih besar dari ibu yang selama hamil
dengan Judul Hubungan Ibu Hamil Perokok Pasif Dengan Kejadian Bayi
Berat Lahir Rendah Di Badan Layanan Umum Daerah Rsu Meuraxa Banda
(Bayi Berat Lahir Rendah), dari 26 responden yang perokok pasif ringan di
dapatkan 15 (100%), ibu melahirkan dengan bayi berat badan normal (tidak
mengalami kejadian BBLR). Dari hasil uji Statistik, Chi – square diperoleh
terdapat hubungan yang bermakna antara ibu hamil perokok pasif dengan
kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). Kelahiran BBLR pada ibu
yang terus menerus selama ibu hamil. Karbon monoksida (CO) dapat diikat
17
pengangkutan oksigen (O2) didalam darah ibu, dan pada akhirnya tubuh
janin akan menerima oksigen yang lebih sedikit. Selain karbon monoksida,
nikotin yang dihasilkan dari asap rokok perokok aktif kemudian terhisap
oleh ibu hamil juga dapat menurunkan perfusi plasenta. Nikotin yang
beberapa organ tubuh janin. Dampak dari pengaruh zat-zat tersebut adalah
hamil diluar nikah masa kini sudah semakin banyak ditemukan. Hamil
ada wanita yang hamil diluar nikah sering tidak diterima oleh masyarakat.
18
supaya dapat menjalani kehamilan dengan sehat dan melahirkan bayi sehat
juga.
penelitian ini juga serupa dengan hasil penelitian Hambert (2011) dengan
19
1. Stressor Internal dan Eksternal
dari dalam diri ibu hamil (internal) dan dapat juga berasal dari faktor luar
(eksternal) ibu hamil. Stres psikologis yang dialami ibu selama kehamilan
a. Stressor Internal
matang) biasanya dijumpai pada calon ibu dengan usia yang masih
sangat muda, introvert (tidak mau berbagi dengan orang lain) atau
20
maupun material. Menurut penelitian Alza dan Ismarwati (2017)
2) Perubahan Hormonal
b. Stressor Eksternal
1) Pengalaman ibu
atau persalinan yang meninggalkan trauma berat bagi ibu dapat juga
21
2) Gangguan Emosi
kehamilan akan berpengaruh pada janin, karena pada saat itu janin
akan membawa dampak yang buruk baik itu bagi ibu hamil
22
2. Support Keluarga
yang bersifat fisik maupun psikologis. Ibu harus melakukan adaptasi pada
setiap perubahan yang terjadi, dimana sumber stres terbesar terjadi karena
sayang.
merupakan kondisi dari masa anak menjadi orang tua sehingga kehamilan
dianggap suati krisis bagi kehidupan berkeluarga yang dapat diikuti oleh
stress dan kecemasan. Jika krisis tersebut tidak dapat dipecahkan maka
23
a. Merencanakan dan memepersiapkan kehadiran anak.
d. Memberi dukungan pada ibu utuk menciptakan ikatan yang kuat antara
keluarga baru.
yang dijalani oleh ibu. Orang yang paling penting bagi seorang waita
akan menunjukkan lebih sedikit gejala emosi dan fisik, lebih mudah
24
utama yang ditunjukan wanita selama hamil yaitu menerima tanda-
keluarga lainnya.
3. Substance Abuse
bahan yang beresiko secara fisik dan psikologis bagi kesehatan ibu hamil
substance abuse antara lain: gangguan dalam sosialisasi, gelisah, sifat lekas
25
marah, halusinasi, euphoria (ketagihan dan over dosis), paranoid, dan
pemakai alkohol rutin, tetapi juga pada pemakai alkohol yang tidak
Alkohol pada janin (FAS). Sindrom alkohol pada janin adalah kondisi
bentuk tubuh (terutama pada kepala, wajah, tangan dan kaki, jantung
dan susunan saraf pusat). Bayi semacam ini bisa mengalami kesulitan
pernafasan, kontrol suhu tubuh yang buruk, daya tahan tubuh melawan
26
b. Penggunaan obat-obat selama hamil
tergantung dari macam obat, akan tetapi juga tergantung dari saat obat
c. Kokain
peningkatan denyut jantung dan suhu tubuh, ilusi mental muncul dan
27
cardiac iskhemika, aborsi spontan, IUFD dan abrupsio plasenta,
tidak normal.
d. Opiates (narkotik)
kematian. Bayi baru lahir dari ibu pengguna opiates saat hamil harus
e. Ampetamin
4. Partner Abuse
sehingga dapat terjadi rasa nyeri dan trauma. Efek kekerasan pada ibu
hamil bisa dalam bentuk langsung maupun tidak langsung, yang langsung
antara lain: trauma dan kerusakan fisik pada ibu dan bayinya misalnya
28
solutio plasenta, fraktur tulang, ruptur uteri dan perdarahan. Menurut
banyak dilakukan dalam penelitian ini adalah kekerasan fisik ringan berupa
Kehamilan
hal ini dengan bijaksana jangan sampai menyinggung “kearifan local” yang
29
dapat melalui berbagai teknik, misalnya melalui media masa, pendekatan
secara turun temurun sejak dahulu ada dan dijaga baik proses dan tata
a. Mitos
tersebut, kadang mitos berupa larangan atau hal yang harus dihindari
karena mereka parcaya bila hal tersebut dilakukan akan berdampak pada
kehidupan mereka atau akan terjadi hal buruk pada mereka. Beberapa
mitos bahkan dipercaya sebagai amanat atau pesan dari nenek moyang
yang jika tidak ditaati akan menimbulkan dampak atau karma yang tidak
menyenangkan.
30
Pada dasarnya tujuan dari orang-orang terdahulu menciptakan
kehamilan:
perbuatannya itu.
31
3) Ibu hamil tidak boleh keluar malam, karena banyak roh jahat yang
dioksida (CO2).
5) Ibu hamil tidak boleh makan pisang yang dempet, nanti anaknya
32
pemisahan embrio, maka akan semakin berat kelainan yang akan
terjadi (William,2002).
Jika tidak dituruti maka anaknya akan mudah mengeluarkan air liur.
miofibrilar lainnya.
33
berat molekul yang rendah sehingga memungkinkan enzim ini
34
makrosomia serta tidak ada riwayat penyakit diabetes melitus
2. Fasilitas Kesehatan
ibu (AKI).
35
c. Fasilitas kesehatan yang ada di wilayah kelurahan biasanya kurang
36
Kurangnya pemanfaatan antenatal care oleh ibu hamil ini
sebagaimnya.
a. Sasaran prioritas
37
prioritas ini kemudian akan dilakukan tindak lanjut dengan
tinggal.
Puskesmas.
3. Faktor ekonomi
38
bahan persiapan kelahiran, obat-obatan, tenaga kesehatan dan transportasi
biaya antenatal care, makanan bergizi untuk ibu dan janin, pakaian hamil,
sosial, gaya hidup dan ekonomi juga bisa menjadi faktor yang
baik.
makanan
39
c. Ekonomi rendah mempengaruhi banyaknya jumlah anak
40
LAMPIRAN
dengan bayi 2,3kg dan panjang 46cm. Diketahui bahwa Ny.N adalah seorang
perokok dan peminum. Pada saat hamil Ny.N ditinggal oleh suami nya dan
sempat diperlakukan tidak baik dalam keadaan hamil. Tidak ada dukungan
B. Pembahasan
Pada kejadian ini Ny.N ditinggalkan oleh suaminya saat hamil dan
dilakukan oleh suami (partner) di rumah dapat terjadi baik secara fisik, psikis,
ataupun sexual sehingga dapat terjadi rasa nyeri ataupun trauma. Efek yang
pada kehamilan juga dapat menyebabkan nafsu makan yang menurun dan
peningkatan frekuensi merokok serta meminum alcohol (bagi ibu hamil dengan
gaya hidup sebagai peroko dan pminum alcohol). Dukungan dari suami juga
sangat mempengaruhi kehamilan yang dijalani oleh ibu. Orang yang paling
penting bagi seorang ibu hamil adalah suaminya. Banyak bukti yang ditunjukan
bahwa ibu hamil yang diperhatikan dan dikasihi oleh pasangannya selama
kehamilan akan menunjukkan lebih sedikit gejala emosi dan fisik, lebih mudah
persalinan.
41
Ny.N adalah perokok dan peminum alcohol. Pada ibu hamil perokok
darah ibu, dan pada akhirnya tubuh janin akan menerima oksigen yang lebih
sedikit. Selain karbon monoksida, nikotin yang dihasilkan dari asap rokok
perokok aktif kemudian terhisap oleh ibu hamil juga dapat menurunkan perfusi
plasenta. Nikotin yang masuk kedalam darah ibu dapat melewati plasenta dan
42
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
seorang ibu. Tidak hanya dari segi fisik, namun dari psikologis dan keadaan
sosial ekonomi juga sangat berpengaruh akan kesejahteraan ibu dan janin. Hal
saat persalinan tiba. Peran dari berbagai pihak tentu berpengaruh besar, seperti
dukungan moril, materil, serta secara mental, dari suami, keluarga bahkan
kesejahteraan janin dan merupakan suatu cerminan dari keadaan janin yang
aktual. Status kesehatan dipengaruhi oleh berbagai faktor yang tidak semua ibu
mengetahuinya. Dengan begitu sangat perlu bagi para tenaga kesehatan untuk
B. Saran
43
saat melakukan asuhan pada ibu hamil sehingga bidan bisa mengidentifikasi
44
DAFTAR PUSTAKA
Alza dan Ismarwati.2017.Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecemasan
Ibu Hamil Trimester III. Jurnal Kebidanan dan Keperawatan, Vol. 13,
No. 1,Juni 2017 1-
6.https://ejournal.unisayogya.ac.id/ejournal/index.php/jkk/article/view
/205/pdf
Eisenberg Arlene, 2000, Kehamilan Apa yang Anda Hadapi Bulan Perbulan,
Jakarta: Penerbit ARCAN.
Ladewig, W.P., 2013. Asuhan Keperawatan Ibu Bayi Baru Lahir. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC
Lilik .2009.Asuhan Kebidanan I (kehamilan ).Jakarta : CV. Trans Info Media
Lumempouw, et al. 2016. Hubungan Faktor Sosial Ekonomi Ibu Hamil
Dengan Keteraturan Pemeriksaan Antental Care (Anc)Di Puskesmas
Ranotana Weru Kecamatan Wanea Kota Manado. e-journal
Keperawatan (e-Kp) Volume 4
Nomor2,November2016https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/ar
ticle/view/14075/13651
Muslim, et al. 2016. Beberapa Kejadian Cacat Bawaan Bayi Lahir Di Rumah
Sakit M. Yunus Bengkulu Dalam Satu Dekade Terakhir.
file:///C:/Users/WIN%2010/Downloads/3317-7111-1-SM.pdf
Patel R.C., Onono M., Gandhi M., Blat C., Hagey J., Shade S.B.,
Vittinghoff E., Bukusi E.A., Newmann S.J., Cohen C.R..
(2015).Pregnancy Rate And HIV Positive Woman Using
Contraceptive And Evavirenz Based Or Nevaviran Based In
Antiretroviral In Kenya; Retrospective Cohort Study. Journal Lancet
HIV. Doi 10.1016/s2352-3018(15) 00184-8.epub 2015 oct 22
Paunno, et al. 2015. Pengaruh Ibu Hamil Perokok Pasif Terhadap Kejadian
Lahir Mati Di Kota Ambon. Vol. 2 | No. 3 |Desember 2015 | Jurnal
Kesehatan Reproduksi: 127-138
(file:///C:/Users/WIN%2010/Downloads/12647-25118-1-PB.pdf)
Ristriyani, et al. 2018. Children's HIV Status and the Acceptance Stage of
Grief amongst HIV-Positive Women. Makara J. Health Res., 2018,
22(2): 69-73
(file:///C:/Users/WIN%2010/Downloads/Rizka_Makara.pdf di unduh
10/9/19)
William NS. 2002. Danforth obstetri dan ginekologi. Alih bahasa Chalik
TMA. Jakarta: Widya Medika;.hlm.891-9.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam rangka pencapaian target sasaran rencana Pembangunan
Jangka Menengah Bidang Kesehatan (RPJMN-BK) 2004-2019 yaitu
AKI 226/100.000 KH, dan target pencapaian Milenium Development
Goals (MDG’s, yaitu AKI menjadi 102/100.000 KH pada tahun 2015,
perlu dilakukan upaya terobosan yang efektif dan berkesinambungan.
Sebagian besar kematian ibu disebabkan oleh penyebab
langsung, yaitu perdarahan, infeksi, eklamsia, persalinan lama dan
abortus komplikasi abortus. Disamping itu, kematian ibu juga
dilatarbelakangi oleh rendahnya tingkat sosial ekonomi, tingkat
pendidikan, kedudukan dan peran perempuan, faktor sosial budaya serta
faktor transportasi, yang kesemuanya berpengaruh pada munculnya dua
keadaan yang tidak menguntungkan, yaitu: (1) Tiga Terlambat (terlambat
mengenal tanda bahaya dan mengambil keputusan, terlambat mencapai
fasilitas kesehatan, dan terlambat ,mendapatkan pelayanan di fasilitas
kesehatan); (2) Empat Terlalu (terlalu muda melahirkan, terlalu sering
melahirkan, terlalu rapat jarak melahirkan, dan terlalu tua untuk
melahirkan). Mengingat penyebab dan latarbelakang kematian ibu yang
sangat kompleks dan menyangkut bidang-bidang yang ditangani oleh
banyak sektor, baik di lingkungan pemerintah maupun swasta, maka
upaya percepatan penurunan AKI memerlukan penanganan yang
menyeluruh terhadap masalah yang ada dengan melibatkan sektor terkait.
Untuk menanggulangi permasalahan tersebut, telah dilakukan
upaya percepatan penurunan AKI. Pada tahun 2000 Departemen
Kesehatan telah mencanangkan Strategi Making Pregnancy Safer (MPS)
yang merupakan strategi terfokus dalam penyediaan dan pemantapan
pelayanan kesehatan, dengan 3 (tiga) pesan kunci MPS, yaitu (1) Setiap
persalinan di tolong oleh tenaga kesehatan terlatih, (2) Setiap komplikasi
obstetri dan neonatal mendapat pelayanan yang adekuat, dan (3) Setiap
wanita usia subur mempunyai akses terhadap pencegahan kehamilan
yang tidak diinginkan dan penanganan komplikasi keguguran. Upaya
percepatan AKI tersebut dilaksankan melalui empat strategi, yaitu: (1)
Peningkatan kualitas dan akses pelayanan kesehatan ibu dan bayi, (2)
Kerjasama lintas program, lintas sektor terkait dan masyarakat termasuk
swasta (3) Pemberdayaan perempuan, keluarga dan pemberdayaan
masyarakat, dan (4) Meningkatkan survaliance, monitoring-evaluasi
KIA dan pembiayaan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud sasaran antenatal terpadu?
2. Apa saja jenis-jenis pemeriksaan dalam pelayanan antenatal
terpadu?
3. Bagaimana standar pelayanan antenatal?
4. Bagaimana cara menggunakan P4K dan buku KIA?
5. Bagaimana sistem pencatatan dan pelaporan dalam kebidanan serta
pendokumentasian SOAP?
C. Tujuan
1. Mengetahui mengenai sasaran antenatal terpadu.
2. Mengetahui jenis-jenis pemeriksaan dalam pelayanan antenatal
terpadu.
3. Mengetahui standar pelayanan antenatal.
4. Mengetahui cara menggunakan P4K dan buku KIA.
5. Mengetahui sistem pencatatan dan pelaporan dalam kebidanan serta
pendokumentasian SOAP.
BAB II
PEMBAHASAN
2) Tujuan Khusus
a) Terdatanya status ibu hamil dan terpasangnya Stiker
P4K disetiap rumah ibu hamil yang memuat
informasi tentang : lokasi tempat tinggal ibu hamil,
identitas ibu hamil, taksiran persalinan, penolong
persalinan, pendamping persalinan, fasilitas tempat
persalinan, calon donor darah, transportasi yang
akan digunakan serta pembiayaan.
b) Adanya perencanaan persalinan, termasuk
pemakaian metode KB passca persalinan yang
sesuai dan disepakati ibu hamil, suami, keluarga dan
bidan.
c) Terlaksananya pengambilan keputusan yang cepat
dan tepat bila terjadi komplikasi selama, hamil,
bersalin maupun nifas.
d) Meningkatnya keterlibatan tokoh masyarakat baik
formal maupun non formal, dukun/pendamping
persalinan dan kelompok masyarakat dalam
perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi
dengan stiker, dan KB pasca salin sesuai dengan
perannya masing-masing.
c. Manfaat
1) Mempercepat berfungsinya Desa Siaga
2) Meningkatkan cakupan pelayanan ANC sesuai standart
3) Meningkatnya cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan
terampil
4) Meningkatnya kemitraan Bidan dan Dukun
5) Tertanganinya kejadian komplikasi secara dini
6) Meningkatnya peserta KB pasca salinTerpantaunya
kesakitan dan kematian ibu dan bayi.
7) Menurunnya kejadian kesakitan dan kematian ibu serta
bayi
d. Sasaran
1) Penanggung jawab dan pengelola program KIA Provinsi
dan Kab/Kota
2) Bidan Koordinator
3) Kepala Puskesmas
4) Dokter
5) Perawat
6) Bidan
7) Kader
8) Forum peduli KIA (Forum P4K/Pokja/Posyandu, dll).
e. Dasar Hukum
1) Surat edaran Mentri Kesehatan No. 295 tahun 2008
tentang percepatan pelaksanaan program perencanaan
persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K) dengan
stiker.
2) Surat edaran Mentri dalam Negeri No. 441.7/1935.SJ
tahun 2008 tentang percepatan pelaksanaan program
persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K).
f. Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi
(P4K) dengan Stiker
1) Indikator Program
a) Presentase Desa melaksanakan P4K dengan Stiker
b) Presentase ibu hamil mendapat stiker
c) Presentase ibu hamil berstiker mendapat pelayanan
antenatal sesuai standar
d) Presentase ibu hamil berstiker bersalin di tenaga
kesehatan
e) Presentase ibu hamil, bersalin dan nifas berstiker yang
mengalami komplikasi tertangani
f) Presentase penggunaan metode KB pasca persalinan
g) Presentase ibu bersalin di nakes mendapat pelayanan
nifas.
i. Tahap Kegiatan
1) Orientasi P4K dengan stiker
Orientasi ditujukan untuk pengelola program dan
stakeholders terkait di tingkat Provinsi, Kab/Kota,
Puskesmas. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan
sosialisasi tentang tujuan, manfaat, mekanisme
pelaksanaan, sistem pencatatan dan pelaporan serta
dukungan apa saja yang disiapkan dan diperlukan agar P4K
dengan stiker dapat terlaksana di lapangan.
2) Sosialisasi
Sosialisasi ditujukan kepada kepala desa/lurah, bidan,
dukun, tokoh agama, tokoh masyarakat, organisasi
perempuan, PKK serta lintas sektor di tingkat
desa/kelurahan. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan
sosialisasi tentang tujuan, manfaat dan mekanisme
pelaksanaan agar mendapat dukungan dari seluruh lapisan
masyarakat dalam pelaksanaannya di lapangan.
3) Operasionalisasi P4K dengan Stiker di Tingkat Desa
a) Memanfaatkan pertemuan bulanan tingkat
desa/kelurahan
Pertemuan dipimpin oleh kepala desa/lurah,
dan dihadiri bidan di desa, kader, dukun, tokoh
masyarakat, bertujuan untuk meningkatkan partisipasi
aktif keluarga dan masyarakat dalam membantu
mempersiapkan persalinan yang aman bagi ibu yang
diwujudkan dengan mendata jumlah ibu hamil yang
ada diwilayah desa, serta membahas dan menyepakati
calon donor darah, transport dan pembiayaan
(Jamkesmas, tabulin, dasolin). Pertemuan ini juga
dapat dipakai untuk mengembangkan forum yang telah
ada sebelumnya, seperti Pokja Posyandu, Forum GSI
yang ditujukan untuk melaksanakan program P4K
dengan stiker ini.
b) Mengaktifkan Forum Peduli KIA
Forum peduli KIA ini diharapkan
memanfaatkan forum-forum yang sudah ada di
masyarakat, antara lain: GSI, Forum Desa Siaga, Pokja
Posyandu dll. Apabila didaerah tersebut belum
terbentuk forum seperti itu bisa dilakukan
pembentukan dengan menggunakan metode berikut
ini.
c) Kontak dengan Ibu Hamil dan Keluarga dalam
Pengisian Stiker
Bidan didesa bersama kader dan/dukun
melakukan kontak dengan ibu hamil, suami dan
keluarga untuk sepakat dalam pengisian stiker,
termasuk pemakaian KB pasca persalinan.
keterampilan berkomunikasi sangat penting dimiliki
oleh setiap tenaga kesehatan yang melakukan kontak
dengan ibu hamil dan keluarga dalam pengisian stiker.
d) Pemasangan Stiker di Rumah Ibu Hamil
Setelah melakukan konseling, stiker diisi oleh
Bidan, kemudian stiker tersebut ditempel di rumah ibu
hamil (sebaiknya di depan rumah, dan ibu hamil
diberikan buku KIA untuk dipahami isinya. Stiker P4K
ini memuat informasi tentang nama ibu hamil, nama
suami, golongan darah ibu hamil, nama pendamping
persalinan diarahkan agar suami yang mendampingi
(tulis namanya), nama tenaga kesehatan yang akan
menolong persalinan, rencana nama pendonor darah
yang akan diminta bila ibu hamil mengalami
kegawatdaruratan dan rencana transportasi/ ambulan
desa yang akan dipakai bila ibu hamil mengalami
kegawatdaruratan, rencana pembayaran (Jamkesmas,
Tabulin, Dasolin).
Program pemasangan stiker ini menjadi media
utama dalam P4K. melalui stiker, pendataan dan
pemantauan ibu hamil dapat dilakukan secara intensif
oleh Bidan bersama dengan suami, keluarga, kader,
masyarakat, Forum Peduli KIA, serta pendeteksi dini
kejadian komplikasi sehingga ibu hamil dapat
menjalani kehamilan dan persalinan dengan aman dan
selamat, serta bayi yang dilahirkan sehat.
Pemasangan “stiker P4K” bukanlah sekedar
menempelkan stiker pada setiap rumah ibu hamil, tapi
harus dilakukan konseling kepada ibu hamil, suami
dan keluarga untuk mendapatkan kesepakatan dan
kesiapan dalam merencanakan persalinan.
e) Pendataan Jumlah Ibu Hamil di Wilayah Desa
Pendataan jumlah ibu hamil di wilayah desa
dilakukan setiap bulan secara teratur untuk up-dating,
dan disampaikan pada setiap pertemuan bulanan.
Kemudian pemberian konseling kepada ibu hamil,
dilanjutkan dengan penempelan stiker dirumah ibu
hamil dan pemberian Buku KIA kepada ibu hamil
tersebut.
f) Pengelolahan donor darah dan sarana transportasi/
ambulan desa.
Dalam pengelolahan donor darah ini,
dikembangkan upaya bukan hanya untuk mengganti
darah pada ibu bersalin tetapi berorientasi untuk
menggalang tersedianya calon pendonor darah untuk
mengisi persediaan darah di RS. Komitmen
masyarakat terhadap pelaksanaan donor darah dan
saran transportasi ambulan desa dapat diwujudkan
dengan pembuatan surat pernyataan kesediaan menjadi
pendonor darah atau sarana transportasi/ ambulan desa
bagi warga yang bersedia dan ikhlas sebagai calon
pendonor darah atau pemakaian kendaraan sewaktu-
waktu bila diperlukan dalam situasi kegawatdaruratan.
Untuk melakukan cek golongan darah di
masyarakat, bidan bisa berkoordinasi dengan pihak
PMI melalui Puskesmas. Pada tingkat masyarakat,
Forum Peduli KIA bisa membantu memobilisasi
masyarakat tentang waktu pelaksanaan cek golongan
darah masal.
g) Penggunaan, Pengelolahan dan Pengawasan
Tabulin/Dasolin
Mekanisme penggunaan, pengelolahan dan
pengawasan tabulin/dasolin sebenarnya diserahkan
sepenuhnya kepada keinginan dan kesepakatan
masyarakat pada pertemuan-pertemuan yang
dilakukan. Namun sebagai panduan ketika melakukan
fasilitas mekanisme penggunaan, pengelolahan dan
pengawasan tabulin/dasolin memperhatikan beberapa
hal berikut:
(1) Pengumpulan dan penyimpanan dana
(2) Penggunaan dana
(3) Pengawasan dan pelaporan dana
h) Pembuatan dan Penandatanganan Amanat Persalinan
Amanat persalinan adalah kesepakatan
kesanggupan ibu hamil beserta dengan suami
dan/keluarga atas komponen-komponen P4K dengan
Stiker. Amanat persalinan juga melibatkan warga yang
sanggup menjadi pendonor darah, warga yang
memiliki sarana transportasi/ ambulan desa, proses
pencatatan perkembangan ibu hamil, bersalin, nifas
dan bayi baru lahir, rencana inisiasi menyusui dini,
kesiapan Bidan untuk kunjungan nifas, termasuk
upaya penggalian dan pengelolahan dana.
4) Rekapitulasi Pelaporan
a) Data yang telah didapat dari isian dan data pendukung
lainnya, bidan di desa melakukan pencatatan di buku
KIA untuk disimpan dan dipelajari oleh ibu hamil
sebagai alat pantau kesehatan ibu selama hamil,
bersalin dan nifas. Bayi yang dilahirkan sampai umur
5 tahun. Disamping itu, juga dicatat dikartu ibu serta
kohort ibu untuk disimpan difasilitas kesehatan. Bidan
di desa memberikan pelayanan sesuai standard an
pemantauan ibu hamil, serta melaporkan hasil
pelayanan lesehatan ibu di wilayah desa ( termasuk
laporan dari dokter dan bidan praktek swasta di desa
tersebut) ke Puskesmas setiap bulan termasuk laporan
kematian ibu, bayi lahir hidup dan bayi lahir mati.
b) Puskesmas melakukan rekapitulasi dan analisa laporan
dari seluruh bidan di desa/ kelurahan dan juga laporan
dari Rumah Bersalin Swasta serta melakukan
Pemantauan Wilayah Setempat tentang KIA (PWS-
KIA) dan melaporkan ke Dinas Kesehatan Kab/Kota
setiap bulan.
c) Dinas kesehatan kab/kota melakukan rekapitulasi dan
analisa laporan dari seluruh puskesmas di wilayahnya
dan laporan Yankes Ibu dari RS Pemerintah & Swasta,
serta melakukan Pemantauan Wilayah Setempat
(PWS-KIA), evaluasi dan melaporkan ke Dinas
Kesehatan Propinsi setiap bulan.
d) Dinas kesehatan Propinsi melakukan rekapitulasi dan
analisa dari seluruh laporan Dinas Kesehatan Kab/Kota
di wilayahnya dan melakukan pemantauan, fasilitas
dan evaluasi secara berkala serta melaporkan ke tingkat
pusat setiap tiga bulan.
e) Tingkat asional melakukan rekapitulasi dan analisa
laporan dari Dinas Kesehatan Propinsi dan melakukan
pemantauan berkala, fasilitas, evaluasi P4K dengan
stiker dalam rangka PP-AKI.
5) Forum Komunikasi
Untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan P4K di masing-
masing tingkat wilayah dari puskesmas, kabupaten/kota
dan Provinsi mempunyai wadah forum komunikasi yang
meliputi Lintas Program dan Lintas Sektor.
j. Peran Puskesmas, Bidan, Dukun, Forum Peduli KIA
1) Peran Puskesmas
a) Menentukan target sasaran, memastikan ketersediaan
logistik (stiker, buku KIA dll), bagi setiap ibu hamil,
untuk keberlangsungan P4K.
b) Memantau pelaksanaan program P4K dengan
melakukan supervise fasilitatif terhadap Bidan di Desa,
PWS-KIA
c) Menjajaki pertemuan rutin dengan Forum Peduli KIA,
dukun, dan kader untuk mencari masukan-masukan
dari masyarakat tentang program perencanaan
persalinan dan pencegahan komplikasi berbisnis
masyarakat.
2) Peran Bidan
a) Melakukan Pemeriksaan ibu hamil (ANC) sesuai
standar (minimal 4 kali selama hamil)
b) Melakukan penyuluhan dan konseling pada ibu hamil
dan keluarga mengenai:
(1) Tanda-tanda persalinan
(2) Tanda bahaya persalinan dan kehamilan
(3) Kebersihan pribadi dan lingkungan
(4) Kesehatan dan gizi
(5) Perencanaan persalinan
(6) Perlunya IMD dan ASI eksklusif
(7) KB pasca persalinan
a) Masa Kehamilan
(1) Memotivasi ibu hamil untuk periksa hamil dan
melahirkan dibidan.
(2) Menyadarkan dan mengantar ibu hamil yang tidak
mau periksa ke bidan.
(3) Membantu bidan pada saat pemeriksaan ibu hamil
(4) Melalkukan penyuluhan pada ibu hamil
(5) Memotivasi ibu hamil dan keluarga tentang KB
pasca persalinan
(6) Melakukan motivasi pada waktu rujukan
diperlukan
b) Masa Persalinan
(1) Mengantar calon ibu bersalin ke bidan
(2) Mengingatkan kelurga menyiapkan alat transport
untuk pergi ke bidan / memanggil bidan
(3) Membantu Nakes dalam mempersiapkan sarana
prasarana persalinan aman
(4) Mendampingi ibu saat persalinan
(5) Memotivasi ibu pada saat persalinan
(6) Memotivasi rujukan bila diperlukan
(7) Membantu ibu dan keluarga setelah persalinan
c) Masa Nifas
(1) Merawat ibu setelah melahirkan dlam beberapa
hal:
(a) Kebersihan pribadi dan lingkungan
(b) Kesehatan dan gizi
(c) ASI eksklusif
(d) Perawatan payudara
(2) Memotivasi ibu dan keluarga untuk ber KB
setelah melahirkan
(3) Memotivasi rujukan bila diperlukan
(4) Melaporkan ke Bidan apabila ada calon akseptor
KB baru
4) Peran Forum Peduli KIA
a) Melakukan pertemuan rutin dengan difasilitasi oleh
bidan
b) Memberikan masukan untuk pemantapan pelaksanaan
P4K
c) Melakukan up-date data bulanan KIA
d) Membahas hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan
P4K dan bagaimana mengatasinya
e) Memantau kesiapan masyarakat dalam berpartisipasi
dalam pelaksanaan P4K
telah ditetapkan.
a. SOAPIER
1) S= Subjektif. Data subjektif adalah data yang
diperoleh dari sudut pandang pasien atau segala
bentuk pernyataan atau keluhan dari pasien. Pada
pasien bisu maka dibagian data belakang “S” diberi
kode”0” atau “X”.
2) O=Objektif. Data objektif merupakan data yag
diperoleh dari hasil pemeriksaan / observasi bidan
atau tenaga kesehatan lain. Yang termasuk dalam data
objektif meliputi pemeriksaan fisik pasien,
pemeriksaan laboratorium, atapu pemeriksaan
diagnostik lainnya.
3) A=Assesment. Assesment merupakan
pendokumentasian dari hasil analisa data subjektif
dan data objektif. Analisa yang cepat dan akurat
sangat diperlukan guna pengambilan keputusan /
tindakan yang tepat.
4) P=Planning. Planning (Perencanaan) adalah rencana
yang dibuat berdasarkan hasil analisa. Rencana
asuhan ini meliputi rencana saat ini dan akan datang.
5) I=Implementation. Implementation (Pelaksanaan )
merupakan tindakan yang harus dilakukan sesuai
perencanaan. Dalam melakukan tindakan harus
disetujui oleh pasien kecuali tidak dilaksanakan.
6) E=Evaluation. Evaluation merupakan hal penting
untuk menilai ketepatan tindakan dan kefektifan
asuhan yang telah diberikan bidan. Jika tujuan
tindakan tidak tercapai maka proses evaluasi
digunakan sebagai dasar tindakan alternatif lain guna
mencapai tujuan.
7) R=Revised. Revised (revisi) adalah perubahan
rencana asuhan kebidanan berdasar hasil evaluasi
guna tercapainya tujuan asuhan.
8) Contoh :
S : Pasien P3A0 mengeluh nyeri pada luka jahitan
post SC 2 hari yang lalu dan mengigil.
O : TD 120/70 mmHg, N 80x/menit, RR 22x/menit,
Suhu 38,30C, pada balutan luka terlihat basah dan
terdapat PUS.
A : P3A0 post SC 2 hari dengan infeksi
P : Lakukan perawatan luka, pendidikan kesehatan
makan tinggi kalori dan protein
I : Ganti balutan, pendidikan kesehatan nutrisi tinggi
kalori dan protein
E : Luka masih bernanah
R : Ganti balutan 2 kali/hari
b. SOAPIE
1) S= Subjektif. Data subjektif adalah data yang
diperoleh dari sudut pandang pasien atau segala
bentuk pernyataan atau keluhan dari pasien. Pada
pasien bisu maka dibagian data belakang “S” diberi
kode”0” atau “X”.
2) O=Objektif. Data objektif merupakan data yag
diperoleh dari hasil pemeriksaan / observasi bidan
atau tenaga kesehatan lain. Yang termasuk dalam data
objektif meliputi pemeriksaan fisik pasien,
pemeriksaan laboratorium, atapu pemeriksaan
diagnostik lainnya.
3) A=Assesment. Assesment merupakan
pendokumentasian dari hasil analisa data subjektif
dan data objektif. Analisa yang cepat dan akurat
sangat diperlukan guna pengambilan keputusan /
tindakan yang tepat.
4) P=Planning. Planning (Perencanaan) adalah rencana
yang dibuat berdasarkan hasil analisa. Rencana
asuhan ini meliputi rencana saat ini dan akan datang.
5) I=Implementation. Implementation (Pelaksanaan )
merupakan tindakan yang harus dilakukan sesuai
perencanaan. Dalam melakukan tindakan harus
disetujui oleh pasien kecuali tidak dilaksanakan.
6) E=Evaluation. Evaluation merupakan hal penting
untuk menilai ketepatan tindakan dan kefektifan
asuhan yang telah diberikan bidan. Jika tujuan
tindakan tidak tercapai maka proses evaluasi
digunakan sebagai dasar tindakan alternatif lain guna
mencapai tujuan.
7) Contoh :
S : Pasien P3A0 mengeluh nyeri pada luka jahitan
post SC 2 hari yang lalu dan mengigil.
O : TD 120/70 mmHg, N 80x/menit, RR 22x/menit,
Suhu 38,30C, pada balutan luka terlihat basah dan
terdapat PUS
A : P3A0 post SC 2 hari dengan infeksi
P : Lakukan perawatan luka, pendidikan kesehatan
makan tinggi kalori dan protein
I : Ganti balutan, pendidikan kesehatan nutrisi tinggi
kalori dan protein
E : Luka masih bernanah
c. SOAPIED
1) S S= Subjektif. Data subjektif adalah data yang
diperoleh dari sudut pandang pasien atau segala
bentuk pernyataan atau keluhan dari pasien. Pada
pasien bisu maka dibagian data belakang “S” diberi
kode”0” atau “X”.
2) O=Objektif. Data objektif merupakan data yag
diperoleh dari hasil pemeriksaan / observasi bidan
atau tenaga kesehatan lain. Yang termasuk dalam data
objektif meliputi pemeriksaan fisik pasien,
pemeriksaan laboratorium, atapu pemeriksaan
diagnostik lainnya.
3) A=Assesment. Assesment merupakan
pendokumentasian dari hasil analisa data subjektif
dan data objektif. Analisa yang cepat dan akurat
sangat diperlukan guna pengambilan keputusan /
tindakan yang tepat.
4) P=Planning. Planning (Perencanaan) adalah rencana
yang dibuat berdasarkan hasil analisa. Rencana
asuhan ini meliputi rencana saat ini dan akan datang.
5) I=Implementation. Implementation (Pelaksanaan )
merupakan tindakan yang harus dilakukan sesuai
perencanaan. Dalam melakukan tindakan harus
disetujui oleh pasien kecuali tidak dilaksanakan.
6) E=Evaluation. Evaluation merupakan hal penting
untuk menilai ketepatan tindakan dan kefektifan
asuhan yang telah diberikan bidan. Jika tujuan
tindakan tidak tercapai maka proses evaluasi
digunakan sebagai dasar tindakan alternatif lain guna
mencapai tujuan.
7) D = Dokumentasi. Dokumentasi adalah pencatatan
seluruh tindakan yang sudah dilakukan dalam asuhan
kebidanan. Pencatatan dimulai dari pasien datang
sampai pulang.
F. SOAP
1. Pengkajian.
Pengkajian ini dilakukan dengan mengumpulkan semua
informasi yang akurat, relevan dan lengkap dari semua
sumber yang berkaitan dengan kondisi klien, yaitu meliputi
data subyektif dan data obyektif.
a. Data Subyektif
1) Identitas
a) Nama: Untuk mengenal ibu dan suami.
b) Umur: Usia wanita yang dianjurkan untuk hamil
adalah wanita dengan usia 20-35 tahun. Usia di
bawah 20 tahun dan diatas 35 tahun
mempredisposisi wanita terhadap sejumlah
komplikasi. Usia di bawah 20 tahun
meningkatkan insiden preeclampsia dan usia
diatas 35 tahun meningkatkan insiden diabetes
melitus tipe II, hipertensi kronis, persalinan yang
lama pada nulipara, seksio sesaria, persalinan
preterm, IUGR, anomali kromosom dan
kematian janin (Varney, dkk, 2007).
c) Suku/Bangsa: Asal daerah atau bangsa seorang
wanita berpengaruh terhadap pola pikir
mengenai tenaga kesehatan, pola nutrisi dan adat
istiadat yang dianut.
d) Agama: Untuk mengetahui keyakinan ibu
sehingga dapat membimbing dan mengarahkan
ibu untuk berdoa sesuai dengan keyakinannya.
e) Pendidikan: Untuk mengetahui tingkat
intelektual ibu sehingga tenaga kesehatan dapat
melalukan komunikasi termasuk dalam hal
pemberian konseling sesuai dengan pendidikan
terakhirnya.
f) Pekerjaan: Status ekonomi seseorang dapat
mempengaruhi pencapaian status gizinya
(Hidayat dan Uliyah, 2008). Hal ini dapat
dikaitkan antara asupan nutrisi ibu dengan
tumbung kembang janin dalam kandungan, yang
dalam hal ini dipantau melalui tinggi fundus uteri
ibu hamil.
g) Alamat: Bertujuan untuk mempermudah tenaga
kesehatan dalam melakukan follow up terhadap
perkembangan ibu.
2) Keluhan Utama: Menurut Bobak, dkk (2005)
dan Prawirohardjo (2010), keluhan yang muncul pada
kehamilan trimester III meliputi sering kencing, nyeri
pinggang dan sesak napas akibat pembesaran uterus
serta merasa khawatir akan kelahiran bayinya dan
keselamatannya. Selain itu, konstipasi dan sering
lelah merupakan hal yang wajar dikeluhkan oleh ibu
hamil (Mochtar, 2011).
3) Riwayat Menstruasi: Untuk mengkaji
kesuburan dan siklus haid ibu sehingga didapatkan
hari pertama haid terakhir (HPHT) untuk menentukan
usia kehamilan dan memperkirakan tanggal taksiran
persalinannya (Prawirohardjo, 2010).
4) Riwayat Perkawinan: Untuk mengetahui
kondisi psikologis ibu yang akan mempengaruhi
proses adaptasi terhadap kehamilan, persalinan, dan
masa nifas-nya.
5) Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas
yang Lalu: Untuk mengetahui kejadian masa lalu ibu
mengenai masa kehamilan, persalinan dan masa
nifas-nya. Komplikasi pada kehamilan, persalinan
dan nifas dikaji untuk mengidentifikasi masalah
potensial yang kemungkinan akan muncul pada
kehamilan, persalinan dan nifas kali ini. Lama
persalinan sebelumnya merupakan indikasi yang baik
untuk memperkirakan lama persalinan kali ini.
Metode persalinan sebelumnya merupakan indikasi
untuk memperkirakan persalinan kali ini melalui
seksio sesaria atau melalui per vaginam. Berat badan
janin sebelumnya yang dilahirkan per vaginam dikaji
untuk memastikan keadekuatan panggul ibu untuk
melahirkan bayi saat ini (Varney, dkk, 2007).
6) Riwayat Hamil Sekarang: Untuk mengetahui
beberapa kejadian maupun komplikasi yang terjadi
pada kehamilan sekarang. Hari pertama haid terakhir
digunakan untuk menentukan tafsiran tanggal
persalinan dan usia kehamilan. Gerakan janin yang
dirasakan ibu bertujuan untuk mengkaji
kesejahteraan janin (Varney, dkk, 2007). Gerakan
janin mulai dapat dirasakan pada minggu ke-16
sampai minggu ke-20 kehamilan (Bobak, dkk, 2005).
7) Riwayat Penyakit yang Lalu/Operasi: Adanya
penyakit seperti diabetes mellitus dan ginjal dapat
memperlambat proses penyembuhan luka (Hidayat
dan Uliyah, 2008). Gangguan sirkulasi dan perfusi
jaringan dapat terjadi pada penderita diabetes melitus.
Selain itu, hiperglikemia dapat menghambat
fagositosis dan menyebabkan terjadinya infeksi
jamur dan ragi pada luka jalan lahir (Johnson dan
Taylor, 2005).
8) Riwayat Penyakit Keluarga: Untuk mengetahui
kemungkinan adanya pengaruh penyakit keluarga.
9) Riwayat Gynekologi: Untuk mengetahui
riwayat kesehatan reproduksi ibu yang kemungkinan
memiliki pengaruh terhadap proses kehamilannya.
10) Riwayat Keluarga Berencana: Untuk
mengetahui penggunaan metode kontrasepsi ibu
secara lengkap dan untuk merencanakan penggunaan
metode kontrasepsi setelah masa nifas ini.
11) Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
a) Pola Nutrisi: Makanan yang dianjurkan untuk ibu
hamil antara lain daging tidak berlemak, ikan,
telur, tahu, tempe, susu, brokoli, sayuran berdaun
hijau tua, kacangan-kacangan, buah dan hasil
laut seperti udang. Sedangkan makanan yang
harus dihindari oleh ibu hamil yaitu hati dan
produk olahan hati, makanan mentah atau
setengah matang, ikan yang mengandung
merkuri seperti hiu dan marlin serta kafein dalam
kopi, teh, coklat maupun kola. Selain itu, menu
makanan dan pengolahannya harus sesuai
dengan Pedoman Umum Gizi Seimbang
(Mochtar, 2011).
b) Pola Eliminasi: Pada kehamilan trimester III, ibu
hamil menjadi sering buang air kecil dan
konstipasi. Hal ini dapat dicegah dengan
konsumsi makanan tinggi serat dan banyak
minum air putih hangat ketika lambung dalam
keadaan kosong untuk merangsang gerakan
peristaltik usus (Mochtar, 2011).
c) Pola Istirahat: Pada wanita usia reproduksi (20-
35 tahun) kebutuhan tidur dalam sehari adalah
sekitar 8-9 jam (Hidayat dan Uliyah, 2008).
d) Psikososial: Pada setiap trimester kehamilan ibu
mengalami perubahan kondisi psikologis.
Perubahan yang terjadi pada trimester 3 yaitu
periode penantian dengan penuh kewaspadaan.
Oleh karena itu, pemberian arahan, saran dan
dukungan pada ibu tersebut akan memberikan
kenyamanan sehingga ibu dapat menjalani
kehamilannya dengan lancar (Varney, dkk,
2006). Data sosial yang harus digali termasuk
dukungan dan peran ibu saat kehamilan ini.
b. Data Obyektif
a. Pemeriksaan Umum
a) Keadaan Umum: Baik
b) Kesadaran: Bertujuan untuk menilai status
kesadaran ibu. Composmentis adalah status
kesadaran dimana ibu mengalami kesadaran
penuh dengan memberikan respons yang cukup
terhadap stimulus yang diberikan (Hidayat dan
Uliyah, 2008)
c) Keadaan Emosional: Stabil.
d) Tinggi Badan: Untuk mengetahui apakah ibu
dapat bersalin dengan normal. Batas tinggi badan
minimal bagi ibu hamil untuk dapat bersalin
secara normal adalah 145 cm. Namun, hal ini
tidak menjadi masalah jika janin dalam
kandungannya memiliki taksiran berat janin
yang kecil (Kemenkes RI, 2013).
e) Berat Badan: Penambahan berat badan minimal
selama kehamilan adalah ≥ 9 kg (Kemenkes RI,
2013).
f) LILA: Batas minimal LILA bagi ibu hamil
adalah 23,5 cm (Kemenkes RI, 2013).
g) Tanda-tanda Vital: Rentang tekanan darah
normal pada orang dewasa sehat adalah 100/60 –
140/90 mmHg, tetapi bervariasi tergantung usia
dan variable lainnya. WHO menetapkan
hipertensi jika tekanan sistolik ≥ 160 mmHg dan
tekanan diastolic ≥ 95 mmHg. Pada wanita
dewasa sehat yang tidak hamil memiliki kisaran
denyut jantung 70 denyut per menit dengan
rentang normal 60-100 denyut per menit. Namun
selama kehamilan mengalami peningkatan
sekitar 15-20 denyut per menit. Nilai normal
untuk suhu per aksila pada orang dewasa yaitu
35,8-37,3° C (Johnson dan Taylor, 2005).
Sedangkan menurut Varney, dkk. (2006),
pernapasan orang dewasa normal adalah antara
16-20 ×/menit.
b. Pemeriksaan Fisik
a) Muka: Muncul bintik-bintik dengan ukuran yang
bervariasi pada wajah dan leher (Chloasma
Gravidarum) akibat Melanocyte Stimulating
Hormone (Mochtar, 2011). Selain itu, penilaian
pada muka juga ditujukan untuk melihat ada
tidaknya pembengkakan pada daerah wajah serta
mengkaji kesimetrisan bentuk wajah (Hidayat
dan Uliyah, 2008).
b) Mata: Pemeriksaan sclera bertujuan untuk
menilai warna , yang dalam keadaan normal
berwarna putih. Sedangkan pemeriksaan
konjungtiva dilakukan untuk mengkaji
munculnya anemia. Konjungtiva yang normal
berwarna merah muda (Hidayat dan Uliyah,
2008). Selain itu, perlu dilakukan pengkajian
terhadap pandangan mata yang kabur terhadap
suatu benda untuk mendeteksi kemungkinan
terjadinya pre-eklampsia.
c) Mulut: Untuk mengkaji kelembaban mulut dan
mengecek ada tidaknya stomatitis.
d) Gigi/Gusi: Gigi merupakan bagian penting yang
harus diperhatikan kebersihannya sebab berbagai
kuman dapat masuk melalui organ ini (Hidayat
dan Uliyah, 2008). Karena pengaruh hormon
kehamilan, gusi menjadi mudah berdarah pada
awal kehamilan (Mochtar, 2011).
e) Leher: Dalam keadaan normal, kelenjar tyroid
tidak terlihat dan hampir tidak teraba sedangkan
kelenjar getah bening bisa teraba seperti kacang
kecil (Hidayat dan Uliyah, 2008).
f) Payudara: Menurut Bobak, dkk (2005) dan
Prawirohardjo (2010), payudara menjadi lunak,
membesar, vena-vena di bawah kulit lebih
terlihat, puting susu membesar, kehitaman dan
tegak, areola meluas dan kehitaman serta muncul
strechmark pada permukaan kulit payudara.
Selain itu, menilai kesimetrisan payudara,
mendeteksi kemungkinan adanya benjolan dan
mengecek pengeluaran ASI.
g) Perut:
(1) Inspeksi : Muncul Striae Gravidarum dan
Linea Gravidarum pada permukaan kulit perut
akibat Melanocyte Stimulating Hormon
(Mochtar, 2011).
(2) Palpasi : Leopold 1, pemeriksa menghadap ke
arah muka ibu hamil, menentukan tinggi
fundus uteri dan bagian janin yang terdapat
pada fundus. Leopold 2, menentukan batas
samping rahim kanan dan kiri, menentukan
letak punggung janin dan pada letak lintang,
menentukan letak kepala janin. Leopold 3,
menentukan bagian terbawah janin dan
menentukan apakah bagian terbawah tersebut
sudah masuk ke pintu atas panggul atau masih
dapat digerakkan. Leopold 4, pemeriksa
menghadap ke arah kaki ibu hamil dan
menentukan konvergen (Kedua jari-jari
pemeriksa menyatu yang berarti bagian
terendah janin belum masuk panggul) atau
divergen (Kedua jari-jari pemeriksa tidak
menyatu yang berarti bagian terendah janin
sudah masuk panggul) serta seberapa jauh
bagian terbawah janin masuk ke pintu atas
panggul (Mochtar, 2011). Denyut jantung
janin normal adalah antara 120-160 ×/menit
(Kemenkes RI, 2010). Pada akhir trimester III
menjelang persalinan, presentasi normal janin
adalah presentasi kepala dengan letak
memanjang dan sikap janin fleksi
(Cunningham, dkk, 2009). Tafsiran Berat
Janin: Menurut Manuaba, dkk (2007), berat
janin dapat ditentukan dengan rumus
Lohnson, yaitu: Jika kepala janin belum
masuk ke pintu atas panggul Berat janin =
(TFU – 12) × 155 gram. Jika kepala janin telah
masuk ke pintu atas panggul Berat janin =
(TFU – 11) × 155 gram
h) Ano-Genetalia : Pengaruh hormon estrogen dan
progesteron adalah pelebaran pembuluh darah
sehingga dapat terjadi varises pada sekitar
genetalia. Namun tidak semua ibu hamil
mengalami varises pada daerah tersebut
(Mochtar, 2011). Pada keadaan normal, tidak
terdapat hemoroid pada anus.
i) Ektremitas: Tidak ada edema, tidak ada varises
dan refleks patella menunjukkan respons positif.
c. Pemeriksaan Penunjang
a) Hemoglobin: Wanita hamil dikatakan anemia
jika kadar hemoglobin-nya < 10 gram/dL. Jadi,
wanita hamil harus memiliki hemoglobin >
10gr/dL (Varney, dkk, 2006).
b) Golongan darah: Untuk mempersiapkan calon
pendonor darah jika sewaktu-waktu diperlukan
karena adanya situasi kegawatdaruratan
(Kemenkes RI, 2013).
c) USG: Pemeriksaan USG dapat digunakan pada
kehamilan muda untuk mendeteksi letak janin,
perlekatan plasenta, lilitan tali pusat, gerakan
janin, denyut jantung janin, mendeteksi tafsiran
berat janin dan tafsiran tanggal persalinan serta
mendeteksi adanya kelainan pada kehamilan
(Mochtar, 2011).
d) Protein urine dan glukosa urine: Urine negative
untuk protein dan glukosa (Varney, dkk, 2006).
2. Perumusan Diagnosa dan atau Masalah Kebidanan
Perumusan diagnosa kehamilan disesuaikan dengan
nomenklatur kebidanan, seperti G2P1A0 usia 22 tahun usia
kehamilan 30 minggu fisiologis dan janin tunggal hidup.
Perumusan masalah disesuaikan dengan kondisi ibu.
Menurut Bobak, dkk (2005) dan Prawirohardjo (2010),
keluhan yang muncul pada kehamilan trimester III meliputi
sering kencing, nyeri pinggang dan sesak napas akibat
pembesaran uterus serta rasa khawatir akan kelahiran
bayinya dan keselamatannya. Selain itu, konstipasi dan
sering lelah merupakan hal wajar dikeluhkan oleh ibu hamil
(Mochtar, 2011).
Contoh kebutuhan TM III adalah perubahan fisik dan
psikologis ibu TM III, tanda-tandapersalinan, tanda bahaya
kehamilan TM III, persiapan persalinan, pengurang rasa
nyeri saat persalinan, pendamping persalinan, ASI, cara
mengasuh bayi, cara memandian bayi, imunisasi dan KB.
3. Perencanaan
Rencana tindakan disusun berdasarkan prioritas
masalah dan kondisi ibu, tindakan segera, tindakan
antisipasi dan asuhan secara komprehensif. Sesuai dengan
Kemenkes RI (2013), standar pelayanan antenatal
merupakan rencana asuhan pada ibu hamil yang minimal
dilakukan pada setiap kunjungan antenatal, antara lain
timbang berat badan, ukur tinggi badan, ukur tekanan darah,
ukur LILA, ukur TFU, tentukan status imunisasi dan berikan
imunisasi TT sesuai status imunisasi, berikan tablet tambah
darah, tentukan presentasi janin dan hitung DJJ, berikan
konseling mengenai lingkungan yang bersih, kebutuhan
nutrisi, pakaian, istirahat dan rekreasi, perawatan payudara,
body mekanik, kebutuhan seksual, kebutuhan eliminasi,
senam hamil, serta persiapan persalinan dan kelahiran bayi,
berikan pelayanan tes laboratorium sederhana, dan lakukan
tatalaksana.
4. Pelaksanaan
Pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu hamil
disesuaikan dengan rencana asuhan yang telah disusun dan
dilakukan secara komprehensif, efektif, efisien dan aman
berdasarkan evidence based kepada ibu dalam bentuk upaya
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Asuhan
kebidanan pada ibu hamil itu meliputi menimbang berat
badan, mengukur tinggi badan, mengukur tekanan darah,
mengukur LILA, mengukur TFU, menentukan status
imunisasi dan memberikan imunisasi TT sesuai status
imunisasi, memberikan tablet tambah darah, menentukan
presentasi janin dan menghitung DJJ, memberikan
konseling mengenai lingkungan yang bersih, kebutuhan
nutrisi, pakaian, istirahat dan rekreasi, perawatan payudara,
body mekanik, kebutuhan seksual, kebutuhan eliminasi,
senam hamil, serta persiapan persalinan dan kelahiran bayi,
memberikan pelayanan tes laboratorium sederhana, dan
melakukan tatalaksana.
5. Evaluasi
Penilaian atau evaluasi dilakukan segera setelah
selesai melaksanakan asuhan sesuai dengan kondisi ibu
kemudian dicatat, dikomunikasikan dengan ibu dan atau
keluarga serta ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi ibu.
Berikut adalah uraian evaluasi dari pelaksanaan :
a. Telah dilakukan penimbangan berat badan dan
pengukuran tinggi badan, tekanan darah, LILA, dan
TFU.
b. Status imunisasi tetanus ibu telah diketahui dan telah
diberikan imunisasi TT sesuai dengan status imunisasi.
c. Telah diberikan tablet tambah darah minimal 90 tablet
selama kehamilan.
d. Telah didapat presentasi janin dan denyut jantung janin.
e. Ibu mengerti dan dapat menjelaskan kembali mengenai
lingkungan yang bersih, kebutuhan nutrisi, pakaian,
istirahat dan rekreasi, perawatan payudara, body
mekanik, kebutuhan seksual, kebutuhan eliminasi,
senam hamil, serta persiapan persalinan dan kelahiran
bayi.
f. Telah dilakukan pemeriksaan laboratorium.
g. Telah diberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil sesuai
dengan permasalahan yang dialami.
6. Dokumentasi
Pencatatan atau pendokumentasian dilakukan secara
lengkap, akurat, singkat dan jelas mengenai keadaan atau
kejadian yang ditemukan dan dilakukan dalam memberikan
asuhan kebidanan pada formulir yang tersedia dan ditulis
dalam bentuk SOAP.
a. S adalah data subyektif, mencatat hasil anamnesa
dengan klien.
b. O adalah data obyektif, mencatat hasil-hasil
pemeriksaan terhadap klien.
c. A adalah hasil analisa, mencatat diagnosa dan maalah
kebidanan.
d. P adalah penatalaksanaan, mencatat seluruh
perencanaan dan penatalaksanaan yang sudah dilakukan,
seperti tindakan antisipatif, tindakan segera, tindakan
secara komprehensif, penyuluhan, dukungan,
kolaborasi, evaluasi dan rujukan.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Pelayanan antenatal terpadu adalah pelayanan antenatal
komprehensif dan berkualitas yang diberikan kepada semua ibu
hamil. Pelayanan antenatal terpadu diberikan oleh tenaga kesehatan
yang kompeten yaitu dokter, bidan dan perawat terlatih, sesuai dengan
ketentuan yang berlaku. Terdapat enam standar dalam standar
pelayanan antenatal dari 25 standar pelayanan kebidanan. P4K Adalah
kepanjangan dari Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
Komplikasi, yang merupakan suatu kegiatan yang di fasilitasi oleh
Bidan di desa dengan peran aktif suami, keluarga dan masyarakat
dalam merencanakan persalinan yang aman dan persiapan
menghadapi komplikasi bagi ibu hamil, termasuk perencanaan
penggunaan KB pasca persalinan. Pencatatan atau pendokumentasian
dilakukan secara lengkap, akurat, singkat dan jelas mengenai keadaan
atau kejadian yang ditemukan dan dilakukan dalam memberikan
asuhan kebidanan pada formulir yang tersedia dan ditulis dalam
bentuk SOAP
B. Saran
Dengan adanya makalah ini semoga bagi pembaca dapat
menambah wawasan dan infomasi mengenai pendokumentasian
asuhan kehamilan dan prosedur pengisian buku KIA Untuk itu kami
mengharapkan kepada pembaca untuk memberikan kritik dan saran
untuk kesempurnaan makalah ini.