Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH KONSEP KEBIDANAN

KASUS BUDAYA KEBIDANAN DILUAR NEFRI DAN INDONESIA

Dosen Pengajar :
Okta zenita,s.sit.m.kes

Disusun Oleh :
Ita purwasih
Npm 2204031187940

STIKES BHAKTI PERTIWI INDONESIA


PROGRAM STUDI SARJANA ALIH JENJANGKEBIDANAN
TAHUN 20224

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
izin, rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Makalah dengan judul “Model Pelayanan Kebidanan Di Indonesia Dan Luar
Negeri” ini disusun dengan tujuan untuk melengkapi tugas mata kuliah Konsep
Kebidanan.Dalam proses penyusunannya tak lepas dari bantuan, arahan dan
masukan dari berbagai pihak. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Ibu
Okta zenita,s.sit.m.kes sebagai dosen pembimbing mata kuliah ini dan teman-
teman yang telah membantu dalam penulisan makalah ini.Untuk itu saya ucapkan
banyak terima kasih atas segala partisipasinya dalam menyelesaikan makalah ini.
Meski demikian, penulis menyadari masih banyak sekali kekurangan dan
kekeliruan di dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tanda baca, tata bahasa
maupun isi. Sehingga penulis secara terbuka menerima segala kritik dan saran
positif dari pembaca. Demikian apa yang dapat saya sampaikan. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat untuk masyarakat umumnya, dan untuk saya sendiri
khususnya

jakarta,

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................1
1.3 Tujuan.............................................................................................................1
1.4 Manfaat...........................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................4
2.1 Pengertian Koseptual Model...........................................................................4
2.2 Koseptual Model Dalam Asuhan Kebidanan................................................. 5
2.3 Komponen Model Koseptual Dalam Asuhan Kebidanan Diluar Dan
Didalam Negeri.....................................................................................................5
2.4 Midwifery Care...............................................................................................5
2.5 Midwifery Partnership....................................................................................5
2.6 Paradigma Sehat............................................................................................. 7
BAB III PENUTUP..................................................................................................8
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Model dalam teori kebidanan indonesia mengadopsi dari beberapa model
negara dengan berdasarkan dari beberapa teori yang sudah ada disamping dari
teori & model yang bersumber dari masyarakat. Model asuhan kebidanan
didasarkan pada kenyataan bahwa kehamilan dan persalinan merupakan
episode yang normal dalam siklus kehidupan wanita.

Model kebidanan ini dapat dijadikan tolak ukur bagi bidan dalam
memberikan pelayanan kebidanan pada klien sehingga akan terbina suatu
hubungan saling percaya dalam pelaksanaan askeb. Dengan ini diharapkan
profesi kebidanan dapat memberikan sumbangan yang berarti dalam upaya
menurunkan angka kesakitan, trauma persalinan, kematian & kejadian seksio
sesaria pada persalinan.

Manajemen kebidanan adalah suatu metode/proses berfikir logis


sistematis.oleh karena itu manajemen kebidanan merupakan alur fikir bagi
seorang bidan dalam memberikan arah / kerangka dalam menangani kasus
yang menjadi tanggung jawabnya. Menjelaskan dasar-dasar yang harus
diperhatikan oleh bidan dalam melaksanakan asuhan kebidanan.

Pelayanan kebidanan Indonesia dimulai sejak tahun 1807 pada


pemerintahan Hindia-Belanda (zaman Gubernur Jendral Hendrik William) dan
tenaga persalinannya adalah dukun. Seiring dengan berjalannya waktu dibuka
pendidikan kedokteran dan bidan serta kursus kebidanan sehingga pelayanan
kebidanan lebih bertambah seperti kb.

Tahun 1915 dikter joseph dee le mengatakn bahwa kelahiran bayi adalah
prose patologis dan bidan tidak mmepunyai persn didalmnya, dan di
berlakukan nnya protaf persalinan di negara As yaitu membrikan sedatif pada
awal inpartu . .Meskipun bidan telah meakuakan praktik dikanada sejak orang
pertama tinggal disini. Dan bidan kemudian imigran membawa bersama
1
mereka ke negara baru legislasi bidan nulai di perkenalkan untyuk waktu yang
lama adalah nsutu negara salah satu dari sembilan negara yang tidak
mengenali bidan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah Definisi dari Koseptual Model?

2. Bagaimana Pelayanan Koseptual Model dalam Asuhan Kebidanan?

3. Bagaimana sejarah perkembangan pelayana kebidanan di luar negri?

2
4. Bagaimana Model Koseptual dalam Asuhan Kebidanan diluar dan
didalam Negeri?
1.3 Tujuan

1. Untuk Mengetahui Koseptual Model

2. Untuk Mengetahui Pelayanan Koseptual Model dalam Asuhan Kebidanan

3. Untuk Mengetahui Model Koseptual dalam Asuhan Kebidanan diluar


dan didalam Negeri

4. Untuk Mengetahui Midwifery Care

5. Untuk Mengetahui Midwifery Partnership

6. Untuk Mengetahui Paradigma Sehat

1.4 Manfaat

Manfaat yang kami harapkan dengan adanya makalah ini adalah dapat
menambah wawasan pengetahuan bagi penbaca, layaknya penyusun makalah
ini dan dapat digunakan sebagai referensi untuk perbaikan makalah ini
kedepannya.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Konseptual Model


Konseptual model merupakan gambaran abstrak suatu ide yang
menjadi dasar suatu disiplin ilmu. Konseptual model berkembang dari
wawasan intuitif keilmuan kemudian disimpulkan dalam kerangka acuan
ilmu sehingga konseptual model dapat memberikan gambaran abstrak atau
ide yang mendasari disiplin ilmu dan kemudian diterapkan sesuai dengan
bidang masing-masing.

2.2 Konseptual Model Dalam Asuhan Kebidanan


Dalam memberikan akan suatu gambaran tentang pelayanan dalam
praktek kebidanan dan memberi jawaban - jawaban atas pertanyaan, apa yang
merupakan praktek kebidanan.

Model dalam Kebidanan terdiri atas 4 elemen :

1) Orang (wanita, ibu, pasangan, dan orang lain)


2) Kesehatan
3) Lingkungan
4) Kebidanan

2.3 Komponen Model Konseptual Dalam Asuhan Kebidanan Diluar


Dan Didalam Negeri
1. Asuhan kebidanan di Indonesia
Penananganan kematian ibu dimulai dari pemerintahan kolonial
belanda pada awal abad 19. Pada saat itu di akui bahwa kematian ibu
merupakan masalah kesehatan yang mendesak dan membutuhkan
penanganan secepatnya dengan cara bertahap. Dukun sebagai
penolong persalinan secara biomedik tidak mempunyai pengetahuan
dan bahkan membahayakan. Mereka berasal dari keluarga dukun

4
kemudian membantu dukun yang lebih tua dan menambah
pengalaman dari praktik.

Dalam lingkungannya, dukun merupakan tenaga terpercaya dalam


semua hal yang berangkutaan dengan keehatan reproduksi untuk ibu
dan bayinya. Pengertian/pemahaman bahwa kehamilan dan persalinan
adalah nyawa taruhannya. Pada tahun 1850 didirikan sekolah bidan
pribumi dengan tujuan untuk mengambil alih peranan dukun beranak.
Pada tahun 1873 sekolah bidan di tutup karena masyarakat masih
lebih memilih melahirkan dengan dukun. Pada tahun 1879 sekolah
bidan yang diasuh oleh dokter militer dibuka kembali, sejak saat saat
itu sekolah bidan dibuka dan jumlah bidan bertambah. Pada tahun
1902 ilmu kebidanan mulai diajarkan dan masuk ke dalam kurikulum
sekolah dokter jawa yang dengan pendidikan sederhana telah didirikan
sebelum pada tahun 1815. Pada tahun 1937 terdapat perubahan yaitu
desentralisasi penanganan kesehatan rakyat, penyerahan kepada
pemerintah provinsi, kabupaten kota juga peningkatan pengembangan
pelayanan kebidanan.

2. United Kingdom
a. Bidan Inggris menuntut adanya pelayanan mandiri dan menolak
medical modal karena dianggap tidak cocok dengan praktek
kebidanan
b. Mereka lebih banyak menggunakan Orem Self Care Model
(kemampuan seseorang untuk merawat dirinya sendiri)
c. Keuntungan bagi wanita adalah menernpatkan kebutuhan wanita
sebagai prioritas utama, wanita berhak memilih asuhan yang
diinginkan dan rencana kelahiranya
d. Keuntungan bagi bidan adalah memudahkan bidan dalam
memberikan asuhan yang berkesinambungan dan menerapkan
women center care, memudahkan dalam melakukan asuhan
mandiri dan komprehensif pada ibu, bayi dan keluarga.

5
3. Australia
a. Menggunakan modal partnership kebidanan dimana wanita sebagai
partner bidan dalam berbagai pengalaman tentang proses melahirkan
dan melahirkan adalah proses yang normal dalam kebidanan.
b. Prinsip - prinsip yang mendasari partnership dalam kebidanan adalah:
1) Mengetahui dan mendukung sosial budaya (suatu yang holistic)
2) Sebagian besar wanita dapat melahirkan bayi tanpa intervensi.
3) Mendukung proses alamiah dalam tubuh .
4) Pelayanan kebidanan adalah seni dan ilmu, pendekatan pemecahan
masalah di gunakan bila diperlukan .
5) Pelayanan kebidanan berpusat pada wanita.
6) Berhubungan dengan Mengetahui dan mendukung kesatuan antara
tubuh, pikiran, jiwa, lingkungan fisik proses pencapaian peran ibu.
7) Memberdayakan wanita dalam pengambilan keputusan.
8) Pelayanan kebidanan dibatasi oleh hukum dan ruang lingkup
praktek. Individu yang mengacu pada wanita dan petugas
kesehatan lain jika di butuhkan.
4. New Zealand
Menggunakan model patnership bidan dengan ibu. Adapun fillosofi yang
mendasari:

1) Kehamilan dan persalinan adalah proses kehidupan yang normal


2) Tugas kebidanan secara profesional adalah pendamping ibu dalam
kehamilan, persalinan dan periode post natal normal.
3) Kebidanan memberikan pelayanan kepada wanita secara
berkesinambungan dan kebidanan berpusat pada wanita.

2.4 Midwifery Care


1. Pengertian Midwifery care
Midwifery care adalah suatu bentuk pedoman atau acuan yang
merupakan kerangka kerja seorang bidan dalam memberikan asuhan

6
kebidanan dipengaruhi oleh filosofi yang dianut bidan ( filosofi asuhan
kebidanan), meliputi unsur-unsur yang terdapat dalam paradigma
kesehatan (manusia, perilaku, lingkungan dan pelayanan kesehatan).

2. Prinsip Midwifery Care

a. Mengetahui dan mendukung keterkaitan antara fisik, psikis dan


lingkungan kultur social.

b. Berasumsi bahwa mayoritas` wanita bersalin ditolong tanpa


intervensi.

c. Mendukung dan meningkatkan persalinan alami.

d. Menggunakan pendekatan pemecahan masalah yang dilandaskan ilmu


dan seni.

e. Wanita punya kekuasaan yaitu berdasarkan tanggungjawab bersama


untuk suatu pengambilan keputusan, tetapi wanita mempunyai
kontrol atau keputusan terakhir mengenai keadaan dirinya dan
bayinya

f. Dibatasi oleh hukum dan ruang lingkup praktik.

g. Berprinsip Women Center Care.

Yang dimaksud Women Centre Care adalah asuhan yang berorientsi


pada wanita. Dalam hal ini bidan di fokuskan memberikan dukungan
pada wanita dalama upaya memperoleh status yang sama di
masyarakat untuk memilih dan memutuskan perawatan kesehatan
dirinya.

3. Hal- hal yang diperhatikan bidan dalam Care atau asuhan bagi
wanita

a. Melakukan intervensi minimal

7
b. Memberikan asuhan yang komprehensif.

c. Memberikan asuhan yang sesuai dengan kebutuhan.

d. Melakukan segala tindakan yang sesuai dengan standar, wewenan,


otonomi dan kompetensi.

e. Memberikan Informed Consent.

2.5 Midwifery Partnership

1. Women Center Midwifery Patnership


a. Pengertian Women Center Care
Women centered care adalah istilah yang digunakan untuk
filosofi asuhan maternitas yang memberi prioritas pada keinginan
dan kebutuhan pengguna, dan menekankan pentingnya informed
choice, kontinuitas perawatan, keterlibatan pengguna, efektivitas
klinis, respon dan aksesibilitas.
Women Center Care ini sangat sesuai dengan keinginan
ICM (International Confederation Of Midwifery) yang tertuang
dalam visi-nya, yaitu :
1) Bidan memberikan asuhan pada wanita yang
membutuhkan asuhan kebidanan.

2) Bidan mempunyai otonomi sebagai pemberi asuhan yang


menghargai kerjasama team dalam memberikan asuhan untuk
seluruh kebutuhan wanita dan keluarga.

3) Bidan memegang kunci dalam menentukan asuhan dimasa


mendatang termasuk pelayanan kesehatan utama pada
komunitas untuk seluruh wanita dan keluarga.

4) Bidan bekerjasama dengan wanita dalam memberikan asuhan


sesuai dengan harapan wanita.

8
Untuk dapat memberikan Care atau Asuhan yang baik
terhadap wanita, bidan harus menerapkan hal-hal berikut ini :
a) Lakukan Intervensi Minimal Memberikan asuhan yang
komprehensif.
b) Memberikan asuhan yang sesuai kebutuhan.
c) Melakukan segala tindakan yang Sesuai dengan standar,
wewenang, otonomi dan kompetensi Memberikan Informed
Content
d) Memberikan asuhan yang Aman, nyaman, logis dan berkualitas
Menerapkan Asuhan Sayang Ibu.
Dalam praktik kebidanan, “Women centered care”
adalah sebuah konsep yang menyiratkan hal berikut:
1) Perawatan yang berfokus pada kebutuhan wanita yang
unik, harapan dan aspirasi wanita tersebut daripada
kebutuhan lembaga-lembaga atau profesi yang terlibat.
2) Memperhatikan hak-hak perempuan untuk menentukan
nasib sendiri dalam hal pilihan, kontrol dan kontinuitas
perawatan dalam bidang kebidanan.
3) Meliputi kebutuhan janin, bayi, atau keluarga wanita itu,
orang lain yang signifikan, seperti yang diidentifikasi dan
dipercaya oleh wanita tersebut.
4) Melibatkan peran serta masyarakat, melalui semua tahap
mulai dari kehamilan, persalinan, dan setelah kelahiran bayi.
5) Melibatkan kolaborasi dengan profesional kesehatan
lainnya bila diperlukan.
6) ‘Holistik’ dalam hal menangani masalah sosial wanita,
emosional, fisik, psikologis, kebutuhan spritual dan
budaya.

b. Filosofi Women Center Care

Women Centered Care adalah istilah yang digunakan untuk


filosofi asuhan maternitas yang memberi prioritas pada keinginan

9
dan kebutuhan pengguna, dan menekankan pentingnya informed
choice, kontinuitas perawatan, keterlibatan pengguna, efektivitas
klinis, respon dan aksesibilitas. Dalam hal ini Bidan difokuskan
memberikan dukungan pada wanita dalam upaya memperoleh status
yang sama di masyarakat untuk memilih dan memutuskan perawatan
kesehatan dirinya.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh suatu badan
yaitu House of Commons Health Committee tahun 1992, disimpulkan
bahwa terdapat permintaan yang meluas pada kaum wanita untuk
memiliki pilihan yang lebih besar dalam menentukan jenis asuhan
maternitas yang mereka dapatkan dan bahwa struktur pelayanan
maternitas saat ini membuat mereka frustasi bukan memfasilitasi
mereka. Hasil penelitian ini menunjukkan pentingnya asuhan yang
berorientasi pada wanita dimana mereka punya peran dalam
menentukan pilihan sehingga terpenuhi kebutuhannya dan timbul
kepuasaan. Hal tersebut juga menunjukkan bahwa Asuhan yang
berorintasi pada wanita atau Women Centre Care amat penting untuk
kemajuan Praktik kebidanan
Women Centered Care harus mencakup:
1) Sebuah filosofi yang menegaskan kekuatan perempuan itu sendiri,
kekuatan dan keterampilan, dan komitmen untuk mempromosikan
persalinan fisiologis dan kelahiran.

2) Kebidanan yang dipimpin perawatan kehamilan normal,


kelahiran dan periode pascanatal.

3) Layanan yang direncanakan dan disediakan dekat dengan


perempuan dan masyarakat di mana mereka tinggal atau
bekerja.

4) Terintegrasi perawatan di batas-batas sektor akut dan primer.

5) Sebuah perspektif kesehatan masyarakat, yang


mempertimbangkan faktor sosial dan lingkungan yang

10
lebih luas, berkomitmen sumber daya untuk perawatan
kesehatan preventif, dan bertujuan untuk mengurangi
kesenjangan kesehatan dan sosial.

6) Maximised kontinuitas perawatan dan perawat, dengan satu-


ke-satu perawatan kebidanan selama persalinan.
7) Fokus pada kehamilan dan persalinan sebagai awal dari
kehidupan keluarga, bukan hanya sebagai episode klinis
terisolasi, dengan memperhitungkan penuh makna dan
nilai-nilai setiap wanita membawa pengalamannya keibuan.

8) Pendanaan struktur dan komitmen yang mengakui hasil seumur


hidup kesehatan ibu dan bayi.

9) Keterlibatan pengguna yang melampaui tokenistik, untuk


mengembangkan kemitraan yang nyata antara wanita dan
bidan.

10) Keluarga-berpusat perawatan yang memfasilitasi


pengembangan percaya diri, orangtua yang efektif.

11) Memperkuat kepemimpinan kebidanan, dalam rangka untuk


mempromosikan keunggulan profesional dan memaksimalkan
kontribusi pelayanan maternitas ke agenda kesehatan
masyarakat yang lebih luas.

12) Cukup membayar dan keluarga-ramah kondisi kerja bagi


semua bidan.

Women center care untuk kehamilan harus cukup fleksibel


untuk mengatasi berbagai pengalaman perempuan di seluruh dunia,
meliputi berbagai kondisi medis, budaya dan struktur keluarga. Hal
ini juga harus mencakup perempuan yang memilih untuk tidak
menginginkan kehamilan atau mengalami keguguran. Asuhan yang

11
berorintasi pada wanita atau Women Centre Care amat
penting untuk kemajuan Praktik kebidanan.

c. Prinsip-Prinsip Dasar Women Center Care


Prinsip-prinsip dasar Women Centered Care adalah:
1) Memastikan perempuan adalah mitra sejajar dalam perencanaan
dan pelayanan kebidanan maternitas.
2) Mengenali pelayanan yang ada untuk memenuhi kebutuhan dan
keinginan perempuan.
3) Memberikan informasi kesehatan dan memberikan pilihan
kepada perempuan dalam hal : pemilihan terhadap kehamilan,
persalinan, nifas, dll.

4) Memberikan penyuluhan dan pelayanan kebidanan kepada


perempuan sehingga mereka mampu membentuk hubungan
saling percaya antara sesama.
5) Bidan memberikan kontrol atas keputusan-keputusan dalam
memberikan pelayanan kebidanan.
Adapun prinsip dalam pemberian asuhan yang berbasis pada
women centered care menurut ICM 2017 adalah :
1) Pilihan

a) Informasi

b) Opsi

c) Metode

2) Kualitas

a) Aman

b) Dihargai

c) Rahasia / Konfidensial

d) Lengkap / Menyeluruh

12
e) Sesuai Secara Teknologi

3) Akses

a) Legal

b) Terjangkau

c) Bebas Hambatan

d) Mudah

e) Sesuai Secara Budaya

Implementasi prinsip asuhan kebidanan yang berpusat pada perempuan


1) Pilihan
a) Wanita berhak memilih jika dan kapan akan hamil

a b) Wanita memiliki pilihan terhadap Prosedur yang akan dilakukan

bc) Wanita dapat memilih pemberi layanan dan fasilitas kesehatan yang ingin
digunakan

2) Layanan yang mudah diakses maksudnya

c a) Dapat terjangkau (harga/pembiayaan)

d b) Dilakukan dalam jangka waktu yang sesuai

e c) Bisa diakses dengan mudah oleh masyarakat setempat

f d) Menghargai dan kerahasiaan dijamin

3) Kualitas

g a) Berikan informasi dan konseling untuk mendukung pilihan


yang berdasarkan kesadaran penuh

h b) Berikan layanan yang sesuai dengan kebutuham individu dan situasi


sosialnya termasuk untuk perempuan muda dan belum menikah

13
i c) Gunakan metode dan protocol asuhan kebidanan yang direkomendasikan
(atau yang sudah terstandar)

j d) Berikan metode dan layanan kontrasepsi yang diinginkan

ke) Tawarkan layanan kesehatan reproduksi lain yang terkait

l f)\Pastikan kerahasiaan/konfidesialitas privasi dan interaksi yang


menghormati

m g) Menjamin layanan yang bebas stigma, bebas diskriminatif dan non


judgemental

n h) Menjamin rasa nyaman, aman dan menghargai (respectful)

oi) Layanan diberikan secara komprehensif dan menggunakan teknologi tepat

p guna

a 2. Women and Family Partnership


b a. Definisi Partnership Bidan dengan Perempuan dalam Pelayanan
Kebidanan.
Partnership menurut terjemahan Google adalah “kemitraan,
persekutuan, perseroan, perkongsian, kongsi, perekanan (Translate google,
2011). Bidan adalah seorang yang telah menyelesaikan program
pendidikan bidan yang telah diakui oleh negara serta memperoleh
kualifikasi dan diberi izin untuk menjalankan praktek kebidanan di negeri
itu (Yulianti, Rukiah, 2011).

Pelayanan kebidanan adalah penerapan ilmu kebidanan dalam


memberikan asuhan kebidanan pada klien yang menjadi tanggung jawab
bidan mulai dari kehamilan sampai Keluarga Berencana (KB) termasuk
kesehatan reproduksi perempuan dan pelayanan kesehatan
masyarakat.Pemberdayaan adalah upaya mengembangkan dari keadaan
kurang atau tidak berdaya menjadi punya daya dengan tujuan dapat
mencapai / memperoleh kehidupan yang lebih baik (Satria, 2008).

14
Partnership bidan dalam pelayanan kebidanan ada 2, yaitu pelayanan
perempuan dan pemberdayaan perempuan
Adapun pelayanan dan penyuluhan yang diberikan adalah masalah
kesehatan untuk bayi dan balita, kesehatan untuk ibu hamil, kesehatan
untuk ibu menyusui, kesehatan untuk keluarga, kesehatan reproduksi
wanita usia subur, kesehatan reproduksi wanita usia lanjut, dan kesehatan
reproduksi tingkat remaja. Kesadaran kaum perempuan yang semakin
meningkat tentu akan membuat mereka hidup lebih berkualitas. Pelayanan
kesehatan reproduksi diperlukan untuk memenuhi kebutuhan perempuan
sebagaimana mereka inginkan, serta mengetahui bahwa kebutuhan-
kebutuhan ini sangat beragam dan saling terkait satu dengan yang lain.

b. Partnership Bidan, Perempuan dan Keluarga dalam Pelayanan


Kebidanan

Bidan memiliki tugas penting dalam konseling kesehatan dan


pendidikan, tidak hanya untuk wanita, tapi juga dalam keluarga dan
masyarakat. pekerjaan ini harus melibatkan pendidikan antenatal dan
persiapan menjadi orang tua dan dapat memperpanjang untuk kesehatan
perempuan, kesehatan seksual atau reproduksi dan perawatan anak. Peran
Bidan sebagai advokat untuk praktik kebidanan berbasis bukti juga dapat
berharga dalam memajukan kebijakan kesehatan publik mengenai
kesehatan perempuan dan pelayanan kesehatan ibu dan anak. Dengan
adanya kemitraan dengan perempuan, merupakan uapaya strategis untuk
komitmen yang sangat penting untuk pencapaian tujuan bersama.
Model kemitraan mendorong keterlibatan dengan masyarakat sipil,
pemerintah, organisasi kesehatan profesional dan sektor swasta dalam
mempromosikan kesehatan perempuan, bayi baru lahir dan keluarga
mereka. kemitraan yang sukses di tingkat nasional, regional dan tingkat
internasional telah mengakibatkan meningkatkan pengaruh, jangkauan
yang lebih luas, dikombinasikan kredibilitas, berbagi pengetahuan,
keterampilan dan penggunaan sumber daya secara efektif. Dengan

15
kemitraan jangka panjang yang berkelanjutan dapat merencanakan ke
masa depan untuk inovasi dan berkelanjutan keberhasilan. Pada akhirnya
kemitraan ini dapat mengadvokasi perempuan dalam pelayanan
kebidanan.

2.6 Paradigma sehat


1. Pengertian Paradigma Sehat
Paradigma sehat adalah cara pandang, pola pikir atau model pembangunan
kesehatan yang memandang masalah kesehatan saling terkait dan
mempengaruhi banyak faktor yang bersifat lintas sektoral dengan upaya
yang lebih diarahkan pada peningkatan, pemeliharaan serta perlindungan
kesehatan, tidak hanyak pada upaya penyembuhan penyakit atau
pemulihan kesehatan.
2. Perubahan Paradigma meliputi
a. Paradigma sakit
Upaya membuat orang sakit menjadi sehat.
b. Paradigma sehat
Upaya membuat orang sehat tetap sehat.
Paradigma sehat mengutamakan upaya promotif dan preventif tanpa
mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitatif.
3. Cara pandang terhadap masalah kesehatan dibagi menjadi 2 yaitu :
a. Secara makro
b. Secara Mikro

4. Strategi Pembangunan Kesehatan


a. Pembangunan kesehatan berwawasan kesehatan
Semua kebijakan pembangunan nasional yang sedang dan atau akan
diselenggarakan harus berwawasan kesehatan, setidak-tidaknya harus
memberikan kontribusi positif terhadap pembangunan lingkungan dan
perilaku sehat. Sedangkan pembangunan kesehatan harus dapat

16
mendorong pemeliharaan dan peningkatan kesehatan, terutama
melalui upaya promotif-preventif.

b. Profesionalisme
Pelayanan kesehatan bermutu perlu didukung oleh penerapan berbagai
kemajukan ilmu pengetahuan dan teknologi serta penerapan nilai-nilai
moral dan etika. Untuk itu akan ditetapkan standar kompetensi bagi
tenaga kesehatan, pelatihan berdasarkan kompetensi, akreditasi dan
legislasi, serta kegiatan peningkatan kualitas lainnya.

c. Jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat (JPKM)


Untuk memantapkan kemandirian masyarakat dalam hidup serta perlu
digalang peran serta masyarakat seluas-luasnya termasuk dalam
pembiayaan. JPKM pada dasarnya merupakan penataan sistem
pembiayaan kesehatan yang mempunyai peranan yang besar pula
untuk mempercepat pemerataan dan keterjangkauan pelayanan
kesehatan.
d. Desentralisasi
Untuk keberhasilan pembangunan kesehatan, penyelenggaraan
berbagai upaya kesehatan harus berangkat dari upaya kesehatan harus
berangkat dari masalah dan potensi spesifik masing-masing daerah.
Untuk itu wewenang yang lebih besar di delegasikan kepada daerah
untuk mengatur sistem pemerintahan dan rumah tangga sendiri
termasuk di bidang kesehatan.

17
BAB III

KESIMPULAN

Kesimpulan model asuhan kebidanan di indonesia sdan diluar negeri


memang pada saat dahulu berbeda karena pada saat dahulu dsi indonesia masih
berobat ke dukun sedangkan diluar negeri sudah adanya tenaga keehatan, tetapi
pada saat ini indonesia sudah berkembang menuju keehatan yang lebih baik
dengan berobat ke tenaga keehatan yang kompeten dibidangnya.

18
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/document/421062473/materi-konkeb-women-and-family-
partnership-docx. Diakses pada tanggal 20 September 2020, Jam 21.30 WIB.

Admin, 2011. Peranan Bidan dalam Sistem Kesehatan Nasional.

Kurnia, Hesti, 2011. Patnership Bidan Dan Perempuan Dalam Pelayanan


Kebidanan,

Satria, 2008. Konsep dan Pengertian Pemberdayaan Masyarakat

Soumokil, M., 2020. Peran Bidan Dalam Implementasi Women Centered Care
(Asuhan Yang Berpusat Pada Perempuan). [online] Ibi.or.id. Available at:
<https://www.ibi.or.id/media/Materi%20Webinar%20HUT%20IBI%2024%20Juni
%202020/IPAS_REVISI%20Women%20Centered%20Care%20and%20Midwives
%20roles%20-%20IBI.pdf> [Accessed 20 September 2020]

Kein, Susan, Dkk, 2010, Buku Bidan, Jakarta: EGC

19

Anda mungkin juga menyukai