Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
Kelompok 3
3. Kelengkapan Resep
Nama Apotek/Rumah Sakit
Alamat Apotek/Rumah Sakit
Nama Dokter
SIP Dokter
Tanggal Penulisan Resep
Alamat Pasien dan Nomer Telepon Pasien
6. Tinjauan Bahan
a) Chlorpheniramin Maleat / CTM (FI III, hal 153 - 154)
Pemerian : serbuk hablur, putih, tidak berbau, rasa pahit
Kelarutan : larut dalam 4 bagian air, dalam 10 bagian etanol
(95%), sukar larut dalam eter
Jarak lebur : 132˚ sampai 135˚
BM : 390,87
Khasiat dan penggunaan : Antihistaminikum
Dosis maksimum : sehari 40 mg
b) Nipagin / Metil paraben (FI III, hal 378)
Pemerian : serbuk hablur halus, putih, hampir, tidak berbau, tidak
mempunyai rasa kemudian agak membakar diikuti
tebal
Suhu lebur : 125˚ sampai 128˚
Khasiat dan penggunaan : zat tambahan, zat pengawet
c) Sukrosa (FI IV, hal 762)
Pemerian : hablur putih atau tidak berwarna, massa hablur atau
berbentuk kubus, atau serbuk putih, tidak berbau, rasa
manis, stabil di udara, larutannya netral terhadap
lakmus
Kelarutan : sangat mudah larut dalam air, lebih mudah larut
dalam air mendidih
d) Alkohol (FI IV, hal 596-598)
Pemerian : tidak berwarna, rasa panas, berbau khas, berbentuk
cairan jernih
Kelarutan : Sangat muda larut dalam air, kloroform dan eter
Indikasi : Pengawet anti mikroba, desinfektan
7. Perhitungan Dosis
Dosis CTM :
DL CTM anak-anak : (......../0,35mg)
DL = 1h : n × DL
n + 12
: 7 × 0,35mg
7 + 12
: 0,129 mg
9. Penimbangan Bahan
No. Nama Bahan Perhitungan dan Jumlah
1. Chlorpheniramin 6 Tablet = 24 mg = 0,024 gr
Maleat
2. Nipagin 0,1 gr × 60 ml = 0,06 gr
100 ml
3. Sukrosa 40 gr × 60 ml = 24 gr
100 ml
11. Evaluasi
a) Organoleptis
Meliputi uji bentuk sediaan, bau, warna, menggunakan panca indera.
b) Uji Kejernihan
Dilarutkan secara visual oleh praktikan dengan mengamati sediaan hasil uji
sediaan sirup seharusnya jernih dan tidak mengandung pengotor di dalamnya.
c) Uji berat jenis
Diuji dengan menggunakan piknometer. Timbang piknometer kosong (w1),
Piknometer diisi dengan air sampai penuh, bagian luar piknometer di lab
sampai kering dan ditimbang (w2). Buang air tersebut, keringkan piknometer
lalu isi dengan cairan yang akan diukur bobot jenisnya pada suhu yan g sama
pada saat pengukuran air suling dan timbang (w3). Hitung bobot jenis cairan
Rumus : rx = b-a
c-a
keterangan :
rx : bobot jenis sampel
a : berat piknometer kosong
b : berat sampel sebelum diuji
c : berat sampel air
d) Uji PH
Menguji PH sediaan menggunakan alat uji PH (PH meter, PH universal)
e) Viskositas Kekentalan
Menggunakan viskometer oswold yang sudah bersih, pipetkan cairan ke dalam
viskometer dengan menggunakan pipet. Lalu hisap cairan dengan
menggunakan pushball sampai melewati 2 batas. Disiapkan stopwatch,
kendurkan cairan sampai batas pertama lalu mulai perhitungan. Catat hasil dan
lakukan perhitungan dengan rumus. Diusahakan saat kita melakukan
perhitungan kita menggenggam di lengan yang tidak berisi cairan.
Rumus :
X = x1 . t1.p1
t2 . p2
keterangan :
x : viskositas cairan sampel
x1 : viskositas cairan pembanding
t1 : waktu aliran cairan sampel
t2 : viskositas aliran cairan pembanding
p1 : massa jenis cairan sampel
p2 : massa jenis cairan pembanding
3. Uji Volume -
terpindahkan
4. Uji berat jernih
Pikno kosong : 23,2 gr
Isi : 49,9 gr
Bobot jenis sampel=berat isi-berat piknometer kosong
= 49,9 gr - 23,2 gr
= 26,7 gr
Chlorpheniramine maleas atau yang lebih dikenal dengan CTM ( zat aktif )
memiliki rasa yang pahit dan tidak berbau seperti tertera pada monografi sehingga
ditambahkan corigen saporis atau pemanis seperti yang digunakan dalam formula
yaitu sukrosa. Dalam formula juga ditambahkan coriden odoris dan disini kami
menggunakan perisa atau aroma jeruk agar lebih disukai.
Formula dari eliksir CTM adalah CTM sebagai zat aktif, alkohol sebagi
pelarut, dan aquades sebagai pelarut, sukrosa sebagai pemanis, nipagin sebagai
pengawet, serta menambahkan bahan perisa orange atau jeruk. Setelah sediaan jadi,
dilakukan uji kontrol kualitas yaitu organoleptis, kejernihan, berat jenis, pH, dan
viskositas. Uji yang pertama yaitu uji organoleptis. Uji organoleptis dilakukan dengan
menggunakan panca indra. Hasil evaluasi uji organoleptis menunjukkan warna kuning
cerah dengan rasa pahit dan memiiki aroma jeruk.
Dan untuk uji yang kedua yakni uji kejernihan. Pada uji kejernihan ini
dilakukan dengan cara meletakkan kertas berwarna hitam pada setiap sisi dan
diberikan cahaya apakah terdapat bahan - bahan yang belum terlarut dengan
sempurna. Dan untuk yang kedua digunakan ke rtas putih dan diberikan perlakuan
yang sama seperti pada uji kejernihan yang pertama. Dari hasil yang dilakukan uji
pada kedua kertas tidak menunjukkan adanya zat atau partikel asing maupun bahan
aktif ataupun bahan eksipien yang belum terlarut sempurna.
Uji yang ketiga yakni diuji dengan menggunakan piknometer. Prinsip metode
ini didasarkan atas penentuan massa cairan dan penentuan r ua n g, ya n g d ite mp a t i
c a ir a n. I n i u n tuk in i d ib u tu hk a n wa d a h u nt uk me nimba ng ya ng
dina maka n p ik no mete r. Kete litia n me tode p ik no mete r a k a n b e r t a m b a h
h i n g g a m e n c a p a i k e o p t i m u m a n t e r t e n t u d e n g a n bertambahnya
volume piknometer. Keoptimuman ini terletak pada sekitar isi ruang 30 ml ( Ansel ;
466 ). Dengan cara menimbang piknometer kosong (w1), Piknometer diisi dengan air
sampai penuh, bagian luar piknometer di lab sampai kering dan ditimbang (w2).
Buang air tersebut, keringkan piknometer lalu isi dengan cairan yang akan diukur
bobot jenisnya pada suhu yan g sama pada saat pengukuran air suling dan timbang
(w3). Hitung bobot jenis cairan
Rumus : rx = b-a
c-a
keterangan :
rx : bobot jenis sampel
a : berat piknometer kosong
b : berat sampel sebelum diuji
c : berat sampel air
Dan pada uji yg ketiga adalah uji Ph. Suatu senyawa yang bersifat asam atau
basa lemah akan berubah kelarutannya dalam air denganmengubah pH larutan.
Perubahan pH dapat merubah bentuk senyawa asam atau basa lemahmenjadi bentuk
garamnya yang lebih mudah larut. Parameter yang perlu diketahui adalah harga
pKadan pKb senyawa tersebut.Berapa pH yang harus dimiliki sediaan untuk membuat
sejumlah X zat A terlarut dapat dihitung dengan rumus :
[H+]
Ks = Konstanta kelarutan zat AK
Ka = Konstanta disosiasi asam lemahS
St = Kelarutan total zat A (yang diinginkan)
Dan pada uji Ph ini dilakukan dengan pH universal dengan cara sedian larutan
yang sudah jadi dalam beaker glass, masukkan kertas pH universal tunggu beberapa
detik lalu angkat dan cocok an dengan keterangan yang ada pada kemasan pH
universal. Dan pada praktikum kali ini didapati hasil sedian elixire dengan pH 5. pH
disesuaikandengan pH usus karena sediaan diabsorbsi di usus jadi pH sediaan harus
samadengan pH usus antara 5 sampai 7.
Viskositas Kekentalan
Pada uji yang ke lima ini adalah uji kekentalan dengan menggunakan
viskometer oswold.Dipilih alat ini karena viskositas ostwald digunakan untuk
mengukur sampel encer atau kurang kental serta termasuk hukum newtonain. Dengan
menggunakan viskosimeter yang sudah dibersihkan, pipetkan cairan ke dalam
viskometer dengan menggunakan pipet. Lalu hisap cairan dengan menggunakan
pushball sampai melewati 2 batas. Disiapkan stopwatch, kendurkan cairan sampai
batas pertama lalu mulai perhitungan. Catat hasil dan lakukan perhitungan dengan
rumus. Diusahakan saat kita melakukan perhitungan kita menggenggam di lengan
yang tidak berisi cairan.
Rumus :
X = x1 . t1.p1
t2 . p2
keterangan :
Dari uji ini didapati hasil viskositas sebesar 0,8 sekon. Dan banyak hal yang
dapat mempengaruhi viskositas sebuah larutan seperti berat molekul, kekuatan antar
molekul.
Untuk uji yang terakhir yaitu uji partikel terpindahkan. Uji ini dirancang
sebagai jaminan bahwa larutan oral dan suspensi yang dikemas dalam wadah dosis
ganda, yang tersedia dalam bentuk sediaan cair atau sediaan cair yang dikonstitusi
dari bentuk padat dengan penambahan bahan pembawa tertentu dengan volume yang
ditentukan, jika dipindahkan dari wadah asli, akan memberikan volume sediaan
seperti yang tertera pada etiket. Untuk penetapan volume terpindahkan, pilih tidak
kurang dari 30 wadah untuk diuji. Dengan cara :
Larutan oral, suspensi oral dan sirup dalam wadah dosis ganda, kocok sedian.
Botol 60 ml yang sebelumnya telah dikalibrasi. Sediaan elixir yang telah jadi
kemudian dimasukkan kedalam botol 60 ml sampai batas kalibrasi. Tuang
kembali elixir dalam gelas ukur untuk mengetahui volume terpindahkannya serta
ketepatan dalam melakukan kalibrasi.
Penyimpanan
Karena eliksir mengandung alkohol dan biasanya juga mengandung beberapa
minyak mudahmenguap yang rusak oleh adanya udara dan sinar, maka paling baik
disimpan pada wadah tertutup rapatdan tahan cahaya. ( Ansel hal 343)
14. Kesimpulan
1. Elixir adalah larutan hidroalkohol yang jernih dan manis dimaksudkan untuk penggunaan
vital dan biasanya diberi rasa untuk menambah kelezatan. Dibandingkan dengan sirup, elixir
biasanya kurang manis dan kurang kental karena mengandung kadar gula yang lebih rendah dan
akibatnya kurang efektif apabila ibandingkan dengan sirup dalam menutupi rasa senyawa obat.
Walaupun demikian, karena sifat hidroalkoholnya,elixir lebih mampu mempertahankan
komponen-komponen larutan yang larut dalam air dan yang larut dalam alcohol daripada sirup.
Juga karena stabilitasnya yang khusus dan kemudahan dalam pembuatannya menjadikan elixir
lebih disukai daripada sirup.
2. Elixir harus mengandung komponen diantaranya yaitu : zat aktif, pelarut,
pemanis, zat penstabil, pengawet.
3. Uji yang diperuntuhkan untuk sediaan ada 5 macam yaitu seperti : uji
organoleptis, pH, viskositas, berat jenis, kejernihan atau homogenitas.
4. Uji evaluasi Elixir :
A. organoleptis
a. Bentuk sediaan : cairan jernih
b. Bau : khas aroma jeruk
c. Warna : kuning muda
d. Rasa : pahit
B. Ph :5
C. Kejernihan
a. Pada kertas hitam : tidak ada partikel melayang
b. Pada kertas putih : tidak ada partikel asing
D. Berat jenis : 26,7 gr
Daftar Pustaka
Anief, Moh. 2010. ILMU MERACIK OBAT DAN PRAKTIK. (Prof. Drs. Moh. Anief Apt.
2010)
Duin,Van. BUKU PENUNTUN ILMU RESEP DALAM PRAKTEK DAN TEORI. (Dr.
C.F.Van Duin)
Fickri, Djelang Zainuddin. FORMULASI DAN UJI STABILITAS SEDIAAN SIRUP ANTI
ALERGI DENGAN BAHAN AKTIF CHLORPHENIRAMIN MALEAT (CTM). Journal of
pharmaceutical care anwar medika.
Cara pembuatan
3. Memasukkan aquadest + sedikit demi sedikit CTM kedalam beaker glass, kemudian
aduk ad larut (jika kurang larut bisa dibantu dengan memanaskan di waterbath dengan
di aduk terus ad larut)
8. Air yang sudah dipanaskan tadi lalu ditambahkan nipagin sedikit demi sedikit, aduk
ad larut
9. No 8 tambahkan ke no 6 sedikit demi sedikit, aduk ad larut
10. Kemudian mengukur alkohol 0,6 ml, kemudian masukkan kedalam no 10 sedikit
demi sedikit, aduk ad larut
11. Tambahkan pewarna dan peraroma oil sedikit demi sedikit ad larut dan homogen,
masukkan kedalam botol
12. Kemudian tambahkan sisa aquadest ad tanda batas kalibrasi.
13. Saring dengan kertas saring 2 kali untuk mendapatkan hasil yang jernih, tutup botol
Evaluasi