PRAKTIKUM : BIOKIMIA
PERTEMUAN KE : IV
JUDUL PERCOBAAN : LIPID
DISUSUN OLEH :
NAMA : MAHMUDAH
NPM : 1848201110073
KELAS :A
HARI/TANGGAL : SELASA, 30 JUNI 2020
LABORATORIUM FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
(TAHUN AJARAN 2019/2020)
PERCOBAAN IV
LIPID
2. Uji Penyabunan
Reagen dan bahan :
• KOH alkoholis 10%
• Lemak/minyak
7. Uji Peroksida
Reagen dan bahan :
• Minyak olive
• Minyak lemak tengik
• Asam asetat glasisal
• Larutan KI 10%
3. Mendeteksi Gliserol
4. Test Akrolein
Pergunakan reaksi akrolein untuk menguji zat-zat berikut: 1,5 ml
ekstrak eter Larutan air (fasa air) Lipid yang telah disabunkan dan
dipekatkan dengan jalan memvakumkannya menjadi 0,5 ml beberapa
tetes lipid yang belum disabunkan. Beberapa tetes gliserol.
5. Test Kolometri
2. Uji Penyabunan
Tambahkan 10 ml KOH alkoholis ke dalam minyak yang hendak diuji
kocok dan panaskan di atas penangas air didih hingga satu tetes
daripada larutan ini larut semuanya di dalam air. Tambahkan 10 ml air
dan panaskan lagi di atas penangs air didih sampai semua alkohol
menguap. Lakukan uji busa.
5. Uji Fosfor
1) Peleburan : (dianjurkan untuk memakai kaca mata lab selama
percobaan ini dan di dalam lemari asam). Letakkan tabung dengan
ukuran 10 x 1,25 cm di atas kaca yang ditaruh di atas ring besi,
klem tabung ini pada sebuah statif. Masukkan ke dalam tabung ini
logam natrium sebesar 3 mm3 , panaskan tabung dengan api kecil
hingga uap natrium terlihat setinggi 1 cm. Api digeser dan segera
masukkan 10 mg fosfolipid ke dasar tabung reaksi, panaskan lagi
tabung dengan api sedang dan ulangi penggeseran api, dan
penambahan fosfolipid dua kali lagi. Lalu panaskan dengan api
kuat agar penguraian sempurna. Hentikan pemanasan dan sentuhan
tabung ke air yang ada di dalam beker beberapa kali, lalu pecahkan
dasar tabung dengan jalam mengetuknya pada beker (selama ini,
mulut tabung harus berada di atasdan beker harus ditutup dengan
asbes untuk mencegah pecahan-pecahan gelas dan natrium
mengenai saudara). Aduk, saring, didinginkan filtrat untuk dipakai
percobaan berikut (peleburan yang berhasil, ditunjukkan dengan
adanya lempengan-lempengan kecil karbon di atas kertas saring
filtrat yang jernih dan tidak berwarna).
2) Uji Fosfor Bau fosfing selama pembuatan larutan baku
menunjukkan adanya fosfor. Untuk membuktikannya, tambahkan
ke dalam tabung reaksi 1 ml larutan tersebut dan 2 ml asam nitrat
pekat. Didihkan larutan hingga volumenya tinggal setengah (dalam
lemari asam). Lalu tambahkan 3 ml amonium molibdat dan
panaskan pada 60oC.
3. Mendeteksi Gliserol
Untuk percobaan-percobaan berikut ini gunakanlah ekstrak air (fasa air)
dari percobaan sebelumnya.
4. Test Akrolein
Tambahkan kira-kira 0,5 g KHSO4 ke dalam sampel di dalam tabung
reaksi. Panaskan tabung tersebut dengan api kecil. Terciumnya bau
yang karekteristik menunjukkan adanya gliserol.
5. Test Kolometri
1 ml ekstrak eter (dari percobaan sebelumnya)
1 ml larutan air (fasa air dari percobaan sebelumnya)
1 ml lipida yang telah disabunkan (dari percobaan sebelumnya)
Blanko : 1 ml air
Standar : larutan gliserol; 1 ml larutan 10%
Tambahkan 1 ml larutan NaOCl
Setelah 2-3 menit tambahkan 3-4 tetes HCl pekat ke dalam tabung-
tabung tersebut, didihkan selama 1 menit untuk membuang
kelebihan asam tersebut. Tambahkan 0,2 ml α-naftol lalu 5% lalu
4,0 ml HaSO4 pekat. Aduk isi tabung dengan hati-hati.
Terbentuknya warna hijau-zambrut menunjukkan adanya gliserol.
6. Penentuan angka Iod
Lipid mengandung bermacam-macam asam lemak tak jenuh yang
beraksi dengan iod. Jumlah iod yang diabsorpsi menunjukkan dalam
tingkat kejenuhan dalam lipid. Jadi angka iod didefinisikan sebagai
berikut: banyaknya gram iod yang diabsorpsi oleh 100 15 g lipid. Dua
metode yang umumnya dipakai, yaitu metode Hanus yang memakai
jodine bromida sebagai carrier dan metode Wifs yang memakai jodin
klorida. Disini akan ditunjukkan metode Hanus.
Timbang 0,25 gram lipida dan tempatkan dalam erlenmeyer 250
Ml yang bertutup. Larutkan sampel ini dalam kloroform 10 ml.
Tambahkan 30 ml larutan Iodine Hanus dan diamkan selama 30 menit
dengan sekali-kali dikocok.
Tambahkan 10 ml larutan KJ 15%, kocok dengan kuat, lalu
tambahkan dengan 100 mlo (yang telah dididihkan sebelumnya
dan telah dingin) sekalian untuk mencuci sisa iodine yang terdapat
pada tutup erlenmeyer.
Titrasi iodinenya dengan Na2S2O3 0,1 N sampai warna kuning
hampir hilang segera tambahkan 2 ml larutan kanji 1 % (sebagai
indikator) dan teruskan titrasi tersebut sampai warna biru. Jika titik
akhir titrasi hampir tercapai, tutup erlenmeyer tersebut dan kocok kuat-
kuat, hingga semua iodine yang masih tertinggal dalam larutan, dalam
kloroform akan diambil oleh larutan KJ. Teruskan sampai titik akhir
tercapai. 16 Buat juga blankonya yang berisi semua zat seperti diatas,
hanya tanpa lipid. Banyaknya ml Na2S2O3 0,1 N yang diperlukan oleh
blanko dikurangi banyaknya ml Na2S2O3 0,1 N yang diperlukan oleh
sampel menunjukkan banyaknya jodine yang diabsorpsi oleh lipid
tersebut. Hitung banyaknya gram jodine yang diabsorpsi oleh 100 g
lipid. Ini adalah angka jodine.
Keterangan :
1. Ekstraksi etanol-eter (2:1)
2. Dipanaskan penangas air
3. Tambah eter teruskan dengan aseton
4. Dilakukan tes terhadap lesitin
5. Dipanaskan penangas air teruskan dengan + NaOH alkoholis, dipanaskan
penangas air teruskan dengan etil eter
6. Tambahkan air, terbentuk suspensi + NaCl jenuh
7. Diuapkan penangas air + alkohol 98 %
8. Tes asam lemak
9. Flitrat kolesterol, tes salkowski dan Lieberman-Burchard.
METODE
Uji-uji yang dilakukan :
7. UJI KUALITATIF
1. Uji Akrolein
Reagen dan bahan:
1) Asam stearat
2) Gliserol
3) Minyak Kelapa
PROSEDUR :
Tabung reaksi disiapkan, kemudian dibubuhkan sedikit kristal KHSO4 dan ditetesi
4-5 tetes bahan percobaan. Setelah itu, dipanaskan diatas api bunsen kemudian
ditunggu hingga terbentuk asap putih dan bau akrolein dibandingkan dengan bau
SO2 yang dipanaskan. Uji ini dilakukan terhadap minyak kelapa, gliserol dan asam
stearat.
2. Uji Penyabunan
Alat : Tabung reaksi, pipet ukur, alat pemanas, neraca analitis, rak
tabung reaksi dan erlenmeyer.
Bahan : Minyak kelapa, alkohol 95%, NaOH, larutan deterjen, asam
asetat encer (5 M), larutan sabun, larutan CaCl2
5%, dan larutan Pb- asetat 5%.
PROSEDUR :
Hidrolisis Minyak Kelapa
C. Dimasukkan 2 tetes minyak kelapa ke dalam tabung reaksi.
D. Ditambahkan 1,5 g NaOH dan 25 ml alkohol 95%.
E. Dipanaskan sampai mendidih selama 15 menit
F. Untuk diketahui apakah reaksi penyabunan telah sempurna,
diambil 3 tetes larutan, kemudian larutkan ke dalam air, bila larut,
maka ditunjukkan reaksi telah sempurna.
G. Setelah sempurna, diuapkan alkohol yang tersisa sampai habis.
H. Dinginkan, lalu ditambahkan sekitar 75 ml air dan dipanaskan
sampai semua sabun larut.
Uji Sifat – Sifat Sabun
8. Diambil 6 ml larutan sabun dengan pipet ukur, lalu di netralkan
dengan asam asetat encer.
9. Larutan sabun yang telah netral dibagi menjadi tiga bagian,
masing-masing dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
10. Ke dalam tabung 1,2 dan 3 berturut-turut ditambahkan CaCl2,
MgSO4, dan Pb-asetat sebanyak 5 ml. Dikocok dengan kuat.
11. Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi.
12. Diulangi percobaan menggunakan deterjen, lalu dibandingkan
hasilnya
PROSEDUR :
Dalam tabung reaksi bersih dan kering dilarutkan beberapa miligram
minyak ikan dan minyak kelapa pada tabung yang berbedadi dalam 3 ml
kloroform anhidrat, setelah itu asam sulfat dengan volume yangg sama
ditambahkan dan dikocok secara perlahan-lahan. Lapisan cairan dibiarkan
terpisah dan warna yang terjadi diamati.
PEMBAHASAN
Hasil percobaan uji Salkowski menunjukkan bahan uji terdapat
kolesterol, ditandai dengan terbentuknya warna merah. Hasil percobaan
uji Lieberman Buchard menunjukkan bahan uji terdapat kolesterol,
ditandai dengan terbentuknya warna hijau yang sesuai dengan prinsip
ujinya. Perekasi Lieberman Buchard merupakan campuran antara asam
asetat anhidrat dan asam sulfat pekat. Alasan digunakannya asam asetat
anhidrat adalah untuk membentuk turunan asetil dari steroid yang akan
membentuk turunan asetil di dalam kloroform. Fungsi dari penambahan
asam sulfat pekat pada uji Salkowski dan Lieberman Buchard ialah
membentuk kompleks warna. Fungsi kloroform anhidrat pada uji
Salkowski ialah melarutkan kolesterol (Lehninger 1988).
Apabila pada pengujian Lieberman Buchard asam asetat anhidrat
diganti dengan asam asetat pekat maka akan didapatkan hasil yang sama
atau penggantian asam asetat anhidrat dengan asam asetat pekat tidak
berpengaruh terhadap hasil. Mekanismenya ialah ketika asam sulfat
ditambahkan ke dalam campuran yang berisi kolesterol, maka molekul air
berpindah dari gugus C3 kolesterol, kolesterol kemudian teroksidasi
membentuk 3,5-kolestadiena. Produk ini dikonversi menjadi polimer yang
mengandung kromofor yang menghasilkan warna hijau. Warna hijau ini
menandakan hasil yang positif. Reaksi positif uji ini ditandai dengan
adanya perubahan warna dari terbentuknya warna pink kemudian menjadi
biru-ungu dan akhirnya menjadi hijau tua (Poedjiadi 1994).
Uji kolesterol selain kedua uji di atas ialah cara ekstraksi
menggunakan pelarut organik (untuk mengidentifikasi keberadaan
kolesterol pada suatu bahan makanan); dengan alat fotometri yaitu suatu
alat yang digunakan untuk mengukur kadar kolesterol secara kuantitatif
(Notoatmodjo 2005).
.
PROSEDUR:
8. Disiapkan 3 tabung reaksi yang bersih dan kering. Tabung pertama diisi
dengan 1 ml minyak kelapa murni, tabung kedua dengan 5 tetes minyak
ikan, dan tabung ketiga dengan 5 tetes kolesterol 0,5%.
9. Pada setiap tabung, ditambahkan kloroform sebanyak 2 ml.
10. Ditambahkan pula 10 tetes asam asetat anhidrid.
11. Melalui dinding tabung, ditambahkan 2-3 tetes asam sulfat pekat.
12. Dikocok dengan hati-hati dan didiamkan beberapa detik.
13. Diamati perubahan yang terjadi.
Minyak Zaitun
Margarin (Lemak gaji/gemuk)
Lesitin
Kloroform
Iodin
PROSEDUR :
Sediakan larutan iodium dalam kloroform
Tuangkan iodium tersebut sebanyak 0,5 mL ke dalam tabung reaksi.
Masukan larutan yang akan diuji setetes demi setetes demi
setetes dan setiap penambahan selesai harus dikocok sampai
warna iodium hilang. Amati hilangnya warna iodium (kuning)
untuk setiap penetesan senyawa lemak yang akan di uji. (hitung
jumlah penetesan lemak sampai warna iodiumhilang)
HASIL UJI KETIDAK JENUHAN
Nama Bahan
Uji Uji Ketidak jenuhan
(+++)Merah -
Margarin
jingga keruh
PEMBAHASAN
Dari hasil pengamatan dapat diketahui bahwa asam lemak adalah
asam organik berantai panjang yang mempunyai atom karbon. Asam
lemak tidak terdapat secara bebas atau berbentuk tunggal tetapi dalam
bentuk terikat secara kovalen pada berbagai kelas lipid. Untuk mengetahui
atau menentukan adanya ikatan asam lemak yang jenuh yang terdapat pada
lipida dapat dilakukan dengan cara salah satunya memberikan larutan
iodin.
Praktikum uji ketidak jenuhan dilakukan untuk menyatakan adanya
ikatan tak jenuh dalam suatu lemak. Pada prinsipnya, asam lemak tak
jenuh adalah asam lemak yang memiliki ikatan rangkap. Asam lemak ini
dapat diadisi oleh ikatan halogen yaitu yang unsur-unsurnya Fluorin,
Clorin, Bromin, Iodin. Adisi maksudnya adalah mengikat salah satu
molekul halogen.
Pada percobaan uji sifat ketidakjenuhan minyak, 3 tetes minyak
kelapa dan 2 ml kloroform dimasukkan ke dalam tabung reaksi pertama
dan pada tabung kedua diisi dengan seujung spitel margarine dan 3 ml
kloroform. Kemudian diteteskan sedikit demi sedikit air brom lalu dikocok
sampai warna air brom (merah) tidak berubah. Lalu dihitung jumlah tetes
dan bandingkan jumlah tetesan antara kedua tabung. Pada tabung pertama
menghasilkan 5 tetes yang tidak jenuh dan pada keadaan tidak jenuh dapat
menghilangkan air brom karena adisi brom pada satu ikatan rangkap.
Sedangkan pada tabung kedua menghasilkan >5 tetes dan pada margarin
asam jenuhnya tidak dapat menghilangkan air brom karena adisi brom
pada satu ikatan atau lebih ikatan rangkap. Sehingga minyak lebih tinggi
ketidak jenuhannya dibandingkan dengan margarin.
VII.) PERHITUNGAN
PROSEDUR:
Timbang dengan tepat 2,5 g lemak/minyak (dua angka dibelakang koma)
tempatkan dalam erlenmeyer 250 ml, tambahkan 25 ml KOH alkalis, lalu
refluks di atas penangas uap (jangan sekali-kali menggunakan api bebas)
sampai penyabunan sempurna, ini dapat diuji sebagai berikut: teteskan
hasil refluks saudara ke dalam tabung yang berisi air, bila campuran ini
bening, berarti hanya satu fasa, maka penyabunan yang saudara lakukan
sudah sempurna (proses ini kira-kira memerlukan 30 menit).
Buat juga blanko sebagai berikut:
Refluks 25 ml KOH alkoholis seperti cara yang diatas setelah campuran
menjadi dingin, titrasi dengan HCl standar. Gunakan 0,25 ml fenolftalein
sebagai indikator. Percobaan di atas dilakukan dengan duplo. Setelah
titrasi selesai, semua ini dalam erlenmeyernya jangan dibuang, sebab akan
digunakan untuk percobaan berikutnya.
KESIMPULAN
Lipid merupakan senyawa yang banyak terdapat di alam yang
dapat diperoleh dengan jalan ekstraksi bahan-bahan alam baik berupa
tumbuhan maupun hewan. Jika dilihat dari strukturnya, lipida tersusun atas
rantai hidrokarbon yang panjang.Lipid adalah senyawa organik yang tidak
larut dalam air. Namun larut dalam alkohol, eter, benzol dan kloroform.
Lipid terdiri atas satu molekul gliserol dan 3 molekul asam lemak. Uji
akrolein adalah uji terhadap gliserol yang mengalami dehidrasi sehingga
terbentuk senyawa akrolein dengan bantuan KHSO4. Pengunaan KHSO4
berfungsi untuk mempercepat reaksi. Minyak malinda dipanaskan dengan
api menimbulkan bau tengik dan semakin lama menjadi tajam serta
warnanya dari kuning keemasan berubah menjadi coklat tua. Minyak
kelapa dipanaskan dengan api menimbulkan bau tengik dan semakin lama
menjadi tajam serta warnanya dari keruh menjadi coklat muda. Gliserol
dipanaskan dengan api menimbulkan bau yang tidak terlalu tengik serta
warnanya dari bening menjadi keruh. Lemak yang terkandung didalam
minyak malinda lebih banyak dari pada lemak yang terkandung di dalam
minyak kelapa dan gliserol. Kandungan lemak juga mempengaruhi bau
yang akan ditimbulkan atau yang dihasilkan. Pada saat proses pemanasan
pada minyak kelapa dan minyak malinda terjadi pembentukan asam
lemak.
DAFTAR PUSTAKA