Anda di halaman 1dari 22

KAPITA SELEKTA SAINS FARMASETIKA

PENETAPAN KADAR CLOPIDOGREL

KELOMPOK 1

PRITA DAHANA (202FF05101)


PINDI NATANIA T. (202FF05102)
BISMA NUGRAHA (202FF05103)
YUNITA LESTARI (202FF05104)
SONYA LORENSA T. (202FF05105)
MEGA AMELIA W. (202FF05106)
LAXMI LISTIANTI (202FF05107)
MUHAMMAD AKBAR A. (202FF05115)
PUPY DIANTINIA (202FF05116)
ISMATURRAHMI (202FF05117)
AGUS RAHMAT W. (202FF05118)
DESI PRATAMA SARI (202FF05108)
MIRA CHRISTINA (202FF05109)
DEVI DWI AMALIA (202FF05110)
NABILAH GUMAYAH P. (202FF05111)
OBEITRI MARDANI (202FF05112)
MELLA ROZZA (202FF05113)
FITRI APRILIA S. (202FF05114)
Latar Belakang
Clopidogrel merupakan antiplatelet golongan thieonopiridin, berkhasiat
dalam pencegahan dan pengobatan stroke, penyakit jantung koroner dan
angina pektoris. Obat ini bekerja dengan menghambat reseptor adenosin
diposfat (ADP) di membran trombosit sehingga mencegah terjadinya
agregasi trombosit yang merupakan penyebab dari penyumbatan
pembuluh darah arteri di otak dan jantung (Adiwijaya, 2011).

Pemeriksaan kadar zat aktif merupakan persyaratan yang wajib


dilaksanakan untuk menjamin kualitas obat, sehingga dapat
tercapainya efek terapeutik yang diharapkan (Wike, 2013). Penetuan
kadar dilakukan untuk melihat apakah kadar clopidogrel yang akan
dipakai apakah memenuhi persyaratan atau tidak .

Dalam United State Pharmacopeia (USP) edisi ke-34 tahun


2011, penetapan kadar clopidogrel dalam sediaan tablet dapat
dilakukan dengan kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) dan
spektrofotometri ultraviolet.
Tujuan
 Menentukan atau mengukur atau menganalisa kadar
bahan aktif pada klopidogrel menggunakan metode
KCKT
Prinsip Kerja
Pemisahan berdasarkan fase diam berupa padatan dan fase
gerak berupa cairan. (FI Edisi 6 hal. 2034) berdasarkan
fase diam dan fase gerak yang digunakan pengujian tablet
klopidogrel termasuk kromatografi jenis partisi fase
terbalik.
Prinsip kerja HPLC adalah pemisahan komponen
analit berdasarkan kepolarannya, setiap campuran yang
keluar akan terdeteksi dengan detektor dan direkam dalam
bentuk kromatogram (kusuma,2016).
JENIS-JENIS KCKT
Berdasarkan sifat fase diamnya :
1. Kromatografi Adsorpsi 2. Kromatografi Partisi
Adsorbennya berupa silica gel Pemisahan dengan
dan pemisahannya berlangsung mekanisme partisi terjadi
melalui berulangnya langkah apabila fasa diam yang
secara adsorpsi-desorpsi. berupa cairan.

Berdasarkan kepolaran fase diam dan


fase geraknya:

1. Fase Normal
Dimana fase diam yang digunakan
bersifat polar, dan fase geraknya
bersifat non polar/lipofil 2. Fase terbalik
Dimana fase diam non polar dan
fase geraknya bersifat polar/hidrofil
Metode kckt
Alat Dan Bahan

Alat Labu Ukur


Komponen Alat
KCKT Timbangan
Analitik

Pipet KCKT Mortir dan stemper


Bahan

Tablet Klopidogrel
Klopidogrel bisulfat BPFI
Kalium fosfat monobasa P
Metanol P
Dapar fosfat
Asetonitril
Aquadest (FI edisi VI))
UJI KESESUAIAN SISTEM
Tujuan :
• Uji keseuaian sistem harus dilakukan secara rutin karena untuk memastikan keefektifan sistem operasional akhir (Ditjen POM, 1995)
• Suatu sistem dikatakan sesuai jika memenuhi persyaratan persisi, resolusi (daya pisah), faktor ikutan, efisiensi kolom dan faktor kapasitas

Persyaratan Keterangan

Efisiensi Kolom (plate • N > 2000 N dipengaruhi oleh :


number/N) • Ukuran efisien kolom adalah jumlah lempeng (N) yang didasarkan pada • Lebar pita (W). Makin kecil W, N akan makin besar. N menjadi ukuran
konsep lempeng teoritis pada distilasi baik / tidaknya suatu kolom
• Ukuran butir
N = 16 () , • Distribusi ukuran butir
tR = waktu retensi solut, Wb = lebar dasar puncak • Sifat butir (porous penuh / pelikuler)

Resolusi (R) • R > 1.5 3 langkah untuk memperoleh Rs tinggi :


• Resolusi di definisikan sebagai perbedaan antara waktu retensi dua puncak • Harga faktor kapasitas (k’) 1,5 dengan eluen sesuai
yang saling berdekatan • Harga faktor selektifitas (α) dengan eluen lani, tetapi kekuatan elusi sama /
• Nilai Rs harus mendekati atau lebih dari 1,5 karena akan memberikan dengan eluen ketiga sebagai aditif (mengubah buffer, menambah garam,
pemisahan puncak yang baik (base line resolution) pasangan ion)
Rs = • Harga N, dengan cara mengurangi laju alir eluen menggunakan kolom
tR = waktu retensi (menit) dan W = lebar puncak yang lebih panjang, menggunakan butir kolom yang lebih kecil

Faktor Ikutan (TF) • TF < 2 Penyebab tailing factor :


• Jika puncak yang akan dikuantifikasi asimetri (tidak setangkup), maka • Guard coloum yang sudah mulai rusak
suatu perhitungan asimetris merupakan cara yang berguna untuk • Fase gerak yang mulai rusak
mengontrol atau mengkarakterisasi sistem kromatografi • Partikel silica yang dipakai di dalam bahan pendukung bukanlah partikel
• Peningkatan puncak yang asimetri akan menyebabkan penurunan resolusi, silica yang baik
batas deteksi dan presisi • Adanya komponen lain yang keluar tepat setelah peak  gunakan 2 PG
• TF = 1 menunjukan kromatogram bersifat simetris (selangkup)
• TF > 2 menunjukan kromatogram mengalami pengekoran (tailing). Rumus : TF =
Semakin besar harga TF maka kolom yang dipakai semakin kurang efisien bc = selisih antara waktu retensi dan waktu yang menunjukan akhir puncak
ac = selisih antara waktu yang menunjukan akhir puncak dan awal puncak
Persyaratan Keterangan
Analisis Data • Waktu retensi analit dikurangi dengan waktu retensi pelarut pengelusi • Waktu retensi yang dinyatakan dalam satuan (menit) memberikan arti
atau pelarut pengelusi campuran disebut sebagai waktu retensi terkoreksi yang sangat penting dalam analisis kualitatif dengan KCKT
yang dinyatakan sebagai R’
Rumus : tR’ = tR – tM

Faktor Kapasitas / Faktor • Rumus : k’ = • tR – to = waktu retensi


Retensi (k’) • To = waktu retensi gerak

Selektivitas (α) • Merupakan nilai retensi relatif tiap komponen oleh fase diam
• Rumus : α =

Sehingga α =

(Sumber : Nofita, dkk. 2018. Penetapan Kondisi Optimum Pengujian Kadar Parasetamol dan Kafein Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi. Jurnal
Farmasi Malahayati Vol 1 No 2
Uji Kesesuaian Sistem

1
Larutan Kesesuaian Sistem
• Timbang saksama 100mg serbuk
klopidogrel bisulfate BPFI larutkan
dalam 500mL methanol P lalu
diencerkan dengan methanol p
dalam labu ukur 1000mL.

• Timbang sakasama 200mg Pipet 5mL ke labu


senyawa sejenis b klopidogrel BPFI,
ukur 200mL.
larutkan dalam 500mL methanol P
lalu diencerkan dengan methanol Encerkan dengan
p dalam labu ukur 1000mL fase gerak sampai
tanda batas
2
Pipet 5mL ke labu ukur 200mL.
Larutan Baku Encerkan dengan fase gerak
• Timbang saksama 40 mg serbuk klopidogrel sampai tanda batas
bisulfate BPFI larutkan dalam 500mL
methanol P lalu diencerkan dengan methanol 1µg/mL
P dalam labu ukur 1000mL.

• Timbang sakasama 250mg senyawa sejenis A


klopidogrel BPFI, larutkan dalam 500mL Pipet 5mL ke labu ukur 200mL.
methanol P lalu diencerkan dengan methanol Encerkan dengan fase gerak
P dalam labu ukur 1000mL sampai tanda batas
6µg/mL

• Timbang sakasama 300mg senyawa sejenis C


klopidogrel BPFI, larutkan dalam 500mL Pipet 5mL ke labu ukur 200mL.
methanol P lalu diencerkan dengan methanol
Encerkan dengan fase gerak
P dalam labu ukur 1000mL
sampai tanda batas

7,5µg/mL
12
Pembuatan Larutan Uji Kesesuaian Sistem

Timbang dan serbukkan


tidak kurang dari 20
tablet

Timbang saksama sejumlah


tablet serbuk setara dengan
lebih kurang 75 mg klopidogrel

Masukan ke dalam labu ukur


200ml, tambahkan 5 mL metanol
P, encerkan dengan fase gerak Sistem Kromatografi
hingga tanda batas
Gunakan filtrat
Detektor : 220 nm
Kolom : 4,6 mm x 15 cm yang
Biarkan 10 menit, lalu kocok Saring sebagian larutan melalui berisi bahan pengisi L57
penyaring membrane dengan
Laju alir : kurang dari 1mL/menit
porositas 0,45μm atau lebih kecil
PROSEDUR
PREPARASI SAMPEL

1 2 3
DAPAR FOSFAT FASE GERAK LARUTAN BAKU
Dilarutkan 1,36 gram kalium Dibuat campuran dapar Timbang saksama sejumlah
Fosfat monobasa P dalam fosfat-asetonitril P dengan klopidogrel bisulfate BPFI,
500 mL air lalu diencerkan perbandingan 75:25 (3:1), masukkan ke dalam labu.
dengan air hingga volume saring dan awaudarakan Larutkan dan encerkan
1000ml dengan methanol P hingga
kadar ±1,0 mg/mL
Fase Diam Kolom Kromatografi

Fase diam umumnya silika yang


dimodifikasi atau butiran polimerik Bagian kolom termasuk baja tahan
karat, baja tahan karat berlapis Sistem Kromatografi:
(L57: ovomukoid yang diketahui Detektor 220 nm, Kolom 4,6mm x 15cm yang berisi bahan
sebagai protein kiral yang terikat dan kolom polimer diisi dengan
fase diam pengisi L57. Laju alir ± 1ml/menit
secara kimia pada partikel silica,
diameter lebih kurang 5 pm dan
ukuran pori 120A)
(Farmakope Indonesia VI, hal 900)
Pembuatan Larutan Uji

Timbang dan serbukkan


tidak kurang dari 20
tablet

Timbang saksama sejumlah


tablet serbuk setara dengan
lebih kurang 75 mg klopidogrel

Masukan ke dalam labu ukur


100ml, tambahkan 50 ml Buang 5 ml filtrate pertama,
metanol P Gunakan filtrat

Sonikasi selama 5 menit dan


aduk selama 30 menit, Pipet 5 ml larutan ke dalam
Saring sebagian larutan melalui
encerkan dengan metanol P labu ukur 50ml, encerkan
penyaring membrane dengan
sampai tanda dengan methanol P ad tanda
porositas 0,45μm atau lebih kecil
batas
PROSEDUR KERJA KCKT
Setimbangkan kolom dan detector dengan fase gerak
dan laju alir tertentu sampai dicapai kondisi konstan

Disuntikkan secara terpisah melalui injector larutan


baku dan larutan uji (masing-masing 10 µl)
kedalam kromatogram

Direkam kromatogram dan ukur respon puncak


utama Ket:
C = Kadar Klopidogrel Bisulfat BPFI
321,82 = Bobot Molekul Klopidogrel
419,90 = Bobot Molekul Klopidogrel Bisulfat
Dihitung menggunakan rumus ru = Respon Puncak Larutan Uji
rs = Respon Puncak Larutan Baku

FI Edisi VI, 2020


PERHITUNGAN PK Clopidogrel
•Perhitungan
  jumlah mg klopidogrel dalam serbuk tablet, dengan
rumus:
100 C

Keterangan:
321,82 = bobot molekul klopidogrel
419,90 = bobot molekul klopidogrel bisulfat
C = Kadar Klopidogrel bisulfat BPFI (mg/mL) --- Larutan baku
Ru = respon puncak larutan uji
Rs = respon puncak larutan baku FI Ed VI, 2020
 
Contoh perhitungan:
Jumlah Clopidogrel bisulfat (mg) dalam serbuk tabletyang digunakan:
Diketahui
ru = 226513
rs = 226515
 
Penyelesaian:
100 C Penetapan Kadar Clopidogrel bisulfat:
= 109,31%
=100 x 0,1 x10
Memenuhi Syarat
= 10(0,766) (0,999) (10) (Clopidogrel bisulfat tidak kurang dari
= 76,52 mg 90% dan tidak lebih 110%)

FI Ed VI, 2020
DAFTAR PUSTAKA
DEPKES RI. 2020. Farmakope Indonesia Edisi VI.Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia
Rubiyanto, D. 2017.”Metode Kromatografi”.Yogyakarta:Dee Publish.
Kusuma, W., S., A. Ismanto H., M. 2016.” Penggunaan Instrumen High-performance Liquid
Chromatography Sebagai Metode Penentuan Kadar Kapsaisin Pada Bumbu
Masak Kemasan “Bumbu Marinade Ayam Special” Merek Sasa. Farmaka. Vol. 14
No. 2. Hal. 41-46
Nofita, dkk. 2018. Penetapan Kondisi Optimum Pengujian Kadar Parasetamol dan Kafein
Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi. Jurnal Farmasi Malahayati Vol 1 No 2
Lampiran
THANK
YOU
CONT
ENT

Anda mungkin juga menyukai