Anda di halaman 1dari 5

• Pada tanggal 24 Oktober 2018 pukul 08.

45 seorang Ibu membawa putranya yang berusia 1 tahun 9 bulan ke


RSIA dengan keluhan demam, muntah dan batuk. Pasien diperiksa di ruang IGD dan di rawat oleh dokter
penanggung jawab pasien (DPJP) dr R. Pasien sebelumnya telah dirawat difasilitas kesehatan lain selama 2
hari, pasien pulang paksa dari faskes tersebut dan pindah ke IGD RSIA. dr. R melakukan anamnesis,
pemeriksaan fisik dan dicatat di Rekam Medik pasien, dr. R mengusulkan untuk dilakukan pemeriksaan
laboratorium. Perawat juga melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik, hasil pemeriksaan juga dicatat di
Rekam medik pasien. Usulan pemeriksaan laboratorium oleh dokter, ditindaklanjuti oleh perawat dengan
mengambil sampel darah dan formulir permintaan laboratorium yang telah ditandatangani oleh dokter
untuk mengirimkan ke Laboratorium RSIA. Sambil menunggu hasil laboratorium pasien dipindah ke ruang
rawat inap dan diawasi perawat. Saat menjalani rawat inap, pasien didampingi oleh fisioterapis untuk
melakukan rehabilitasi paru agar memperingan gejala klinis dan melakukan mobilisasi bertahap agar
memperbaiki ROM. Setelah mendapatkan hasil laboratorium dr R menyarankan pada ibu pasien untuk diberi
antibiotik dari golongan cephalosporin secara intravena. Pasien menebus obat di apotek, oleh apoteker
disampaikan bahwa obat harus diserahkan ke dokter yang menangani diruang rawat inap. Pasien
menyerahkan obat diruang rawat inap yang diterima oleh perawat jaga. Setelah perawat menerima obat
tersebut, perawat meminta orang tua untuk menandatangani form kesediaan atau persetujuan untuk
dilakukan suntik antibiotik intravena. Pada jam 16.00 dilakukan suntikan obat antibiotik secara intra vena,
perawat menunggu sampai pukul 16.15 dan tidak ditemukan reaksi akibat suntikan antibiotik dari golongan
cephalosporin intravena, namun pada pukul 16.30 keluarga melapor kalau ada keluhan bintik merah pada
kulit dan bibir menebal, dan sesak nafas, perawat langsung melakukan diagnosis dan menyuntikkan anti-
alergi. Namun. kondisi pasien terus menurun. Pukul 16.45 dibawa ke High Care Unit karena tidak ada tempat
di ICU dan dinyatakan meninggal 15 menit kemudian.
KATA SULIT
1. Rekam medik
2. Anamnesis
3. Mobilisasi bertahap
4. Rehabilitasi paru
5. High care unit
6. Cephalosporin
7. ROM
KLARIFIKASI ISTILAH
1. Rekam medik
1. Adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen antara lain: identitas
pasien, hasil pemeriksaan, pengobatan yang telah diberikan, serta tindakan
dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien (permenkes
no.269/menkes/per/III/2008).
2. Anamnesis
1. Pemeriksaan yang dilakuakn dengan wawancara baik langsung pada pasien
atau pada ortu atau sumber lain untuk mendapatkan informasi medis dari
pasien dan untuk membantu penegakan dx. (pradiptayuonon, 2018)
1. Mobilisasi bertahap
1. Suatu upaya untuk mempertahankan fungsi fisiologis dan mencegah
komplikasi (febrianti, 2016).
2. Rehabilitasi paru
1. Merupakan suatu proses kegiatan untuk memperbaiki kembali dan
mengembangkan fisik serta kemampuan seseorang dan juga mental
sehingga orang tsb dapat mengatasi masalah yang terjadi pada dirinya
(suwirto, 2016)
2. Menurut ATS, adalah suatu intervensi yang komprehensif, multidisiplin, dan
berdasarkan bukti ilmiah pada penderita penyakit paru kronik yang
terdapat gejala dan penurunan aktifitas kehidupan sehari – hari (

Anda mungkin juga menyukai