TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Jantung
2.1.1 Struktur Anatomi Jantung
Aktivitas jantung diatur oleh dua sistem yang berbeda yakni sistem
saraf otonom, yang bertindak untuk meningkatkan dan menurunkan detak
jantung, dan sistem konduksi intrinsik atau nodal system. Sistem konduksi
intrinsik terdiri dari jaringan khusus seperti persilangan antara otot dengan
jaringan saraf. Sistem ini menyebabkan depolarisasi otot jantung hanya
dalam satu arah yakni dari atrium ke ventrikel. Sistem ini mengatur agar
jantung dapat berkontraksi sebanyak 75 denyut per menit. Bagian
terpenting dalam sistem konduksi intrinsik adalah sinoatrial (SA) node
yang terletak pada atrium kanan. Komponen lain yang juga menjadi
bagian dari sistem konduksi intrinsik adalah atrioventrikular (AV) node
yang berada di persimpangan atrium dan ventrikel, Atrioventricular (AV)
bundle (bundle of His), bundle branch kanan dan kiri yang terletak di
septum interventrikular dan serabut purkinje yang menyebar di dalam
miokardium dinding ventrikel [ CITATION Mar18 \l 1057 ].
2.2.2.2 Kapiler
Kapiler memiliki dinding tipis semipermeabel untuk tempat
pertukaran zat di dalam jaringan tubuh. Aliran darah yang melalui kapiler
Aliran darah yang melalui kapiler utama diatur oleh otot polos yang
mengelilingi kapiler. Pita otot polos ini membentuk sfingter prekapiler
yang dapat menutup kapiler dengan berkontraksi atau membukanya
dengan relaksasi. Sfingter prekapiler merespon kebutuhan sel yang di
suplai oleh kapiler. Ketika suatu sel memiliki konsentrasi oksigen dan
nutrisi yang rendah maka sfingter prekapiler akan relaksasi dan aliran
darah akan meningkat. Kapiler merupakan pembuluh yang
menghubungkan antara pembuluh arteri terkecil (arteriol) dengan
pembuluh vena terkecil (venula) [ CITATION Mit16 \l 1057 ].
2.2.2.3 Venula dan Vena
Venula adalah pembuluh mikroskopik yang menghubungkan antara
kapiler dengan vena. Vena akan menyalurkan darah kembali ke atrium,
dan siklus peredaran darah akan terulang kembali. Dinding sel dari vena
memiliki komposisi yang sama dengan arteri. Akan tetapi, tunika media
vena memiliki lapisan yang lebih tipis dan sedikit kasar jika dibandingkan
dengan lapisan tunika media dari arteri. Sebaliknya, tunika media vena
memiliki lumen dengan diameter lebih besar dibandingkan dengan tunika
medi arteri. Vena memiiki katup seperti penutup (katup semilunar) yang
akan menutup saat darah mulai kembali ke pembuluh darah. Katup ini
membantu untuk mengembalikan darah ke jantung dan mencegah aliran
darah ke arah yang berlawanan. Selain itu, vena juga berfungsi sebagai
penampung darah yang berguna pada saat kehilangan darah. Seperti pada
saat pendarahan yang disertai dengan penurunan tekanan darah arter,
impuls simpatik secara spontan akan menstimulasi dinding otot pembuluh
darah vena untuk mengerut yang akan menjaga tekanan darah dengan
mengembalikan lebih banyak darah untuk dipompa oleh jantung.
Mekanisme ini membantu memastikan tekanan darah hampir normal
bahkan ketika kehilangan darah sebanyak 25% [ CITATION Wid19 \l 1057 ].
2.3.1.2 Stroke
Otak memiliki suplai nutrisi yang terbatas sehingga fungsi normal otak
bergantung pada perfusi yang cukup oleh sirkulasi otak untuk pengiriman
oksigen dan nutrisi serta pembuangan produk limbah. Hal inilah yang
menyebabkan tonus pembuluh darah otak diatur secara ketat dan setiap
perubahan yang terjadi akan memodulasi fungsi pembuluh darah di otak
dan dapat menyebabkan timbulnya penyakit serebrovaskular dan stroke
[ CITATION Chr16 \l 1057 ].
Stroke dibagi menjadi dua tipe yakni stroke iskemik dan stroke
hemoragik.
2.3.1.2.1 Stroke Iskemik
Sekitar 87 % dari seluruh kasus stroke disebabkan karena adanya
penyumbatan suplai darah ke otak atau juga bisa disebabkan karena
obstruksi tromboemboli dari arteri serebral. Stroke yang diakibatkan oleh
kematian jaringan otak dikenal dengan infark serebral atau sering disebut
sebagai stroke iskemik [ CITATION Che18 \l 1057 ].
2.3.1.4 Dislipidemia
Peningkatan maupun penurunan kadar fraksi lipid di dalam plasma
merupakan tanda-tanda terjadinya kelainan metabolisme lipid yang sering
disebut juga dengan dislipidemia. Kelainan metabolisme lipid meliputi
kelainan pada kadar kolesterol total, kolesterol LDL, dan atau trigliserida
serta turunnya kadar kolesterol HDL. Metabolisme lipid diawali dengan
pelepasan Very Low-Density Lipoprotein (VLDL) yang nantinya akan
diubah menjadi Intermediate Density Lipoprotein (IDL). Sekitar setengah
dari Intermediate Density Lipoprotein (IDL) akan mengalami proses
endositosis di dalam hati dan sisanya akan ditransformasi menjadi
Kolesterol LDL (K-LDL) yang berfungsi sebagai ligan sehingga dapat
dikenali dan diikat oleh reseptor LDL yang terdapat pada hepatosit
[ CITATION PER192 \l 1057 ].
2.3.1.8 Aritmia
Aritmia merupakan gangguan atau abnormalitas penyaluran impuls
listrik ke jaringan miokardium. Sistem konduksi jantung terdiri dari
rangkaian konduksi impuls yang teratur dan presisi yang meliputi
otomatisitas sel-sel P di nodus SA, depolarisasi atrium, depolarisasi nodus
atrioventrikular (AV), propagasi impuls sepanjang berkas His dan sistem
purkinje hingga depolarisasi ventrikel [ CITATION Yun17 \l 1057 ].
Secara garis besar aritmia terdiri dari dua kelompok besar, yakni
bradiaritmia dan takiaritmia.
2.3.1.8.1 Bradiaritmia
Bradiaritmia adalah keadaan pada saat denyut jantung kurang dari
nilai normal atau terlalu lambat (kurang dari 60 kali per menit) yang
ditentukan berdasarkan usia, yang mana konduksi bukan berasal dari SA
node yang mengalami gangguan [ CITATION PER16 \l 1057 ].
2.3.1.8.2 Takiaritmia
Takiaritmia merupakan keadaan yang sering dicirikan dengan denyut
jantung yang melebihi nilai normal atau terlalu cepat (lebih dari 100 kpm)
yang ditentukan sesuai dengan usia yang mana konduksi bukan karena SA
node yang mengalami gangguan [ CITATION PER16 \l 1057 ].
2.3.2 Epidemiologi
Penyakit kardiovaskular telah menjadi penyebab kematian utama di
seluruh dunia dan telah diperkirakan sekitar 17,9 juta orang meninggal
dikarenakan penyakit kardiovaskular atau sekitar 31 % kematian dari
seluruh kasus kematian yang ada di dunia. Pada tahun 2015, penyakit
kardiovaskular telah menyebabkan kematian dini (dibawah usia 70 tahun)
untuk kasus penyakit tidak menular. Sebanyak 82 % kematian terjadi di
negara berpenghasilan rendah hingga menengah dan 37 % diantaranya
disebabkan karena penyakit kardiovaskular. Tingkat kematian dari
penyakit kardiovaskular cukup bervariasi diantara negara berpenghasilan
tinggi. Pada negara dengan penghasilan tinggi seperti Jepang, dan negara
Mediterania sepeti Prancis, Spanyol, Portugal, dan Itali memiliki tingkat
kematian yang rendah jika dibandingkan dengan negara-negara Eropa-
Timur seperti Rusia dan Ukraina [ CITATION Fra191 \l 1057 ].
2.3.2.2 Stroke
Penyakit serebrovaskular atau sering disebut dengan stroke telah
menjadi penyebab kematian kedua dan penyebab kecacatan ketoga di
dunia. Sebanyak 70 % kasus stroke dan 87 % kematian serta kecacatan
yang disebabkan karena stroke sering ditemukan di negara dengan
pengasilan rendah dan menengah. Selama empat dekade terakhir, insiden
stroke di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah telah naik
menjadi dua kali lipat dan sebaliknya pada negara-negara berpenghasilan
tinggi, kasus stroke telah menurun hingga 42 % [ CITATION Joh16 \l 1057 ].
2.3.2.4 Dislipidemia
World Health Organization (WHO) mendefinisikan kelebihan berat
badan dan obesitas sebagai keadaan yang abnormal atau penumpukan
lemak yang berlebih sehingga dapat mengganggu kesehatan [ CITATION
WHO201 \l 1057 ]. Di India, prevalensi terjadinya obesitas cukup tinggi
yakni sekitar 13 – 50 % sedangkan di pedesaan prevalensi kejadian hanya
sekitar 8 – 38 %. Menurut data National Family Health Survey (NFHS-4)
prevalensi obesitas di India sebesar 20,6 % pada wanita dan 18,9 % pada
pria[ CITATION Kau20 \l 1057 \m IIP17].
2.3.2.8 Aritmia
Aritimia telah menjadi penyebab kematian utama di Rusia dengan
tingkat kematian tiga kali lebih besar dibandingkan dengan negara-negara
Eropa Barat dan Amerika Serikat. Menurut data yang didapatkan,
prevalensi aritmia secara keseluruhan adalah sebesar 33,9 – 34,5 %
dengan nilai prevalensi kejadian bradiaritmia dan takiaritmia secara
berurutan adalah 7,1 – 12,8 % dan 4,9 – 9,8 %. Tercatat juga bahwa pria,
terutama di usia muda, lebih sering terkena bradiaritmia dibandingkan
dengan wanita yang dijelaskan dengan peningkatan tonus saraf vagus.
Pada wanita lebih sering ditemukan kejadian takiaritmia dikarenakan lebih
banyaknya toleransi olahraga yang rendah [ CITATION Zat16 \l 1057 ].
2.3.3 Etilogi
Penyebab umum dari penyakit kardiovaskular adalah aterosklerosis.
Secara khusus aktivitas fisik, asupan makanan berkalori tinggi, lemak
jenuh, dan konsumsi gula sering dikaitkan dengan perkembangan
aterosklerosis dan gangguan metabolisme lainnya seperti sindrom
metabolik, diabetes melitus, dan hipertensi Studi cohort seperti
Framingham Heart Study dan National Health and Nutrition Examination
Survey ketiga (NHANES III) juga telah menemukan hubungan dan nilai
prediksi yang kuat antara dislipidemia, tekanan darah tinggi, merokok, dan
intoleransi glukosa dengan penyakit kardiovaskular [ CITATION Olv201 \l
1057 ].
2.3.4 Patofisiologi
Penyakit Jantung Koroner (PJK) terjadi karena perkembangan
aterosklerosis yang sering dikaitkan dengan faktor lingkungan dan genetik.
Aterosklerosis merupakan proses kronis yang ditandai dengan akumulasi
lipid, elemen berserat (fibrous), dan molekul inflamasi di dinding arteri.
aterosklerosis diawali dengan pengeluaran kolesterol Low Density
Lipoprotein (LDL) ke ruang sub-endotel yang dapat diubah dan
dioksidasi. Partikel Low Density Lipoprotein (LDL) yang
teroksidasi/termodifikasi mendorong ekspresi molekul adhesi sel vaskular
dan molekul adhesi antar sel pada permukaan endotel dan merangsang
adhesi monosit yang akan bermigrasi ke ruang sub-endotel. Monosit
berubah menjadi makrofag di media intima. Makrofag yang terbentuk
akan mengikat Low Density Lipoprotein (LDL) yang teroksidasi menjadi
sel busa (foam cell) dan melepaskan sitokin pro inflamasi termasuk
interleukin dan faktor nekrosis. Proses berlanjut dengan migrasi sel otot
polos dari lapisan medial arteri ke intima mengikuti fatty streak menuju
lesi yang lebih kompleks. Proses ini menghasilkan pembentukan lesi
aterosklerotik kedua, yaitu plak fibrosa. Ekstrusi jenis plak fibrosa ke
dalam lumen arteri menghasilkan pembatasan aliran (stenosis) yang
menyebabkan iskemia pada jaringan dan dinyatakan secara klinis sebagai
angina stabil. [ CITATION The171 \l 1057 ]
Dua jenis plak dapat didefinisikan sebagai plak stabil dan plak tidak
stabil atau rentan berdasarkan keseimbangan antara pembentukan dan
degradasi tutup berserat. Plak stabil memiliki tutup berserat utuh dan tebal
yang disintesis dari sel otot polos dalam matriks yang kaya akan kolagen
tipe I dan III. Plak yang akan kaya kolagen cenderung berkontraksi dan
memperparah penyempitan luminal. Sedangkan plak tidak stabil atau
rentan terdiri dari tutup berserat tipis yang sebagian besar terbuat dari
kolagen tipe I. Plak yang rentan cenderung pecah dan akan menyebabkan
trombosis serta terjadinya oklusi lumen arteri yang mendadak sehingga
menyebabkan sindrom koroner akut. Selain itu, perdarahan intraplaque
juga merupakan faktor potensial untuk perkembangan aterosklerosis, yang
terjadi ketika vasa vasorum menyerang lapisan intima dari lapisan
adventitia [ CITATION Fal17 \l 1057 \m The171 \m AQa18] .
2.3.4.2 Stroke
2.3.4.2.1 Stroke Iskemik
Stroke iskemik disebabkan karena oklusi pada pembuluh darah yang
disebabkan karena adanya trombus. Trombus biasanya terdiri dari dua
komponen yang akan menjadi hasil akhir dari proses pembekuan darah,
yakni trombosit dan protein fibrin yang saling terkait seperti jala.
Pengembangan trombus dikenal sebagai “Triad Virchow”, yang meliputi
keruakan pada sel endotel, vaskular (trauma atau aterosklerosis), aliran
darah yang abnomal, dan keadaan hiperkoagulabilitas. Trombus yang
terbentuk diklasifikasikan berdasarkan komponen yang dikandung
meliputi trombus putih (komponen utama adalah trombus) dan trombus
merah (komponen utama adalah sel darah merah) [ CITATION Lee17 \l
1057 ].
Gambar 2. 6 Gambar skematik trombus putih (a) dan trombus merah (b)
[ CITATION Lee17 \l 1057 ]
Aliran darah yang menuju ke otak dikelola oleh dua karotid internal
di anterior dan dua arteri vertebralis di posterior atau sering disebut
dengan siklus wilis. Siklus wilis merupakan jaringan artei seperti cincin
yang menghubungkan antara enam arteri serebral utama, arteri karotis
internal, dan arteri basilar. Jaringan pembuluh tersebut memiliki peran
untuk menjaga distribusi aliran darah otak pada saat aliran masuk dari
karotid internal dan arteri vertebro-basilar serta memungkinkan adanya
aliran kolateral antar belahan. Selain itu, jaringan tersebut juga
menyediakan mekansime aliran kolateral kompensasi jika terjadi
gangguan aliran darah pada salah satu arteri utama. Stroke iskemik dapat
terjadi karena kurangnya suplai darah dan oksigen ke otak. Oklusi iskemik
berkontribusi terhadap sekitar 85 % pasien stroke karena pendarahan
intraserebral. Oklusi iskemik menghasilkan kondisi trombotik dan emboli
pada otak. Pada kejadian trombosis, aliran darah dipengaruhi oleh
penyempitan pembuluh darah akibat aterosklerosis. Penumpukan plak
akhirnya akan mempersempit pembuluh darah vaskular dan membentuk
gumpalan sehingga menyebabkan stroke trombotik. Pada saat aliran darah
yang menuju ke otak mengalami penurunan, maka akan terjadi emboli
yang disebut juga stroke emboli. Aliran darah yang berkurang akan
menyebabkan stress berat dan kematian sel (nekrosis) [ CITATION Kur20 \l
1057 ].
2.3.5.1.2 Hiperkolesterolemia
Dalam suatu studi ditemukan bahwa kolesterol Low Density
Lipoprotein (LDL) yang merupakan lipoprotein utama yang mengangkut
kolesterol dalam darah memiliki peran terkait dengan munculnya penyakit
kardiovaskular. Telah terbukti juga bahwa penurunan kadar kolesterol
serum sebesar 10 % akan menghasilkan penurunan resiko penyakit
kardiovaskular sebesar 50 % pada usia 40 tahun, 40 % pada usia 50 tahun,
30 % pada usia 60 tahun, dan 20 % pada usia 70 tahun [ CITATION Haj172 \l
1057 ]
2.3.5.1.3 Merokok
Merokok dapat meningkatkan resiko terjadinya penyakit
kardiovaskular. Akan tetapi, peningkatan tersebut bervariasi menurut
berbagai faktor. Resiko akan meningkat seiring dengan durasi penggunaan
dan dengan banyaknya rokok yang dihisap setiap harinya. Selain itu,
perokok pasif juga dapat meningkatkan resiko dari terjadinya penyakit
kardiovaskular [ CITATION Ban191 \l 1057 ].
2.3.5.1.4 Diabetes
Beberapa studi menyebutkan bahwa diabetes merupakan faktor resiko
utama dari penyakit kardiovaskular. Berdasarkan studi kohort framingham
ditemukan bahwa dibetes dapat menyebabkan peningkatan resiko
terjadinya penyakit kardiovaskular sebesar dua hingga tiga kali lipat
[ CITATION Haj173 \l 1057 ].