TUGAS I
PRAKTIKUM 1
Pembuatan Ekstrak Rimpang Kaempferia Galanga
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktikum Fitofarmaka
KELOMPOK : 1
FARMASI B
1. TANTI DWI R (201410410311241)
2. SAKINAH MUSAAD (201510410311138)
3. DIKNA EKA KOMSANIA (201510410311183)
4. FIRDHA JULIANTY SUKMA (201610410311004)
DOSEN PEMBIMBING:
1. SITI ROFIDA, S.SI., M.FARM., APT.
2. DRS. HERRA STUDIAWAN, M.SI.,APT.
3. AMALIYA DINA ANGGRAENI, M.FARM., APT.
1.2 Tujuan
Berdasarkan latar belakang diatas maka bertujuan untuk :
1. Mahasiswa mampu memahami cara pembutan ekstrak dari rimpang kencur
2. Mahasiswa mampu melakukan ekstraksi menggunakan metode maserasi, metode
maserasi kinetika dan metode maserasi ultrasonika
1.3 Manfaat
Berdasarkan tujuan diatas maka manfaatnya diharapkan mampu memahami juga
memberikan informasi mengenai cara pembutan ekstrak dari rimpang kencur dengan
menggunkan metode maserasi, metode maserasi kinetika dan metode maserasi
ultrasonika.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Klasifikasi tanaman kencur (Kaempferia galanga L.) dalam dunia botani menurut
Rukmana (1994) sebagai berikut :
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Class : Monocotyledonae
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Kaempferia
Spesies : Kaemferia galanga L
c. Morfologi
d. Kandungan Kimia
Rimpang kencur juga mengandung pati (4,14%) ; mineral (13,7%); dan
minyak atsiri (0,02%) berupa sineol, asam metil kanil, dan penta dekaan, etil aster,
asam sinamik, borneol, kamfena, paraeumarin, asam anisik, alkaloid, saponin,
flavonoid, senyawa-senyawa polifenol dan gom (Agoes, 2010).
Selain itu kandungan kimia tanaman kencur adalah etil sinamat, etil p-
metoksisinamat, p-metoksistiren, karen, borneol,dan parafi n. Kandungan minyak
atsiri kencur adalah α-pinena, kampena, δ-3-carene, α-pelandrena, limonene, p-simena
$$ 4-isopropiltoluena, 7,8-epoksitrisiklo dodekana, 5-metiltrisiklo undek-2-en-4-one,
2-asam propenoat,3-(4-metoksifenil)-,etilester (Assaat, 2011).
e. Manfaat
Kencur banyak digunakan sebagai bahan baku obat tradisional
(jamu),fitofarmaka, industri kosmetika, penyedap makanan dan minuman, rempah,
sertabahan campuran saus rokok pada industrirokok kretek, bahkan dapat
dimanfaatkan sebagai bioinsektisida. Secara empirik kencur digunakan sebagai
penambah nafsu makan, ekspektoran, obat batuk, disentri,tonikum, infeksi bakteri,
masuk angin,sakit perut(Assaat, 2011).
2.2 Ekstrak
a. Pengertian
Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif
dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai,
kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang
tersisa diperlakukan sedemikian hingga memenuhi baku yang telah ditetapkan
(Depkes RI, 1995).
b. Macam-macam Ekstrak
Pembagian ekstrak menurut konsistensinya :
1. Ekstrak kering (Ekxtracta sicca)
Ekstrak kering adalah ekstrak yang telah mengalami proses penguapan dan
tidak mengandung pelarut lagi serta mempunyai konsistensi yang padat (kering).
Farmakope menghendaki agar ekstrak kering mudah digerus menjadi serbuk dan
pada umumnya higroskopis, maka harus disimpan dalam botol dengan tutup kapur
tohor (CaO). Ekstrak kering dibagi menjadi dua macam :
Ekstrak kering yang dibuat dengan etanol, karena bahan tidak larut
sepenuhnya dengan air, contoh :
Extractum Calumba
Extractum Chinae
Extractum Colocyathidis (biji dibuang terlebih dahulu)
Extractum Granati
Extractum Rhei
Extractum Strychni (hilangkan lemak pada biji dengan campuran eter-minyak
tanah)
1. Maserasi
Maserasi adalah proses ekstraksi simplisia menggunakan pelarut dengan
beberapa kali pengadukan pada suhu ruangan. Prosedurnya dilakukan dengan
merendam simplisia dalam pelarut yang sesuai dalam wadah tertutup. Pengadukan
dilakukan dapat meningkatkan kecepatan ekstraksi. Kelemahan dari maserasi adalah
prosesnya membutuhkan waktu yang cukup lama. Ekstraksi secara menyeluruh juga
dapat menghabiskan sejumlah besar volume pelarut yang dapat berpotensi hilangnya
metabolit. Beberapa senyawa juga tidak terekstraksi secara efisien jika kurang terlarut
pada suhu kamar (27oC). Ekstraksi secara maserasi dilakukan pada suhu kamar
(27oC), sehingga tidak menyebabkan degradasi metabolit yang tidak tahan panas
(Departemen Kesehatan RI, 2006).
2. Perkolasi
Perkolasi merupakan proses mengekstraksi senyawa terlarut dari jaringan
selular simplisia dengan pelarut yang selalu baru sampai sempurna yang umumnya
dilakukan pada suhu ruangan. Perkolasi cukup sesuai, baik untuk ekstraksi
pendahuluan maupun dalam jumlah besar (Departemen Kesehatan RI, 2006).
3. Soxhlet
Metode ekstraksi soxhlet adalah metode ekstraksi dengan prinsip pemanasan
dan perendaman sampel. Hal itu menyebabkan terjadinya pemecahan dinding dan
membran sel akibat perbedaan tekanan antara di dalam dan di luar sel. Dengan
demikian, metabolit sekunder yang ada di dalam sitoplasma akan terlarut ke dalam
pelarut organik. Larutan itu kemudian menguap ke atas dan melewati pendingin udara
yang akan mengembunkan uap tersebut menjadi tetesan yang akan terkumpul
kembali. Bila larutan melewati batas lubang pipa samping soxhlet maka akan terjadi
sirkulasi. Sirkulasi yang berulang itulah yang menghasilkan ekstrak yang baik
(Departemen Kesehatan RI, 2006).
4. Refluks
Ekstraksi dengan cara ini pada dasarnya adalah ekstraksi berkesinambungan.
Bahan yang akan diekstraksi direndam dengan cairan penyari dalam labu alas bulat
yang dilengkapi dengan alat pendingin tegak, lalu dipanaskan sampai mendidih.
Cairan penyari akan menguap, uap tersebut akan diembunkan dengan pendingin tegak
dan akan kembali menyari zat aktif dalam simplisia tersebut. Ekstraksi ini biasanya
dilakukan 3 kali dan setiap kali diekstraksi selama 4 jam (Departemen Kesehatan RI,
2006).
5. Digesti
Digesti adalah maserasi kinetik (dengan pengadukan kontinu) pada suhu yang
lebih tinggi dari suhu ruangan, yaitu secara umum dilakukan pada suhu 40-50oC
(Departemen Kesehatan RI, 2006).
6. Infusa
Infusa adalah ekstraksi dengan pelarut air pada suhu penangas air (bejana infus
tercelup dalam penangas air mendidih), suhu terukur (96- 98 oC) selama waktu
tertentu (15-20 menit) (Departemen Kesehatan RI, 2006).
7. Dekok
Dekok adalah infus pada waktu yang lebih lama dan suhu sampai titik didih
air, yaitu pada suhu 90-100oC selama 30 menit (Departemen Kesehatan RI, 2006).
BAB III
PROSEDUR KERJA
3.1 Alat dan Bahan
A. Bahan
1. Ekstrak rimpang kencur
2. Etanol 96%
3. Cab-o-sil
B. Alat
Hasil maserasi di saring, tampung filtrat, dan dilakukan kembali maserasi dengan 1200 ml etanol
96% selama 24 jam
Disaring hasil maserasi, tampung filtrat, dan dialkukan kembali maserasi dengan 1200 ml
etanol 96% selama 24 jam
Kaliberasi labu pada rotavapor (berisi ekstrak), berikan tanda pada volume 400
ml
Filtrat dipekatkan dengan rotavapor hingga volume tersisa 400 ml (tanda kaliberasi). Kemudian
hasilnya dipindahkan kedalam loyang dan diratakan
Ditambahkan cab-o-sil sebanyak 5% dari ekstrak 20 g dengan ditaburkan sedikit demi sedikit
secara merata. Kemudian diamkan selama semalam (sampai kering)
Residu ditambahkan 600 ml etanol 96%, tutup mulut bejana dan lakukan) selama
2 jam
Hasil maserasi disaring. Tampung filtrat dan dilakukan kembali maserasi dengan 1200 ml
etanol 96% pada residu selama 2 jam pada kecepatan yang sama
Hasil maserasi disaring. Tampung filtrat dan lakukan kembali maserasi dengan 1200 ml
etanol 96% pada residu selama 2 jam pada kecepatan yang sama
Kaliberasi labu pada rotavapor (berisi ekstrak), berikan tanda pada volume 400 ml
Filtrat yang terkumpul dipekatkan dengan rotavapor hingga volume tersisa 400 ml
(tanda kaliberasi). Kemudian hasilnya dipindahkan kedalam loyang dan diratakan
Ditambahkan 200 ml etanol 96% pada masing-masing bejana maserasi (8 erlenmeyer), aduk
sampai serbuk terbasahi
Tutup bagian mulut bejana dengan alumunium, masukkan dalam bejana ultrasonik, dan
digetarkan selama 15 menit
Hasil maserasi disaring (8 erlenmeyer). Tampung filtrat dan lakukan kembali maserasi
dengan getaran ultrasonik dengan 200 ml etanol 96% pada masing-masing residu selama 15
menit
Hasil maserasi disaring. Tampung filtrat dan lakukan kembali maserasi dengan getaran
ultrasonik dengan 200 ml etanol 96% pada masing-masing residu selama 15 menit
Kaliberasi labu pada rotavapor (berisi ekstrak), berikan tanda pada volume 400
ml
Filtrat yang terkumpul dipekatkan dengan rotavapor hingga volume tersisa 400
ml (tanda kaliberasi). Kemudian hasilnya dipindahkan kedalam loyang dan
diratakan
Assaat, L.D .2011. Fraksinasi Senyawa Aktif Minyak Atsiri Kencur (Kaempferia galanga
Linn) sebagai Pelangsing Aromaterapi in Vivo. Tesis. Pascasarjana IPB Bogor.
Barus, R. 2009. Amidasi p-metoksisinamat yang Diisolasi dari Kencur (Kaempferia galanga,
L) [Tesis]. Sumatera Utara: Program Pascasarjana USU.
Muhlisah, F. I999. Temu-temuan dan Empon- empon Budidaya dan Manfaatnya Cetakan 1,
Yogyakarta: Kanikus
Van Duin, C.F., 1947, Buku Penuntun Ilmu Resep Dalam Praktek Dan Teori, Penerjemah K.
Satiadarma Apt., Pecenongan, Jakarta.
Voight, R.. 1971. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, Edisi V. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press
Winarto, W. P., 2007, Tanaman Obat Indonesia Untuk Pengobatan Herbal, 152-153, Jakarta,
Karyasari Herba Media.