Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

AKUNTANSI PERPAJAKAN

Tentang

KONSEP DASAR AKUNTANSI PERPAJAKAN

Disusun Oleh: Kelompok 1

1. Kharisma Riszkie Utami Lubis (1916040003)


2. Hanaul Ghinna (1916040018)
3. Hana Fadhilah Putri (1916040019)
4. Yuni Amriza (1916040030)

Dosen Pengampu:
Novia Citra Dewi, SE, M.Si, Al., CA

Jurusan Akuntansi Syariah A

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang

Tp. 2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima
kasih terhadapbantuan dari pihak yang telah membantu dengan memberikan sumbangan baik
pikiran maupunmaterinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi saya sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.

Padang,10 Maret 2022

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2

DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3

BAB I......................................................................................................................................................3

PENDAHULUAN.....................................................................................................................................3

LATAR BELAKANG..............................................................................................................................3

RUMUSAN MASALAH........................................................................................................................3

TUJUAN..............................................................................................................................................3

BAB II...................................................................................................................................................3

PEMBAHASAAN.................................................................................................................................3

A. Definisi akuntansi perpajakan....................................................................................................3

B. Tujuan Akuntansi Pajak.............................................................................................................4

C. Kerangka Dasar Akuntansi Pajak..............................................................................................5

D. Metode dan Sistem Pembukuan yang Berlaku dalam Perpajakan..............................................9

BAB III................................................................................................................................................11

PENUTUP...........................................................................................................................................11

A. Kesimpulan..................................................................................................................................11

B. Saran............................................................................................................................................11

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Akuntansi adalah sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak
yang berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan (Wild &
Know, 2014: 4-7). Aktivitas dasar akuntansi terdiri dari menyiapkan bukti transaksi,
mengelompokkan dan mengidentifikasikan, melakukan jurnal dan memposting atas
semua transaksi yang terjadi pada organisasi untuk kepentingan pihak pengguna dan
alurnya.

Akuntansi perpajakan dirumuskan sebagai bagian dari akuntansi yang menekankan


kepada penyusunan surat pemberitahuan pajak (tax return) dan pertimbangan
konsekuensi perpajakan terhadap transaksi atau kegiatan perusahaan dalam rangka
pemenuhan kewajiban perpajakan/tax compliamce (Niswongerndan Fees, Accounting
Principles, 2007). Akuntansi perpajakan merupakan bagian akuntansi yang
menekankan kepada ada Penyusunan SPT tax return dan pertimbangan konsekuensi
perpajakan terhadap transaksi atau kegiatan perusahaan.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka penulis merumuskan suatu masalah :

1. Menjelaskan Defenisi Akuntansi Perpajakan ?

2. Menjelaskan Tujuan Akuntansi Perpajakan ?

3. Kerangka Dasar Akuntansi Pajak ?

4. Metode dan Sistem Pembukuan yang berlaku dalam perpajakan ?

C. TUJUAN
Setelah mempelajari bab ini, Anda diharapkan mampu untuk:

1. Mengerti Defenisi Akuntansi Perpajakan


2. Memahami Tujuan Akuntansi Perpajakan
3. Mengerti Kerangka Akuntansi Pajak
4. Memahami Metode dan Sistem Pembukuan Yang Berlaku dalam perpajakan.

4
BAB II

PEMBAHASAAN

A. Definisi akuntansi perpajakan


Akuntansi adalah sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak
yang berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan (Wild & Know,
2014: 4-7). Aktivitas dasar akuntansi terdiri dari menyiapkan bukti transaksi,
mengelompokkan dan mengidentifikasikan, melakukan jurnal dan memposting atas semua
transaksi yang terjadi pada organisasi untuk kepentingan pihak pengguna dan alurnya bisa
dilihat dari bagan :

Akuntansi perpajakan dirumuskan sebagai bagian dari akuntansi yang menekankan


kepada penyusunan surat pemberitahuan pajak (tax return) dan pertimbangan konsekuensi
perpajakan terhadap transaksi atau kegiatan perusahaan dalam rangka pemenuhan kewajiban
perpajakan/tax compliamce (Niswongerndan Fees, Accounting Principles, 2007). Akuntansi
perpajakan merupakan bagian akuntansi yang menekankan kepada ada Penyusunan SPT tax
return dan pertimbangan konsekuensi perpajakan terhadap transaksi atau kegiatan
perusahaan.

Akuntansi pajak merupakan sekumpulan prinsip, standar, perlakuan akuntansi lengkap yang
digunakan oleh wajib pajak sebagai landasan untuk memenuhi kewajiban perpajakanya.
Dengan adanya akuntansi pajak WP dapat mudah menyusun SPT. Akuntansi pajak dapat
dibedakan dengan akuntansi komersial :

5
B. Tujuan Akuntansi Pajak
Berbeda dengan akuntansi komersial yang bertujuan untuk menyediakan laporan dan
informasi keuangan serta info lain kepada pihak pengambil keputusan, tujuan adanya
akuntansi pajak adalah untuk pelaporan keuangan perpajakan. Akuntansi pajak membantu
menyajikan informasi untuk menghitung menghasilkan kena pajak terutama dalam sistem
Self assessment sebagai laporan pertanggungjawaban atas kepercayaan menghitung pajak
terutang bagi setiap wajib pajak

Ciri kualitatif pelaporan keuangan perpajakan pada dasarnya sama dengan ciri kualitatif
pelaporan akuntansi komersial yaitu relevan dapat dimengerti keandalan dan dapat
diperbandingkan skema penyusunan :

Pendekatan penyusunan laporan keuangan fiskal sebagai solusi antara ketentuan


akuntansi dan pajak adalah sebagai berikut : Ketentuan pajak secara dominan mewarnai

6
praktek akuntansi terdapat dua pembukuan oleh perusahaan yaitu ketentuan pajak dan
praktek komersial. Ketentuan pajak untuk tujuan penyusunan laporan keuangan merupakan
standar independen terpisah dari prinsip akuntansi, pembukuan perusahaan sesuai praktik
komersial, kemudian melakukan rekonsiliasi sesuai ketentuan pajak, ketentuan pajak
merupakan suatu sisipan terhadap standar akuntansi, pembukuan perusahaan sesuai dengan
SAK, namun preferensi diberikan pada ketentuan pajak jika ada pengaturan yang tidak
sejalan dengan SAK.

C. Kerangka Dasar Akuntansi Pajak.


Undang-undang pajak memiliki prioritas untuk dipatuhi atas praktek dan kelaziman
akuntansi. Metode, prosedur dan teknik akuntansi dipengaruhi hukum pajak berdasarkan
pada, undang-undang perpajakan, peraturan pemerintah, keputusan presiden, keputusan
menteri, dan keputusan direktorat jenderal pajak. Putusan pengadilan pajak merujuk kepada
ketentuan akuntansi perpajakan seperti majelis pertimbangan pajak, peradilan tata usaha,
negara peradilan pidana, dan lembaga peradilan lainnya.

Undang-undang KUP nomor 16 tahun 2009 pasal 28 ayat 9 menyatakan bahwa


pencatatan adalah pengumpulan data secara teratur tentang peredaran bruto dan penghasilan
bruto sebagai dasar untuk menghitung jumlah pajak terutang, termasuk penghasilan yang
bukan objek pajak dan atau dikenakan pajak yang bersifat final.

Syarat menyelenggarakan pencatatan adalah sebagai berikut:

1. Pencatatan harus diselenggarakan secara teratur dan mencerminkan keadaan yang


sebenarnya dengan menggunakan huruf latin, angka arab, satuan mata uang rupiah
dan disusun dengan bahasa indonesia
2. Pencatatan dalam 1 tahun harus diselenggarakan secara kronologis
3. Catatan dan dokumen yang menjadi dasar pencatatan harus disimpan di tempat
tinggal WP/ tempat kegiatan usaha selama 10 tahun
4. Pencatatan harus menggambarkan antara lain peredaran/penerimaan bruto atau jumlah
penghasilan bruto yang diterima/diperoleh dan Penghasilan yang bukan objek pajak
dan atau penghasilan yang pengenaan pajaknya bersifat final

7
5. WP yang mempunyai lebih dari 1 jenis usaha dan/tempat usaha maka pencatatannya
harus menggambarkan secara jelas untuk masing-masing jenis usaha dan/tempat
usaha ybs
6. WP yang diwajibkan menyelenggarakan pencatatan diharuskan menyelenggarakan
pencatatan atas aset dan kewajiban.

Beberapa prinsip akuntansi pajak meliputi:


1. Kesatuan akuntansi yaitu perusahaan dianggap sebagai kesatuan ekonomi yang
terpisah dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan sumber sumber perusahaan.
Ada pemisahan yang jelas antara perusahaan dengan pemilik, persero atau pemegang
saham mengenai kekayaan, utang piutang, penerimaan dan pengeluaran uang, antara
kepentingan perusahaan dengan pribadi, pemilik/ pemegang saham tidak boleh
bercampur. Dasar hukumnya adalah Pasal 28 ayat 7 UU KUP ( pembukuan harus
memisahkan harta dari wajib pajak).
2. Berkesinambungan.
Dasar hukumnya adalah pasal 28 ayat 11 KKU. Data yang berkaitan dengan
pembukuan WP harus disimpan dalam jangka waktu 10 tahun
3. Harga pertukaran yang objektif.
Pasal 18 ayat 3 UU PPh menentukan kembali besarnya penghasilan dan pengurangan
serta menentukan utang sebagai modal untuk menghitung besarnya PKP bagi WP
yang mempunyai hubungan istimewa dengan WP lainnya sesuai dengan kewajaran
dan kelaziman
4. Konsistensi.
Penggunaan metode dalam pembukuan tidak boleh berubah. Pasal 28 ayat 5 UU KUP
yang menyatakan bahwa pembukuan diselenggarakan dengan prinsip asas konsistensi:
5. Konservatif.
Kemungkinan rugi belum direalisasi masih tafsiran tapi sudah diakui kerugian dengan
cara membentuk penyisihan piutang/cadangan, sementara kemungkinan laba yang
timbul tidak diakui. Pasal 9 ayat 1c UU PPh menyatakan bahwa WP tidak
diperbolehkan membentuk dana cadangan kecuali cadangan piutang tak tertagih untuk
bank, leassing, asuransi dan reklamasi pertambangan.

Hak yang perlu diperhatikan dalam akuntansi pajak meliputi:


8
a. Laporan keuangan disusun dan disajikan kepada otoritas pajak untuk kepentingan
perpajakan
b. Laporan keuangan meliputi neraca dan laba rugi, ditambah informasi lain yang
diwajibkan UU Perpajakan
c. Laporan utama adalah Laporan Laba Rugi Fiskal
d. Tanggung jawab menyusun laporan keuangan fiskal terletak pada Wajib Pajak atau
pengurus atau kuasanya
e. Posisi keuangan tergambar pada neraca dan penting untuk mengetahui potensi pajak
jangka panjang.

Terdapat dua jenis laporan yaitu laporan keuangan komersial dan fiskal:
a. Dalam laporan keuangan komersial, setiap pertanggungjawaban dlidentifikasikan
sebagai laporan kegiatan apapun yang dilakukan dalam periode tertentu. Kewajiban
menyampaikan pertanggungjawaban mengutang, memberi utang, dan menyetor pajak
yang terutang pada periode tertentu Inilah yang dituangkan dalam SPT untuk periode
Masa Pajak dan Tahun Pajak sehingga terdapat SPT Masa dan SPT Tahunan.
Pengisian SPT yang dilakukan Wajib Pajak ini harus benar, lengkap, dan jelas. Untuk
mencapai tujuan tersebut diperlukan adanya pemahaman fungsi, kegiatan usaha yang
dalam bidang akuntansi disebut sebagai konsep dasar entitas.
b. Laporan keuangan fiskal adalah laporan keuangan yang disusun sesuai peraturan
perpajakan dan digunakan untuk kepentingan penghitungan pajak. UU pajak tidak
mengatur secara khusus bentuk dari laporan keuangan, hanya memberikan
pembatasan untuk hal-hal tertentu, baik dalam pengakuan penghasilan maupun biaya.
Akibat dari perbedaan pengakuan ini menyebabkan laba akuntansi dan laba fiskal
dapat berbeda. Perusahaan dapat menyusun laporan keuangan akuntansi (komersial)
dan laporan keuangan fiskal secara terpisah atau melakukan koreksi fiskal terhadap
laporan keuangan komersial.

Terdapat perbedaan orientasi dan sifat pelaporan komersial dan fiskal walaupun saling
terkait secara ekstensif, terutama menyangkut tingkat toleransi fleksibilitas pernilihan
standar. Konsep yang dipakai Laporan Keuangan Komersial adalah kewajaran penyajian
yang digunakan untuk solusi keraguan pengukuran dan memakai prinsip konservatif.

9
Sedangkan Laporan Keuangan Fiskal menyimpang dari konsep kewajaran karena bergantung
pada kebijakan & keputusan otoritas perpajakan

Prinsip akuntansi sebagai subjek yang mengalami perbedaan orientasi meliputi:


1. Penetapan Beban dan Pendapatan.
Dalam praktek komersial, pengakuan penghasilan pada saat realisasi
transaksi, pertukaran & pembebanan biaya dalam masa yang sama dengan
pengakuan penghasilan sedangkan pada praktek fiskal, kadang menyimpang dari
prinsip tersebut:.
2. Konsistensi.
Dalam praktek komersial, penerapan metode, kebijakan akuntansi yang
konsisten dari tahun ke tahun, kecuali ada alasan kuat untuk penggantian.
Sedangkan dalam praktek fiskal pada dasarnya sama seperti komersial Petapi
dalam konteks konsepsional ketentuan pajak dapat menentukan lain:
3. Konservatisme Dalam praktek komersial, konservatif terhadap transaksi yang
belum menjadi fakta merupakan pencadangan terhadap risiko kerugian.
4. Dalam praktek fiskal menganut realitas dengan meneliti tiap elemen pengurang
basis pengenaan pajak kecuali bank & asuransi.

Berikut ini sifat dan keterbatasan pelaporan keuangan fiskal:


a. Laporan Keuangan bersifat historis
b. Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari penggunaan estimasi dan
berbagai pertimbangan
c. Lebih mengutamakan hal yang material (tanpa mengurangi kelengkapan materi).
d. Laporan keuangan terutama menekankan makna ekonomis (substansi) setiap
transaksi (tanpa, dalam kondisi tertentu, memperhatikan bentuk yuridis formalnya).
e. Terdapatnya alternatif yang dapat digunakan mengakibatkan variasi dalam
pengukuran sumber ekonomis dan tingkat kesuksesan antar WP
f. Informasi kualitatif, sedangkan fakta (yang tidak mendasar) yang tidak dapat
dikuantifikasikan umumnya dikesampingkan.

10
D. Metode dan Sistem Pembukuan yang Berlaku dalam Perpajakan
Menurut UU KUP No. 16 Tahun 2009, pembukuan adalah suatu proses pencatatan yang
dilakukan secara teratur untuk mengumpulkan data dan informasi keuangan yang meliputi
harta, kewajiban, modal, penghasilan dan biaya serta jumlah perolehan dan penyerahan
barang/jasa yang ditutup dengan menyusun laporan keuangan berupa neraca, dan laporan laba
rugi untuk periode tahun pajak tersebut.

Informasi pembukuan diperlukan untuk: menghitung pajak terutang dan verifikasi, serta
pemeriksaan dan investigasi terhadap kebenaran penghitungan jumlah utang pajak tersebut:
mempermudah Wajib Pajak (WP) mengisi SPT: mempermudah perhitungan penghasilan
kena pajak, penyajian informasi tentang posisi financial dan hasil usaha untuk bahan analisis
atau pengambilan keputusan ekonomi perusahaan.

Dalam melakukan pembukuan sebaiknya diperhatikan kaidah berikut ini:

1. Diselenggarakan dengan itikad baik dan mencerminkan keadaan yang sebenarnya:


2. Sekurang-kurangnya terdiri dari catatan tentang harta, kewajiban, utang, modal,
penghasilan dan biaya, serta penjualan dan pembelian:
3. Ditutup setiap akhir tahun dengan membuat Neraca dan Laporan 1/R berdasarkan
prinsip pembukuan yang taat asas (konsisten) dengan tahun sebelumnya:
4. Diselenggarakan dengan huruf latin, angka Arab, dengan bahasa Indonesia dan satuan
mata uang rupiah (atau dengan bahasa Inggris dan mata uang US$ dengan ijin
Menteri Keuangan
5. Pembukuan dan dokumen yang menjadi dasarnya serta dokumen lain yang
berhubungan dengan kegiatan usaha (pekerjaan bebas) harus disimpan selama 10
tahun.

WP yang sudah mampu melakukan pembukuan untuk tujuan Pajak, Namun tidak
melakukannya, maka akan berakibat penghasilan netonya dihitung berdasar norma
perhitungan dan pajak yang kurang dibayar dari hasil penerapan norma perhitungan akan
dikenai sanksi berupa kenaikan pajak 504 atau 1008 dari pajak yang kurang dibayar (pasal 13
ayat 3) UU KUP.

Ada dua sistem pembukuan yaitu:

1. ACCRUAL BASIS

11
dalah suatu metode penghitungan penghasilan dan biaya dimana penghasilan diakui pada
waktu diperoleh dan biaya diakui pada saat terutang
2. CASH BASIS
adalah suatu metode yang penghitungannya didasarkan atas penghasilan yang diterima
dan biaya yang dibayar secara tunai. Penghasilan baru dianggap sebagai penghasilan, bila
benar-benar telah diterima tunai dalam suatu periode tertentu, serta biaya baru dianggap
sebagai biaya, bila benar-benar telah dibayar tunai dalam suatu periode tertentu. Tahun Pajak
(tahun buku) adalah sama dengan tahun takwim (tahun kalender) kecuali WP menggunakan
tahun buku yang tidak sama dengan tahun takwim. Apabila WP menggunakan tahun buku
yang tidak sama dengan tahun takwim, maka penyebutan Tahun Pajak yang bersangkutan
Menggunakan tahun yang di dalamnya meliputi masa 6 (enam) bulan pertama atau lebih.
Contohnya: Pembukuan 1 Juli 2003 sampai 30 Juni 2004, tahun pajaknya adalah tahun 2003.

Penyajian laporan keuangan perusahaan menurut perpajakan sebaiknya mengikuti hal


berikut:

1. Pajak perusahaan secara keseluruhan akan dihitung pada akhir tahun


2. Pajak penghasilan dihitung dari Penghasilan kena pajak dikalikan dengan tarif pajak
yang berlaku
3. Penghasilan kena pajak dihitung dari laba sebelum pajak (dihasilkan dari pembukuan
akuntansi) kemudian dikoreksi / di rekonsiiasi
4. Koreksi dan rekonsiliasi fiskal diperlukan karena terdapat perbedaan aturan antara
akuntansi dan pajak dalam mengukur pendapatan dan beban.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Akuntansi adalah sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak
yang berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan (Wild &
Know, 2014: 4-7).

Tujuan adanya akuntansi pajak adalah untuk pelaporan keuangan perpajakan.


Akuntansi pajak membantu menyajikan informasi untuk menghitung menghasilkan
kena pajak terutama dalam sistem Self assessment sebagai laporan
pertanggungjawaban atas kepercayaan menghitung pajak terutang bagi setiap wajib
pajak

B. Saran
Demikian Makalah ini penulis buat , mungkin makalah ini bisa dibilang jauh dari kata
sempurna karna kekurangan pemahaman dari materi nya dan juga keterbatasan
sumber oleh karena itu penulis memohon kritik dan saran dari pembaca agar
makalah ini dapat mudah dipahami dan bisa dikatakan sempurna.

Referensi
13
Maulamin Taufan, Sartono. Akuntansi Perpajakan.

14

Anda mungkin juga menyukai