Dosen Pembimbing:
Oleh kelompok 4:
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ANDALAS
Puji syukur kami sampaikan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
kesempatan dan kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
”Aspek Perpajakan Dana Pensiun” ini pada waktu yang telah ditentukan.Sholawat beserta
Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah terlibat dalam
pembuatan makalah ini terutama kepada Bapak Drs. Rinaldi Munaf, MM, Ak, CPA, CA
banyak kekurangan yang terdapat didalam makalah ini karna keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman.Untuk itu kami mengaharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk
kesempurnaan makalah ini.Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.........................................................................................................................i
Daftar Isi...................................................................................................................................ii
BAB I : Pendahuluan...........................................................................................................iii
A. Latar Belakang.....................................................................................................iii
B. Rumusan Masalah................................................................................................iv
C. Tujuan...................................................................................................................v
BAB II : Pengkajian...............................................................................................................1
A. Dana pensiun.........................................................................................................3
B. Program pensiun....................................................................................................4
BAB IV : Pembahasan............................................................................................................6
A. Dana pensiun.........................................................................................................6
BAB V : Penutup....................................................................................................................23
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perpajakan dan dana pensiun merupakan dua aspek penting yang perlu
dipahami.karna pajak merupakan sumber pendapatan terbesar bagi negara sedangkan dana
pensiun adalah suatu bentuk pengeluaran negara yang diberikan kepada para pengabdi
bangsa yang dikategorikan sebagai pekerja tetap yang sudah habis masa kontrak kerjanya
karena disebabkan oleh beberapa hal seperti karna faktor usia,fisik,ataupun karna alasan
Perpajakan adalah suatu iyuran wajib yang diserahkan oleh wajb pajak baik orang
pribadi maupun wajib pajak badan kepada kas negara terhadap penggunaan objek yang
dikenakan pajak yang mana dapat dipaksakan oleh undang-undang dan imbalannya tidak
dapat dinikmati secara langsung oleh wajib pajak tersebut serta bertujuan untuk
sendiri tingkat wajib pajak yang taat akan pajak itu minim sekali,karna seperti yang kita
ketahui bahwa pajak merupakan beban bagi seluruh wajib pajak sehingga mereka enggan
untuk membayar pajak tersebut belum lagi terkadanng sistem administrasi yang rumit juga
dapat menyebabkan wajib wajak malas untuk membayarkan pajaknya. Hal ini sangat bertolak
belakakang dengan pemerintahan atau negara,yang mana bagi negara pajak adalah suatu
pendapatan terbesar yang perlu diatur pengelolaannya dengan sebaik mungkin karna dana
dari pajak ini akan digunakan untuk menutupi kebutuhan negara itu sendiri dan juga untuk
pendidikan ,kesehatan,ataupun pelatihan yang dapat menyiapkan para generasi bangsa yang
iii
Mengingat pentingnya masalah perpajakan dalam pengelolaan dana pensiun dan
maka perlu adanya pedoman mendasar tentang aspek perpajakan tersebut.Peraturan aspek
perpajakan dana pensiun mengacu pada undang-undang No.6 tahun 1983 tentang ketentuan
umum dan tata cara perpajakan sebagaimana diubah terakhir dengan undang-undang No.16
tahun 2000.Dana pensiun adalah suatu subjek pajak yang dikategorikan sebagai subjek pajak
badan yang menurut peraturan per undang-undangan perpajakan ditentukan untuk melakukan
Selain undang-undang No.6 tahun 1983 atau yang sudah diperbarui undang-undang
No.16 tahun 2000 tentang tata cara perpajakan juga ada ketentuan lain yang menngatur
tentang aspek perjakan dana pensiun ini yaitu salah satu nya Peraturan Menteri Keuangan
tentang Tata Cara Pemotongan pajak penghasilan Pasal 21 atas Penghasilan berupa Uang
Pesangon,Uang Manfaat Pensiun,Tunjangan Hari Tua,dan Jaminan Hari Tua yang dibayarkan
sekaligus.Peraturan ini menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan uang manfaat dana
pensiun adalah setiap penghasilan atas manfaat dana pensiun yang dibayarkan kepada orang
pribadi peserta dana pensiun secara sekaligus atau serentak sesuai denganketentuan peraturan
perundang-undangan dibidang dana pensiun oleh dana pensiun pemberi kerja atau dana
pensiun lembaga keuangan yang pendiriannya telah disahkan oleh menteri keuangan.
B. Rumusan Masalah
iv
C. Tujuan
2.untuk mengetahui bagaimana bentuk perlakuan aspek perpajakan terhadap dana pensiun
v
BAB II
PENGKAJIAN
Pajak adalah iyuran wajib yang dibayarkan kepada kas negara oleh wajib pajak baik
orang pribadi maupun wajib pajak badan yang dapat dipaksakan oleh undang-undang yang
mana manfaatnya tidak dapat dinikmati secara langsung dan bertujuan untuk menutupi
Masa pensiun merupakan masa dimana seseorang berhenti bekerja saat memasuki
Dana Pensiun dan Undang-Undang Dana Pensiun(Pasal 1 ayat 1 UUNo.11 tahun 1992)
terdapat dua jenis program pensiun yaitu: program pensiun manfaat pasti dan program
pensiun iuran pasti.program pensiun manfaat pasti adalah suatu program yang mengupayakan
manfaat pensiun bagi peserta sedangkan program pensiun iuran pasti merupakan manfaat
pensiun yang didapatkan tergantung pada akumulasi iuran dan hasil pengembangan.
pensiun,dana pensiun adalah badan hukum yang mengelola dan menjalankan program yang
Yaitu dana pensiun yang dibentuk dan dikelola oleh suatu badan atau perusahaan
pemberi kerja dan memberi program pensiun manfaat pasti dan iuran pasti bagi seluruh
1
Yaitu dana pensiun yang didirikan oleh bank atau perusahaan asuransi jiwa bagi
Subjek pajak atau wajib pajak dari pensiunan adalah para pegawai tetap atau orang
pribadi yang bekerja pada pemberi kerja ,yang menerima atau memperoleh gaji dalam jumlah
tertentu secara berkala,termasuk anggota dewan komisaris dan anggota dewan pengawas
yang secara teratur dan terus menerus ikut mengelola kegiatan perusahaan atau lembaaga
Penerima manfaat dana pensiun adalah orang pribadi atau ahli warisnya yang menerima
atau memperoleh imbalan untuk pekerjaan yang dilakukan dimasa lalu,termasuk orang
pribadi atau ahli warisnya yang menerima tabungan hari tua atau tunjangan hari tua.
2
BAB III
LANDASAN TEORI
A. Dana Pensiun
Menurut Wahab (2005:34) “Dana pensiun adalah badan hukum yang mengelola dan
memnjalakan program yang menjanjikan pembayaran berkala kepada peserta pada saat
mencapai usia pensiun atau pada saat lain,dengan cara yang ditetapkan dalam peraturan dana
pensiun”.
Menurut Undang-undang Dana pensiun (UU No.11tahun 1992) “Dana pensiun adalah
badan hukum yang mengelola dan menjalankan program yang menjanjikan manfaat
Dana pensiun pemberi kerja adalah dana pensiun yang dibentuk oleh orang atau
pensiun manfaat pasti atau program pensiun iuran pasti,bagi kepentingan sebagian atau
Dana pensiun lembaga keuangan adalah dana pensiun yang didirikan oleh bank
atau perusahaan asuransi jiwa untuk menyelenggarakan program program pensiun iuran
pasti bagi perorangan,baik bagi karyawan pemberi kerja maupun pekerja mandiri yang
3
terpisah dari dana pensiun pemberi kerja bagi karyawan bank atau perusahaan asuransi
Dana pensiun harus terdaftar secara hukum sehingga para pesertanya tetap mendapat
kepastian hukum dari program yang diikutinya .hal ini berlaku untuk dana pensiun pemberi
kerja maupun untuk dana pensiun lembaga keuangan.bagaimanapun juga kedua jenis dana
pensiun ini memiliki fungsi yang sama yakni untuk menyediakan program pemberian
manfaat pensiun bagi pesertanya.hanya saja peserta program pensiun disini sangat berbeda
dimana dalam dana pensiun pemberi kerja,pesertanya adalah para karyawan yang
bersangkutan.
B. Program Pensiun
pensiun,”program pensiun adalah setiap proram yang mengupayakan manfaat pensiun bagi
peserta”.
(pensiun plan) merupakan janji pemberi kerja untuk untuk menyediakan imbalan pensiun
bagi pekerja,dan perjanjian tersebut melibatkan tiga pihak yaitu : pemberi kerja atau pihak
yang memberikan kontribusi pada program pensiun,pekerja yang menerima imbalan,dan dana
pensiun.dana pensiun (pensiun fund) terpisah dari pemberi kerja dan diadministrasikan oleh
pensiun (pensiun plan) adalah sebuah perjanjian yang menetapkan bahwa pemberi kerja atau
4
majikan memberikan tunjangan (pembayaran) kepada para karyawan setelah mereka pensiun
Sebelum lahirnya UU Dana pensiun ,dikenal beberapa istilah dana pensiun yaitu:
a) program pensiun yang dikelola oleh perusahaan atau pemberi kerja yang dibayarkan
dari cadangan perusahaan (book reserve) atau dari biaya perusahaan (pay as you go).
b) program pensiun yang dikelola oleh yayasan dana pensiun yang telah memperoleh
dari pemerintah.
c) program pensiun pegawai negri sipil atau pejabat negara yang dikelola oleh
PT.Taspen.
Menurut Wahab (2005:35) “program pensiun yang dikelola perusahaan atau pemberi
kerja tersebut ada yang diatur dengan kesepakatan kerja bersama (KKB) antara serikat
atau kesepakatan yang diadakan antara serikat pekerja atau serikat pekerja yang telah
terdaftar pada departemen tenaga kerja dengan pengusaha atau perkumpulan pengusaha yang
berbadan hukum yang pada umumnya atau semata-mata memuat syarat-syarat kerja yang
yang mengatur KKB adalah : UU No.21 tahun 1954,PP No.49 tahun 1954,UU No.18 tahun
5
BAB IV
PEMBAHASAN
1. Dana pensiun
bekerja sekian tahun dan sudah memasuki usia pensiun atau ada sebab-sebab lain sesuai
dengan perjanjian yang telah ditetapkan. Penghasilan dalam hal ini biasanya diberikan
dalam bentuk uang dan besarnya tergantung dari peraturan yang ditetapkan.
yang memungut dana dari masyarakat kepada peserta pensiun sesuai perjanjian. Artinya
dana ini dikelola oleh suatu lembaga dan pemungutan dana diperoleh dari pendapatan
para karyawan suatu perusahaan, kemudian membayarkan kembali dana tersebut dalam
bentuk pensiun setelah jangka waktu tertentu sesuai dengan perjanjian kedua belah pihak.
Pengertian sesuai perjanjian disni adalah diberikanya dana pada saat karyawan tersebut
sudah memasuki usia pensiun atau ada sebab-sebab lain, sehingga memperoleh hak untuk
Menurut Undang – undang nomor 11 tahun 1992 dana pensiun adalah badan
hukum yang mengelola dan menjalankan program yang menjanjikan manfaat pensiun.
Dengan demikian, jelas bahwa yang mengelola dana pensiun adalah perusahaan yang
memiliki badan hukum seperti bank umum atau asuransi jiwa. Jadi kegiatan perusahaan
dana pensiun adalah memungut dana dari iuran yang dipotong dari pendapatan karyawan
suatu perusahaan. Iuran ini kemudian di investasikan lagi kedalam berbagai kegiatan
6
A. Manfaat Dana Pensiun
Setelah kita membahas tentang pengertian dari dana satu ini, sekarang kita akan
membahas manfaat dari dana pensiun bagi karyawan maupun lembaga pengelola.
Manfaat atau tujuan penyelenggaraan dana penerima pensiun dapat dilihat dari dua atau
tiga pihak yang terlibat. Jika hanya dua pihak berarti antara pemberi kerja dengan
karyawannya sendiri. Sedangkan jika tiga pihak , yaitu pemberi kerja, karyawan dan
lembaga pengelola dana pensiun, dimana kemudian masing-masing pihak memiliki tujuan
tersendiri.
1. Bagi pemberi kerja tujuan atau manfaat penyelenggaraan dana pensiun bagai
over karyawan.
sehari – sehari.
7
Memberikan rasa aman dan dapat meningkatkan motivasi untuk
bekerja.
yaitu:
jaminan hidup sehingga jaminan pensiun ini dibuat dalam bentuk program yang
pensiun atau berhenti kerja karena cacat, dan untuk ahli warisnya. Besarnya
manfaat pensiun untuk setiap tahun iuran dapat berupa persentase dari rata-rata
gaji atau nominal tertentu. Peserta jaminan pensiun adalah pekerja yang telah
membayar iuran.
Manfaat jaminan pensiun dalam bentuk uang tunai yang diterima setiap
meninggal dunia
8
Pensiun orang tua, diterima orang tua ahli waris peserta lajang
undangan.
berikut:
B. Jenis-Jenis Pensiun
Pensiun juga memiliki macam-macam jenis. Secara umum jenis pensiun yang
dapat dipilih oleh karyawan yang akan menghadapi pensiun sebagai berikut:
Pensiun Normal.
Pensiun normal yaitu pensiun yang diberikan untuk karyawan yang usianya telah
mencapai masa pensiun seperti yang ditetapkan perusahaan. Sebagai contoh, rata rata
usia pensiun di Indonesia adalah telah berusia 55 tahun dan 60 tahun untuk profesi
tertentu.
Pensiun Dipercepat.
Jenis pensiun ini untuk kondisi tertentu, misalnya karena adanya pengurangan
Pensiun Ditunda.
Pensiun ditunda merupakan pensiuan yang diberikan kepada para karyawan yang
meminta pensiun sendiri, namun usia pensiun belum memenuhi syarat untuk pensiun.
9
Dalam hal tersebut karyawan yang mengajukan tetap keluarnya dan pensiunnya baru
Pensiun Cacat.
Pensiun yang diberikan bukan karena usia, tetapi lebih disebabkan peserta mengalami
pensiun biasanya dihitung berdasarkan formula manfaat pensiun normal dimana masa
Selain jenis pensiun, ternyata dana pensiun juga dibagi dari beberapa jenis.
Pengelolaan Dana pensiun dapat dilakukan oleh pemberi kerja (DPPK) atau
keuangan lain
dilakukan oleh bank umum atau asuransi jiwa setelah mendapat pengesahan dari
10
Menteri Keuangan (DPLK). Menurut ketentuan diatas program pensiun yang dapat
dipotong dari gajinya. Program ini dikaitkan dengan masa kerja dan besar
perusahaan berjalan.
Program ini relatif lebih sulit untuk dikelola dari sisi administrasinya.
2. Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP). Program pensiun iuran pasti, besarnya
11
Program pensiun ini terdiri dari money purchase plan, profit
sharing dan saving plan dimana besarnya uang pensiun didasarkan pada iuran
tertentu;
12
2) Dana Pensiun mempunyai kedudukan khusus sebagai Wajib Pajak, terkait
pengembangan dana;
Pajak atau Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) sebagai sarana dalam
5) Menghitung Pajak yang terhutang atau pajak yang harus dibayar pada suatu
saat, dalam masa pajak, dalam tahun pajak atau dalam bagian tahun pajak
pembayaran pajak yang terhutang ke Kas Negara melalui kantor pos atau
bank badan usaha milik negara atau di tempat pembayaran lainnya yang
perpajakan;
13
menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban dan untuk tujuan lain dalam
Pasal 1:
pekerjaan, jasa, atau kegiatan dengan nama dan dalam bentuk apapun yang diterima
atau diperoleh Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri sebagaimana diatur dalam
2. Pegawai adalah orang pribadi dalam negeri yang menerima penghasilan berupa uang
pesangon, uang manfaat pensiun, tunjangan hari tua, dan jaminan hari tua yang
dibayarkan sekaligus.
3. Uang Pesangon adalah penghasilan yang dibayarkan oleh pemberi kerja termasuk
Pengelola Dana Pesangon Tenaga Kerja kepada pegawai, dengan nama dan dalam
bentuk apapun, sehubungan dengan berakhirnya masa kerja atau terjadi pemutusan
hubungan kerja, termasuk uang penghargaan masa kerja dan uang penggantian hak.
4. Uang Manfaat Pensiun adalah penghasilan dari manfaat pensiun yang dibayarkan
kepada orang pribadi peserta dana pensiun secara sekaligus sesuai ketentuan
Kerja atau Dana Pensiun Lembaga Keuangan yang pendiriannya telah disahkan oleh
Menteri Keuangan. Salah satu penghasilan yang termasuk di dalam peraturan itu
adalah Uang Manfaat Pensiun. Uang Manfaat Pensiun adalah penghasilan dari
manfaat pensiun yang dibayarkan kepada Wajib Pajak Orang Pribadi pemilik dana
14
oleh Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK) atau Dana Pensiun Lembaga Keuangan
5. Tunjangan Hari Tua adalah penghasilan yang dibayarkan sekaligus oleh badan
penyelenggara tunjangan hari tua kepada orang pribadi yang telah mencapai usia
pensiun.
6. Jaminan Hari Tua adalah penghasilan yang dibayarkan sekaligus oleh badan
penyelenggara jaminan sosial tenaga kerja kepada orang pribadi yang berhak dalam
jangka waktu yang telah ditentukan atau keadaan lain yang ditentukan.
7. Pengelola Dana Pesangon Tenaga Kerja adalah badan yang dituniuk oleh pemberi
Pesangon tersebut kepada Pegawai dari pemberi kerja pada saat berakhirnya masa
8. Pemotong Pajak adalah pemberi kerja, Pengelola Dana Pesangon Tenaga Kerja,
Dana Pensiun Pemberi Kerja, atau Dana Pensiun Lembaga Keuangan, badan
penyelenggara jaminan sosial tenaga kerja, dan badan lain yang membayar Uang
Pesangon, Uang Manfaat Pensiun, Tunjangan Hari Tua, dan Jaminan Hari Tua.
Adapun pihak pemotong pajak oleh Dana Pensiun Pemberi Kerja atau Dana Pensiun
Pasal 2:
1. Atas penghasilan yang diterima atau diperoleh Pegawai berupa Uang Pesangon, Uang
Manfaat Pensiun, Tunjangan Hari Tua, atau Jaminan Hari Tua yang dibayarkan
15
2. Penghasilan berupa Uang Pesangon, Uang Manfaat Pensiun, Tunjangan Hari Tua, atau
Jaminan Hari Tua sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) dianggap dibayarkan
sekaligus dalam hal sebagian atau seluruh pembayarannya dilakukan dalam jangka
Tunjangan Hari Tua atau jaminan Hari Tua yang seharusnya dibayarkan sekaligus,
sebagai pembayaran secara sekaligus, dan dihitung sebagai satu kesatuan untuk
pengenaan pajaknya.
Pasal 3:
1. Pembayaran Uang Pesangon kepada Pegawai dapat dilakukan secara langsung oleh
pemberi kerja atau dialihkan kepada Pengelola Dana Pesangon Tenaga Kerja.
Pada dasarnya kewajiban pembayaran Uang Pesangon dilakukan oleh pemberi kerja
kepada pegawainya pada saat terjadi pemutusan hubungan kerja. Namun ada kalanya,
Pesangon Tenaga Kerja melalui pengalihan dana pesangon secara sekaligus atau
2. Dalam hal pemberi kerja mengalihkan Uang Pesangon secara sekaligus kepada
Pengelola Dana Pesangon Tenaga Kerja, Pegawai dianggap telah menerima hak atas
UangPesangon.
Apabila pemberi kerja mengalihkan Uang Pesangon secara sekaligus kepada Pengelola
Dana Pesangon Tenaga Kerja, maka Pegawai dianggap telah menerima hak atas Uang
16
Pesangon, sehingga pemberi kerja sudah mempunyai kewajiban pemotongan Pajak
3. Dalam hal pemberi kerja mengalihkan Uang Pesangon secara bertahap atau berkala
4. Dalam hal pemberi kerja mengalihkan Uang Pesangon secara bertahap atau berkala
kepada Pengelola Dana Pesangon Tenaga Kerja, Pegawai dianggap belum
Dalam hal pemberi kerja mengalilkan Uang Pesangon secara bertahap atau berkala
kepada Pengelola Dana Pesangon Tenaga Kerja, maka Pegawai dianggap belum
menerima hak atas Uang Pesangon, sehingga pemberi kerja tidak mempunyai
kewajiban untuk memotong Pajak Penghasilan Pasal 21 pada saat pengalihan tersebut.
Pasal 4:
Tarif Pajak Penghasilan Pasal 21 atas penghasilan berupa Uang Pesangon ditentukan sebagai
berikut :
b. sebesar 5% (lima persen) atas penghasilan bruto di atas Rp 50.000.000,00 (lima puluh
c. sebesar 15% (lima belas persen) atas penghasilan bruto di atas Rp 100.000.000,00
(seratus juta rupiah) sampai dengan Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah);
d. sebesar 25% (dua puluh lima persen) atas penghasilan bruto di atas Rp
17
Dengan memperhatikan bahwa besarnya Uang Pesangon dikaitkan dengan masa kerja dan
besarnya upah atau penghasilan yang diterima setiap bulan, maka tarif Pajak Penghasilan
kemudahan, dan kepastian hukum bagi Pegawai yang menerimanya, lapisan tarif progresif
yang diberlakukan berbeda dengan lapisan tarif yang ditentukan dalam Pasal 17 ayat (1)
Contoh perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 yang dipotong atas penghasilan berupa Uang
Dalam hal pembayaran Uang Pesangon dalam contoh tersebut di atas dilakukan dalam
beberapa kali pembayaran, misalnya :
18
Jumlah seluruh Pajak Penghasilan Pasal 21 yang dipotong : Rp 0,00 + Rp
13.750.000,00 = Rp 13.750.000,00
Pasal 5:
Tarif Pajak Penghasilan Pasal 21 atas penghasilan berupa Uang Manfaat Pensiun, Tunjangan
b. sebesar 5% (lima persen) atas penghasilan bruto di atas Rp 50.000.000,00 (lima puluh
juta rupiah).
Berdasarkan pertimbangan bahwa Uang Manfaat Pensiun, Tunjangan Hari Tua, atau
Jaminan Hari Tua yang dibayarkan sekaligus merupakan nilai tunai atas Uang Manfaat
Pensiun, Tunjangan Hari Tua, atau Jaminan Hari Tua yang dibayarkan secara berkala untuk
jangka waktu yang cukup lama, maka penghasilan yang diterima sekaligus tersebut pada
dasarnya penghasilan yang seharusnya diterima untuk beberapa tahun pajak. Dengan
memperhatikan besarnya Uang Manfaat Pensiun yang berlaku saat ini pada umumnya, maka
penghasilan sekaligus tersebut jika dialokasikan dalam beberapa tahun masih berlaku tarif
kepastian hukum bagi penerima pensiun yang sudah masuk dalam usia tidak produktif. Untuk
memberikan perlakuan yang sama dengan Uang Pesangon, maka atas jumlah sampai dengan
19
Contoh perhitungan pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 yang dipotong atas pembayaran
Dalam hal jumlah pembayaran uang Jaminan Hari Tua tersebut di atas dibayarkan dalam
beberapa kali pembayaran, misalnya :
Pasal 6:
1. Dalam hal terdapat bagian penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2)
yang terutang atau dibayarkan pada tahun ketiga dan tahun-tahun berikutnya,
ayat (1) huruf a Undang-Undang Pajak Penghasilan atas jumlah bruto seluruh
20
Misalkan pembayaran Uang Pesangon, Uang Manfaat Pensiun, Tunjangan
Hari Tua, atau Jaminan Hari Tua yang seharusnya dilakukan sekaligus, namun masih
kepada Wajib Pajak orang pribadi yang bersangkutan dalam tahun tersebut hanya
dihitung dengan menerapkan tarif Pasal 17 ayat (1) huruf a Undang-Undang Pajak
2.500.000,00.
2. Pajak Penghasilan Pasal 21 yang dipotong sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak
bersifat final dan dapat diperhitungkan sebagai pembayaran pajak pendahuluan atau
kredit pajak.
3. Atas pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berlaku ketentuan Pasal 21 ayat (5a) Undang-Undang Pajak Penghasilan.
mempunyai Nomor Pokok Wajib Pajak, maka Pajak Penghasilan Pasal 21 yang harus
Pasal 7:
2. Pemotong Pajak wajib memberikan bukti pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 baik
diminta maupun tidak pada saat dilakukannya pemotongan pajak kepada Pegawai yang
berhak menerima Uang Pesangon, Uang Manfaat Pensiun,Tunjangan Hari Tua, atau
21
3. Kewajiban menghitung, memotong, menyetorkan, dan melaporkan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan kewajiban memberikan bukti pemotongan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), tetap dilakukan terhadap Pegawai yang dikenai tarif Pajak
Pasal 8:
1. Dalam hal pembayaran Uang Pesangon dialihkan oleh pemberi kerja kepada Pengelola
dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2), pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 dilakukan
2. Dalam hal pembayaran Uang Pesangon dialihkan oleh pemberi kerja kepada Pengelola
Dana Pesangon Tenaga Kerja dengan pembayaran secara bertahap atau berkala
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3), pemberi kerja tidak melakukan
pada ayat (2) dilakukan oleh Pengelola Dana Pesangon Tenaga Kerja pada
22
BAB V
PENUTUP
bekerja sekian tahun dan sudah memasuki usia pensiun atau ada sebab-sebab lain sesuai
dengan perjanjian yang telah ditetapkan. Penghasilan dalam hal ini biasanya diberikan
dalam bentuk uang dan besarnya tergantung dari peraturan yang ditetapkan.
Manfaat atau tujuan penyelenggaraan dana penerima pensiun dapat dilihat dari
dua atau tiga pihak yang terlibat. Jika hanya dua pihak berarti antara pemberi kerja
dengan karyawannya sendiri. Sedangkan jika tiga pihak , yaitu pemberi kerja, karyawan
dan lembaga pengelola dana pensiun, dimana kemudian masing-masing pihak memiliki
tujuan tersendiri.
ditentukan sebagai berikut : sebesar 0% (nol persen) atas penghasilan bruto sampai
dengan Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah); sebesar 5% (lima persen) atas
penghasilan bruto di atas Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan Rp
100.000.000,00 (seratus juta rupiah); sebesar 15% (lima belas persen) atas penghasilan
(lima ratus juta rupiah); sebesar 25% (dua puluh lima persen) atas penghasilan bruto di
23
DAFTAR PUSTAKA
Tentang Tarif Pajak Penghasilan Pasal 21 atas Penghasilan berupa Uang Pesangon,
Uang Manfaat Pensiun, Tunjangan Hari Tua, dan Jaminan hari Tua yang dibayarkan
https://www.ortax.org/ortax/?mod=forum&page=show&idtopik=16255&hlm=2
Pesangon, Uang Manfaat Pensiun, Tunjangan Hari Tua, dan Jaminan hari Tua yang
Pajak Penghasolan Tahunan dalam Jurnal Integrasi. Batam, Indonesia. Vol. 4 No.2
Hal 187-193.
Wardhani, I Gusti Ayu Komang Kusuma dan I Nyoman Widana. 2014. Perhitungan Dana
Pensiun dengan Metode Projected Unit Credit dan Individual Level Premium dalam
19.00 WIB.
24